Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PRODUKSI

1 Pengertian Manajemen Produksi


Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber
daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
produksi merupakan suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi
tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills), sehingga dapat
meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran.  
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat,
dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa.

2   Tahapan manajemen produksi


Agar menghasilkan produksi yang sesuai target, tim manajemen produksi harus
melewati beberapa tahapan mulai dan perencanaan hingga eeksekusi. Masing –
masing tahapan sama pentingnya karena jika dilewati satu tahapan saja maka hasil
produksi tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh terhadap kepuasan dan
kepercayaan konsumen terhadap produk. 
Tahapan manajemen produksi :
1.      Tahap perencanaan produksi
Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas
produk,  kuantitas produk yang dihasilkan, bahan yang akan digunakan, target
konsumen dimana produk akan dipasarkan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, atau
departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam tahap ini bahkan anggota tim bisa
mengajukan ide produk baru melalui proses yang disebut dengan brainstorming dimana
si pencetus ide harus meyakinkan seluruh timnya bahwa idenya relevan dan efektif
untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2.      Tahap pengendalian produksi
Agar proses produksi dilakukaan sesuai jadwal dan semua yang telah direncanakan
dalam proses perencaanaan berjalan dengan lancar maka tahap ini harus dilakukan.
Dalam pengendalian produksi, jadwal kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga
diatur dan lain sebagainya. Tujuan dari tahap pengendalian produksi adalah agar
hasil produksi bisa  berjalan efektif daan efisien.
3.      Tahap pengawasan produksi
Setelah jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya untuk melakukan
proses produksi. Bersamaan saat melakukan proses produksi adalah pengawasan
yang dilakukan bertujuan agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan, selesai tepat waktu, tidak overbudget atau bahkan kekurangan budget,
kualitasnya sesuai dengaan standar, dan lain sebagainya hingga siap untuk
dilemparkan ke pasar.
2.3 Faktor-Faktor Manajemen Produksi
1.    Faktor utama agar manajemen produksi bisa berjalan dengan baik adalah adanya
pembagian kerja atau division of labour. Artinya seorang manajer produksi harus
bisa membagi tugas kepada anggota lainnya untuk yang sesuai  dengan keahliannya
dan kelebihan masing –masing agar proses produksi bisa berjalan dengan efektif dan
efisien. Memberikan tugas atau pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki
kemampuan untuk itu akan menghambat proses manajemen produksi dan berujung
pada bertambahnya biaya produksi.
2.    Faktor kedua yang bisa membuat manajemen produksi berkembang dengan pesat
adalah revolusi industri. Maksud dari revolusi industri dalam hal ini bukanlah
pergantian mata pencaharian utama sebagai petani diganti dengan bekerja di pabrik.
Namun makna dalam konteks manajemen produksi adalah proses mengganti tenaga
manusia dengan tenaga mesin yang kini sudah banyak dipakai di pabrik-pabrik modern.
Dalam produksi yang menggunakan bantuan mesin ini target produksi bisa lebih mudah
tercapai dan bisa meningkatkan kualitas SDM dimana pekerja akan terpacu untuk
meningkatkan kualitas keahliannya bukan hanya sekedar buruh.
Dampak buruk dari revolusi industri ini adalah perusahaan atau organisasi kecil
yang masih mengunakan metode kuno dan menggunakan tenaga kerja manusia untuk
sebagian besar proses produksi sehingga tidak mampu mengimbangi jumlah atau
kuantitas barang yang diproduksi dibandingkan organisasi yang menggunakan mesin.
Revolusi ini indikasinya bisa dilihat dari hal berikut:
1.    Penggunaan mesin semakin banyak
2.   Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bkar dan besi serta baja sebagai bahan
utama
3.   Pembangunan infrastruktur semakin berkembang, seperti jalur kereta api,
alat transportasi, jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
4.   Meluasnya sistem perbankan dan pengkreditan untuk menjangkau masyarakat
daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.
manajemen produksi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik
yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan
konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan
tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu
sistem produksi dapat diukur dari:

1.    Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur
dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem
produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha,
sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam
pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur
kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu
satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk
/ jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan
bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh
konsumen.
2.    Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa
yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik
buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang
dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan
dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
3   Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi lebih dinilai dari
pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu sendiri.
2.4 Fungsi Manajemen Produksi
Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan produksi suatu
perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat menghasilkan output yang baik
pula. Manajemen yang digunakan tersebut disebut manajemen produksi. Manajemen
produksi bertujuan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian
rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar
manajemen produksi dibagi menjadi 7 (tujuh) sebagai berikut:
1.     Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir. Perencanaan produksi
umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu urutan kerja, penjadwalan,
dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah kepada karyawan untuk memulai
pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan kerja yang sudah disusun. 
2.    Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling efektif dan efisien
untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada dan untuk menghasilkan
produksi yang sesuai dengan perencanaan produksi.
3.    Fungsi Persediaan 
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu, waktu, dan
tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya serendah mungkin.
4.    Fungsi Pengawasan 
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai
dengan rencana produksi. 
5.    Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga
sesuai dengan keinginan pasar. 
6.    Fungsi Pengawasan biaya 
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara biaya
yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
7.    Fungsi Pengangkutan 
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan dengan
biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting
sehingga antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri- sendiri.
Suatu manajemen diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau faktor produksi
dikombinasikan dengan baik dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih
diperhatikan.
A.    Keputusan Esensial
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian
proses pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan
keputusan strategis. Secara umum ada 5 (lima) jenis kategori keputusan esensial
didalam manajemen produksi,yaitu keputusan yang berkaitan dengan :

1.      Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan
penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi
input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi :
-          Teknologi produksi
-          Type peralatan
-          Jenis proses dan aliran proses produksi
-          Tata letak fasilitas
Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak
jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic
decision).
2.      Kapasitas
Keputusan–keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan
dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam
jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas :
a.       Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi,
expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb
b.      Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak,
penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb.
c.       Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian
pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang
diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi
(Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dsb.
3.      Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan
pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan
bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan
yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system
persediaan dan keputusan tentang policy persediaan.

4.      Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang
manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi
merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi.
Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan
pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan,
pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.
5.      Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan,
oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar
produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

  Mutu Produk atau Jasa


Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat
mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu
sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan
sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu.
Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu:
- pemasaran dan riset pasar
– disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk,
- pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi,
- inspeksi, pengetesan dan pengujian,
- pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi,
- pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan,
- pembuangan purna pakai.
Tujuan pengawasan mutu adalah: 
1)   Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. 
2)   Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin. 
3)   Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan
mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
4)   Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.
2.6 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya,
manajer produksi perlu perlu membuat keputusan - keputusan yang berhubungan
dengan upaya-upaya utuk mencapai tujuan , agar barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat
jumlah (kuantitas), dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.         
 
          Bidang produksi  mempunyai 5 (lima) tanggung jawab keputusan utama yaitu :
1.       Proses
Keputusan –keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan
dan teknologi, arus proses, tata letak (lay-out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik
atau jasa pelayanan.
2.      Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat
dan penyediaan pada waktu yang tepat.

3.      Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi.
Menyangkut pada apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan
pemesanan dilakukan.
4.      Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber
daya manusia menempati posisi yang sangat penting. Keputisan tentang tenaga kerja
mencakup seleksi,penggajian,pelatihan,penempatan,penyeliaan/ supervisi.
5.      Mutu/kualitas
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar
terhadap mutu atau kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.

2.7  Ruang Lingkup Manajamen Produksi


Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupannya cukup luas di mulai dari
analisis dan penetapan keputusan-keputusan sebelum dimulainya produksi. 
Penambahan dan perancangan atau desain sistem produksi  meliputi :
1.  Seleksi dan desain hasil produksi
Kegiatan produksi harus dapat menghasilkan produk-produk barang atau jasa dengan
cara efektif dan efisien serta dengan kualitas yang baik.
2.   Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
Setelah dilakukan seleksi terhadap produk, kegiatan yang harus dilakukan adalah
menentukan jenis proses yang akan digunakan serta peralatanya
3.   Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
 Dalam pemilihan lokasi, perlu diperhatikan factor jarak, kelancaran dan biaya
pengangkutan dari bahan baku serta biaya pengankutan barang jadi ke pasar.
4.   Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses
 Rancangan tata letak harus mempertimbangkan antara lain kelancaran arus kerja ,
optimalisasi waktu pergerakan dalam proses , kemungkinan kerusakan yang terjadi
karena pergerakan dalam proses.
5.   Rancangan tugas
Rancangan tugas harus  merupakan kesatuan dari human engineering, dalam
rangka  menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
6.   Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kualitas
Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan
tujuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima
bidang  yaitu, proses, kapasitas, persediaan,tenaga kerja, dan mutu.

2.8  Lokasi dan Lay Out Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan
perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik
juga harus mempertimbangkan kemungkinan Ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi
Pabrik. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif
dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi
barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya
operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
      Faktor utama :
-          Lingkungan masyarakat.
-           Kedekatan dengan pasar.
-          Tenaga kerja.
-          Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
-          Fasilitas dan biaya transportasi.
-          Sumber daya alam lainnya.

      Faktor sekunder:
-            Harga tanah.
-            Dominasi masyarakat.
-            Peraturan tenaga kerja.
-            Rencana tata ruang.
-            Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
-            Tingkat pajak.
-            Cuaca atau iklim.
-            Keamanan
-            Peraturan lingkungan hidup

Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi


-      Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja
-      Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal
untuk membuat pondasi
-      Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran
transportasi belum dibangun.
-      Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.

Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik


-     Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
-     Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi
pabrik.
-      Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai