Anda di halaman 1dari 19

WORKSHEET

HUMAN-INTEGRATED SYSTEMS
(ISYE6059)
SAFETY - HEALTH IN WORKPLACE
AND ENERGY CONSUMPTION

Arranged by:
HIS10
AGDA

Ahmad Atiq Maliki 2401967132


Ashari Eriantono 2440124260
Firman Mutakin 2401966546
Muchamad Gema Ramadhan 2440123472
Oktiawan Ando Prakoso 2401963134

INTEGRATED INDUSTRIAL ENGINEERING LABORATORY


INDUSTRIAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF ENGINEERING
BINUS UNIVERSITY
JAKARTA
2022

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
I. Objectives
Tujuan-tujuan dari worksheet ini adalah:
1.1 Safety - Health in Workplace
1. Mampu memahami pentingnya safety and health issues di tempat kerja.
2. Mampu memahami berbagai penyebab terjadinya cedera di tempat kerja dan
cara mecegahnya.
3. Mampu memahami pengaruh dari tingkat pencahayaan, suhu, ventilasi, getaran
dan kebisingan terhadap produktivitas pekerja.
4. Mampu menganalisis dan mengevaluasi lingkungan di tempat kerja berdasarkan
batas pencahayaan, suhu, ventilasi, getaran dan kebisingan.
5. Mampu menganalisis kesalahan di tempat kerja dengan menggunakan fault tree
analysis.
6. Mampu mencegah terjadinya kecelakaan dengan menggunakan hazard control.

1.2 Energy Consumption


1. Memberikan pemahaman tentang pengaruh beban kerja pada tubuh manusia saat
beraktivitas.
2. Mengklasifikasikan Metabolic Equivalent Task (MET).
3. Menganalisis energi yang dikonsumsi dengan frekuensi saat penggunaan
footstep.Mampu menganalisis dan mengevaluasi lingkungan di tempat kerja
berdasarkan batas pencahayaan, suhu, ventilasi, getaran dan kebisingan.
4. Mampu menganalisis korelasi antara kecepatan dan konsumsi energi.
5. Mampu menghitung dan menghitung analisis break time method.

II. Result and Analysis


1. Lengkapi data pada tabel berikut berdasarkan praktikum yang Anda lakukan.
a. Illumination Level Measuring (menggunakan aplikasi Lux Light Meter)
Tabel 2.1 Illumination Level Measuring
No Place Illumination Level
1 Kamar tidur 52 × 0,09 = 4,68 𝑓𝑡𝑐𝑑
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
b. Noise Dose Level Measuring (menggunakan aplikasi Sound Meter atau Decibel X)
Tabel 2.2 Noise Dose Level Measuring
No Ln (dB) Cn (Hour) Tn D TWA

1 60.7 3 464,65

2 80 3 32,0 10.97 74,06 𝑑𝐵

3 66.4 2 210,84
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
𝐿1 = 60,7
𝐿2 = 80
𝐿3 = 98,5
𝑇1 = 8/2((𝐿−90)/5)
𝑇1 = 8/2((60,7−90)/5) = 464,65
𝑇2 = 32,0 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙)
𝑇3 = 8/2((𝐿−90)/5)
𝑇3 = 8/2((66.4−90)/5) = 210,84
3 3 2
𝐷 = 100 × (464,65 + 32 + 210,84) = 10,97 %

𝑇𝑊𝐴 = (16,61 × 𝐿𝑜𝑔(𝐷/100)) + 90


𝑇𝑊𝐴 = (16,61 × 𝐿𝑜𝑔(10.97/100)) + 90 = 74,06 𝑑𝐵

2. Lakukan analisis terhadap hasil perhitungan illumination level measuring dan noise
dose level measuring yang telah Anda hitung.
Percobaan pengukuran ilumunation level yang dilakukan pada lokasi ruang
Kamar tidur, menggunakan alat pengukuran handphone menggunakan aplikasi Light
meter, hasil yang terukur adalah sebesar 52 Lux dan 4,68 𝑓𝑡𝑐𝑑, hal ini menunjukan
bahwa nilai cahaya ini termasuk dalam kategori B: orientasi sederhana, berdasarkan
standar yang diatur oleh Illuminating Engineering Society Of Noerth America
(IESNA). Hal ini sesuai dengan tujuan penggunaan ruangan tersebut yaitu kegiatan-
kegiatan sederhana seperti istirahat/tidur yang terlalu memerlukan intensitas cahaya
yang cukup tinggi, menjadi meja laptop sementara dengan intensitas pemakaian yang
tidak terlalu lama dan kegiatan lainnya.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
Percobaan pengukuran noise dose level, dilakukan dengan cara mengukur
intesitas suatu tempat yang sama dalam tiga waktu yang berbeda yaitu malam, pagi
dan siang hari. Pengambilan data dilakukan pada lokasi parkiran tempat kerja yang
cukup dekat dengan jalanan dan area kerja. Hasil pengukuran yang didapat adalah
pada malam hari sebesar 60,7 dB hal ini disebabkan karena tidak banyak aktivitas
yang dilakukan pada area tersebut; siang hari sebesar 80 dB nilai ini cukup tinggi
dimana pengambilan data dilakukan pada pukul 13:09 dimana terdapat banyak
kendaraan yang berlalu Lalang untuk Kembali bekerja setelah istirahat dan masih
cukup banyak sejumlah pekerja yang saling bercengkrama satu sama lainnya dan pada
pagi hari sebesar 66,4 dB menandakan aktivitas yang terjadi masih belum terlalu padat
masih sedikit motor yang belalu lalang memakirkan kendaraannya dilokasi tersebut.
Dari data tersebut kita mencari durasi maksimum pada tingkat kebisingan (Tn)
tersebut yaitu untuk 60,7 dB nilai maksimumnya adalah kurang lebih 464 jam, yang
berarti masih dikatakan cukup aman dalam satu hari 24 jam, kemudian untuk 80 dB
jumlah waktu/durasi yang diperbolehkan adalah 32 jam yang berarti dalam satu
stengah hari seseorang perlu beristirahat bila telah mendengar tingkat intensitas suara
tersebut, terakhir pengukuran pada pagi hari didapatkan nilai 66,4 dB dengan hasil
perhitnungan durasi aman adalah kurang lebih 210 jam, yang menandakan intensitas
suara tersebut masih cukup aman. Dengan hasil tingkat kebisngan keseluruhan
10,97% dan nilai TWA 74,06 dB artinya lokasi tersebut masih cukup aman untuk
dilakukan kegiatan normal.

3. Berdasarkan video https://www.youtube.com/watch?v=4d-EXD0A158, lakukanlah


pengamatan dan buatlah tugas sebagai berikut:
a. Job Hazard Analysis
Job hazard analysis saat proses pembuatan badi atau keris adalah sebagai berikut:

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
Tabel 3.1 Job Hazard Analysis
JOB DESCRIPTION : PREPARED BY : HIS10
Proses Pembuatan Besi
Dragon
ISSUING DEPARTMENT : REVIEWED BY :
Teknik Industri
Location : Date : 5 Januari 2022
Binus Online Learning
No. KEY JOB STEPS POTENTIAL SAFE PRACTICES
HEALTH AND APPAREL AND
INJURY HAZARD EQUIMPENT
1 Mengumpulkan Tangan dan kaki Menggunakan sarung
material besi-besi yang dapat terluka akibat tangan yang tebal dan
akan digunakan dalam besi yang tajam. sepatu boot yang
pembuatan besi dragon. memenuhi standar
safety equipment.
2 Meleburkan material Luka bakar akibat Menggunakan sarung
besi dengan tungku percikan api pada tangan anti panas,
pemanas. tungku pemanas dan sepatu boot, pakaian
mata dapat terkena dan kacamata yang
percikan api. memenuhi standar
safety equipment.

3 Melakukan pengecoran Luka bakar pada Menggunakan


atau pencetakan besi bagian tangan dan pakaian anti api,
dragon. kaki serta bagian sarung tangan anti
tubuh lain akibat besi panas, sepatu boot,
cair yang masih pakaian dan kacamata
panas. yang memenuhi
standar safety
equipment.
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
Tabel 3.1 Job Hazard Analysis (Lanjutan)
JOB DESCRIPTION : PREPARED BY : HIS10
Proses Pembuatan Besi
Dragon
ISSUING DEPARTMENT : REVIEWED BY :
Teknik Industri
Location : Date : 5 Januari 2022
Binus Online Learning
No. KEY JOB STEPS POTENTIAL SAFE PRACTICES
HEALTH AND APPAREL AND
INJURY HAZARD EQUIMPENT
4 Melakukan pendinginan Luka bakar pada Menggunakan sarung
pada besi dragon yang bagian tubuh akibat tangan anti panas,
telah dicor / dicetak. paparan panas dari sepatu boot, pakaian
besi dragon yang anti panas dan
masih panas dan kacamata yang
mata dapat terluka memenuhi standar
oleh debu tanah yang safety equipment.
masih panas.
Sumber: (Diolah oleh Penulis)

b. Fault Tree Analysis

Sumber: (Diolah oleh Penulis)


Gambar 3 (Fault Tree Diagram Pembuatan Besi Dragon)

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
4. Lakukan analisis terhadap hasil perhitungan job hazard analysis dan fault tree
analysis yang telah Anda buat
4.1 Job Hazard Analysis
Pada praktikum ini dilakukan job hazard analysis terhadap proses pembuatan
besi dragon. Proses pembuatan besi dragon masih menggunakan cara yang
tradisional. Pembuatannya melalui beberapa proses, proses pertama adalah
pemilahan material besi bekas yang akan digunakan dalam pembuatan besi
dragon. Pada proses tersebut terdapat potensi bahaya dan cedera yang dapat terjadi
yaitu dapat menyebabkan tangan dan kaki terluka akibat besi yang tajam sehingga
pekerja diharuskan untuk menggunakan sarung tangan yang tebal dan sepatu boot
yang memenuhi standar safety equipment untuk mengurangi potensi terjadinya
cedera. Proses kedua adalah proses peleburan material besi bekas dengan tungku
yang dipanaskan dengan bara api yang dapat membuat pekerja berpotensi terkena
luka bakar dan luka di mata akibat percikan api saat melakukan proses peleburan
sehingga pekerja diharuskan menggunakan sarung tangan anti panas, sepatu boot,
serta kacamata yang memenuhi standar safety equipment untuk mengurangi
potensi cedera. Proses ketiga adalah proses pengecoran atau pencetakan besi
dragon dengan cara memindahkan material besi cair ke cetakan tanah
menggunakan ember dengan tongkat kayu. Proses tersebut dapat meningkatkan
potensi cedera pada bagian tangan dan kaki serta bagian tubuh lainnya yang tidak
terlindungi oleh paparan panas dari besi cair tersebut. Potensi cedera tersebut
dapat ditanggulangi dengan mengharuskan pekerja untuk menggunakan pakaian
anti api serta sarung tangan anti panas yang memenuhi standar safety equipment.
Proses keempat atau proses terakhir adalah proses pendinginan besi dragon, bila
dirasa besi cair yang sudah dicetak telah mengeras secara sempurna maka besi
dragon yang dicor atau dicetak di dalam cetakan tanah dapat dikeluarkan dengan
cara mencongkel dengan menggunakan bantuan tongkat besi. Proses tersebut
memungkinkan pekerja dapat terkena paparan panas dari besi dragon yang masih
panas dan cedera pada bagian mata akibat debu dari tanah cetekan sehingga
pekerja dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan anti panasl, sepatu boot,
serta kacamata yang memenuhi standar safety equipment untuk meminimalisir
potensi cedera.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
Proses pembuatan besi dragon ini termasuk proses yang tidak aman dan
tergolong buruk karena pekerja tidak memenuhi aturan sesuai dengan prosedur
kerja yang aman atau SOP yang baik dan benar.
4.2 Fault tree analysis
Fault Tree Diagram (FTA) adalah sebuah tool yang digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah resiko. Metode ini bersifat top-down dengan asumsi
kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak dan merinci sebab-sebab suatu
kejadian. Pada proses pembuatan besi dragon melalui beberapa proses dan
langkah sesuai prinsip safety and health in workplace. Pada bagian top event,
terdapat kejadian cedera pada tubuh dengan bentuk oval/ellipse yang menandakan
sebagai masalah utama pada proses pembuatan besi dragon tersebut. Pada fault
tree diagram terdapat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya top event. Faktor
yang menyebabkan terjadinya top event pada proses pembuatan besi dragon
terbagi menjadi 2 faktor, yaitu luka bakar akibat besi panas dan luka bakar akibat
percikan api dalam bentuk rectangle yang berarti penghubung antar event. Pada
faktor pertama yaitu luka akibat besi panas pada anggota tubuh terdapat dua
penyebab terjadinya faktor tersebut. Penyebab yang pertama adalah tidak
memakai safety equipment dan peyebab yang kedua adalah tidak konsentrasi saat
proses pembuatan besi dragon. Kedua penyebab tersebut digambarkan dalam
bentuk circle yang berarti akar permasalahan atau bagian terendah dari suatu
event. Pada faktor kedua yaitu luka bakar akibat percikan api terdapat dua
penyebab terjadinya faktor tersebut yaitu kurangnya kewaspadaan saat proses
pembuatan besi dragon dan tidak menggunakan safety equipment. Kedua
penyebab tersebut digambarkan dalam bentuk circle yang berarti akar
permasalahan atau bagian terendah dari suatu event. Pada fault tree diagram ini
menggunakan 4 simbol yaitu rectangle yang berarti penghubung antara event,
circle sebagai akar permasalahan atau bagian terendah dari suatu event yang
berarti penyebab dari terjadinya sebuah event terdiri atas 2 atau lebih penyebab
dan ellipse yang merupakan masalah utama atau top event.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
5. Lengkapi data pada tabel berikut dengan melakukan perhitungan pada data aktivitas
squat praktikan yang telah diberikan.
Tabel 5.1 Perhitungang Nilai CNi
Speed DNo (heart DNi
Average
No Name (frequency rate / (heart rate CNi (Kcal)
CNi
/ minute) minute) / minute)
20 90 E = 1.33 + (90 - 79) / 10 = 2.43
1 Male 30 79 109 E = 1.33 + (109 - 79) /10 = 4.33 4.10
40 121 E = 1.33 + (121 - 79) / 10 = 5.53
20 95 E = 1.33 + (95 - 84) / 10 = 2.43
2 Female 30 84 118 E = 1.33 + (118 - 84) / 10 = 4.73 4.40
40 131 E = 1.33 + (131 - 84) / 10 = 6.03
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Nilai CNi didapatkan dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝐷𝑁𝑖−𝐷𝑁𝑜
𝐶𝑁𝑖 = 1.33 + 10

Keterangan:
1.33 = Metabolisme basal
CNi = Energi yang di konsumsi (Kcal)
DNi = Pengukuran heart rate sesudah melakukan pekerjaan (rate/minute)
DNo = Pengukuran heart rate sebelum melakukan pekerjaan (rate/minute)
Contoh perhitungan CNi untuk DNi = 90 dan DNo = 79
𝐷𝑁𝑖−𝐷𝑁𝑜
𝐶𝑁𝑖 = 1.33 + 10
90−79
𝐶𝑁𝑖 = 1.33 + 10

𝐶𝑁𝑖 = 1.33 + 1.1


𝐶𝑁𝑖 = 2.43

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
Tabel 5.2 Korelasi Energi

No Name Speed (x) DNo DNi DNi - DNo CNi (y) r

20 90 11 2.43
Male 30 79 109 30 4.33 0.0745
1
40 121 42 5.53
 79 320 83 12,29 0.0745
20 95 11 2.43
Female 30 84 118 34 4.73 0.1247
2
40 131 47 6.03
 84 344 92 131.19 0.1247
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Nilai korelasi (r) didapatkan dengan melakukan perhitungan menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝑛 ∑𝑛 𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑𝑖=1 𝑥𝑖)(∑𝑖=1 𝑦𝑖)
𝑟=
√[𝑛 ∑𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2
𝑖=1 𝑥𝑖 −(∑𝑖=1 𝑥𝑖 ) ][𝑛 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 −[∑𝑖=1 𝑦𝑖 ) ]

Keterangan:
r = Korelasi
n = Jumlah data
x = Variabel tidak terikat (kecepatan)
y = Variabel terikat (CNi)

Perhitungan korelasi antara kecepatan dan energi yang dikonsumsi dalam


aktivitas squat oleh laki-laki adalah sebagai berikut:
𝑛 ∑𝑛 𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑𝑖=1 𝑥𝑖)(∑𝑖=1 𝑦𝑖)
𝑟=
√[𝑛 ∑𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2
𝑖=1 𝑥𝑖 −(∑𝑖=1 𝑥𝑖 ) ][𝑛 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 −[∑𝑖=1 𝑦𝑖 ) ]

3((20𝑥2.43)+(30𝑥4.33)+(40𝑥5.53))−(20+30+40)(2.43+4.33+5.53)
𝑟=
√(3(202 +302 +402 )−(202 +302 +402 )) (3(2.432 +4.332 +5.532 )−(2.432 +4.332 +5.532 ))

73
𝑟=
√961028.545

𝑟 = 0.0745
Perhitungan korelasi antara kecepatan dan energi yang dikonsumsi dalam
aktivitas squat oleh perempuan adalah sebagai berikut:

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
𝑛 ∑𝑛 𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑𝑖=1 𝑥𝑖)(∑𝑖=1 𝑦𝑖)
𝑟=
√[𝑛 ∑𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2
𝑖=1 𝑥𝑖 −(∑𝑖=1 𝑥𝑖 ) ][𝑛 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 −[∑𝑖=1 𝑦𝑖 ) ]

3((20𝑥2.43)+(30𝑥4.73)+(40𝑥6.03))−(20+30+40)(2.43+4.73+6.03)
𝑟=
√(3(202 +302 +402 )−(202 +302 +402 )) (3(2.432 +4.732 +6.032 )−(2.432 +4.732 +6.032 ))

108
𝑟=
√749808.92

𝑟 = 0.1247
6. Berdasarkan data yang telah Anda hitung pada praktikum sebelumnya, selesaikan
tugas sebagai berikut:
a. Buatlah grafik hubungan antara denyut jantung dan kecepatan!
Grafik hubungan antara denyut jantung dan kecepatan dalam aktivitas squat
yang dilakukan oleh laki-laki adalah sebagai berikut:

DNo
150
Heart Rate (heart

100

50

0
20 30 40
Speed (km/hour)
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Gambar 6.1 (Grafik Hubungan Denyut Jantung dan Kecepatan Aktivitas Squat Oleh Laki-Laki)

Grafik hubungan antara denyut jantung dan kecepatan dalam aktivitas squat
yang dilakukan oleh perempuan adalah sebagai berikut:

DNo
140
Heart Rate (heart rate

120
100
80
60
40
20
0
20 30 40
Speed (km/hour)
Sumber: (Diolah oleh Penulis)
Gambar 6.2 (Grafik Hubungan Denyut Jantung dan Kecepatan Aktivitas Squat Oleh Perempuan)

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
b. Lakukan analisis korelasi antara kecepatan dan konsumsi energi!
Energi dihasilkan melalui proses metabolisme tubuh oleh zat atau makanan
yang dimakan oleh seseorang. Jumlah energi yang dikeluarkan akan berbanding
lurus dengan jumlah energi yang masuk. Melalui praktikum ini kecepatan energi
yang terkonsumsi dengan menggunakan data aktivitas squat sebagai alat ukur
kecepatan dengan 3 kecepatan berbeda 20 km/jam, 30 km/jam dan 40km/jam.
Pengukuran dilakukan oleh laki-laki dan perempuan karena tingkat energi yang
dikeluarkan akan berbeda dari masing-masing jenis kelamin. Diketahui detak
jantung laki-laki sebelum pengukuran sebesar 79 detak per menit dan pada
perempuan 84 detak per menit. Aktivitas squat dilakukan selama 4 menit pada
setiap kecepatan.
Pada saat kecepatan 20 km/jam, detak jantung perempuan naik hingga 95
detak per menit dan pada detak jantung laki-laki meningkat menjadi 90 detak per
menit. Pada kecepatan 30 km/jam, detak jantung perempuan meningkat menjadi
118 detak per menit dan laki-laki meningkat menjadi 109 detak per menit. Pada
kecepatan 40 km/jam, detak jantung perempuan naik hingga 131 detak per menit
dan laki-laki naik hingga 121 detak per menit. Berdasarkan data tersebut maka
dapat diketahui dan dihitung besar energi yang telah dikonsumsi saat melakukan
aktivitas squat.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada
kecepatan 20 km/jam energi yang dikonsumsi oleh praktikan laki-laki adalah
sebanyak 2.43 kcal dan energi yang dikonsumsi oleh praktikan perempuan adalah
sebanyak 2.43 kcal. Pada kecepatan 30 km/jam, praktikan laki-laki
mengkonsumsi energi sebanyak 4.33 kcal dan praktikan perempuan
mengkonsumsi energi sebesar 4.73 kcal. Pada kecepatan 40 km/jam, praktikan
laki-laki mengkonsumsi energi sebesar 5.53 kcal dan praktikan perempuan
mengkonsumsi energi sebesar 6.03 kcal. Berdasarkan data tersebut, maka
diperoleh nilai korelasi sebesar 0.0745 bagi laki-laki dan 0,1247 bagi perempuan.
Berdasarkan nilai korelasi yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang sangat kuat antara kecepatan dan energy consumption.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
c. Lakukan perhitungan dan berikan analisis break time method! Diketahui nilai
total work timenya adalah 4 menit
Tabel 6.1 Break Time Method
No Activity Name Break Time (minute)

1 Male -1.776
Squat

2 Female 0.52

Sumber: (Diolah oleh Penulis)

Menghitung break time dengan total working time 4 menit dapat


dihitung menggunakan rumus berikut:
𝑊 − 5.33
R= untuk laki-laki
𝑊−1.33
𝑊−4
R = 𝑊−1.33 untuk perempuan

Break time = R x total work time


Keterangan:
R = Waktu istirahat yang dibutuhkan (persentase)
W = Rata-rata konsumsi energi (Kcal/menit) (CNi)
Dengan menggunakan rumus break time method diatas dapat di hitung
waktu istirahat yang di butuhkan adalah sebagai berikut:
𝑊 − 5.33
𝑅𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 𝑊−1.33
4.1 − 5.33
𝑅𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 4.1−1.33
−1.23
𝑅𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 2.77

𝑅𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = −0.444%
Break time = -0.444% x 4
= -1.776 menit
𝑊−4
𝑅𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 𝑊−1.33
4.4 − 4
𝑅𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 4.4−1.33
0.4
𝑅𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 3.07

𝑅𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0.13%

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
Break time = 0.13% x 4
= 0.52 menit
Break Time Method adalah suatu metode untuk menganalisis waktu
yang diperlukan bagi pekerja untuk beristirahat setelah bekerja selama 8 jam
sehari. Metode ini bertujuan supaya pekerja dapat menyeimbangkan waktu
istirahat dengan beban pekerjaan yang dilakukan. Pada perhitungan break time
method, nilai diperoleh melalui perhitungan nilai R untuk laki laki dan R untuk
perempuan. W adalah energi yang dikeluarkan saat bekerja, nilai 1,33
merupakan nilai tetap atau energi basal. Pada perhitungan ini, faktor pengurang
laki-laki memiliki nilai sebesar 5,33 sementara perempuan memiliki nilai 4. Hal
tersebut berbeda karena laki-laki memiliki otot yang cenderung lebih kuat
dibanding perempuan.
Pada perhitungan ini diketahui bahwa nilai W yang diperoleh dari laki-
laki adalah sebesar 4.1. Nilai W yang diperoleh tersebut kemudian dimasukkan
ke dalam rumus break time needed dan memperoleh nilai R sebesar -0.444.
Nilai R yang telah diperoleh tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus
break time. Rumus break time adalah besar nilai R dikali dengan total waktu
kerja. Pada percobaan ini, total waktu kerja saat melakukan aktivitas squat
adalah 4 menit. Hasil dari perhitungan tersebut adalah -1.776, karena nilainya
minus yang artinya laki-laki tersebut tidak membutuhkan istirahta saat
melakukan aktivitas squat tersebut. Perhitungan break time pada perempuan
sedikit berbeda dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan tersebut terletak pada
rumus break time needed. Nilai W yang diperoleh adalah 4.4 dan kemudian
dimasukkan ke dalam rumus break time needed. Nilai R yang telah diperoleh
melalui perhitungan break time needed tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam rumus break time. Hasilnya yang diperoleh adalah 0,52 yang artinya
perempuan tersebut membutuhkan waktu istirahat setelah melakukan aktivitas
dengan banyak energi yang dikonsumsi.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
III. Conclusion
Kesimpulan dari worksheet ini adalah:
1.1 Safety - Health in Workplace
1. Memahami safety and health issues sangat penting dalam lingkungan kerja
karena berhubungan dengan keamanan dan keselamatan dalam lingkungan kerja.
2. Penyebab terjadinya kecelakaan dan cedera saat bekerja dikarenakan kurangnya
penerapan akan keselamatan atau keamanan saat bekerja, khususnya evaluasi job
hazard control pada setiap pekerja dalam lingkungan kerja tersebut.
3. Pencahayaan, suhu, ventilasi, getaran dan kebisingan sangat berpengaruh pada
kinerja setiap pekerja karena aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi kondisi
tubuh dan mata pekerja. Jika aspek-aspek tersebut berlebihan khususnya
kebisingan dapat membuat pekerja tidak fokus saat bekerja.
4. Membatasi pencahayaan, suhu, ventilasi, getaran dan kebisingan dapat membuat
lingkungan kerja lebih sehat dan nyaman. Suhu yang pas, tidak ada kebisingan,
ventilasi yang cukup dapat membuat pekerja lebih merasakan kenyamanan
sehingga produktivitas menjadi lebih baik.
5. Menggunakan fault tree analysis pada lingkungan kerja dapat membantu untuk
mengetahui kesalahan proses kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan dan
cedera pada setiap pekerja dengan menyusun bagian masalah top event sampai ke
akar permasalahannya.
6. Menerapkan job hazard control dapat mengantisipasi terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan seperti cedera dan kecelakaan pada pekerja. Hazard control
dapat mengetahui hal yang harus dilakukan oleh setiap pekerja dalam melakukan
suatu proses pekerjaan dengan aman sehingga tidak akan terjadi kecelakaan dan
cedera saat melakukan pekerjaan.
1.2 Energy Consumption
1. Aktivitas yang dilakukan manusia memiliki beban kerja yang berbeda-beda
sehingga menimbulkan adanya energi yang harus dipakai atau dikonsumsi untuk
melakukan pekerjaan tersebut yaitu Energy Consumption. Energy consumption
menimbulkan efek lelah dan letih dikarenakan energi yang telah hilang atau
dikonsumsi dari tubuh untuk melakukan pekerjaan.
2. Berdasarkan data diatas, terdapat hubungan yang kuat antara kecepatan/frekuensi
saat aktivitas squat dengan besar energi yang dikonsumsi. Hal ini membuktikan
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
bahwa kecepatan saat melakukan squat mempengaruhi jumlah energi yang akan
dikonsumsi.
3. Berdasarkan penghitungan nilai break time yang telah didapatkan pada aktivitas
squat, praktikan laki-laki tidak membutuhkan waktu beristirahat karena hasil
perhitungannya bernilai minus yaitu -1.776 menit. Sedangkan untuk praktikan
wanita membutuhkan waktu istirahat karena perhitungannya bernilai potisit yaitu
0.52 menit.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
LAMPIRAN 1
PENGUKURAN ILLUMINATION LEVEL

Sumber: (Diolah oleh penulis)


Gambar pengukuran illumination level pada kamar tidur.

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)
LAMPIRAN 2
PENGUKURAN NOISE DOSE LEVEL

Sumber: (Diolah oleh penulis)


Gambar pengukuran noise level pada malam hari

Sumber: (Diolah oleh penulis)


Gambar pengukuran noise level pada pagi hari

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Worksheet
Human-Integrated Systems (ISYE6059)

Sumber: (Diolah oleh penulis)


Gambar pengukuran noise level pada siang hari

Integrated Industrial Engineering Laboratory


Industrial Engineering Department
BINUS University

Anda mungkin juga menyukai