Disusun Oleh:
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hubungan kerja seyogyanya terjadi interaksi mutualisme dan
kemitraan yang baik antara perusahaan dan pekerja yang tentunya hal ini akan
menguntungkan kedua belah pihak serta menjadi sarana untuk mencapai tujuan
para pihak, yaitu profit dan perkembangan usaha bagi perusahaan, kesejahteraan
pekerja beserta keluarganya bagi pekerja.
Kondisi tersebut dapat tercapai melalui komunikasi yang baik dan intensif
dari perusahaan terhadap pekerja, maupun sebaliknya dari pekerja terhadap
perusahaan. Serta adanya sikap saling memahami antara perusahaan dan pekerja.
Hal yang manusiawi jika seorang pekerja mengharapkan upah yang layak bagi
kesejahteraan hidupnya beserta keluarganya dan mendapatkan perlakuan yang
sesuai dengan nilai-nilai moral, kesusilaan dan kemanusiaan dari perusahaan.
Juga merupakan hal yang wajar jika perusahaan mengharapkan timbal balik
berupa hasil dan peforma kerja yang optimal, produktivitas yang tinggi atas
upah, benefit dan kompensasi yang diberikan perusahaan kepada para
pekerjanya.
Untuk tujuan itu perusahaan membuat dan menerapkan berbagai kebijakan-
kebijakan yang idelanya kebijakan-kebijakan itu dibuat secara seimbang dalam
mengatur dan sebagai acuan baik bagi perusahaan maupun pekerja dalam
menjalankan wewenang, tugas serta tanggung jawab masing-masing pihak.
Namun pada kenyataannya sering kali kita temukan perusahaan-perusahaan
yang bersikap tidak mencerminkan menjunjung nilai-nilai moral, kesusilaan dan
kemanusiaan terhadap pekerjanya, melainkan memperlakukan pekerjanya
dengan perlakuan yang buruk. Perlakuan ini dapat berupa pengupahan atau jam
kerja yang tidak sesuai dengan kertentuan; sikap pengusaha atau atasan yang
semena-mena seperti membentak, menghina dengan kasar, mengancam, dsb;
atau perusahaan memberikan pekerjaan diluar dari yang diperjanjikan atau
membahayakan jiwa, keselamatan dan kesehatan pekerja. Dengan kondisi
tersebut tentunya membuat para pekerja menjadi frustrasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan frustrasi kerja?
2. Apa penyebab dari frustrasi kerja?
3. Bagaimana gejala dari frustrasi kerja?
4. Bagaimana reaksi-reaksi dari frustrasi kerja?
5. Bagaimana dampak dari frustrasi kerja?
6. Bagaimana cara penanggulangan frustrasi kerja?
C. Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat memahami segala apapun yang berkaitan dengan frustrasi
di tempat kerja baik pengertian, penyebab, gejala, reaksi-reaksinya, dampak serta
cara penanggulangan frustrasi di tempat kerja
BAB II
ISI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Frustrasi ialah keadaan di mana satu masalah hidup atau kesulitan tidak bisa
terpecahkan dan satu kebutuhan tidak terpenuhi atau tepuaskan dan orang gagal
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Penyebab frustrasi kerja sendiri diantaranya
yaitu kekurangan, kehilangan, dan pertentangan. Sedangkan, untuk gejala-gejala
dari frustrasi kerja dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: perilaku, psikologis,
fisik. Seorang karyawan yang mengalami frustrasi di tempat kerja akan
mengeluarkan reaksi-reaksi seperti agresi, regresi (kemunduran), melarikan diri,
eksplorasi. Frustrasi kerja dapat bedampak pada kognitif, kesehatan, perilaku
pekerja dan bahkan dapat berdampak pada instansi dimana dia bekerja. Untuk
penaggulang frustrasi kerja dapat dilakukan dari pihak pekerja maupun
perusahaan.
B. Saran
Diharapkan bagi perusahaan dapat melakukan upaya konseling kepada
karyawannya atau bahkan melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan yang
mana dalam hal ini dapat mencegah karyawan untuk mengalami frustrasi kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UIP