Anda di halaman 1dari 15

Mengelola Produksi

Prof. Drs. Ec. H Thantawi AS. MS

Disusun oleh:
Kelompok 9

Luana Auliya Rasmiko (201810160311391)


Agus Wirahadi Kusuma (201810160311402)
Arvinda Dyah Kusuma Dewi (201810160311424)
Ach. Andrian Sugianto (201810160311425)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum
Acara Peradilan Agama dengan judul “Kanker dan Pengobatannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kediri, 29 Mei 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ekonomi, pemerintah telah melaksanakan serangkaian deregulasi dan


debirokrasi, karena hasil industri kita ditantang untuk dapat bersaing dalam pasar domestik
maupun Internasional. Persaingan dalam pasar domestik tidak bisa dihindari, bukan hanya
karena harus bersaing dengan prosduk dalam negeri yang sejenis, tetapi juga dengan produk –
produk impor, karena kita tidak bisa lagi melakukan proteksi pasar terlalu ketat. Sudah tidak bisa
disangsikan lagi, bahwa salah satu faktor yang dapat memperkuat daya saing adalah
produktivitas, baik produktivitas mikro (usaha) maupun produktivitas makro.

     Hal tersebut tidak hanya dialami oleh industri yang memproduksi barang, tetapi dialami pula
oleh perkantoran (industri jasa) yang menerapkan prosedur administrasi yang berbelit – belit /
birokratis. Hal itu akan menyebabkan waktu pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih lama
dari waktu yang sepantasnya dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

     Disinilah peran manajer produksi dibutuhkan bagaimana manajer produksi dapat mengatasi
persoalan tersebut untuk dapat menghilangkan pemborosan dalam proses produksi atau dengan
kata lain dapat meningkatksn produktivitas kerja.

1.2         Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas bersumber pada satu hal pokok yaitu pengawasan manajer produksi. Dari hal pokok
tersebut dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana tanggung jawab manajer produksi untuk dapat mengatasi persoalan dalam proses
produksi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan”.

1.3         Rumusan Masalah

1.    Bagaimanakah kinerja suatu system operasi dalam produksi dapat diukur?

2.    Apa saja fungsi dasar dalam manajemen produksi?

3.    Apakah ada pengaruh antara standar produksi yang ditetakan dengan perencanaan keuntungan
perusahaan?

4.    Keputusan apa saja yang di ambil oleh manajemen produksi?

1.4         Ruang Lingkup
Untuk menghindari pembahasan masalah yang menyimpang dari permasalahan makapenulis
perlu membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada:

1.     Fungsi dasar manajemen

2.    Penetapan standar produksi

3.    Sistem produksi

4.    Keputusan manajer produksi

1.5         Maksud dan Tujuan

Maksud pembuatan makalah ini adalah rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pengantar Bisnis”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar penyusun dan parapembaca
dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana pengawasan dalam manajer produksi
diterapkan dalam suatu perusahaan agar produktivitas kerja dapat meningkat.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Produksi


Menurut James A.F. Stoner (2006) manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-
faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization,
managerial, dan skills) bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda,
atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran menurut
Sofyan Assauri. Sedangkan menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto produksi adalah semua
kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan
tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. Dari pengertian tentang definisi produksi diatas, maka
dapat diartikan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-
faktor produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat
suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui
pertukaran.  Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur danmengkoordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber
daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) suatu barang atau jasa. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek
yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia. 

2.2   Tahapan manajemen produksi


Agar menghasilkan produksi yang sesuai target, tim manajemen produksi harus
melewati beberapa tahapan mulai dan perencanaan hingga eeksekusi. Masing – masing tahapan
sama pentingnya karena jika dilewati satu tahapan saja maka hasil produksi tidak bisa maksimal
dan akan berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap produk. Berikut
adalah tahapan manajemen produksi :
1.      Tahap perencanaan produksi
Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas produk, kuantitas produk
yang dihasilkan, bahan yang akan digunakan, target konsumen dimana produk akan dipasarkan,
jumlah tenaga kerja yang dipakai, atau departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam
tahap ini bahkan anggota tim bisa mengajukan ide produk baru melalui proses yang disebut
dengan denganbrainstorming dimana si pencetus ide harus meyakinkan seluruh timnya bahwa
idenya relevandan efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2.      Tahap pengendalian produksi
Agar proses produksi dilakukaan sesuai jadwal dan semua yang telah direncanakan dalam
proses perencaanaan berjalan dengan lancar maka tahap ini harus dilakukan. Dalam
pengendalian produksi, jadwal kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga diatur dan lain
sebagainya. Tujuan dari tahap pengendalian produksi adalah agar hasil produksi bisa  berjalan
efektif daan efisien.
3.      Tahap pengawasan produksi
Setelah jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya untuk melakukan proses
produksi. Bersamaan saat melakukan proses produksi adalah pengawasan yang dilakukan
bertujuan agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, selesai tepat
waktu, tidak overbudget atau bahkan kekurangan budget, kualitasnya sesuai dengaan standar,
dan lain sebagainya hingga siap untuk dilemparkan ke pasar.

2.3 Faktor-Faktor Manajemen Produksi


1.    Faktor utama agar manajemen produksi bisa berjalan dengan baik adalah adanya pembagian
kerja atau division of labour. Artinya seorang manajer produksi harus bisa membagi tugas
kepada anggota lainnya untuk yang sesuai  dengan keahliannya dan kelebihan masing –masing
agar proses produkssi bisa berjalan dengan efeektif dann efisien. Memberikan tugas atau
pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk itu akan menghambat proses
manajemen produksi dan berujung pada bertambahnya biaya produksi.
2.    Faktor kedua yang bisa membuat manajemen produksi berkembang dengan pesat adalah
revolusi industri. Maksud dari revolusi industri dalam hal ini bukanlah pergantian mata
pencaharian utama sebagai petani diganti dengan bekerja di pabrik. Namun makna dalam
konteks manajemen produksi adalah proses mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin
yang kini sudah banyak dipakai di pabrik-pabrik modern. Dalam produksi yang menggunakan
bantuan mesin ini target produksi bisa lebih mudah tercapai dan bisa meningkatkan kualitas
SDM dimana pekerja akan terpacu untuk meningkatkan kualitas keahliannya bukan hanya
sekedar buruh.
Dampak buruk dari revolusi industri ini adalah perusahaan atau organisasi kecil yangmasih
mengunakan metode kuno daan menggunakan tenaga kerja manusia untuk sebagian besar proses
produksi sehingga tidak mampu mengimbangi jumlah atau kuantitas barang yang diproduksi
dibandingkan organisasi yang menggunakan mesin. Revolusi ini indikasinya bisa dilihat dari hal
berikut:
1.    Penggunaan mesin semakin banyak
2.    Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bkar dan besi serta baja sebagai bahan utama
3.    Pembangunan infrastruktur semakin berkembang, seperti jalur kereta api, alattransportasi,
jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
4.    Meluasnya sistem perbankaan dan pengkreditan untuk menjangkau masyarakat daerah yang
membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan
konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari
uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya
keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan
kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan
tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu
sistem operasi dapat diukur dari:

1.    Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan
keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah
salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur
seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang
mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi
tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa
ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat
dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2.    Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yangharganya
murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem
produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan.Ukuran kualitas produk yang
dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas
secara teknologi semata.
3.    Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari
pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara
mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur,
sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran
obyektif yang sering digunakan antara lain :
a.       Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa
b.      Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery
time) maupun waktu pemrosesan (processing time).
c.       Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi
dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu:
-          Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi
proses produksi dan pengetahuan atas jenis-jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki
kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang
sebenarnya harus diperbuat.
-          Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor-faktor produksi) serta kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan
pengelolaan atas faktor- faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan fungsi-
fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.

2.4 Fungsi Manajemen Produksi


Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan, maka
hasil dari produksi tersebut dapat menghasilkan output yang baik pula. Manajemen yang
digunakan tersebut disebut manajemen produksi. Manajemen produksi bertujuan mengatur
penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar manajemen produksi menurut Sastrodipoera
(1994) dibagi menjadi tujuh sebagai berikut:
1.     Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir. Perencanaan produksi umumnya
mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu urutan kerja, penjadwalan, dandispesing.Dispesing ini
merupakan perintah kepada karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan
kerja yang sudah disusun. 
2.    Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling efektif dan efisien untuk
mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai
dengan perencanaan produksi.
3.    Fungsi Persediaan 
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu, waktu, dan tempat
yang tepat dengan memperhitungkan biaya serendah mungkin.

4.    Fungsi Pengawasan 
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan rencanaproduksi. 
5.    Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai dengankeinginan pasar. 
6.    Fungsi Pengawasan biaya 
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara biaya yangdikeluarkan
dengan biaya yang direncanakan.
7.    Fungsi Pengangkutan 
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan dengan
biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting sehingga
antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri- sendiri. Suatu manajemen
diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau faktor produksi dikombinasikan dengan baik
dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih diperhatikan.

2.5. SistemProduksi
Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama lain,
dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan menghasilkan
output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan,
kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya
perubahan input menjadi output melalui proses produksi.
A.    KeputusanEsensial
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses
pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan keputusan strategis.
Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen
produksi,yaitu keputusan yang berkaitan dengan :

1.      Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan
wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi
produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi :
-          Teknologi produksi\
-          Type peralatan
-          Jenis proses dan aliran proses produksi
-          Tata letak fasilitas
Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka
panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision).
2.      Kapasitas
Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan denganpenentuan
kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas :
a.       Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi
kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb
b.      Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi
tenaga kerja dsb.
c.       Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan
sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan
ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dsb.
3.      Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan
material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang
setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini
dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang
policy persediaan.

4.      Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer
mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor
penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori
ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan –
keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja
dan sebagainya.
5.      Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh
sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
6.    Mutu Produk atau Jasa
Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat mutu
produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang terdiri
dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka
menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa
tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk,
pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan dan
pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi,
bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai.
Setelah menetapkan mutu tertentu dari suatu produk, maka perlu diadakan pengawasan
sejauh mana mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan yang
mengakibatkan konsumen merasa kecewa dengan produk yang telah dibelinya, kalau sudah
terjadi ketimpangan maka akan timbul efek yang lebih jauh bagi perusahaan berupa
penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk, atau efek lain yang sangat
merugikan perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang akan mengurangi profit margin
perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah: 
1)   Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. 
2)   Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin. 
3)   Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan
mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
4)   Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.
2.6 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya,
manajer produksi perlu perlu membuat keputusan - keputusan yang berhubungan
dengan upaya-upaya utuk mencapai tujuan , agar barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat
jumlah (kuantitas), dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.          
   Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi :
1)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan
keadaan lain.

            Bidang produksi  mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu :


1.       Proses
Keputusan –keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan
teknologi, arus proses, tata letak (lay-out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau jasa
pelayanan.
2.      Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan
penyediaan pada waktu yang tepat.

3.      Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi. Menyangkut pada
apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4.      Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya
manusia menempati posisi yang sangat penting. Keputisan tentang tenaga kerja mencakup
seleksi,penggajian,pelatihan,penempatan,penyeliaan/ supervisi.
5.      Mutu/kualitas
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu
atau kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.

2.7 Ruang Lingkup Manajamen Produksi


Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupanya cukup luas di mulai dari analisis
dan penetapan keputusan-keputusan sebelum dumulainya produksi. Penambahan dan
perancangan atau desain sistem produksi  meliputi :
1.       Seleksi dan desain hasil produksi
   Kegiatan produksi harus dapat menghasilkan produk-produk barang atau jasa dengan cara
efektif dan efisien serta dengan kualitas yang baik.
2.      Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
            Setelah dilakukan seleksi terhadap produk, kegiatan yang harus dilakukan adalah
menentukan jenis proses yang akan digunakan serta peralatanya
3.      Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
   Dalam pemilihan lokasi, perlu diperhatikan factor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan
dari bahan baku serta biaya pengankutan barang jadi ke pasar.
4.       Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses
   Rancangan tata letak harus mempertimbangkan antara lain kelancaran arus kerja , optimalisasi
waktu pergerakan dalam proses , kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam
proses.

5.       Rancangan tugas
   Rancangan tugas harus  merupakan kesatuan dari human engineering, dalam
rangka  menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
6.      Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kualitas
            Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan
tujuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima bidang  yaitu,
proses, kapasitas, persediaan,tenaga kerja, dan mutu.

2.8 Lokasi dan Lay Out Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan
perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik
juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi
Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.
Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang
yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
      Faktor utama :
-          Lingkungan masyarakat.
-           Kedekatan dengan pasar.
-          Tenaga kerja.
-          Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
-          Fasilitas dan biaya transportasi.
-          Sumber daya alam lainnya.

      Faktor sekunder:
-            Harga tanah.
-            Dominasi masyarakat.
-            Peraturan tenaga kerja.
-            Rencana tata ruang.
-            Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
-            Tingkat pajak.
-            Cuaca atau iklim.
-            Keamanan
-            Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor
terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
- Dekat dengan pasar
- Dekat dengan sumber bahan baku saja
- Tersedia tenaga kerja

Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi


-            Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja
-            Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya
mahal untuk membuat pondasi
-            Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran
transportasi belum dibangun.
-            Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
-            Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
-            Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi
pabrik.
-            Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
BAB III
KESIMPULAN

 Perkembangan manajemen Produksi berkembang pesat karena beberapa faktor yaitu :


1)        Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
2)        Revolusi industri
3)         Perkembangan IPTEK
4)        Perkembangan ilmu dan metode ilmiah serta hubungan antar manusia manusia
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu
barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja,
danskills.
            Proses produksi dibagi menjadi 2 yaitu :
1.        Kelangsungan hidup :
a.       produksi terus-menerus
b.      produksi terputus-putus
2.      Teknik
a.       Proses Ekstraktif
b.      Proses Analitis
c.       Proses Pengubahan
d.      Proses Sintetis
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi
1.       Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab yaitu:
1.        Proses
2.        Kapasitas
3.         Persediaan
4.        Tenaga kerja
5.        Mutu/kualitas
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan
dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus
mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar,
efektif dan efisien

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004, Lembaga Penerbit
FE-UI, Jakarta.
Alam S. Ekonomi , Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta.
Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations Management. Tenth Edition. Pearson, New Jersey,
USA.
Sutrisno, Kusmawan Ruswandi, Modul Menata Produk ,Jakarta: Penerbit Yudistira, 2007

Anda mungkin juga menyukai