Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEKUATAN BUDAYA
Dosen Pengampu : Dr. Lailatul Farida, S.Sos., M.A.B.

Nama Anggota :
Fadiah Silmi Hafizhah (18510146)
Valiantsyah Galeris (18510152)
Berlian Savira (18510165)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAN ISLAM NEGERI MALANG
2020
DAFTAR ISI

1. Daftar isi ....................................................................................................................


2. Kata Pengantar ..........................................................................................................
3. Bab 1 Pendahuluan ....................................................................................................
a. Latar Belakang ......................................................................................................
b. Rumusan Masalah ................................................................................................
c. Tujuan ...................................................................................................................
4. Bab 2 Pembahasan ....................................................................................................
a. Pengertian Budaya ................................................................................................
b. Karakteristik Kebudayaan ....................................................................................
c. Unsur-unsur Kebudayaan .....................................................................................
d. Pengaruh Budaya Terhadap Bisnis Internasional .................................................
e. Dimensi Kebudayaan ............................................................................................
f. Pengaruh Agama Terhadap Bisnis Internasional .................................................
g. Memahami Budaya-Budaya Baru .......................................................................
5. Bab 3 Penutup ...........................................................................................................
a. Kesimpulan ...........................................................................................................
6. Daftar Pustaka ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi ALLAH SWT yang mana telah memberikan rahmat serta hidayah
NYA kepada saya berupa rasa istiqomah dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kekuatan Budaya”ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa juga bersholawat kepada Nabi
Muhammad SAW yang mana telah membawa kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang
diridhoi oleh ALLAH SWT serta menjadi suri tauladan bagi umat islam hingga saat ini.

Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Entah itu berupa ucapan semangat maupun
yang telah membimbing tata cara penulisan yang benar.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat memperkaya wawasan para pembaca. Dan
juga semoga membawa manfaat untuk ke maslahatan bersama.

Malang, 05 Oktober 2020

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tantangan utama dalam melakukan bisnis internasional adalah untuk menyesuaikan
secara efektif pada perbedaan budaya, seperti penyesuaian pemahaman dari keragaman
budaya, persepsi, klise dan nilai. Dalam beberapa tahun belakangan ini, penelitian
menghubungkan antara dimensi kebudayaan dan perilaku-perilaku dan penelitian telah
terbukti berguna dalam penyediaan profil integrative dari budaya internasional.
Budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam dunia bisnis baik dalam
perkembangan dalam bisnis skala nasional maupun skala internasional. Perusahaan-
perusahaan yang mengandalkan budaya negara asalnya y a n g s u d a h t i d a k a s i n g
lagi untuk bersaing dalam pasar yang baru dapat membahayakan
kesuksesan internasionalnya. Tentu saja, hampir semua segi bisnis suatu perusahaan
internasional termasuk negoisasi kontrak, operasi produksi, keputusan
pemasaran, dan kebijakan manajemen sumber daya manusia mungkinakan
dipengaruhi variasi-variasi budaya. Budaya bahkan dapat memberikan
keunggulan atau kelemahan bersaing bagi perusahaan-perusahaan.

2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud pengertian budaya?
2) Apa saja karakteristik kebudayaan?
3) Apa saja unsur-unsur kebudayaan?
4) Bagaimana pengaruh budaya terhadap bisnis internasional?
5) Bagaimana dimensi kebudayaan?
6) Bagaimana pengaruh agama terhadap bisnis internasional?
7) Bagaimana cara memahami budaya-budaya baru?

3. Tujuan
1) Mengetahui pengertian budaya.
2) Mengetahui karakteristik kebudayaan.
3) Mengetahui unsur-unsur kebudayaan.
4) Mengetahui pengaruh budaya terhadap bisnis internasional.
5) Mengetahui dimensi kebudayaan.
6) Mengetahui pengaruh agama terhadap bisnis internasional.
7) Mengetahui memahami budaya-budaya baru.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengertian Budaya


Kebudayaan berasal dari kata budaya, sedangkan budaya adalah bentuk jamak
dari kata budidaya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal
dari bahasa Sansekerta buddayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi
atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa
Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah
(bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli :
1) E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2) R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsure pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dalam defenisi yang dikemukan oleh Selo sumarjan dan Soelaeman Soemardi ini,
dapatlah disimpulkan bahwa kebudayaan itu merupakan hasil dari usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani agar hasilnya dapat digunakan
untuk keperluan masyarakat, misalnya :
a. karya (kebudayaan material) yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan
benda atau lainnya yang berwujud benda
b. Rasa, didalamnya termasuk agama, ideology, kebatinan, kesenian, dan semua
unsure ekspresi jiwa manusia yang mewujudkan nilai-nilai social dan norma-
norma social.
c. Cipta merupakan kemampuan mental dan berpikir yang menghasilkan ilmu
pengetahuan.
5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh
manusia.
Dengan demikian kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek
kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang
mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh
pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu
akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.

2. Karakteristik Kebudayaan
Beberapa karakteristik kebudayaan perlu diperhatikan karena mempunyai
relevansi dengan bisnis internasional. Kebudayaan mencerminkan perilaku yang
dipelajari (learned behavior) yang ditularkan dari satu anggota masyarakat yang
lainnya, yaitu:
1. Unsur-unsur kebudayaan saling terkait (interrelated)
2. Kebudayaan sanggup menyesuaikan diri (adaptive), artinya kebudayaan berubah
sesuai dengan kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi masyarakat
tersebut.
3. Kebudayaan dimiliki bersama (shared) oleh anggota-anggota masyarakat dan
tentunya menentukan keanggotaan masyarakat tersebut. Orang-orang yang sama-
sama memiliki suatu kebudayaan adalah anggota suatu masyarakat, yang tidak
memilikinya berada di luar batas masyarakat itu.
Beberapa pendapat lain tentang karakteristik budaya adalah sebagai berikut:
1. Dipelajari: budaya tidak diwariskan atau bersifat biologi, budaya diperoleh dari
pembelajaran dan pengalaman
2. Dibagi: masyarakat adalah anggota dari kelompok organisasi atau pembagian
budaya masyarakat, budaya tidak spesifik pada perorangan atau individu
3. Perubahan generasi: budaya bersifat kumulatif, melewati dari generasi yang satu ke
generasi yang lainnya
4. Simbolik: budaya berdasarkan pada kapasitas mansia untuk memberi tanda dan
menggunakan sesuatu untuk menggambarkan yang lain
5. Diteladani: budaya mempunyai struktur dan terintegrasi, perubahan dari satu
bagian akan membawa perubahan pada bagian lain.
6. Penyesuaian: budaya berdasarkan pada kapasitas manusia untuk berubah atau
menyesuaian diri.

3. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan suatu masyarakat menentukan bagaimana anggota-anggotanya
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Unsur-unsur dasar kebudayaan adalah
struktur sosial, bahasa, komunikasi, agama, dan nilai-nilai serta sikap. Interaksi unsur-
unsur ini mempengaruhi lingkungan lokal yang merupakan tempat bisnis
internasional dijalankan.
1) Struktur sosial
Struktur sosial adalah seluruh kerangka yang menentukan peran individu-
individu dalam masyarakat, stratifikasi masyarakat, dan mobilitas individu dalam
masyarakat tertentu.
a. Stratifikasi sosial
Semua masyarakat mengelompokkan orang-orang dalam batas tertentu
berdasarkan kelahiran, pekerjaan, tingkat pendidikannya, atau ciri-ciri lainnya.
Namun, pentingnya kategori ini dalam menentukan bagaimana individu-
individu berinteraksi satu sama lain dalam dan diantara kelompok-kelompok
ini berbedabeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
b. Mobilitas sosial
Mobilitas sosial adalah kemampuan individu berpindah dari suatu strata
masyarakat ke strata lainnya. Mobilitas sosial cenderung akan lebih tinggi
dalam masyarakat yang kurang terstratifikasi.
2) Bahasa
Bahasa adalah cerminan utama kelompok-kelompok budaya karena bahasa
merupakan sarana penting yang dipakai anggota-anggota masyarakat untuk
berkomunikasi satu sama lain. Ada beberapa jenis bahasa diantarnya:
 Sebagai Senjata Bersaing. Ikatan-ikatan bahasa sering menciptakan keunggulan
bersaing yang penting karena kemampuan berkomunikasi sangat berperan
penting dalam menjalankan transaksi bisnis.
 Bahasa Perantara. Untuk menjalankan bisnis, para pelaku bisnis internasional
harus mampu berkomunikasi. Bahasa Inggris telah munculmenjadi bahasa
umum yang dominan, atau bahasa perantara (lingua franca) bisnis internasional.
 Terjemahan. Beberapa perbedaan bahasa dapat diatasi melalui penerjemahan.
Dalam hal ini, penerjemah harus peka dengan hal-hal kecil dalam konotasi kata-
kata dan berfokus pada penerjemahan gagasan, bukan kata-kata itu sendiri.
3) Komunikasi
Komunikasi diluar batas budaya, secara verbal maupun non verbal adalah
suatu keahlian yang sangat penting bagi para manajer internasional, walaupun
komunikasi sering dapat berlangsung salah diantara orang-orang yang mempunyai
kebudayaan yang sama, peluang miskomunikasi akan sangat meningkat apabila
orang-orang tersebut berasal dari budaya yang berbeda.
 Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal ini meliputi ekspresi wajah,
gerakan tangan, intonasi, kontak mata, posisi tubuh, dan postur tubuh.
 Pemberian Hadiah dan Keramah tamahan. Pemberian hadiah dan keramah
tamahan adalahalat komunikasi yang penting dalam banyak budaya bisnis.
Misalnya, etiket bisnis Jepang mengaharuskan keramah tamahan yang sangat
murah. Makanan yang sangat lengkap dan hiburan setelah jam kerja berguna
untuk membangun ikatan-ikatan pribadi dan keharmonisan kelompok di antara
peserta.
4) Agama
Agama adalah aspek penting kebanyakan masyarakat. Agama mempengaruhi
bagaimana cara anggota-anggota masyarakat berhubungan satu sama lain dan
dengan pihak luar. Agama membentuk sikap yang dimiliki pemeluknya terhadap
pekerjaan, konsumsi, tanggung jawab individu, dan perencanaan untuk masa
depan.
5) Nilai dan Sikap
Budaya juga mempengaruhi nilai dan sikap anggota-anggota suatu
masyarakat. Nilai adalah prinsip dan standar yang diterima anggota-anggota
tersebut; sikap terdiri atas tindakan, perasaan, dan pemikiran yang dihasilkan nilai-
nilai tersebut. Nilai- nilai budaya sering berasal dari kepercayaan yang sangat
mendalam tentang kedudukan individu dalam hubungan dengan Yang Ilahi,
keluarga, dan hierarki sosial. Sikap budaya terhadap faktor-faktor seperti waktu,
umur, pendidikan, dan status mencerminkan nilai-nilai ini dan pada gilirannya
membentuk perilaku dan kesempatan yang tersedia bagi bisnis-bisnis internasional
dalam suatu negara tertentu.
4. Pengaruh Budaya Terhadap Bisnis Internasional
Faktor budaya merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam kegiatan pemasaran internasional. Budaya adalah salah satu
pondasi utama yang dijadikan landasan bagi para pelaku bisnis untuk melakukan
kegiatan usahanya. Hal ini karena budaya pada level internasional sangat beragam,
berbeda-beda dan dinamis sehingga memerlukan cara, strategi dan pendekatan yang
berbeda-beda pula untuk memasarkan produk tersebut.
 Pemasaran
Beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk
menggunakan bauran pemasaran yang sama di semua pasar. Contoh cara
mengiklankan produk.
 Manajemen Sumber Daya Manusia
Budaya menentukan pula suatu perusahaan dalam negevaluasi dan merekrut para
karyawan dan manajer, terkadang perusahaan melihat latar belakang budaya
seseorang dan tingkat pendidikan.
 Produksi
Nilai dan sikap yang dianut oleh masyarakat suatu negara secara tidak langsung
akan berpengaruh terhadap metode proses produksi baru.
 Keuangan
Nilai dan sikap masyarakat suatu negara berpengaruh terhadap pengelolaan
keuangan individu maupun perusahaan. Sistem pencatatan keuangan harus
dibekali dengan sikap kejujuran dan pencatatan yang rapih disertai bukti
penerimaan-pengeluaran arus kas yang akan nantinya menentukan profitabilitas
suatu perusahaan.

5. Dimensi kebudayaan

Penelitian Hofstede (elemen-elemen struktural dari budaya yang


mempengaruhi kuat perilaku dalam situasi organisasi dan institusi). Hofstede
mencoba meneliti elemen-elemen struktural dari budaya yang mempengaruhi kuat
perilaku dalam situasi organisasi dan institusi. Ada 5 dimensi yang diidentifikasikan,
yaitu Large vs Small Power Distance (jarak kekuasaan), Individualisme vs
Kolektivisme, Maskulin vs Feminim, Strong vs Weak Uncertainly Avoidance
(Penghindaran Ketidakpastian), Long Term Orientation (Orientasi Waktu).

a. Large vs Small Power Distance (jarak kekuasaan)


Power Distance adalah sejauh mana anggota menerima kekuasaan dalam
institusi dan organisasi didistribusikan tidak merata. Masyarakat dalam Small
Power Distance membutuhkan kesamaan kekuasaan dan justifikasi untuk
ketidaksejahteraan kekuasaan. Masyarakat di Large Power Distance menerima
perintah hirarki di mana tiap-tiap orang mempunyai tempat tanpa perlu justifikasi
lagi. Masalah utaman dimensi ini adalah bagaimana sebuah masyarakat menangani
ketidaksetaraan di antara orang-orang jika memang terjadi.
b. Individualisme vs Kolektivisme
Individualisme merupakan kecenderungan fungsi sosial yang relatif bebas dan
individual berarti hanya mengurus diri sendiri dan keluarganya. Kebalikannya,
Kolektivisme adalah kecenderungan fungsi-fungsi sosial yang relatif ketat di mana
masing-masing individu mengidentifikasi diri sebagai kelompok dengan loyalitas
yang tidak perlu ditanyakan. Masalah utama dimensi ini adalah tingkat
interdependensi individu dalam sebuah masyarakat.
c. Maskulin vs Feminim
Maskulin cenderung pada suatu masyarakat yang memberikan parameter pada
keluarga, heroism dan sukses-sukses material. Sebaliknya, Feminim cenderung
pada hubungan personal, toleran pada kelemahan dan kualitas hidup. Tema utama
pada dimensi ini adalah bagaimana masyarakat memberikan peran-peran social
berhubungan dengan masalah gender.
d. Strong vs Weak Uncertainly Avoidance (Penghindaran Ketidakpastian)
Uncertainly Avoidance adalah tingkat di mana anggota masyarakat merasa
tidak nyaman dengan ketidakpastian dan keraguan-keraguan. Strong Uncertainly
Avoidance berusaha mempertahankan suatu masyarakat yang begitu besar
kepercayaannya dan kurang toleran terhadap orang atau ide-ide alternative.
Kebalikannya untuk Weak Uncertainly Avoidance. Tema utama pada dimensi ini
adalah bagaimana reaksi sebuah masyarakat terhadap fakta bahwa waktu hanya
berjalan satu arah dan masa depan tidak diketahui serta apakah akan mencoba
untuk mengontrol masa depan atau membiarkannya.
e. Long Term Orientation (Orientasi Waktu)
Long Term Orientation merupakan dimensi yang berlawanan pada orientasi
jangka pendek. Dalam komunitas yang memiliki dimensi Long Term Orientation
yang tinggi maka diasosiasikan dengan keadaan akan tingkat penghematan dan
ketekunan yang dimiliki oleh sebuah komunitas.

6. Pengaruh Agama Terhadap Bisnis Internasional


Agama adalah komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab atas
banyak sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi perilaku manusia. Pengaruh
agama mutlak dalam kehidupan manusia. Memberikan kesempatan menjalankan
kegiatan-kegiatan keagamaan di perusahaan dapat memberikan  keseimbangan hidup
yang utuh. Karena dalam menjalankan kehidupan jangan hanya mengedepankan uang
dan materi, tetapi membelakangi sisi lain yaitu kerohanian. Di tengah situasi ekonomi
yang seba sulit sulit, melibatkan agama dalam kehidupan bisnis menjadi pilihan yang
tepat. Agama memberikan tuntunan kesabaran, kejujuran dan pengharapan yang
muncul untuk keluar dari kesulitan.
Pada realitanya agama mempunyai pengaruh yang mendalam pada dunia
usaha. Ketaatan yang kuat kepada agama yang dianutnya membuat pemeluk berusaha
bekerja sesuai dengan produktivitasnya. Setiap orang harus menghormati kepercayaan
religius dari orang lain dan setiap perusahaan harus menjalankan praktik-praktik
bisnisnya terhadap hambatan religius dan budaya yang berlaku di negara-negara lain.

7. Memahami Budaya-budaya Baru


Ketika berhadapan dengan budaya baru, banyak pebisnis internasional
melakukan kesalahan dengan mengandalkan criteria acuan pribadi (self-reference
criterion), yaitu penggunaan tanpa sadar budaya sendiri seseorang untuk membantu
menilai lingkungan-lingkungan baru. Pelaku bisnis internasional yang berhasil yang
bepergian keluar negeri harus ingat bahwa mereka adalah orang asing dan harus
mencoba bersikap sesuai dengan aturan-aturan budaya yang berlaku. Ada sejumlah
cara untuk memperoleh pengetahuan tentang budaya-budaya lain guna mencapai
kecakapan lintas budaya (cross cultural literacy).
Kecakapan lintas budaya adalah langkah pertama dalam akulturasi, yaitu
proses di mana orang-orang bukan hanya memahami budaya asing, namun juga
mengubah dan menyesuaikan perilaku mereka guna menjadikannya lebih sesuai
dengan budaya tersebut. Akulturasi sangat berperan penting bagi manajer negara
pendatang yang sering berinteraksi dengan penduduk negara tujuan. Misalnya,
manajer pabrik dari negara asal atau direktur pemasaran yang bekerja di negara asing
pada anak perusahaan di luar negeri.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pengertian dari kebudayaan itu sendiri merupakan suatu unsur-unsur dari masyarakat yang
melekat sejak dahulu kala dan erat kaitannya dengan berdirinya sebuah bangsa atau negara.
Setiap negara memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda baik dalam hal agama,
kepercayaan, ras, suku, bahasa dan norma sosial.
Kebudayaan juga memiliki elemen-elemen penting yang erat kaitannya dengan pola
perilaku masyarakat di sebuah negara yang dapat memengaruhi kegiatan bisnis yang berskala
internasional.
Banyak sekali aspek-aspek dalam kebudayaan yang akan memengaruhi perusahaan untuk
mencapai keefektifan dan keefisiensian perusahaan khususnya lingkup manajemen
perusahaan sangat perlu memahami pengaruh aspek-aspek budaya tersebut.
Budaya-budaya lokal sangat memengaruhi kegiatan bisnis internasional, khususnya
perusahaan multinasional maka sangat diperlukan strategi yang efektif dalam fungsi
bisnisnya seperti dalam proses promosi, sumberdaya manusia, produksi, dan dalam bidang
keuangan.
Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar, Ed.Baru. Jakarta : Rineka Cipta.
Lawang, Robert MZ. 1984. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Irawati, 2015. “Materi 3 Bisnis Internasional”. Diakses pada 3 Oktober 2020 melalui
https://irawatiusb.blogspot.com/2015/08/materi-3-bisnis-internasional.html
I Gede Anggraini, 2014. “Dimensi Budaya Menurut Hofstede”. Diakses pada 4 Oktober 2020
melalui; http://igedeanggriawan.blogspot.com/2014/09/dimensi-budaya-menurut-
hofstede.html
Griffin, Ricky W. Michael W Pustay. 2005. Bisnis Internasional jilid 1. PT Ideks Kelompok.
Jakarta : Gramedia.
Erfan Rosyadi, 2015. “Peran Kebudayaan Terhadap Bisnis”. Diakses pada 4 Oktober 2020
melalui ; https://erfanrosyadi.blogspot.com/2015/04/peran-kebudayaan-terhadap-
bisnis.html
Nur Zanirah, Dewi, dkk. 2014. Pengaruh Keanekaragaman Budaya Terhadap Bisnis
Internasional. Malang : Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai