Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENCEMARAN UDARA DI YOGYAKARTA

Diajukan sebagai tugas mata kuliah


Pengetahuan Lingkungan

Dosen Pembimbing:
Ir. Sakti Adji Adisasmitha, Msi, M.Eng. Sc, Ph.D
Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly. M.T.

Disusun Oleh :
Firdha Nurhikmah NIM: D131171307
Nurafni Fitrisari Affandi NIM: D131171317

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan Permasalahan ...................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................
2.1 Pengertian & Penyebab Pencemaran Udara ....................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Pencemaran Udara ........................................................... 5
2.3 Komponen Pencemaran Udara ........................................................... 6
2.4 Dampak Pencemaran Udara ............................................................... 11
2.5 Tingkat Pencemaran Udara di Yogyakarta ......................................... 13
2.6 Cara Mengatasi Pencemaran .............................................................. 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 18
3. 1 Kesimpulan ................................................................................... 18
3. 2 Saran ............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pencemaran udara di


Yogyakarta ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Gowa, 18 November 2017

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Udara merupakan faktor yang sangat penting bagi berlangsungnya

kehidupan, udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan

komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen,

20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri

dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan

"Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti

tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang

menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan

udara sudah tercemar/terpolusi.

Akhir-akhir ini kualitas udara disekitar kita semakin buruk ini terlihat

dari berbagai macam penyakit infeksi saluran pernafasan atas yang banyak

diderita oleh sebagian besar masyarakat terlebih di daerah perkotaan. Hal ini

disebabkan banyak faktor terutama polutan yang dihasilkan oleh kendaraan

bermotor dan makin kurangnya lahan terbuka hijau di daerah perkotaan,bukan

hanya itu bahkan di daerah pedesaaan yang dikenal dengan udaranya yang sejuk

mulai ditemukan berbagai macam bentuk pencemaran udara diantaranya adalah

usaha pembukaan lahan dengan cara membakar hutan dan lahan gambut masalah

ini berdampak sampai ke kota-kota besar bahkan negara tetangga.

Saat ini peningkatan pembangunan kota dan pusat-pusat industri memicu

meningkatnya transportasi di Yogyakarta. Dari tahun 2007 – 2014 tercatat rerata

1
lonjakan kendaraan di Yogyakarta mencapai angka 1.441.538 per tahun, hal ini

membuat kualitas udara di Yogyakarta pun mengalami perubahan yang

disebabkan oleh pencemaran udara oleh emisi gas buang kendaraan/ gas CO.

Polusi gas CO dapat mengganggu kehidupan manusia, jika terhirup oleh manusia

maka molekul tersebut akan masuk kedalam saluran pernapasan kemudian masuk

ke paru – paru dan akan menempel pada hemoglobin darah, serta dapat

menyebabkan iritasi mata, sesak napas, pusing-pusing.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa itu pencemaran udara dan apa penyebabnya?

2. Apa jenis-jenis pencemaran udara?

3. Apa komponen pencemaran udara?

4. Apa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara?

5. Bagaiamana tingkat pencemaran udara di Yogyakarta?

6. Bagaimana mengatasi pencemaran udara?

I.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dan penyebab pencemaran udara?

2. Mengetahui jenis-jenis pencemaran udara?

3. Mengetahui komponen pencemaran udara?

4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara?

5. Mengetahui tingkat pencemaran udara di Yogyakarta?

6. Mengetahui cara mengatasi pencemaran udara?

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian dan Penyebab Pencemaran Udara

Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23

tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran

yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari

pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa

alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas,

dan awan panas.

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau

dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh

kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407

tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara,

pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau

komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan

manusia.

Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-baha

atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi

udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing

3
tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat

menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan.

Perkembangan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam

industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang

menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup

disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yakni :

a. karema faktor internal (secara alamiah), contoh :

1. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin.

2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas

vulkanik.

3. Proses pembusukan sampah organik, dll.

b. karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :

1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil.

2. Debu / serbuk dari kegiatan industri.

3. Pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan suatu campuran

dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau zat yang

masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.

Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan

geografi dan meteorology setempat.

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak

berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-banar bersih

sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota besar yang banyak industrinya dan

4
padat lalu lintasnya. Udar ynag tercemar dapat merusak lingkungan dan

kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan lingkingan berarti berkurangnya

(rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup

manusia.

Sebenarnya secara alamiah, udara / atmosfer mempunyai kemampuan

mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya setiap zat pencemar ke

dalamnya. Karena secara alami udara / atmosfer mempunyai keterbatasan dalam

menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat pencemar memungkinkan

terjadinya dampak negatif terhadap kualitas dan karekteristik udara / atmosfer.

Sealnjutnya akan merubah tingkat laku udara / atmosfer yang memungkinkan

terjadinya perubahan iklim lokal maupun global.

II.2 Jenis-Jenis Pencemaran Udara

Menurut asalnya, pencemaran udar dapat dibagi menjadi dua macam,

yakni :

a. Pencemaran Udara Alami

Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat proses-

proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam

dari laut, debu meteroid dan sebagainya.

b. Pencemaran Udara Non- Alami

Adalah : Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya

tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap,

partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan

buangan nuklir.

5
II.3 Komponen Pencemaran Udara

Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan

teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi.

Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Dari

beberapa macam komponen pencemar udara, amka yang paling banyak

berpengaruh dalam pencemaran udara adalh komponen-komponen berikut ini :

1. Karbon monoksida (CO)

2. Nitrogen oksida (NOx)

3. Belerang oksida (SOx)

4. Partikulat

II.3.1 Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak

berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawa -

129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara,

berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak

menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan

dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses

industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif

sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.

Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :

1. Pembakaran bahan bakar fosil.

2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) denagn karbon

C yang menghasilkan gas CO.

3. Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.

6
Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk

daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat,

udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota

atau desa, cemaran CO diuadra relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka

dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal

ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO

yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu

tempat karena perpindahan ke tempat lain.

II.3.2 Nitrogen Oksida (NO2)

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen

mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat

gas NO2 adalh berwarna dan berbau, sedangakn gas No tidak berwarna dan tidak

berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat

hidung.

Kadar NOx diudara daearh perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih

tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena

berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah

kadar NOx diudara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik,

pembuangan sampah dan lain-lain.

Pencemaran gas NOx diudara teruatam berasal dari gas buangan hasil

pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri stasioner atau mesin-

mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami.

Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang

mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut :

7
NO2 + sinar matahari NO + O

O + O2 O3 (ozon)

O3 + NO NO2 + O2

II.3.3 Belerang Oksida (SOx)

Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2

dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan

tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah

bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau

H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) bneda-benda

lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses

kimiawi lainnya.

Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia

(tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Gas dari

pada gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian

gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian

membentuk gas SO3 melalui reaksi berikut :

2SO2 + O2 (udara) 2SO3

Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan

industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan

kadar gas SOx diudara meningkat. Reaksi antara gas SOx denagn uap air yang

terdapat diudara akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam

sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan,

terjadilah apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam

sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada

8
beberapa negar industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat

serius karean sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan

asam akan mengakibatkan lingkunagn semakin parah.

Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara

yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya.

Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula

berbenruk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS 2 dan

Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkannya

SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada

proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga

sekaligus menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang

merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida

menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :

2ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO2

2PbS + 3O2 2PbO + 2SO2

Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahna

bakar, penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung drai keadaan

meteorology dan geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi

kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan

berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan

asam inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman)

karena banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu

bara maupun minyak bumi di negeri itu.

9
II.3.4 Partikulat

Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama denagn bahan

atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit

sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian

yang lebih luas, dalam kaitan dengan masalah pencemaraan lingkungan, pencemar

partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana

sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan

bentuk pencemaran udara.

Sunber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga

dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang

lebih baik. Pencemaran partikel yang bersaal dari alam contohnya adalah :

1. Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.

2. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibat letusan

gunung berapi.

3. Semburan uap iar panas disekitar daerah sumber panas bumi didaerah

pegunungan.

Pencemaran partikel yang berasal dari alam sering kali dianggap wajar.

Kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi tingkat

kenyamannan hidup maka hal tersebut dianggap sebagai musibah bencana alam.

Pencemaran partikel yang berasal dari alam yang pernah tercatat sebagai suatu

kejadiaan yang hebat adalah pencemaran partikel akibat letusan gunung Krakatau

pada tahun 1885. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar akibat letusan

gunung Krakatau, tidak hanya jatuh disekitar selat Sunda (Jawa Barat dan

10
Lampung) saja, namun sempat melayang diatmosfer mengelilingi dunia dalam

waktu yang cukup lama sebelum akhirnya jatuh didaratan Eropa.

Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup, adalah pada

saat partikel masih melayang-layang sebagai pemcemar diudara sebelum jatuh ke

bumi. Waktu hidup partikel berkisar anatra beberapa detik sampai beberapa bulan.

Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa

jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah

“mati” karena jatuh mengendap dibumi, dapat “hidup” kembali apabila tertiup

oleh angin kencang dan melayang-layang lagi diudara.

Sumber pencemaran partikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal

dari pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat

transportasi.

II.4 Dampak Pencemaran Udara

Dampak/pengaruh pencemaran udara bisa mempengaruhi terhadap

makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak langsung

II.4.1 Dampak/pengaruh pencemaran udara dalam bentuk tabel

Tabel 1. Dampak pencemaran udara berupa gas

11
Sumber: Ismail (2013). Makalah Pencemaran Udara.

Tabel 2. Dampak Pencemaran udara berupa partikel

Sumber: Ismail (2013). Makalah Pencemaran Udara.

12
II. 5 Pencemaran Udara di Yogyakarta

Tingkat pencemaran lingkungan hidup di Daerah Istimewa Yogyakarta,

meningkat di atas 250 persen kurun waktu tahun 2011 hingga 2014.

"Kurun waktu 3 tahun saja, terjadi peningkatan pencemaran lingkungan

hidup di DIY, hingga diatas 250 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)

DIY Bambang Kristianto dalam Laporan Statistik Lingkungan Hidup DIY tahun

2015/2016, di Yogyakarta, Minggu (23/10).

Pencemaran yang paling banyak terjadi pada tahun 2014 berupa

pencemaran udara, yaitu terjadi di 415 desa/kelurahan, sedangkan pencemaran air

terjadi di 44 desa/kelurahan dan pencemaran tanah terjadi di 4 desa/kelurahan.

"Data ini menggambarkan semakin menurunnya kualitas udara yang ada

di DIY. Terutama soal pencemaran udara yang meningkat dratis dari tahun 2011

yang tercatat terjadi pada 127 desa/kelurahan, menjadi 415 desa/kelurahan pada

tahun 2014," jelas Bambang, dikutip ANTARA.

Berbagai aktivitas warga ikut berkontribusi terhadap peningkatan

pencemaran, seperti pencemaran air dan tanah akibat pengolahan limbah industri

yang tidak tepat dan pencemaran udara, akibat pembakaran pada kendaraan

bermotor yang tidak sempurna.

Namun, selain aktivitas manusia, pencemaran lingkungan hidup juga

dapat timbul dari alam seperti gunung meletus, gas beracun, dan lain-lain, yang

tidak dapat dihindari.

13
Tabel 3. Gambaran Umum Kualitas Udara di Yogyakarta 2015

Sumber: Nabilah (2017). Analisis Cluster Tingkat Kualitas Udara Ambien Jalan
Raya di DIY 2015.

Tabel 3 merupakan gambaran umum kualitas udara ambien jalan raya

di DIY tahun 2015 berdasarkan tujuh jenis polutan, suhu, dan kebisingan.

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa dari sembilan variabel yang digunakan

variabel yang berada di atas baku mutu yang telah ditetapkan adalah debu

diameter 10 yaitu dengan nilai konsentrasi tertinggi 445,10 ug/m3 dan kebisingan

dengan intensitas kebisingan tertinggi 75,10 DB(A).

Sedangkan untuk 6 variabel lain masih berada di bawah baku mutu

(variabel suhu tidak memiliki baku mutu). Lokasi depan Hotel Shapir, Jl. Solo Yk

merupakan jalan raya padat kendaraan, minim adanya pepohonan, dan memiliki

ukuran jalan yang cukup sempit. Pada awal tahun 2015, di sekitar titik H terdapat

14
pembangunan Lippo Mall yang ditargetkan beroperasi pada bulan Mei 2015

sedangkan pengukuran dilakukan pada bulan Maret 2015. Pembangunan Lippo

Mall ini menghasilkan banyaknya debu diameter 10 yang sangat tinggi. Tingginya

konsentrasi polutan debu diameter 10 ini dikarenakan oleh terbawanya debu

diameter 10 oleh angin dan lalu lalang kendaraan dari tempat pembangunan Lippo

Mall yang berada di sekitar lokasi tersebeut. Sedangkan tingginya intensitas

kebisingan ini menandakan bahwa kepadatan lalu lintas di Depan Pizza Hut, Jl.

Jend. Sudirman Yk., dan Depan Mirota, Jl. Godean Yk yang tinggi. Namun secara

keseluruhan gambaran kualitas udara ambien jalan raya di DIY tahun 2015 masih

tergolong baik karena rata-rata setiap variabel penelitian masih berada di bawah

baku mutu yang telah ditetapkan.

II.6 Cara Mengatasi Penemaran Udara

Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat

luas dan sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan

pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha

untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara

utama , yakni :

- Penanggulangan Secara Non-teknis

- Penanggulangan Secara Teknik

II.6.1 Penanggulangan Secara Non-teknis

Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan

dikenal istilah penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk

15
mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara

menciptakan peraturan perundanagn yang dapat merencanakan, mengatur dan

mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa

sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang

dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang

kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan disuatu tempat yang

antara lain meliputi :

- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)

- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi

- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan

- Menanamkan Perilaku Disiplin

II.6.2 Penanggulangan Secara Teknis

Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran

lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara

teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan

secara teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam penanggulangan secara

teknis tergantung pada faktor berikut :

- Mengutamakan keselamatan lingkungan

- Teknologinya telah dikuasai dengan baik

- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan

Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal

penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :

16
- Mengubah proses

- Menggantikan sumber energi

- Mengelola limbah

- Menambah alat bantu

Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri

sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-

sama, tergantung kepada kajian dan kenyataan yang sebenarnya.

Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi denagn

cara sebagai berikut :

- Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri

- merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada

- cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas

yang

- tidak beracun.

- Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2,

maka

- diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system tebang tanam,

- memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul, gerakan

- menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak taman kota.

- Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga

lstrik

- dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.

17
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Pencemaran udara diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam

udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan

atau keadaan normalnya.

2. Secara umum penyebab pencemaran udara karena faktor internal (secara

alamiah) dan faktor eksternal (karena ulah manusia)

3. Polutan-polutan pencemaran udara terdiri dari CO, CO2, NO, NO2, SO2, SO3,

partikulat dan ozon.

4. Pencemaran udara dapat diatasi denagn beberapa solusi, antara lain :

- Merancang alat yang dapat mengubah polutan menjadi gas yang tidak

berbahaya.

- Mengadakan reboisasi.

- Mengurangi konsentrasi polutan diatmosfer.

III.2 Saran

Saran agar pembaca sadar akan menjaga lingkungan. Dimanapun

tempatnya, lingkungan harus tetap dijaga.

18
DAFTAR PUSTAKA

CNN (2016). Pencemaran Lingkungan di Yogyakarta.


https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161023224728-20-
167372/pencemaran-lingkungan-di-yogyakarta-meningkat-250-persen/
diakses pada tanggal 19 November 2017.

Nabilah, I., P., W.. 2015. “Analisis Cluster Tingkat Kualitas Udara Ambien Jalan
Raya di DIY 2015”. Artikel. 1:1. 182.

Pohan, Nurhasmawati. 2002. Pencemaran Udara dan Hujan Asam. Sumatera


Utara: Universitas Sumatera Utara Press.

19

Anda mungkin juga menyukai