ABSTRACT
The aims of this research were to study perception, consumption and preferences of
energy drink and also to analyze relationship between content of energy and caffeine in
energy drink. This research used cross sectional study design and conducted in Solo
(Terminal Tirtonadi, Terminal Kartasuro and Palur). The respondent (36 persons) was
chosen by convenience sampling. Method used to analyze energy content was bomb
calorimeter, while caffeine obstetrical analysis used spectrophotometer. The respondent
consumed Extra Joss (44.4%), Hemaviton Jreng (19.4%), Kuku Bima Energy (13.9%),
Kratingdaeng (8.3%), M-150 (5.6%), Hemaviton Energy drink (5.6%) and the rest Fit Up
tablet. Reason of consumption is for stamina. The most important attributes selected by
respondent were energy adding and activity supporter benefits. Time of working with
consumptions (frequency and sum of consumptions) have significant relationship (p<0.05).
Energy content (Kal/g) of Extra Joss was 4 278, Hemaviton Jreng 2 599, and Kuku Bima
Energy 2 720, then caffeine content (mg/kg) of samples was 8 778, 7 688 dan 9 252,
respectively.
Keywords: Perception, Consumption, Preferences, Energy Drink
13
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
berfungsi untuk memperlancar metabolisme Penelitian dilakukan di Terminal Bis Solo Jawa
tubuh (Marlinda, 2001). Tengah yaitu Terminal Tirtonadi, Kartasura,
serta Palur. Pemilihan tempat/lokasi peneliti-
Pangsa pasar produk minuman berenergi
an dilakukan secara purposive dengan pertim-
sangat luas dan hal ini dapat dilihat dari per-
bangan terdapat kemudahan akses untuk men-
tumbuhan yang spektakuler sejak tahun 1997
dapatkan responden supir bis malam. Pengam-
yang meliputi orang muda, pelajar, orang-
bilan data dilakukan pada bulan Mei 2007.
orang yang sedang bepergian serta orang yang
Analisis kandungan energi dilakukan di Labora-
sedang berolahraga (Wikipedia 2006). Salah
torium Nutrisi, Fakultas Peternakan, IPB. Ana-
satunya adalah supir bis malam yang melaku-
lisis kandungan kafein dilakukan di Balai Besar
kan aktivitas bepergian jauh sehingga membu-
Industri Agro (BBIA) Bogor. Kedua analisis ter-
tuhkan asupan energi yang lebih.
sebut dilakukan pada bulan Juli 2007.
Menurut Sudarisman (1997), rata-rata
produksi minuman suplemen 93.2 juta li- Cara Pengambilan Contoh
ter/tahun yang terdiri dari dua produsen susu
Contoh penelitian ini adalah supir bis
dengan kapasitas 24.2 juta liter/tahun, 14
malam dengan pertimbangan bahwa contoh
produsen minuman berenergi dengan kapasitas
tersebut merupakan konsumen tetap minuman
produksi 10.4 juta liter/tahun dan tujuh pro-
berenergi yang mengonsumsi minuman ber-
dusen minuman isotonik dengan kapasitas pro-
energi secara rutin, memiliki pekerjaan yang
duksi 10.4 juta liter/tahun. Bahkan volume
berat serta mau diwawancarai. Teknik pena-
produksi salah satu minuman berenergi dapat
rikan contoh dilakukan dengan cara conveni-
mencapai rata-rata 70 juta bungkus/bulan
ence sampling. Contoh yang digunakan dalam
(Hidayat, 2002).
penelitian ini sejumlah 36 orang.
Kemajuan industri minuman berenergi
Pemilihan sampel yang dianalisis kan-
ini tentunya tidak lepas dari peranan iklan se-
dungan energi dan kafein berdasarkan kon-
bagai media promosi kepada masyarakat.
sumsi merek minuman berenergi responden
Bahkan iklan–iklan ini sangat gencar di berba-
yang paling banyak, yaitu Extra Joss Serbuk,
gai media atau event tertentu seringkali
Hemaviton Jreng dan Kuku Bima Energy.
mengemukakan klaim-klaim produk tersebut.
Tidak sedikit masyarakat yang percaya terha-
Metode Analisis Kandungan Kafein
dap klaim-klaim serta memiliki persepsi dan
preferensi tersendiri mengenai produk terse- Analisis yang dilakukan pada penelitian
but. Ketelitian dalam memilih dan informasi ini ada 2 jenis yaitu analisis kandungan energi
yang cukup tentang produk yang akan kita kon- dan analisis kandungan kafein. Metode yang
sumsi menjadi demikian penting. Berkaitan digunakan untuk menganalisis kandungan ener-
dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk gi yaitu menggunakan bomb calorimeter se-
mengkaji lebih lanjut mengenai persepsi, kon- dangkan analisis kandungan kafein mengguna-
sumsi dan preferensi minuman berenergi khu- kan spektrofotometer.
susnya pada supir bis malam.
Jenis dan Cara Pengumpulan
Tujuan
Data yang dikumpulkan berupa data
Tujuan dari penelitian ini adalah meng- primer yang meliputi karakteristik contoh,
identifikasi persepsi dan preferensi contoh ter- persepsi contoh (manfaat yang dirasakan serta
hadap minuman berenergi, mengidentifikasi efek dari konsumsi minuman berenergi), kebia-
kebiasaan konsumsi minuman berenergi con- saan konsumsi minuman berenergi (frekuensi,
toh, menganalisis hubungan antara karakteris- jumlah, jenis, tempat pembelian, waktu kon-
tik contoh dengan persepsi, konsumsi dan pre- sumsi, alasan pembelian), serta preferensi
ferensi, dan menganalisis kandungan energi contoh terhadap minuman berenergi. Data pri-
dan kafein pada minuman berenergi. mer diperoleh dari wawancara dengan contoh
dengan alat bantu kuesioner. Data primer lain-
nya adalah hasil analisis laboratorium tentang
METODE PENELITIAN kandungan energi dan kandungan kafein pada
minuman berenergi.
Desain, Tempat dan Waktu
Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian mengenai Persepsi, Konsumsi
dan Preferensi Minuman Berenergi ini menggu- Data diolah secara deskriptif dan infe-
nakan desain penelitian Cross Sectional Study. rensia dengan menggunakan perangkat lunak
14
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
Microsoft Excel 2003 dan SPSS 11.5 for Cair, Lipovitan dan lainnya. Tabel 2 menunjuk-
Windows. kan merek minuman berenergi yang dikonsum-
si contoh. Merek terbanyak yang dikonsumsi
Data primer meliputi karakteristik con-
adalah Extra Joss sebesar 44.4% (16 contoh),
toh, persepsi, kebiasaan konsumsi, dan pre-
19.4% mengonsumsi merek Hemaviton Jreng
ferensi ditabulasi dan diinterpretasikan secara
dan 13.9% mengonsumsi merek Kuku Bima
deskriptif dengan tabel frekuensi dan tabulasi
Energy. Menurut Koentjaraningrat (1986) apa-
silang serta untuk mengetahui hubungan antar
bila perilaku konsumsi dilakukan berulang-
variabel dilakukan Uji Chi-Square. Data yang
ulang maka akan menjadi kebiasaan makan
diolah secara deskriptif meliputi karakteristik
(Khumaidi, 1994).
contoh, konsumsi minuman berenergi, persepsi
contoh dan preferensi contoh. Data primer
Tabel 1. Sebaran Contoh berdasarkan Karak-
lainnya adalah hasil analisis laboratorium yang
teristik contoh
diinterpretasikan secara deskriptif.
Pengkategorian frekuensi konsumsi dan Karakteristik contoh n %
jumlah konsumsi dibagi berdasarkan interval
selang (Slamet, 1993). Data persepsi diolah se- Usia
cara deskriptif dan diberi skor. Selanjutnya 24-30 tahun 9 25
dikategorikan menjadi persepsi baik jika jum- 31-37 tahun 12 33.3
lah skor persepsi lebih dari dua dan persepsi 38-44 tahun 10 27.8
buruk jika jumlah skor persepsi kurang dari 44-50 tahun 5 13.9
atau sama dengan dua dengan menggunakan Total 36 100
perhitungan interval selang. Rata-rata ± sd 36.5 ± 6.5
Data mengenai preferensi diukur dengan Pendidikan
Skala Likert. Skala Likert tersebut meliputi Tidak sekolah 1 2.8
Sangat Penting (skor 5), Penting (skor 4), Biasa SD/sederajat 3 8.3
(skor 3), Tidak Penting (skor 2) dan Sangat SMP/sederajat 19 52.8
Tidak Penting (skor 1). Selanjutnya skor dari SMA/sederajat 13 36.1
setiap atribut dijumlahkan kemudian dikatego- Perguruan tinggi/Akademi 0 0
rikan berdasarkan perhitungan standar deviasi.
Total 36 100
Pendapatan per bulan
HASIL DAN PEMBAHASAN < 680 000 4 11.1
680 001- 800 000 16 44.4
Karakteristik Contoh 800 001- 920 000 11 30.6
> 920 001 5 13.9
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase terbesar umur contoh (33.3%) ber- Total 36 100
ada pada kategori 31-37 tahun. Lebih dari Rata-rata ± sd 815 555.6 ± 122 334.8
separuh contoh (52.8%) memiliki tingkat pen- Jam kerja per hari
didikan SMP. Rata-rata pendapatan per bulan 10-13 jam 31 86.1
contoh adalah Rp 815 555.6±122 334.8 dengan >13 jam 5 13.9
persentase terbesar (44.4%) berada pada ting- Total 36 100
kat pendapatan Rp 680 001 - Rp 800 000 per Rata-rata ± sd 12.2 ± 1.6
bulan. Rata-rata lama bekerja per hari contoh
adalah 12.2 ± 1.6 jam/hari. Data tersebut se-
cara lebih lengkap disajikan pada Tabel 1. Tabel 2. Sebaran Contoh berdasarkan Merek
yang Dikonsumsi
Konsumsi Minuman Berenergi Merek yang dikonsumsi n %
Jenis dan Bentuk Minuman yang Dikonsumsi Extra Joss Serbuk 16 44.4
Hemaviton Jreng 7 19.4
Kegiatan mengonsumsi pada penelitian
Kuku Bima Energy 5 13.9
ini merupakan perilaku atau tindakan memi-
Kratingdaeng 3 8.3
num minuman berenergi. Minuman berenergi
M-150 2 5.6
yang beredar di pasaran sangat beragam.
Hemaviton Energy Drink 2 5.6
Merek yang ditawarkan mulai dari Extra Joss,
Fit Up Tablet 1 2.8
Hemaviton Jreng, Kuku Bima Energy, Krating- Total 36 100
daeng, M-150, Hemaviton Energy Drink, Fit Up
Tablet, Fit Up Cair, Sakatonik Jreng, Extra Joss
15
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
Kemasan merupakan salah satu alat pen- Tabel 4. Sebaran Contoh berdasarkan Banyak-
jualan paling vital dalam pemasaran karena nya uks Setiap Kali Minum
produk akan mempunyai gambaran jelas da- Banyak uks setiap
lam pikiran konsumen melalui kemasan. Sebe- n %
minum
sar 77.8% contoh mengonsumsi minuman ber-
energi dalam bentuk kemasan sachet, sebesar 1 uks 33 91.7
19.4% memilih kemasan botol dan hanya sedi- 2 uks 3 8.3
kit contoh (2.8%) mengonsumsi minuman ber- Total 36 100.0
energi dalam bentuk tablet, yaitu Fit Up Tab-
let. Hal ini disebabkan karena kemasan sachet
Rata-rata jumlah konsumsi minuman
memiliki harga yang terjangkau, lebih mudah
berenergi per minggu yaitu 9.7 uks/minggu.
didapatkan di daerah tempat kerja serta
Tabel 5 menunjukkan lebih dari separuh con-
praktis.
toh (66.7%) termasuk dalam kategori rendah
sedangkan hanya sedikit contoh (2.8%) terma-
Frekuensi Konsumsi Minuman Berenergi
suk dalam kategori tinggi dalam mengonsumsi
Rata-rata frekuensi konsumsi minuman minuman berenergi.
berenergi contoh yaitu 8.7 kali/minggu (Tabel
3). Lebih dari separuh contoh (55.6%) termasuk Tabel 5. Sebaran Contoh menurut Jumlah Kon-
dalam kategori sering (7-14 kali/minggu) sumsi/Minggu
mengonsumsi minuman berenergi, sementara
Jumlah konsumsi (uks/mgg) n %
itu terdapat 11.1% contoh yang termasuk da-
lam kategori sering. Menurut Sampoerno & Rendah (<13 uks/mggu) 24 66.7
Fardiaz (2001), minuman berenergi yang ter- Sedang (13-27 uks/mggu) 11 30.5
masuk ke dalam suplemen sebaiknya dikon- Tinggi (> 27 uks/mggu) 1 2.8
sumsi secukupnya karena tujuannya hanya un- Total 36 100.0
tuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang belum Rata-rata ± sd 9.72 ± 8.266
mencukupi. Pada dasarnya fungsi suplemen
adalah sebagai zat tambahan untuk memper-
baiki dan meningkatkan daya tahan tubuh. Alasan Konsumsi
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian
Tabel 3. Sebaran Contoh berdasarkan Frekuen- besar contoh (75.0%) mengonsumsi minuman
si Konsumsi berenergi dengan alasan sebagai penunjang
aktivitas dan stamina, sementara itu hanya
Frekuensi Konsumsi
(kali/minggu)
n % 5.6% yang beralasan karena rasanya yang enak
dan segar. Menurut Sunarti et al. (1990),
Jarang (< 7 kali/seminggu) 12 33.3
bekerja secara efektif dan produktif memerlu-
Sering (7-14 kali/minggu) 20 55.6 kan ketahanan fisik yang baik artinya perlu
Selalu (>14 kali/minggu) 4 11.1 daya yang cukup untuk melakukan berbagai
Total 36 100.0 pekerjaan. Daya (kekuatan) diperoleh dari ma-
Rata-rata ± sd 8.7 ± 6.0 kanan yang dikonsumsi. Merek minuman ber-
energi yang dipilih sebagai penunjang aktivitas
dan stamina adalah Extra Joss.
Jumlah Konsumsi
Jumlah konsumsi minuman berenergi Tabel 6. Sebaran Contoh berdasarkan Alasan
contoh terbagi dalam kategori rendah, sedang Konsumsi Minuman Berenergi
dan tinggi dihitung berdasarkan banyaknya uks
(ukuran kemasan saji) setiap kali mengonsum- Alasan konsumsi n %
si. Setiap satu ukuran kemasan saji memiliki Rasanya segar dan enak 2 5.6
berat sebesar 4 gram. Tabel 4 menunjukkan Penunjang aktivitas & stamina 27 75.0
jumlah konsumsi contoh tiap kali minum (fre- Minuman penyegar 7 19.4
kuensi minum). Hampir semua contoh (91.7%)
Total 36 100.0
mengonsumsi satu buah (uks) dalam setiap kali
minum sementara itu sedikit contoh (8.3%)
mengonsumsi langsung 2 buah (uks) minuman Situasi Mengonsumsi
berenergi dengan alasan baru terasa khasiat- Konsumen seringkali memilih suatu pro-
nya jika langsung mengkonsumsi 2 uks minum- duk karena pertimbangan dari situasi saat
an tersebut. mengonsumsi. Tabel 7 menunjukkan bahwa le-
bih dari separuh contoh (66.7%) mengonsumsi
saat bekerja karena contoh memerlukan tam-
16
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
17
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
sampel sangat kecil. Ketiga jenis minuman jumlah kopi yang digunakan, dan lamanya
berenergi itu dalam bentuk serbuk. Pada mi- waktu pemasakan (Graham dalam Kanarek &
numan berenergi bentuk cair (kemasan botol) Kaufman, 1991).
biasanya mengandung 100 Kal per 150 ml.
Batas aman penggunaan kafein adalah
Sumber energi pada minuman berenergi 150 mg/orang/hari. Menurut BPOM, minuman
ini bersumber dari kandungan gula yang terda- berenergi yang ada di Indonesia mengandung
pat pada minuman berenergi. Namun gula yang kafein sejumlah 50 mg/botol dan hanya dibo-
digunakan pada minuman berenergi selain gula lehkan mengonsumsi sebanyak tiga botol/hari.
pasir juga digunakan pemanis buatan yaitu Kemudian label dalam botol harus mencantum-
aspartam. Aspartam termasuk ke dalam kelom- kan peringatan keras bagi penderita penyakit
pok pemanis rendah kalori dan memiliki ting- gula, darah tinggi, dan jantung. Selain itu, ba-
kat kemanisan 160 hingga 220 kali dari gula gi penderita yang mempunyai tingkat sensitivi-
(Syah & Utama, 2005). tas tinggi, seperti sensitif terhadap kafein, ha-
rus berhati-hati mengonsumsi produk ini. Jum-
Untuk analisis kandungan kafein diguna-
lah kafein yang berlebihan dapat memperbu-
kan spektrofotometer. Tabel 12 menunjukkan
ruk ketidakstabilan emosi dan gangguan
bahwa ketiga merek yang dianalisis memiliki
mental.
kandungan kafein yang tidak jauh berbeda ya-
itu berkisar antara 7688 mg/kg hingga 9252
Karakteristik Produk
mg/kg atau sekitar 30.752 mg/uks hingga
37.008 mg/uks. Hal ini disebabkan oleh jumlah Tempat Membeli
yang berbeda dari penambahan kafein pada Produk pangan seperti minuman ber-
masing-masing merek. Kandungan kafein pada energi bisa didapatkan di berbagai tempat mu-
minuman berenergi yang dianalisis termasuk lai dari pasar, toko, supermarket bahkan dari
kategori aman jika dibandingkan dengan batas pedagang asongan baik secara eceran maupun
penggunaannya. tidak. Lebih dari sepertiga contoh (77.2%)
membeli produk minuman berenergi di warung
Tabel 12. Sebaran Merek Minuman Berenergi atau toko (Tabel 13) yang berada dekat de-
berdasarkan Kandungan Kafein ngan tempat kerjanya misalnya di terminal
Kandungan Kandungan atau tempat pemberhentian sementara bis.
Minuman Berenergi Kafein Kafein
(mg/kg) (mg/uks) Tabel 13. Sebaran Contoh berdasarkan Tempat
Ekstra Joss Serbuk 8778 35.112 Membeli Minuman Berenergi
Hemaviton Jreng 7688 30.752
Tempat pembelian n %
Kuku Bima Energy 9252 37.008
Warung/toko 26 72.2
Kafein merupakan senyawa alkaloid pa- Pedagang asongan 10 27.8
hit yang ditemukan pada kopi dan teh, terma-
suk ke dalam golongan methylxantine (Groff &
Harga
Groper, 2005). Kafein dapat merangsang meta-
bolisme tubuh. Mekanisme ini akan meningkat- Harga adalah sejumlah nilai yang harus
kan tekanan darah, pengeluaran urine, dan dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan ba-
aktivitas sistem saraf pusat. Ciri-cirinya, napas rang atau jasa. Harga pada minuman berenergi
menjadi cepat, otot menjadi kaku, dan aliran beragam mulai dari Rp 1 000 sampai Rp 3 500
darah dalam otak meningkat. Kafein dengan per kemasan. Rata-rata harga minuman ber-
mudah diserap usus dan menyebar dalam be- energi dengan kemasan sachet adalah Rp 1 000
berapa menit melalui darah ke semua organ dan Rp 3 500 untuk kemasan botol. Mayoritas
dan jaringan tubuh. Kafein dapat menolong, contoh (83.3%) menyatakan harga minuman
mencegah, atau menghilangkan kelelahan dan berenergi yang biasa dibeli termasuk kategori
meningkatkan kewaspadaan. sedang. Sementara itu, sejumlah 16.7% contoh
menyatakan pada kategori murah terhadap mi-
Sumber kafein utama adalah kopi. Kan- numan berenergi yang dikonsumsinya. Harga
dungan kafein pada kopi berbeda-beda yaitu pada penelitian ini bukan berdasarkan merek
kopi instan (40 hingga 108 mg/penyajian) dan yang dikonsumsi namun berdasarkan sejumlah
kopi saring (64 hingga 128 mg/penyajian). Kan- uang yang contoh keluarkan untuk membeli
dungan kafein bervariasi pada kopi, dipenga- minuman berenergi.
ruhi oleh spesies tanaman kopinya, tipe peng-
olahan (contohnnya kopi giling atau instan),
metode pemasakan (yaitu saring atau tetes),
18
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
Klaim dan Registrasi Minuman Berenergi let dan beberapa lainnya mencantumkan kla-
Kelengkapan label pangan pada minum- imnya. Perbedaan pencantuman klaim terse
an berenergi berbeda. Menurut Nielsen (1998), but memiliki tujuan atau sasaran yang berbe-
standar informasi gizi pada label pangan terdi- da. Hal ini didukung oleh fungsi iklan yang
ri atas: (1) ukuran persajian, (2) petunjuk pe- bertujuan untuk menarik perhatian konsumen
makaian, (3) jumlah zat gizi serta Angka Kecu- agar membeli atau menggunakan produk mi-
kupan Gizi masing-masing, dan (4) memiliki numan berenergi tersebut.
acuan berdasarkan %AKG pada 2000 Kalori atau Komponen utama pada minuman ber-
2500 Kalori. Selain itu, kelengkapan pada label energi adalah kafein, vitamin B dan taurin. Ka-
pangan juga meliputi nama merek, nomor fein berfungsi sebagai stimulan atau perang-
registrasi, klaim, halal, nama dan alamat pro- sang susunan saraf pusat. Vitamin B dan taurin
dusen, komponen yang digunakan, cara peng- berfungsi sebagai koenzim yang membantu
gunaan dan penyimpanan, berat bersih, kode metabolisme energi di dalam tubuh. Kombinasi
produksi, informasi komponen nilai gizi, serta antara kafein dan taurin dalam minuman ber-
tanggal dan bulan kadaluarsa. energi akan merangsang sistem saraf pusat un-
Klaim adalah pernyataan mengenai kele- tuk memicu reaksi katabolisme (reaksi untuk
bihan relatif suatu produk dibandingkan pesa- menghasilkan energi) di otot. Mekanismenya
ingnya. Menurut Peraturan Pemerintah RI No- melalui pengaktifan kerja saraf yang mengha-
mor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan silkan percepatan denyut jantung untuk me-
Pangan pernyataan (klaim) tentang manfaat mompa darah dan oksigen, serta menstimulasi
kesehatan adalah pernyataan bahwa produk peningkatan kadar gula darah. Reaksi katabo-
pangan tertentu mengandung gizi dan atau zat lisme akan lebih teraktifkan dengan penam-
non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikon- bahan vitamin-vitamin terutama vitamin B.
sumsi atau tidak boleh dikonsumsi bagi kelom- Almatsier (2003) menyatakan bahwa tiap
pok tertentu (Peraturan Pemerintah Republik vitamin B dalam bentuk koenzim terlibat seca-
Indonesia Nomor 69 Tahun 1999). ra langsung maupun tidak langsung dalam me-
Klaim pada penelitian ini diamati lang- tabolisme energi. Beberapa koenzim merupa-
sung pada produk minuman berenergi (pada kan fasilitator dalam reaksi-reaksi pelepasan
kemasan). Berdasarkan hal tersebut maka da- energi. Dengan demikian, terlihat bahwa seti-
pat diketahui bahwa klaim-klaim yang diung- ap vitamin B saling berkaitan dalam fungsinya
kapkan pada produk minuman berenergi pada sebagai koenzim dalam metabolisme energi.
kemasan termasuk ke dalam klaim subyektif Komponen lainnya seperti royal jelly,
yaitu produsen lebih menonjolkan manfaat psi- madu, asam sitrat dan sebagainya hanya seba-
kososial yang sulit dilakukan pembuktiannya gai tambahan saja agar memiliki rasa yang
secara ilmiah. Contohnya, pada klaim minum- dapat disukai oleh konsumen. Komponen terse-
an berenergi Kuku Bima Energy disebutkan but berbeda pada setiap merek minuman ber-
“Minuman Para Juara”. Selain itu ada pula energi. Selain itu istilah yang digunakannya
klaim yang membingungkan konsumen seperti pun berbeda, hal ini dapat dilihat dengan ada-
pada merek M-150 yang menyatakan bahwa nya beberapa merek yang menggunakan baha-
“M-150 bisa!”. Klaim tersebut tidak menjelas- sa ilmiah dan terkadang menggunakan istilah
kan apa maksud serta kaitannya dengan pro- yang berbeda seperti komposisi kafein yang
duk minuman berenergi tersebut. dicantumkan dengan nama yang berbeda. Pada
Selain itu terdapat juga klaim yang me- merek Extra Joss, kafein dituliskan dengan na-
nonjolkan kandungan gizi terkait dengan mi- ma ”caffein” sedangkan pada Hemaviton Jreng
numan berenergi. Klaim ini dapat dijumpai menggunakan istilah ”1,3,7 trimethylxantine”.
pada merek Extra Joss Active dan Hemaviton Begitu juga dengan nama istilah vitamin B
Jreng. Klaim “Energi 7 Vitamin B” pada Extra kompleks yang berbeda setiap mereknya.
Joss Active menunjukkan bahwa produk terse- Pemanis buatan yang digunakan pada mi-
but mengandung energi dan berbagai macam numan berenergi adalah aspartam. Menurut
vitamin B seperti vitamin B1, vitamin B2, vita- Ramsey (2001) aspartam merupakan pemanis
min B3 dan sebagainya. Begitu pula dengan buatan dengan kalori rendah. Aspartam ini
klaim pada Hemaviton Jreng yang menyatakan memiliki tingkat kemanisan 160 hingga 220 kali
“Energi Vitamin T8”. dari gula.
Beberapa minuman berenergi ada yang
tidak mencantumkan klaim pada kemasan se-
perti Hemaviton Energy Drink dan Fit Up Tab-
19
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
20
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
tentunya dipengaruhi oleh faktor individu sen- energi sehingga contoh merasa bahwa tidak
diri dan metabolisme individu tersebut. Mi- bertenaga saat melakukan aktivitas (Tabel 18).
numan berenergi yang dianggap kategori sa- Jadi contoh akan terus mengonsumsi minuman
ngat cepat reaksinya adalah Kratingdaeng, berenergi.
sedangkan kategori cepat reaksinya adalah
Extra Joss Serbuk. Tabel 18. Sebaran Contoh berdasarkan Keluhan
dan Efek Bila Tidak Mengonsumsi
Tabel 16. Sebaran Contoh berdasarkan Keper- Minuman Berenergi
cayaan terhadap Manfaat dan Kece- Keluhan n %
patan Reaksi
Ya 0 0
Kepercayaan terhadap manfaat n %
Tidak 36 100.0
Percaya 20 55.6
Efek bila tidak mengonsumsi
Biasa 16 44.4
Biasa saja 15 41.7
Total 36 100.0
Persepsi terhadap reaksi
Tidak bertenaga 21 58.3
Sangat cepat (<15 menit) 4 11.1
Cepat (15-60 menit) 12 33.3 Preferensi Contoh
Biasa (>60 menit) 20 55.6 Preferensi adalah derajat kesukaan, pi-
Total 36 100.0 lihan atau sesuatu hal yang lebih disukai oleh
konsumen (Assael, 1992). Preferensi konsumen
Tabel 17 menunjukkan bahwa lebih dari juga merupakan gambaran mengenai kombina-
separuh contoh (63.9%) merasakan efek man- si barang dan jasa yang lebih disukai konsumen
faat dari minuman berenergi hanya satu hingga apabila ia memiliki kesempatan untuk mem-
dua jam saja. Sebanyak 27.8% contoh menya- perolehnya. Preferensi setiap orang berbeda-
takan efeknya tiga hingga empat jam dan se- beda berdasarkan atribut yang diutamakannya.
banyak 8.3% menyatakan efeknya lima hingga
enam jam. Menurut Siregar (2005), kafein di- Pada penelitian ini preferensi diukur de-
absorbsi secara sempurna dalam system pen- ngan melihat kepentingan dari berbagai atri-
cernaan selama 30-60 menit. Maksimum efek but pada produk minuman berenergi seperti
yang terjadi di otak akan muncul dalam waktu rasa, kandungan gizi, keamanan efek samping,
2 jam sehingga kafein tidak berefek dengan manfaat penambah energi, manfaat penunjang
langsung. Minuman berenergi yang memiliki aktivitas, kepraktisan konsumsi, harga, serta
efek lama pada penelitian ini yaitu merek kecepatan reaksi. Tabel 19 menunjukkan sepa-
Kratingdaeng dan M-150. ruh contoh (50%) memilih atribut rasa dalam
kategori biasa sedangkan sebanyak 22.2% con-
Tabel 17. Sebaran Contoh berdasarkan Persep- toh merasa sangat penting dalam pemilihan
si terhadap Lamanya Efek Minuman atribut rasa. Rasa merupakan salah satu indi-
Berenergi kator seseorang untuk mengonsumsi pangan
seperti dalam pemilihan minuman berenergi,
Persepsi terhadap
lamanya efek
n % yang memiliki rasa asam, manis, bahkan pahit
yang disebabkan zat-zat yang terkandung di
1-2 jam 23 63.9
dalamnya. Contoh menyukai rasa asam yang
3-4 jam 10 27.8 terdapat pada minuman berenergi.
5-6 jam 3 8.3
Pada atribut kandungan gizi, sebanyak
Total 36 100.0
41.7% contoh termasuk kategori biasa namun
terdapat 36.1 persen contoh yang menyatakan
Seluruh contoh (100%) mengungkapkan sangat penting untuk melihat kandungan gizi
tidak mengalami keluhan ketika mengonsum- minuman berenergi. Hal ini diasumsikan kare-
si minuman berenergi (Tabel 18). Hal ini diper- na pendidikan contoh yang rata-rata pada ting-
tegas contoh bahwa yang dirasakan hanyalah kat SMP sehingga memiliki pengetahuan yang
manfaatnya tanpa ada efek sampingnya. Ke- terbatas mengenai kandungan gizi yang ada
luhan pada penelitian ini merupakan segala pada minuman berenergi. Pada saat wawan-
penyakit atau gangguan yang terjadi pada cara pun kebanyakan contoh tidak mengerti
tubuh contoh saat mengonsumsi minuman ber- akan istilah-istilah yang terdapat pada kemas-
energi misalnya perut terasa sakit atau kepala an minuman berenergi.
pusing. Walaupun demikian sebagian contoh
(58.3%) mengalami ketergantungan atau keta- Pada atribut keamanan efek samping,
gihan apabila tidak mengonumsi minuman ber- 25% contoh menyatakan sangat penting, 38.9%
21
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
contoh menyatakan penting, 30.6% contoh me- Selanjutnya, preferensi dilakukan skor-
nyatakan biasa saja dan tidak ada contoh yang ing dan dibagi menjadi tiga kategori yaitu
menyatakan tidak penting serta sangat tidak kategori preferensi rendah, preferensi sedang
penting. Berdasarkan hal itu, contoh tampak- dan preferensi tinggi. Tabel 20 menunjukkan
nya sangat memperhatikan terhadap efek sam- bahwa sebanyak 72.2% contoh termasuk dalam
ping terhadap kesehatannya. Sementara itu, kategori preferensi sedang. Preferensi kategori
pada atribut manfaat penambah energi dan tinggi contoh ditunjukkan dengan banyaknya
manfaat penunjang aktivitas paling banyak pilihan contoh terhadap atribut dari minuman
contoh me milih kategori penting. Hal ini dise- berenergi yang termasuk sangat penting atau
babkan tujuan contoh yang menginginkan ada- pun penting, sedangkan kategori rendah con-
nya asupan energi yang lebih sehingga dapat toh ditunjukkan sebaliknya. Hal ini menunjuk-
menunjang aktivitas kerja terutama pada saat kan seberapa penting setiap atribut pada mi-
mengendarai bis. numan berenergi.
Kepraktisan pada saat konsumsi tidak
Tabel 20. Sebaran Contoh berdasarkan Katego-
menjadi pilihan yang penting bagi contoh.
ri Preferensi
Tabel 19 menunjukkan separuh contoh (52.7%)
memilih kategori biasa dalam kepraktisan Kategori preferensi n %
konsumsi. Hal ini diasumsikan bahwa contoh Rendah (< 26) 5 13.9
tidak terlalu memperdulikan atribut lainnya Sedang (26-33) 26 72.2
saat mengonsumsi minuman berenergi tetapi Tinggi (>33) 5 13.9
hanya ingin mendapatkan manfaatnya saja. Total 36 100.0
Bahkan terdapat contoh (11.1%) yang meng-
anggap tidak penting terhadap atribut keprak-
tisan mengonsumsi. Pemilihan Merek dan Alasannya
Pada atribut harga, lebih dari separuh Merek adalah nama penting bagi sebuah
contoh (66.7%) memilih kategori biasa karena produk atau jasa serta merupakan simbol dan
menurut contoh akan tetap membeli minuman indikator kualitas sebuah produk (Sumarwan,
berenergi berapa pun harganya. Sementara 2003). Merek-merek produk yang sudah lama
itu, hanya terdapat empat orang yang memilih dikenal konsumen telah menjadi citra bahkan
harga sebagai atribut yang sangat penting. simbol status bagi produk tersebut. Tabel 6
Engel et al. (1994) menyatakan konsumen menunjukkan contoh yang memilih merek
kerap mengungkapkan sedikit pertimbangan Extra Joss Serbuk (44.4%), Hemaviton Jreng
mengenai harga. Faktor lainnya seperti manfa- (19.4%), Kuku Bima Energy (13.9%), Krating-
at kesehatan dan rasa mungkin dianggap lebih daeng (8.3%), M-150 (5.6%), Hemaviton Energy
penting. Drink (5.6%), dan Fit Up Tablet (2.8%). Alasan
contoh memilih masing-masing minuman ber-
Atribut terakhir yaitu kecepatan reaksi energi tersebut karena lebih terasa berman-
yang dipilih sebagian contoh (58.3%) dalam ka- faat (58.3%), rasanya yang enak (16.7%) se-
tegori biasa. Hal ini sejalan dengan alasan pa- mentara sebesar 5.6% contoh beralasan karena
da saat memilih atribut lainnya dimana tujuan tidak ada efek sampingnya (Tabel 21).
mengonsumsi minuman berenergi untuk men-
dapatkan manfaatnya.
22
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
Tabel 21. Sebaran Contoh berdasarkan Alasan Tabel 23. Sebaran Contoh berdasarkan Lama
Pemilihan Merek Penggunaan
Alasan n % Lama penggunaan n %
Harga murah 4 11.1
> 24 bulan 11 30.6
Rasanya enak 6 16.7
Lebih terasa bermanfaat 21 58.3 12-24 bulan 14 38.8
Tidak ada efek samping 2 5.6 <12 bulan 11 30.6
Praktis dlm penyajian 3 8.3 Total 36 100.0
Total 36 100.0
23
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
minuman berenergi dilakukan jika diperlukan selalu membuat konsumen memilih suatu pro-
oleh contoh. duk yang mempunyai preferensi lebih baik.
Namun terdapat atribut yang diutamakan lain-
Begitu pula dengan pendapatan, tidak
nya berdasarkan pilihan konsumen. Menurut
terdapat hubungan antara pendapatan dengan
Sumarwan (2003), konsumen mengonsumsi
frekuensi dan jumlah konsumsi (p>0.05). Wa-
produk pangan karena konsumen mengetahui
laupun semakin tinggi pendapatan belum tentu
manfaat produk pangan tersebut bagi kese-
konsumsinya juga semakin meningkat. Ada ke-
hatan tubuhnya. Konsumen sering kali berpikir
cenderungan contoh yang memiliki pendapatan
mengenai manfaat yang dirasakan jika meng-
yang lebih tinggi maka akan mengonsumsi
onsumsi atau membeli suatu produk, bukan
minuman berenergi secara terus menerus.
mengenai atributnya.
Lama bekerja seseorang dapat mempe-
ngaruhi kebutuhan akan energinya. Berdasar-
kan hasil uji Chi-Square terdapat hubungan an- KESIMPULAN
tara lama bekerja dengan frekuensi konsumsi
(p<0.05) dan jumlah konsumsi (p<0.05). Hal ini Usia contoh berkisar antara 24 tahun
sesuai dengan alasan yang dikemukakan res- hingga 50 tahun dengan rata-rata 36.5 tahun.
ponden bahwa untuk memenuhi kebutuhan Lebih dari separuh contoh (52.8%) memiliki
energi untuk melakukan aktivitas maka perlu tingkat pendidikan SMP. Rata-rata pendapatan
mengonsumsi minuman energi. Semua aktivitas per bulan adalah Rp 815 555,6 ± 122 344,8. Se-
fisik memerlukan energi yaitu, makin berat bagian contoh (44.4%) memiliki pendapatan
aktivitas fisiknya maka makin besar pula per bulan berkisar antara Rp 680 001 hingga Rp
kebutuhan energinya. Hal ini menunjukkan 800 000. Sebanyak 86.1% contoh memiliki jam
bahwa contoh yang memiliki jam kerja yang kerja antara 10 hingga 13 jam per hari. Selu-
banyak akan mengonsumsi minuman berenergi ruh contoh dalam keadaan sehat.
secara teratur juga.
Merek minuman berenergi yang dikon-
sumsi terbanyak secara berurutan adalah me-
Hubungan antara Karakteristik Contoh
rek Extra Joss sebanyak 44.4% contoh, merek
dengan Preferensi
Hemaviton Jreng sebanyak 19.4% contoh serta
Hubungan antara umur, tingkat pendi- merek Kuku Bima Energy sebanyak 13.9% con-
dikan, pendapatan serta lama kerja dengan toh. Lebih dari dua pertiga contoh (77.8%)
preferensi dianalisis dengan menggunakan uji mengonsumsi minuman berenergi dalam ben-
Chi-Square. Berdasarkan hasil uji Chi-Square, tuk kemasan sachet. Sebagian besar contoh
tidak terdapat hubungan antara umur, pendi- (55.56%) termasuk ke dalam kategori frekuensi
dikan, pendapatan serta lama kerja dengan sering (7-14 kali/minggu) mengonsumsi mi-
preferensi. Hal ini disebabkan rata-rata contoh numan berenergi. Rata-rata jumlah konsumsi
yang memilih atribut mengenai manfaat mi- minuman berenergi per minggu yaitu 9.72 uks/
numan berenergi merupakan persentase terbe- minggu. Sebanyak 66.67% contoh termasuk
sar dibandingkan atribut lainnya. dalam kategori rendah jumlah konsumsinya.
Mayoritas contoh (88.9%) merasakan se-
Hubungan antara Persepsi, Konsumsi dan
cara langsung badannya terasa segar. Manfaat
Preferensi
badan terasa berenergi dirasakan juga hampir
seluruh contoh (91.7%). Sebagian besar contoh
Hubungan Persepsi dengan Frekuensi dan
(72.2%) memiliki persepsi yang baik terhadap
Jumlah Konsumsi
manfaat mengonsumsi minuman berenergi.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square, tidak
terdapat hubungan antara persepsi dengan Atribut pada minuman berenergi yang
frekuensi dan jumlah konsumsi. Walaupun de- dianggap sangat penting oleh contoh adalah
mikian, terdapat kecenderungan bahwa per- manfaat penambah energi dan manfaat pemu-
sepsi yang baik dapat meningkatkan konsumsi lih tenaga. Atribut yang dianggap biasa oleh
minuman berenergi contoh. contoh adalah atribut harga. Sebanyak 72.2%
contoh termasuk dalam preferensi kategori
Hubungan Preferensi dengan Frekuensi dan sedang.
Jumlah Konsumsi Analisis hubungan antara karakteristik
Berdasarkan hasil analisis, preferensi ti- contoh dengan persepsi dan preferensi menun-
dak berhubungan (p>0.05) dengan konsumsi jukkan tidak terdapat hubungan nyata. Semen-
minuman berenergi. Hal ini menunjukkan bah- tara itu terdapat hubungan nyata antara ka-
wa preferensi atribut-atribut tertentu tidak rakteristik contoh yaitu lama kerja dengan
24
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
konsumsi. Tidak terdapat hubungan yang nyata Khomsan A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi
antara persepsi, konsumsi dan preferensi. untuk Kualitas Hidup. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Hasil analisis kandungan energi pada
ketiga sampel secara berurutan (Ekstra Joss,
Khumaidi M. 1994. Bahan Pengajaran Gizi
Hemaviton Jeng dan Kuku Bima Energy) adalah
Masyarakat. BPK Gunung Mulia, Jakarta.
4.278 Kal/gram, 2.599 Kal/gram dan 2.720
Kal/gram. Hasil analisis kandungan kafein se-
Marlinda I. 2001. Bahaya Minuman Berenergi.
cara berurutan adalah 8778 mg/kg, 9252 mg/
http://www.intisari.net [30 November
kg dan 7688 mg/kg.
2006]
25
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 13 - 25
26