Anda di halaman 1dari 6

Nama : Luana Auliya Rasmiko

NIM : 201810160311391
Jurusan : Manajemen
Dosen Pengampu : Drs. Nurdin Hasan., M.Ag
UTS AIK

1. Apa alasan teori yang mengatakan Islam datang dari Mekkah pada awal abad ke-7 M?
Alasan teori yang mengatakann Islam datang dari Mekkah :
Teori ini dicetuskan oleh Hamka dalam pidatonya pada Dies Natalis PTAIN ke-8
Yogyakarta (1958), sebagai antithesis untuk tidak mengatakan sebagai koreksi teori
sebelumnya, yaitu teori Gujarat. Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam
baru masuk pada abad ke-13, karena kenyataannya Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu
kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 M
atau pada abad pertama Hijriyah.
Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan, kemudian
dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat
Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam
memasukkan Islam ke Nusantara.
Selain Hamka, para sarjana Barat juga mengemukakan beberapa pendapat, bahwa Islam
juga di bawa langsung dari Arabia dipegang pula oleh Crawfurd, walaupun ia menyarankan
bahwa interaksi penduduk Nusantara dengan kaum Muslimin yang berasal dari pantai Timur
India juga merupakan faktor penting penyebaran Islam di Nusantara. Sementara itu, Keijzer
memandang Islam di Nusantara berasal dari Mesir atas dasar pertimbangan kesamaan
kepemelukan penduduk Muslim di kedua wilayah kepada mzhab Syafi’i. teori Arab ini juga
dipegang oleh Niemanndan De Hollander dengan sedikit revisi; mereka memandang bukan
Mesir sebagai sumber Islam di Nusantara, melainkan Hadhramaut. Sebagai ahli Indonesia
setuju dengan teori “Arab” ini. Dalam seminar yang diselenggarakan pada 1969 dan 1978
tentang kedatangan Islam, mereka menyimpulkan Islam datang langsung dari Arabia, tidak
dari india, tidak pada abad ke-12 atau ke-13, melainkan dalam abad pertama hijriah atau abad
ke-7 Masehi.
2. Jelaskan faktor internal dan external lahirnya organisasi Muhammadiyah!
Faktor Internal :
 Kondisi perekonomian umat islam, solidaritas sosial yang memudar antara umat Islam dan
pendidikan umat Islam yang memprihatinkan.
 Adanya proses penyebaran Islam yang tidak merata di Jawa
 keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan. Baginya ayat-ayat al-Qur’an harus
diamalkan seperti terekspressi dalam surat al-Ma’un. Dalam pandangan K.H.
Ahmad Dahlan Surat al-Ma’un merupakan perintah terhadap umat Islam untuk
marealisasikan kepedulian sosial melalui tindakan-tindakan nyata.
 Umat Islam masih sangat berpegang kuat pada tradisi-tradisi peninggalan zaman purba,
Hindu, dan Budha serta tidak berani melakukan pembaharuan (ijtihad).

Faktor Eksternal :

 Pengaruh gerakan pembaharuan di Timur-Tengah yang dipelopori oleh para mujadid yaitu:
Ibnu Taimiyah, Ibnu Qaiyim Al jauzia, Muhammad Bin Abdul Wahab, Jamaludin Al
Afgani, Mumhamad Abduh dan Rasid Ridho
 Kebijakan politik colonial Belanda terhadap umat Islam, mereka memiliki misi
kristenisasi.
 Pengaruh perkembangan Islam di Timur Tengah, gerakan reformasi intelektual kaum
Muslimin di wilayah Timur Tengah seperti Kairo dan Mekkah mempengaruhi
perkembangan Islam modernis di Indonesia
3. Jelaskan pokok pikiran yang terkandung dalam Muqoddimah AD Muhammadiyah!
Pokok pikiran ada 6, yaitu :

Pertama: “Hidup manusia haruslah mentauhidkan Allah, ber-Tuhan, beribadah, serta tunduk
dan taat hanya kepada Allah.” Manusia adalah salah satu dari makhluk Allah SWT. Sebagai
makhluk Allah, manusia diciptakan tidak untuk main-main, tetapi untuk suatu tujuan tertentu.
Karena itu sudah seharusnya apabila manusia menyesuaikan hidup dan kehidupannya sejalan
dengan untuk apa manusia diciptakan oleh Allah. Maka wajiblah manusia menauhidkan
Allah, yang berarti bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah semata.
Kedua, “Hidup manusia adalah bermasyarakat.” Hidup bermasyarakat merupakan keharusan
pula bagi manusia, kalau pokok pikiran kedua ini dihubungkan dengan pokok pikiran kedua
ini dihubungkan dengan pokok pikiran pertama. Tidak mungkin manusia mampu
menauhidkan Allah secara sempurna dan beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah,
beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah, kalau sekaligus juga tidak membina
hubungan baiknya dengan masyarakat sekitar dalam Islam diajarkan, tidak cukup membina
“habl min Allah” tetapi juga harus membina “habl min al-nas”

Ketiga, “Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentuk
pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan bahagia sejahtera yang
hakiki dunia dan akhirat.” Pokok pikiran ketiga ini adalah keyakinan dan sekaligus juga
pandangan hidup Muhammadiyah. Islam adalah agama yang benar, sesuai dengan al-Qur’an
(QS.Al Imran/3:19).

Keempat, “Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib.” Pokok pikiran keempat ini adalah
konsekwensi dari keyakinan dan pandangan hidup Muhammadiyah yang terkandung dalam
pokok pikiran ketiga. Mengapa konsekwensi? Keyakinan yang menjadi pandangan hidup
adalah perlu direalisasikan supaya dapat terwujud dalam kenyataan. Untuk itu jelas sekali
perlu perjuangan. Bukankah dalam Islam ada ajaran untuk berjihad “ li-i’lahi” kalimat Allah
hiya al-‘ulya?” Rasanya sangat mustahil “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dapat
terwujud di Indonesia mengingat sangat majemuknya masyarakat di Indonesia kalau kita tidak
berjuang untuk itu.

Kelima, “Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan
para Nabi, terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW.” Pokok pikiran kelima menggariskan
bagaimana cara dan akhlak perjuangan itu harus dilakukan untuk menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam.

Keenam, “Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya akan dapat tercapai
apabila dilaksanakan dengan berorganisasi.” Pokok pikiran keenam menekankan, betapa
pentingnya berorganisasi, sebab “perjuangan hanya akan dapat tercapai apabila dilaksanakan
dengan berorganisasi.” Berjuang dengan berorganisasi jelas sangat penting, sebab seperti
dikatakan dalam pepatah, “kebenaran yang tidak diatur dengan baik dapat dikalahkan oleh
kebathilan tetapi diatur dengan baik.” (alhaqq bi la nizham, yughlagh al-bathil bi al-nizham).
Berjuang dengan berorganisasi tidak sekedar penting, bahkan sesungguhnya suatu keharusan.

4. Jelaskan isi pokok MKCHM!


Isi pokok MKCHM yaitu berisi dari awal dibentuknya perkumpulan ini yang mulanya
merupakan putusan Sidang tanwir Muhammadiyah tahun 1969, di Ponorogo kemudian
dirumuskan kembali dan disempurnakan pada tahun 1970 dalam siding Tanwir
Muhammadiyah di Yogyakarta.
Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis yang terkandung dalam angka 1 dan 2
dari matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” ialah: Asas, Cita-cita/Tujuan,
Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan “asas” dalam mencapai cita-cita/tujuan tersebut.
 Fungsi “asas” dalam persoalan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup” adalah sebagai sumber
yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri. Berdasarkan Islam,
artinya ialah Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita
hidupnya.
 Fungsi “Cita-cita/tujuan” dalam persoalan keyakinan dan Cita-cita Hidup ialah sebagai
kelanjutan/konsekuensi dari “asas”.
 Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya
sebagaimana telah diuraikan dengan singkat di atas, adalah dibentuk/ditentukan oleh
pengertian dan pahamnya mengenai agama Islam.
5. Jelaskan Tajdid yang dilakukan KH Ahmad Dahlan di awal berdirinya Muhammadiyah!
Sifat tajdid yang dikenalkan Muhammadiyah tidak sebatas memurnikan ajaran islam, namun
juga upaya melakukan berbagai pembaharuan dalam tata cara pelaksanaan ajaran Islam di
kehidupan masyarakat. Model tajdid ada 3 bidang, yaitu:
 Bidang Keagamaan
Dengan kembali kepada ajaran Islam yang dikenal adalah kembali kepada Al-Qur’an dan
As-sunnah al- maqbulah muhammadiyah berusaha menghilang amalan-amalan yang
datang kemudian yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni.Usaha pemurnian
tersebut adalah sebagi berikut.
1. Penentuan arah kiblat dalam sholat, sebagai kebalikan dari kebiasaan sebelumnya yang
menghadap tepat ke arah Barat.
2. Penggunaan perhitungan astronom dalam menentukan permulaan dan akhir bulan
puasa (hisab) sebagai kebalikan dari pengamatan perjalanan bulan oleh petugas Agama
yang disebut sistim perhitungan Ruk’yat.
3. Menyelenggarakan shalat bersama di lapangan terbuka pada hari raya Islam seperti Idul
Fitri dan Idul Adha, sebagai ganti seperti sholat yang serupa dalam jumlah jama’ah
yang lebih kecil yang diselenggarakan di Masjid.
4. Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan maal yang melalui panitia yang
dikoordinir dan dibagikan kepada yang berhak menerimanya.
5. Penyampaian khotbah dalam bahasa Indonesia/daerah, sebagai ganti dari penyampaian
khutbah dalam bahasa Arab.
6. Penyederhanaan upacara dan ibadah dalam upacara kelahiran khitanan, perkawinan,
dan pemakaman, dengan menghilangkan hal-hal yang bersifat politheistis.
7. Penyerderhanaan makam (kuburan) yang semula dihiasi secara berlebihan dan
menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam–makam orang suci (wali).
8. Penggunaan kerudung untuk wanita dan pemisahan laki-laki dan wanita dalam
pertemuan pertemuan yang bersifat keagamaan.
 Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mempelopori dan menyelenggarakan
sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata. Pembaharuan pendidikan meliputi
dua segi yaitu segi cita-cita dan segi teknik pengajaran. Dari segi cita-cita ingin
membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam agama, luas dalam pandangan,
paham masalah ilmu keduniaan, dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
Adapun teknik pengajaran lebih banyak berhubungan dengan cara cara
penyelenggaraan pengajaran. Dengan mengambil unsur unsur yang baik dari sistem
pendidikan Barat dan sistem pendidikan tradisional. Dengan memasukan pelajaran agama
didalam kurikulum pendidikan ala Barat, dan sistem pendidikan tradisional dengan
memasukan pelajaran umum dalam sistem pendidikan Tradisional.
Selain pembaharuan pendidikan formal Muhammadiyahn juga memperbaharui
pendidikan tradional non-formal yaitu pengajian oleh Muhammadiyah diperluas dan
pengajian disismatisasikan ke dalam bentuk, juga isi tema pengajian diarahkan pada
masalah kehidupan sehari hari umat Islam. Muhammadiyah juga mewujudkan bidang
bimbingan dan penyuluhan agama dalam masalah yang diperlukan.misalnya penyuluhan
perkawinan di kota-kota besar, serta konsultasi keluarga sakinah oleh Aisyiyah.
 Bidang Sosial Kemasyarakatan
Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan dengan mendirikan rumah
sakit,poliklinik, panti Asuhan, rumah singgah, panti jompo, pusat kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM), posyandu lansia yang dikelola melalui amal usahanya. Usaha
pembaharuan dibidang kemasyarakatan ditandai dengan mendirikannya Pertolongan
Kesengsaraan Oemoem (PKO) pada tahun 1923.

Anda mungkin juga menyukai