Anda di halaman 1dari 7

KLIPING BENCANA ALAM

Disusun Oleh:
1. Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air
seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air
keluar dari batasan alaminya. Banjir tentunya sering melanda beberapa kota-
kota di tanah air, salah satunya yaitu di Wasior, Teluk Wondana, Papua Barat.
Banjir bandang yang terjadi tepatnya di Wasior, Teluk Wondama, Papua
Barat ini disebabkan karena kerusakan yang terjadi di hutan Wasior, sekitar 30-
40% hutan di kawasan tersebut mengalami alih fungsi selain itu aktivitas
penebangan pohon juga menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang,
sehingga ketika hujan secara terus menerus mengguyur kota tersebut
mengakibatkan terjadinya luapan pada sungai batang Salai.
Banjir yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur
termasuk lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa rumah
warga, rumah sakit, jembatan dan juga beberapa gereja. Bencana banjir bandang
yang terjadi juga mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus
dan aktifitas masyarakat lumpuh. Kerusakan yang terjadi disebabkan banjir
yang terjadi membawa serta batu-batuan besar, batang-batang pohon, lumpur.
Banjir bandang juga menyebabkan 158 orang tewas dan 145 orang masih
dinyatakan hilang Sementara sebagian besar korban luka-luka dibawa ke
Manokwari dan Nabire.

Gambar 1. Banjir Wasior (4 Oktober 2010)


2. Gempa Bumi
Gempa bumi disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatasn dari
yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi pernah terjadi di
Sumatera Barat, gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Ritcher pada 30
September 2009 puku 17:16:10 WIB. Gempa ini terjadi di lepas pantai
Sumatera Barat, sekitar 50 KM Barat Laut Kota Padang. Gempa menyebabkan
kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat terutama di Kabupaten
Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman,
Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota Solok dan
Kabupaten Pasaman Barat.
Setidaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota
dan 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang,
luka ringan 1.688 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah
rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan. Akibat yang di timbulkan oleh
gempa bumi ini adalah putusnya jaringan telekomunikasi, serta terjadinya
kebakaran di sejumlah titik dan kerusakan bangunan.

Gambar 2. Gempa Bumi Sumatera Barat (30 September 2009)


3. Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan
air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-
tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut
atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala
arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap
fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Bencara Tsunami dan gempa bumi di Aceh merupakan salah satu
bencana dahsyt di Indonesia bahkan di dunia dalam kurun waktu 40 tahun
terakhir. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah, sebanyak
126 ribu jiwa melayang akibat bencana tersebut dan lebih dari 30 ribu lainnya
dinyatakan hilang. Wilayah yang paling parah terkena dampak bencana tsunami
dan gempa bumi adalah Meulaboh dan Banda Aceh. Hamper 50% bangunan di
wilayah tersebut hancur terkena dampak gempa bumi yang diikuti oleh
gelombang tsunami yang ketinggiannya mencapai 9 meter.

Gambar 3. Tsunami Aceh (26 Desember 2004)


4. Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum
kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan
bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah
gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-
faktor lainnya yang turut berpengaruh:
 Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai
atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam.
 Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan
hujan lebat
 Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral
dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan
longsornya lereng-lereng.
Salah satu peristiwa tanah longsor yang pernah terjadi yaitu di Desa
Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Peristiwa
ini terjadi pada 22 Februari 2018 pukul 08.00 WIB. Tanah longsor menerjang
sejumlah petani yang sedang bekerja, akibatnya 5 orang ditemukan tewas,
sedangkan 18 orang masih belum ditemukan. Sementara 14 petani bisa
menyelamatkan diri walaupun dalam keadaan luka-luka. Hujan yang cukup
deras yang sudah beberapa hari melanda menyebabkan beban air tanah
bertambah dan menyebabkan longsor.

Gambar 4. Tanah Longsor di Breber (22 Februari 2018)


5. Erupsi Gunung Merapi
Gunung merapi merupakan salah satu gunung teraktif di dunia yang
memiliki siklus puncak erupsi setiap dua hinga lima tahun . Dalam kurun waktu
10 tahun terahir, tercatat 2 letusan besar yang terjadi. Letusan besar pertama
terjadi pada tahun 2006, tepatnya pada Juni 2006 dan yang kedua yaitu erupsi
yang terjadi pada 5 November 2010.
Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Jumat dini hari 5 November
2010 merupakan erupsi terbesar sejak tahun 1872. Luncuran awan panas
mencapai yang 15 km merupakan luncuran awan panas terpanjang sejak 1872
silam yang mencapai 11- 12 km. Letusan pada 5 November menewaskan lebih
dari 200 korban. Wilayah yang terkena dampak dari letusan gunung merapi
merupakan wilayah yang berjarak sekitar 16-18 km dari puncak Merapi.
Letusan itu bahkan menghempaskan kubah Merapi yang baru terbentuk. Jika
dibandingkan dengan letusan yang terjadi pada tahun 2006, letusan gunung
Merapi pada november 2010 ini mengeluarkan energi yang jauh lebih besar.
Jika sebelumnya guguran lava hanya menjangkau 3-4 km dari puncak, pada
tahun 2010 jarak guguran lava mencapai lebih dari 10 km.
Tanda-tanda terjadinya erupsi pun juga terdapat perbedaan, jika pada
tahun 2006 terdapat kubah lava yang terbentuk terlebih dahulu sehingga ketika
kubah lava tersebut tidak stabil dan kemudian gugur, saat itulah terjadi awan
panas. Akan tetapi pada erupsi tahun 2010 hal tersebut tidak terjadi, justru yang
terjadi adalah erupsi yang berupa letusan (eksplosif) sehingga resikonya lebih
besar. Selain hal- hal yang telah disebutkan sebelumnya, jika ditilik dari jumlah
korban erupsi merapi pada tahun 2010 jauh lebuh banyak yaitu mencapai 275
korban (menurut BNPB) yang mencakup warga DIY dan jawa Tengah.
Sedangkan erupsi pada tahun 2006 menelan 2 korban jiwa.
Gambar 5. Erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta (5 November 2010)

Anda mungkin juga menyukai