Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI

TENTANG BANJIR

MAKALAH

LAPORAN PENELITIAN GEOGRAFI

MASALAH  BANJIR YANG TERJADI DI KAMASAN KECEMATAN BANJARAN


KABUPATEN BANDUNG

DISUSUN OLEH:
ELIN LIANA
SILVIA
X IPS2
 

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “Masalah Banjir yang Terjadi Di KAMASAN” ini telah disetujui dan
disahkan, pada:

Hari                    : Minggu

Tanggal              : 08 Desember 2019

Oleh                   : Elin

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas   berkat dan limpahan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Geografi dengan baik dan tepat waktu.

Ucapan terima kasih juga kepada:

1. Ayah dan Ibu yang telah mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis.
2. Ibu  guru mata pelajaran Geografi yang telah memberikan Bimbingan dan Ilmu sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan saran serta kritik kepada penulis
4. SMA PEMUDA, tempat penulis menuntut ilmu sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

Berikut ini penulis mempersembahkan tugas Karya Ilmiah  yang berjudul “MASALAH BANJIR
YANG TERJADI DI BANJARAN SERTA AKIBATNYA BAGI PENDUDUK KAMASAN”. Tugas
ini disusun berdasarkan informasi yang ada. Semoga siapa saja yang membaca dapat mengetahui
makna dari isi karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis
ini. Oleh karena itu, penulis menerima dengan baik saran dan kritik yang diberikan.

Dengan ini saya mempersembahkan karya ilmiah sederhana ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga Allah SWT memberkahi tugas ini sehingga dapat memberikan manfaat.

 
 

                                                            

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………..


i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………………        ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..       


iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..   


iv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………       


1

1. Latar
Belakang………………………………………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
1
3. Tujuan
Penelitian……………………………………………………………………………. 2
4. Manfaat
Penelitian………………………………………………………………………….. 2

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………………..        3

2.1.  Definisi Bencana Alam……………………………………………………………………


3
2.2.  Bencana Banjir……………………………………………………………………………..
5

2.3.  Akibat Terjadinya Banjir………………………………………………………………..       


6

2.4.  Dampak Negatif dari Banjir…………………………………………………………….        7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………………        8

3.1.  Metode……………………………………………………………………………………….
8

3.2.  Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………………………..       


8

3.3.  Variabel Penelitian…………………………………………………………………………


8

3.4.  Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….        8

BAB IV ANALISIS DATA…………………………………………………………………..       


9

1. Peengertian
Banjir…………………………………………………………………………… 9
2. Faktor Penyebab Banjir…………………………………………………………………….
9
3. Akibat
Banjir………………………………………………………………………………….. 11
4. Penanggulangan Banjir……………………………………………………………….       
12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………       


15

5.1.  Kesimpulan………………………………………………………………………………….
15
5.2.  Saran…………………………………………………………………………………………..
15

 DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia, yang disebabkan
oleh perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia yang mempengaruhi berbagai aspek
lingkungan hidup. Sebelum lingkungan hidup menjadi rusak, banjir di Indonesia jumlahnya
sedikit, karena masih seimbangnya ekosistem yang ada dilingkungan.

Latar belakang saya mengambil permasalahan mengenai banjir karena saya merasa prihatin
dengan kondisi wilayah Banjaran yang setiap tahun tidak pernah bisa lepas dari masalah banjir
dan kurang tanggapnya pemerintah dengan masalah ini.

Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan
yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa
curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah
manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat  (pemukiman di daerah
bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah
ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.

1. Rumusan masalah

Adapun perumusan masalah mengenai banjir yang akan kita bahas, antara lain:

1. Pengertian banjir
2. Penyebab banjir
3. Akibat banjir
4. Penanganan serta pencegahan banjir

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan
pada mata pelajaran Fisika. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan
tentang permasalahan yang ada saat ini.

1. Manfaat Penelitian

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk mengetahui dan lebih mendalami apa itu banjir, penyebab
banjir dan gejala-gejala terjadinya banjir.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.  Definisi Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.

Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam.
Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi.
Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.

Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana
muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas
alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan
manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah
“alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran,
yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi
mengakhiri peradaban umat manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki
kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang
hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster
resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir.
Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar
jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal


pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana.

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu


kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,  kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
6. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna.
8. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
10. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana
dan sarana.
11. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
12. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
13. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana.
14. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu
wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk
bahaya tertentu.
15. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan,
prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
16. Pencegahan bencanaadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana.
17. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat.
18. Bantuan darurat bencanaadalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.
19. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu  tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas
untuk menanggulangi bencana.
20. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari
tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk
bencana.
21. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal
dunia akibat bencana.

2.2. Bencana Banjir

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat yang
luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air menjadi
terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang
terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya
pohon penyerap air dan lain sebagainya.

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki
oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

2.3. Penyebab Terjadinya Banjir 

Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di antara kita mungkin ada
yang tinggal di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau mungkin tidak tinggal di sekitar sungai
tapi tetap mengalami banjir. Tahukah kita penyebabnya?

Secara umum, penyebab terjadinya banjir di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. a)    Pendangkalan sungai,
2. b)    Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliransungai,
3. c)    Pembuatan saluran airyang tidak memenuhi syarat,
4. d)    Pembuatan tanggulyang kurang baik,
5. e) Curah hujan tinggi
6. f) Banjir kiriman

Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir sering
terjadi terutama pada musim hujan   dengan  intensitas   yang   sering   dan lebat. Daerah yang
menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun   daerah   yang  
jauh   dari   sungai   pun kadang terkena musibah banjir juga jika curah banjir   terjadi hujan yang
datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.

Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir menimpa kita,
tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk
menghadapi banjir tersebut, Di antaranya yaitu:

1. Selamatkan barang-barang berharga.


2. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga
orang-orang di sekitar tempat tinggal kita.
3. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah
tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng. Jika kita tidak
memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang,
perhiasan, dan bahan makanan sebisanya.

2.4 Dampak Negatif Dari Banjir

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:


1. Rusaknya arealpemukiman penduduk;
2. Sulitnya mendapatkan air bersih;
3. Rusaknya saranadan prasarana penduduk;
4. Menghambat proses belajar mengajar;
5. Timbulnya penyakit-penyakit;
6. Menghambat transportasi darat.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode

Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu untuk menjelaskan


hubungan kausal antara penggunaan lahan dan banjir di daerahBanjaran. Penelitian ini bersifat
kualitatif. Metode dalam penelitian ini adalah metode pendekatan wilayah karena situasi saat
terjadinya banjir musiman ini berada hanya di daerah Banjaran

BAB IV

ANALISIS DATA

1. Pengertian Banjir

Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai.
Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi mauun yang rendah. Banjir adalah peristiwa
tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi
karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau
pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang relatif tinggi,
dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.

Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau
jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang
kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan
air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air pun semakin banyak
memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau sungai dan saluran air itu tersumbat oleh
sampah dan kotoran, maka banjir bisa terjadi.

Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan
mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya
lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).

1. Penyebab/faktor-faktor terjadinya banjir

Banjir biasa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :

1. Banyaknya tumpukan sampah

Hal ini merupakan penyebab utama, karena beberapa dari kita banyak yang malas untuk
membuang sampah pada tempatnya, yang semestinya wajib kita lakukan agar terhindar dari
banjir. Namun masih banyak masyarakat yang kurang tanggap dan terkesan meremehkan hal ini.
Sehingga, sampah jadi menumpuk dan menyumbat beberapa saluran air dan sungai.

2. Penebangan hutan

Banyaknya penebangan hutan secara liar juga menjadi salah satu penyebab banjir. Karena
penebangan hutan yang tidak diikuti dengan penanaman kembali dapat menyebabkan erosi,
sehingga tidak ada penyerapan air pada saat musim hujan.

3. Banjir kiriman

Hal ini sering terjadi didaerah dataran rendah. Banjir yang tiba-tiba datang karena pada dataran
tinggi terjadi hujan dan menyebabkan meluapnya aliran sungai yang menuju ke dataran rendah
meluap, sehingga terjadilah banjir pada dataran yang lebih rendah

4. Abrasi
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan
ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut
ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.
5. Banyaknya bangunan

Banyaknya bangunan juga menjadi penyebab terjadinya banjir karena kurangnya daerah resapan
air. Kebanyakan bangunan perkantoran atau perumahan menggunakan materi padat pada
halamannya, seperti aspaldan semen, sehingga air hujan tidak dapat terserap ke tanah. Selain itu
banyak rawa-rawa yang kemudian berganti menjadi daerah perumahan atau gedung perkantoran,
padahal rawa-rawa sangat berguna sebagai daerah resapan air.
6. Perubahan lingkungan

Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan adalah terjadinya
pemanasan global, selain itu manusia juga telah merubah penggunaan lahan (yang juga
perubahan lingkungan) yang berakibat pada berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah
vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Akibat pemanasan global
menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan,
makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang
sangat rendah.

7. Bertumpuknya sampah pada saluran air

Faktor yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, karena Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran
air.

1. Akibat banjir

Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta
benda yang besar, disamping itu menyisakan pula berbagai permasalahan, seperti :

 menurunnya tingkat kesehatan masyarakat akibat penyebaran wabah penyakit menular


(waterborne diseases)
 Munculnya berbagai kerawanan sosial, dan menurunnya tingkat kesejahteraan
masyarakat. Sementara pada jangka panjang, gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi
masyarakat yang terjadi akibat banjir dan kenaikan muka air laut diantaranya adalah :

Banjir telah menyebabkan pengungsian masyarakat secara besar-besaran. Banjir juga telah
mengakibatkan anyak kerugian, baik material maupun jiwa. Seperti sekolah, tempat ibadah,
perkantoran, dan sarana kesehatan. Sementara itu, orang meninggal akibat berbagai sebab. Muai
dari hnyut di sungai, tenggelam, tersengat listrik, dan terkena penyakit.

1. Penanganan serta Penanggulangan Banjir

Banyak cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun pemerintah sudah menyiapkan
rencana-rencana untuk menanggulangi banjir, tapi nggak ada salahnya kalau pencegahan banjir
dimulai dari diri kita masing-masing.

1. Buang sampah pada tempatnya.


Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya. Sampah yang berserakan
bisa membuat selokan atau saluran air tersumbat. Akibatnya, air sungai tidak bisa mengalir
dengan lancar ke laut, sehingga meluap menjadi banjir.

2. Tanam pohon dan rumput di halaman rumah.

Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini berfungsi sebagai daerah
resapan air. Selain baik untuk musim hujan, hal ini juga baik untuk musim kemarau untuk
menyimpan cadangan air.

3. Rajin membersihkan selokan depan rumah.

Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut mengalir. Karena kotoran
yang ada di selokan bisa memperbesar peluang terjadinya banjir.

4. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering
menimbulkan banjir.
5. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
6. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai.
7. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
8. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi
aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

Yang harus dilakukan ketika banjir

1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di
wilayah yang terkena bencana,
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan
untuk diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera
mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana
seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.

Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir

1. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan
gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
2. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering
berjangkit setelah kejadian banjir.
3. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang
penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
4. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis diatas Menggunakan kerangka teori sebagaimana dijelaskan sebelumnya,


maka kesimpulannya sebagai berikut :

Partisipasi masyarakat daam menanggulangi masalah banjir masih sangat kurang. Begitu juga
dengan Peran pemerintah masih sangat dominan pada setiap tahap bencana. Partisipasi
masyarakat yang merupakan critical player pada tahap sebelum bencana, memiliki pengaruh
sangat kecil dalam proses dan implementasi kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi
baru pada tingkat consultation. Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat information. Di tahap
ini masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.

Partisipasi telah dimulai pada tingkat partnership pada lingkup lingkungan setempat yang
dilaksanakan secara spontan. Kegiatan tanggap darurat, di saat bencana banjir datang, partisipasi
masyarakat seimbang dengan stakeholder lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah
partnership, baik secara individu maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasi
setelah bencana, pemerintah kembali dominan, terutama dalam kegiatan fisik.

Partisipasi masyarakat hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk sharing dan
partnership dilakukan lingkuplingkungan setempat.dan Kebijakan pemerintah daerah tentang
penanggulangan bencana masih sangat terbatas

1.       Saran

Banjir Merupakan salah satu Fenomena Bencana alam yang disebabkan Terlalu banyaknya air,
Banjir Bisa dicegah Dengan Cara sederhana diantaranya, Menjaga Kebersihan, terutama di area
sungai, Membuat gorong-gorong dan lain-lain, Perlu Diingatkan bahwa Peran Manusia Sangat
Berpengaruh Pada hal tersebut. Serta kerjasama pihak yang terlibat untuk mengantisipasi
bencana banjir.

 
Terima kasih atas waktu yang telah
diluangkan

Anda mungkin juga menyukai