Mata kuliah Perundang-undangan dan Hukum Kesehatan ini memberi kemampuan pada mahasiswa untuk menyadari bahwa nantinya sebagai Tenaga Kesehatan khususnya selaku tenaga kefarmasian mampu menerapkan pelaksanaan Tugasnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. TUJUAN INSTRUKSIONAL Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengerti peran tenaga kesehatan dalam menerapkan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAHAN KAJIAN
1. PENDAHULUAN dan UU Kesehatan
2. UU Narkotika 3. UU Psikotropika 4 . Peratutan tentang Bahan Berbahaya 5. UKD - 1 6. Peraturan tentang Prekursor 7. UU PERLINDUNGAN KONSUMEN 8. Penugasan : Presentasi ke - 1 9. UKD - 2 10. Peraturan tentang Obat 11. Peraturan tentang Obat Tradisional 12. Peraturan tentang KOSALKES dan Pangan 13. Penugasan : Presentasi ke-2 14. UKD - 3 15. Peraturan tentang Pekerjaan Kefarmasia 16. Peraturan tentang Tenaga Kesehatan 17. Penugasan : Presentasi ke 3 18. UKD - 4 UNDANG-UNDANG KESEHATAN (UU. No.36 Tahun 2009) A. PENGERTIAN
1. Kesehatan, adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosiall yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. 2. Perbekalan Kesehatan, adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 3. Sediaan Farmasi, adalah obat, bahan obat, obat trasisional dan kosmetik. 4. Alat Kesehatan, adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yg tdk mengandung obat yg digunakan utk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pd manusia, dan/ atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. 5. Tenaga Kesehatan, adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan / atau masyarakat. 7. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. 8. Obat Tradisional, adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 9. Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yg dilakukan scr terpadu, terintegrasi & berkesinambungan utk memelihara & meningkatkan derajat kes. masy. dlm bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, & pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat. B. SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN 1. Tenaga Kesehatan
- Harus memiliki kualifikasi minimum
- Berwenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki serta wajib memiliki ijin dari pemerintah. - Tenaga kesehatan tersebut harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan SOP. - Bila diduga nakes melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi. 2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
* Dibagi berdasarkan jenisnya yaitu pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi : a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar. b. Pelayanan kesehatan tingkat ke dua, yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan spesialistik. c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga, yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sub spesialistik. Penentuan jumlah dan jenis fasilitas yankes tersebut didasarkan atas : luas wilayah; kebutuhan kesehatan; jumlah dan persebaran penduduk; pola penyakit; pemanfaatannya; fungsi sosial; dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi. Setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat yang dibutuhkan. 3. Perbekalan Kesehatan
Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan
dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat esensial. Pemerintah menyusun daftar dan jenis obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat dan dilakukan penyempurnaan setiap 2 (dua) tahun sekali. 4. Teknologi dan Produk Teknologi
Teknologi kesehatan mencakup segala metode
dan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan, memperkecil komplikasi,dan memulihkan kesehatan setelah sakit. Dalam mengembangkan teknologi dapat dilakukan uji coba teknologi atau produk teknologi terhadap manusia atau hewan. Uji coba tersebut dilakukan oleh orang yang berwenag dan dengan persetujuan orang yang dijadikan uji coba dan dilakukan dengan jaminan tidak merugikan manusia yang dijadikan uji coba. C. UPAYA KESEHATAN
Untuk mewujudkan derajat kesehatan setinggi-
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan dengan melalui kegiatan : Pelayanan kesehatan; Pelayanan kesehatan tradisional; Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit; Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan; Kesehatan reproduksi; Keluarga Berencana; Kesehatan sekolah; Kesehatan olah raga; Kesehatan gigi dan mulut; Pelayanan darah; Pelayanan kesehatan pada bencana; Penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran; Kesehatan matra; Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan; Pengamanan makanan dan minuman; Pengamanan zat adiktif dan/atau Bedah mayat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan didukung oleh
sumber daya kesehatan dan harus memperhatikan fungsi sosial, nilai dan norma agama, sosial budaya, moral, dan etika profesi. Undang-Undang ini juga mengatur tentang :
Cacat; 2. Gizi; 3. Kesehatan Jiwa; 4. Penyakit Menular dan Tidak Menular; 5. Kesehatan Lingkungan; 6. Kesehatan Kerja; 7. Pengelolaan Kesehatan; 8. Informasi Kesehatan; 9. Pembiayaan Kesehatan; 10.Peran Serta Masyarakat; 11. Badan Pertimbangan Kesehatan; 12. Pembinaan dan Pengawasan; 13. Penyidikan dan Ketentuan Pidana. Pengamanan Makanan dan Minuman
Pengamanan makanan dan minuman
diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi standar atau persyaratan kesehatan. Dan setiap makanan maupun minuman yang dikemas wajib diberi label yang berisi: (1). bahan yang dipakai; (2). komposisi setiap bahan; (3). tanggal., bulan dan tahun kedaluwarsa; (4). Ketentuan lainnya. Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional merupakan salah satu
upaya pengobatan dan perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan yang perlu dibina dan diawasi agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat & keamanannya Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alkes
Pengamanan sediaan farmasi dan alkes
diselenggarakan utk melindungi masy. dari bahaya yg disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alkes yg tdk memenuhi persyaratan mutu dan/ atau keamanan atau kemanfaatan. Pengamanan Zat Adiktif
Pengamanan penggunaan bahan yang
mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya. Produksi, peredaran dan penggunaannya harus memenuhi standar dan atau persyaratan umum yang berlaku. KETENTUAN PIDANA (1). Pidana penjara paling lama 7 tahun dan atau denda paling banyak 140 juta rupiah bagi yang mengedarkan sediaan farmasi serta memproduksi dan atau mengedarkan alat kesehatan tidak sesuai UU Kesehatan. (2). Pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak 100 juta rupiah bagi yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang memproduksi dan mengedarkan kosmetika, zat adiktif tidak sesuai UU Kesehatan. (3). Pidana kurungan paling lama 1 tahun dan atau denda paling banyak 15 juta rupiah bagi : a). mengedarkan man-min yang dikemas tanpa mencantumkan label. b). menghalangi penderita gangguan jiwa yg akan diobati dan atau dirawat pd sarana pelayanan kesehatan jiwa.