Disusun oleh:
Kelompok 9
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum
Acara Peradilan Agama dengan judul “Kanker dan Pengobatannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kediri, 29 Mei 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hal tersebut tidak hanya dialami oleh industri yang memproduksi barang, tetapi dialami pula
oleh perkantoran (industri jasa) yang menerapkan prosedur administrasi yang berbelit – belit /
birokratis. Hal itu akan menyebabkan waktu pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih lama
dari waktu yang sepantasnya dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Disinilah peran manajer produksi dibutuhkan bagaimana manajer produksi dapat mengatasi
persoalan tersebut untuk dapat menghilangkan pemborosan dalam proses produksi atau dengan
kata lain dapat meningkatksn produktivitas kerja.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas bersumber pada satu hal pokok yaitu pengawasan manajer produksi. Dari hal pokok
tersebut dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana tanggung jawab manajer produksi untuk dapat mengatasi persoalan dalam proses
produksi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan”.
1.3 Rumusan Masalah
3. Apakah ada pengaruh antara standar produksi yang ditetakan dengan perencanaan keuntungan
perusahaan?
1.4 Ruang Lingkup
Untuk menghindari pembahasan masalah yang menyimpang dari permasalahan makapenulis
perlu membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada:
3. Sistem produksi
Maksud pembuatan makalah ini adalah rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pengantar Bisnis”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar penyusun dan parapembaca
dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana pengawasan dalam manajer produksi
diterapkan dalam suatu perusahaan agar produktivitas kerja dapat meningkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan
keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah
salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur
seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang
mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi
tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa
ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat
dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2. Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yangharganya
murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem
produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan.Ukuran kualitas produk yang
dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas
secara teknologi semata.
3. Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari
pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara
mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur,
sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran
obyektif yang sering digunakan antara lain :
a. Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa
b. Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery
time) maupun waktu pemrosesan (processing time).
c. Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi
dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu:
- Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi
proses produksi dan pengetahuan atas jenis-jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki
kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang
sebenarnya harus diperbuat.
- Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor-faktor produksi) serta kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan
pengelolaan atas faktor- faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan fungsi-
fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan rencanaproduksi.
5. Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai dengankeinginan pasar.
6. Fungsi Pengawasan biaya
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara biaya yangdikeluarkan
dengan biaya yang direncanakan.
7. Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan dengan
biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting sehingga
antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri- sendiri. Suatu manajemen
diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau faktor produksi dikombinasikan dengan baik
dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih diperhatikan.
2.5. SistemProduksi
Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama lain,
dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan menghasilkan
output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan,
kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya
perubahan input menjadi output melalui proses produksi.
A. KeputusanEsensial
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses
pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan keputusan strategis.
Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen
produksi,yaitu keputusan yang berkaitan dengan :
1. Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan
wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi
produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi :
- Teknologi produksi\
- Type peralatan
- Jenis proses dan aliran proses produksi
- Tata letak fasilitas
Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka
panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision).
2. Kapasitas
Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan denganpenentuan
kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas :
a. Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi
kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb
b. Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi
tenaga kerja dsb.
c. Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan
sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan
ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dsb.
3. Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan
material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang
setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini
dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang
policy persediaan.
4. Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer
mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor
penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori
ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan –
keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja
dan sebagainya.
5. Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh
sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
6. Mutu Produk atau Jasa
Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat mutu
produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang terdiri
dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka
menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa
tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk,
pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan dan
pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi,
bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai.
Setelah menetapkan mutu tertentu dari suatu produk, maka perlu diadakan pengawasan
sejauh mana mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan yang
mengakibatkan konsumen merasa kecewa dengan produk yang telah dibelinya, kalau sudah
terjadi ketimpangan maka akan timbul efek yang lebih jauh bagi perusahaan berupa
penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk, atau efek lain yang sangat
merugikan perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang akan mengurangi profit margin
perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah:
1) Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
2) Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin.
3) Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan
mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
4) Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.
2.6 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya,
manajer produksi perlu perlu membuat keputusan - keputusan yang berhubungan
dengan upaya-upaya utuk mencapai tujuan , agar barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat
jumlah (kuantitas), dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi :
1) Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2) Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3) Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4) Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan
keadaan lain.
3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi. Menyangkut pada
apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4. Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya
manusia menempati posisi yang sangat penting. Keputisan tentang tenaga kerja mencakup
seleksi,penggajian,pelatihan,penempatan,penyeliaan/ supervisi.
5. Mutu/kualitas
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu
atau kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Rancangan tugas
Rancangan tugas harus merupakan kesatuan dari human engineering, dalam
rangka menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kualitas
Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan
tujuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima bidang yaitu,
proses, kapasitas, persediaan,tenaga kerja, dan mutu.
Faktor sekunder:
- Harga tanah.
- Dominasi masyarakat.
- Peraturan tenaga kerja.
- Rencana tata ruang.
- Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
- Tingkat pajak.
- Cuaca atau iklim.
- Keamanan
- Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor
terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
- Dekat dengan pasar
- Dekat dengan sumber bahan baku saja
- Tersedia tenaga kerja
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004, Lembaga Penerbit
FE-UI, Jakarta.
Alam S. Ekonomi , Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta.
Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations Management. Tenth Edition. Pearson, New Jersey,
USA.
Sutrisno, Kusmawan Ruswandi, Modul Menata Produk ,Jakarta: Penerbit Yudistira, 2007