MAKASSAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian yang kami susun dengan judul KAJI PERMASALAHAN
BANJIR DI KOTA MAKASSAR dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut :
a. Apa saja penyebab terjadinya banjir di beberapa wilayah di Makassar?
b. Apa saja dampak yang ditimbukan?
c. Di wilayah mana saja yang sering terjadi banjir di Makassar?
d. Apa solusi terbaik yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut?
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Jika saluran drainase mengalami penyumbatan, maka curah hujan yang
rendah pun dapat mengakibatkan banjir. Hal ini diakibatkan karena
drainase tidak dapat mengalirkan air hujan yang turun dengan baik
sehingga mengakibatkan banjir.
Sedimentasi
5
Pendangkalan yang terjadi pada muara sungai Tallo dan Jeneberang yang
diakibatkan dari limbah buangan industri yang sudah tidak lagi terkontrol
pada anak-anak sungai Tallo dan Longsoran Bawakaraeng yang
menyebabkan pendangkalan pada sungai Jeneberang dan pencemaran pada
sumber air baku PDAM yang ada di sungai ini serta pendangkalan pada
pantai losari dan pelabuhan Makassar. Semua ini menjadi contoh nyata
dan menjadi catatan enting bahwa ruang-ruang sungai perlu dilindungi
dan mendapat perhatian dari pemerintah Kota Makassar.
Genangan air atau banjir yang menimpa kota Makassar pada Tanggal 1-15
Januari 2013 yang meliputi Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea,
Manggala dan Panakukkang dengan luas genangan mencapai lebih 2000
ha. Salah satu sumber dampak adalah tingginya desakan perubahan fungsi
lahan dari eksisting lahan resapan air menjadi kawasan pemukiman.
6
Adapun dari seluruh luas wilayah kota (175 Km 2), hanya sekitar 54
% (96 Km2) yang dapat terkendalikan limpasan air permukaannya melalui
sistem drainase kota. Wilayah tersebut terutama berada pada bagian barat
Kota Makassar, sedangkan sebagian wilayah timur lainnya (Kecamatan
Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang) masih mengalami
permasalahan karena belum adanya pengendalian banjir yang sistematis.
Akibatnya sering terjadi bencana banjir di kawasan permukiman pada
wilayah tersebut , misalnya Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP),
amzi, Bung, Antara, Perumnas Antang, Asal Mula dan CV Dewi.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan diperoleh beberapa daerah yang sering terjadi banjir
ialah Daerah antang, perumnas BTP, depan STMIK Dipanegara, Perumahan NTI,
dan Depan Kantor Gubernur. Namun daerah yang diambil untuk dijadikan sampel
penelitian adalah daerah antang dan depan STMIK Dipanegara.
1. Daerah Antang
8
menurut penduduk sekitar, drainase yang terhubung
ke kompleks BTN Rangoon Permai sengaja
disumbat dengan batu oleh penduduk sekitar. Hal
ini dilakukan karena permukaan tanah kompleks
BTN Rangoon Permai sangat rendah dan rentan
banjir. Jika saluran drainase tersebut dibuka, maka
air akan mengalir dan membanjiri kompleks tersebut.
(a)
(b)
5m
o.5
30 m 21.82 m
0.7 m
DIKETAHUI:
B = 0.7 m
H = 0.55m
9
LUAS PENAMPANG BASAH: KEMIRINGAN SALURAN (a)
KELILING BASAH
QS = A x V = 1.09 m^3 /s
= 1.7 m/s
QS = A x V = 0.66 m^3 /s
Jika kita mengambil salah satu sampel curah hujan di makassar rat-rata pada bulan
januari yaitu 683,6 mm dan diperkirakan luas wilayah yang diguyur hujan adalah
90.000m^2 maka didapat debit air hujan daerah tersebut adalah 61.524 m^3/hari.
Jika dikoversi ke detik adalah 0,71m^3/s Jika dibadingkan dengan debit saluran
maka Qhujan < Qsaluran . Jadi drainase di daerah tersebut sebenarnya bisa
10
mengalirkan air hujan dengan baik jika tidak terjadi penyumbatan saluran secara
sengaja dan pengaruh sedimentasi
0.9 m
11
DIKETAHUI: KEMIRINGAN SALURAN
t1 = 2 m P = B + 2H = 2.1 m
t2 = 1.9 m
QS = A x V = 0.47 m^3 /s
Jika kita mengambil salah satu sampel curah hujan tertinggi di Makassar,
rata-rata pada bulan januari yaitu 683,6 mm dan diperkirakan luas wilayah yang
diguyur hujan adalah 90.000m^2 maka didapat debit air hujan daerah tersebut
adalah 0,71 m^3/s. Jika dibadingkan dengan debit saluran maka Qhujan >
Qsaluran . Jadi drainase di daerah tersebut tidak bisa mengalirkan air hujan
dengan baik jika curah hujan diatas 450 mm, dimana debitnya 0.469 m^3/s
dengan perkiraan luas wilayah yang diguyur hujan adalah 90.000 m^2
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari 2 tempat yang diteliti diketahui mempunyai masalah yang sama,
yaitu terjadinya sedimentasi atau pengendapan. Permasalahan utama di daerah
antang ialah karena adanya sedimentasi yang berlebihan sehingga air tidak dapat
mengalir, sedangkan pada daerah depan STMIK Dipanegara ialah karena
pengaruh sedimentasi dan elevasi
Sebenarnya Drainase yang telah direncanakan disetiap daerah
pengamatan dapat mengalirkan air buangan dengan baik, jika dalam saluran
tersebut tidak terjadi sedimentasi. Namun drainase di depan STMIK Dipanegara
tidak dapat menanggung curah hujan yang sangat tinggi.
Jadi, cara untuk menanggulangi banjir di daerah antang dan depan
STMIK Dipanegara ialah dengan mengangkat sedimentasi yang menyumbat
drainase tersebut.
B. SARAN
Saran dari kami adalah agar menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya
dengan tidak membuang sambah di sembarang tempat. Karena sampah juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya sedimentasi pada drainase. Jika telah
terjadi sedimentasi, akan tinggi kemungkinan untuk terjadi banjir.
13
DAFTAR PUSTAKA
14