TANAH LONGSOR
Disusun Oleh :
Mona Apriliasari
Kelas : XI IPS4
SMA N 1 KADUGEDE
2017
KATA PENGANTAR
Penulis
KATA PENGANTAR
2
KATA PENGANTAR .......................................................i
DAFTAR ISI .................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................1
A. Latar Belakang.............................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................1
C. Tujuan ..........................................................................1
D. Manfaat........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ISI...............................................3
A. Pengertian longsor.......................................................3
B. Proses fisik longsor.......................................................3
C. Gerakan massa batuan................................................4
D. Jenis-jenis longsor........................................................6
E. Penyebab longsor.........................................................9
F. Wilayah rawan longsor................................................12
G. Tahapan mitigasi bencana longsor..............................14
H. Pencegahan longsor....................................................14
I. Penaggulangan longsor...............................................15
BAB III PENUTUP........................................................16
A. Kesimpulan..................................................................16
B. Saran...........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah longsor merupakan hal penting bagi para geografer karena
tiga alasan utama. Pertama, dengan mengikis, mengangkut dan
menyetorkan tanah dan batuan, mereka mewakili salah satu
proses geomorfik penting yang terlibat dalam pembentukan
permukaan bumi. Alasan yang kedua bahwa tanah longsor
merupakan indikator sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Sebagai proses geomorfik, tanah longsor merupakan pengatur
jangka-pendek terhadap suatu gangguan sistem alam. Ketika
tanah longsor terjadi, mereka dengan cepat mengkonversi
lereng yang tidak stabil ke kondisi yang lebih stabil. Alasan ketiga
tanah longsor sering dipelajari oleh ahli geografi adalah karena
tanah longsor dapat menimbulkan bahaya alam yang serius.
Karena melibatkan keterkaitan antara sistem fisik, sosial, dan
ekonomi.
B. Identifikasi Masalah
Apa itu tanah longsor?
Bagaimana proses fisik terjadinya tanah longsor?
Apa saja jenis-jenis tanah longsor?
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
tanah longsor?
Bagaimana cara mengatasi tanah longsor?
Bagaimana cara penanggulangan longsor?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami dan
mengetahui lebih dalam tentang fenomena lingkungungan yakni
1
tanah longsor sehingga kedepannya tidak mengalami kekeliruan
dalam upaya pengendalian terhadap dampak buruk yang akan
terjadi lagi bagi kelangsungan hidup sesuai dengan rumusan
masalah yang telah dikemukakakan diatas, maka penulis
merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tanah longsor.
Untuk mengetahui jenis-jenis proses terjadinya tanah longsor.
Untuk mengetahui dampak atau akibat yang dituimbulkan
oleh tanah longsor terhadap kehidupan manusia dan
lingkiungan.
Untuk mengetahui Upaya apa sajakah yang dapat ditempuh
untuk mengurangi dan mencegah terjadinya tanah longsor.
D. Manfaat
Manfaaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
memberikan kita pengetahuan dan wawasan mengenai apa yang
dimaksud dengan tanah longsor, mengetahui tentang jenis-jenis
proses terjadinya tananh longsor, dampak yang ditimbulkan oleh
tanah longsor terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, dan
usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah
dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh tanah longsor.
Pengetahuaan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
kita untuk menjaga lingkungan serta mngubah pola hidup untuk
mendukung pelestarian lingkungan hidup.
2
BAB II
PEMBAHASAN ISI
3
memisahkan gerakan massa' menjadi dua kategori, yaitu :
"penurunan" (yang merupakan materi yang tenggelam vertikal)
dan gerakan-gerakan yang terjadi di lereng. "Pegerakan lereng"
ini kemudian biasanya pertama menjadi "Tanah Longsor" seperti
yang disefinisikan diatas. Dan yang kedua, dalam pegerakan
lambat yang lebih luas dan yang tidak jelas seperti "merayap",
"merosot" dan "mengelembung". Dari semua klasifikasi tanah
longsor yang berbeda-beda yang pernah ada, Sistem yang di
buat oleh Varnes (1978) sering disukai karena pembuatannya
cukup sederhana dan mudah untuk diterapkan di lapangan.
Dalam menerapkan klasifikasi ini, penting untuk diingat bahwa
kriteria material mengacu pada material asli lereng tersebut,
bukan dengan apa yang akhirnya akan muncul dalam setoran
(reruntuhan).
4
Curah hujan yang besar
Perubahan keadaan vegetasi penutup lahan (aktifitas
manusia)
5
menyebabkan kematian belasan orang dan menghancurkan
pemukiman di sekitarnya. Beban tumpukan sampah yang berat
itu membebani lapisan tanah di bawahnya. Dalam musim
penghujan, air hujan disamping menambah beban juga bertindak
menambah besarnya tenaga untuk mengerakkan sampah dan
lapisan tanah menuruni lereng.
Macammacam gerakan massa adalah :
1. Creep (rayapan), yaitu tanah yang bergerak sangat pelan.
Ciricirinya antara lain : pelengkungan pohon, miringnya
tiangtiang.
2. Solifluction, yaitu campuran material kasarhalus yang
bergerak karena jenuh air.
3. Fall (jatuhan), yaitu meluncurnya massa karena grafitasi tanpa
bidang pelun-cur (jatuh bebas).
4. Slide, yaitu pergerakan massa dengan cepat melewati bidang
peluncur.
5. Subsidence (amblesan), yaitu gerakan ke bawah tanpa
permukaan bebas.
Semuanya adalah gejala gerakan massa batuan dan semua
gerakan ini terjadi apa bila terdapat gangguan dalam
keseimbangan.
6
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak
pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga
longsoran translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau
material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.
Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah.
7
5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak
lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis
tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang
cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-
tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
8
Tabel Faktor-faktor utama penyebab gerakan tanah
Faktor Penyebab Mekanisme Utama
1. Hilangnya penahan lateral a. Aktifitas erosi
b. Pelapukan
c. Kemiringan lereng bertambah akibat
gerakan
d. Pemotongan bagian bawah.
2. Kelebihan beban tanah a. Air hujan yang meresap pada
tanah.
b. Penimbunan bangunan
c. Adanya genangan air di lereng bagian
atas.
3. Getaran a. Gempa bumi
b. Getaran karena ulah
manusia/kendaraan
4. Hilang tahanan bagian a. Pengikisan oleh air
bawah b. Pemotongan lereng bagian
bawah.
c. Erosi
d. Penambangan atau pembuatan
terowongan.
5. Tekanan lateral a. Pengisian air di pori-pori antar
butir tanah.
b. Pengembangan tanah.
Sumber: Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung 2000.
9
Musim kering yang panjang akan menyebabkan
terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam
jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-
pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan
merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan
menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan
cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan,
intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi,
sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh
dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim
dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang
merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian
dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor
dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan.
Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.
b. Lereng Terjal
10
sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki
potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila
terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air
dan pecah ketika hawa terlalu panas.
f. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh
gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran
lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya
11
adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah
menjadi retak.
g. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada
lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya
pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar
tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah
sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang
arahnya ke arah lembah.
h. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah
tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar
tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
i. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan
pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing
dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah
tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah
asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan
akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti
dengan retakan tanah.
12
* Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif
landai.
* Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing
lembah.
* Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan
bekas longsoran kecil pada longsoran lama.
k. Penggundulan Hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang
relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat
kurang.
l. Daerah Pembuangan Sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk
pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat
mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah
dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi.
Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih
meninggal.
13
Sumatera Barat 100 Lokasi
Sumatera Utara 53 Lokasi
Yogyakarta 30 Lokasi
Kalimantan Barat 23 Lokasi
Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali,
dan Jawa Timur.
DAFTAR KEJADIAN DAN KORBAN BENCANA TANAH LONGSOR 2009-
2011
Korban LP
Jumlah JL
No Jiwa R
Propinsi Kejadia RH RR RT (m
. (ha
n MD LL )
)
19 175 229 70
1. Jawa Barat 77 166 108 140
8 1 0 5
2. Jawa Tenah 15 17 9 31 22 200 1 75
3. Jawa Timur 1 3 - - 27 - 70 -
Sumatera
4. 5 63 25 16 14 - 540 60
Barat
Sumatera
5. 3 126 - 1 40 8 - 80
Utara
Sulawesi
6. 1 33 2 10 - - - -
Selatan
7. Papua 1 3 5 - - - - -
25 18 24 75 92
Jumlah 103 411 149
6 54 98 1 0
Sumber : . Pusat Mitigasi Bencana Geologi
Keterangan :
MD : Meninggal dunia
ML : Luka - luka
RR : Rumah rusak
RH : Rumah hancur
RT : Rumah terancam
BLR : Bangunan lainnya rusak
BLH : Bangunan lainnya hancur
LPR : Lahan petanian rusak ( dalam hektar)
14
JL : Jalan terputus
Tampak bahwa kejadian bencana dan jumlah korban bencana
tanah longsor di Propinsi Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan
propinsi lainnya. Hal demikian disebabkan oleh faktor geologi, morfologi,
curah hujan, dan jumlah penduduk serta kegiatannya.
15
dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat
dan aparat pemerintah
Pemeriksaan bencana longsor Bertujuan mempelajari penyebab,
proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara penanggulangan
bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.
H. Pencegahan longsor
Untuk mencegah terjadinya tanah longsor, masyarakat diimbau :
menanam pohon berakar kuat di lereng yang terjal,
tidak mencetak sawah di bagian atas lereng terjal,
tidak memotong lereng terjal di bagian bawah,
tidak membuat kolam air di lereng bagian atas, terutama
dasar kolam yang tidak kedap air,
tidak melakukan tindakan yang menimbulkan getaran di
lereng terjal,
tidak menebang pohon di lereng terjal, dan
upayakan di lereng bagian atas ditanami tanaman keras, di
lereng bagian tengah berupa perkebunan, dan lereng
bawah persawahan dan permukiman.
penyebaran informasi mengenai bahaya longsor,
menyampaikan anjuran, dan larangan kepada masyarakat,
terutama yang tinggal di daerah rawan longsor.
I. penanggulangan longsor
1 Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah
penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban
tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain:
Kondisi medan
Kondisi bencana
Peralatan
16
Informasi bencana
2.Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial,
ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan
tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak
berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah
longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor
tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang
disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-
bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para ahli geografi memiliki peran besar dalam bahaya
longsor dan penilaian terhadap risiko yang ditimbulkan. Hal
tersebut terjadi karena resiko akibat dari keterkaitan antara
lingkungan manusia dan fokus tradisional studi geografis. Hal
itu bukan peran eksklusif, karena selalu ada kebutuhan yang
spesial di berbagai bidang seperti fisika tanah, ekonomi dan
teknik. Namun, para geograf juga memberikan kontribusi
khusus untuk daerah-daerah penelitian lereng stabil dengan
mengembangkan model dan menyediakan informasi
empiris dari pemantauan lapangan. Proses longsor sendiri
merupakan produk dari keterkaitan antara sejumlah
sistem alam, termasuk geologi, geomorfologi, hidrologi,
iklim dan penggunaan sistem tanah oleh manusia. Memahami
tanah longsor memerlukan kemampuan untuk
menganalisis hubungan antara sistem ini. Para geograf telah
mampu memberikan kontribusi yang berharga di daerah ini
17
karena mereka umumnya memeriksa berbagai kondisi
dalam pandangan dari perspektif spasial dan temporal di
berbagai skala. Dari semua itu, para geograf menafsirkan
proses ini sebagai komponen dari suatu sistem fisik manusia.
Hal tersebut menyoroti tidak hanya risiko dan
kerentanan masyarakat tetapi juga mengungkapkan faktor
manusia sebagai penyebab stabilitas lereng. Karena Indonesia
termasuk negara yang rentan akan Tanah Longsor, apalagi
didaerah yang dilewati oleh dua sirkum pengunungan aktif
dunia, maka dari itu kita harus mengerti bagaimana cara-cara
menangulagi bencana ini agar kelak tidak akan memakan
banyak korban.
B. Saran
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa
ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa
menyerap).
Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum
pembangunan).
Vegetasi kembali lereng-lereng.
Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan
lokasi hunian.
Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari
bencana tanah longsor adalah :
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian
atas di dekat pemukiman
Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila
membangun permukiman
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak
masuk ke dalam tanah melalui retakan
Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal
18
Jangan menebang pohon di lereng
Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal
Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal
Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
DAFTAR PUSTAKA
19