Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“TSUNAMI ACEH 2004”

DISUSUN OLEH:
NOVA ERZA LUTFI
KELAS : X - 1

SMA NEGERI 17 SAMARINDA SEBERANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan didalam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelumnya saya ucapkan kepada ibu yang telah membimbing
dan membantu saya, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga tugas
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
saya menyadari sekali, dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal lainnya. untuk itu besar harapan saya jika ada kiritik dan saran
yang membangun untuk dapat lebih menyempurnakan tugas ini.

Samarinda, 22 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

2.1 Penyebab Terjadinya Tsunami Aceh ...................................................................... 3

2.2 Kronologi Terjadinya Tsunami Aceh .................................................................... 4

2.3 Dampak Dari Tsunami Aceh .................................................................................. 5

2.4 Pengertian Sejarah Tsunami Aceh .......................................................................... 6

2.5 Persiapan Menghadapi Tsunami ............................................................................. 7

2.6 Dampak Tsunami Terhadap Masyarakat ................................................................ 8

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11

3.2 Saran ..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di ujung utara
pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Aceh merupakan
wilayah rawan bencana gempa bumi yang berada di ujung pertemuan tiga lempeng
bumi yang bergerak aktif setiap hari, yakni Australia, India, dan Eurasia. Aceh
termasuk wilayah zona merah gempa bumi. Badan Geologi menempatkan daerah ini
zona merah gempa yang merupakan kawasan berpotensi terlanda guncangan gempa
bumi kuat dengan skala intensitas lebih besar dari VIII MMI dan berpotensi terjadi
retakan tanah, pelulukan, longsoran pada topografi terjal, dan pergeseran tanah.Zona
merah tersusun batuan kuarter berupa aluvium, endapan pantai, dan rombakan gunung
api muda yang bersifat lepas, belum kompak, sehingga memperkuat efek guncangan
gempa bumi.
Pada tanggal 26 Desember 2004, Aceh terjadi Gempa bumi Samudra Hindia
yaitu gempa bumi berskala tinggi di bawah laut dengan episentrum di lepas pesisir
barat Sumatera. Gempa bumi ini terjadi ketika Lempeng Hindia disubduksi oleh
Lempeng Burma dan menghasilkan serangkaian tsunami mematikan di pesisir
sebagian besar daratan yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Gelombang tsunami
yang puncak tertingginya mencapai 30 meter (98 ft) ini menewaskan lebih dari
230.000 orang di 14 negara dan menenggelamkan banyak permukiman tepi pantai. Ini
merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah.
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar
bagi populasi manusia. Bencana menurut Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang penanggulangan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri Lanka,
India, dan Thailand. Hiposentrum gempa utamanya kira-kira terletak di Samudra
Hindia, 160km (100mi) di sebelah utara pulau Simeulue, lepas pantai barat Sumatera
Utara, pada kedalaman 30 km (19 mi) di bawah permukaan laut (awalnya dilaporkan
10km (6,2mi)). Bagian utara megathrust Sunda patah sepanjang 1.300 km (810 mi).

1
Gempanya (diikuti tsunami) secara bersamaan mengguncang Bangladesh, India,
Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura, dan Maladewa. Patahan splay atau
"patahan muncul" sekunder menyebabkan sebagian dasar laut yang panjang dan
sempit naik dalam hitungan detik. Peristiwa tersebut segera menambah ketinggian dan
kecepatan gelombang, sehingga terjadi kehancuran total di kota Lhoknga.
Tsunami merupakan peristiwa alam yang bisa menimbulkan kerusakan yang
sangat besar, untungnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini,
pemahaman tsunami ini dapat didekati dengan menggunakan pemodelan, diharapkan
dengan pemodelan ini dapat diketahui bagaimana cara perambatan gelombang
tsunami, sehingga dapat memberikan deteksi dini untuk meminimalisir korban.
Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas yang
terjadi di dasar laut. Aktifitas ini dapat berupa gempa laut, gunung berapi meletus,
atau hantaman meteor di laut, tanah longsor di dasar laut. Salah satu bencana terhebat
abad 21 yaitu tsunami Aceh, diawali dengan gempa 9.1 SR mengakibatkan kematian
di Aceh mencapai 200 ribu jiwa, belum termasuk di daerah lain seperti Thailand, Sri
Lanka, India, Maladewa, dan pesisir timur Afrika, (Hardiyanto, S., 2019).

1.2. Rumusan Masalah


1. Penyebab Terjadinya Tsunami Aceh
2. Kronologi Tsunami Aceh
3. Dampak Dari Tsunami Aceh
4. Pengertian Sejarah Tsunami Aceh
5. Persiapan Menghadapi Tsunami
6. Dampak Tsunami Terhadap Masyarakat

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui peristiwa terjadinya Tsunami Aceh
2. Untuk mengetahui kronologi Tsunami Aceh
3. Untuk mengetahui dampak dari Tsunami Aceh
4. Untuk mengetahui sejarah Tsunami Aceh
5. Untuk mengetahui persiapan menghadapi Tsunami Aceh
6. Untuk mengetahui dampak Tsunami terhadap masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penyebab Terjadinya Tsunami Aceh
Mengutip buku Santri siaga tsunami oleh Fatimah S.Z., kata tsunami berasal
dari kosakata bahasa Jepang yang diadopsi dan digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. “Tsu” artinya pelabuhan, sedangkan “nami” adalah ombak. Penggunaan kata
tersebut merujuk pada kebiasaan orang Jepang yang datang ke pelabuhan setelah
terjadi tsunami. Atau kareana sering terjadi kenampakan gelombang yang terlihat di
pelabuhan setelah terjadi gempa di lepas pantai. Tsunami dapat diartikan juga sebagai
suatu kondisi ketika gelombang air laut naik dan menjadi gelombang besar secara
tiba-tiba menerjang daratan.
Kejadian ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti letusan gunung berapi,
gempa bawah laut, longsong bawah laut, serta jatuhnya benda angkasa seperti asteroid
pada laut. Menurut ahli, Djunire (2009), tsunami merupakan salah satu jenis bencana
alam yang kerap terjadi di Indonesia. Menurutnya, tsunami adalah gelombang besar
yang terjadi akibat adanya gempa bumi di bagian dasar samudera, letusan gunung api,
serta longsoran massa batuan di sekitar Kawasan basin samudera. Sedangkan,
menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG (2006),
tsunami adalah bencana alam berupa gelombang laut yang diakibatkan gempa bumi di
dasar laut dan memiliki kemampuan menjalar dengan kecepatan tinggi, bisa melebihi
900 km/jam
Gempa bumi merupakan sebuah guncangan hebat yang menjalar ke
permukaan bumi yang disebabkan oleh gangguan di dalam litosfir (kulit bumi).
Gangguan ini terjadi karena di dalam lapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km
terjadi akumulasi energi akibat dari pergeseran kulit bumi itu sendiri. Lapisan kulit
bumi mempunyai temperatur relatif jauh lebih rendah dibandingkan lapisan di
bawahnya (mantel dan inti bumi) sehingga terjadi aliran konvektif, yaitu massa
dengan suhu tinggi mengalir ke daerah bersuhu lebih rendah. Massa bersuhu tinggi ini
berada di lapisan astenosfir yang bersifat sangat kental yang mengalir secara perlahan.
Akibat gerakan-gerakan ini, maka kulit bumi terpecah-pecah menjadi bagian-bagian
berupa lempengan yang saling bergerak satu sama lain, yang kemudian disebut
dengan lempeng tektonik.
Umumnya gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu

3
kian membesar dan akhirnya mencapai suatu keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi, yang energinya menjalar ke berbagai arah. Gempa bumi biasanya terjadi di
perbatasan lempengan tektonik tersebut. Tapi gempa bumi yang paling kuat biasanya
terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi yang
pusatnya dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit
ke dalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km2, (Mustafa, B.,
2010).

2.2. Kronologi Tsunami Aceh


Indonesia pernah mengalami sebuah bencana dahsyat berupa gempa tsunami
yang mengguncang Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Sebagai bentuk
mengenang para korban dari musibah gempa dan tsunami tersebut, maka dibuat
Museum Tsunami Aceh. Pada tanggal 26 Desember 2004 silam, sekira pukul 07.58
WIB, terjadi sebuah gempa dahsyat yang melanda Aceh.
Gempa berkekuatan 9.3 skala richter (SR) ini menyebabkan serangkaian
tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra
Hindia. Aceh merupakan daerah yang terkena dampak paling parah selain Sri Lanka,
Thailand, dan India. Banyak korban jiwa dalam bencana ini, bahkan sampai
menyentuh pada angka 170.000 jiwa. Wisyanto mengutip laporan USGS pada 2004
menjelaskan, tsunami Aceh 2004 diawali gempa bumi tektonik pada Minggu
(26/12/04). Gempa pada pukul 07.59 WIB berpusat di titik 3.316°N, 95.854°E dengan
kekuatan 9,1 Mw. Gempa tersebut memicu dan menjadi kronologi tsunami Aceh 2004,
yang terus diingat hingga sekarang. Getaran gempa ternyata dirasakan juga di Sri
Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia dan Somalia. PBB
menyatakan tsunami Aceh 2004 sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah
terjadi. Dunia internasional bergerak melakukan evakuasi dan pemulihan di provinsi
Aceh. Kejadian ini membangun kesadaran pentingnya mitigasi bencana.
Tepatnya pada pukul 107.59 waktu setempat, muncul gelombang raksasa yang
dipicu oleh adanya gempa bumi tektonik di bawah laut dengan jarak sekitar 100
kilometer dari barat pantai Sumatera. Pusat gempa diketahui berada di kedalaman
sekitar 30 kilometer di bawah dasar laut.
Terdapat dua lempeng continental yang saling bertumbukan hingga akhirnya
menyebabkan tekanan yang hebat dan menyebabkan gempa dengan kekuatan hingga

4
9.3 skala richter. Gempa bumi tersebut kemudian berlangsung sampai 10 menit
dimana biasanya gempa semacam ini hanya terjadi selama beberapa detik.
Lempeng yang bergeser ini kemudian naik hingga 15 meter secara vertikal.
Hal ini mengakibatkan volume air yang turut bergerak naik hingga 10 meter. Yang
yang terdorong itu kemudian membentuk gelombang besar yang bergerak dengan
kecepatan tinggi menuju arah pantai.
Di area laut dalam, pergerakan air ini tidak terlalu terasa di permukaan, namun
seiring dengan pergerakan gelombang menuju area pandai, gelombang air pun juga
turut semakin bergulung tinggi hingga akhirnya gelombang tersebut mencapai
ketinggian sekitar 15 – 30 meter.
Tsunami ini kemudian menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar dengan
meluluhlantakkan Aceh dan beberapa negara lainnya seperti Sri Lanka, India, dan
Thailand. Banda Aceh dilaporkan sebagai daerah dengan kerusakan dan jumlah
kematian terbesar yang tercatat

2.3. Dampak Dari Tsunami Aceh


Hasil analisis citra satelit yang dilakukan Balai Penelitian Tanah, Bogor
memperlihatkan bahwa luas lahan persawahan yang terkena dampak tsunami dengan
tingkat kerusakan yang bervariasi sekitar 29.000 ha. Dengan demikian potensi
kehilangan hasil berupa beras adalah sebesar 120.000 ton per musim tanam. Selain
lahan persawahan yang rusak, diperkirakan terdapat sekitar 184.000 ha lahan kering
dari total 1,9 juta ha yang ada, juga terkena dampak tsunami.
Tsunami tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik terhadap bangunan, jalan,
jembatan, sistem sanitasi dan lainnya, tetapi juga menyebabkan tercemarnya lahan
pertanian yang disebabkan oleh intrusi air laut dan terendapnya lumpur berkadar
garam tinggi di atas permukaan tanah. Gempa pertama kali terjadi pada pukul 07.59
WIB. Gelombang tsunami menerpa sejumlah pesisir negara Asia Tenggara seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar serta di beberapa negara Asia Selatan,
termasuk Sri Lanka, Maldives, dan India. Bahkan gelombang tsunami juga mencapai
sejumlah negara di pantai timur Afrika seperti Somalia dan Seychelles. Menyebabkan
303 orang meninggal di wilayah itu. Setidaknya terdapat 16 negara yang terkena
dampak akibat gempa ini. Indonesia merupakan negara terdampak tsunami terbesar,
terutama di Aceh. Dampak tsunami 2004 terparah dilaporkan terjadi di Kota Banda
Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Aceh Jaya.

5
Tsunami ini juga menerjang beberapa wilayah lain di sebelah timur Aceh
seperti Pidie, Bireuen dan Lhokseumawe. Secara keseluruhan, tsunami 2004 ini telah
memakan korban sebanyak 226.308 jiwa di negara-negara terdampak. Indonesia
menjadi negara dengan jumlah korban terbesar yaitu sebanyak 173.741 jiwa
meninggal dan 394.539 mengungsi. Selain warga lokal, korban jiwa di Indonesia juga
merupakan turis. Swedia melaporkan, warga negaranya di Aceh meninggal sebanyak
534 orang akibat tsunami. Hal ini menjadikan Swedia sebagai negara Eropa yang
mempunyai korban terbanyak ketika tsunami Aceh 2004. Dikutip dari buku Aceh
Pasca Lima Belas Tahun Tsunami oleh Syamsidik dan kawan-kawan, selain korban
jiwa, tsunami Aceh juga memberikan kerugian di beberapa sektor.
Menurut data hasil evaluasi Februari 2005 yang dilakukan oleh pemerintah
dengan komunitas donor, terdapat 1.488 sekolah rusak sehingga menyebabkan sekitar
150.000 siswa terganggu proses pendidikannya saat itu. Selain itu bencana alam
Tsunami Aceh ini juga menyebabkan 26 puskesmas, 9 pelabuhan, dan 230 kilometer
jalan rusak berat. Pada sektor perkebunan, 11 ribu hektar tanah rusak dan 2.9 ribu di
antaranya rusak permanen. Kerusakan terumbu karang mencapai 90 persen. Sektor
perikanan juga terimbas karena rusaknya ekosistem bakau. Akibat bencana ini,
perekonomian Aceh melemah hingga 15 persen pada 2005(Rachman, A., 2008).

2.4. Pengertian Sejarah Tsunami Aceh


Indonesia secara geografis dan geologis terletak di daerah yang rawan
terhadap bencana alam. Berbagai bencana, seperti: gempa bumi, tsunami, banjir,
tanah longsor, topan, dan angin puting beliung melanda hampir di seluruh pelosok
negeri sehingga timbul anggapan bahwa Indonesia merupakan "supermarket" bencana.
Serangkaian kejadian bencana alam ini telah mengakibatkan banyak korban jiwa,
kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan. Risiko terhadap bencana bervariasi
antardaerah, tergantung pada tingkat kerentanan lingkungan, fisik, dan sosial ekonomi
masyarakat.
Bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Nias tanggal 26 Desember 2004
telah menorehkan luka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Gempa yang
sangat kuat diikuti gelombang pasang yang maha dahsyat telah menimbulkan dampak
sosial ekonomi yang luar biasa. Bencana ini telah mengakibatkan 128.645 korbanjiwa,
37.036 orang hilang, dan 500.000 orang kehilangan tempat tinggal. Bencana Aceh

6
dan Nias telah menimbulkan kerusakan bangunan dan mengganggu aktivitas ekonomi,
kegiatan pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat.
Kerugian ekonomi jumlahnya sangat besar, diperkirakan mencapai 4,75 triliun
rupiah atau sekitar lima milyar US dollar. Bencana gempa kemudian terjadi beberapa
kali lagi, menimbulkan korban sekitar 200 orang diN ias pada Maret 2005, lebih dari
5 ribu orang di Yogyakarta pada Mei 2006, dan lebih dari 500 orang di Pangandaran
dan daerah sekitarnya pada Juli 2006. Bencana alam bahkan berpengaruh besar
terhadap kondisi demografi di beberapa lokasi bencana. Tsunami di Kabupaten Aceh
Besar tahun 2004, misalnya, mengakibatkan penurunan jumlah penduduk secara
signifikan, sebanyak 70% di Kecamatan Leupung.
Tsunami telah menghilangkan sebagian besar penduduk Desa Dayah
Mamplam di Kecamatan Leupung. Penduduk di desa ini yang selamat hanya
sebanyak 12o/o. Kebanyakan korbanjiwa adalah perempuan, keadaan ini
menyebabkan perubahan sex ratio atau proporsi laki-laki terhadap perempuan. Di
Kecamatan Leupung sex ratio meningkat sangat tajam dari 96 menjadi 131.
Sebaliknya, kepadatan penduduk di Leupung menurun drastis dari I04 menjadi 34
jiwa per km2, (Hidayati, D., 2008).

2.5. Persiapan Menghadapi Tsunami


Menyalakan radio atau sumber informasi lain untuk mengetahui apakah
gempa yang terjadi berpotensi menyebabkan tsunami.Cepat bergerak ke arah daratan
yang lebih tinggi.Jauhi Pantai.Waspada apabila terjadi air surut, karena hal ini
merupakan salah satu tanda tsunami yang perlu diperhatikan Bergerak sesuai dengan
jalur evakuasi tsunami. Jika tidak mengetahui jalur evakuasi, bergerak ke tempat yang
lebih tinggi (ketinggian air akibat gelombang tsunami bisa mencapai 24 meter). Ajak
keluarga dan orang-orang sekitar ikut menyelamatkan diri.
Jika tidak menemukan dataran tinggi, cari gedung yang konstruksinya kuat.
Paling tidak terdiri atas tiga lantai. Hindari memilih gedung yang kelihatan rapuh dan
tua. Sebaiknya berlindung di lantai yang aman dan tunggu hingga keadaan membaik.
Kalau sudah telanjur terbawa gelombang tsunami, cari benda terapung yang dapat
Anda jadikan rakit, misalnya batang pohon. Usahakan tidak meminum air laut dan
tetap berada di permukaan air untuk bernapas.Jika gelombang membawa ke tempat
yang tinggi, seperti atap rumah, bertahan di sana dan tunggu hingga air surut dan
keadaan lebih tenang.

7
Kenalilah tanda-tanda terjadinya tsunami. Tsunami biasanya didahului oleh
gempa besar yang berpotensi tsunami. Sebelum gelombang tsunami datang, air laut
akan surut melewati garis pantai normal dan biasanya akan tercium juga aroma garam
yang menyengat.
• Jika Anda tinggal di tepi pantai, ketahuilah jalur evakuasi ke tempat yang
aman jika tsunami terjadi. Seperti jalur tercepat ke tempat tinggi yang tidak
terjangkau oleh gelombang tsunami atau pilihlah gedung tinggi (minimal 3
lantai) dengan kontruksi yang kuat.
• Waspadalah selalu karena bencana tsunami akan datang secara tiba-tiba.
Saat Tsunami Datang
• Janganlah panik. Anda harus bertindak cepat saat tsunami datang. Kepanikan
akan menghambat Anda untuk berpikir dengan jernih dalam mencari jalan
keluar.
• Bergeraklah sesuai dengan jalur evakuasi tsunami. Jika Anda tidak
mengetahui jalur evakuasi, bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi.
• Jika Anda yakin bahwa tanda-tanda yang Anda temui adalah tanda-tanda
terjadinya gelombang tsunami, peringatkan semua orang. Ajaklah keluarga
dan orang-orang sekitarmu ikut menyelamatkan diri.
• Jika tidak menemukan dataran tinggi, carilah gedung yang konstruksinya
kuat. Paling tidak terdiri atas tiga lantai. Jangan pilih gedung yang kelihatan
rapuh dan tua. Berlindunglah di lantai yang aman, dan tunggu hingga keadaan
membaik.
• Jika gelombang tsunami menghanyutkan Anda, carilah benda-benda
terapung yang dapat dijadikan rakit, misalnya batang pohon. Usahakan tidak
meminum air laut dan tetep di permukaan air untuk bernapas.
• Jika gelombang membawa Anda ke tempat yang tinggi, misalnya atap rumah,
cobalah bertahan di situ dan tunggu hingga air surut dan keadaan tenang.
Setelah Gelombang Tsunami

2.6. Dampak Tsunami Terhadap Masyarakat


Terjadi kerusakan kerusakan prasarana dan sarana sehingga menyebabkan
berbagai aktivitas terganggu. Lahan Pertanian dan perkebunan rusak. Aliran air akibat
tsunami di daratan juga dapat mengikis top soil lahan pertanian maupun perkebunan
sehingga lahan akan tergradasi. Kekuatan dan aliran air yang dibawa oleh tsunami

8
dapat merusak kapal, kendaraan, dan bangunan hingga menyebabkan korban luka dan
korban jiwa. Menyebabkan korban hilang akibat terbawa arus air yang menuju ke
daratan maupun yang kembali ke laut Terjadi banjir selama beberapa hari Tsunami
berukuran kecil dapat menyebabkan kerusakan pada kapal-kapal yang bersandar di
pelabuhan Pencemaran air permukaan dan air tanah yang disebabkan oleh terlepasnya
material limbah dari kerusakan septik tank, saluran air kotor, tangki penimbunan
bahan-bahan kimia, kontaminasi dari mayat manusia dan bangkai hewan.
Pencemaran udara berupa bau dan mikroorganisme patogen dari berbagai sumber.
Akumulasi limbah padat berupa kumpulan sampah dan runtuhan bangunan, batang
pohon, dll.Kerusakan ekosistem terumbu karang, mangrove, dan pantai. Kerusakan
lahan pertanian, tambak, hutan dan ekosistem daratan. Kehilangan lahan, khususnya
pada garis pantai dan lahan sekitarnya. Masalah kesehatan yang mendesak
Setelah penyelamatan para korban, masalah kesehatan masyarakat yang utama
adalah air minum yang bersih, makanan, tempat tinggal, dan perawatan medis bagi
korban cedera. Air banjir dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti air dan
persediaan makanan yang terkontaminasi. Hilangnya tempat berlindung membuat
masyarakat rentan terhadap paparan serangga, panas, dan bahaya lingkungan lainnya.
Mayoritas kematian yang terkait dengan tsunami disebabkan oleh tenggelam, namun
cedera traumatis juga merupakan kekhawatiran utama.
Cedera seperti patah anggota badan dan cedera kepala disebabkan oleh
benturan fisik orang yang terhanyut ke dalam puing-puing seperti rumah, pohon, dan
benda tidak bergerak lainnya. Saat air surut, hisapan kuat dari puing-puing yang
terseret ke kawasan berpenduduk besar dapat menyebabkan cedera lebih lanjut dan
merusak bangunan serta layanan. Pelayanan kesehatan sangat penting di daerah
dimana pelayanan kesehatan terbatas.
Efek sekunder Bencana alam tidak serta merta menyebabkan peningkatan
wabah penyakit menular. Namun, persediaan air dan makanan yang terkontaminasi
serta kurangnya tempat berlindung dan perawatan medis mungkin mempunyai
dampak sekunder berupa memburuknya penyakit yang sudah ada di wilayah yang
terkena dampak. Tubuh yang membusuk hanya menimbulkan sedikit risiko terjadinya
wabah penyakit besar.
Orang-orang yang paling berisiko adalah mereka yang menangani jenazah
atau mempersiapkan pemakamannya. Efek jangka panjang Dampak suatu bencana
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Kebutuhan yang lebih besar terhadap

9
bantuan finansial dan material terjadi pada bulan-bulan setelah bencana, termasuk
survei dan pemantauan penyakit menular dan penyakit yang ditularkan melalui air
atau serangga; mengalihkan pasokan medis dari daerah yang tidak terkena dampak
untuk memenuhi kebutuhan daerah yang terkena dampak; memulihkan layanan
kesehatan dasar, sistem air, perumahan, dan lapangan kerja secara normal; Dan
membantu masyarakat untuk pulih secara mental dan sosial ketika krisis telah mereda

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tsunami aceh 2004 disebabkan oleh pergerakan tiba-tiba di dasar laut yang
menyebabkan perpindahan sejumlah air besar dampak yang terjadi jika terjadi
tsunami adalah banyak lahan dan rumah yang rusak . persiapan yang harus di lakukan
jika terdapat informasi gempa bumi yang berpotensi tsunami adalah dengan berlari
menuju daratan yang lebih tinggi.

3.2. Saran
Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tenntang bahaya
tsunami dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi tsunami terutama pada
penduduk yang bermukim dekat pantai

11
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyanto, S., & Pulungan, D. (2019). Komunikasi Efektif Sebagai Upaya
Penanggulangan Bencana Alam di Kota Padangsidimpuan. Jurnal Interaksi:
Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(1), 30-39
Hidayati, D. (2008). Kesiapsiagaan masyarakat: Paradigma baru pengelolaan bencana
alam. Jurnal Kependudukan Indonesia, 3(1), 69-84.
Mustafa, B. (2010). Analisis gempa nias dan gempa sumatera barat dan kesamaannya
yang tidak menimbulkan tsunami. Jurnal Ilmu Fisika| Universitas Andalas,
2(1), 44-50.
Rachman, A., Erfandi, D. E. D. D. Y., & Ali, M. N. (2008). Dampak tsunami terhadap
sifat-sifat tanah pertanian di NAD dan strategi rehabilitasinya. J. Tanah dan
Iklim, 28, 27-38.

12

Anda mungkin juga menyukai