LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian-pengertian manajemen,
fungsi-fungsi manajemen, dan unsur-unsur manajemen.
7
8
1. Perencanaan
Perencanaan adalah fungsi untuk merencanakan tujuan yang ingin dicapai
organisasi. Secara operasional tujuan organisasi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu tujuan profit dan nonprofit. Organisasi bertujuan profit harus
menentukan besarnya produksi, target penjualan, serta biaya yang akan
dikeluarkan. Dengan membandingkan pendapatan dan biaya-biaya yang
dikeluarkan, sementara organisasi nonprofit harus menetapkan berbagai
variabel yang dapat memuaskan para pelanggan atau masyarakat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah fungsi untuk mengelompokkan pekerjaan.
Kegiatan-kegiatan organisasi kecil untuk mencapai tujuan tentu dapat
diurus oleh satu orang atau dengan bantuan beberapa orang terdekat seperti
anggota keluarga atau saudara. Namun tidak demikian bagi organisasi
besar yang memiliki banyak pekerjaan untuk diselesaikan. Pekerjaan-
pekerjaan organisasi besar harus dikelompokkan agar lebih mudah
diselesaikan, dan banyak pekerjaan. Pekerja akan dibutuhkan untuk
mengisi kelompok-kelompok tersebut.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah fungsi untuk memengaruhi para pekerja agar mereka
bersemangat dalam bekerja atau kegiatan dan mampu memberikan hasil
yang maksimal.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi untuk mencegah terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam kegiatan. Kesalahan-kesalahan seperti salah cara kerja atau
salah menggunakan waktu, pasti akan muncul karena suatu kegiatan
ditangani oleh banyak pekerja. Kesalahan-kesalahan itu tentu akan
memengaruhi hasil yang dicapai. Apabila banyak produk yang hasilnya
cacat, seperti cacat jumlah, kualitas, dan kuantitas, organisasi pasti kecewa,
langknya untuk mencapai tujuan akan terhambat.
9
2.3 Produksi
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian produksi, fungsi
produksi dan sistem produksi.
1. Perencanaan produksi
a. Persiapan perencanaan untuk tingkat agregat produksi dari
keseluruhan perusahaan atau pabrik
b. Penjadwalan untuk penyelesaian produk yang spesifik
c. Perencanaan produksi dan pemesanan pembelian untuk komponen
atau bahan baku.
d. Penjadwalan proses yang spesifik pada stasiun kerja atau mesin untuk
setiap pesanan
e. Memberikan batas waktu penyelesaian (promise dates) untuk pesanan
konsumen
2. Perencanaan persediaan
a. Persiapan pabrik untuk tingkatan kategori agreget persediaan seperti
bahan baku, bahan setengah jadi dan produk jadi
b. Perencanaan persediaan dari setiap produk mempertimbangkan
banyak faktor seperti ukuran pemesanan ekonomis, waktu tunggu
(lead time), ketidakpastian tuntutan (demand), dan perencanaan
tingkat pelayanan konsumen.
3. Perencanaan kapasitas
Perencanaan kapasitas jangka panjang, menengah, atau pendek untuk
menghasilkan jadwal produksi yang direncanakan, termasuk perencanaan
untuk membeli fasilitas dan peralatan, merekrut dan memberhentikan
karyawan, lembur, dan subkontrak.
4. Otoritasi produksi dan pengadaan
a. Otoritasi dari produksi melalui daftar pesanan produksi atau jadwal
produksi (dalam kasus produksi yang terus menerus)
b. Otoritasi dari pengadaan bahan baku dan komponen melalui daftar
permintaan untuk pembeli
5. Pengendalian produksi, persediaan, dan kapasitas
a. Pengecekan terus menerus, pencatatan, dan pelaporan tentang
kemajuan pesanan produksi, tingkat persediaan, dan kapasitas
b. Perbandingan dengan rencana
21
2.7 Produk
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian produk, dan klasifikasi
produk.
pemakaian normal minimal satu tahun atau lebih. Contoh: tempat tidur,
lemari.
2. Barang tidak tahan lama, yaitu barang yang mempunyai wujud dan langsung
habis di konsumsi dalam satu kali pemakaian, atau umur barang tersebut
dalam pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contoh: odol sikat gigi dan
makanan.
2.8 Mutu
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian mutu, dan peralatan
kendali mutu.
1. Affinity diagram, suatu alat yang mengumpulkan sejumlah besar data lisan
(gagasan, pendapat, isu) dan pengorganisasiannya kedalam
pengelompokkan informasi berdasarkan pada hubungan alami data yang
bersangkutan.
2. Brain storming, suatu alat yang digunakan oleh tim kerja yang ada untuk
melakukan eksplorasi yang kreatif atas pilihan organisasi di dalam suatu
lingkungan bebas dari kritik.
3. Cause and effect diagram, seing juga disebut fishbone diagram atau
Ishikawa diagram, adalah suatu peralatan grafis yang digunakan untuk
membantu mengidentifikasi, menyortir, dan menunjukkan penyebab suatu
masalah atau karakteristik mutu dalam organisasi.
4. Control chart, suatu alat statistik yang digunakan untuk menjelaskan variasi
proses antara (intervening) yang diakibatkan oleh berbagai penyebab
masalah khusus.
5. Analisis bentuk kegagalan dan dampaknya (FMEA; failure and mode
Analysis), FMEA adalah suatu pendekatan yang dilakukan setahap demi
setahap untuk mengidentifikasi semua kegagalan yang mungkin terjadi
dalam desain, proses pabrikasi, atau perakitan suatu produk atau jasa.
Bentuk kegagalan (failure Mode) berarti asumsi atau model, atau suatu
produk atau jasa yang mungkin mengalami kegagalan. Analisis dampak
(effects analysis) mengacu pada pengkajian atas konsekuensi dari semua
kegagalan.
6. Histogram, suatu bagan balok vertical yang menggambarkan distribusi satu
set data. Berbeda dengan run charts atau bagan pengendalian, mutu,
histogram tidak mencerminkan capaian proses produksi dari waktu ke
waktu.
7. Grafik batang (Pareto Chart). Panjang atau tinngginya diagram pareto
menyatakan frekuensi biaya (uang atau waktu) yang digunakan, dan diatur
dengan cara batang terpanjang diletakkan pada sisi kiri dan yang paling
pendek di sebelah kanan.
30
yang ditentukan berdasarkan aset dan omzet yang dimiliki dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2.1. Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omzet yang Dimiliki
Tabel 2.1
Simbol dan Nama Flowmap
No Nama Simbol Aplikasi
1. Dokumen Digunakan untuk
menggambarkan semua jenis
dokumen yang merupakan
formulir yang digunakan
untuk merekam data.
36
2.12 Kerupuk
Menurut Okka Adiyanto, dkk. (2017:1) Kerupuk merupakan salah satu
makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia dan sering
dijadikan sebagai pelengkap berbagai sajian makanan atau sebagai lauk pauk,
sehingga dapat dikatakan kerupuk merupakan makanan ringan yang tidak bisa lepas
dari kehidupan masyarakat.
38