Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM HUMAN-INTEGRATED SYSTEM

(D1084)
TIME AND MOTION STUDY

Disusun oleh:
HIS 2
Aldian Syah Ramadhan (1701344756)
Erina Ekatiani Putri (1701361812)
Kevin Salomo Yosef (1701291913)
Vicky Setiawan (1701312496)

BA41

INTEGRATED INDUSTRIAL ENGINEERING LABORATORY


INDUSTRIAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF ENGINEERING
BINUS UNIVERSITY
JAKARTA
2015
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Waktu merupakan salah satu bagian penting yang dapat mempengaruhi
pekerjaan manusia. Sering tidak disadari pada saat melakukan suatu pekerjaan,
waktu yang dimiliki kadang telah berkurang karena melakukan suatu kegiatan
yang kurang efektif di dalam pekerjaan tersebut. Masalah yang sering terjadi
terhadap banyak orang yaitu mereka tidak dapat menggunakan waktu yang
telah ditetapkan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan waktu
yang telah tersedia. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penyelesaian terhadap
waktu dan gerakan sehingga para operator dapat menyelesaikan pekerjaannya
dengan efektif dan produktif.
Time study berguna pada saat menghitung waktu suatu pekerjaan
sehingga pekerjaan tersebut dapat selesai dengan efektif dan produktif serta
menciptakan sistem kerja yang lebih baik. Pengukuran waktu dengan
stopwatch atau sampling kerja penyelidikan harus dilaksanakan secara
langsung, menyeluruh dan terus menerus. Dengan stopwatch misalnya,
berpuluh-puluh bahkan mungkin lebih pengamatan harus dilakukan terhadap
pekerjaan yang diteliti.
Di sini telah dikembangkan data waktu baku untuk elemen-elemen
kegiatan dari suatu pekerjaan yang kiranya akan terdapat pula pada pekerjaan-
pekerjaan lain sehingga untuk suatu pekerjaan bila bagian-bagian pekerjaan
yang harus dilakukan sudah diketahui, maka waktu baku secara keseluruhan
dapat ditentukan. Dengan menggunakan metode standard data ini, penetapan
waktu baku suatu pekerjaan akan dapat dilakukan meskipun pekerjaan itu
sendiri tidak atau belum dilaksanakan (pengukuran waktu secara tidak
langsung) (Wignjosoebroto, 2008).
Studi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian,
diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam tenaga, waktu
kerja maupun dana (Sutalaksana, 2006). Dalam laporan ini, dilakukan
perakitan steker menggunakan stopwatch sebanyak 10 kali dan percobaan
kegiatan perakitan lego racer yang dilakukan oleh seorang operator lalu dapat
disimpulkan hasil waktunya dengan menggunakan peta tangan kiri dan peta
tangan kanan metode MTM. Tujuan dari percobaan itu adalah untuk
mengetahui waktu baku, standar dari suatu pekerjaan dan menganalisa serta
mengeliminasi kegiatan atau pergerakan yang tidak efektif.
Perakitan (Assemble) adalah gerakan yang menggabungkan satu objek
dengan objek yang lain sehingga menjadi satu kesatuan. Pekerjaan perakitan
dimulai bila objek sudah siap dipasang (biasanya setelah diarahkan) dan
berakhir bila objek sudah tergabung secara sempurna. Setelah dilakukan
perakitan, dilakukan lepas rakit (Diassemble). Gerakan ini dimulai pada saat
pemegangan atas objek dan dilanjutkan dengan usaha memisahkan dan
berakhir bila kedua objek telah terpisah secara sempurna (Sutalaksana, 2006).
Dalam praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data waktu perakitan steker
kemudian akan diolah menjadi waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan, berikut ini adalah
masalah-masalah yang muncul, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam time study pada saat
perakitan steker?
2. Apa pengaruh waktu allowance operator terhadap penentuan waktu baku
perakitan steker?
3. Bagaimana perbandingan waktu antara hasil peta tangan kiri dan peta
tangan kanan menggunakan metode MTM dibandingkan dengan hasil
menghitung waktu secara manual menggunakan stopwatch dalam rekaman
perakitan lego racer?
4. Apakah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator dalam rekaman
perakitan lego racer sudah optimal?

1.3 Tujuan Praktikum


Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, adapun maksud dan
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam time study
pada saat perakitan steker.
2. Mampu mengetahui pengaruh waktu allowance terhadap penentuan waktu
baku dalam suatu percobaan.
3. Mampu mengetahui perbandingan waktu antara hasil peta tangan kiri dan
peta tangan kanan menggunakan metode MTM dengan hasil menghitung
waktu secara manual.
4. Mampu mengetahui gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator secara
optimal.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

BAB 2
PENGUMPULAN DATA
2.1 Waktu Siklus Stasiun Kerja
Pengukuran waktu siklus stasiun kerja yang dilakukan adalah
pengukuran waktu perakitan steker oleh operator dengan menggunakan
stopwatch, dimana data yang diambil dan dicatat berdasarkan waktu menit,
detik, dan milidetik. Berikut adalah data hasil praktikum yang sudah dilakukan:

Tabel 2.1 Data Waktu Perakitan


Perakitan ke Waktu Perakitan (detik)
1 00:23:83
2 00:48:69
3 01:20:20
4 01:38:76
5 02:07:58
6 02:30:23
7 02:44:83
8 03:23:83
9 03:45:82
10 04:11:76

2.2 Layout Stasiun Kerja


Berikut adalah layout stasiun kerja perakitan mobil lego racer yang
terdapat dalam rekaman:

Gambar 2.1 Layout Stasiun Kerja Sekarang

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

2.3 Rekapitulasi Waktu Untuk Hasil Rekaman


Berdasarkan pengamatan rekaman perakitan lego racer, berikut
merupakan pencatatan kegiatan dalam rekaman tersebut:
Tabel 2.2 Tabel Deskripsi Elemen dan Waktu Kerja
No. Deskripsi Elemen Kerja Waktu(Detik)
1 Menjangkau Main Body sejauh 21 inci 0,77
2 Memegang dan memindahkan Main Body 0,85
3 Memegang Main Body ke tangan kiri 1,28
4 Menjangkau Wheel Holder 1 sejauh 24 inci 0,56
5 Memegang dan memindahkan Wheel Holder 1 0,65
6 Mengarahkan Main Body 0,34
7 Merakit Wheel Holder 1 ke Main Body 0,44
8 Melepaskan hasil rakitan MB dan WH1 0,20
9 Menjangkau Wheel Holder 2 sejauh 24 inci 0,34
10 Memegang dan memindahkan Wheel Holder 2 0,51
11 Merakit Wheel Holder 2 ke hasil rakitan MB dan WH1 0,75
12 Memutar hasil rakitan MB, WH1 dan WH2 180° 0,30
13 Menjangkau Screwdriver sejauh 26 inci 0,79
14 Memegang dan memindahkan Screwdriver 0,65
15 Mengatur posisi rakitan 0,52
16 Merakit menggunakan Screwdriver 5,70
17 Memindahkan Screwdriver sejauh 26 inci 0,54
Memindahkan rakitan MB, WH1 dan WH2 dari tangan
18 0,87
kiri ke tangan kanan
19 Menjangkau Side Wing sejauh 28 inci 0,96
20 Memegang dan memindahkan Side Wing 1,01
21 Merakit Side Wing ke hasil rakitan MB, WH1 dan WH2 0,98
22 Memutar hasil rakitan MB, WH1 dan WH2 180° 0,42
23 Menekan hasil rakitan MB, WH1 dan WH2 0,40
Memindahkan hasil rakitan MB, WH1 dan WH2 dari
24 0,65
tangan kanan ketangan kiri
25 Menjangkau Screwdriver sejauh 26 inci 1,10
26 Memegang dan memindahkan Screwdriver 0,73
27 Merakit menggunakan Screwdriver 2,83
28 Mencari part selanjutnya 1,37
Memindahkan hasil rakitan MB, WH1, WH2 dan SW
29 0,59
dari tangan kiri ke tangan kanan
30 Menjangkau Turbo Jet sejauh 19 inci 0,61
31 Memegang dan memindahkan Turbo Jet 1,49
32 Mengatur posisi rakitan 0,48
Merakit Turbo Jet ke hasil rakitan MB, WH1, WH2 dan
33 4,38
SW
Melepaskan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW dan TJ
34 0,31
ke tangan kiri
35 Menjangkau Rear Wing sejauh 24 inci 0,42
36 Memegang dan memindahkan Rear Wing 0,55
37 Mengarahkan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW dan TJ 0,61
38 Merakit Rear Wing ke hasil rakitan sebelumnya 4,25

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Tabel 2.1 Tabel Deskripsi Elemen dan Waktu Kerja (lanjutan)


No. Deskripsi Elemen Kerja Waktu(ms)
39 Melepaskan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW dan TJ 0,45
40 Menjangkau Screwdriver sejauh 26 inci 0,76
41 Memegang dan memindahkan Screwdriver 0,45
42 Merakit menggunakan Screwdriver 4,72
43 Melepaskan Screwdriver 0,42
44 Menjangkau Wheel 1 sejauh 24 inci 0,43
45 Memegang dan memindahkan Wheel 1 0,41
46 Mengarahkan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW dan TJ 0,40
Merakit Wheel 1 ke hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW
47 0,33
dan TJ
48 Melepaskan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW dan TJ 0,32
49 Menjangkau Screwdriver sejauh 26 inci 0,77
50 Memegang dan memindahkan Screwdriver 0,69
51 Merakit menggunakan Screwdriver 4,17
52 Melepaskan Screwdriver 1,01
53 Menjangkau Wheel 2 sejauh 24 inci 0,97
54 Memegang dan memindahkan Wheel 2 1,24
Mengarahkan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ
55 1,83
dan W1
Merakit Wheel 2 ke hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW,
56 0,74
TJ dan W1
Melepaskan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ, W1
57 0,34
dan W2
58 Menjangkau Screwdriver sejauh 26 inci 0,91
59 Memegang dan memindahkan Screwdriver 0,31
60 Merakit menggunakan Screwdriver 4,95
61 Memegang Screwdriver sambil mengatur posisi rakitan 2,97
62 Memindahkan Screwdriver sejauh 26 inci 0,32
63 Mengatur posisi rakitan 0,40
64 Menjangkau Wheel 3 sejauh 24 inci 0,31
65 Memegang dan memindahkan Wheel 3 0,68
Mengarahkan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ,
66 0,32
W1 dan W2
67 Merakit Wheel 3 ke hasil rakitan sebelumnya 0,82
Melepaskan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ,
68 0,31
W1, W2 dan W3
69 Menjangkau Screwdriver sejauh 26 inci 0,41
70 Memegang dan memindahkan Screwdriver 0,77
Memutar hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ, W1,
71 0,52
W2 dan W3
72 Merakit menggunakan Screwdriver 3,91
73 Memindahkan Screwdriver sejauh 26 inci 0,36
74 Mengatur posisi rakitan 1,07
75 Menjangkau Wheel 4 sejauh 24 inci 0,95
76 Memegang dan memindahkan Wheel 4 0,90

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Tabel 2.1 Tabel Deskripsi Elemen dan Waktu Kerja (lanjutan)


Mengarahkan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ,
77 0,37
W1,W2 dan W3
Merakit Wheel 4 ke hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW,
78 0,36
TJ, W1,W2 dan W3
Melepaskan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ,
79 0,30
W1, W2, W3 dan W4
80 Menjangkau Screwdriver sejauh 26 inci 0,27
81 Memegang dan memindahkan Screwdriver 0,45
82 Merakit menggunakan Screwdriver 3,72
83 Memindahkan Screwdriver sejauh 26 inci 0,49
84 Mengatur posisi rakitan 3,21
85 Menjangkau Robot sejauh 22 inci 0,52
86 Memegang dan memindahkan Robot 0,30
Mengarahkan hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW, TJ,
87 0,21
W1,W2,W3 dan W4
Merakit Robot ke hasil rakitan MB, WH1, WH2, SW,
88 1,17
TJ, W1,W2,W3 dan W4
89 Meletakkan dan melepas hasil rakitan mobil pada meja 1,18
Total 95,40

Berdasarkan tabel waktu hasil rekaman, maka total waktu perakitan lego racer
yang terhitung adalah 95,40 detik atau 1 menit 35,40 detik.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

2.4 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Metode MTM


Berdasarkan pengamatan rekaman perakitan lego racer, maka hasil
pencatatan kegiatan dalam rekaman menggunakan peta tangan kiri tangan
kanan metode MTM, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang
LEFT HAND-RIGHT HAND PROCESS CHART WITH MTM METHOD

Job : Perakitan mobil lego racer


Dept : Engineering Proposal
Map Number :1
Mapped By : HIS 2 Now
Mapped Date : 22 Maret 2015

Time Time
No Left Hand Symbols Symbol Right Hand
(TMU) (TMU)
Menjangkau Main
1 15,80 RE26A
Body sejauh 26”
Memegang Main
2 Idle I 35,55 2,00 G1A
Body
Memindahkan Main
3 24,00 M26A
Body sejauh 26”
Menahan Main Memindahkan Main
4 5,60 G3
Body Body ke tangan kiri
Menjangkau Wheel
5 ? RE29A
Holder 1 sejauh 29”
Memegang Wheel
6 2,00 G1A
H 50,50 Holder 1
Menahan Main
Memindahkan
Body
7 ? M29A Wheel Holder 1
sejauh 29”
Mengarahkan Main
8 21,00 P2NS
Body

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang (lanjutan)
Time Time
No Left Hand Symbols Symbol Right Hand
(TMU) (TMU)
Merakit Wheel
Menahan Main
9 H 10,60 10,60 APA Holder 1 ke Main
Body
Body
Menjangkau Wheel
10 ? R29A Holder 2 sejauh
29’’
Memegang Wheel
11 Menahan hasil 14,90 RE24A
Holder 2
rakitan MB dan H 41,30
Memindahkan
WH1
12 2,00 G1A Wheel Holder 2
sejauh 29’’
Melepaskan Wheel
13 22,40 M24A
Holder 2

Menahan Wheel
14 H 10,60
Holder 2

Memindahkan
15 Wheel Holder M29A 9,40 9,40 I Iddle
sejauh 29”
Menjangkau
16 15,80 RE26A Screwdriver sejauh
26”
Memegang
17 8,70 G1C2
Menahan hasil Screwdriver
rakitan MB, 53,90 Memindahkan
H
18 WH1 dan WH2 24,00 M26A Screwdriver sejauh
26”
Memutar hasil
19 5,40 T rakitan MB, WH1
dan WH2 90°
Merakit Merakit
20 menggunakan APA 10,60 10,60 APA menggunakan
Screwdriver Screwdriver
Menahan hasil Memindahkan
21 rakitan H 24,00 24,00 M26A Screwdriver sejauh
sebelumnya 26”
Memindahkan
rakitan MB,
22 WH1 dan WH2 G3 5,60
Menahan hasil
dari tangan kiri
22,30 H rakitan MB, WH1
ke tangan kanan
dan WH2
Menjangkau
23 Side Wing sejauh RE28A 16,70
28”
Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang (lanjutan)
No Left Hand Symbols Time Time Symbol Right Hand
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

(TMU) (TMU)
Memegang Side
24 G1A 2,00
Wing Menahan hasil
Memindahkan 27,50 H rakitan MB, WH1
25 Side Wing sejauh M28A 25,50 dan WH2
28”
Merakit Side Merakit Side
Wing ke hasil Wing ke hasil
26 APA 10,60 10,60 APA
rakitan rakitan MB, WH1
sebelumnya dan WH2
Memutar hasil Memutar hasil
rakitan MB, rakitan MB,
27 T 9,40 9,40 T
WH1, WH2 dan WH1,WH2 dan
SW 180° SW 180°
Memindahkan
hasil rakitan MB,
28 5,60 G3
WH1,WH2 dan
SW ketangan kiri
Menahan hasil Menjangkau
29 rakitan MB, 15,80 RE26A Screwdriver
H 47,4
WH1, WH2 dan sejauh 26”
SW Memegang
30 8,70 G1C2
Screwdriver
Memindahkan
31 24,00 M26A Screwdriver
sejauh 26”
Memutar Memutar
32 T 5,40 5,40 T
Screwdriver 90° Screwdriver 90°
Memindahkan
33 Menahan hasil H 27,30 27,30 M26C Screwdriver
rakitan sejauh 26“
sebelumnya Mencari part
34 H 0,00 0,00 SH
selanjutnya
Memindahkan
Menerima dan
hasil rakitan MB,
menahan hasil
35 WH1,WH2 dan G3 5,60 5,60 H
rakitan
SW ke tangan
sebelumnya
kanan
Menjangkau
36 Turbo Jet sejauh RE19A 12,70
19” Menahan hasil
Memegang Turbo rakitan MB,
37 G1A 2,00 33,10 H
Jet WH1,WH2 dan
Memindahkan SW
38 Turbo Jet M19A 18,40
Sejauh 19”

Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang (lanjutan)
No Left Hand Symbols Time Time Symbol Right Hand
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

(TMU) (TMU)
Mengarahkan
Mengarahkan
MB,
39 P2NS 21,00 21,00 P2NS MB, WH1,WH2
WH1,WH2 dan
dan SW
SW
Merakit Turbo Merakit Turbo
Jet ke hasil Jet ke hasil
40 rakitan MB, APA 10,60 10,60 APA rakitan MB,
WH1,WH2 dan WH1,WH2 dan
SW SW
Menerima dan Melepaskan
menahan hasil hasil rakitan
41 rakitan MB, H 2,00 2,00 RL1 MB,
WH1,WH2,SW WH1,WH2,SW
dan TJ dan TJ
Menjangkau
42 14,90 RE24A Rear Wing
Menahan hasil
sejauh 24“
rakitan MB,
Memegang Rear
43 WH1,WH2,SW H 39,30 2,00 G1A
Wing
dan TJ
Memindahkan
44 22,40 M24A Rear Wing
Sejauh 24”
Mengarahkan
Mengarahkan
MB,
45 P2NS 21,00 21,00 P2NS MB, WH1,WH2,
WH1,WH2,
SW dan TJ
SW dan TJ
Merakit Rear Merakit Rear
Wing ke hasil Wing ke hasil
46 rakitan MB, APA 10,60 10,60 APA rakitan MB,
WH1,WH2, WH1,WH2, SW
SW dan TJ dan TJ
Melepaskan
Menahan hasil
hasil rakitan
rakitan MB,
47 2,00 RL1 MB,
WH1,WH2,SW
WH1,WH2,SW
dan TJ
dan TJ
Menjangkau
48 H 43,80 15,80 RE26A Screwdriver
Menahan hasil
sejauh 26”
rakitan MB,
Memegang
49 WH1,WH2, 8,70 G1C2
Screwdriver
SW, TJ dan
Memindahkan
RW
50 24,00 M26A Screwdriver
sejauh 26”
Merakit Merakit
51 menggunakan APA 10,60 10,60 APA menggunakan
Screwdriver Screwdriver
Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang (lanjutan)
No Left Hand Symbols Time Time Symbol Right Hand
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

(TMU) (TMU)
Menjangkau
52 16,25 RE27A Wheel 1 sejauh
Menahan hasil 27”
rakitan MB, Memegang Wheel
53 H 48,30 7,30 G1C1
WH1,WH2, SW, 1
TJ dan RW Memindahkan
54 24,75 M27A Wheel 1 sejauh
27”
Mengarahkan Mengarahkan
55 MB, WH1,WH2, P2NS 21,00 21,00 P2NS MB, WH1,WH2,
SW, TJ dan RW SW, TJ dan RW
Merakit Wheel 1 Merakit Wheel 1
ke hasil rakitan ke hasil rakitan
56 APA 10,60 10,60 APA
MB, WH1,WH2, MB, WH1,WH2,
SW, TJ dan RW SW, TJ dan RW
Menjangkau
57 15,80 RE26A Screwdriver
Menahan hasil sejauh 26”
rakitan MB, Memegang
58 H 48,50 8,70 G1C2
WH1,WH2, SW, Screwdriver
TJ, RW dan W1 Memindahkan
59 24,00 M26A Screwdriver
sejauh 26”
Merakit Merakit
60 menggunakan APA 10,60 10,60 APA menggunakan
Screwdriver Screwdriver
Menahan hasil
Melepaskan
rakitan MB,
61 H 2,00 2,00 RL1 Screwdriver
WH1,WH2, SW,
sejauh 26”
TJ, RW dan W1
Menjangkau
62 16,25 RE27A Wheel 2 sejauh
Menahan hasil 27”
rakitan MB, Memegang Wheel
63 H 48,30 7,30 G1C1
WH1,WH2, SW, 2
TJ, RW dan W1 Memindahkan
64 24,75 M27A Wheel 2 sejauh
27”
Mengarahkan Mengarahkan
MB, WH1,WH2, MB, WH1,WH2,
65 P2NS 21,00 21,00 P2NS
SW, TJ, RW dan SW, TJ, RW dan
W1 W1
Merakit Wheel 2 Merakit Wheel 2
ke hasil rakitan ke hasil rakitan
66 MB, WH1,WH2, APA 10,60 10,60 APA MB, WH1,WH2,
SW, TJ, RW dan SW, TJ, RW dan
W1 W1
Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang (lanjutan)
No Left Hand Symbols Time Time Symbol Right Hand
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

(TMU) (TMU)
Melepaskan
hasil rakitan
67 2,00 RL1 MB, WH1,
WH2, SW, TJ,
Menahan hasil W1 dan W2
rakitan MB, Menjangkau
68 WH1,WH2, H 43,80 15,80 RE26A Screwdriver
SW, TJ, sejauh 26”
RW,W1 dan W2 Memegang
69 2,00 G1A
Screwdriver
Memindahkan
70 24,00 M26A Screwdriver
sejauh 26”
Merakit Merakit
71 menggunakan APA 10,60 10,60 APA menggunakan
Screwdriver Screwdriver
Menahan hasil
rakitan MB,
Mengatur posisi WH1,WH2,
72 P2NS 21,00 21,00 H
rakitan SW, TJ,
RW,W1 dan
W2
Menahan hasil Melepaskan
73 rakitan H 2,00 2,00 RL1 Screwdriver
sebelumnya sejauh 26”
Menjangkau
74 16,25 RE27A Wheel 3 sejauh
Menahan hasil
27”
rakitan MB,
Memegang
75 WH1,WH2, H 48,30 7,30 G1C1
Wheel 3
SW, TJ,
Memindahkan
RW,W1 dan W2
76 24,75 M27A Wheel 3 sejauh
27”
Mengarahkan Mengarahkan
MB, MB,
77 WH1,WH2, P2NS 21,00 21,00 P2NS WH1,WH2,
SW, TJ,RW, SW, TJ, W1
W1 dan W2 dan W2
Merakit Wheel Merakit Wheel
3 ke hasil 3 ke hasil
rakitan MB, rakitan MB,
78 APA 10,60 10,60 APA
WH1,WH2, WH1,WH2,
SW, TJ,RW, SW, TJ,RW,
W1 dan W2 W1 dan W2

Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang (lanjutan)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Time Time
No Left Hand Symbols Symbol Right Hand
(TMU) (TMU)
Melepaskan hasil
rakitan MB, WH1,
79 2,00 RL1
WH2, SW, TJ, W1
dan W2
Menahan hasil Menjangkau
80 rakitan MB, 15,80 RE26A Screwdriver
H 43,80
WH1, WH2, SW, sejauh 26”
TJ, W1 dan W2 Memegang
81 2,00 G1A
Screwdriver
Memindahkan
82 24,00 M26A Screwdriver
sejauh 26”
Memutar hasil Memutar hasil
rakitan MB, rakitan MB, WH1,
83 WH1, WH2, SW, T 5,40 5,40 T WH2, SW, TJ,
TJ, W1, W2 dan W1, W2 dan W3
W3 90° 90°
Merakit Merakit
84 menggunakan APA 10,60 10,60 APA menggunakan
Screwdriver Screwdriver
Menahan hasil Memindahkan
85 rakitan H 24,00 24,00 M26A Screwdriver
sebelumnya sejauh 26”
Menjangkau
86 16,25 RE27A Wheel 4 sejauh
Menahan hasil 27”
rakitan WH1, Memegang Wheel
87 H 48,30 7,30 G1C1
WH2, SW, TJ, 4
W1, W2 dan W3 Memindahkan
88 24,75 M27A Wheel 4 sejauh
27”
Mengarahkan Mengarahkan MB,
MB, WH1,WH2, WH1,WH2, SW,
89 P2NS 21,00 21,00 P2NS
SW, TJ,RW, W1, TJ, W1,W2 dan
W2 dan W3 W3
Merakit Wheel 4 Merakit Wheel 4
90 ke hasil rakitan APA 10,60 10,60 APA ke hasil rakitan
sebelumnya sebelumnya
Melepaskan hasil
Menahan hasil rakitan MB, WH1,
91 2,00 RL1
rakitan MB, WH2, SW, TJ, W1
WH1,WH2, SW, H 17,80 dan W2
TJ,RW, W1, W2 Menjangkau
92 dan W3 15,80 RE26A Screwdriver
sejauh 26”

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Tabel 2.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Stasiun Kerja Sekarang (lanjutan)
Time Time
No Left Hand Symbols Symbol Right Hand
(TMU) (TMU)
Menahan hasil Memegang
93 7,30 7,30 G1C1
rakitan MB, Screwdriver
WH1,WH2, SW, H Memindahkan
94 TJ,RW, W1, W2, 24,00 24,00 M26A Screwdriver
W3, dan W4 sejauh 26”
Merakit Merakit
95 menggunakan APA 10,60 10,60 APA menggunakan
Screwdriver Screwdriver
Meletakan
96 Menahan hasil 27,30 M26C Screwdriver
rakitan MB, sejauh 26”
WH1,WH2, SW, Menjangkau
97 65,60 14,00 RE22A
TJ,RW, W1, W2, Robot sejauh 22”
H
98 W3, dan W4 3,50 G1B Memegang Robot
Memindahkan
99 20,80 M22A
Robot sejauh 22”
Mengarahkan Mengarahkan
MB, WH1,WH2, MB, WH1,WH2,
100 P2NS 21,00 21,00 P2NS
SW, TJ,RW, W1, SW, TJ, W1,W2
W2 dan W3 dan W3
Menahan hasil
rakitan MB,
Merakit Robot ke
WH1,WH2, SW,
101 APA 10,60 10,60 APA hasil rakitan
TJ,RW, W1, W2,
sebelumnya
W3, dan W4

Meletakkan dan Meletakkan dan


melepas hasil melepas hasil
102 RL1 2,00 2,00 RL1
rakitan mobil rakitan mobil
pada meja pada meja
Total 1323,55 1323,55 Total
Cycle Time 1323,55 x 0,036 = 47,64 detik
Number of product/cycle 1
Assembly Time (one product) number of product/cycle
=1323,55 detik
1
Sumber:(Niebel dan Freivalds, 2009)

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Dapat dilihat dalam tabel diatas terdapat jarak sejauh 21 inci. Jika dilihat
berdasarkan referensi, belum terdapat nilai TMU untuk jarak sejauh 21 inci.
Maka, dalam mendapatkan nilai TMU pada jarak tersebut, digunakan rumus
sebagai berikut:
y - y1 x - x1
=
y2 - y1 x2 - x1
x - x1
y= ( ) ×(y2 - y1 ) + y1
x2 - x1
21 - 20
y= ( ) ×(14.0 - 13,1) + 13,1
22 - 22
1
y = × 0.9 + 13,1
2
y = 0,45 + 13,1
y = 13,55

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

BAB 3
PENGOLAHAN DATA
3.1 Rata-rata Waktu Siklus Stasiun Kerja
Dalam melakukan perhitungan waktu normal, diperlukan hasil dari rata-
rata waktu siklus pada stasiun kerja. Berdasarkan tabel data waktu perakitan,
tercatat 10 waktu perakitan dalam pengamatan. Berikut merupakan total waktu
dari 10 waktu siklus:

Tabel 3.1 Data Waktu Perakitan dan Waktu Siklus


Perakitan ke Waktu Perakitan (detik) Selisih Waktu (detik)
1 00:23:83 00:23:83
2 00:48:69 00:24:86
3 01:20:20 00:31:51
4 01:38:76 00:18:56
5 02:07:58 00:28:82
6 02:30:23 00:22:65
7 02:44:83 00:14:60
8 03:23:83 00:38:00
9 03:45:82 00:21:99
10 04:11:76 00:25:94
Total 04:11:76

Untuk menghitung rata-rata waktu siklus dalam stasiun kerja dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
assembly time
Cycle time =
number of assembly
Maka rata-rata waktu siklus stasiun kerja dari hasil praktikum dapat dihitung
sebagai berikut:
assembly time
Cycle time =
number of assembly
76
4x(60)+11+ 100
=
10
251,76
=
10
= 25,176 ≈ 25,18 detik
Maka rata-rata perhitungan waktu siklus adalah 25,18 detik.

3.2 Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku Stasiun Kerja


Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, berikut merupakan data
penilaian performa kerja operator yang dimasukkan ke dalam tabel nilai
performa kerja:

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Tabel 3.2 Nilai Performa Kerja


No Factor Class Symbol Rating
1 Skill Excellent B1 +0,11
2 Effort Excellent B2 +0,08
3 Condition Excellent B +0,04
4 Constistency Good C +0,01
Total 0,24
Sumber: (Wignjosoebroto, 2008)

Berdasarkan tabel nilai performa kerja, total nilai peforma kerja adalah 0,24
atau 24%. Untuk menghitung waktu normal dalam stasiun kerja dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
100% + % rating
Normal time =cycle time x ( )
100%
Maka waktu normal stasiun kerja dari hasil praktikum dapat dihitung sebagai
berikut:
100% + % rating
Normal time =cycle time x ( )
100%
100%+24%
= 25,18 x ( )
100%
124%
= 25,18 x ( )
100%
= 25,18 x 1,24
= 31,2232 ≈ 31,22 detik
Maka hasil perhitungan waktu normal adalah 31,22 detik.

Untuk menghitung waktu baku diperlukan waktu normal dan persentase


allowance. Persentase allowance dapat diperoleh dari tabel ILO. Tabel ILO
diisi berdasarkan pengamatan praktikum sebagai berikut:

Tabel 3.3 ILO Recommended Allowances


Table: ILO Recommended Allowances
A. Constant allowances
1. Personal allowance 5
2. Basic fatigue allowance 4

B. Variable allowances
1. Standing allowance 0
2. Abnormal personal allowances:
a. Slightly awkward 0
3. Use of force, or muscular energy (lifting, pulling, pushing)
Weight lifted, pounds: 5 pound 0

4. Bad light
a. Slightly below recommended 0

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

Tabel 3.3 ILO Recommended Allowances


Table: ILO Recommended Allowances
5. Atmospheric conditions (heat and humidity)-
variable 5
6. Close attention:
c. Very fine or very exacting 5
7. Noise level:
a. Intermittent - loud 2
8. Mental strain:
a. Fairly complex process 1
9. Monotony:
b. Medium 1
10. Tediousness:
b. Tedious 2
Total 25
Sumber: (Niebel & Freivalds, 2009)

Berdasarkan penilaian keadaan bekerja saat pengamatan perakitan steker


yang dilakukan, maka nilai allowance secara keseluruhan yang terhitung dari
tabel ILO Recommended Allowances adalah 25 atau 25%. Untuk melakukan
perhitungan waktu baku, maka %allowance yang digunakan adalah 25%.
Perhitungan waktu baku antara lain seperti berikut:
100%
Standard time =normal time x ( )
100% - %allowance
Maka waktu baku stasiun kerja dari hasil praktikum dapat dihitung sebagai
berikut:
100%
Standard time =normal time x ( )
100% - %allowance
100%
= 31,22 x ( )
100% - 25%

100%
= 31,22 x ( )
75%
4
= 31,22 x ( )
3
= 41,6266 ≈ 41,63 detik
Maka hasil perhitungan waktu baku adalah 41,63 detik.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

3.3 Layout Stasiun Kerja Usulan


Berdasarkan layout stasiun kerja sekarang, maka berikut merupakan
layout stasiun kerja usulan yang lebih efisien:

Gambar 3.1 Layout Stasiun Kerja Usulan

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

BAB 4
ANALISIS

4.1. Analisis Waktu Normal dan Waktu Baku


Untuk mendapatkan nilai waktu normal, diperlukan juga perhitungan
nilai rata-rata dari waktu siklus dalam percobaan yang dilakukan. Dari 10
percobaan yang telah dilakukan dalam perakitan steker yang dilakukan
operator, didapat data total waktu perakitan 10 steker dan selisih waktu
perakitannya. Total waktu perakitannya ialah 4 menit 11,76 detik. Dari waktu
total tersebut diperoleh rata-rata waktu siklus yaitu 25,18 detik. Setelah itu
diperlukan juga persentase rating yang digunakan seperti skill, effort, condition
dan consistency
Berdasarkan hasil perhitungan rating, total rating yang didapat ialah
+0,24 atau 24% yang didapat dengan cara menjumlahkan rating dari skill,
effort, condition dan consistency. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Skill, penilaian yang diberikan untuk skill adalah excellent dengan simbol
B1. Alasan memberikan skill bernilai excellent adalah karena operator yang
merakit steker mampu dengan mudah dan cepat memahami cara merakit steker
tersebut dengan urutan yang baik dan benar serta tidak terjadi kegagalan dalam
10 percobaan perakitan tersebut. Rating untuk kategori excellent dengan simbol
B1 adalah +0,11.
Effort, penilaian yang diberikan untuk effort adalah excellent dengan
simbol B2. Alasan memberikan effort bernilai excellent adalah karena operator
yang merakit steker tetap berusaha semaksimal mungkin meskipun mengalami
kesulitan dalam merakit steker. Rating untuk kategori excellent dengan simbol
B2 adalah +0,08.
Condition, penilaian yang diberikan untuk condition adalah excellent
dengan simbol B. Alasan memberikan condition bernilai excellent adalah
karena dalam melakukan perakitan, operator yang merakit steker berada pada
kondisi yang tidak gugup dan keadaan eksternal seperti pencahayaan dalam
ruangan serta pendingin ruangan berada dalam keadaan baik. Rating untuk
kategori excellent dengan simbol B adalah +0,04.
Consistency, penilaian yang diberikan untuk consistency adalah good
dengan simbol C. Alasan memberikan consistency bernilai good adalah karena
operator yang merakit steker mampu merakit barang tanpa ada kegagalan
perakitan. Akan tetapi, waktu siklus perakitan yang terhitung saat perakitan
bervariasi. Maka dari itu, dapat disimpulkan operator yang merakit steker
bersifat kurang konsisten. Rating untuk kategori good dengan simbol C adalah
+0,01.
Sehingga ketika diakumulasikan total rating yang didapat dari skill,
effort, condition dan consistency ialah +0,24 atau 24%. Oleh karena itu nilai
waktu normal yang terhitung ialah 31,22 detik.
Untuk mendapatkan hasil dari nilai waktu baku diperlukan nilai dari
waktu normal dan juga persentase allowance. Persentase allowance didapat
dari penjumlahan persen pada tabel ILO Recommended Allowances di atas.
Adapun penjelasannya sebagai berikut: Nilai pada bagian A yaitu personal
allowance dan basic fatigue allowance merupakan constant allowances
sehingga nilainya sudah pasti 5 dan 4. Nilai pada bagian B yaitu standing
allowance, abnormal personal allowances, use force or muscular energy, bad
light, atmospheric conditions, close attention, noise level, mental strain,
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

monoton dan tediousness. Pada bagian standing allowance diberikan nilai 0,


karena posisi operator ketika sedang merakit steker adalah dalam posisi duduk.
Pada bagian abnormal personal allowances diberikan nilai 0 karena posisi
duduk operator yang merakit steker dinilai sudah pada posisi yang nyaman.
Pada bagian use of force or muscular energy (lifting, pulling, pushing) weight
lifted, pounds diberikan nilai 5 dan 0 karena benda yang dirakit oleh operator
beratnya tidak lebih dari 5 pon. Oleh karena itu, nilainya menjadi 5 dan 0. Pada
bagian bad light diberikan nilai 0 karena pencahayaan dalam ruangan
laboratorium ketika operator merakit steker lumayan baik dan tidak
menggangu operator. Pada bagian atmospheric conditions (heat and humidity)
variable diberikan nilai 5 karena suasana diruang laboratorium dapat dikatakan
lumayan sejuk, dimana operator tidak merasa kepanasan ketika sedang merakit
steker. Pada bagian close attention diberikan nilai 5 karena operator
memberikan perhatiannya dalam merakit steker tersebut. Pada bagian noise
level diberikan nilai 2 karena suasananya sedikit gaduh ketika proses perakitan
steker. Pada bagian mental strain diberikan nilai 1 karena benda yang dirakit
yakni steker bukan merupakan benda yang sulit dirakit sehingga tidak
membuat operator gugup ataupun tegang dalam merakitnya. Pada bagian
monotony diberikan nilai 1 karena dalam perakitan steker terdiri atas beberapa
langkah. Pada bagian tediousness diberikan nilai 2 karena dalam pengamatan
saat operator merakit steker, operator mengalamai kebosanan akibat harus
merakit sebanyak 10 kali.
Berdasarkan nilai-nilai allowance yang sudah dipilih dari tabel ILO
Recommended Allowance, maka jumlah persentase nilai allowance yang
terhitung adalah 25 atau 25%. Dengan demikian, nilai waktu baku yang
terhitung dengan persentase allowance sebesar 25% adalah 41,63 detik.

4.2. Analisis Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Metode MTM


Setelah dilakukan pengamatan pada rekaman lego racer, terdapat
beberapa hal yang dapat diamati. Pertama, hal penting yang dapat diamati
adalah sifat bekerja operator. Operator pada rekaman tersebut merakit lego
racer dengan melakukan 89 gerakan. Gerakan-gerakan tersebut antara lain
menahan dan menerima main body, merakit, mengatur posisi, memindahkan,
menjangkau, memegang serta meletakkan dan melepas hasil rakitan mobil.
Untuk gerakan menjangkau, operator menjangkau komponen lego racer secara
pasti karena sudah mengetahui letak komponen lego racer terlebih dahulu.
Pada gerakan yang lainnya, yaitu gerakan memegang. Dalam rekaman lego
racer tersebut terdapat beberapa jenis pegangan, yaitu memegang dengan
pertukaran posisi pada komponen lego racer dan perpindahan komponen lego
racer ke tangan yang berbeda. Lalu untuk mengatur posisi dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu posisi pada komponen lego racer tanpa adanya tekanan, seperti
pada saat operator meletakkan komponen terakhir pada lego racer, yaitu
boneka lego yang mengemudikan lego racer tersebut karena operator hanya
meletakkannya tanpa adanya tekanan. Selanjutnya, pengaturan posisi
komponen dengan menggunakan sedikit tekanan, salah satu contohnya yaitu
pada saat operator memasang ban lego racer tersebut. Dari seluruh gerakan
yang telah dilakukan oleh operator, maka waktu yang terhitung menggunakan
stopwatch adalah 95,40 detik.
Kedua, hal penting yang diamati dalam rekaman percobaan lego racer
adalah sifat bekerja dari operator. Berdasarkan pengamatan rekaman perakitan
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

lego racer, operator lebih sering menggunakan tangan kanan dibandingkan


tangan kiri dalam proses perakitan. Hal tersebut terlihat karena hanya tangan
kanan yang menggunakan screwdriver pada perakitan tersebut. Sedangkan
tangan kiri berguna untuk menahan benda-benda yang sudah dirakit.
Ketiga, hal penting yang diamati adalah urutan perakitan yang dilakukan
oleh operator. Proses perakitan lego racer diawali dengan komponen ukuran
sedang, yaitu main body dan disertai dengan komponen kecil seperti wheel.
Perakitan diawali dengan cara merakit bagian yang mudah terlebih dahulu
hingga bagian yang sulit. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tangan kanan lebih dominan dalam
video tersebut, seperti untuk menjangkau dan memegang screwdriver, memutar
hasil rakitan, memindahkan hasil rakitan hingga mengatur posisi hasil rakitan
menggunakan tangan kanan. Sedangkan tangan kiri banyak digunakan untuk
menahan hasil rakitan saja.

4.3. Analisis Layout Sekarang dan Usulan


Berdasarkan pengamatan dan analisa yang dilakukan pada rekaman
perakitan lego racer, ditemukan adanya beberapa tata letak yang kurang
memperhatikan prinsip-prinsip keefektifan kerja, seperti kurangnya perhatian
pada letak benda berdasarkan use principle, importance of use principle,
sequence of use principle, dan frequency of use principle. Tetapi ada juga tata
letak yang sesuai dengan prinsip keefektifan kerja diatas contohnya adalah
memposisikan main body yang akan dirakit pada urutan pertama, karena main
body akan menjadi salah satu bagian utama dan terpenting dalam perakitan
lego racer. Ada juga beberapa part dari lego racer yang sudah baik jaraknya
seperti ada yang jaraknya 19 inci, 24 inci, dan 22 inci. Hal ini dapat
memudahkan operator untuk menjangkau bagian tersebut secara mudah. Tetapi
ada pun beberapa part dari lego racer yang jaraknya masih kurang ideal,
seperti jarak screwdriver dan wheel yang masing-masing adalah 26 dan 27 inci,
dimana dengan jarak tersebut operator yang merakit lego racer akan
mengalami kesulitan untuk menjangkaunya. Pada saat operator merakit lego
racer, terjadi beberapa gerakan yang dilakukan berulang kali seperti merakit
menggunakan screwdriver dan pemasangan wheel. Jarak dari screwdriver dan
wheel yang terlalu jauh dengan operator yakni 26 dan 27 inci menyebabkan
gerakan yang dilakukan oleh operator menjadi tidak efektif karena banyaknya
waktu yang terbuang untuk menjangkau barang tersebut.
Upaya untuk mengatasi masalah seperti terjadinya gerakan-gerakan yang
tidak efektif pada rekaman perakitan lego racer adalah dengan membuat usulan
layout stasiun kerja baru dengan memenuhi prinsip keefektifan kerja seperti
use principle, importance of use principle, sequence of use principle, dan
frequency of use principle. Berdasarkan importance of use principle,
komponen-komponen yang akan dirakit sudah disusun berdasarkan tingkat
kepentingan benda yang akan dirakit, seperti main body dengan jarak 21 inci
pada urutan pertama lalu diikuti dengan screwdriver pada jarak 16 inci.
Screwdriver diletakan dengan jarak 16 inci karena berdasarkan dengan prinsip
frequency of use principle, benda yang memiliki tingkat keseringan dalam
penggunaannya sebaiknya diletakan lebih dekat dengan operator, sehingga
dapat mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efektif ketika menjangkau
screwdriver yang letaknya jauh dari operator. Selanjutnya dengan
memposisikan wheel holder, side wing, turbo jet, rear wing, wheel dan robot
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

secara berurutan dan dengan jarak yang sesuai yaitu 21 inci, lalu dapat
memudahkan operator untuk merakit lego racer dan memudahkan operator
untuk menjangkau komponen-komponen dari lego racer tersebut, sehingga
dapat mengurangi waktu yang terbuang ketika menjangkau komponen-
komponen yang letaknya jauh.

4.4. Analisis Perbandingan Waktu Peta Tangan Kiri dan Kanan Metode MTM
Dengan Hasil Rekaman
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada video rekaman perakitan
lego racer, terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara waktu pada hasil
rekaman dengan waktu dari hasil metode MTM. Untuk mengetahui waktu hasil
dari perhitungan dengan menggunakan metode MTM, digunakan tabel left
hand-right hand process chart with MTM method. Data dari tabel tersebut
disesuaikan dengan setiap gerakan yang dilakukan oleh operator pada rekaman
perakitan lego racer, sehingga menghasilkan angka yang dapat dihitung. Untuk
mengetahui hasil perhitungan waktu dari hasil rekaman digunakan stopwatch
dengan satuan detik. Berdasarkan dari data yang diolah, hasil waktu yang
diperoleh adalah 787,1 dengan satuan TMU. Apabila 787,1 TMU tersebut
diubah kedetik dengan mengalikan 0,036 detik, maka hasil yang diperoleh
adalah 28,34 detik. Sementara hasil waktu yang didapat dari hasil rekaman
adalah 96,55 detik. Selisihnya adalah 68,21 detik, itu merupakan perbedaan
waktu yang sangat signifikan. Perbedaan waktu tersebut terjadi karena
perbedaan perhitungan waktu contohnya seperti merakit menggunakan
screwdriver. Pada rekaman video perakitan waktu yang diperlukan untuk
merakit adalah sekitar 4 - 6 detik. Tetapi dalam perhitungan waktu
menggunakan metode MTM, kegiatan merakit masuk dalam kategori APA
dengan waktu 10,6 TMU, yang jika dikonversikan ke dalam satuan detik
menjadi 0,36 detik yaitu waktu yang diperlukan oleh operator untuk merakit.
Disanalah terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara metode MTM
dengan perhitungan waktu menggunakan stopwatch. Hal tersebut diduga
menjadi penyebab utama terjadinya perbedaan waktu antara metode MTM
dengan hasil rekaman.

BAB 5
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:


1. Terdapat 3 faktor pada saat mengerjakan suatu pekerjaan sehingga dibutuhkan
waktu allowance, yaitu gangguan untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan
fatigue, dan hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Pada percobaan steker,
gangguan-gangguan yang terjadi yaitu gangguan untuk kebutuhan pribadi, seperti
pergi ke toilet atau bercakap-cakap dengan teman untuk menghilangkan
ketegangan. Selanjutnya adalah fatigue yang terjadi pada saat merakit steker
karena operator secara terus menerus melakukan gerakan yang sama sebanyak 10
kali.
2. Waktu allowance merupakan waktu khusus yang dibutuhkan oleh operator dalam
bekerja untuk beristirahat seperti menghilangkan kelelahan, untuk hambatan yang
tak terhindarkan seperti menerima atau meminta petunjuk percobaan kepada
pengawas. Semakin kecil waktu allowance yang dibutuhkan oleh operator, maka
waktu baku juga akan menurun mendekati waktu normal, yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dipengaruhi oleh peringkat
kinerjanya. Semakin besar waktu allowance yang dibutuhkan oleh operator, maka
waktu baku juga akan semakin meningkat.
3. Perbandingan waktu perakitan lego racer menggunakan metode MTM dengan
menghitung waktu menggunakan stopwatch memiliki perbedaan waktu yang
cukup signifikan, yakni 47,76 detik dengan 95,4 detik. Perbedaan tersebut terjadi
karena perbedaan perhitungan waktu. Ketika menghitung secara manual
menggunakan stopwatch, dapat mencapai waktu 4 sampai 6 detik untuk
menggunakan screwdriver, sedangkan menggunakan metode MTM hanya
membutuhkan waktu 0,36 detik. Jadi, menghitung waktu menggunakan metode
MTM lebih cepat daripada menghitung manual menggunakan stopwatch.
4. Gerakan yang dilakukan operator dalam rekaman perakitan lego racer belum bisa
dikatakan optimal. Hal ini dikarenakan perhitungan waktu yang digunakan untuk
merakit lego racer dengan waktu standar berdasarkan perhitungan metode MTM
berbeda. Perbedaan yang ada, cukup signifikan terutama pada bagian perakitan.
Perakitan yang dilakukan memakan waktu cukup lama apabila dibandingkan
dengan tabel MTM, dimana berdasarkan pengamatan rekaman, lama perakitan
terhitung selama 1 menit 35,40 detik, dan berdasarkan metode MTM, lama
perakitan terhitung selama 47,76 detik. Dan masi banyak juga ditemukan
gerakan-gerakan tidak efektif yang dilakukan operator contohnya seperti search
dimana operator kebingungan untuk mencari part selanjutnya dalam perakitan
lego racer.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University

Anda mungkin juga menyukai