(D1084)
OCCUPATIONAL FATIGUE
Disusun oleh:
HIS 2
BA41
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya kelelahan sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang
pada saat mereka beraktivitas. Adapun, kelelahan dibagi menjadi dua jenis
yaitu kelelahan fisik dan kelelahan mental. Kelelahan fisik contohnya pada saat
seseorang mengangkat beban yang terlalu berat sehingga orang tersebut harus
mengeluarkan energi lebih besar agar mampu mengangkat beban tersebut
sehingga menyebabkan kelelahan secara fisik. Kelelahan mental contohnya
yaitu belajar dan bekerja yang tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup
sehingga menyebabkan kelelahan pada otak.
Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang
secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup lagi
melakukan aktivitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua hal, yaitu
kelelahan fisiologis (fisik atau kimia) dan kelelahan psikologis (mental atau
fungsional). Di sisi lain dapat bersifat objektif (dapat dilihat pada akibat-
akibatnya dalam berbagai kinerjanya) dan dapat bersifat subjektif (akibat
perubahan dalam perasaan dan kesadaran) (Sutalaksana, 2006).
Selain memberikan waktu istirahat yang cukup untuk proses pemulihan
(recovery) kondisi fisik yang lelah, pengaturan waktu kerja yang diselingi
dengan beberapa kali waktu istirahat di samping juga perubahan lamanya
periode waktu kerja bisa memberikan dampak perubahan terhadap efisiensi
operator (Wignjosoebroto, 2008).
Pada praktikum occupational fatigue, dilakukan percobaan mengetik
tulisan secara cepat sebanyak tiga halaman selama 20 menit tanpa berhenti.
Percobaan ini dilakukan untuk mengukur tingkat kelelahan pada operator yang
akan diukur menggunakan kuesioner SOFI dan FAS. Kuesioner SOFI (Swedish
Occupational Fatigue Inventory) berguna untuk mengukur tingkat kelelahan
berdasarkan dimensi-dimensi kelelahan yang dirasakan pada saat itu juga
seperti aktivitas fisik, ketidaknyamanan fisik, kekurangan energi, kekurangan
motivasi, dan rasa kantuk. Sedangkan kuesioner FAS (Fatigue Assessment
Scale) berguna untuk mengukur kelelahan mengacu pada apa yang biasanya
dirasakan oleh operator. Selain menggunakan kuesioner yang bersifat objektif,
dapat pula digunakan alat Elektroencephalogram (EEG) untuk mengukur
kelelahan pada seseorang.
Elektroencephalogram (EEG) merekam aktivitas umum elektrik di otak,
dengan meletakkan elektroda-elektroda pada daerah kulit kepala atau dengan
menempatkan mikroelektroda dalam jaringan otak (Mutaqqin, 2008). Sinyal
listrik dibuat ketika muatan listrik bergerak dalam sistem saraf pusat. Fungsi
saraf biasanya dikelola oleh ion yang ditetapkan oleh membran neuronal.
Membran dalam waktu istirahat (difusi) biasanya keluar melalui penghabisan
pada muatan positif (kalium), ion menjaga keseimbangan elektrokimia dari -75
mV. Dengan depolarisasi, masuknya (natrium) ion yang bermuatan positif
terjadi melebihi keadaan istirahat elektrokimia normal (Tatum, 2014).
Dalam laporan ini, dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas
kuesioner SOFI dan FAS dengan SPSS serta perhitungan mean dan modus
menggunakan data kuesioner SOFI dan FAS kelompok HIS 1 sampai HIS 7
kelas BA41.
BAB 2
PENGUMPULAN DATA
2.1 Data Kuesioner SOFI
Berikut adalah data kuesioner SOFI dari kelompok HIS 1 sampai HIS 7 kelas BA41:
Tabel 2.1 Data Hasil Kuesioner SOFI
Nama N V V V V V V V V V Va Va Va Va Va Va Va Va Va Va Va Va Va Va Va Va
Kelom o ar ar ar ar ar ar ar ar ar r r r r r r r r r r r r r r r r
pok . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 1 2 2 1 0 1 3 4 0 3 2 1 0 0 2 4 1 3 4 3 5 0 0 2
HIS 1 2 4 1 3 3 2 1 4 3 3 4 2 2 3 0 1 2 2 1 4 2 3 4 0 0 2
3 4 4 3 4 4 1 5 3 4 2 2 2 2 1 4 2 2 3 4 4 4 4 3 2 2
1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
2 0 1 2 5 2 2 1 4 4 0 3 1 1 0 0 3 0 0 4 4 4 3 2 0 2
HIS 2
3 1 1 0 0 0 0 0 1 2 1 0 2 1 0 2 1 0 0 2 0 2 0 0 0 2
4 1 2 3 2 0 0 1 2 2 3 2 1 1 1 4 2 1 0 4 4 4 4 2 1 3
1 4 3 2 4 2 4 1 2 2 1 3 4 1 1 3 1 2 0 3 2 4 1 0 0 1
HIS 3 2 1 5 6 3 2 3 5 6 4 1 3 5 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 3 4
3 3 2 2 5 5 2 3 5 5 1 5 3 3 4 5 3 1 1 6 5 6 3 5 3 4
1 2 4 6 5 5 5 1 2 3 3 5 0 4 0 4 5 0 0 4 3 4 2 4 0 5
2 4 2 2 4 5 4 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 3 4 2 3 3 4 2
HIS 4
3 3 4 2 2 3 4 2 3 2 1 3 4 3 1 5 4 3 2 3 3 4 3 1 1 4
4 3 2 3 1 0 0 1 1 0 0 0 1 2 0 1 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0
1 3 5 4 1 5 1 1 3 3 1 2 2 3 1 4 5 1 0 1 1 2 3 1 2 2
2 2 1 5 4 3 1 1 3 3 3 2 2 3 2 0 1 0 1 3 3 3 3 1 1 2
HIS 5
3 3 2 1 3 4 1 0 3 2 0 1 0 2 0 0 1 0 0 0 2 0 2 3 3 0
4 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 4 1 0 2 0 0 5 0 3 0 0 0 3
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Industrial Engineering Department
BINUS University
Practicum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1084)
BAB 3
PENGOLAHAN DATA
3.1 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner SOFI dengan SPSS
Berikut merupakan hasil perhitungan cronbach’s alpha kuesioner SOFI
dengan aplikasi SPSS:
Berikut merupakan hasil perhitungan correlations kuesioner SOFI dengan aplikasi SPSS:
Berikut merupakan hasil perhitungan correlations kuesioner FAS dengan aplikasi SPSS:
Berikut ini merupakan contoh perhitungan untuk mencari nilai mean dari
hasil variasi 1 hingga variasi 25:
Contoh:
Dari hasil pengolahan data untuk kuesioner SOFI pada variasi atau pertanyaan
pertama dengan range 0 hingga 6, didapat data sebagai berikut:
3, 4, 4, 1, 0, 1, 1, 4, 1, 3, 2, 4, 3, 3, 3, 2, 3, 3, 3, 4, 5, 3, 3, 0, 2, 3
Berapakah rata-rata variasi pertama pada kuesioner SOFI?
∑ Xi
̅=
X
N
3+4+4+1+0+1+1+4+1+3+2+4+3
X = 3+3+2+3+3+3+4+5+3+3+0+2+3
̅̅̅
26
68
X̅=
26
̅ = 2,61
X
Contoh:
Dari hasil pengolahan data untuk kuesioner SOFI pada variasi atau pertanyaan
pertama dengan range 0 hingga 6, didapat data sebagai berikut:
3, 4, 4, 1, 0, 1, 1, 4, 1, 3, 2, 4, 3, 3, 3, 2, 3, 3, 3, 4, 5, 3, 3, 0, 2, 3
Berapakah modus variasi pertama pada kuesioner SOFI?
Data yang paling sering muncul ialah 3 yang muncul sebanyak 11 kali,
sehingga modusnya adalah 3.
Berikut ini merupakan contoh perhitungan untuk mencari nilai mean dari
hasil variasi 1 hingga variasi 10:
Contoh:
Dari hasil pengolahan data untuk kuesioner FAS pada variasi atau pertanyaan
pertama dengan range 1 hingga 5, didapat data sebagai berikut:
3, 2, 4, 2, 3, 2, 4, 2, 3, 4, 3, 3, 2, 3, 4, 2, 2, 2, 3, 4, 4, 3, 4, 2, 2, 3
Berapakah rata-rata variasi pertama pada kuesioner FAS?
∑ Xi
̅=
X
N
3+2+4+2+3+2+4+2+3+4+3+3+2
X = 3+4+2+2+2+3+4+4+3+4+2+2+3
̅̅̅
26
75
X̅=
26
̅ = 2,88
X
Contoh:
Dari hasil pengolahan data untuk kuesioner FAS pada variasi atau pertanyaan
pertama dengan range 1 hingga 5, didapat data sebagai berikut:
3, 2, 4, 2, 3, 2, 4, 2, 3, 4, 3, 3, 2, 3, 4, 2, 2, 2, 3, 4, 4, 3, 4, 2, 2, 3
Berapakah modus variasi pertama pada kuesioner FAS?
Data yang paling sering muncul ialah 2 yang muncul sebanyak 10 kali,
sehingga modusnya adalah 2.
BAB 4
ANALISIS
atau tidak, maupun reliabel atau tidak diperlukan aplikasi SPSS untuk
menghitungnya.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila kuesioner tersebut memiliki
nilai cronbach’s alpha based on standardized items lebih besar dari 0,30 atau
0,60. Sehingga dapat dikatakan kuesioner FAS yang diberikan kepada
praktikan merupakan kuesioner yang reliabel karena memiliki nilai cronbach’s
alpha based on standardized items sebesar 0,473. Sehingga berdasarkan hasil
jawaban kuesioer FAS, dapat disimpulkan bahwa dalam kuesioner FAS
tersebut reliabel atau dapat dipercaya kebenarannya.
Dalam hasil perhitungan validitas, suatu pertanyaan ataupun pernyataan
dalam sebuah kuesioner juga diperlukan nilai dari cronbach’s alpha based on
standardized items untuk dijadikan batasan atau nilai maksimal, sehingga
apabila suatu variasi ataupun pertanyaan memiliki nilai cronbach’s alpha lebih
besar dari cronbach’s alpha based on standardized items maka hasil nilai
pertanyaan tersebut yang terdapat di dalam kuesioner dapat dikatakan tidak
valid. Adapun cara untuk menentukan apakah hasil pertanyaan tersebut valid
atau tidak dengan menggunakan tabel correlations, dimana jika di dalam tabel
correlations terdapat hasil pertanyaan yang tidak terdapat tanda bintang
pearson correlations maka hasil pertanyaan tersebut dianggap tidak valid.
Bintang 1 menunjukkan bahwa hasil pertanyaan tersebut valid dengan
selang kepercayaan 95% dan bintang 2 menunjukan bahwa hasil pertanyaan
tersebut valid dengan selang kepercayaan 99%. Dalam hasil jawaban kuesioner
FAS ditemukan adanya 2 hasil pertanyaan, yaitu hasil pertanyaan nomor 4 dan
hasil pertanyaan nomor 10 yang dianggap tidak valid karena tidak memiliki
tanda bintang pada tabel correlations. Maksud dari hasil pertanyaan tersebut
tidak valid adalah karena adanya responden yang menjawab pertanyaan nomor
4 dan 10 secara asal-asalan atau tidak menjawab secara jujur sehingga
menyebabkan hasil pertanyaan tersebut menjadi tidak valid.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil
dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Kedua kuesioner ini, yaitu Kuesioner SOFI (Swedish Occupational Fatigue
Inventory) dan Kuesioner FAS (Fatigue Assessment Scale) dilakukan
perhitungan mean dengan cara yaitu pembagian jumlah seluruh data kuesioner
per variasi dengan simbol (Xi). Seluruh data variasi pertama dibagi dengan 26
yaitu jumlah banyaknya data dengan simbol (N). Untuk kuesioner SOFI
menghasilkan nilai sebesar 2,61 sedangkan untuk FAS menghasilkan nilai
sebesar 2,88. Untuk perhitungan modus, diketahui dari data kuesioner SOFI,
angka yang sering muncul didominasi oleh pilihan nomor 3. Sementara itu, dari
data kuesioner FAS, angka yang sering muncul didominasi oleh pilihan nomor 2.
2. Dalam perhitungan validitas dan reliabilitas kuesioner SOFI dan FAS, digunakan
aplikasi SPSS untuk membantu mencari hasilnya. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel apabila kuesioner tersebut memiliki nilai cronbach’s alpha based on
standardized items lebih dari besar dari 0,30 atau 0,60. Sehingga kuesioner SOFI
yang diberikan kepada praktikan dapat dikatakan sebagai kuesioner yang reliabel
karena memiliki nilai cronbach’s alpha based on standardized items yaitu
sebesar 0,939 yang jika dibulatkan menjadi 0,94. Kuesioner FAS yang diberikan
kepada praktikan juga dikatakan reliabel karena hanya memiliki nilai cronbach’s
alpha based on standardized items sebesar 0,473. Sehingga dapat disimpulkan
kedua kuesioner tersebut reliabel dan dapat dipercaya kebenarannya.
3. Meskipun kelelahan mental dan fisik berbeda, keduanya sering terjadi
bersamaan. Contohnya dalam percobaan mengetik secara cepat selama 20 menit
yang telah dilakukan. Jika seseorang mengalami kelelahan fisik cukup lama,
maka mereka juga akan mengalami kelelalahan mental. Misalnya sebelum
percobaan mengetik secara cepat, sebelumnya operator melakukan pekerjaan
berat, kurang tidur atau belum makan, maka mereka juga akan mengalami
kelelahan mental yang diikuti perasaan mengantuk dan tidak mampu
berkonsentrasi dengan baik saat percobaan mengetik secara cepat berlangsung.
4. Metode yang paling efisien untuk menentukan occupational fatigue pada
seseorang adalah dengan memakai alat Elektroencephalogram (EEG). Dengan
alat Elektroencephalogram (EEG) tidak membuang banyak waktu dan tenaga
seperti yang diperlukan pada metode kuesioner SOFI dan FAS. Hasil yang
diberikan oleh alat Elektroencephalogram (EEG) juga lebih efisien dan valid,
tidak seperti hasil yang didapatkan melalui metode kuesioner SOFI dan FAS.