Anda di halaman 1dari 21

FENOMENA GEOSFER BERUPA TANAH LONGSOR

AKIBAT CURAH HUJAN YANG TINGGI DI


BEBERAPA KECAMATAN KOTA TUBAN

MAKALAH GEOGRAFI

Disusun oleh :
1. Alvian Dhani Mahendra (01)
2. Dasha Nafiatus Ananda (06)
3. Eudia Karunia Vandya (11)
4. Frilia Shafitri Hardi (16)
5. Mochammad Alifyan Azriel (23)
6. Nabila Laila Hartini (27)
7. Salsa Izzatul Arsy (33)
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 MALANG
KOTA MALANG

OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Geografi yang membahas tentang
Fenomena Geosfer ini. Kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca
dan dapat menjadi sumber referensi siswa maupun guru sehingga pembaca
memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai Fenomena Geosfer.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Tanpa kerja keras dan bantuan pihak lain, pastilah
penyusun tidak dapat membuat makalah ini dengan baik.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit hambatan yang telah penyusun
lalui. Hal itu tentu mempengaruhi isi daripada makalah yang telah disusun ini.
Berkenaan dengan hal tersebut, kesalahan dalam makalah pastilah ada. Oleh karena
itu, kami berharap agar pembaca dapat memberi kritik dan saran demi tercapainya
kesempurnaan makalah yang ini.

Malang, Oktober 2019


Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................…........................ .i
DAFTAR ISI................................................................................................... .ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................. 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................... 2
2.1 Definisi Tanah Longsor Menurut Para Ahli.......................... 2
2.2 Definisi Curah Hujan Menurut Para Ahli.............................. 3
2.3 Definisi Fenomena Geosfer Menurut Para Ahli.....................3
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................….......4
3.1 Pengertian secara umum Fenomena Geosfer…................... 4
3.2 Pengertian dan Proses terjadinya Tanah Longsor................ 6
3.3 Penyebab dan dampak Tanah Longsor…………………..... 6
3.4 Pengertian Curah Hujan……..…………………………..... 8
3.5 Peran Pemerintah dan Masyarakat…………..…………..... 9
3.6 Dampak Tanah Longsor di Kota Tuban………..………..... 9
3.7 Keadaan jalan penghubung di Kota Tuban……….……..... 10
BAB V PENUTUPAN............................................................................. 12
4.1 Kesimpulan.......................................................................… 12
4.2 Saran................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe
dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum
kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan
faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Proses terjadinya tanah longsor terjadi karena : air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Bila air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berfungsi sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi
licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan
keluar lereng.Tanah longsor yang terjadi perlu diperhatikan oleh masyarakat
luas terlebih lagitentang dampak yang dapat ditimbulkan, usaha mencegah
bencana tanah longsor dan mitigasibencana tanah longsor. Tanah longsor
dapat memakan korban jiwa yang banyak dan prosesevakuasi yang berjalan
dengan lama.
Bencana tersebut menganggu aktvitas manusia danmenimbulkan banyak
kerugian bagi manusia. Kejadian tanah longsor perlu diwaspadaimengingat
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki rawan longsor dan berbagai
bencanalainnya. Masyarakat luas perlu mewaspadai adanya bahaya longsor
dengan terusmemperhatikan keseimbangan alam dan menjaga alam supaya
bahaya bencana tersebut tidakterjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah fenomena geosfer itu ?
2. Apa yang dimaksud dengan tanah longsor dan bagaimana proses terjadinya
tanah longsor ?
3. Apa saja penyebab serta dampak dari timbulnya bencana tanah longsor ?
4. Apa itu curah hujan ?
5. Bagaimana usaha dari pemerintah maupun masyarakat dalam menanggulangi
bencana tanah longsor ?
6. Apa saja dampak tanah longsor di Kota Tuban dan bagaimana tanggapan
pemerintah maupun masyarakat ?
7. Bagaimana keadaan jalan penghubung akibat bencana tanah longsor tersebut
sekarang ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1) Umum :
· Mengetahui secara umum fenomena geosfer
· Mengetahui pengertian dan proses terjadinya tanah longsor
· Mengetahui penyebab serta dampak dari tanah longsor
· Mengetahui kejadian curah hujan
· Mengetahui macam penanggulangan tanah longsor
· Mengetahui dampak tanah longsor di Kota Tuban
· Mengetahui keadaan jalan penghubung di Kota Tuban terkini
setelah kejadian bencana tanah longsor
2) Khusus :
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi mengenai materi kelas
X tentang metode penelitian dan penulisan fenomena geosfer yang
baik dan benar serta langkah langkah penelitian.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah Longsor Menurut Para Ahli


Definisi tanah longsor telah mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun. Berikut ini definisi tanah longsor dari beberapa tokoh :
1. Skempton dan Hutchinson (1969), tanah longsor atau gerakan tanah
didefinisikan sebagai gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau
batuan penyusun lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan
peyusun lereng tersebut.
2. Varnes (1978) mengusulkan terminologi gerakan lereng (slope movement)
yang dianggap lebih tepat untuk mendifinisikan longsoran yaiitu sebagai
gerakan material penyusun lereng ke arah bawah atau keluar lereng di bawah
pengaruh gravitasi bumi.
3. Brunsden (1984) mengusulkan gerakan massa (mass movement) yang
dianggap lebih tepat dipakai dalam mendefinisikan proses gerakan massa
penyusun lereng, daripada istilah longsoran (landslide) yang lebih popular
dikenal di masyarakat.
4. Arsyad (1989) mengemukakan bahwa longsor terjadi sebagai akibat
meluncurnya suatu volume di atas suatu lapisan agak kedap air yang
jenuh air. Dalam hal ini lapisan terdiri dari tanah liat atau mengandung
kadar tanah liat tinggi dan juga dapat berupa lapidan batuan seperti napal
liat (clay shale) setelah jenuh air akan bertindak sebagai peluncur.
5. Crudden (1991) mendifinisikan longsoran (landslide) sebagai pergerekan
suatau massa batuan , tanah atau bahan rombakan, material penyusun
lereng (yang merupakan pencampuran tanah dan batuan) menuruni lereng.
6. Brook dkk. (1991) mengatakan bahwa tanah longsor adalah selah satu
bentuk dari gerak massa tanah, batuan, dan runtuhan batuan/tanah yang
terjadi seketika yang bergerak menuju lereng bawah yang dikendalikan
oleh gaya gravitasi dan meluncur dari atas suatu lapisan kedap yang jenuh
air (bidang luncur). Oleh Karena itu tanah longsor dapat juga dikatakan
sebagai bentuk erosi.
7. Selby (1993) menjelaskan bahwa longsoran (landslide) hanya tepat
diterapkan pada proses pergerakan massa yang melalui suatu bidang
gelincir (bidang luncur) yang jelas.
8. Karnawati (2005) sebenarnya longsoran merupakan salah satu jenis
gerakan massa tanah ataupun batuan ataupun bahan rombakan yang
menuruni lereng.
2.2 Definisi Curah Hujan Menurut Para Ahli
Berikut ini definisi curah hujan dari beberapa tokoh :
1. Menurut Para Ahli Menurut World Climate Conference (1979) Sintesis
kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik
cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda
dengan keadaan pada setiap saatnya.
2. Menurut Glenn T. Trewartha (1980) Konsep abstrak yang menyatakan
kebiaasan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu daerah selama
kurun waktu yang panjang
3. Menurut Gibbs (1978) Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer,
antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi di suatu
daerah selama kurun waktu yang panjang.

2.3 Definisi Fenomena Geosfer Menurut Para Ahli


Berikut ini definisi fenomena geosfer dari beberapa tokoh :
1. Merriam-Webster, Geosfer adalah salah satu cangkang atau lapisan bola
di dalam bumi yang dibatasi di atas dan di bawah oleh diskontinuitas.
2. Wikipedia, Geosfer dapat diambil sebagai nama kolektif untuk atmosfer,
litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer.
3. Fisika Aristotelian, Istilah ini diterapkan pada empat tempat alami bola,
terkonsentrasi di sekitar pusat Bumi, seperti yang dijelaskan dalam kuliah
Fisika dan Meteorologi. Mereka dipercaya untuk menjelaskan gerakan
dari empat elemen terestrial: Bumi, Air, Udara dan Api.
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data dalam penyusunan makalah ini maka digunakan
metode penelitian berupa kajian pustaka dengan mencari sumber sumber dari
internet yang terpercaya. Mengapa kami menggunakan metode ini karena
yaitu :

1) Lebih efisien dan ringkas serta menghemat waktu


2) Sudah banyak sumber terpercaya dan dapat dibuktikan ke asliannya
3) Banyak sumber sumber yang menganalisis lebih detail permasalahan ini
4) Sumber sumber yang didapat banyak yang menggunakan metode wawancara
maupun ke tempat lokasi kejadian
5) Kami tidak hanya mencari 1 sumber namun banyak referensi yang digunakan
agar informasi yang didapat sesuai fakta
6) Banyak sumber yang sudah terpercaya dan sesuai pendapat para ahli
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian secara umum Fenomena Geosfer


Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu
geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan unsur
unsur geosfer.Sedangkan, Fenomena-fenomena geosfer adalah
kejadian-kejadian alam yang menyangkut Atmosfer, litosfer, biosfer,
antroposfer, serta hidrosfer.

a) Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan yang menyelimuti dan melindungi sebuah planet
di tata surya dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di
bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km diatas permukaan tanah sampai
dengan 560 km diatas permukaan bumi. Atmosfer melindungi kehidupan di
bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi
suhu ekstrim diantara siang dan malam. Atmosfer Bumi terdiri atas:
Nitrogen (78.17%), Oksigen (20.97%), Argon (0.9%), Karbondioksida
(variabel, tetapi sekitar 0.0357%), Uap air dan gas.
Lapisan atmosfer bumi juga memiliki lapisan atau bagian-bagian yang
berfungsi untuk melindungi bumi, diantaranya:
 Troposfer
Dengan adanya lapisan ini kehidupan bumi terlindung dari sengatan
radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan lapisan
atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 cm
dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca,
perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan,dan kelembaban yang kita
rasakan sehari-hari berlangsung.
 Stratosfer
Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi. Disini juga tempat
terbangnya pesawat udara. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya
berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya
lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap
radiasi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari untuk
menghindari terjadinya penyebab pemanasan global.
 Mesosfer
Lapisan ini jaraknya kurang lebih 20 mil/40 km diatas permukaan bumi,
disini terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini,
suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah sampai menjadi sekitar
-143°C di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas
permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadinya awan
noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.
 Termosfer
Di lapisan termosfer ini dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum
munculnya erat satelit, lapisan ini berguna untuk memancarkan gelombang
radio jarak jauh.

 Eksosfer
Lapisan Eksosfer berada pada bagian terluar dari atmosfer. Tempat
adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu
meteoritic. Cahaya matahari yang dipantulkan juga disebut cahaya Zodiakal.

b) Litosfer
Litosfer berasal dari dua kata berbahasa Yunani, yaitu Lithos yang berarti
berbatu dan sphere yang berarti padat. Jadi, secara harfiah lithosfer adalah
lapisan bumi yang paling luar atau yang biasa disebut dengan kulit bumi.
Litosfer bumi meliputi kerak bumi dan bagian teratas dari mantel bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang
oleh astenosfer yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan
lebih dalam dari mantel bumi. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan
dalam hal responnya terhadap tegangan. Litosfer tetap pada dalam jangka
waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena
retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer
terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya
gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Litosfer terdapat 2 tipe; (1) Litosfer Benua, ini berhubungan dengan
kerak benua dan Litosfer Benua memiliki kedalaman 40-200 km; (2) Litosfer
Samudera, ini berhubungan dengan kerak samudera dan Litosfer Samudera
memiliki ketebalan 50-100 km.

c) Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer
berasal dari dua kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan.
Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, salju, air tanah,
dan uap air yang terdapat di lapisan udara.

d) Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan,
dan air yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam
pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global
yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka,
termasuk interaksinya dengan unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi.
Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya planet dalam sistem tata surya
yang merupakan tempat yang diketahui untuk mendukung kehidupan.

e) Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral
diantara sfera-sfera. Karena kajian geografi merupakan tema sentral, maka
kajian geografis, sering disebut juga antroposentris.
3.2 Pengertian dan Proses terjadinya Tanah Longsor
Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwageologi yang
merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan atau
percampuran keduanya menuruni atau keluar lereng akibat dari tergangunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi
karena ada gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusunlereng yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Faktor internal yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah adalah
daya ikat (kohesi) tanah atau batuan yanglemah sehingga butiran-butiran
tanah atau batuan dapat terlepas dari ikatannya danbergerak ke bawah dengan
menyeret butiran lainnya yang ada disekitarnya membentuk masayang lebih
besar.
Lemahnya daya ikat atau batuan dapat disebabkan oleh sifat kesarangan
(porositas) dan kelolosan air (permeabilitas) tanah atau batuan maupun
rekahan yang intensif dari masatanah atau batuan tersebut.Sedangkan faktor
eksternal yang dapat memicu terjadinya gerakan tanah terdiri dariberbagai
sebab yang kompleks seperti sudut kemiringan lereng, perubahan
kelembabantanah atau batuan karena masuknya air hujan, tutupan lahan dan
pola pengolahan lahan, pengikisanoleh aliran air, ulah manusia seperti
penggalian dan sebagainya.
Arsyad (1989) mengemukakan bahwa longsor terjadi sebagai akibat
meluncurnya suatuvolume tanah diatas suatu lapisan agak kedap air yang
jenuh air. Lapisan yang terdiri dari tanahliat (mengandung kadar tanah liat)
seteluh jenuh air akan bertindak sebagai peluncur lonsoranakan terjadi jika
terpenuhi 3 keadaan berikut:
a. Adanya lereng yang cukup curam sehingga massa tanah dapat bergerak
atau meluncurkebawah
b. Adanya lapisan dibawah permukaan massa tanah yang agak kedap air
dan lunak, yang akanmenjadi bidang luncur dan
c. Adanya cukup air dalam tanah sehingga lapisan massa tanah tepat
diatas kedap air tersebutmenjadi jenuhLapisan kedap air dapat berupa tanah
liat atau mengandung kadar tanah liat tinggi, ataudapat juga berupa lapisan
batuan, seperti Napal liat (slay shale) (Arsyad dalam Suripin,2011:39).

3.3 Penyebab dan dampak Tanah Longsor


Faktor penyebab terjadinya tanah longsor secara umum ditandai dengan
munculnya retakan-retakan dilerang yang sejajar dengan arah tebing. Tanah
longsor biasanya terjadisetelah hujan, karena banyak muncul mata air baru
secara tiba-tiba, tebing menjadi rapuh,dan banyak kerikil yang mulai
berjatuhan. Disamping faktor penyebab secara umum tersebut,faktor-faktor
lainnya yaitu :
1. Lereng terjal
Lereng yang terjal terbentuk karena adanya pengikisan air sungai, mata
air, air laut, danangin. Lereng yang terjal akan memperbesar gaya
pendorong, sehingga apabila sudutlereng tersebut mencapai 180o
maka akan sangat rawan terjadi longsor.

2. Tanah yang Kurang Padat dan Tebal


Jenis tanah yang kurang padat adalah jenis tanah lempung dan tanah liat
dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter. Jenis tanah tersebut memiliki
potensi untuk terjadintatanah longsor, apabila terjadi hujan. Disamping
itu, tanah ini sangat rentan terhadappergerakan tanah karena lembek
terkena air dan pecah akibat terkena panas.
3. Batuan yang Kurang Kuat
Batuan yang kurang kuat sangat rentan terhadap tanah longsor,
apabila terdapat padadaerah yang memiliki lereng sangat terjal.
4. Jenis Tata Lahan
Jenis tata lahan yang sering terjadi longsor yaitu di daerah persawahan,
perladangan, danadanya genangan air di lereng yang terjal. Di daerah
persawahan akarnya kurang kuatuntuk mengikat butir tanah dan
membuat tanah menjadi lembek dan jenuh terhadap airsehingga mudah
terjadi longsor. Sedangkan di daerah perladangan, penyebab
longsoradalah akar pohon tidak mampu menembus bidang longsoran
yang dalam dan biasanyaterjadi di daerah longsoran yang lama.
5. Getaran
Getaran diakibatkan karena adanya gempa bumi, gunung meletus,
getaran mesin, dangetaran lalu lintas kendaraan.
6. Surutnya Muka Air Danau
Akibat adanya susutan muka air yang sangat cepat di danau, maka dapat
menyebabkangaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut
kemiringannya 220o sehingga mudahterjadi longsor dan penurunan tanah
yang biasanya diikuti oleh retakan.
7. Adanya Beban Tambahan
Akibat adanya beban tambahan, seperti beban bangunan pada lereng dan
kendaraan,maka akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor,
terutama di daerah tikungan jalan di daerah lembah. Akibatnya aka nada
penurunan tanah dan retakan yang arahnyake lembah.
8. Pengikisan (Erosi)
Pengikisan banyak terjadi di aliran sungai yang menuju tebing dank arena
adanyapenggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, sehingga
mengakibatkan tebing menjaditerjal.
9. Adanya Material Timbunan Pada Tebing
Dalam memperluas dan mengembangkan lahan permukiman, umumnya
dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan
pada lembah tersebutbelum menjadi sempurna seperti tanah asli yang
berada di bawahnya. Dengan demikian,apabila terjadi hujan maka akan
terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
10. Longsoran Lama
Longsoran lama pada umumnya terjadi selama dan setelah terjadi
pengendapan materialgunung api pada lereng yang relative terjal atau
pada saat dan sesudah terjadi patahankulit bumi.
11. Penggundulan Hutan
Tanah longsor terjadi akibat adanya penggundulan hutan, karena
pengikatan air tanahsangat kurang.

1. Dampak Positif :
a. Ketika terjadi bencana seperti tanah longsor ini bisa meningkatkan
kesadaran dirisupaya tidak terjadi lagi penebangan hutan dan memperluas
lahan.
b. Meningkatkan kepedulian terhadap korban bencana dan kepedulian
terhadap sesamasecara umumnya.
c. Menjadikan sikap waspada dan siaga bagi masyarakat yang tinggal di
daerah yangrawan tehadap tanah longsor.
d. Bisa menjadikan motivasi dan penelitian oleh para ahli geologi apa yang
bisa menyebabkan tanah longsor terjadi.
2. Dampak Negatif :
a. Mengakibatkan rumah-rumah masyarakat yang tinggal di area tanah
longsor kehilangan tempat tinggal
b. .Mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
c. Memutus jalur transportasi ketika tanah longsor menimbun jalanan
utama.
d. Mengakibatkan perekonomian tersendat di daerah yang terjadi tanah
longsor.
e. Kerugian bagi Negara karena infrastuktur yang tertimbun oleh tanah
longsor

3.4 Pengertian Curah Hujan


Pengertian curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul
dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.
Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air
sebanyak satu liter. Jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu
tertentu yang pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan
tanah horizontal yang diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun
evaporasi.
Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan
jumlah air hujan yang turun di daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu.
Jumlah curah hujan merupakan volume air yang terkumpul di permukaan
bidang datar dalam suatu periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau
tahunan).
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di
atas permukaan horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air
hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak
meresap dan tidak mengalir (Suroso 2006).
Pengertian curah hujan dapat juga dikatakan sebagai air hujan yang
memiliki ketinggian tertentu yang terkumpul dalam suatu penakar hujan,
tidak meresap, tidak mengalir, dan tidak menyerap (tidak terjadi kebocoran).
Tinggi air yang jatuh ini biasanya dinyatakan dengan satuan milimeter. Curah
hujan dalam 1 (satu) millimeter artinya dalam luasan satu meter persegi,
tempat yang datar dapat menampung air hujan setinggi satu mm atau
sebanyak satu liter.

3.5 Peran Pemerintah dan Masyarakat


Pemerintah lebih ditujukan kepada pemahaman masyarakat untuk
memfasilitasi tempat yang terkena dampak tanah longsor. Untuk pemulihan
secara bertahap pemerintah dapat melakukan hal yang utama dengan
mengecek keadaan pemukiman warga yang berdampak dan mengungsikan ke
tempat yang lebih aman dan dapat mudah dijangkau untuk tahap peng
evakuasian. Pemerintah dapat memfasilitasi kedepannya dengan
memperbaikidan memelihara drainase tanah secara jangka panjang,
pembuatan bangunan penahan, terasering dengan sistem drainase yang tepat,
penghijauan dengan tanaman pengakarannya yang dalam dan jarak tanam
yang tepat, mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat, melakukakn
pemadatan tanah disekitar pemukiman, serta relokasi.
Masyarakat juga dihimbau untuk dapat berpindah ketempat yang lebih
aman sebagai dijadikan tempat tinggal dan mampu melihat kondisi alam
sekitarnya, seperti tidak membuang sampah yang sulit diuraikan disekitar
daerah lawan longsor, tidak membangun pemukiman di daerah rawan longsor
maupun tanah di perbukitan yang rapuh, Mitigasi sebagai serangkaian
upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana selain dilakukan
dengan memberikan peringatan dini juga dengan meningkatkan kualitas fisik
(mitigasi truktural) maupun infrastruktur.
Secara nyata peran masyarakat itu terlibat pada pra bencana, saat bencana,
dan pascabencana. Peran masyarakat pada saat pra bencana antara lain (1)
Berpartisipasi pembuatan analisis risiko bencana, (2) Melakukan penelitian
terkait kebencanaan, (3) Membuat Rencana Aksi Komunitas, (4) Aktif dalam
Forum PRB, (5) Melakukan upaya pencegahan bencana, (6) Bekerjasama
dengan pemerintah dalam upaya mitigasi, (7) Mengikuti pendidikan,
pelatihan dan penyuluhan untuk upaya PRB, dan (8) Bekerjasama
mewujudkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

3.6 Dampak Tanah Longsor di Kota Tuban


Dua titik akses jalan penghubung antar kecamatan di Tuban mengalami
longsor setelah tergerus derasnya air hujan yang terjadi beberapa hari terakhir.
Dua titik jalur yang longsor tersebut yaitu Montong dan Singgahan, kemudian
Singgahan dan Parengan. Jalan poros tersebut tampak retak dibagian
permukaan. Kendaraan roda dua maupun roda empat yang akan melintas pun
perlu waspada dan hati-hati.
Ruas jalan Montong-Singgahan yang longsor tepatnya ada di desa
Mulyoagung. Longsor itu disebabkan adanya pergeseran tanah (sleeding),
yang mengakibatkan badan jalan ambles dan bergeser.Sementara pada ruas
jalan Singgahan-Parengan juga terjadi longsor, setelah salah satu pondasi
jembatan patah dan hanya dapat dilalui satu jalur. Dua titik ini terjadi longsor,
akibatnya jalan montong singgahan retak atau bergeser. Sedangkan yang
singgahan parengan satu pondasi jembatan patah, ini disebabkan tanah yang
bergeser dan gerusan aliran Kali Kening.
Dengan adanya kondisi jalan yang longsor tersebut, adanya pengalihan
jalur dan rekayasa lalulintas bagi kendaraan berat dan roda enam ke atas.
Sedangkan untuk kendaraan kecil dan motor masih bisa melintas, namun
harus berhati-hati.
Rencananya rekayasa akan dilakukan mulai dari Kecamatan Jatirogo dan
Desa Ponco. Dengan adanya kejadian ini, akan difokuskan penanganan
kedaruratan ini.longsor di ruas jalan Montong-Singgahan dipicu hujan deras
pada Minggu (28/04/2019). Sedangkan, longsor di ruas jalan
Singgahan-Parengan telah terjadi pada pertengahan bulan Februari 2019.
Selain menghubungkan dua kecamatan, jalan ini juga merupakan jalan
alternatif dan terdekat bagi masyarakat Tuban. Tingginya curah hujan yang
saat ini terjadi, juga akan terus mengerus matrial longsoran, sehingga dapat
memperluas longsor, serta membahayakan warga yang melintas. Baik pejalan
kaki maupun roda dua, yang saat ini masih nekat melintas.

3.7 Keadaan jalan penghubung di Kota Tuban


Hujan deras yang mengguyur sebagai wilayah di Tuban membuat jalan
lintas kecamatan longsor, Sabtu (2/3). Longsor terjadi di Desa Maidu
Kecamatan Montong dan Desa Klumpit Kecamatan Soko. Akibat kejadian itu,
pengendara sepeda motor dan mobil harus ekstra hati-hati saat melintas.
Pasalnya jalan poros yang mempunyai lebar sekitar tiga meter setengah itu
nyaris putus dan sangat membahayakan bagi kendaraan yang melintas di jalan
itu. Camat Montong, Suwoto saat dihubungi IDN Times membenarkan
kejadian tersebut. "Sudah kita laporkan ke dinas pekerjaan umum," kata
Suwoto melalui pesan WhatsApp, Minggu (3/3).
Masyarakat diminta waspada saat melintasi jalan tersebut Diguyur Hujan,
Jalan Penghubung Kecamatan di Tuban Longsor hampir terjadi di sepanjang
bahu jalan itu, meski masih bisa dilewati. Namun, pengendara motor dan
mobil harus tetap hati-hati saat berkendara jika tak mau terperosok "Tentunya
kita imbau bagi masyarakat, baik yang berasal dari kecamatan Soko dan
Montong tetap hati-hati. Kondisi jalan yang longsor ditambah hujan juga
masih terjadi," katanya
Ada jalan alternatif namun pengendara harus memutar lebih jauh
Sebenarnya, lanjut Suwoto, ada beberapa jalan alternatif lain yang
menghubungkan dua desa tersebut. Namun, pengendara harus memutar lebih
jauh lagi. Hal inilah yang menjadi alasan mereka untuk tetap nekat melintas
di jalan raya yang mengalami longsor
BAB V
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Tanah longsor adalah berpindahnya suatu material pembentuk lereng
yang berupa bebatuan tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah
atau keluar lereng. Penyebab utama terjadinya longsor adalah air yang
meresap kedalam tanah dan akan menambah berat bobot tanah sehingga akan
sangat mudah terjadinya longsor. Indonesia banyak kita temukan tanah
pelapukan yang bersumber dari letusan gunung berapi. Tanah hasil pelapukan
ini mempunyai komposisi tanah yang sedikit lempung dengan sedikit pasir
dan juga subur. Adapun tanah pelapukan yang terdapat di atas batuan kedap
air pada perbukitan dan mempunyai kemiringan sedang maupun terjal sangat
berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor. Indonesia
terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.
Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan,
punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan
sebaran sumber gempa bumi dan dari sumber" yang didapat,kita bisa
mengetahui asal usul tanah longsor,akibat yang ditimbulkan dan lainnya.
Daerah rawan bencana longsor dapat diidentifikasi dengan
menggunakan data penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Pada
penelitian ini dilakukan pembuatan peta daerah rawan bencana longsor
dengan menggunakan beberapa parameter penyebab tanah longsor
diantaranya curah hujan, jenis tanah, kemiringan lereng, dan tutupan lahan.
Parameter tersebut akan diolah dan dianalisa serta akan diperkuat dengan
menggunakan data penginderaan jauh yakni citra satelit resolusi menengah
Landsat 8, citra satelit resolusi tinggi SPOT dan citra satelit resolusi sangat
tinggi Quickbird. Hasil yang didapatkan berupa peta kerawanan longsor yang
terbagi dalam 5 kelas kerawanan yakni kerawanan sangat rendah,
kerawanan rendah, kerawanan sedang, kerawanan tinggi, dan kerawanan
sangat tinggi yang menempatkan Kabupaten Tuban didominasi oleh tingkat
kerawanan sedang dengan luas 99.519,9ha, sedangkan untuk tingkat
kerawanan sangat tinggi hanya seluas 268,537 ha.

4.2 Saran
Tanah longsor dapat diminimalisir dengan cara melestarikan hutan.
Penanaman kembali hutan yang telah gundul merupakan suatu upaya yang
bisa dilakukan oleh manusia untuk mecegah terjadinya tanah longsor.
Adapun cara menghindari lainnya yaitu:
•buatlah terasering (sengkedan)
•jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal
•jangan menebang pohon di lereng
•jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal
•jangan mendirikan bangunan di basah tebing yang terjal
•jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
•jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor
https://surabaya.tribunnews.com/2019/05/01/dua-titik-jalan-penghubung-
antar-kecamatan-di-tuban-longsor-digerus-air-hujan
https://suryamalang.tribunnews.com/2019/05/01/dua-titik-jalan-penghub
ung-antar-kecamatan-di-tuban-longsor-akibat-digerus-air-hujan
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-jenis-dan-penyebab-terjadi
nya-tanah-longsor-beserta-cara-penjegahannya-lengkap/
https://jagad.id/tanah-longsor/
https://dosengeografi.com/fenomena-geosfer/
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/fenomena-geosfer
https://warnetghelegar.blogspot.com/2018/12/makalah-bencana-alam-tan
ah-longsor.html
https://www.scribd.com/doc/211455495/Pengertian-Curah-Hujan
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-X-22-II-
P3DI-November-2018-201.pdf
http://psb.ipb.ac.id/index.php/news/183-peran-pemerintah
https://www.antaranews.com/berita/798438/akademisi-mitigasi-bencana-
longsor-perlu-peran-pemerintah-dan-masyarakat
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/pengertian-longsor
https://www.ruangguru.co.id/pengertian-tanah-longsor-dan-penyebabnya/
https://www.onoini.com/pengertian-tanah-longsor/
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/Pengenalan_Gerakan_Tana
h.pdf
https://hot.liputan6.com/read/3948812/ini-penyebab-tanah-longsor-ciri-ci
ri-dan-cara-mencegahnya-yang-mudah-diterapkan
https://regional.kompas.com/read/2019/03/06/14085271/akses-penghubu
ng-tuban-marakurak-jadi-langganan-banjir-jika-hujan-deras
http://harianbhirawa.com/banjir-akses-jalan-antar-kecamatan-terganggu-d
i-tuban/
https://mv.beritacenter.com/news-203783-akibat-di-terjang-banjir-bandan
g-jalan-penghubung-longsor.html

Anda mungkin juga menyukai