Anda di halaman 1dari 7

AGORA Vol 8, No 1 (2020)

ANALISIS STRATEGI SEGMENTING, TARGETING, DAN POSITIONING PRODUK


KOSMETIK MEREK LA TULIPE COSMETIQUES PADA PT REMBAKA

Melissa Nathania Tandiawan dan Augustinus Simanjuntak


Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas
Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
Melissatandiawan32@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk besaran pada abad ke – 20. Saat ini penggunaan dan
mendekskripsikan dan menganalisis penerapan kebutuhan akan kosmetik sudah menjadi suatu kebutuhan
segmenting, targeting, dan positioning pada PT Rembaka yang pokok bagi sebagian orang terkhusus untuk wanita
selama ini. Metode penelitian ini dilakukan dengan karena tuntutan pekerjaan dan karena menurut mereka
menggunakan metode kualitatif. Teknik analisis data kosmetik tidak hanya dapat membuat perubahan pada
dilakukan dengan pendekatan dekskriptif. Segmenting wajah dan perubahan pada penampilan mereka namun
pada La Tulipe Cosmetiques adalah wanita. Targeting
lebih dari itu kosmetik dapat meningkatkan kepercayaan
pada La Tulipe Cosmetiques yaitu wanita bekerja yang
berusia 30 tahun keatas, dan memiliki sosial ekonomi diri dan identitas diri seseorang.
menengah. Positioning nya ialah Memelihara kecantikan Dilansir dari Euromonitor Internasional (2017)
alami dan mempercantik setiap wanita yang mengenal
Indonesia diperkirakan akan menjadi penyumbang
produk kami
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi terbesar kedua untuk pertumbuhan industri perawatan
yang tepat untuk La Tulipe Cosmetiques sebagai berikut: kulit, dan saat ini Indonesia akan menggantikan Amerika
untuk strategi SO memnciptakan brand khusus untuk Serikat yang saat ini berada di posisi ketiga. Diana Raya,
pasar remaja dan bekerjasama dengan platform-platform Manager PT Beiersdorf Indonesia berpendapat bahwa
belanja online. Strategi ST bekerjasama dengan permintaan konsumen akan industri skincare mencapai
influencer atau beauty vlogger untuk review produk sekitar 6%, kondisi ini masih tergolong jauh
menggunakan sosial media agar merek lebih dikenal. dibandingkan dengan permintaan pada industri
Strategi WO mensurvey apa yang menjadi indikator makanan, namun penetrasi pasar skincare ini terhitung
pembelian produk kosmetik oleh remaja. Strategi WT cukup tinggi yaitu 70 %, karena produk skincare ini
yaitu inovasi produk harus selalu memenuhi permintaan adalah produk yang dapat dipakai oleh hampir seluruh
dan kebutuhan konsumen dan mengubah persepsi dan kalangan usia (dalam Waspada, 2018).
brand image merek La Tulipe Cosmetiques dibenak
konsumen. Seringkali banyak perusahaan merasa sudah
Kata Kunci: Segmenting, Targeting, melakukan hal yang benar dengan effort yang besar
Positioning. seperti kualitas produk yang diberikan sudah di atas rata-
rata, promosi yang dilakukan sudah maksimal melalui
PENDAHULUAN iklan dan sosial media dan banyak hal lainnya, namun
Perusahaan kosmetik saat ini sedang perusahaan belum mendapat keuntungan yang pasti dari
memanfaatkan peluang dan gencar-gencarnya melakukan profit dan juga keuntungan jangka panjang yaitu relasi
perbaruan-perbaruan pada produknya dari segi kualitas, dengan pelanggan. Salah satu penyebabnya yaitu
promosi, produk dan harga, mengapa demikian? Karena segmentasi pasar yang dituju keliru dan tidak tepat
peluang bisnis kosmetik saat ini semakin besar karena sasaran, perusahaan berusaha dan ingin memiliki segmen
target pasar bisnis kosmetik tidak hanya wanita saja pasar yang luas namun segmen pasar yang luas tidak
melainkan saat ini pria pun menggunakan kosmetik selalu menguntungkan karena tergantung dari kebutuhan,
sebagai riasannya pada saat bekerja profesional sebagai keinginan dan kepentingan segmen tersebut. Segmen
pembawa acara dan pekerjaan profesional lainnya. Target yang terlalu besar dan luas juga akan membuat
pasar pada bisnis kosmetik tidak hanya usia 40 tahun ke perusahaan menjadi ragu-ragu dan menimbulkan
atas saja melainkan beberapa tahun belakangan ini ketidakpastian dengan perasaan samar-samar tentang
remaja sangat mencintai kehadiran kosmetik yang dapat pasar atau kelompok pelanggan mereka.
mengubah penampilan mereka.
Dalam sebuah perusahaan, unit pemasaran
Produk kosmetik dengan jenis-jenisnya yang merupakan salah satu aspek penting yang memiliki
semakin beragam sangat banyak dipasaran. Tidak hanya banyak sekali faktor yang luas, salah satunya adalah
di Indonesia saja, namun kosmetik juga sangat banyak faktor segmentasi, penargetan dan penentuan posisi atau
peminatnya hingga di negara-negara lain seperti Korea, yang biasa kita kenal dengan sebutan segmenting,
Thailand, dan lainnya juga sedang gencar-gencar nya targeting dan positioning. Tingginya persaingan bisnis
meluncurkan produk-produk baru yang unik-unik dengan menuntut adanya keunggulan bersaing yang harus
menawarkan harga murah, kemasan menarik, atau iklan dimiliki oleh setiap perusahaan, salah satu keunggulan
yang di dukung oleh artis-artis yang terkenal, dan lain- bersaing yang harus dimiliki oleh masing-masing
lain. Menurut Tranggono (2007) perkembangan ilmu perusahaan adalah bagaimana mereka melihat dan
kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar- menilai apa yang konsumen atau pasar inginkan saat ini.
AGORA Vol 8, No 1 (2020)

Perusahaan tidak boleh hanya fokus kepada bauran dihasilkan, namun ketika produk tersebut diluncurkan
pemasaran saja seperti produk yang dijual akan seperti perusahaan mengalami kerugian karena mereka tidak
apa, promosinya melalui apa dan lain lain namun terlebih dahulu menganalisis pasar yang ada di sekitar
perusahaan harus bisa lebih dari itu, yaitu dengan mereka. Banyak perusahaan sering kali ingin
menentukan segmen mana yang potensial dan akan meluncurkan produk yang dapat diterima oleh semua
menjadi fokus perusahaan dalam meluncurkan suatu kalangan manapun, namun perusahaan tersebut lupa
produk. Tidak hanya sampai disitu, setelah perusahaan bahwa menciptakan produk yang dapat diterima semua
menentukan segmen dan membaginya dalam kelompok- kalangan itu harus melewati banyak penilaian dan
kelompok pasar maka perusahaan akan menentukan pertimbangan. Penilaian dan pertimbangan yang
target pasar yang akan mereka tuju berdasarkan sasaran dimaksud adalah membagi dahulu segmen pasar dalam
pelanggan, kemudian perusahaan akan menentukan kelompok-kelompok, kemudian mengidentifikasi
posisi mereka di benak pelanggan seperti apa yang kelompok mana yang paling potensial, karena jika
memudahkan pelanggan mengingat produk perusahaan perusahaan tepat dalam menentukan kelompok yang
tersebut. paling potensial maka akan lebih mudah bagi perusahaan
dalam memperoleh keuntungan dari segi profit dan
Menurut Tjiptono (2002) strategi pemasaran keunggulan bersaing..
adalah alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai perusahaan dengan mengembangkan Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik
keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui untuk meneliti bagaimana PT Rembaka dalam
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang menganalisis dan menentukan target pasar dan posisi
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. mereka dibenak konsumen dari produk-produk yang
Keunggulan bersaing yang dimaksud adalah perusahaan mereka luncurkan. Apa yang menjadi pertimbangan dan
harus menyadari apa yang menjadi kebutuhan segmen fokus PT Rembaka pada segmen tersebut dan apakah
pasar nya, karena segmen pasar memiliki kebutuhan dan penentuan segmenting, targeting, dan positioning ini
keinginan yang berbeda beda dan tidak melulu tentang memiliki pengaruh yang signifikan bagi keuntungan
harga yang murah, kualitas yang bagus, namun perusahaan. La Tulipe Cosmetiques dalam hasil survey
perusahaan harus menyadari target segmen dan posisi Top Brand Award pada tahun 2019 untuk produk-produk
yang akan diingat konsumen dalam benak mereka akan kosmetik selalu berada di urutan 5 besar dari beberapa
seperti apa sehingga perusahaan harus dapat membaca merek kosmetik lokal lainnya, sehingga peneliti tertarik
situasi dan kondisi permintaan pasar secara tepat. untuk menganalisis apa yang menjadi strategi pemasaran
La Tulipe Cosmetiques dalam hal segmenting, targeting
Masalah utama bagi organisasi manapun dan positioning perusahaan ini yang merupakan salah
adalah ketika harus menentukan dengan tepat segmen satu perusahaan keluarga yang dikelola hingga pada
pasar untuk menciptakan produk atau layanan yang generasi kedua ini.
sesuai dengan segmen pasar tersebut. Segmentasi
merupakan titik kunci bagaimana manajemen berurusan 1.2 Rumusan Masalah
dengan struktur pasar dan dalam mengindentifikasi
pelanggan. Menurut Kasali (1998) pada dasarnya Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah
segmentasi adalah cara pandang atau mental berpikir diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diteliti
untuk seseorang melihat isi dunia. Segmentasi itu yaitu, bagaimana strategi segmenting, targeting, dan
sifatnya tidak tetap karena akan berubah-ubah dari waktu positioning PT Rembaka selama ini?
ke waktu karena banyak faktor, salah satunya adalah
1.3 Tujuan Penelitian
faktor pendidikan, penghasilan, usia dan sebagainya.
Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai
PT Rembaka adalah perusahaan keluarga yang berikut :
bergerak dibidang kosmetik dan skincare sejak tahun Mendekskripsikan dan menganalisis penerapan
1980 memiliki 3 anak perusahaan yaitu La Tulipe segmenting, targeting, dan positioning pada PT Rembaka
Cosmetiques, LT-Pro dan LT-Men yang sama-sama selama ini
bergerak di dunia skincare dan kosmetik. Produk
kosmetik PT Rembaka lebih kita kenal dengan nama La
Tulipe Cosmetiques. La Tulipe Cosmetiques memiliki
lebih dari 30 jenis produk, mulai dari produk untuk
pembersihan, penyegar, pelembap, proteksi dan
perawatan. Asal kata “La” diambil dari bahasa Perancis ,
dimana Paris merupakan barometer kecantikan dunia,
sedangkan kata “Tulipe” diambil dari bunga tulip dipakai
dengan harapan agar kulit para konsumen secantik dan
seindah bunga tulipe yang tidak mudah layu dan tetap
berdiri tegak.

Banyak sekali perusahaan yang hanya fokus


memikirkan bagaimana agar memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya dengan produk-produk yang akan
AGORA Vol 8, No 1 (2020)

Kerangka Penelitian laporan tahunan (annual report) dan website resmi


perusahaan. Dengan data yang digunakan berupa sejarah
dan gambaran umum perusahaan.

Teknik Analisis Data


Menurut Moleong (2002) Proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan
yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi dan dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya.
1. Teknik Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.
Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang
inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga
sehingga tetap berada di dalamnya.
2. Analisis Dekskriptif
Gambar 1 Kerangka Penelitian Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
Sumber (Kasali 1998, Dibb & Simkin 1991, Camilleri cara mendeskripsikan atau menggambarkan data-data
2018) yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
METODE PENELITIAN
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008).
3. Kesimpulan
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Uji Validitas Data
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan Triangulasi adalah teknik pemeriksaaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
penelitian dimana peneliti akan bereksplorasi
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
mengumpulkan data-data yang muncul secara terbuka
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang
guna untuk mengembangkan suatu tema penelitian yang
sudah ditentukan (Campbell, 2014). Menurut Moleong paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya (Moleong, 2002, p.178).
(2002:3), penelitian kualitatif berakar pada alamiah
sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat Ada tiga macam triangulasi menurut (Sugiyono 2011,
penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan p.274) yaitu:
1. Triangulasi Sumber untuk menguji kredibilitas data
analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar,
diperoleh melalui beberapa sumber. Masing-masing data
bersifat dekskrptif, lebih mementingkan proses daripada
yang diperoleh dari masing-masing informan tidak dapat
hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki
dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data,
rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil data-data tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan
penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu: sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Menurut
Patton (1987), triangulasi sumber berarti
peneliti dan subjek penelitian.
membandingkan dan mengecek kembali suatu informasi
yang di peroleh (Moleong, 2007).
Teknik Pengumpulan Data 2. Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
adalah wawancara semi terstruktur. Menurut Moleong yang sama dengan teknik yang berbeda.
(2002, p.135) teknik wawancara semi terstruktur ini 3. Triangulasi Waktu adalah data yang dikumpulkan
di¬gunakan untuk menemukan informasi yang bukan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat informan
baku atau informasi tunggal, hasil wawancara semi masih segar dan belum banyak masalah, sehingga akan
terstruktur ini menekankan kekecualian, penyimpangan, memberikan data yang valid dan lebih kredibel.
pe-na¬¬fsiran yang tidak lazim, pendekatan baru, Dari ketiga macam triangulasi ini, penulis memilih untuk
pandangan ahli atau perspektif tung-gal. Informan menggunakan validitas data dengan metode triangulasi
biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sumber. Triangulasi sumber memberikan data yang
sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki berbeda beda setiap sumbernya yang akan dikelola bukan
pengetahuan dan mendalami situasi, dan me¬reka lebih di rata-ratakan melainkan dapat memperoleh sebuah
mengetahui informasi yang diperlukan. Pertanyaan kesimpulan dari data yang dimiliki oleh ketiga informan
biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah tersebut menurut pandangan mereka masing-masing.
disesuaikan de-ngan keadaan dan ciri yang unik dari
informan. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti
dalam percakapan sehari-hari. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Triangulasi
NO Indikator Keterangan
Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan cara pengumpulan data, jenis dan A1. Dapat diukur Valid
sumber data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan A2. Substansialitas Valid
sekunder. data primer didapatkan dari hasil penyebaran A3. Aksesibilitas Valid
angket kepada karyawan Sekar Group yang menjadi A4. Dapat ditindaklanjuti Valid
sampel dari penelitian. Data sekunder didapatkan dari A5. Dapat dilayani Valid
AGORA Vol 8, No 1 (2020)

B1. Single Segment Concentration Valid putri keraton dari ma¬sa ke masa. Mustika Ratu tidak
B2. Selective Specialization Valid hanya bergerak dibidang kecantikan atau kos-metik saja
B3. Product Specialization Valid namun bergerak juga pada produk perawatan rambut dan
B4. Market Specialization Valid minuman her-bal dan jamu pelangsing. Harga kosmetik
B5. Full Market Coverage Valid dan perawatan wajah Mustika Ratu le¬bih murah jika
C1. Berdasarkan harga dan kualitas Valid dibandingkan dengan harga La Tulipe Cosmetiques dan
C2. Berdasarkan aspek Valid Wardah. Tar-get pasar Mustika Ratu lebih massal untuk
penggunaan atau spesialisasi mengukuhkan posisi mereka sebagai brand premium
produk lokal yang mampu menguasai pasar (Hutajulu, 2012).
C3. Berdasarkan pemakai produk Valid La Tulipe Cosmetiques banyak melakukan
kerjasama atau menjalin hubungan baik tidak hanya
Pembahasan kepada konsumen dan pemilik toko saja, namun La
Menurut Badan Pusat Statistik (2015) Jumlah Tu¬lipe Cosmetiques juga banyak melakukan kerjasama
dengan berbagai salon-sa-lon sebagai produk yang
penduduk perempuan In¬do-nesia pada 2018 mencapai
131,9 juta jiwa. Wawancara yang dilakukan bersama 3 digunakan untuk treatment wajah pada salon tersebut, sa-
informan yaitu Timmy, Harlyn dan Andre menunjukkan lah satunya salon Sukma Ayu Skin Care yang berada di
Surabaya. Tidak hanya beker¬jasama dengan salon-
bahwa Timmy, Harlyn dan Andre sangat mengerti
salon, namun La Tulipe Cosmetiques juga dengan lem-
segmentasi dan target pasar mereka dan persepsi kon-
ba¬ga-lembaga swasta seperti Universitas Kristen Petra
sumen terhadap PT Rembaka atas laporan dari team
penjual yang berada di lapa-ngan. Ketiga informan dalam rangka menjalin kerjasama sekaligus promosi
mengerti situasi dan perkembangan dunia kosmetik saat produk.
ini, terlebih perkembangan PT Rembaka yang 10 tahun
terakhir mulai mem¬berikan hasil yang signifikan yaitu Tabel 4.1. Perbandingan Segmenting, Targeting, Positioning
penerimaan yang lebih besar oleh konsumen di- Pesaing
bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Perubahan Perbandingan Segmenting Pesaing
yang dilakukan PT Rem-baka 10 tahun terakhir adalah
lebih khusus kepada mengubah persepsi konsumen atas La Tulipe Wardah Mustika Ratu
respon dari team dilapangan oleh Beuaty Advisor bahwa Cosmetiques - Wanita - Wanita
merek da¬ri produk La Tulipe Cosmetiques adalah - Wanita
kosmetik emak-emak menjadi kos¬metik lokal yang
berkualitas tinggi yang digunakan untuk merawat dan Perbandingan Targeting Pesaing
mengobati permasalahan pada wajah yang dapat La Tulipe Wardah Mustika Ratu
digunakan mulai usia 30 tahun keatas hing¬ga lansia.
Cosmetiques - Wanita - Usia
Bentuk perubahan yang dilakukan PT
Rembaka 10 tahun terakhir adalah de¬ngan mengubah - Wanita usia 25 masal
persepsi konsumen salah satunya dengan cara mengganti usia di sampai atau
de¬sain pada kemasan yang sebelumnya di dominasi
atas 30 34 segala
dengan warna putih abu-abu men¬jadi permainan warna-
warna yang cenderung bervariasi tergantung dengan tahun tahun jenis
se¬ri yang akan mereka luncurkan. Saat ini PT Rembaka keatas - Wanita usia
juga sudah banyak meng¬gu¬nakan media sosial
- Wanita musli - Wanita
menjadi media promosi dari yang sebelumnya hanya
meng¬gunakan flyer dan promosi tradisional saja yaitu yang mah keraton
promosi produk dari team pen¬jual. Perubahan ini bekerja - Kelas - Kelas
mereka lakukan karena melihat trend dan permintaan
- Kelas sosial sosial
konsu¬men di pasaran sehingga mereka melakukan
perubahan tersebut secara dinamis. sosial ekono ekonom
Pada kosmetik Wardah brand image yang ekonomi mi i
dibentuk kepada konsumen ten-tang produk ini adalah
meneng menen meneng
cantik alami dan dapat mencerahkan kulit secara
maksimal. Se¬ca¬ra keseluruhan jenis produk dan harga ah gah ah
pada kosmetik Wardah adalah sama dan cenderung lebih kebaw kebawa
murah jika dibandingkan dengan La Tulipe Cosmetiques.
ah h
Mun¬¬culnya produk ini didasari atas kesadaran pemilik
perusahaan terkait produk kos¬¬metik yang mengandung Perbandingan Positioning Pesaing
bahan-bahan tidak sesuai dengan syariat Islam. War-dah La Tulipe Wardah Mustika Ratu
tidak hanya bergerak di bidang kecantikan namun juga
Cosmetiques - Kosme - Kecanti
memiliki produk pera-wa¬tan rambut seperti shampoo
untuk menjawab kebutuhan perempuan berhijab yang - Memeli tik kan
tidak perlu khawatir untuk memakai produk ini karena hara yang keraton
sudah bersertifikat halal oleh MUI (“Katalog Daftar
kecantik suci dari
Harga Kosmetik Produk Wardah Terbaru”, 2019).
Pada merek kosmetik Mustika Ratu memiliki an alami dan bahan
filosofi kecantikan keraton Ja¬wa dan meyakini manfaat dan aman. kekayaa
kekayaan alam budaya Indonesia untuk perawatan tu-buh
memper n alam
dan kecantikan dengan bahan alami yang digunakan oleh
AGORA Vol 8, No 1 (2020)

cantik Indones la¬ma yang loyal terhadap produk. karena konsumen


setiap ia. yang loyal meng¬harapkan inovasi-inovasi dan
kebutuhan akan produk baru terpenuhi, na¬mun untuk
wanita
menyeimbangi itu semua perusahaan harus tetap keep in
yang touch de¬ngan konsumen yang loyal dengan
mengen berhubungan langsung atau tidak lang¬sung dengan
memberikan mereka pelayanan yang baik dan mem-
al be¬rikan mereka informasi-informasi terkini seputar
produk produk baru, promo atau diskon-diskon menarik, dan
kami. bahkan jika akan diadakan event-event maka konsumen
yang loyal tersebutlah yang harus diprioritaskan agar
Sumber: Marketeers (2012), Public Relations (2016). mereka me¬rasa diperlakukan dengan istimewa dan tetap
Secara garis besar segmentasi dan target pasar loyal dalam pembelian produk.
ketiga merek kosmetik lo¬kal di atas adalah sama, Strategi WO yaitu saat ini jika memberi kesempatan yang
namun yang penting dan membedakan antara merek yang lebih besar pada segmentasi remaja maka harus dapat
sa-tu dan yang lainnya adalah ikon, slogan atau memanfaatkan peluang dengan baik sehingga hasil yang
keistimewaan yang masing-masing me¬rek berikan didapatkan maksimal. Indikator pembelian kosmetik
sebagai ciri produk yang melekat dibenak konsumen. antara remaja berbeda dengan wanita dewasa, jika wanita
Jika dilihat War¬dah memberikan positioning dewasa memen¬tingkan mutu dan kualitas, berbeda
sedemikian rupa adalah untuk menjadi daya ta¬rik yang dengan remaja yang cenderung menye¬pelekan kualitas
kuat oleh kaum muslim karena dipercaya sebagai produk namun mementingkan image dari brand tersebut dan
yang suci dan a¬man dari bahan-bahan yang haram didu¬kung serta mendengar review dari beauty vlogger,
sehingga mudah menarik minat konsumen. Be¬gitu juga sehingga diper¬lu¬kan survey untuk dapat
dengan merek Mustika Ratu yang memberikan memaksimalkan peluang yang besar ini.
positioning merek me¬reka dengan menarik minat Strategi WT yaitu terus mengikuti permintaan dan
wanita Jawa agar memiliki kecantikan seperti wanita kebutuhan pasar akan produk-produk yang selalu baru
kera-ton, yang membuat konsumen tertarik dan khas di baik dari jenis produk atau perbaruan mutu, sehingga
benak konsumen. Se¬dangkan La Tulipe Cosmetique konsumen baru tetap mengenal merek La Tulipe
memberikan positioning merek mereka hanya u¬mum Cos¬me¬ti¬qu¬es sedangkan konsumen loyal juga akan
saja dan lemah karena tidak punya pangsa pasar khusus tetap setia dengan merek La Tu¬lipe Cosmetiques karena
dan tidak memiliki da¬ya tarik dan ikon khusus untuk tidak ketertinggalan dalam inovasi produk. Yang tidak
merek ini sehingga akan sangat disayangkan jika da¬lam kalah pentingnya adalah mengubah persepsi yang saat ini
pemilihan dan penentuan segmentasi dan target pasar ter¬bentuk di pasaran bahwa merek La Tulipe
sudah tepat namun ti¬dak di minimalkan dengan Cosmetiques merupakan kos¬metik yang digunakan ibu-
pembentukan persepsi dan ikon pada merek tersebut. ibu atau emak-emak dengan memperkuat posi¬ti¬oning
KESIMPULAN DAN SARAN atau ikon brand sehingga La Tulipe Cosmetiques
memiliki pangsa pa¬sar khusus dan slogan serta ikon
Kesimpulan yang khas di benak konsumen.
Strategi Segmenting, Targeting dan Positioning
Berdasarkan analisis SWOT maka strategi Saran
yang tepat untuk dilakukan untuk La Tulipe Cosmetiques 1. Pemberian standar yang jelas pada tempat-
sebagai berikut: tempat konventional outlet yang akan dijadikan
Strategi SO yaitu dengan menciptakan sebuah brand baru untuk menjual dan memasarkan produk.
untuk target pa¬sar yang baru yaitu remaja untuk Karena saat ini stan¬dar konventional outlet
menjawab dan memenuhi kebutuhan a¬kan remaja. La untuk merek La Tulipe Cosmetiques tidak
Tulipe Cosmetiques juga harus mempertahankan teratur, ka¬re¬na produk-produk dijual dari
ker¬ja¬sa¬ma yang baik dengan salon dan lembaga- pasar modern yaitu mall hingga ke pasar
lembaga swasta lainnya dan me¬ningkatkan promosi tra¬disional ke toko-toko kelontong di dalam
produk lewat beberapa media sosial yang didukung o¬leh kompleks perumahan yang sebe-nar¬nya
influencer-influencer dan beauty vlogger. Dan tidak kurang cocok untuk dijadikan tempat berjualan
hanya sampai di¬si¬tu saja, namun La Tulipe kosmetik karena terka¬dang poduk terpapar
Cosmetiques juga harus memanfaatkan fasilitas-fasi¬litas langsung oleh sinar matahari pada toko
jual beli online dengan beberapa platform jual beli online kelontong yang me¬ngakibatkan produk
yang su¬dah banyak menawarkan kemudahan dalam mudah rusak atau berkeringat.
bertransaksi jual beli dengan pro¬mo-promo yang 2. Menjalin kerjasama yang lebih banyak lagi
menarik sehingga konsumen tidak hanya puas dengan kepada influencer, beauty vlogger, dan
kualitasnya namun puas juga dengan layanan dan endorser guna mempromosikan produk kepada
kemudahan yang di¬berikan. pengguna sosial media yang saat ini banyak
Strategi ST yaitu saat ini dalam rangka pengembangan konsumen menggunakan produk-produk
dan perubahan-peru¬bahan yang akan dilakukan oleh La kosmetik ter¬ten¬tu karena atas review dan
Tulipe Cosmetiques maka peru¬sahaan harus merespon penilaian serta komentar dari para influencer
pesaing-pesaing dan brand pendatang baru dengan ikut produk kecantikan.
memanfaatkan kekuatan yang ada agar ancaman diluar 3. Dan untuk loyalitas perusahaan atas kandungan
perusahaan da¬pat dikendalikan. Salah satu contohnya dan mutu agar tetap diper¬ta¬hankan karena
adalah tetap memberikan layanan dan membangun konsumen saat ini percaya akan khasiat dan
komunikasi serta hubungan yang baik dengan konsumen hasil dari produk-pro¬duk perawatan atau
pengobatan oleh La Tulipe Cosmetiques ini
AGORA Vol 8, No 1 (2020)

sehingga wa¬laupun brand image dikatakan Retrieved from


emak-emak namun jika produk ini dapat https://marketeers.com/mustika-ratu-merang-
mem¬berikan hasil yang maksimal kepada kul-segmen-me¬ne¬¬ngah-ke-bawah/
pemakai maka persepsi dan brand image Katalog Daftar Harga Kosmetik Produk Wardah Terbaru
tersebut akan lebih mudah untuk dihilangkan. (2020). Retrieved from
4. Memilih dan menentukan brand ambassador http¬://www.rajacantik.com/harga-produk-
yang sesuai dengan kepribadian o¬leh La wardah-kosmetik/
Tulipe Cosmetiques dan brand ambassador Kasali, R. (1998). Membidik pasar Indonesia:
tersebut agar kerjasama ini dapat memberikan segmentasi, targeting, dan posi¬tio-ning.
hasil yang maksimal dari segi penjualan dan In¬do¬nesia: Gramedia Pustaka Utama.
promosi pro¬duk. Keller, K. L., & Kotler, P. (2011). Marketing
5. Memberikan program-program menarik untuk Management (14th ed.). New Jersey: Pren¬tice
mitra-mitra kerja seperti salon-sa¬lon, untuk Hall
konsumen remaja di sekolah-sekolah atau di Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran. (11th ed.).
Universitas agar kon¬sumen mencoba dan Jakarta: Indeks kelompok Gra¬media.
mengenal produk. Kotler, Phillip. (2007). Manajemen Pemasaran Jilid I
(12nd ed.). Jakarta: PT Indeks. 2009.
Daftar Referensi Manajemen Pemasaran. Edisi Tiga belas.
Erlangga. Jakarta.
Analisis Situasi Pasar Kosmetik Wardah 2016. Retrieved Kotler, P., Keller, K. L., Koshy, A., & Jha, M. (2008).
from http://leonadia ni- Marketing management: A south Asian
pu¬tri¬.blogspot.com/2016/11/analisis-situasi- perspective.
pasar-kosmetik wardah.html KumparanSTYLES. (2018, September 4). Retrieved
Arli, D. (2017). Investigating consumer ethics: a from https://kumparan.Com
segmentation study. Journal of Con¬sumer /kumpa¬r¬a¬n¬style/industri-kosmetik-
Marketing, 34(7), 636–645. nasional-melonjak-20-persen-karena-generasi-
Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Pemuda mille¬ni¬al-1¬¬5¬36051578891383169
Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Moleong, J. (2002). Lexy, Metodologi Penelitian
Berapa Jumlah Wanita Usia Produktif di Indonesia? Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Ros¬dakarya.
(2017, 04 21). Retrieved fro¬-m :https: Muhamad, R., Melewar , T. C. and Alwi, S. F. S. (2012).
//databoks. Segmentation and brand positi¬oning for
katadata.co.id/datapublish/2017/04/21/berapa- Islamic financial services. European Journal of
jum-lah-wanita-usia-pro du¬ktif-di-indonesia Mar¬keting, 46¬(7/8), 900–921.
Camilleri, M. A. (2017). Market Segmentation, Targeting Rangkuti, F. (1998). Analisis SWOT teknik membedah
and Positioning. Travel Mar¬ke¬ting, Tourism kasus bisnis. Jakarta: Gra-me¬dia Pus¬taka
Economics and the Airline Product, 69–83. Utama.
doi:10 .1007/978-3-319-49849-2_4 Schiffman, A., & Kanuk, J. (1994). Corporate culture.
Campbell, P. F., Nishio, M., Smith, T. M., Clark, L. M., American Psychologist, 49, 251–75.
Conant, D. L., Rust, A. H. & Choi, Y. (2014). Shao, W., Ross, M., & Grace, D. (2015). Developing a
The relationship between teachers' motivation-based seg¬men-tation typology of
mathematical content and pe¬da¬gogical Facebook users. Marketing Intelligence &
knowledge, teachers' perceptions, and student Planning, 33(7), 1071–1086.
achievement. Journal for Research in Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,
Mathematics Education, 45(4), 419–459. Kualitatif, dan R&D – MPKK. Ban¬¬dung:
David, F. R., & David, F. R. (2010). Are business student Alfabeta.
learning what emplo-yers need. Business Sugiyono, P. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif
Horizons, 128. kualitatif dan R&D. Ban-dung: Alpabeta.
Denizci Guillet, B., & Kucukusta, D. (2016). Spa market Tambajong, G. (2013). Bauran Pemasaran Pengaruhnya
segmentation according to cus¬tomer Terhadap Penjualan Se¬pe-da Mo¬tor Yamaha
preference. International Journal of Di PT. Sarana Niaga Megah Kerta Manado.
Contemporary Hospi¬ta-lity Mana¬ge¬me¬nt, Jur¬nal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
28(2), 418–434. Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3). 1291–
Dibb, S., & Simkin, L. (1991). Targeting, segments and 1301.
positioning. International Jour¬nal of Retail & Tjiptono, F. (2002). Strategi Pemasaran, (2nd ed.).
Distribution Management, 19(3). Yogyakarta: Andy.
Glaister, K. W., & Falshaw, J. R. (1999). Strategic Top Brand Index Beserta Kategori Lengkap¬¬¬ (2019).
planning: still going strong?. Long Ra¬nge Retrieved from https¬://¬www-.topbrand-
Planning, 32(1), 107–116. award.com/top-brand-
Goyat, S. (2011). The basis of market segmentation: a index/?tbi_find=la%20tulipe
critical review of literature. Eu¬ro¬pe¬an Latifah, F., & Iswari, R. (2013). Buku pegangan ilmu
Journal of Business and Management, 3(9), pengetahuan kosmetik. Jakarta: Gramedia
45–54. Pustaka Utama.
Graham, H. (2008). Marketing strategy and competitive Waspada.co.id. (2018, February 26). waspada.co.id.
positioning. India: Pear¬son Edu¬ca¬tion Retrieved from http://waspa-
India. da.¬co¬.id/2018/02/indonesia-menduduki-
Hutajulu, R. (2012, September 12). Mustika Ratu pasar-skin-care-terbesar-di-dunia/
Merangkul Segmen Menengah ke Ba¬wah.
AGORA Vol 8, No 1 (2020)

Anda mungkin juga menyukai