Anda di halaman 1dari 14

KAJI PERMASALAHAN BANJIR DI KOTA

MAKASSAR

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kota Makassar adalah salah satu dari 24 wilayah Kabupaten/Kota
di Propinsi Sulawesi Selatan, yang juga sebagai ibukota Propinsi Sulawesi
Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia
danterbesar di Kawasan Timur Indonesia memiliki luas areal 175,79km2 dengan
jumlah penduduk 1.339.374 jiwa (BPS, 2012) sehingga kota ini sudah
menjadikota Metropolitan. Sebagai pusat pelayanan di KTI, Kota Makassar
berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatanindustri, pusat
kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutanbarangdan penumpang baik darat,
laut maupun udara dan pusatpelayanan pendidikan dan kesehatan. Namun kota
Makassar juga tidak luput dari berbagai bencana alam, salah satunya ialah banjir.
Bencana yang sering melanda wilayah Kota Makassar antara lain Banjir,
Angin Puting Beliung/Angin Kencang dan Kebakaran Pemukiman. Bencana yang
dominan adalah banjir. Banjir dengan skala besar terjadi pada awal tahun 2013
dimana melanda sebanyak 24 kelurahan di 6 ecamatan dan luas wilayah
mencapai 2761,84 Ha. Jumlah penduduk Yong terdampak banjir mencapai
101.972 jiwa, jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar
10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung
sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk
yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012 sebanyak 26% diantaranya kategori
umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia (BPBD
Makassar, 2014)
Berbagai cara telah banyak dilakukan untuk mengatasi masalah banjir di
kota Makassar, seperti pengerukan sedimentasi, pelebaran drainase, namun tetap
saja banjir masih terjadi di beberapa daerah di kota Makassar. Simulasi dampak
bencana banjir juga dilakukan oleh BPBD kota Makassar agar saat banjir terjadi,
dapat dengan mudah diatasi.

2
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian yang kami susun dengan judul KAJI PERMASALAHAN
BANJIR DI KOTA MAKASSAR dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut :
a. Apa saja penyebab terjadinya banjir di beberapa wilayah di Makassar?
b. Apa saja dampak yang ditimbukan?
c. Di wilayah mana saja yang sering terjadi banjir di Makassar?
d. Apa solusi terbaik yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini kami ambil yaitu bertujuan untuk mencari solusi penyebab
masalah banjir di wilayah Makassar yang sering terjadi banjir dengan
mengambil beberapa sampel tempat yang sering terjadi banjir untuk diamati.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

BANJIR SECARA UMUM


1. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daratan
karena volume air yang meningkat (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Peristiwa banjir timbul
jika air menggenangi daratan yang
biasanya kering.

2. Penyebab Terjadinya Banjir


Apa penyebab banjir itu, secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah
sebagai berikut.
 Kurangnya daerah resapan air
Salah satu sebab utama perusakan hutan hujan dan terjadinya banjir adalah
kurangnya daerah resapan air. Hal ini biasanya disebabkan oleh
penebangan liar dan peralihan fungsi lahan.
 Curah hujan yang tinggi
Jika drainase yang ada tidak dapat menampung curah hujan yang
tinggi, maka air tidak akan dapat dialirkan dengan baik. Namun faktor
kemiringan tanah pun ikut berpengaruh. Jadi curah hujan yang itnggi
mempunyai pengaruh yang besar.
 Pendirian rumah di sepanjang sungai
Hal ini dapat mengakibatkan pendangkalan pada sungai yang berujung
pada meluapnya air sungai yang mengakibatkan banjir

 Penyumbatan aliran sungai dan drainase

4
Jika saluran drainase mengalami penyumbatan, maka curah hujan yang
rendah pun dapat mengakibatkan banjir. Hal ini diakibatkan karena
drainase tidak dapat mengalirkan air hujan yang turun dengan baik
sehingga mengakibatkan banjir.

3. Dampak Negatif Dari Banjir


Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
1. Rusaknya areal pemukiman penduduk,
2. Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
3. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
4. Rusaknya areal pertanian
5. Timbulnya penyakit-penyakit
6. Menghambat transportasi darat

APA YANG MENYEBABKAN BANJIR DI WILAYAH MAKASSAR?


Adapun factor-faktor yang menyebabkan banjir di wilayah Makassar adalah
sebagai berikut: (BPBD Makassar, 2014)

 Pengaruh curah hujan

Hampir setiap tahunnya beberapa bagian wilayah di Kota Makassar


mengalami banjir. Banjir umumnya terjadi pada bulan Desember-
Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada etiap tahunnya..
Banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan
tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir
yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang
cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini
adalah yang terjadi pada tahun 1999, tahun 2000 dan Tahun 2013, dimana
sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran. (BPBD kota
Makassar)

 Sedimentasi

5
Pendangkalan yang terjadi pada muara sungai Tallo dan Jeneberang yang
diakibatkan dari limbah buangan industri yang sudah tidak lagi terkontrol
pada anak-anak sungai Tallo dan Longsoran Bawakaraeng yang
menyebabkan pendangkalan pada sungai Jeneberang dan pencemaran pada
sumber air baku PDAM yang ada di sungai ini serta pendangkalan pada
pantai losari dan pelabuhan Makassar. Semua ini menjadi contoh nyata
dan menjadi catatan enting bahwa ruang-ruang sungai perlu dilindungi
dan mendapat perhatian dari pemerintah Kota Makassar.

 Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah

Genangan/Banjir yang sering melanda Kota Makassar tidak terlepas dari


kesadaran masyarakat yang kurang perhatian menjaga saluran/drainase
perimer maupun drainase sekunder. Beberapa drainase kota hampir
tersumbat diakibatkan sampah yang menutup seluruh permukaan drainase
dan sedimen yang dapat menghambat laju aliran air hujan. Selain itu
kurangnya pengawasan pemerintah mengenai pengembang perumahan
yang sengaja meninggikan pondasi kawasan namun tidak memperhatian
elevasi permukaan kawasan sekitarnya dan kurangnya ruang terbuka hijau
sehingga potensi genangan cukup tinggi.

 Tekanan Penggunaan Lahan

Genangan air atau banjir yang menimpa kota Makassar pada Tanggal 1-15
Januari 2013 yang meliputi Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea,
Manggala dan Panakukkang dengan luas genangan mencapai lebih 2000
ha. Salah satu sumber dampak adalah tingginya desakan perubahan fungsi
lahan dari eksisting lahan resapan air menjadi kawasan pemukiman.

 Sistem drainase yang tidak memadai

6
Adapun dari seluruh luas wilayah kota (175 Km 2), hanya sekitar 54
% (96 Km2) yang dapat terkendalikan limpasan air permukaannya melalui
sistem drainase kota. Wilayah tersebut terutama berada pada bagian barat
Kota Makassar, sedangkan sebagian wilayah timur lainnya (Kecamatan
Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang) masih mengalami
permasalahan karena belum adanya pengendalian banjir yang sistematis.
Akibatnya sering terjadi bencana banjir di kawasan permukiman pada
wilayah tersebut , misalnya Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP),
amzi, Bung, Antara, Perumnas Antang, Asal Mula dan CV Dewi.

 Pengaruh elevasi Permukaan

Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan


laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makassar
di terkenal sebagai kota pantai dengan panjang pantai ± 35 km dan
berbatasan dengan Selat Makassar, topografi wilayah Kota Makassar
sebagian besar berupa dataran dengan kemiringan lereng antara 0 – 8 %
atau elevasi 0-30%. Elevasi 0-2 meter mencapai 66% dari total luas
wilayah kota Makassar, elevasi 2-5 meter mencapai 14% dari total kota
Makassar dan elevasi 20-30 meter hanya mencapai 1,1% dari seluruh total
kota Makassar. Ini menujukkan bahwa kota Makassar adalah kota cukup
datar dan dikategorikan hampir seluruh wilayah Kota Makassar wilayah
Rawan Banjir.

7
BAB III
PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan diperoleh beberapa daerah yang sering terjadi banjir
ialah Daerah antang, perumnas BTP, depan STMIK Dipanegara, Perumahan NTI,
dan Depan Kantor Gubernur. Namun daerah yang diambil untuk dijadikan sampel
penelitian adalah daerah antang dan depan STMIK Dipanegara.

1. Daerah Antang

Daerah antang yang dimaksud adalah


daerah dekat TPA antang, dimana dari hasil
pengamatan diketahui bahwa setiap hujan
turun, daerah ini yang paling cepat terjadi
banjir. Drainase yang tersedia di tempat
tersebut tidak berfungsi dengan baik. Hal ini
diakibatkan karena adanya sedimentasi
berupa tanah dan batu yang menyumbat saluran drainase tersebut sehingga air
tidak dapat mengalir. Walaupun belum terjadi hujan, drainase tersebut telah
dipenuhi oleh air.

8
menurut penduduk sekitar, drainase yang terhubung
ke kompleks BTN Rangoon Permai sengaja
disumbat dengan batu oleh penduduk sekitar. Hal
ini dilakukan karena permukaan tanah kompleks
BTN Rangoon Permai sangat rendah dan rentan
banjir. Jika saluran drainase tersebut dibuka, maka
air akan mengalir dan membanjiri kompleks tersebut.

Menghitung Debit Saluran Drainase


Diasumsikan drainase di daerah tersebut bekerja dengan baik dan tidak ada
terjadi penyumbatan. Dari hasil pengamatan didapat:
0.1 m

(a)
(b)
5m
o.5

30 m 21.82 m
0.7 m

DIKETAHUI:

B = 0.7 m

H = 0.55m

t1 = 4 m(a); 3.9 m(b)

t2 = 3.8 m(a); 3.8 m(b)

L = 21.82 m(a);30 m (b)

n (kekasaran manning) 0.012 untuk beton

9
LUAS PENAMPANG BASAH: KEMIRINGAN SALURAN (a)

A=BxH S = (t1 - t2)/L x100% = 0.92%

= 0.385 m KECEPATAN ALIRAN (a)

JARI-JARI HIDROLIS V = 1/n x R^2/3 x S^1/2

R = A/P = 0.2139m = 2.84 m/s

KELILING BASAH

P = B + 2H = 1.8 m DEBIT SALURAN (a)

QS = A x V = 1.09 m^3 /s

KEMIRINGAN SALURAN (b)

S = (t1 - t2)/L x100% = 0.33%

KECEPATAN ALIRAN (b)

V = 1/n x R^2/3 x S^1/2

= 1.7 m/s

DEBIT SALURAN (b)

QS = A x V = 0.66 m^3 /s

Jika kita mengambil salah satu sampel curah hujan di makassar rat-rata pada bulan
januari yaitu 683,6 mm dan diperkirakan luas wilayah yang diguyur hujan adalah
90.000m^2 maka didapat debit air hujan daerah tersebut adalah 61.524 m^3/hari.
Jika dikoversi ke detik adalah 0,71m^3/s Jika dibadingkan dengan debit saluran
maka Qhujan < Qsaluran . Jadi drainase di daerah tersebut sebenarnya bisa

10
mengalirkan air hujan dengan baik jika tidak terjadi penyumbatan saluran secara
sengaja dan pengaruh sedimentasi

2. Depan STMIK Dipanegara

Drainase di depan STMIK mempunyai ciri-ciri yag sama dengan drainase


di lokasi antang. Terlihat juga bahwa drainasenya dipenuhi oleh air,
walaupun belum terjadi hujan. Jadi air tidak
dapat mengalir dengan baik. Jika terjadi hujan
maka dengan cepa akan terjadi banjir.

Menghitung Debit Saluran Drainase


Diasumsikan drainase di daerah tersebut bekerja dengan baik dan tidak ada
terjadi penyumbatan. Dari hasil pengamatan didapat:
m
0.
1
m
0.
6

0.9 m

11
DIKETAHUI: KEMIRINGAN SALURAN

B = 0.9 m S = (t1 - t2)/L x100% = 0.16%

H = 0.6m KELILING BASAH

t1 = 2 m P = B + 2H = 2.1 m

t2 = 1.9 m

L = 60.08 m JARI-JARI HIDROLIS

n (kekasaran manning) 0.012 untuk R = A/P = 0.257m


beton
KECEPATAN ALIRAN
LUAS PENAMPANG BASAH:
V = 1/n x R^2/3 x S^1/2
A=BxH
= 0.87 m^3/s
= 0.54m
DEBIT SALURAN

QS = A x V = 0.47 m^3 /s

Jika kita mengambil salah satu sampel curah hujan tertinggi di Makassar,
rata-rata pada bulan januari yaitu 683,6 mm dan diperkirakan luas wilayah yang
diguyur hujan adalah 90.000m^2 maka didapat debit air hujan daerah tersebut
adalah 0,71 m^3/s. Jika dibadingkan dengan debit saluran maka Qhujan >
Qsaluran . Jadi drainase di daerah tersebut tidak bisa mengalirkan air hujan
dengan baik jika curah hujan diatas 450 mm, dimana debitnya 0.469 m^3/s
dengan perkiraan luas wilayah yang diguyur hujan adalah 90.000 m^2

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari 2 tempat yang diteliti diketahui mempunyai masalah yang sama,
yaitu terjadinya sedimentasi atau pengendapan. Permasalahan utama di daerah
antang ialah karena adanya sedimentasi yang berlebihan sehingga air tidak dapat
mengalir, sedangkan pada daerah depan STMIK Dipanegara ialah karena
pengaruh sedimentasi dan elevasi
Sebenarnya Drainase yang telah direncanakan disetiap daerah
pengamatan dapat mengalirkan air buangan dengan baik, jika dalam saluran
tersebut tidak terjadi sedimentasi. Namun drainase di depan STMIK Dipanegara
tidak dapat menanggung curah hujan yang sangat tinggi.
Jadi, cara untuk menanggulangi banjir di daerah antang dan depan
STMIK Dipanegara ialah dengan mengangkat sedimentasi yang menyumbat
drainase tersebut.

B. SARAN
Saran dari kami adalah agar menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya
dengan tidak membuang sambah di sembarang tempat. Karena sampah juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya sedimentasi pada drainase. Jika telah
terjadi sedimentasi, akan tinggi kemungkinan untuk terjadi banjir.

13
DAFTAR PUSTAKA

BPBD kota Makassar, 2014, RENCANA KONTIJENSI BANJIR KOTA


MAKASSAR-final
http://listpdf.com/co/contoh-perhitungan-drainase-perkotaan-pdf.html
https://arisud111.files.wordpress.com/2010/10/presentasi-perencanaan-drainase-
jalan.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai