Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Budaya Berhutang di Koperasi Sangkakala Abadi

Kebutuhan dalam dinamika kehidupan Bermasyarakat, kebutuhan dapat

bersifat individu maupun kolektif. Konsekuensinya, selalu ada upaya untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan dapat dibedakan dalam bebagai

kriteria, baik dilihat dari sifat, hierarki, maupun prioritasnya. Terpenuhinya

kebutuhan pada prioritas pertama atau kebutuhan dasar akan mendorong usaha

seseorang untuk memenuhi kebutuhan pada prioritas berikutnya. Usaha

pemenuhan kebutuhan tidak pernah berhenti. Hal itu disebabkan disamping

karena adanya kebutuhan pada prioritas berikutnya yang menunggu untuk

dipenuhi, juga karena kebutuhan itu berkembang dinamis sejalan dengan

perkembangan masyarakatnya. Suatu realitas kehidupan sosial yang menunjukkan

semakin banyak kebutuhan terpenuhi dinamakan kondisinya semakin sejahtera.

Tidak mengherankan apabila dalam kehidupan masyarakat selalu dijumpai proses

atau usaha perubahan menuju kondisi yang semakin sejahtera tersebut. Salah satu

usaha untuk menuju perubahan tersebut adalah dengan menggerakan roda

ekonomi karena semakin beragamnya kebutuhan masyarakat scara otomatis

menciptakan pola budaya berhutang dalam kehidupan sehari-hari yakni kebutuhan

untuk pemenuhan hidup semakin banyak.

33
33
Sejarah Koperasi Sangkakala Abadi yang didirikan pada tanggal 2 Januari

tahun 1995 dan sampai pada tahun 2019, dalam perekmbangannya terhitung 24

tahun bergerak memberikan kontribusi dalam usaha pelayanan jasa simpan

pinjam. Dalam perjalanan 24 tahun tersebut ada suatu pola individu

(ketergantungan) yang diafirmasikan secara terus menerus, kemudian

terakumulasi dalam bentuk perilaku masyarakat (budaya) yang dipengaruhi oleh

eksistensi perekambangan Koperasi Sangkakala Abadi sejauh ini (pelayanan).

Memaksimalkan pelayanan dan menciptakan ketergantungan, pola yang

dimaksud adalah permodalan dari setiap usaha anggota koperasi tidak terlepas

dari aktifitas pinjam meminjam di Koperasi tersebut, dalam jangka waktu yang

panjang mereka (nasabah) telah lama bergantungan dengan kehadiran Koperasi

Sangkakala Abadi di wilayah Parigi, perputaran modal usaha nasabah dan

ketersediaan modal koperasi merupakan dua unsur penting dalam penulisan ini,

untuk menelisik apakah aktifitas tersebut adalah budaya berhutang yang

merupakan unsur perilaku dalam aktifitas ekonomi.

Wawancara penelitian ini berfokus kepada 2 pihak yang bekerja sama,

yakni Koperasi Sangkakala Abadi dan pelaku usaha sebagai anggota/nasabah.

Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan pihak Koperasi Sangkakala Abadi.

“Koperasi Sangkakala Abadi dari tahun ke tahun berusaha melakukan


perubahan secara perlahan-lahan dalam rangka memperbaiki
perekonomian lokal, Koperasi ini juga bertujuan untuk mensejahterakan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Semakin banyak
anggota, berarti kebutuhan mereka semakin beragam dan banyak. Dengan
melihat kondisi tersebut aktifitas ekonomi anggota menunjukan adanya
perkembangan yang baik bila dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pendapatan
anggota koperasi pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018
mencapai 48,7% (Rp.160.204.617,00 : Rp.287.370.176,00). Hal ini

34
merupakan perkembangan yang patut dibanggakan. Pada tahun 2018 salah
satu nasabah yang berwirausaha dibidang konter penjualan kartu data
internet yang berstatus sebagai anggota Koperasi Sangkakala Abadi
terpilih sebagai Best Conter Award 2018 terbaik yang diadakan oleh
Telkomsel Grapari dan bekerja sama dengan Komunitas Niaga Celluler
Indonesia (KNCI) bertempat di Makassar”. (Muhammad Nur, Pimpinan
Harian Sangkakala Abadi, 53 tahun, tanggal 27 juli 2019)

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa Koperasi tersebut tidak

hanya memberikan pinjaman kepada nasabah melainkan turut mendorong

nasabahnya untuk mengelola dan meningkatkan keuntungan dari pemutaran

modal yang diperoleh. Hal ini merupakan salah satu perkembangan yang cukup

mensejahterahkan dari anggota Koperasi Sangkakala Abadi. Wawancara peneliti

dengan pelaku usaha yang dimaksud oleh Pimpinan Harian Sangkakala Abadi

adala, sebagai berikut.

“Alhamdulillah pak kemarin dapat penghargaan dari KNCI Makassar,


sebagai seller terbaik. Awal-awal saya dirikan usaha ini tahun 2016,
kebetulan kartu data internet sudah booming duluan di Palu yang pelopori
itu Daeng Cell, saya langsung cepat temui, bekerjasama dengan beliau
untuk ambil stok jualan kartu, kemudian modal saya pinjam sama
Koperasi Sangkakala Abadi. Insha Allah semoga menjadikan motivasi
untuk lebih meningkatkan usaha penjualan kartu data Internet sebagai
Layanan Telekomunikasi agar memudahkan masyarakat dalam
berkomunikasi”. (Raden, Pemilik Konter Raden Cell Parigi, 38 tahun,
tanggal 27 juli 2019).

Dari hasil wawancara dengan anggota Koperasi Sangkakala Abadi yang

telah meraih prestasi, menunjukan bahwa Koperasi Sangkakala Abadi merupakan

Koperasi yang sehat dan berkembang dengan baik, untuk itu memerlukan

dukungan dan kepedulian dari semua pihak baik anggota maupun pemerintah

lewat Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah Kabupaten

Parigi, untuk senantiasa memberikan bimbingan dan arahan terhadap Koperasi

35
Sangkakala Abadi sehingga dimasa-masa mendatang akan semakin maju dan

kokoh dalam mengembangkan usahanya untuk mewujudkan Koperasi yang

berdaya saing, serta dapat mensejahterakan seluruh anggota dan masyarakat pada

umumnya.

Saat ini Anggota Koperasi Sangkakala Abadi sudah mempunyai berbagai

usaha kecil menengah (warung makan, usaha toko, usaha photocopy, perikanan,

counter hand phone) dan bidang jasa (jasa simpan pinjam, pencucian motor,

salon, warnet, jasa laundry). Peminjaman modal tersebut ditujukan untuk

kesejahteraan masyarakat di dalam melakukan kegiatan ekonomi masyarakat

sekitar dan mengelola kegiatan-kegiatan kewirausahaan lainnya.

Pengembangan usaha merupakan salah satu peningkatan kesejahteraan

kepada masyarakat dengan menambah jumlah nasabah dan meningkatkan mutu

(memaksimalkan) pelayanan di Koperasi Sangkakala Abadi. Melalui penambahan

modal bagi usaha yang sedang berkembang sebagai bentuk dorongan terhadap

masyarakat agar mereka tidak merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

sehari-harinya. Pengembangan usaha Koperasi Sangkakala Abadi juga bermanfaat

bagi masyarakat sekitar dalam pemanfaatan lapangan kerja. Koperasi ini

memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan

pekerjaan.

36
4.2 Makna Hutang Bagi Peminjam dan Pemberi Pinjaman Di Koperasi

Sangkakala Abadi

4.2.1 Makna Hutang Bagi Peminjam

Kehidupan suatu kelompok masyarakat terdapat berbagai macam profesi

kerja. Dalam setiap pekerjaan selalu ada resiko yang harus ditanggung baik itu

resiko kecil maupun besar dan dalam pekerjaan selalu ada hasil yang diharapkan.

Pada umumnya setiap individu berprofesi dari berbagai latar belakang pekerjaan,

dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, perilaku berhutang merupakan

solusi yang menjadi pilihan ketika berhadapan dengan kondisi keuangan yang

tidak baik. Menyikapi masalah tersebut, setiap individu mencari alternatif yang

cepat untuk memperbaiki kondisi keuangan yang kritis. Kebutuhan tersebut

mendorong individu untuk mendatangi usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa

salah satunya adalah Koperasi Sangkakala Abadi di wilayah Kabupaten Parigi.

Utang adalah salah satu perilaku ekonomi. Berhutang adalah suatu

kegiatan pinjam-meminjam yang dilakukan oleh seseorang dalam hal ini bisa

berbentuk uang ataupun barang dan yang lainnya kepada orang lain ataupun

lembaga yang di dalam kegiatan tersebut ada tanggung jawab untuk

mengembalikan pinjaman.

Demikian halnya makna hutang di Koperasi Sangkakala Abadi adalah

sistem kerjasama yang bersifat wajib untuk diselesaikan dalam jangka waktu

tertentu sesuai dengan perjanjian yang disepakati oleh pihak koperasi dan pihak

yang terkait. Menurut salah satu nasabah yang menjadi informan dalam penelitian

37
ini, salah satu informan berhutang di Koperasi Sangkakala Abadi karena

profesinya sehari-hari adalah sebagai pedagang kecil, dalam hal ini beliau

mendirikan usaha Kantin di dalam SMA 1 Parigi. Informan tersebut tertarik untuk

menjadi anggota Koperasi Sangkakala Abadi karena ia membutuhkan modal

untuk menggerakkan roda usaha keluarga, agar tetap bisa berpenghasilan dalam

setiap harinya.

“dulu, hasil dari kerja suami saya ada kalanya cukup, ada kalanya juga
kekurangan karena pekerjaan suami saya hanya melaut, jadi kalau
kebetulan tidak ada, sama sekali kebutuhan dirumah tidak ada. Jadi saya
berpikir barangkali harus berhutang untuk cari-cari modal, biar bisa bikin
warung kecil, untuk jual-jual nasi kuning, mie rebus, lalampa, dan kue-
kue. karena suami nelayan, jadi untuk bikin lauknya makanan yg dijual
tidak susah lagi, kadang-kadang kalau tidak ada tangkapan baru beli ikan,
kalau bapaknya dapat lebih dia jual mentah juga, separuhnya dibikin lauk-
lauknya jualan. Pendapatan dari kantin ini, Alhamdulillah bisa menyimpan
tabungan untuk keperluan anak-anak yang lagi sekolah”,(Sumirah, pemilik
kantin, 42 tahun,tanggal 28 juli 2019).

Dari pernyataan tersebut, Ibu Sumirah menjelaskan bahwa perilaku

berhutang adalah atas dasar keadaan ekonomi keluarga yang serba pas-pasan

kemudian mendorong Ibu Sumirah untuk memperoleh pinjaman modal,

selanjutnya dikelola menjadi sebuah usaha berbentuk warung kecil (kantin) agar

usahanya tersebut bisa menghasilkan keuntungan setiap harinya, Kesejahteraan

beliau dapat disimpulkan dengan adanya tabungan (simpanan) yang disisipkan

untuk biaya sekolah anak-anaknya di masa mendatang, terlepas dari terpenuhinya

kebutuhan makan dan keperluan sehari-hari.

Makna hutang juga tidak hanya dirasakan Ibu Sumirah, salah satu

diantaranya adalah seorang gadis remaja yang mengisi aktifitas kesehariannya

dengan bekerja sebagai karyawati pada salah satu usaha milik anggota Koperasi

38
Sangkakala Abadi yang bergerak di bidang penggandaan kertas salinan (fotocopy)

di kelurahan Kampal. .

“ saya sudah bekerja disini selama 1,8 bulan, ini usaha punyanya tanteku
mumpung tidak ada kerjaan di rumah mendingan saya bantu tante jaga
mesin fotocopy miliknya, biar bisa tambah –tambah uang belanjaku juga,
namanya juga cewek kak banyak kebutuhan, jadi mending isi-isi waktu,
lumayan juga penghasilannya, saya digaji 1,5 perbulan. kadang kalau
lembur biasa terima samapai 2 jutaan kurang lebih“.(Fina, pegawai
fotocopy dari nasabah Sangkakala Abadi, 19 tahun,tanggal 30 Juli 2019).

Jumlah mesin fotocopy yang beroperasi di usaha tempat Fina bekerja ada

dua unit. Menurut Fina, pada awal berdirinya di tahun 2015 hanya ada 1 unit,

dibeli keluarganya dari pemakaian bekas orang lain (sekken), sembari menjual

ATK dan sebagainya. Penambahan 1 unit mesin fotocopy tersebut baru berkisar 7

bulan. Selanjutnya hasil wawancara ini ditambahkan oleh ibu Nurmala pemilik

usaha fotocopy tersebut, mengatakan bahwa:

“Waktu tahun 2015 saya ditawarkan teman untuk beli mesin fotocopy
miliknya di Palu, karena saya ingat 3 hari sebelumnya, saya pernah
ditawarkan menjadi anggota Koperasi Sangkakala Abadi. Jadi, saya pikir
karena lokasi rumah di jalan poros, dan tiap hari orang laulalang, nah saya
coba-cobakan untuk ambil pinjaman yang seharga mesin fotocopy bekas
itu, karena kalau dibawah 10 jutaan, saya pikir-pikir masih bisa saya
jangkau, yang penting usaha saja dulu. Sekarang ada dua unit mesin
fotocopy yang beroperasi, dan ada dua unit komputer untuk jasa print dan
pengetikan. Alhamdulillah kondisi sekarang disyukuri semua”. (Nurmala,
pemilik fotocopy dari anggota Sangkakala Abadi, 47 tahun,tanggal 30 Juli
2019).

Usaha fotocopy ibu Nurmala dapat disimpulkan sebagai usaha yang telah

maju dan berkembang, dengan melihat peningkatan jumlah unit alat produksi, dan

telah membuka lapangan kerja bagi salah satu anggota keluarganya. Budaya

berhutang selain dari desakan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup, hasil

39
wawancara di atas juga menunjukkan bahwa, motif yang menyebabkan seseorang

berhutang karena ada pemanfaatan peluang usaha yang ditunjang dengan lokasi

usaha yang strategis, ada penawaran piutang yang terjangkau dengan menjamin

pendampingan kepada anggota baru untuk menjalankan roda usahanya, sebagai

salah satu bentuk pelayanan yang dioptimalkan oleh pihak Koperasi Sangkakala

Abadi sebagai badan usaha layanan jasa simpan pinjam.

4.2.2 Makna Hutang Bagi Pemberi Pinjaman

Pengembangan usaha Koperasi Sangkakala Abadi mengalami kemajuan,

hal ini dibuktikan dengan bertambahnya kegiatan usaha yang dikembangkan

anggota/nasabah Koperasi Sangkakala Abadi tersebut, misalnya saja usaha

simpan pinjam, layanan jasa laundry, usaha kantin pegawai, usaha toko, usaha

foto copy, Conter kartu data Internet, salon, perikanan, dan warnet. Bertambahnya

usaha di Koperasi Sangkakala Abadi, pengurus tidak mungkin dapat

melaksanakan pengelolaan sendiri karena selain jumlah anggota yang terlalu

banyak, juga karena tempat mereka yang terpencar-pencar. Oleh karena itu untuk

dapat mengelola usaha Koperasi Sangkakala Abadi secara efektif, pengurus

Sangkakala Abadi menugaskan beberapa orang pegawai koperasi untuk

melakukan pendampingan. Bentuk kesejahteraan yang diberikan oleh Koperasi

Sangkakala Abadi berupa peminjaman modal dibidang produksi. Adapun usaha-

usaha masyarakat sebagai peminjam di Koperasi Sangkakala Abadi yakni sebagai

berikut:

40
a. Usaha Kantin Pegawai

Pengelolaan kantin ini dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada

para pegawai baik guru atau karyawan yang membutuhkan. Pengelolaan kantin

dengan sistem angsuranantara pengelola kantin dan Koperasi sebagai pemodal.

“Selain saya sebagai ibu rumah tangga, saya juga pemilik kantin, saya juga
dibolehkan untuk membuat makanan yang bisa dijual di kantin ini, karena
banyak anak-anak sekolah lumayanlah untuk tambah penghasilan”.
(Sumirah, pemilik kantin, 42 tahun,tanggal 28 juli 2019) 2) Usaha Warung
Campuran.

Jenis usaha ini sangat potensial untuk dikembangkan, mengingat

banyaknya kebutuhan harian masyarakat, yang menjual makanan siap saji. Salah

satu orang anggota Koperasi Sangkakala Abadi membuka warung campuran di

depan jalan raya dan berhadapan dengan beberapa instansi agar kebutuhan makan

dan minum setiap pembeli dapat terpenuhi tanpa harus belanja di tempat lain.

b. Usaha Photocopy

Usaha ini dilakukan oleh masyarakat untuk memanfaatkan lingkungan

usaha yang stratetegis berhadapan dengan jalan poros dan berdekatan dengan

instansi perkantoran. Usaha ini meliputi penggandaan dokumen, soal – soal

ulangan, materi pelajaran dan berkas lainnya, sehingga sangat membantu

masyarakat dalam penyelesaian tugas dan lain sebagainya. Pembayaran untuk

setiap perlembarnya mereka dikenakan biaya sebesar Rp 150,00. Alat photocopy

yang di miliki oleh nasabah terdiri 2 unit alat photocopy dan 2 Computer.

c. Perikanan

Ikan yang dibudidayakan oleh salah satu anggota Koperasi Sangkakala

Abadi yaitu ikan lele, dimana masa panen ikan lele kira – kira 3 bulan sekali.

41
Kegiatan di bidang perikanan ini merupakan kerjasama antara Koperasi dengan

Alumnus Universitas Tadulako Palu Jurusan Peternakan. Anggota tersebut

sebagai salah satu konsultan budidaya ikan. Dalam mengembangkan ilmunya di

Koperasi Sangkakala Abadi, selain karena tersedianya peluang usaha yang sesuai

dengan disiplin keilmuannya, ia juga bertujuan untuk membantu perkembangan

koperasi agar mampu mensejahterakan masyarakat di sekitar.

Berdasarkan kegiatan usaha Koperasi Sangkakala Abadi diatas maka dapat

diketahui bahwa anggota Koperasi Sangkakala Abadi yang bergerak dalam

berbagai usaha, merupakan investasi koperasi yang dapat menambah pemasukan

laba koperasi, sehingga modal koperasi dapat bertambah. Usaha-usaha inilah yang

mendorong perkembangan koperasi ini untuk terus meningkatkan pendapatan

usahanya, sehingga koperasi ini memiliki modal tambahan yang nantinya dapat

berguna sebagai modal cadangan atau modal simpanan, sebagai alternatif untuk

mengantisipasi apabila dalam kegiatan koperasi mengalami kekurangan.

Adanya wadah Koperasi ini, diharapkan sebagai tempat untuk

menyelesaikan persoalan keuangan, menggerakkan roda ekonomi, dan menambah

modal kewirausahaan dalam berbagai bidang usaha yang masi dapat dijangkau

oleh koperasi untuk memberikan pinjaman. Sehingga organisasi ini berdampak

positif bagi anggotanya misalnya menambah pengetahuan dibidang

kewirausahaan yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Koperasi Sangkakala Abadi ini mempunyai fungsi sebagai proses

pemberdayaan baik dilihat dari hubungan internal maupun eksternal. Secara

internal, Koperasi Sangkakala Abadi berusaha untuk mendidik masyarakat agar

42
mereka mempunyai bekal keterampilan dengan memberikan pelatihan-pelatihan

melalui kegiatan workshop UMKM, pembinaan keterampilan pegawai dalam

pelaksanaan tugas. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan 3-6 bulan sekali

sesuai dengan agenda koperasi. Secara eksternal, untuk mengenalkan koperasi

dalam kalangan masyarakat dengan mempermudah pemasaran usahanya,

Koperasi Sangkakala Abadi ini mengadakan kerjasama dengan berbagai latar

belakang usaha termasuk menyertakan kehadiran Pemda Parigi Moutong turut

hadir dan saling berkontribusi.

Kerjasama ini merupakan salah satu cara Koperasi Sangkakala Abadi

untuk mengembangkan kegiatan usahanya dibidang produksi. Institusi yang

kedudukannya berada di lingkungan koperasi mempunyai nilai strategis dalam

pengembangan kehidupan ekonomi. Pada posisi tertentu, koperasi akan dapat

menopang keberlangsungan aktifitas anggota adapun sistem yang diterapkan pada

koperasi adalah menggunakan Prinsip Perbankan sebagai acuannya.

Dalam hal ini, transaksi yang dikelola Koperasi Sangkakala Abadi dapat

disesuaikan dengan akad (Kontrak) yang disepakati. Sesuai dengan ketentuan

yang berlaku mengenai perkoperasian di Indonesia, kewenangan yang dimiliki

oleh koperasi dapat berupa kegiatan penghimpunan dana melalui simpanan pokok,

simpanan wajib dan simpanan manasuka, serta kegiatan penyaluran dana kepada

anggotanya.

“sebagian anggota yang usahanya sudah besar, kegiatan usahanya dikelola


oleh secara mandiri yang menyediakan kesempatan kerja dan menggaji
beberapa orang pegawai sesuai dengan keperluan”. (Muhammad Nur,
Pimpinan Harian Sangkakala Abadi , 53 tahun, tanggal 27 juli 2019

43
Salah satu konstribusi Koperasi Sangkakala Abadi dalam meningkatkan

keasejahteraan anggota di Koperasi Sangkakala Abadi yang bersifat material

(ekonomi).

“diantara semua bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota


yang manfaatnya dapat langsung dinikmati dan dirasakan paling menonjol
dalam memberikan kontribusinya bagi kesejahteraan anggota adalah
dibidang simpan pinjam setiap anggota memerlukan dana mendadak dapat
langsung pinjam ke koperasi.” (Asrianti, Kasir Koperasi Sangkakala Abadi
25 tahun,tanggal 1 Agustus 2019).

Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Berperan serta aktif dalam upaya

mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Memperkokoh

perekonomian rakyat sebagai kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional

dengan koperasi sebagai soko gurunya. Namun tidak demikian halnya dengan

pendapat pegawai koperasi sebagaimana yang mengatakan bahwa :

“pelayanan koperasi dapat ditingkatkan, sekarang memang sudah baik


tetapi bisa ditingkatkan lagi supaya lebih memuaskan dan saya rasa masih
banyak dari anggota koperasi yang belum sejahtera.“(Patta Syio, Korwil
Koperasi Sangkakala Abadi, 40 tahun, tanggal 30 juli 2019).

Harapan Koperasi dalam hal peningkatan kesejahteraan tidak hanya

dirasakan oleh anggota saja, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat melalui

kegiatan pengembangan kewirausahaan, misalnya saja usaha kantin, warung

makan, dan jual beli elektronik. Peminjaman modal usaha bertujuan untuk

membangun usaha dan juga pengembangan pertanian, budidaya perikanan

maupun peminjaman modal kepada para nelayan .

“mereka sangat membutuhkan modal dalam bentu dana pak, untuk yang
peminjaman dana kepada nelayan ikan ini baru berjalan 6 tahun, tetapi

44
nasabah sudah lumayan banyak. Ya, biar mereka bisa mendapatkan
penghasilan sehari-hari, kadang juga biaya sekolah anak-anak mereka, jadi
nanti dari hasil melaut baru mereka stor.” (Soebagyo.Pembukuan Koperasi
Sangkakala Abadi, 50 tahun,tanggal 1 Agustus 2019).

Usaha simpan pinjam ini dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada

pegawai yang membutuhkan pembiayaan, baik yang bersifat konsumtif atau

pembiayaan lain seperti biaya pendidikan bagi putra–putri pegawai, biaya

perawatan rumah sakit bagi keluarganya.

Simpan pinjam ini dikelola secara mandiri dan asas saling tolong

menolong antar sesama pegawai. Mengingat banyaknya minat dari pegawai dan

para anggota untuk mengajukan pembiayaan, sedangkan modal sendiri yang

bersumber pada simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela masih

terus ditingkatkan, maka pengurus Koperasi Sangkakala Abadi menempuh jalan

dengan menjalin mitra kerjasama dengan cabang Palu.

Bentuk kerjasama dalam pinjaman modal usaha yang di berikan oleh

Koperasi Sangkakala Abadi kepada nasabah sebagai pelaku usaha menengah

antara lain:

a) Konter Penjualan Pulsa dan Kartu Data Internet

Masyarakat yang berada dikawasan perkotaan Parigi khusunya Kelurahan

Kampal dan Kelurahan Lebo sudah bersifat heterogen, mereka berasal dari

berbagai daerah di Indonesia. Tentunya keadaan ini sangat membutuhkan media

untuk berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat. Berdirinya usaha tersebut

karena memandang bahwa komunikasi mutlak diperlukan, untuk memberikan

sarana kelancaran komunikasi bagi seluruh kalangan masyarakat. Nasabah

45
Koperasi Sangkakala Abadi telah mengadakan kerja sama dengan Komunitas

Niaga Celluler Indonesia (KNCI) yang berpusat di Makassar.

2) Salon

Salon yang dikembangkan oleh nasabah Koperasi Koperasi Sangkakala

Abadi ini terdiri dari dua unit yaitu salon khusus pria dan salon khusus wanita.

Salon khusus wanita ini lebih lengkap fasilitasnya dibandingkan dengan salon

khusus pria, karena di salon khusus pria hanya melayani potong rambut saja.

Sedangkan di salon khusus wanita ini terdapat jasa perawatan wajah dan rambut.

Didirikannya salon ini karena lokasi nasabah berada ditengah perkotaan, dan

merupakan wilayah strategis untuk mendapat keuntungan.

3) Warnet

Salah satu nasabah Koperasi Sangkakala Abadi menyediakan fasilitas

warnet yang bertujuan agar para siswa tidak kesulitan dalam mencari materi yang

dibutuhkan terkait pembelajarannya di masing-masing sekolah. Warnet ini juga

merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk menerima jasa pengetikan

bagi para pegawai negeri maupun swasta.

“warung internet (warnet) biasa digunakan buat mencari tugas para pelajar
maupun mahasiswa, dan biasa juga para pegawai datang untuk mengetik apa
bila mereka disibukkan dengan banyaknya rutinitas kantor.”(Puji Astuti,
Manajer Koperasi Sangkakala Abadi, 50 tahun,tanggal 1 Agustus 2019)

Warnet milik nasabah Koperasi Sangkakala Abadi ini dipatok dengan

harga Rp 4.000/jam yang digunakan khusus pelajar dan masyarakat. Dengan

adanya fasilitas warnet ini setip orang bisa menyelesaikan tugas dan

kewajibannya.

46
3) Usaha Jasa Layanan Laundry

Mendorong diadakannya usaha laundry adalah solusi bagi padatnya

aktifitas kesibukan masyarakat sebagian, sebagaian diantara mereka yang belum

sepenuhnya hidup mandiri. Terlebih lagi penduduk baru yang berstatus sebagai

pekerja dan dalam masa beradaptasi dengan lingkungan . Adapun masyarakat

pada umumnya usaha laundry adalah usaha yang sudah ada namun kehadiran

usaha ini terbilang masih jarang dikarenakan modal untuk memulainya lumayan

besar, Koperasi Sangkakala Abadi mampu memberikan pinjaman untuk pelaku

usaha tesebut dalam menggerakkan usahanya dengan pinjaman modal,

mendampingi waktu mereka untuk belajar diawal-awal memulai aktivitas usaha

sehingga memberikan rasa nyaman bagi nasabah dalam bekerjasama dalam

jangka panjang. Pengelolaan layanan jasa laundry oleh nasabah dibagi menjadi 2

model layanan:

a) Layanan Laundry Bulanan

Nasabah Koperasi Sangkakala Abadi memberikan layanan kepada

masyarakat yang berlangganan bulanan dengan cara pelanggan berhak

mendapatkan layanan cuci setrika pakaian yang menjadi hak miliknya sebanyak

80 potong perbulan dengan kewajiban memberikan jasa ke pelaku usaha Laundry

sebesar Rp 160.000,00 per bulan.

b) Layanan Laundry Harian

Nasabah Koperasi Sangkakala Abadi memberikan layanan kepada

pelanggan yang belum menjadi langganan, dengan pembayaran 5000/kg berhak

mendapatkan layanan cuci, pembayaran 700/kg mendapatkan layanan setrika

47
pakaian yang menjadi haknya, untuk setiap kali pemakaian jasa Laundry pelaku

usaha berkewajiban memberikan kupon ke pelanggan senilai Rp 500,00. Sehingga

untuk setiap pelanggan yang telah memenuhi jumlah kupon sebanyak 10 kali

maka pelaku usaha tersebut tidak memungut upah. Hal ini bertujuan agar

memiliki hubungan emosional bersama pelanggan. kegiatan usaha ini dimulai di

pagi hari sampai jam 21-00.

4) Jaminan kesehatan bagi pegawai

Jaminan kesehatan bagi pegawai ini senilai Rp 500.000,00 yang digunakan

dalam jangka waktu 1 tahun, apabila mereka dalam keadaan sakit, opnam,

melahirkan. Dana santunan ini tidak boleh dicairkan dan tidak boleh melebihi

dana yang telah diberikan oleh Koperasi Sangkakala Abadi. Pemberian santunan

kesehatan bagi pegawai ini bertujuan untuk meringankan beban keluarga pegawai.

5) Kegiatan out bound bagi pegawai dan mitra usaha

Setiap tutup tahun, Koperasi Sangkakala Abadi selalu mengadakan

kegiatan out bound yang diprioritaskan bagi pegawai mitra kerjasama. Hal ini

bertujuan agar mereka tidak merasa jenuh dalam bekerja, sehingga dengan

diadakannya kegiatan out bound ini mereka akan lebih semangat lagi untuk

bekerja, dan mendekatkan hubungan pegawai dengan mitra sebagai pelaku usaha.

6) Pelatihan Pendidikan dan Keterampilan bagi Pegawai

Mengikutsertakan pelatihan-pelatihan ke dinas Koperasi dan UMKM

Sulawesi Tengah pada khususnya Kabupaten Parigi Moutong di instansi terkait

yang dilaksanakan 3-6 bulan sekali sesuai agenda Dinas Koperasi UMKM Dari

konstribusi Koperasi Sangkakala Abadi dalam peningkatan kesejahteraan anggota,

48
maka dapat dikatakan bahwa Koperasi Sangkakala Abadi memiliki peranan yang

sangat penting dalam hal kesejahteraan khususnya anggota, peranan tersebut dapat

di ringkas sebagai berikut:

1) Koperasi sebagai tempat pelatihan pengembangan SDM.

Pelatihan pengembangan SDM dengan anggota Koperasi Sangkakala

Abadi adalah sebagai usaha belajar dan kerjasama untuk memecahkan segala

persoalan atau permasalahan yang menjadi penghambat anggota dalam

meningkatkan pengembangan usahanya. Bagi anggota meningkatnya

produktivitas berwirausaha melalui kegiatan ekonomi merupakan sasaran utama,

karena tinggi rendahmya produktivitas berwirausaha akan mempengaruhi tinggi

rendahnya pendapatan yang diperoleh anggota. Pendidikan anggota koperasi

merupakan hal yang penting dalam pembinaan dan pengembangan usaha koperasi

karena keberhasilan atau kegagalan koperasi banyak tergantung pada tingkat

pendidikan dan partisipasi anggota. Agar partisipasi memberikan dampak yang

positif, maka keterlibatan anggota dalam kegiatan usaha koperasi harus dapat

diwujudkan, hal ini juga merupakan peran serta anggota dalam struktur organisasi.

2) Membantu mengusahakan pinjaman kepada anggota dan mitra yang

membutuhkan.

Perkembangan kegiatan ekonomi melaui Koperasi Sangkakala Abadi ini

mendorong para anggota/mitra dalam menampung aktivitas, tempat memecahkan

masalah khususnya dalam hal perekonomian. Tujuan diberikan pinjaman kepada

angggota/mitra agar para anggota/mitra dapat hidup makmur serba kecukupan dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga dari anggota/mitra Koperasi Sangkakala

49
Abadi. Salah satu usaha Koperasi Sangkakala Abadi ini dalam mewujudkan

tujuannya adalah dengan memberikan modal kepada anggota/mitra yang sedang

membutuhkan.

3) Koperasi sebagai Sponsorship

Untuk menunjang keberhasilan dalam suatau kegiatan di masyarakat yang

dibentuk oleh organisasi masyarakat itu sendiri maupun kegiatan yang dibentuk

oleh individu atau komunitas tertentu, misalnya saja dalam diselenggarakannya

perlombaan dalam rangka menyambut hari kemerdekaan, Koperasi Sangkakala

Abadi merupakan salah satu lembaga yang menjadi sponshorship dalam kegiatan

tersebut. Koperasi Sangkakala Abadi selain ikut serta memeriahkan hari

kemerdekaan tersebut, juga bertujuan untuk menjadi wadah untuk

mempromosikan serta memperkenalkan produknya.

“tidak hanya kegiatan itu saja pak, waktu bencana di Palu kemarin
Koperasi Sangkakala Abadi beserta anggota melakukan penggalangan
dana, dan membuat makanan yang diberikan kepada pengendara lalu lintas
yang dari Palu maupun menuju Palu kami yang menyiapkan persediaan
bekalnya.” (Puji Astuti, manajer, 50 tahun, 1 Agustus 2019).

4.2.3 Kontribusi Koperasi dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Koperasi Sangkakala Abadi

Peran dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diharapkan dari Koperasi

Sangkakala Abadi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah

Parigi melalu prilaku ekonomi dan budaya berhutang, yang termanifestasikan

dalam kegiatan simpan pinjam melalui kegiatan ekonomi Koperasi Sangkakala

Abadi. Peran Koperasi Sangkakala Abadi dalam meningkatkan kesejahteraan

antara lain sebagai berikut:

50
a. Menjalin kemitraan atau kerjasama

Koperasi Sangkakala Abadi ini telah menjalin kerjasama dengan berbagai

kalangan baik instansi pemerintah maupun swasta untuk mewujudkan tujuan

koperasi Indonesia yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kerjasama ini bertujuan untuk

mengenalkan Koperasi Sangkakala Abadi dalam kalangan masyarakat sehingga

mempermudahkan dalam pemasarannya, kerjasama ini juga diharapakan dapat

memberikan modal kepada individu maupun kelompok usaha untuk bisa

berkembang sehingga kesejahteraan masyarakat di wilayah Parigi dapat

meningkat. Pada umumnya Koperasi Sangkakala Abadi ini bekerjasama dengan

Kopnatel Solo, PT.Telkom area Parigi, PT Japfa Tuna Jaya area Parigi, lembaga

keuangan syariah, perusahaan air minum milik daerah, percetakan Malino

Serangkai, Dinas Koperasi UMKM, Pemda Kabupaten Parigi.

Bagi masyarakat sekitar, Koperasi Sangkakala Abadi juga membuka

kesempatan bagi mereka untuk menanamkan modal di dalam Koperasi tersebut

untuk mensejahterakan masyarakat, sehingga akan tercipta hubungan kemitraan

yang baik bagi masyarakat yang tidak termasuk bukan anggota Koperasi.

b. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat setempat

Keberadaan Koperasi Sangkakala Abadi ini selain dapat meningkatkan

kesejahteraan anggota juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat, karena dengan berkembangnya usaha – usaha baru yang dinanungi oleh

Koperasi Sangkakala Abadi ini dapat mengurangi pengangguran. Masyarakat

51
yang tergabung dalam anggota Koperasi Sangkakala Abadi maupun tidak, sangat

membutuhkan menjadi tenaga kerja sebagai pegawai dari wirausaha Koperasi

Sangkakala Abadi. Salah satunya adalah bapak Indarto yang menjadi pegawai

Security. yang mengatakan bahwa:

“meskipun saya hanya sebagai securitytapi saya juga senang bisa bekerja
di Koperasi Sangkakala Abadi karena saya kan cuma lulusan SMP saja,
apalagi sekarang cari kerjaan kan susah. Ya meskipun hasilnya cuman
berapa, tapi bagi saya yang penting dapat penghasilan yang barokah pak
dan bisa untuk kebutuhan sehari-hari”.(Indarto, 24 Tahun, pegawai
security Koperasi Sangkakala Abadi, 3 agustus 2019 ).“

Kesempatan kerja yang diberikan Koperasi Sangkakala Abadi ini sangat

berarti dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi Pak Indarto beserta

keluarganya. Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat

kerja, dedikasi, disiplin, sikap loyal anggota terhadap koperasi. Kesejahteraan

anggota adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan

berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki

kondisi keuangan anggota agar produktivitas kerjanya meningkat.

4.2.4 Problematika Antara Perilaku Ekonomi dan Pola Budaya Berhutang

di Koperasi Sangkakala Abadi

Salah satu yang menjadi kelemahan dari Koperasi ini adalah keterampilan

penguasaan dalam penggunaan teknologi anggota/pegawai yang kurang. Karena

mayoritas pegawai yang bekerja di Koperasi Sangkakala Abadi hanya lulusan

SMA, jadi cenderung belum bisa mengoperasikan komputer. Untuk

meningakatkan kesejahteraan mereka dibidang admnistrasi maka pengurus

52
melakukan pelatihan terlebih dahulu agar disaat sudah mulai bekerja mereka

sudah tidak lagi kaku dalam mengoperasikan komputer, karena komputer salah

satu teknologi yang sering digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Apalagi di Koperasi tersebut setiap harinya tumpuan penyelesaian berkas

administrasi berkaitan dengan keperluan masyarakat banyak jika penangannya

dilakukan dengan cara manual maka pekerjaan akan terbengkalai. Jadi pegawai di

Koperasi Sangkakala Abadi diharuskan dapat menguasai teknologi di dalam

menjalankan usahanya.

“ dulu saya tidak bisa komputer Pak, punya juga tidak tapi sekarang saya
sudah lumayan bisa karena saya kan di bagian kasir, jadi lama-
lamaterbiasa pegang komputer.” (Asrianti, Kasir Koperasi Sangkakala
Abadi , 25 tahun, 27 Juli 2019).

Koperasi Sangkakala Abadi merupakan sumber pinjaman yang banyak

diminati oleh para pelaku usaha kecil menengah dibandingkan dengan Bank. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti jarak Koperasi lebih dekat dari pada

Bank, dan sistem proses administrasi pinjaman modal yang lebih mudah

sementara Koperasi proses peminjamannya bisa dilakukan di rumah nasabah, dan

faktor yang lebih penting kesediaan pihak koperasi dalam pendampingan usaha,

inilah mengapa masyarakat yang menjadi nasabah Koperasi Sangkakala Abadi

merasa nyaman untuk menjadi mitra kerjasama dan memiliki hubungan emosional

yang lebih dekat. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh bapak Erwin

Rasyid bahwa:

“kalau pinjam sama koperasi gampang pak, kita tinggal tanya pegawainya
bisa tidak ambil pinjaman sama mereka sekian jumlahnya, setelah itu
mereka nanti yang bicarakan sama bos di kantor, kalau disetujui mereka
datang ke rumah kita, bawakan uang kemudian memberi tahu berapa

53
bunganya, berapa hari atau berapa minggu pengembaliannya dan berapa
persekali pengembalian tergantung pada jumlah uang yang kita pinjam”
(Erwin Rasyid, 38 Tahun, Peternak Lele, 3 agustus 2019). “

Pernyataan tersebut senada dengan yang disampaikan oleh ibu Muslimah,

mengatakan bahwa:

“iya cepat kalau di koperasi, kalau seandainya ada pegawai yang atang
menagih kan disini banyak yang pinjam di koperasi otomatis ada terus
pegawai yang datang bertugas, disitu kita panggil dia baru bilang kita mau
ambil pinjaman, setelah itu baru tunggu satu atau dua hari, dia pasti
datangi kita di rumah bawakan uang yang diminta ” (Muslimah, 29 Tahun,
Pemilik Loundry, 3 agustus 2019).

Hasil wawancara diatas menunjukkan perbandingan yang jauh berbeda

antara proses peminjaman dan transaksi yang dilakukan oleh Bank dan Koperasi.

Proses peminjaman pada koperasi terlihat lebih mudah dan cepat dibandingkan

dengan Bank, hal ini yang kemudian membuat koperasi lebih diminati oleh

sebagaian masyarakat untuk menjadikan koperasi sebagai tempat peminjaman

uang. Hanya saja pada unit koperasi para nasabah mengakui bahawa mrka tidak

bisa meminta pinjaman pada akhir tanggal karena pada tanggal-tanggal tua seperti

itu para pegawai sudah melakukan tutup buku. Hal ini disampaikan oleh bapak

Erwin Rasyid menyatakan bahwa:

“Koperasi Sangkakala Abadi tidak bisa kita ambil pinjaman pas tanggal
tua karena tutup buku, kecuali tanggal muda atau tanggal 10-22 itu masih
bisa” . (Erwin, 38 Tahun, Peternak Lele, 3 agustus 2019).“

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pemberian

pinjaman yang dilakukan oleh koperasi tidak dilakukan diakhir tanggal, karena

pada akhir tanggal tersebut Koperasi Sangkakala Abadi telah melakukan tutup

buku. Hal ini merupakan kendala nasabah dalam menjalankan roda usaha sebab

54
ketergantungan pelaku usaha adalah ketersediaan modal yang terbatas. Mengenai

bunga dalam satu kali peminjaman pada Koperasi Sangkakala Abadi bunganya

mencapai 20 persen. Hal ini disampaikan oleh ibu Puji sebagai berikut:

“Koperasi Sangkakala Abadi memberikan bunga sebesar 20%, semua


koperasi rata-rata begitu pak, ada juga yang tapi itu koperasi yang lain
tergantung juga dari kebijakan koperasinya seperti apa, tapi kalau disini,
ya sudah seperti itu.” (Puji Astuti, Manajer Koperasi, 50 Tahun, 1
Agustus).

Penjelasan mengenai bunga 20% yang dibebankan pada nasabah adalah bunga

dikali 20% besar pinjaman, seeperti yang disampaikan oleh bapak Soebagyo

mengatakan bahwa:

“Koperasi Sangkakala Abadi kasih bunga 20% besar pinjaman, contohnya


seperti mereka pinjam satu juta rupiah yang diterima bersih sembilan ratus
ribu rupiah, karena ada biaya administrasi lima puluh ribu rupiah dengan
simpanan nasabah lima puluh ribu rupiah setiap satu kali pinjam.”
(Soebagyo, Pembukuan Administrasi Koperasi Sangkakala Abadi, 30
tahun, 1 Agustus 2019)”

Demikian juga yang disampaikan oleh ibu Sumirah mengatakan, bahwa:

“untuk ambil simpanan tunggu lunas dulu, misalkan begini pak saya
pinjam modal satu juta rupiah itu sudah dipotong seratus ribu rupiah, nah
seratus ribu rupiah tadi Koperasi sisipkan untuk modal saya nantinya lima
puluh ribu rupiah, dan untuk uang administrasi dengan koperasi lima
puluh ribu rupiah”. (Sumirah, pemilik kantin, 42 tahun,tanggal 28 juli
2019).

Mengetahui hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa bunga dikali

20% besar pinjaman dan dalam setiap proses meminjam setiap total uang

pinjaman pada koperasi ada biaya administrasi pada Koprasi Sangkakala Abadi

serta simpanan untuk nasabahnya disetiap satu kali peminjaman berlaku. Untuk

sistem pengembaliannya tersebut dengan bunga yang dibebankan 20% kepada

55
nasabah akan dikembalikan dalam jangka waktu 27-30 hari. Seperti hasil

wawancara yang disampaikan oleh ibu Teten mengatakan bahwa:

“untuk peminjaman kepada kepada nasabah kita liat dulu potensi dan
kriteria usahanya kalau sperti mitra yang sudah berkembang kita bantu
dengan kisaran lima juta sampai seepuluh juta, misalkan kalau usahanya
kantin paling tinggi pinjamannya satu sampai dua juta rupiah dan
pengembalianannya itu lima puluh ribu sampai enam puluh ibu perhari
selama 24-28 hari kalau yang paling rendah itu bisa dua ratus ribu
pengembaliannya lima belas ribu rupiah perhari selama 18-26 hari.” (Teten
Alansyah, Ketua Koperasi, 53 Tahun, 29 Juli 2019).”

Pernyataan dari hasil wawancara diatas dikuatkan oleh pernyataan ibu Sumirah

mengatakan bahwa:

“kalau di Koperasi Sangkakala Abadi ini biasanya saya pinjam lima ratus
ribu, paling tinggi saya pinjam modal dua juta rupiah itu pengembaliannya
kalau sudah jadi anggota seperti saya biasa seratus ribu yang seharusnya
kan seratus dua puluh ribu, tapi itu tergantung dari pendapatan saya yang
jelas tiap hari ada angsuran, kalau mau bayar lebih juga bisa, kan saya juga
hitung, berapa rupiah yang saya sudah setor selama 28 hari“.(Sumirah,
pemilik kantin, 42 tahun,tanggal 28 juli 2019).

Dari Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam proses

pengembalian pinjaman yang dengan bunga 20% dalam setiap kali peminjaman

dikembalikan selama 28 hari tergantung dari berapa banyak jumlah uang yang

dipinjam oleh nasabah. Koperasi sangkakala Abadi bukan hanya Koperasi harian

tapi juga memberikan pinjaman dengan pengembalian dengan sistem pembayaran

mingguan artinya pengembalian dibayarkan sekali dalam tujuh hari kerja. Seperti

yang hasil wawancara yang disampaikan oleh ibu Nurmala menyatakan bahwa:

“biasanya kalau saya butuh modal saya ambil ke Koperasi yang perminggu
pak, saya tidak ambil harian soalnya kalau saya ambil harian modalnya
belum berputar, paling beli kertas sekian rim dan beli tinta mesin, itukan
harus beroperasi dulu, kalau perhari hitungannya susah juga kita mau stor
lagi, karena belum ditau berapa rim kertas yang habis, kalau mingguankan

56
jelas kita bisa hitung, apa lagi biasa dapat orderan fotocopy sekian
rangkap, termasuk orderan yang tidak diduga “(Nurmala, pemilik fotocopy
dari anggota Sangkakala Abadi, 47 tahun,tanggal 30 Juli 2019)

Hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk terus memutar modal

usahanya dengan uang hasil pinjamannya pada Koprasi Sangkakala Abadi ibu

Nurmala meminjam uang berdasarkan kebutuhan harga barang produksi untuk

dikelola dalam menjalankan usahanya, dalam melakukan penyetoran dari

pinjaman tersebut ibu Nurmala bisa mengakumulasikan pemasukannya setiap

minggu dengan melihat berapa jumlah paket kertas yang dihabiskan dalam

menjalankan mesin fotocopy dan juga perlu menghitung berapa botol tinta yang

digunakan selama mengoperasikan usaha tersebut setelah menghitung selisih

keuntungannya, maka ibu Nurmala bisa mengakumulasikan pendapatannya dalam

seminggu dan melakukan pengembalian terhadap Koperasi Sangkakala Abadi.

Selanjutnya ditambahkan oleh ibu Nurmala mengatakan bahwa:

“kalau sudah mengembalikan perminggu , biasanya tenggak waktu yang


dikasih 12 minggu, tapi kalau kita perlu modal lagi dan belum habis
setoran yang sebelumnya, saya kasih tau pegawainya kalau saya tiba-tiba
butuh dan mau ambil lagi itupun sisa pembayaranku sebelumnya sisa satu
minggu atau dua minggu berjalan, tapi lancar terus angsurannya pasti
dikasih, dan yang menunggak tadi tinggal dipotong di peminjaman
berikutnya.“ (Nurmala, pemilik fotocopy dari anggota Sangkakala Abadi,
47 tahun,tanggal 30 Juli 2019).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa waktu

pengembalian pinjaman perminggu disepakati bahwa pengembalian dilakukan

selama 12 minggu atau 12 kali angsuran. Dengan melakukan peminjaman uang

pada Koperasi Sangkakala Abadi demi kelancaran usahanya ibu Nurmala

mengakui bahwa kerjasamanya dengan koperasi tersebut merasa sangat

57
terbantukan. Hal yang demikian juga dirasakan oleh bapak Raden mengatakan

bahwa:

“kalau saya pak biasanya ambil pinjaman di Koperasi Sangkakala Abadi


itu 10 juta khusus pinjaman yang mingguan, ini minggu lalu saya ada
ambil lagi sepuluh juta untuk tambah stok penjualan kartu data Internet,
satu box itukan isi 100 kartu, satu kartu yang paket data 15 GB harga
ecerannya saya jual seratus ribu, artinya kalau saya stor di Koperasi
perminggu dari pinjaman saya Alhamduliilah sejauh ini saya rasa cukup,
jadi pengembalian saya di Koperasi satu juta tiga ratus lima puluh ribu per
minggu”. (Raden, Pemilik Konter Raden Cell Parigi, 38 tahun, tanggal 27
juli 2019)

Demikian juga halnya yang disampaikan oleh ibu Muslimah sebagai

pelaku usaha loundry sekaligus sebagai nasabah yang mengambil pinjaman pada

Koperasi Sangkakala Abadi untuk pinjaman mingguan, menyatakan bahwa:

“untuk menjalankan mesin cuci saya, paling penting yang saya siapkan itu
sabun cuci sekian karton, plastik pakaian dan pengharum. Itu tidak bisa
habis pak karena mesin jalan terus, sementara pakaiannya orangkan habis
cuci baru bayar, sementara disini kita pakaian masuk tidak langsung ambil
harus menunggu dulu paling lama 3 hari paling cepat 1 hari sudah dipaket
plastik, jadi harus ada dana untuk siap beli sabun dan sebagainya tadi.
Nanti pengembaliannya satu minggu baru dihitung, storan saya ke Koprasi
Sangkakala Abadi satu juta tiga ratus lima puluh ribu, karena ambil yang
sepuluh juta juga kemarin” (Muslimah, Pemilik Loundry Sasi, 29 tahun,
tanggal 7 juli 2019)

Pernyataan-pernyataan dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa

dari proses peminjaman dan transaksi piutang yang dilakukan oleh nasabah dan

pegawai Koperasi Sangkakala Abadi, didasari yaitu adanya kemudahan yang

diberikan oleh koperasi sebagai bentuk pelayanan dan terbangunnya rasa

kepercayaan terhadap kedua belah pihak. Sehingga dapat dikatakan bahwa

meminjam di Koperasi lebih muda daripada meminjam di Bank, selain itu

perbedaan batas waktu yang diberikan oleh koperasi lebih lama dari batas waktu

58
yang diberikan oleh bank, perbedaan batas waktu tersebut selisih 4 hari kerja, jika

di koperasi batas waktunya 28 hari sementara di Bank 24 hari. Proses transaksi

peminjaman tersebut bisa dilakukan di rumah nasabah yang pada awalnya

nasabah menanyakan ketersediaan dana untuk diputar menjadi modal usaha,

kemudian pegawai tersebut mengkonfirmasi nasabah atas ketersediaan dana di

kantor koperasi, jika ada dan diizinkan oleh pimpimpinan Koperasi Sangkakala

Abadi maka pegawai mengkonfirmasi kepada nasabah untuk menunggu dalam

jangka waktu 1 sampai 2 hari, dan setelah itu pegawai Koperasi Sangkakala Abadi

mendatangi rumah nasabah untuk mengantarkan sejumlah uang pinjaman

berdasarkan jenis pinjamannya.

Koperasi Sangkakala Abadi dalam hal memberikan piutang tidak asal

artinya untuk memberikan pinjaman yang berkisar lima juta sampai sepuluh juta

sangat bergantung dengan potensi usaha dan kelancaran pembayaran angsuran

milik pelaku usaha kebanyakan dilakukan oleh mitra usaha, jika usahanya

berkembang maka peminjaman modal besar berpotensi untuk disetujui sementara

untuk pelaku usaha kecil akan diberikan sesuai dengan kapasitas usahanya.

Setelah mengakaji secara mendalam tentang budaya berhutang masyarakat

di Koperasi Sangkakala Abadi ditemukan beberapa faktor yang mendorong

perilaku berhutang di Koperasi Sangkakala Abadi. Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan, ditemukan juga faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui Koperasi Sangkakala Abadi,

diantaranya adalah sebagai berikut ini:

59
4.3 Dampak Ekonomi

4.3.1 Modal usaha

Pelaku usaha yang melakukan pinjaman modal pada Koperasi Sangkakala

Abadi sangat merasa terbantukan, dan keberadaannya disambut baik oleh

masyarakat. Koperasi Sangkakala Abadi merupakan koperasi yang berada di

tengah-tengah lingkungan masyarakat yang heterogen, sehingga ketika individu

dalam masyarakat terhimpit dengan keuangan yang sulit maka perilaku berhutang

mendorong masyarakat untuk menjadikannya alternatif yang dapat dijangkau

salah satunya Koperasi Sangkakala Abadi, dorongan awal untuk berhutang

didasari oleh berbagai kebutuhan termasuk pemenuhan modal usaha

memprioritaskan pelayanan Koperasi Sangkakala Abadi melalui pendampingan

untuk lebih mengembangkan usaha anggotanya, maka sebagian besar usaha

masyarakat tersebut mengalami kemajuan. Kendalanya adalah ketersediaan dana

yang dimiliki oleh koperasi hanya berlaku pada awal bulan dan pertengahan

bulan, sehingga masih menjadi kendala nasabah jika ingin melakukan pinjaman

diakhir bulan.

1. Peluang Kerja

Semakin besar usaha yang di kembangkan maka semakin banyak pula

tenaga kerja yang di butuhkan. Saat ini orang sangat susah untuk memperoleh

pekerjaan yang layak, untuk mengatasi hal tersebut maka Koperasi Sangkakala

Abadi berusaha memberikan dorongan kepada pelaku usaha dengan pinjaman

modal ketika mereka membutuhkannya, dengan begitu usaha yang sudah

berkembang tadi dapat mengelola usahanya yang dibantu oleh pegawainya

60
masing-masing, artinya pelaku usaha sudah membuka ksempatan kerja melalui

kekuatan modal yang diberikan oleh Koperasi. Keberadaan Koperasi Sangkakala

Abadi ini sangat mendorong pendapatan masyarakat sekitar yang membutuhkan.

“meskipun saya hanya sebagai pegawai loundry tapi saya juga senang kak
bisa bekerja disini karena saya kan cuma lulusan SMP saja, apalagi
sekarang cari kerjaan kan susah. Ya meskipun hasilnya cuman berapa, tapi
bagi saya yang penting dapat penghasilan yang berkah kak dan bisa untuk
kebutuhan sehari-hari”.(Rita, 22 Tahun, pegawai Sasi loundry, 3 agustus
2019).“

Kesempatan kerja yang didapatkan oleh Rita juga dirasakan oleh sebagian

masyarakat lainnya yang juga bekerja sebagai pegawai foto copy, warnet, konter

kartu data internet, warung makan dan kantin. Usaha yang melibatkan tenaga

kerja tersebut adalah usaha yang sudah tergolong usaha berkembang sehingga

dalam pengelolaannya dibutuhkan orang untuk membantu menjalankan unit usaha

nasabah, pembayaran gaji karyawan diproleh melalui keuntungan pemilik usaha.

3. Adanya peningkatan modal usaha bagi nasabah.

Dalam hal peminjaman modal nasabah, disini nasabah dituntut untuk bisa

memaksimalkan modal pinjamannya dengan kegiatan usaha, menjual barang atau

jasa. Dalam hal ini koperasi mempunyai peran untuk mengontrol perilaku

ekonomi nasabahnya, koperasi dapat memberikan kebijakan atau dispensasi

waktu pembayaran kepada nasabahnya apabila mengalami kemacaten dalam

angsuran, setiap harinya pegawai koperasi mendatangi pelaku usaha yang

mengambil pinjaman berdasarkan pinjaman jenis harian, selain menjemput

angsuran tersebut pegawai koperasi menanyakan kendala dan perkembangan

setiap usaha, mengevaluasi aliran modal usaha, memberikan informasi yang

61
langsung dan tersedia bagi setiap nasabah yang memerlukannya. Semuanya itu

dapat diperoleh bagi setiap individu anggotanya yang telah memutuskan menjadi

anggota koperasi. Mereka akan lebih cepat memperoleh informasi secara cepat

misalnya melalui penyuluhan-penyuluhan yang berkaitan dengan koperasi atau

kewirausahaan.

Di sini mereka akan tau potensi SDA yang ada di lingkungan sekitar yang

nantinya bisa dikembangkan sesuai dengan bakat yang dimiliki dan tau bagaimana

caranya dalam mengembangkan potensi SDA yang ada tersebut. Hal ini yang

mendorong dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang keterampilan

budidaya perikanan. Dengan demikian sepanjang koperasi dapat menghasilkan

kemanfaatan tersebut bagi anggotanya maka akan mendorong orang untuk

berkoperasi karena dinilai bermanfaat.

“para nasabah sangat antusias sekali pak dengan sosialisasi, biasanya


dilaksanakan 3-6 bulan sekali sesuai agenda Koperasi. Ya, ini gratis pak
dan dana kan dari Koperasi.” (Teten Alansyah, Ketua Koperasi, 53
Tahun, 29 Juli 2019).”

Menurut ibu Teten sosialisasi pengembangan SDA termasuk adanya

peminjaman modal usaha yang dilakukan oleh bapak Erwin sebagai contoh pelaku

usaha budidaya ikan lele adalah salah satu peluang yang dimanfaatkan dari

potensi Sumber Daya Alam yang tersedia, selain itu Koperasi juga mendorong

para nelayan untuk meningkatkan pendapatan hasil lautnya. Memanfaatkan modal

usaha terhadap sumber daya alam yang ada akan didukung oleh Koperasi

Sangkakala Abadi.

62
4. Anggota/nasabah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

Koperasi Sangkakala Abadi dalam pemenuhan kebutuhan.

Dengan adanya pelayanan Koperasi yang maksimal ini, maka akan

memberikan kontribusi yang berarti, dalam menopang kebutuhan ekonomi

anggotanya.

“Alhamdulillah pak, kalo saya lagi butuh saya sewaktu-waktu bisa pinjam
uang buat keperluan sekolah anak saya, ya meskipun gajinya nda seberapa,
tapi pelayananan bagi anggotanya lumayan maksimal lah pak.” (Indarto,
24 Tahun, pegawai security, 3 agustus 2019 ).“

Menurut pak Indarto sebagai pegawai koperasi ia dapat menggunakan jasa

keuangan koperasi, tanpa harus berbelit-belit dan tidak harus menggadaikan surat-

surat penting. Oleh karena itu Koperasi Sangkakala Abadi dalam memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat di Wilayah Parigi dapat disimpulkan

sudah cukup maksimal.

2. Dampak Budaya

Penyesuaian jenis modal dengan potensi usaha untuk peminjaman kredit

dan besarnya bunga pinjaman merupakan problematika tersendiri di Koperasi

Sangkakala Abadi, pinjaman kredit yang besar hanya dirasakan oleh kalangan

pelaku usaha yang berkembang akan mnjadi mitra tetap dimana menurut mereka

sangat terbantukan, sementara untuk masyarakat luas diberikan atas

kemampuannya dalam melakukan pembayaran setiap hari. Hal ini yang

mendorong Koperasi Sangkakala Abadi terus berkembang, selain membangun

kepercayaan kepada nasabah untuk meminjamkan kredit secara lepas, pola

63
ketergantungan juga diciptakan oleh Koperasi Sangkakala Abadi yang sebenarnya

tidak disadari oleh nasabah. Ada tiga faktor yang mempengaruhi mengapa

nasabah di Koperasi Sangkakala Abadi melakukan aktifitas berhutang, faktor

yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Faktor yang pertama adalah konstribusi koperasi terhadap pengembangan

sebuah usaha, dimana Koperasi Sangkakala Abadi ini ikut mendampingi sebagai

bentuk pelayanan dan perhatian terhadap pelaku usaha yang baru, hal yang

dilakukan oleh Koperasi Sangkakala Abadi yaitu pendekatan persuasif dimana

menurut Triandis (23:1994) mengatakan bahwa setiap kebersamaan membiakkan

keakraban, yakni kunjungan rutin pegawai tersebut menciptakan pola dan reaksi

psiokologis, sederhananya yaitu setiap hari (repetisi/perulangan) pegawai

mendatangi nasabah dan secara tidak langsung terbangun keakraban lalu memicu

hubungan emosional yang saling terjalin (keakraban) dan kedua pihak merasa

nyaman untuk bermitra, sehingga transaksi terjadi dalam melakukan pinjaman

kredit apabila mereka sudah bergabung menjadi anggota di Koperasi Sangkakala

Abadi.

“saat ini kita berkompetisi untuk bisa meminjamkan kredit bagi


masyarakat luas pak, karena bukan hanya Bank yang menjadi kompetitor
kita, banyak lising juga sekarang sebagai penyedia modal tapi untuk
sejauh ini pak nasabah kita masih setia, sebab itu pelayanan kita harus
utamakan untuk selalu maksimal.” (Puji Astuti, Manajer Koperasi, 50
Tahun, 1 Agustus).

Koperasi bukanlah satu-satunya badan usaha yang menyediakan modal

sebagai barang yag ditawarkan, selain koperasi ada Bank dan Lising yang

bergerak dibidang yang sama yakni jasa peminjaman. Hadirnya kompetitor

64
tersebut memotivasi koperasi untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan

pelayanan, salah satunya batas waktu pembayaran angsuran yang ditentukan oleh

koperasi relatif lebih lama dari pada Bank maupun Lising. Sehingga dalam

mengambil keputusan, nasabah terlebih dahulu membandingkan kelonggaran

waktu sebagai alasan pertimbangan.

Faktor yang kedua terjadinya budaya berhutang adalah hukum ekonomi

konvensional dalam sistem simpan pinjam bahwa pinjaman tersebut memiliki

bunga 20% yang harus dipotong untuk setiap pinjaman jika dicairkan oleh

Koperasi Sangkakala Abadi, yang mana 10% sebagai pembiayaan terhadap proses

administrasi, dan 10% berikutnya sebagai simpanan modal nasabah. Simpana

10% merupakan sistem koperasi dengan pola ekonomi mengikat, yang jika

dianalisis dapat diketahui bahwa ada ikatan ketergantungan yang dilakukan oleh

koperasi terhadap individu untuk terus bekerjasama dalam waktu jangka panjang,

sebab individu sebagai nasabah merasa telah memiliki investasi di Koperasi

Sangkakala Abadi dalam bentuk simpanan. Apabila dihentikan, maka secara

rasional simpanan tersebut akan rugi sebab simpanan atau investasi adalah bentuk

antisipasi terhadap keperluan yang tidak terduga dikemudian hari.

Faktor yang ketiga adalah tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonomi, salah

satunya adalah peningkatan modal usaha. Nasabah yang memiliki kegiatan usaha

akan terus berusaha untuk meningkatkan pendapatan/keuntungan usahanya, hasil

wawancara dari penelitian ini menunjukkan bahwa para pelaku usaha tidak takut

untuk memperoleh pinjaman dalam membesarkan usahanya, sebab perilaku

berhutang bukan merupakan kali pertama yang dilakukan oleh beberapa informan

65
dalam penelitian ini, melainkan mereka berhutang sudah berulang kali, adapun

menurut mereka penggunaan pinjaman modal tersebut arahnya jelas. Peneliti

menganalisis bahwa budaya berhutang di Koperasi Sangkakala Abadi ditunjang

dengan adanya kegiatan usaha dan ada asset usaha, jika pemilik usaha tersebut

mengalami kondisi yang tidak diinginkan dalam menjalankan roda ekonominya,

mereka masih memiliki asset usaha sebagai jaminan apabila tidak dapat

menyelesaikan angsuran dari jenis piutang yang diambil. Kesiapan disitanya Asset

tersebut yang memicu perilaku individu untuk berani berhutang, karena

kepemilikan terhadap sesuatu barang yang bernilai setara dengan pinjaman modal

yang diperoleh dari Koperasi Sangkakala Abadi, piutang yang diperoleh juga

dirasakan oleh mereka sebagai masalah yang masih bisa diatasi.

Dari hasil penelitian diatas, maka dapat dianalisis dengan menggunakan

teori fungsionalisme salah satunya dari teori Malinowski. Dalam penelitian ini

dapat dilihat bahwa sistem sosial yang bernama Koperasi Sangkakala Abadi

dianalogikan seperti organisme yang memiliki bagian-bagian tertentu di mana

setiap bagian saling berhubungan dan memberikan andil dalam pemeliharaan

stabilitas dalam mensejahterakan masyarakat yang pada dasarnya kebutuhan

manusia itu sama, baik itu kebutuhan yang bersifat biologis maupun yang bersifat

psikologis dan kebudayaan pada pokoknya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kondisi pemenuhan kebutuhan tak terlepas dari sebuah proses dinamika

perubahan ke arah konstruksi nilai-nilai yang disepakati bersama dalam sebuah

masyarakat yaitu terpenuhinya kebutuhan sehari-hari untuk mencapai

kemakmuran di dalam kehidupannya dan dampak dari nilai tersebut pada akhirnya

66
membentuk tindakan-tindakan yang terlembagakan melalui kegiatan Koperasi

Sangkakala Abadi. Jadi di dalam Organisasi Koperasi itu sebenarnya bermaksud

untuk memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri mahluk

manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya yang nantinya akan

tercipta suatu peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu baik anggota maupun

bukan anggota Koperasi.

Sementara itu teori Fungsioanalisme dari Malinowski dapat juga

dianalogikan seperti halnya organ tubuh manusia. Sebagai contoh apabila salah

satu bagian tubuh kita sakit atau mengalami gangguan maka organ tubuh yang

juga akan terganggu sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya secara normal.

Demikian juga dengan Koperasi Sangkakala Abadi susana yang dirasakan oleh

anggota dan pengurus koperasi adalah asas kekeluargaan, apabila salah satu

anggotanya tidak dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan baik maka

kegiatan-kegiatan yang ada di Koperasi tersebut juga tidak bisa berjalan dengan

efektif. Selain menggunakan teori dari Malinowski, hasil penelitian ini juga

menggunakan teori peran dari Dahrendorf yang mengatakan bahwa peranan

merupakan konsep kunci dalam memahami manusia secara sosiologis. Hal ini

karena manusia menduduki posisi sosial dan posisi tersebut harus diperankannya.

Peran merupakan kewajiban atau bisa disebut juga status subyektif.

Dari penjelasan teori ini maka dapat dianalisis bahwa peranan anggota

yang ada di dalam Koperasi Sangkakala Abadi sangat berpengaruh terhadap

kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan karena setiap anggota menduduki

posisi sosial yang harus diperankannya sehingga dapat dikatakan menjadi suatu

67
kewajaiban bagi para pengurus Koperasi tersebut untuk saling mendukung dalam

setiap kegiatan usaha. Selain itu peranan yang ada di dalam Koperasi Sangkakala

Abadi juga merupakan suatu konsep yang dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai suatu organisasi dan diperlakukan penting dalam setiap

struktur sosial masyarakat. Sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari Koperasi

tersebut yang mempunyai komitmen untuk mensejahterakan masyarakat di luar

Sangkakala Abadi.

68

Anda mungkin juga menyukai