1. Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur
dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem
produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha,
sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam
pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur
kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu
satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk
/ jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan
bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh
konsumen.
2. Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa
yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik
buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang
dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan
dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
3 Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi lebih dinilai dari
pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu sendiri.
2.4 Fungsi Manajemen Produksi
Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan produksi suatu
perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat menghasilkan output yang baik
pula. Manajemen yang digunakan tersebut disebut manajemen produksi. Manajemen
produksi bertujuan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian
rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar
manajemen produksi dibagi menjadi 7 (tujuh) sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir. Perencanaan produksi
umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu urutan kerja, penjadwalan,
dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah kepada karyawan untuk memulai
pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan kerja yang sudah disusun.
2. Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling efektif dan efisien
untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada dan untuk menghasilkan
produksi yang sesuai dengan perencanaan produksi.
3. Fungsi Persediaan
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu, waktu, dan
tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya serendah mungkin.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai
dengan rencana produksi.
5. Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga
sesuai dengan keinginan pasar.
6. Fungsi Pengawasan biaya
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara biaya
yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
7. Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan dengan
biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting
sehingga antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri- sendiri.
Suatu manajemen diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau faktor produksi
dikombinasikan dengan baik dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih
diperhatikan.
A. Keputusan Esensial
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian
proses pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan
keputusan strategis. Secara umum ada 5 (lima) jenis kategori keputusan esensial
didalam manajemen produksi,yaitu keputusan yang berkaitan dengan :
1. Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan
penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi
input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi :
- Teknologi produksi
- Type peralatan
- Jenis proses dan aliran proses produksi
- Tata letak fasilitas
Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak
jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic
decision).
2. Kapasitas
Keputusan–keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan
dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam
jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas :
a. Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi,
expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb
b. Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak,
penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb.
c. Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian
pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang
diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi
(Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dsb.
3. Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan
pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan
bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan
yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system
persediaan dan keputusan tentang policy persediaan.
4. Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang
manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi
merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi.
Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan
pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan,
pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.
5. Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan,
oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar
produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi.
Menyangkut pada apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan
pemesanan dilakukan.
4. Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber
daya manusia menempati posisi yang sangat penting. Keputisan tentang tenaga kerja
mencakup seleksi,penggajian,pelatihan,penempatan,penyeliaan/ supervisi.
5. Mutu/kualitas
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar
terhadap mutu atau kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.
Faktor sekunder:
- Harga tanah.
- Dominasi masyarakat.
- Peraturan tenaga kerja.
- Rencana tata ruang.
- Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
- Tingkat pajak.
- Cuaca atau iklim.
- Keamanan
- Peraturan lingkungan hidup