Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Manajemen Operasi

Manajemen produksi operasional merupakan salah satu fungsi penting dalam perusahaan
(organisasi), selain manajemen sumber daya manusia manajemen pemasaran, dan manajemen
keuangan akuntansi atau akuntansi keuangan yang menghasilkan produk (barang dan jasa). Berikut
pengertian manajemen produksi atau operasional. Sofjan Assauri (2004;12)

“Manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutillisasian sumber daya
untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi “

Sedangakan menurut Lee J. Krajewski dan Lary P. Ritman (2002;6), mengemukakan bahwa

“The term operations manajemen refers to the direction and control of the process that transform
inputs into product and service”

Selain itu juga Jay Heizer dan Barry Render (2001;2), mengemukakan tentang manajemen
operasional sebagai berikut :

“Manajemen operasi merupakan serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui
perubahan dari masukan menjadi keluaran”

Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen produksi
operasional adalah proses pencapaian tujuan organisasi melalui pengarahan dan pengendalian
serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki untuk merubah input
menjadi output barang dan jasa.

Operasi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan operasi. Operasi merupakan kegiatan
mentransformasikan input menjadi output. Dengan demikian manajemen operasi merupakan kegiatan
untuk mengatur atau mengelola secara pengelolaan sumber daya dalam proses transformasi input
menjadi output.

Menurut Assauri (1999) mendefinisikan manajemen operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Fungsi terpenting dalam produksi dan
operasi meliputi :

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengelohan masukan

Jasa – jasa penunjang merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan
teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
Perencanaan merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan
operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu

Pengendalian atau pengawasan merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya sesuai dengan yang
direncanakan, sehingga maksud dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan pada kenyataannya
dapat dilaksanakan

Manajemen operasi menurut Handoko(1984) Merupakan pelaksanaan kegiatan – kegiatan manajerial


yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan system
– system produktif. Faktor – faktor produksi yang digunakan dalam proses transformasi bahan baku
menjadi berbagai prosuk atau jasa mencakup tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan bahan mentah dan
sebagainya. Kegiatan – kegiatan manajerial meliputi :

·Pemilihan, keputusan strategic yang menyangkut pemilihan proses berbagai barang atau jasa yang akan
diproduksi

·Perancangan keputusan taltikal yang menyangkut kreasi metoda – metoda pelaksanaan suatu operasi
produktif.

·Pengoperasian keputusan – keputusan perencanaaan tingkat keluaran jangka panjang atau dasar
forecast permintaan dan keputusan scheduling pekerjaan dan pengalokasian karyawan jangka pendek

·Pengawasan prosedur – prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan korektif dalam produsi dan
operasi barang penyediaan jasa

·Pembaharuan implementasi perbaikan – perbaikan yang diperlukan dalam system produktif


berdasarkan perubahan permintaan, tujuan organisasional, teknologi dan manajemen

Sedangkan menurut Fugarty (1989), manajemen operasi adalah suatu proses yan secara
berkesinambungan (continue) dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan
berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Unsur-unsur pokok dalam definisi
tersebut, yaitu :

1. Continue, berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu kegitan yang berdiri sendiri.
Keputusan manajemen bukan merupakan suatu tindakan sesaat melainkan tindakan yang
berkenlanjutan (continue).

2. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya serta mencapai hasil
sesusi dengan yang diharapkan.
3. Fungsi manajemen, berarti kegiatan manajemen produksi memerlukan pengetahuan yang luas,
mencakup planning, oraganizing, actuating dan controlling. Dalam pelaksanaannya, berbagai sumber
daya diintegrasikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

4. Efisien, berarti manajer produksi dan operasi dituntut untuk mempunyai kemampuan kerja secaraa
efisien agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memperkecil limbah.

5. Tujuan, kegiatan manajemen produksi dan operasi harus mempunyai tujuan yang menghasilkan
suatu produk sesuai yang direncanakan.

Schroeder (1994) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi dan operasi pada tiga hal,
yaitu :

1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa

2. Adanya system peran formasi yang menghasilkan barang dan jasa

3. Adanya penambilan keputusan sebagai elemen yang penting dari manajemen operasi.

Secara umum, kegitan operasi merupkan kegitan yang berhubungan dengan penciptaan atau
pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya melalui proses transformasi dari masukan sumber daya
produksi menjadi keluaran yang diinginkan.

Istilah manajemen operasi sebenarnya mengandung pengertian yang lebih luas. Oleh karena itu, dalam
perkembangannya sering digunakan istilah manajemen operasi saja, karena manajemen operasi
mencakup kedua jenis kegiatan, baik yang mnghsilkan barang maupun jasa. Unutk lebih memahami
perbedaan atara barang dan jasa, tabel 1.1. berikut ini menunjukkan beberapa karakteristik yang
membedakan kedua jenis produk.

Tabel 1.1.

Perbedaan barang dan jasa

Barang

Jasa

· Berwujud

· Dapat disimpan

· Banyak menggunakan proses

· Diproduksi lebih dahulu baru dikonsumsi


· Kontak dengan konsumen rendah

· Kualitas bersifat objektif

· Tidak berwujud

· Tidak dapat disimpan

· Banyak menggunakan proses manusia

· Diproduksi bersamaan waktunya dengan dikonsumsi

· Kontak dengan konsumen tinggi

· Kualitas bersifat subyektif

b. Tujuan Manajemen operasi

Manajemen operasi atau manajemen produksi ini mempunyai tujuan untuk :

§ dapat menghasilkan barang sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelum proses produksi
dimulai.

§ memproduksi atau mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga,
waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.

§ Untuk menciptakan beberapa jenis nilai tambah, sehingga keluarannya lebih berharga bagi konsumen
daripada sekedarjumlah masukannya masing-masing.

a. Perencanaan produksi

Perencanaan produksi meliputi penelitian tentang produk apa dan bagaimana yang disukai konsumen.
Selain itu dalam perencanaan produksi terdapat pengembangan dalam produksi yang merupakan
penelitian terhadap produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai kegunaan
yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen.

b. Perencanaan lokasi&letak

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi :

· Biaya ruang kerja

· Biaya tenaga kerja

· Insentif pajak
· Sumber permintaan

· Akses ke transportasi

· Ketersediaan tenaga kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak :

· Karakteristik Lokasi

· Gedung tinggi atau gedung luas/lebar

· Proses Produksi

· Tata letak produk menempatkan tugas sesuai urutan pengerjaannya.

· Jenis Produk

· Pembagian lokasi berdasarkan jenis produk

· Kapasitas produksi yang diinginkan

· Tingkat produksi maksimum atau tingkat produksi umum plus 25%.

2. Sistem pengendalian produksi

a. Pengendalian proses produksi

b. Pengendalian bahan baku

c. Pengendalian biaya produksi

d. Pengendalian kualitas

e. Pemeliharaan

3. Perencanaan sistem produksi

a. Struktur organisasi

b. Skema produksi atas pesanan

c. Skema produksi atas persediaan

2.2 Milestone Perkembangan Manajemen Operasi


Kegiatan operasi sudah dikenal beribu-ribu tahun yang lalu sejak manusia mengenal cara berburu,
membuat satu benda , dan lain-lain. Pengetahuan atau cara tersebut berkembang terus dengan
ditemukan prinsip serta metoda baar, dan akhirnya terbentuk menjadi suatu ilmu sendiri, dilengkapi
dengan masuknya unsur-unsur ilmu pengetahuan yang lain. Perkembangan manajemen operasi lebih
terasa sejak meletusnya sejak revolusi industry pada abad ke – 18. Pada saat itu, pola kerajinan tangan
mulai tergeser, dan system pabrik mulai berkembang. Dilengkapi dengan penemuan teknologi yang
semakin lama semakin canggih, selain fasilitas produksi menjadi lebih modern, penanganannya juga
lebih kompleks.

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan perekonomian, konsep manajemen operasi menjadi
semakin berkembang dan semakin terasa peranannya dalam pengembangan perusahaan agar semakin
efisien dan efektif sehingga memiliki daya saing yang kuat. Perkembangan manajemen operasi sampai
dalam bentuknya sekarang ini didasarkan atas penemuan dari para ahli.

Hal ini dapat dilihat dari adanya alliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan bidang
manajemen operasi, yaitu :

1. Pembagian kerja

Menurut Adam Smith, spesialisasi tenaga kerja akan meningkatkan keluaran Karena 3 faktor, yaitu :

a. Peningkatan keterampilan karyawan

b. Penghematan waktu kerja yang hilang karena perubahan pekerjaan

c. Penemuan peralatan dan mesin

2. Revolusi industri

Merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin, dan Jamess Watt adalah orang yang
memberikan sumbangan besar dalam revolusi industry dengan penemuan mesin uapnya, sebagai
sumber utama tenaga mesin mobil untuk pertaniandan pabrik.

3. Manajemen ilmiah

Dikembangkan oleh Frederick W. Taylor dengan pengertian bahwa manajemen ilmiah merupakan :

a. Penerapan metode ilmiah pada studi analisis dan pemecahan masalah-masalah operasi

b. Seperangkat mekanisme-mekanisme dan teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi


organisasi.
c. Hubungan manusiawi dikembangkan oleh Elton Mayo, bahwa motivasi karyawan adal;ah unsure
krusial dalam peningkatan produktivitas tanpa mengabaikan aspek lingkungan fisik dan teknik

4. Model-model keputusan kuantitatif

Digunakan untuk menyajikan suatu system produktif dalam model-model matematika, contohnya,
rumusan EOQ untuk manajemen persediaan , metode simpleks linier programming.

5. Komputer.

Kegiatan operasi memanfaatkan computer untuk manajemen persediaan, scheduling produksi,


pengawasan kualitas dan system pembiayaan.

Contoh beberapa individu atau perusahana yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan
manajemen operasi, dapat dilihat dalam tabel 1.2 dibawah ini :

Perkembangan manajemen operasi

Tahun

Individu/perusahaan

penemuan

1776

Adam Smith

Spesialisasi pekerjaan dalam kegiatan manufaktur

1800

Eli Whitney

Standarisasi dan pengendalian mutu.

1881

Frederick W Taylor

Bapak manajemen ilmiah, studi peningkatan metode dan waktu

1913
Hendry Ford dan Charles Scremeses

Memadukan pengetahuan komponen yang distandarisasi dengan lini produksi.

1914

F. W. Harris

Model pesanan paling ekonomis (EOQ)

1924

Whitter A. Shewhart

Penggunaan peta control untuk pengendalian mutu (SPC)

1950

W. C. Deming dan Frederick Taylor

Perbaikan lingkungan kerja dan proses agar mutu menjadi lebih baik.

1958

U.S.Navy dan Bosst Allen dan Hamillton

Teknik peninjauan ulang dan evaluasi program (PLRT)

1975

Joseph Orickky dan G. Wright

Penggunaan computer dalam manufaktur, penjadwalan, pengendalian dan perencanaan material (MRP)

1978

Taichi Ohno

Just in Time (JIT)

1980

W. E. Demming dan Josseph M Jurran

Aplikasi kualitas dan produktifitas jepang dalam pemakaian robot dan CAD (Computer Aided Design)/
CAM (Computer Aided Manufactur)
Tuesday, 27 March 2012

Konsep dasar Manajemen Operasi

https://syafruldzulfikarfajri.blogspot.com/2012/03/konsep-dasar-manajemen-operasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai