Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENELITIAN GEOGRAFI

MASALAH  BANJIR YANG TERJADI DI BABELAN SERTA


AKIBATNYA BAGI PENDUDUK SEKITARNYA
 

DISUSUN OLEH:
1. Carlos Daniel
2. Hansel Hendrawan

3. Muhammad Arraffi

4. Rifqi Nabil

5. Vanessa Tesalonika

6. Wahyu Ramadhany B W

SEKOLAH MENENGAH ATAS MUTIARA 17 AGUSTUS


Jalan Raya Taman Wisma Asri kav.M Bekasi Utara
2019-2020
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “Masalah Banjir yang Terjadi Di Babelan serta Akibatnya
Bagi Penduduk sekitarnya” ini telah disetujui dan disahkan, pada:
Hari                    : Senin
Tanggal              : 10 Februari 2020
Oleh                   : Ristini, S.Pd

Guru Mata Pelajaran Geografi


 

                                                                                                                                    
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Geografi dengan baik dan tepat waktu.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orangtua, yang telah memberikan dukungan berupa do’a dan memberikan
semangat kepada penulis.
2. Ibu Guru Mata Pelajaran Geografi, yang telah memberikan Bimbingan dan
Ilmu Pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
3. Teman-teman, yang telah memberikan dukungan , semanagat dan saran serta
kritik kepada penulis.
4. SMA Mutiara 17 Agustus, tempat penulis menuntut ilmu sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini.

Berikut ini penulis mempersembahkan Laporan Penelitian Geografi yang


berjudul “ Masalah Banjir Yang Terjadi Di Babelan serta Akibatnya bagi Penduduk
Sekitar “. Tugas ini disusun berdasarkan informasi yang ada. Penulis berharap
semoga siapapun yang membaca laporan ini dapat memahami makna dari isi
“Laporan Penelitian Geografi” ini.
Dengan ini penulis mempersembahkan Laporan Penelitian Geografi sederhana ini
dengan rasa terimakasih dan semoga Allah SWT meridhoi tugas ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi siapapun.                                                       

Bekasi, 09 Februari 2020


Hormat Kami,

Penulis
DAFTAR ISI
 
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1
1. Latar Belakang.....................................................................................................
1
2. Rumusan Masalah................................................................................................
1
3. Tujuan Penelitian.................................................................................................
2
4. Manfaat Penelitian...............................................................................................
2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................

2.1 Definnisi Bencana Alam......................................................................................
3
2.2 Bencana Banjir.....................................................................................................
4
2.3 Akibat Terjadinya Banjir......................................................................................
5
2.4 Dampak Negatif dari Banjir.................................................................................
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................
7
3.1 Metode Penelitian.................................................................................................
8
3.2 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................

3.3 Variabel Penelitian...............................................................................................
9
3.4 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................
10
BAB IV ANALISIS DATA..............................................................................................
11
4.1 Pengertian Banjir..................................................................................................
12
4.2 Akibat Banjir........................................................................................................
12
4.3 Penanggulangan Banjir........................................................................................
13
BAB V PENUTUP............................................................................................................
14
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................
14
5.2 Saran.....................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
16

BAB 1
PENDAHULUAN
  
1.1 Latar Belakang
Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai daerah di
Indonesia, yang disebabkan oleh perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia
yang mempengaruhi berbagai aspek lingkungan hidup. Sebelum lingkungan
hidup menjadi rusak, banjir di Indonesia jumlahnya sedikit, karena masih
seimbangnya ekosistem yang ada dilingkungan.
Latar belakang saya mengambil permasalahan mengenai banjir karena
saya merasa prihatin dengan kondisi wilayah Babelan yang setiap tahun tidak
pernah bisa lepas dari masalah banjir dan kurang tanggapnya pemerintah
dengan masalah ini.
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat
adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut
sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan
adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan
penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat  (pemukiman di daerah
bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya),
pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah
dataran banjir dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah mengenai Banjir yang akan sampaikan sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Banjir?
2. Apa Penyebab Terjadinya Banjir?
3. Apa Akibat Terjadinya Banjir?
4. Bagaimana Cara Penanggulangan dan Pencegahan Banjir?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dibuatnya Laporan Penelitian Geografi ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan pada mata pelajaran Geografi. Selain
itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang
permasalahan yang ada saat ini.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian Geografi ini dibuat agar para pembaca dapat memahami mengenai
beberapa hal sebagai berikut:
1. Mengetahui Apa Itu Banjir
2. Mengetahui Hal – Hal Yang Dapat Menyebabkan Banjir
3. Mengetahui Akibat dari Terjadinya Banjir
4. Mengetahui Cara Pencegahan sebelum Terjadinya Banjir

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Bencana Alam


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.Bencana alam juga dapat
diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya
gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi.
Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan
segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat
menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah
atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya
bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam yang
berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan
manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya,
pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya
bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.Besarnya potensi kerugian
juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar
yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya
tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan
serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana
dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan
terhadap bencana yang cukup. Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah
terkait dengan bencana.
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana,  kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
6. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi
ancaman bencana.
7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.
8. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
10. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
11. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
12. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban,
dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
13. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
menimbulkan bencana.
14. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
15. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.
16. Pencegahan bencanaadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan
ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
17. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
18. Bantuan darurat bencanaadalah upaya memberikan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.
19. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu  tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang
diberi tugas untuk menanggulangi bencana.
20. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa
keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai
akibat dampak buruk bencana.
21. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana.

2.2 Bencana Banjir


Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu
area atau tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan
yang semula tidak terendam air menjadi terendam akibat volume air yang
bertambah seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama,
tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak
adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak
diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam
wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana.
Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga
daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang
menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang. Berikut ini merupakan jenis-jenis
banker sebagai berikut:
1. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap, biasanya terjadi jika ada sampah yang
menghambat aliran sungai
2. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
3. Banjir Laut pasang
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
 
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir 
Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di
antara kita mungkin ada yang tinggal di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau
mungkin tidak tinggal di sekitar sungai tapi tetap mengalami banjir. Tahukah
kita penyebabnya? Secara umum, penyebab terjadinya banjir di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pendangkalan sungai,
2. Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliransungai,
3. Pembuatan saluran airyang tidak memenuhi syarat,
4. Pembuatan tanggulyang kurang baik,
5. Curah hujan tinggi
6. Banjir kiriman
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering
terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan   dengan  intensitas  
yang   sering   dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada
daerah sekitar arus sungai. Namun   daerah   yang   jauh   dari   sungai   pun
kadang terkena musibah banjir juga jika curah banjir   terjadi hujan yang
datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air
hujan. Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat
musibah banjir menimpa kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan
pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi banjir tersebut, Di
antaranya yaitu:
1. Selamatkan barang-barang berharga.
2. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan
tolong juga orang-orang di sekitar tempat tinggal kita.
3. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur,
dan alat rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua
rumah atau loteng. Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi
barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan, dan bahan makanan
sebisanya.
 

2.4 Dampak Negatif Dari Banjir


Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
1. Rusaknya arealpemukiman penduduk;
2. Sulitnya mendapatkan air bersih;
3. Rusaknya saranadan prasarana penduduk;
4. Menghambat proses belajar mengajar;
5. Timbulnya penyakit-penyakit;
6. Menghambat transportasi darat.
 

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory
research), yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal antara penggunaan lahan
dan banjir di daerah Babelan. Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode dalam
penelitian ini adalah metode pendekatan wilayah karena situasi saat terjadinya
banjir musiman ini berada hanya di daerah Babelan.
 
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Sungai Kecamatan Babelan (Terusan Kali Bekasi) tetapi hanya yang
berada di Babelan.
 
3.3 Variabel Penelitian
Ada dua variable dalam proposal ini, yaitu
1. Variabel control, yaitu fenomena banjir musiman Babelan.
2. Variabel terikat, yaitu akibat yang ditimbulkan terhadap masyarakat sekitar.
 
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Studi pustaka
Teknik pengumpulan data dengan mengkaji berbagai teori, prinsip, kosep,
dan hukum –hukum yang berlaku dalam ilmu geografi. Data yang diperoleh
bersumber dari buku buku, internet, dan warga sekitar.
2. Observasi :
Pengumpulan data dalam ilmu geografi yang berusaha untuk melihat
langsung tentang gejala dan masalah geografis.
 

BAB 4
ANALISIS DATA

4.1 Pengertian Banjir
Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada
saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi mauun yang
rendah. Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena
volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang
berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau
pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran
yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Di
banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air
yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk
menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara
tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir
semacam ini disebut banjir bandang.
Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga
air pun semakin banyak memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau
sungai dan saluran air itu tersumbat oleh sampah dan kotoran, maka banjir
bisa terjadi. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan
(presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui
saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan
masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan
menguap keudara (evapotranspirasi). Berikut ini merupakan penyebab/faktor-
faktor terjadinya banjir sebagai berikut:
1. Banyaknya tumpukan sampah
Hal ini merupakan penyebab utama, karena beberapa dari kita banyak yang
malas untuk membuang sampah pada tempatnya, yang semestinya wajib
kita lakukan agar terhindar dari banjir. Namun masih banyak masyarakat
yang kurang tanggap dan terkesan meremehkan hal ini. Sehingga, sampah
jadi menumpuk dan menyumbat beberapa saluran air dan sungai.

2. Penebangan hutan
Banyaknya penebangan hutan secara liar juga menjadi salah satu penyebab
banjir. Karena penebangan hutan yang tidak diikuti dengan penanaman
kembali dapat menyebabkan erosi, sehingga tidak ada penyerapan air pada
saat musim hujan.
3. Banjir kiriman
Hal ini sering terjadi didaerah dataran rendah. Banjir yang tiba-tiba datang
karena pada dataran tinggi terjadi hujan dan menyebabkan meluapnya aliran
sungai yang menuju ke dataran rendah meluap, sehingga terjadilah banjir
pada dataran yang lebih rendah
4. Abrasi
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air
laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan.
Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub
akibat pemanasan global.
5. Banyaknya bangunan
Banyaknya bangunan juga menjadi penyebab terjadinya banjir karena
kurangnya daerah resapan air. Kebanyakan bangunan perkantoran atau
perumahan menggunakan materi padat pada halamannya, seperti aspaldan
semen, sehingga air hujan tidak dapat terserap ke tanah. Selain itu banyak
rawa-rawa yang kemudian berganti menjadi daerah perumahan atau gedung
perkantoran, padahal rawa-rawa sangat berguna sebagai daerah resapan air.
6. Perubahan lingkungan
Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan
adalah terjadinya pemanasan global, selain itu manusia juga telah merubah
penggunaan lahan (yang juga perubahan lingkungan) yang berakibat pada
berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah vegetasi semakin
berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Akibat pemanasan global
menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah
pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa
sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah.
7. Bertumpuknya sampah pada saluran air
Faktor yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, karena Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran air.
 Selain beberapa faktor diatas, ada juga faktor selain yang disebabkan
oleh ulah manusia, yaitu faktor alam. Berikut ini merupakan faktor alam
penyebab terjadinya banjir adalah:
1. Badai
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya
melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai
juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai
mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik
beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di
Bangladesh.
2. Gempa bumi
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang
membentuk kawah (seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya
gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada
daerah pesisir pantai.

Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban


jiwa dan kerugian harta benda yang besar, disamping itu menyisakan pula
berbagai permasalahan, seperti :
1. Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat akibat penyebaran wabah
penyakit menular (waterborne diseases)
2. Munculnya berbagai kerawanan sosial, dan menurunnya tingkat
kesejahteraan masyarakat. Sementara pada jangka panjang, gangguan
terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi akibat banjir dan
kenaikan muka air laut diantaranya banjir telah menyebabkan pengungsian
masyarakat secara besar-besaran. Banjir juga telah mengakibatkan anyak
kerugian, baik material maupun jiwa. Seperti sekolah, tempat ibadah,
perkantoran, dan sarana kesehatan. Sementara itu, orang meninggal akibat
berbagai sebab. Muai dari hnyut di sungai, tenggelam, tersengat listrik, dan
terkena penyakit
Berikut ini merupakan penanganan serta Penanggulangan Banjir, banyak
cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun pemerintah sudah
menyiapkan rencana-rencana untuk menanggulangi banjir, tapi nggak ada
salahnya kalau pencegahan banjir dimulai dari diri kita masing-masing.
1. Buang sampah pada tempatnya.
Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya.
Sampah yang berserakan bisa membuat selokan atau saluran air tersumbat.
Akibatnya, air sungai tidak bisa mengalir dengan lancar ke laut, sehingga
meluap menjadi banjir.
2. Tanam pohon dan rumput di halaman rumah.
Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini berfungsi
sebagai daerah resapan air. Selain baik untuk musim hujan, hal ini juga baik
untuk musim kemarau untuk menyimpan cadangan air.
3. Rajin membersihkan selokan depan rumah.
Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut
mengalir. Karena kotoran yang ada di selokan bisa memperbesar peluang
terjadinya banjir.
4. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai
yang sering menimbulkan banjir.
5. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah
banjir.
6. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program
Pengerukan sungai.
7. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
8. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
 
Yang harus dilakukan ditingkat warga
 Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan
sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
 Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan
fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi
dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
 Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim
penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung
Jawab Posko Banjir.
 Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk
pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
 Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan
mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.
 
Yang harus dilakukan di tingkat keluarga
1. Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang
curah hujan dan posisi air pada pintu air.
2. Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas
dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
3. Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan
bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
4. Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
5. Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku
tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan jahil.
 
Yang harus dilakukan ketika banjir
1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran
listrik di wilayah yang terkena bencana,
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan
bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
 
Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
1. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur
dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
2. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang
sering berjangkit setelah kejadian banjir.
3. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau
binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
4. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
 

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas Menggunakan kerangka teori sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulannya sebagai berikut :
Partisipasi masyarakat dalam menanggulangi masalah banjir masih sangat
kurang. Begitu juga dengan Peran pemerintah masih sangat dominan pada
setiap tahap bencana. Partisipasi masyarakat yang merupakan critical player
pada tahap sebelum bencana, memiliki pengaruh sangat kecil dalam proses dan
implementasi kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi baru pada
tingkat consultation. Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat information.
Di tahap ini masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.
Partisipasi telah dimulai pada tingkat partnership pada lingkup lingkungan
setempat yang dilaksanakan secara spontan. Kegiatan tanggap darurat, di saat
bencana banjir datang, partisipasi masyarakat seimbang dengan stakeholder
lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah partnership, baik secara
individu maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasi setelah
bencana, pemerintah kembali dominan, terutama dalam kegiatan fisik.
Partisipasi masyarakat hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk
sharing dan partnership dilakukan lingkuplingkungan setempat.dan Kebijakan
pemerintah daerah tentang penanggulangan bencana masih sangat terbatas
5.2 Saran
Banjir Merupakan salah satu Fenomena Bencana alam yang disebabkan Terlalu
banyaknya air, Banjir Bisa dicegah Dengan Cara sederhana diantaranya,
Menjaga Kebersihan, terutama di area sungai, Membuat gorong-gorong dan
lain-lain, Perlu Diingatkan bahwa Peran Manusia Sangat Berpengaruh Pada hal
tersebut. Serta kerjasama pihak yang terlibat untuk mengantisipasi bencana
banjir.
 

DAFTAR PUSTAKA
Hestiyanto, Yusman. 2005. Geograpi 1 SMA Kelas. Jakarta : Yudistira.
Hidayat. 2007. Ilmu Alam Fenomena Alam Sekitar. Bandung : PT Sarana Panca
Karya Nusa.
Maryono A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Rukmana R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Situs: http://afrahda.blogspot.com/2016/04/banjir.html
https://lemlit.unlam.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/yudi-firmanul-a.pdf.
Rizky.2013.”Pengertian Banjir dan Penyebabnya” https://rizkynovi99.blogspot.com
diakses tanggal 02 April 2016.
https://dikinuwa.blogspot.co.id/2016/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai