Anda di halaman 1dari 32

BAB I

HUKUM NEWTON

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa memahami Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) pada
sistem selama
praktikum.
2. Mahasiswa mengerti Hukum Newton dan pengaplikasiannya di dalam
kehidupan
sehari-hari.
3. Menentukan hubungan antara jarak terhadap waktu, kecepatan terhadap waktu,
dan
hubungan massa, percepatan, dan gaya.

Gambar 1.1
Seri yang Digunakan Untuk Menenetukan Korelasi Matematika di
Gerak Lurus Berubah Beraturan
1.2 Dasar Teori
Isaac Newton, di ‘Principia’, salah satu penemuan terbaiknya
memberitahukan kita tentang tiga hukum dasar gerakan yang dikenal dengan 3
Hukum Newton (Hunt, 2017):
1. Hukum pertama Newton:
“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan
nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang
mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan
kecepatan tetap”
Hukum ini dikenal sebagai Hukum dari Inersia
Rumus: ∑F = 0
Contoh pertama pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari
adalah saat kita berkendara dengan motor atau mobil, kemudian,
kendaraan itu berhenti mendadak. Maka, badan kita akan cenderung maju
kedepan atau terus melaju ke depan. Contoh keduanya adalah saat sebuah
kertas diletakkan dibawah gelas kaca dan kemudian ditarik dengan sangat
cepat, maka gelas akan tetap diam karena resultan gayanya sama dengan
nol (Anonim, 2011).
2. Hukum kedua Newton:
“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”.
Rumus: ∑F = m . a (eq.1.1)
Contoh pertama pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari
adalah ketika kita menimba air dari sumur dengan katrol, katrol akan
dihubungkan dengan tali dan ember untuk menampung air. Contoh
keduanya adalah saat bermain kelereng, kelereng yang besar akan lebih
lambat menggelinding sedangkan yang kecil akan lebih cepat (karena
percepatan berbanding terbalik dengan massa) (Anonim, 2011).
3. Hukum ketiga Newton:
“Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda
memberikan gaya pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya
akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima
dari benda pertama, tetapi arahnya berlawanan“.
Rumus: F aksi = - F reaksi (eq.1.2)
Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika
kita mendayung perahu, pendayung akan mendayung perahu sebagai
aksinya, dan sebagai reaksinya, air akan mendorong perahu dengan gaya
yang sama seperti gaya yang diberikan oleh si pendayung. Contoh
keduanya adalah pada peristiwa peluncuran roket, gas panas yang
dipancarkan dari pembakaran dan pancaran ini menyebabkan timbulnya
gaya reaksi pada roket, yaitu gaya yang mengangkat serta mempercepat
roket meluncur (Anonim, 2011).
Untuk membuktikan kebenaran dari Hukum Newton terutama pada
hukum kedua, kita menggunakan system satu dimensi yang menyerupai
Gambar 1.1

Gambar 1.2
Smart cart dan massa yang sedang tergantung oleh tali

1.3 Peralatan
Equipment
No. Name Code Type Configuration

Force:
Range ± 100 N
Resolution 0.1 N
Accuracy ± 2%
Max sampling rate 500
samples/s Smart Cart 1 pc
Position resolution ± 0.2 mm Hook 1 pc
Smart Cart
1. Blue ME-1241 Velocity: Rubber Bumper 1 pc
Max velocity ± 3 m/s Magnetic Bumper 1 pc
Max sample rate 100 USB cable 1 pc
samples/s
Acceleration:

Range ± 16g (g= 9.8 m/s2)

Max sample rate 50


samples/s
Max wireless range 30 m

100 g Mass 3 pcs


50 g Mass 3 pcs
20 g Mass 6 pcs
10 g Mass 3 pcs
Mass and 5 g Mass 3 pcs
Hanger
2. ME-8979 Mass Hanger 5 g ± 2% 2 g Mass 3 pcs
Set
1 g Mass 3 pcs
0.5 g Mass 3 pcs
Mass Hanger 4 pcs
Molded Storage Box 1
Pc

Dynamics
Track
3. ME-8972 2 pcs
Feet

Elastic Elastic Material


4. Bumper ME-8998 Bracket 2 pcs
or Rubber Band

Super Pulley
ME-
with
5. 9448B Fits tables thick 0 – 2 cm 1 pc
Clamp

Aluminum
6. ME-9493 Length 1.2 m
Dynamics
Track

Braided
Physics
7. SE-8050 Withstands up to 133 N 1 reel
String

PASCO
Capstone
8.
Software

1.4 Prosedur Praktikum


1. Buka file “PASCO Capstone” "Practicum 1" di desktop. Hidupkan Smart Cart,
buka
Hardware Setup di Capstone, dan sambungkan melalui Bluetooth ke Smart
Cart.
2. Gunakan kaki yang bisa disesuaikan di kedua ujung untuk meratakan trek.
Berikan
Cart sedikit dorongan ke satu arah untuk melihat apakah Cart berhenti atau
berakselerasi lalu dorong Cart ke arah sana untuk melihat apakah Cart berhenti
sama
di kedua arah.
3. Jepit katrol ke ujung trek yang lain. Tempatkan ujung ini di tepi meja. Pasang
ujung
elastis untuk mencegah kerusakan pada katrol.
4. Ikatkan satu lingkaran di salah satu ujung tali sepanjang satu meter. Pasang
notch
gantungan massal ke loop. Tambahkan 5 g ke gantungan untuk total 10 g
(termasuk
gantungan 5 g.) Ikatkan lingkaran di ujung tali dan pasang loop ke kait Smart
Cart.
Gantung mass hanger di atas katrol. Sesuaikan tali sehingga massa tepat di atas
lantai
saat cart menabrak ujung-berhenti.
5. Levelkan senar dengan menyesuaikan katrol
6. Berdasarkan prosedur di atas, jumlah massa m1 adalah 10gr,dan m2 adalah
255gr. Ambil data yang t (waktu) untuk berbagai jarak dalam Tabel 1.1 Hitung
percepatan gravitasi g untuk setiap detik sesuai dengan persamaan (eq.1.11).
Hitung
percepatan sistem praktis sesuai dengan persamaan (eq.1.12) dan percepatan
sistem
teoretis sesuai dengan persamaan (eq.1.8)
7. Catat t yang diperoleh dari data percobaan ke Table 1.2 di bawah ini. Ini akan
digunakan untuk perhitungan regresi. Anda dapat melihat penjelasan tentang
regresi
di bagian lampiran.
8. Cari t2 dan t1 menurut jarak pada Table 1.3. t2 adalah waktu setelah jarak, dan
t1 adalah waktu sebelum jarak. Hitung t dengan mengurangi t2 dan t1 dan
hitung
dengan menggunakan rumus
Δs
Vprac = (eq.1.13)
Δt

Vtheory = √2 as (eq.1.14)
Catat nilai dari Table 1.3 hingga Table 1.4 dan hitung nilai B dan A. Sketsa
hubungan
antara v (m / s) dan s (m) dalam tugas laporan

9. Kita perlu menambah massa Smart Cart dalam jumlah 20g dan kecepatan
sesaat
untuk menentukan akselerasi sebagai fungsi dari massa akselerasi. Tuliskan hasil
pengamatan pada Table 1.5 di bawah ini. Menganalisis perbandingan antar
percepatan yang diperoleh dari pengukuran t dengan persamaan (eq.1.12) dan
percepatan yang dihitung secara teoritis menggunakan persamaan (eq.1.8) dalam
tugas laporan Anda. Ketegangan dalam string dapat dilihat dari persamaan
(eq.1.8).
Buat sketsa hubungan antara akselerasi sebagai hasil pengukuran dan ketegangan
dalam string dalam tugas laporan Anda.
10. Kita perlu menetapkan massa total konstan untuk menentukan akselerasi
sebagai
fungsi gaya. Tambahkan 10g massa ke Smart Cart, lalu transfer 2g dari Smart
cart
ke Mass Hanger. Posisi telah diatur dalam jarak konstan (0,8 m). Massa tambahan
tidak boleh lebih dari 10g. Buat sketsa hubungan diantara akselerasi dan massa
menurut data yang dicatat pada Table 1.7 Catat nilai pada Tabel 1.7 dan hitung
nilai
B dan A pada Tabel 1.8. Buat sketsa hubungan antara a dan T dalam tugas
laporan.

1.1. Analisa
Tabel 1.1 Hubungan antara jarak dan waktu
aprac atheory gprac gtheory
s (m) t (s) δa (%) δg (%)
(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
0,4 2,328 0,147 0,369 3,895 9,8 60,162 60,255
0,5 2,657 0,141 0,369 3,736 9,8 61,788 61,877
0,6 2,960 0,137 0,369 3,630 9,8 62,872 62,959
0,7 3,243 0,133 0,369 3,524 9,8 63,956 64,040
0,8 3,508 0,130 0,369 3,445 9,8 64,769 64,846

Pada praktikum ini, kami mengamati hubungan antara jarak dan waktu
dalam kondisi tertentu. Selain itu, kita juga dapat membandingkan perbedaan
antara percepatan dan gaya gravitasi secara teori, dengan percepatan dan gaya
gravitasi secara nyata. Dari data yang tersedia, yaitu s = 0,4 m dan t= 2,328 s serta
m1= 0,01 kg dan m2= 0,255 kg, kita dapat menghitung percepatan secara praktek
dan teori dan gaya gravitasi secara praktek, yaitu:
2𝑠 𝑚1 𝑥 𝑔
aprac= 𝑡 2 atheory= (𝑚1+𝑚2)
2 𝑥 0,4 0,01 𝑥 9,8
= (2,328)2 = 0,01+0,255
0,8 0,098
= 5,419 = 0,265

= 0,147 m/s2 = 0,369 m/s2


𝑎𝑝𝑟𝑎𝑐 (𝑚1+𝑚2)
gprac= 𝑚1
0,147 (0,01 + 0,255)
= 0,01

= 3,895 m/s2
Selanjutnya kita dapat menghitung data yang lain dengan memasukkan
rumus ini. Berikut kami lampirkan pula grafik yang menunjukkan hubungan
antara jarak dan waktu.
Grafik 1.a

Grafik 1.b
Grafik 1.c

Grafik 1.d
Grafik 1.e
Hasil pertama yang diperoleh adalah semakin jauh jaraknya, semakin lama
waktu yang dibutuhkan oleh Smart Car untuk mencapai tujuannya. Hal ini juga
dapat kita lihat pada grafik, dimana kecepatan berbanding terbalik dengan waktu.
Hasil kedua yang diperoleh, semakin lama waktunya, maka percepatan
prakteknya akan menjadi semakin kecil. Hal ini sesuai dengan rumus percepatan
praktek dimana jarak berbanding lurus dengan percepatannya sementara waktu
berbanding terbalik.
Hasil ketiga yang diperoleh adalah, semakin kecil percepatannya, maka
gaya gravitasinya akan menjadi semakin kecil pula karena sesuai dengan rumus
gaya gravitasi praktek, yaitu gaya gravitasi praktek berbanding lurus dengan
pecepatan praktek. Selanjutnya, kita akan menghitung deviasi antara percepatan
dan gaya gravitasi secara teori dan secara praktek.
𝑎𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦−𝑎𝑝𝑟𝑎𝑐 𝑔𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦−𝑔𝑝𝑟𝑎𝑐
δa = x 100% δg= x 100%
𝑎𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦 𝑔𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
0,369−0,147 9,8−3,895
= x 100% = x 100%
0,369 9,8

= 60,162% = 60,255%
Selanjutnya kita bisa memperoleh hasil lainnya dengan menggunakan
rumus ini. Berdasarkan contoh diatas, dapat kita lihat bahwa deviasi yang terjadi
antara percepatan dan juga gaya gravitasi antara yang teori dan praktek sangatlah
tinggi, yaitu mencapai 60,162 % dan juga 60,255%. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan percobaan yang kurang akurat. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan hal ini, misalnya terdapat masalah pada tali di smart car, atau
permukaan lintasannya kurang licin.
Hasil keempat yang kami peroleh adalah semakin jauh perbedaan
percepatan atau gaya gravitasi teori dengan praktek, maka deviasinya akan
menjadi lebih besar pula. Hasil kelimanya adalah yang mempengaruhi suatu
percobaan bukan hanya faktor dari dalam seperti jarak, tetapi juga ada faktor-
faktor dari luar yang perlu kita buat seminimal mungkin.

Tabel 1.2 Hubungan regresi antara jarak dan waktu


s (m) ln s t (s) ln t ln s. ln t (ln t)2 B A
0,4 -0,961 2,328 0,845 -0,774 0,714
0,5 -0,693 2,657 0,977 -0,677 0,954
0,6 -0,510 2,960 1,085 -0,553 1,177 -0,069 -0,456
0,7 -0,356 3,243 1,176 -0,418 1,382
0,8 -0,223 3,508 1,255 -0,782 1,575
Σ -2,698 Σ 5,338 Σ -3,204 Σ 4,134

Pada praktikum ini, kami mengamati hubungan antara regresi jarak dan
waktu dalam kondisi tertentu. Selain itu, kita juga dapat membandingkan
perbedaan antara regresi jarak, regresi waktu, regresi waktu yang dengan jarak,
dan regresi waktu yang dikuadratkan. Dari data yang tersedia, yaitu s = 0,4 m dan
t= 2,328 kita dapat menghitung regresi waktu yang dengan jarak dan regresi
waktu yang dikuadratkan, yaitu:
ln s x ln t= -0,916 x 0,845 (ln t)2= (0,845)2
= -0,774 = 0,714
Selanjutnya kita dapat menghitung data yang lain dengan memasukkan
rumus ini. Hasil pertama yang diperoleh adalah semakin jauh jaraknya, akan
semakin besar pula regresi jaraknya. Hasil kedua yang diperoleh adalah semakin
lama waktunya, akan semakin besar pula regresi waktunya. Hasil ketiga yang
diperoleh adalah semakin besar regresi jarak dan waktunya, akan semakin besar
pula regresi antara jarak dan waktu. Hal ini masuk akal karena sesuai dengan
rumusnya dimana regresi jarak berbanding lurus dengan regresi waktu. Hasil
keempat adalah semakin besar regresi waktu, regresi kuadrat waktunya akan
menjadi semakin besar. Selanjutnya kita akan menghitung konstanta dan
konstanta kemiringannya.
∑ ln 𝑥1 𝑥 ∑ ln 𝑦1−𝑛 (∑(ln 𝑥1 𝑥 ln 𝑦1)) ∑ 𝑙𝑛𝑦1 ∑ ln 𝑥1
b= 2 a= –b
(∑ ln 𝑥1) −𝑛 (∑(ln 𝑥1)2 ) 𝑛 𝑛

5,338 𝑥 (−2,698)−5 (−3,204) −2,698 5,338


= = – (-0,069)
5,802−5 (5,802) 5 5
−14,401+16,02
= = -0,465
5,802−29,01

= -0,069
Hasil yang kelima adalah konstanta kemiringan yang diperoleh lebih besar
daripada konstanta. Hal ini dikarenakan rumus menghitung konstanta kemiringan
berbanding lurus dengan konstanta, sehingga konstanta yang akan menentukan
besarnya konstanta kemiringan.

Tabel 1.3 Hubungan antara kecepatan dan waktu


t2 t1 Δt Δs vprac vtheory
s (m) δv (%)
(second) (second) (second) (m) (m/sec) (m/sec)
0,4 2,330 2,320 0,01 0,003 0,3 0,543 44,751
0,5 2,660 2,650 0,01 0,004 0,4 0,607 34,102
0,6 2,970 2,960 0,01 0,004 0,4 0,665 39,849
0,7 3,250 3,240 0,01 0,003 0,3 0,718 58,217
0,8 3,510 3,500 0,01 0,004 0,4 0,768 47,916

Pada praktikum ini, kami mengamati hubungan antara kecepatan dan


waktu dalam kondisi tertentu. Selain itu, kita juga dapat membandingkan
perbedaan antara kecepatan secara teori, dengan kecepatan secara nyata, serta
perubahan jarak dan waktu. Dari data yang tersedia, yaitu s = 0,4, atheory= 0,369
serta t1= 2,320 s dan t2= 2,330 s, kita dapat menghitung perubahan jarak dan
waktu serta kecepatan secara teori dan praktek dengan menggunakan rumus:
Δt= T2-T1 Δs= S2-S1
= 3,330-3,320 = 0,397-0,400
= 0,01 s = 0,003 m
Δs
vprac= Δt vtheory= √2𝑎𝑠
0,003
= = √2 𝑥 0,369 𝑥 0,4
0,01

= 0,3 m/s = 0,543 m/s


Selanjutnya kita dapat menghitung data yang lain dengan memasukkan
rumus ini. Berikut kami lampirkan pula grafik yang menunjukkan hubungan
antara kecepatan dan waktu.

Grafik 3.a

Grafik 3.b
Grafik 3.c

Grafik 3.d
Grafik 3.e
Hasil pertama yang diperoleh adalah seperti yang bisa kita lihat di grafik,
semakin lama waktunya, semakin tinggi kecepatan smart carnya. Hasil kedua
adalah semakin jauh jarak antara s1 dan s2, maka perubahan jaraknya akan
menjadi semakin besar. Begitu pula dengan semakin jauh perbedaan antara t1 dan
t2, maka perubahan waktunya akan menjadi semakin besar. Hasil ketiga adalah
kecepatan praktek bergantung pada perubahan jarak dan waktu. Semakin besar
perubahan jarak, maka kecepatan praktek akan menjadi semakin besar. Dalam
kasus ini, perubahan waktunya selalu konstan sehingga kecepatan praktek hanya
bergantung pada perubahan jarak.
Hasil keempat yang diperoleh adalah semakin besar jarak dan percepatan
teorinya, akan semakin besar pula kecepatan teorinya. Hal ini karena percepatan
teori dan jarak berbanding lurus dengan kecepatan teori. Selanjutnya kita dapat
menghitung deviasi kecepatan antara kecepatan teori dan praktek dengan
menggunakan rumus:
𝑣𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦−𝑣𝑝𝑟𝑎𝑐
δv= x 100%
𝑣𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
0,543−0,3
= x 100%
0,543

= 44,751%
Hasil kelimanya adalah deviasi yang diperoleh tidak teratur. Deviasi
dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan teori dan praktek yang terjadi. Sedangkan
pada percobaan kali ini, kecepatan prakteknya tidak naik atau turun dengan
konstan sehingga deviasinya juga turut berubah-ubah. Deviasi akan menjadi
semakin besar, jika perbedaan antara kecepatan praktek dan teorinya jauh. Berikut
adalah grafik yang menampilkan hubungan antara kecepatan dan waktu.

Tabel 1.4 Hubungan regresi antara kecepatan dan waktu


s (m) Δt V ln V t1 (s) ln t1 ln v. ln t1 (ln t1)2 B A
0,4 0,01 0,3 -1,203 2,320 0,841 -1,011 0,707
0,5 0,01 0,4 -0,916 2,650 0,974 -0,892 0,948 -0,007 -6,357
0,6 0,01 0,4 -0,916 2,960 1,085 -0,993 1,177
0,7 0,01 0,3 -1,203 3,240 1,175 -1,413 1,380
0,8 0,01 0,4 -0,916 3,500 1,252 -1,146 1,567
Σ -5,154 Σ 5,327 Σ -5,455 Σ 5,779

Pada praktikum ini, kami mengamati hubungan antara regresi kecepatan


dan waktu dalam kondisi tertentu. Selain itu, kita juga dapat membandingkan
perbedaan antara regresi kecepatan, regresi waktu, regresi kecepatan dengan
jarak, dan regresi waktu yang dikuadratkan. Dari data yang tersedia, yaitu v= 0,3
m/s dan t= 2,320 kita dapat menghitung regresi waktu yang dengan kecepatan dan
regresi waktu yang dikuadratkan, yaitu dengan menggunakan rumus:
ln v. ln t1= -1,203 x 0,841 (ln t1)2= (0,841)2
= -1,011 = 0,707
Selanjutnya kita dapat menghitung data yang lain dengan memasukkan
rumus ini. Hasil pertama yang diperoleh adalah semakin besar kecepatannya, akan
semakin besar pula regresi kecepatannya. Hasil kedua yang diperoleh adalah
semakin lama waktunya, akan semakin besar pula regresi waktunya. Hasil ketiga
yang diperoleh adalah semakin besar regresi kecepatan dan waktunya, akan
semakin besar pula regresi antara kecepatan dan waktu. Hal ini masuk akal karena
sesuai dengan rumusnya dimana regresi kecepatan berbanding lurus dengan
regresi waktu. Hasil keempat adalah semakin besar regresi waktu, regresi kuadrat
waktunya akan menjadi semakin besar. Selanjutnya kita akan menghitung
konstanta dan konstanta kemiringannya.
∑ ln 𝑥1 𝑥 ∑ ln 𝑦1−𝑛 (∑(ln 𝑥1 𝑥 ln 𝑦1)) ∑ 𝑙𝑛𝑦1 ∑ ln 𝑥1
b= 2 a= –b
(∑ ln 𝑥1) −𝑛 (∑(ln 𝑥1)2 ) 𝑛 𝑛

5,327 𝑥 (−5,154)−5 (−5,455) −5,154 5,327


= = –5
5,778−5 (5,779) 5 5
−27,455+27,275
= = -1,0308 – 5,327
5,778−28,895

= -0,007 = -6,357
Hasil yang kelima adalah konstanta kemiringan yang diperoleh lebih besar
daripada konstanta. Hal ini dikarenakan rumus menghitung konstanta kemiringan
berbanding lurus dengan konstanta, sehingga konstanta yang akan menentukan
besarnya konstanta kemiringan.
Tabel 1.5 Hubungan antara percepatan dan massa
Additional Mass aprac atheory Ttheory
t (s) Tprac (N) δa (%)
on m2 (g) (m/s) (m/s) (N)
20 2.360 0.287 0.344 0.095 0.079 16.456
40 2.600 0.237 0.321 0.095 0.070 26.337
60 2.643 0.229 0.302 0.095 0.072 24.040
80 2.740 0.213 0.284 0.095 0.071 24.974

Pada percobaan di atas adalah untuk membuktikan bahwa hubungan


antara massa benda dengan akselerasi (percepatannya) dengan mula-mula adalah
mengukur waktu dari masing-masing beban Pada smart cart ditaruh sebuah
beban, kemudian beban tersebut terus ditambahkan secara bertahap. Selain
hubungan antara massa dengan percepatan, kita juga dapat membuktikan
hubungan massa dengan gayanya. Untuk data waktu pada baris pertama didapat
dengan nilai t = 2.360 sekon untuk penambahan massa pada smart cart 20 gram.
Massa dari smart cart adalah 255 gram, berarti nilai m2 = 20 + 255 = 275 gram.
Percepatan dari hasil percobaan didapat dengan perhitungan sebagai berikut:
2𝑠
aprac = 𝑡 2
𝑚1 . 𝑔
atheory = (𝑚1+𝑚2)

Dengan memasukan nilai jarak 0.8 meter, massa 1 = 10 gram, dan nilai
percepatan gravitasinya adalah 9.8 m/s2
2 ×0.8
aprac = (2.360)2

= 0.287 m/s2
0.01 × 9.8
atheory = 0.01+(0.255+0.02)

= 0.344 m/s2
Setelah mendapatkan hasil dari kedua percepatan secara teori dan prakteknya,
selanjutnya kita dapat menghitung nilai dari T (tegangan tali) antara m1 dan m2
yang dibatasi dengan katrol. Karena permukaan antara dynamics track dan smart
car licin, artinya kita dapat menganggap bahwa gaya gesekan kedua benda
tersebut adalah nol. Dengan menggunakan hukum Newton II, yaitu
ΣF = m x a
Karena tegangan tali yang akan dihitung adalah T2, berarti memakai massa dari
m2. Persamaannya adalah sebagai berikut:
ΣF = m2 x a
Tprac = m2 x aprac
= 0.275 x 0.287
= 0.079 Newton
Ttheory = m2 x atheory
= 0.275 x 0.344
= 0.095 Newton
Setelah kita mendapatkan hasil dari, kita dapat menghitung nilai deviasi dengan
persamaan sebagai berikut:
𝑋𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦−𝑋𝑝𝑟𝑎𝑐
δx = × 100%
𝑋𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
a theory−𝑎 𝑝𝑟𝑎𝑐
δa = × 100%
𝑎 𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
0.344−0.287
= × 100%
0,344

= 16.456%
Nilai deviasi yang cukup besar disebabkan hasil dari pengukuran waktu yang
kurang maksimal. Seharusnya waktu saat penambahan m2 = 20 g tidak boleh
lebih dari 2.156 sekon agar nilai deviasi bisa mendekati 0%.
Grafik 5.a

Grafik 5.b
Grafik 5.c

Grafik 5.d

Berdasarkan percobaan di atas dapat diperoleh hubungan antara massa dengan


percepatannya. Sesuai Hukum Newton yang kedua, yaitu “Percepatan dari suatu
benda akan sebading dengan jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada
benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya”. Semakin besar massa
dari smart cart (m2), maka semakin kecil juga percepatan dari sistem tersebut.
Sebaliknya jika massa dari smart cart semakin kecil, maka akan semakin besar
pula percepatannya karena hubungan antar keduanya ialah berbanding terbalik.

Tabel 1.6 Hubungan regresi antara percepatan dan massa


a= ln a. ln
m2 (g) t (s) ln a ln m2 (ln m2)2 B A
2s/t2 m2
275 2.360 0.287 -1.247 -1.291 1.610 1.667
295 2.600 0.237 -1.441 -1.221 1.759 1.490
-1.423 0.044
315 2.643 0.229 -1.474 -1.155 1.703 1.334
335 2.740 0.213 -1.546 -1.094 1.691 1.196
-5.708 -4.761 6.763 5.687

Pada tabel 1.6 bertujuan untuk menghitung regresi dari hubungan antara
percepatan dan massa. Dalam perhitungan matematis regeresi berguna untuk
mengetahui nilai dari variable yang terikat dan yang tak terikat. Untuk mencari
nilai dari B dan A, pertama-tama kita harus mengetahui persamaannya terlebih
dahulu, persamaannya adalah sebagai berikut:
(𝛴 𝑋𝑖)((𝛴 𝑌𝑖)−𝑛(𝛴 𝑋𝑖.𝑌𝑖)
B= (𝛴 𝑋𝑖)2 −𝑛 𝛴(𝑋𝑖)2
𝛴 𝑌𝑖 𝛴 𝑋𝑖
a= −B
𝑛 𝑛

A = ℮𝑎
Dengan n = jumlah data
(−4.761)((−5.708)−4(6.763)
B= (−4.761)2 −4 (5.687)

= - 1.423
−5.708 −4.761
a= – (-1.423)
4 4

= 2.351
A = ℮2.351
= 0.044
Dari perhitungan di atas didapat hasil dari masing-masing nilai B dan A berturut-
turut adalah -1.423 dan 0.044. Nilai perhitungan yang kurang maksimal atau
kurang akurat dikarena beberapa faktor antara lain, meja yang sedikit begoyang,
getaran suara yang disekitar percobaan, udara dalam ruangan, sampai kepada
kesalahan teknis lainnya.

Tabel 1.7 Hubungan antara percepatan dan gaya


Mass that
transferred
atheory
from Smart Tprac (N) Ttheory (N) t (s) aprac (m/s2) δT (%) δa (%)
(m/s2)
Cart to mass to
hanger (g)
2 0.102 0.112 2.030 0.388 0.428 9.207 9.207
4 0.138 0.130 1.740 0.528 0.499 -5.925 -5.925
6 0.152 0.148 1.650 0.588 0.570 -3.072 -3.072
8 0.157 0.165 1.620 0.610 0.641 4.956 4.956

Pada percobaan untuk tabel 1.7 bertujuan untuk membuktikan hubungan antara
percepatan dengan gaya. Perbedaan dengan percobaan yang sebelumnya adalah
adanya pemindahan beban per 2 gram dari smart cart (m2) ke hanger (m1)
dimulai dari 2 gram sampai 8 gram. Pemindahan massa m2 ke m1 bertujuan untuk
membuktikan bahwa bila m2 dikurangkan, sedangkan m1 ditambahkan dengan
nilai yang dipindahkan sama serta untuk mendapatkan data yang berbeda dari
percobaan yang sebelumnya. Untuk perhitungan pada percobaan ini, kita
mengambil data pada baris pertama dengan t = 2.030 sekon saat massa yang
ditransfer adalah 2 g. Artinya m2 = 255 + 8 = 263 gram, sedangkan m1 = 10 + 2 =
12 gram. Terlebih dahulu kita tuliskan rumus dari percepatan:
2𝑠
aprac = 𝑡 2
𝑚1 . 𝑔
atheory = (𝑚1+𝑚2)
Lalu masukan nilai jarak 0.8 meter dan nilai percepatan gravitasinya adalah 9.8
m/s2
2 ×0.8
aprac = (2.030)2

= 0.388 m/s2
(0.01+0.002) × 9.8
atheory = (0.01+0.002)+(0.255+0.008)

= 0.428 m/s2
Diperoleh hasil untuk aprac dan atheory, didapatkan hasil dengan percepatan yang
lebih cepat dari sebelumnya karena adanya pemindahan massa dar m2 (smart
cart) ke m1 (hanger) yang membuat hanger melaju lebih cepat ke bawah serta
membuat nilai dari akselerasinya meningkat. Setelah kita mendapatkan nilai dari
percepatannya, maka kita dapat menghitung berapa nilai T (tegangan tali) baik
yang praktek maupun teori dengan menuliskan gaya gesekan antara smart cart
dengan dynamics track sama dengan nol (licin sempurna). Perhitungannya
menggunakan rumus Hukum Newton II, yaitu
ΣF = m x a
Karena tegangan tali yang akan dihitung adalah T2, berarti memakai massa dari
m2. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Tprac = m2 x aprac
= 0.263 x 0.388
= 0.102 Newton
Ttheory = m2 x atheory
= 0.263 x 0.428
= 0.112 Newton
Setelah kita mendapatkan hasil dari, kita dapat menghitung nilai deviasi dengan
persamaan sebagai berikut:
𝑋𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦−𝑋𝑝𝑟𝑎𝑐
δx = × 100%
𝑋𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
a theory−𝑎 𝑝𝑟𝑎𝑐
δa = × 100%
𝑎 𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
0.428−0.388
= × 100%
0,428

= 9.207%
𝑋𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦−𝑋𝑝𝑟𝑎𝑐
δx = × 100%
𝑋𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
T theory−𝑇 𝑝𝑟𝑎𝑐
δT = × 100%
𝑇 𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
0.112−0.102
= × 100%
0,112

= -5.925%
Nilai deviasi yang didapatkan oleh keduanya cukup bagus karena masih di bawah
10% untuk δa dan di bawah 0% untuk δT . Bila ingin mendapatkan nilai deviasi
sama dengan 0% baik untuk δa maupun δT, seharusnya waktunya sekitar 1.933
sekon saat massa yang ditrasfer adalah 2 g.

Grafik 7.a
Grafik 7.b

Grafik 7.c
Grafik 7.d
Dari percobaan di atas, data tersebut sesuai dengan bunyi Hukum Newton
yang kedua, yaitu “Percepatan dari suatu benda akan sebading dengan jumlah
gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik
dengan massanya”. Saat percepatannya meningkat, nilai dari gayanya ikut
meningkat. Sebaliknya bila percepatannya menurun, nilai dari gayanya juga ikut
menurun. Hal ini sesuai dengan bunyi Hukum Newton II. Terbukti semakin
banyak massa yang ditransfer dari m2 ke m1, berpengaruh terhadap kenaikan
percepatan pada sistem tersebut.

Tabel 1.8 Hubungan regresi antara percepatan dan gaya


ln a.
m1 (g) t (s) a = 2s/t2 ln a ln F (ln F)2 B A
ln F
12 2.030 0.388 -0.946 -2.282 2.159 5.206
14 1.740 0.528 -0.638 -1.981 1.263 3.924
1.046 4.219
16 1.650 0.588 -0.532 -1.882 1.001 3.544
18 1.620 0.610 -0.495 -1.854 0.917 3.436
-2.610 -7.999 5.340 16.110
Tabel diatas bertujuan untuk menghitung regresi dari hubungan antara
percepatan dan massa. Dalam perhitungan matematis regeresi berguna untuk
mengetahui nilai dari variable yang terikat dan yang tak terikat. Sebelum masuk
ke perhitungan, kita perlu menuliskan persamaan dari nilai B dan A sebagai
berikut:
(𝛴 𝑋𝑖)((𝛴 𝑌𝑖)−𝑛(𝛴 𝑋𝑖.𝑌𝑖)
B= (𝛴 𝑋𝑖)2 −𝑛 𝛴(𝑋𝑖)2
𝛴 𝑌𝑖 𝛴 𝑋𝑖
a= −B
𝑛 𝑛
𝑎
A=℮
Dengan n = jumlah data
(−7.999)((−2.610)−4(5.340)
B= (−7.999)2 −4 (16.110)

= 1.046
−2.610 −7.999
a= – (-1.046)
4 4

= 1.439
A = ℮1.439
= 4.219
Berdasakan perhitungan di atas didapat hasil dari masing-masing nilai B
dan A berturut-turut adalah 1.046 dan 4.219. Nilai perhitungan yang kurang
maksimal atau kurang akurat dikarena beberapa faktor antara lain, meja yang
terkena goncangan, udara yang di dalam ruangan, pemasangan beban pada hanger
yang kurang benar, hingga kepada kesalahan teknis lainnya.

1.5 Foto Alat


1.2. Kesimpulan
Kesimpulan dari tabel 1.1
1. Semakin jauh jaraknya, semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh Smart
Car untuk mencapai tujuannya
2. Semakin lama waktunya, maka percepatan prakteknya akan menjadi
semakin kecil.
3. Semakin kecil percepatannya, maka gaya gravitasinya akan menjadi
semakin kecil pula
4. Semakin jauh perbedaan percepatan atau gaya gravitasi teori dengan
praktek, maka deviasinya akan menjadi lebih besar pula
Kesimpulan dari tabel 1.2
1. Semakin jauh jaraknya, akan semakin besar pula regresi jaraknya.
2. Semakin lama waktunya, akan semakin besar pula regresi waktunya
3. Semakin besar regresi jarak dan waktunya, akan semakin besar pula
regresi antara jarak dan waktu
4. Semakin besar regresi waktu, regresi kuadrat waktunya akan menjadi
semakin besar
5. Konstanta kemiringan yang diperoleh lebih besar daripada konstanta
Kesimpulan dari tabel 1.3
1. Semakin lama waktunya, semakin tinggi kecepatan smart carnya
2. Semakin jauh jarak antara s1 dan s2, maka perubahan jaraknya akan
menjadi semakin besar
3. Kecepatan praktek bergantung pada perubahan jarak dan waktu
4. Semakin besar jarak dan percepatan teorinya, akan semakin besar pula
kecepatan teorinya
5. Deviasi yang diperoleh tidak teratur
Kesimpulan dari tabel 1.4
1. Semakin besar kecepatannya, akan semakin besar pula regresi
kecepatannya
2. Semakin lama waktunya, akan semakin besar pula regresi waktunya.
3. Semakin besar regresi kecepatan dan waktunya, akan semakin besar pula
regresi antara kecepatan dan waktu
4. Semakin besar regresi waktu, regresi kuadrat waktunya akan menjadi
semakin besar
5. Konstanta kemiringan yang diperoleh lebih besar daripada konstanta
Kesimpulan dari tabel 1.5
Semakin besar massa dari smart cart (m2), maka semakin kecil juga
percepatan dari sistem tersebut
Kesimpulan dari tabel 1.6
Hasil dari masing-masing nilai B dan A berturut-turut adalah -1.423 dan
0.044
Kesimpulan dari tabel 1.7
Saat percepatannya meningkat, nilai dari gayanya ikut meningkat
Kesimpulan dari tabel 1.8
Hasil dari masing-masing nilai B dan A berturut-turut adalah 1.046 dan
4.219
DAFTAR PUSTAKA
Hunt, C. (2017, April 30). Newton's Laws Experiment. Retrieved from PASCO:
https://www.pasco.com/prodCatalog/EX/EX-5503_newtons-laws-experiment
Anonim. 2011. Contoh Penerapan Hukum Newton.
https://artikelnesia.com/2011/09/20/contoh-penerapan-hukum-newton-i-ii-dan-iii/.
Diakses: 1 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai