OLEH
COKORDA GEDE PUTRA YUDISTIRA, SE., MM
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BALI
2015
1
TOPIK 1
PENDAHULUAN
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pengertian manajemen produksi dan operasi
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan ruang lingkup manajemen produksi
dan operasi.
- Dapat menyebutkan kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi
Dalam kenyatan ini fungsi produksi mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberlangsungan suatu perusahaan, itulah yang akan dibahas.
Fungsi produksi merupakan fungsi yang penting yang sangat memegang peranan
penting didalam usaha untuk menghasilkan produk yang baik.
Untuk menangani masalah produksi ini didalam suatu perusahaan biasanya ditunjuk
direktur/manajer produksi.
Untuk mampu melaksanakan fungsinya direktur/manajer produksi harus mengerti,
memahami dan mampu melaksanakan manajemen produksi/operasi.
Manajemen : merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
malalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya.
(GR Terry)
2
Manajemen : kemampuan dan ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. (Sondang
P. Siagian, MPA. Ph D)
Dari beberapa definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli
dapat kita katakan bahwa manajemen itu adalah :
a. Merupakan perpaduan antara ilmu dan seni
b. Merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi dan koperatif.
c. Adanya orang yang lebih dari satu.
d. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
e. Penanggungjawab untuk tercapainya tujuan tersebut.
Pengertian manajemen sering dikaitkan dengan pengertian organisasi, bahkan ada
yang menganggap manajemen sama dengan organisasi. Organisasi adalah suatu
wadah kegiatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan. Jadi
ada yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan, dan ada juga yang
mengatur. Hubungan antara manajemen dan organisasi adalah sangat erat.
Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen. Tidak dapat
dipisahkan karena manajemen merupakan cara kerja yang dilakukan di dalam
organisasi dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan. Sehingga ada istilah
didalam organisasi yang sehatlah terdapat manajemen yang baik.
Antara kata produksi dan kata operasi dalam konteks ini mempunyai arti yang
sama. Mula-mula yang dipakai adalah kata produksi, karena kata produksi sering
diasosiasikan dengan perusahaan yang menghasilkan barang saja sedangkan yang
diketahui ada juga perusahaan yang menghasilkan jasa. Jadi untuk mencakup
penggunaan yang lebih luas maka ditambahkan kata operasi, sehingga ada yang
menggunakan istilah : Manajemen produksi, Manajemen produksi dan operasi
3
Menurut T. Hani Handoko dalan bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi, Manajemen produksi dan operasi adalah merupakan usaha-
usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya dalam
proses transpormasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan
jasa.
Manajemen produksi dan operasi akan berusaha mengarahkan berbagai input agar
dapat menghasilkan berbagai keluaran dalam jumlah, kualitas, harga, waktu, dan
tempat yang sesuai dengan permintaan konsumen/pasar.
Manajemen produksi dan operasi selalu terdapat dan berguna bagi hampir semua
organisasi seperti: pabrik pengolahan/industri manufaktur, perhotelan,
perdagangan, perbengkelan, rumah sakit, perkebunan, pelayanan, universitas dan
lain lain.
4
menimbulkan/memerlukan biaya-biaya yang besar, karena sifatnya adalah
merupakan perubahan yang mendasar.
Perencanaan letak fasilitas produksi (layout parik), merupakan suatu hal yang
mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas dalam perusahaan.
Penyusunan layout yang tepat/teratur dan memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditentukan akan menunjang adanya efisiensi dan efektifitas kerja dalam
perusahaan tersebut. Dalam penyusunan layout pabrik ini yang perlu
dipertimbangkan adalah jenis produk dan proses produksi dalam perusahaan
tersebut
5
datang; bagaimana penyelesaian proses produksinya; kapan proses produksi
tersebut dimulai dan berakhir; evaluasi dan tindaklanjut dari pelaksanaan kegiatan
produksi. Semuanya itu perlu direncanakan, dikoordinasikan dan dikendalikan,
sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik.
Pengendalian bahan baku. Ini penting bagi suatu perusahaan. Karena bahan
baku merupakan unsur yang penting bagi perusahaan. Kehabisan bahan baku
dapat menyebabkan proses produksi terhenti. Apabila sampai proses produksi
terhenti akan menimbulkan kerugian yang besar. Bahan baku sebaiknya selalu ada
didalam perusahaan/tersedia. Ini tidak berarti kita harus mempunyai persediaan
bahan baku yang banyak. Persediaan bahan baku yang banyak disatu sisi akan
mengamankan jalannya proses produksi, tetapi disisi yang lain akan timbul biaya-
biaya. Dalam pengendalian bahan baku/menetapkan jumlah bahan baku dalam
suatu perusahaan perlu diperhatikan faktor-faktor : analisa penggunaan bahan
baku, penentuan jumlah pembelian serta frekuensi pembelian, adanya ketidak
pastian bahan baku, dan penilaian persediaan bahan baku.
6
kemacetan produksi, biaya perbaikan/penggantian tinggi, dan masa pakai
peralatan pendek.
1. Kegiatan periodik
2. Kegiatan terus menerus
7
-Penemuan-penemuan research
-Kegagalan-kegagalan produk
-Proses atau sistem pengoperasian dan pengawasan yang ada
sekarang.
Sedangkan kegiatan yang bersifat terus menerus terdiri dari pengoperasian
sampai pengawasan yang menyangkut :
- Penetapan tingkat kapasitas produksi
- Manajemen persediaan dan pembelian
- Scheduling produksi
- Pemeliharaan dan penangan bahan.
- Standar dan pengawasan kualitas.
Pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian dari manajemen produksi dan operasi
2. Mengapa seorang menejer/direktur produksi operasi perlu
memahami ruang lingkup manajemen produksi dan operasi.
3. Sebutkan kegiatan-kegiatan menejer produksi operasi
8
TOPIK 2
SISTEM PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pengertian sistem produksi dan operasi
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan elemen-elemen sistem produksi dan
operasi.
- Dapat menjelaskan dan menyebutkan jenis-jenis proses produksi dan
operasi
1. SISTEM PRODUKSI
Untuk membicarakan masalah sistem produksi maka mau tidak mau kita akan terikat
kepada apa yang dimaksud dengan sistem dan apa yang dimaksud dengan produksi.
Apabila pengertian dari sistem dan produksi ini sudah diketahui, maka pengertian
sistem produksi tidak akan jauh dari kedua pengertian tersebut.
Sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan
tergantung serta saling pengaruh mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang
keseluruhannya merupakan satu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian
suatu tujuan tertentu.
Sedangkan definisi dari produksi adalah kegiatan untuk meningkatkan kegunaan suatu
barang atau jasa melalui proses transformasi masukan menjadi keluaran.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa sistem produksi adalah sebagai berikut:
Sistem produksi adalah merupakan gabungan dari beberapa unit atau elemen-elemen
yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi
dalam suatu perusahaan tertentu.
Secara umum sistem produksi dalam perusahaan akan memerlukan suatu input, yang
kemudian diproses dalam sistem produksi dari perusahaan ( proses transformasi )
untuk kemudian mendapatkan out put, seperti tampak pada gambar berikut:
9
INPUT OUT PUT
Feed back
Gambar 2.1 : Sistem produksi sebagai proses-proses transformasi.
2. PROSES PRODUKSI
Yang dimaksud dengan proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
sumber daya-sumber daya yang ada. Seperti kita ketahui bahwa cara, metode dan
teknik menghasilkan produk cukup banyak, tetapi secara ekstrem dapat dibedakan
menjadi dua yaitu proses produksi yang terus menerus (continuous processes) dan
proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes).
10
2. Bisaanya menggunakan cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan
pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang disebut product layout atau
departementation product
3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah
mesin-mesin yang bersifat khusus menghasilkan produk tersebut( special
purpose machines).
4. Pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil
sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian yang tinggi
untuk pengerjaan produk tersebut.
5. Apabila terjadi salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka
seluruh proses produksi akan terhenti
6. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi produknya kecil
maka job structurenya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu
banyak.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah
daripada intermitten process.
8. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus maka proses seperti
ini membutuhkan maintenance specialist yang mempunyai pengetahuan
dan pengalaman yang banyak.
9. Bisaanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixed
yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (conveyer)
11
Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes)
Adalah suatu proses produksi dimana mesin-mesin atau peralatan produksi
dipersiapkan untuk berproduksi dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian di
ubah atau dipersiapkan kembali untuk memproduksi produk lain yang mempunyai
variasi produk yang berbeda dengan sebelumnya. Misalnya terlihat dalam pabrik
yang menghasilkan produknya untuk atau berdasarkan pesanan seperti: pabrik kapal,
atau bengkel besi/las.
12
3. Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan
mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus-putus
dan produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan.
4. Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena
banyak digunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah
tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.
Soal:
- Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan sistem produksi
- Mengapa suatu sistem produksi tersebut harus merupakan satu
kesatuan.
- Dimana perbedaan antara proses produksi terus menerus dengan
proses produksi terputus-putus
13
TOPIK 3
PRODUKTIVITAS
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pengertian dari produktivitas
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan bentuk-bentuk peningkatan
produktivitas.
- Dapat menjelaskan dan menyebutkan jenis-jenis penghitungan
produktivitas.
1. Pengertian Produktivitas
Pengertian produktivitas dapat dilihat dari dua sudut kajian :
a. Dari kajian philosopis.
Produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu berusaha dan
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini
b. Dari kajian teknis.
Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (out put)
dengan total sumber daya yang digunakan (in put), atau suatu tingkat
perbandingan antara besarnya keluaran dengan besarnya masukan.
Hubungan ini dapat digambarkan dengan persamaan :
Keluaran
Produktivitas = -----------------------
Masukan
f. Efisiensi
Berkaitan dengan seberapa baik berbagai masukan itu
dikombinasikan. Ini merupakan suatu kemampuan untuk bagaimana
mendapatkan hasil yang lebih banyak dari jumlah masukan yang
paling minimum.
g. Efektivitas
Berkaitan dengan suatu kenyataan apakah hasil-hasil yang
diharapkan atau tingkat keluaran itu dapat tercapai ataukah tidak.
14
3. Tingkat-tingkat produktivitas
15
e. Ketrampilan karyawan
f. Motivasi karyawan
g. Gaji (pengupahan)
h. Jaminan social
i. Pendidikan dan latihan
j. Gizi dan kesehatan
k. Paket-paket benefit yang disediakan
6. Pengukuran Produktivitas.
Contoh :
Penjualan
Pp = ------------------------------
Jam Tenaga Kerja
Penjualan
Pp = --------------------------
Upah
16
Pertanyaan:
1. Apa yang menjadi alasan mengapa masalah produktivitas perlu
mendapat perhatian
2. Tentukan cara mengukur produktivitas : seorang dokter,
jawatan pelayanan sipil, perpustakaan, pelayan direstoran dan
pekerja administrasi.
17
TOPIK 4
PEMILIHAN LOKASI PABRIK
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pemilihan lokasi pabrik.
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor penentu lokasi pabrik.
- Dapat menjelaskan dan menyebutkan metode pemilihan lokasi pabrik.
Sifat Lokasi
Lokasi mulai dipersoalkan bila: perusahaan baru akan didirikan, fasilitas lokasi
tambahan diperlukan dalam pengembangan usaha (ekspansi), perusahaan terpaksa
harus pindah tempat, dan mengganti pabrik yang sudah tidak ekonomis lagi.
Adam dan Ebert dalam bukunya yang berjudul ―Production and Operations
Management‖ mengemukakan alasan pemindahan lokasi sebagai berikut :
1. Terjadi perubahan letak sumber masukan (bahan mentah atau baku, suku
cadang)
2. Perubahan permintaan pasar secara geografis
3. Perusahaan melakukan merger, sehingga salah satu tempat perusahaan
yang dianggap kurang menguntungkan terpaksa dihapus atau dipindah
4. Diperlukan lokasi baru untuk memperkenalkan produk baru di pasaran,
yang membutuhkan bahan-bahan mentah tertentu atau pasar yang baru.
Didalam penentuan pemilihan lokasi tempat usaha akan sangat tergantung pada tiga
hal yaitu:
1. Produk yang akan dihasilkan.
Perlu ditentukan terlebih dahulu produk apa yang akan dihasilkan oleh
perusahaan apakah akan menghasilkan produk dalam bentuk barang
ataukah menghasilkan produk dalam bentuk jasa. Perbedaan antara barang
dan jasa sangat menentukan tempat lokasi dari perusahaan yang akan
didirikan, misalkan antara lain: perusahaan yang menghasilkan jasa
lokasinya dekat dengan konsumen atau pasar, sedangkan perusahaan yang
menghasilkan barang (manufaktur) dapat agak jauh lokasinya dengan
konsumen.
2. Limbah yang dihasilkan
Kalau perusahaan yang akan didirikan tidak menghasilkan limbah yang
berbahaya bagi lingkungan, lokasi perusahaan di dekat atau didalam
daerah yang padat penduduknya tidak akan bermasalah, tetapi kalau
18
perusahaan menghasilakan limbah yang dapat mencemari lingkungan akan
mendapat masalah jika didirikan di dekat daerah yang padat penduduknya.
3. Biaya yang tersedia
Jumlah anggaran yang tersedia akan mempengaruhi pilihan lokasi yang
akan menjadi lokasi perusahaan, apakah di dalam kota, pinggiran kota
(subur ban) ataukah di luar kota.
Secara lebih mendetail beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan dicermati dalam
pemilihan lokasi adalah:
1. Mudah tidaknya mendapatkan tenaga kerja
2. Mudah tidaknya mendapatkan bahan baku
3. Mudah tidaknya mendapatkan gas, air dan listrik
4. Fasilitas kehidupan setempat
5. Pengaturan pembuanagan limbah
6. Fasilitas transportasi, jalan, alat-alat transportasi lainnya
7. Keadaan tanahnya
8. Industri lainnya yang terdapat disekeliling tempat itu dan pengaruhnya
terhadap operasi perusahaan
9. Harga tanah
10. Biaya hidup didaerah tersebut
11. Peraturan pemerintah daerah setempat
12. Subsidi atau perangsang dari pemerintah
13. Iklim
14. Tanggapan masyarakat setempat
15. Tingkat persaingan
16. Ketersediaan modal untuk investasi
Namun tiga unsur utama yang perlu diperhatikan dalam menganalisis lokasi, yakni:
sumber bahan mentah, kedekatan dengan pasar, dan transportasi. Unsur-unsur ini
pada dasarnya menyangkut nilai ekonomis dari lokasi yang dipilih, baik dari segi
penghasilan maupun biaya kegiatan usaha.
19
promosi langsung. Kemudian pertimbangan kedekatan lokasi dengan sumber bahan
mempengaruhi biaya variable bahan mentah dan transportasi.
Ditinjau dari segi jenis usaha atau industri, perusahaan agraris dan ekstraktif sangat
dipengaruhi oleh faktor alam dan iklim.Lokasi perusahaan yang terbaik adalah dekat
pada sumber bahan . Sementara itu lokasi perusahan jasa dan keuangan sebaiknya
berada dekat pasar, karena sifatnya mudah diditribusi dan lokal. Lokasi industri
manufacturing dan perdagangan umumnya berada diantara sumber bahan dan daerah
konsumen. Namun perusahaan dagang yang usahanya bersifat mengumpulkan bahan
kiranya lebih tepat berada dekat dengan sumber bahan, dan perusahaan dagang yang
bersifat mendistribusikan produk, kiranya cocok ditempatkan pada lokasi yang dekat
dengan daerah konsumen.Perhitungan ekonomis bisaanya dilakukan untuk
menetapkan lokasi yang paling optimal atau menguntungkan.
20
Contoh soal:
Skor
(skor penuh; 100) Skor Tertimbang
Faktor Bobot Kota A Kota B Kota A Kota B
Harga tanah 0,25 70 60 (0,25)(70)=17,5 (0,25)(60)=15.0
Ketersediaan listri 0,05 50 60 (0,05)(50)=12,5 (0,05)(60)=3,0
Ketersediaan tenaga kerja 0,1 85 80 (0,1)(85)= 8,5 (0,1)(80) = 8,0
Harga Tanah 0,39 75 70 (0,39)(75)=29,3 (0,39)(70)=27,3
Tingkat persaingan 0,21 60 70 (0,21)(60)=12,6 (0,21)(70)=14,7
TOTAL 1.00 70,4 68,0
Contoh soal:
21
Biaya tahunan ($)
180.000 - Kota A
-
-
150.000 -
- Kota C
130.000 -
-
110.000 -
-
-
80.000 - Kota B
-
60.000 -
-
-
30.000 -
-
10.000 -
0 . . . . .
.
500 1000 1500 2000 2500 3000
Jumlah produksi (unit)
Gambar grafik diatas juga menunjukkan bahwa bila volume produksinya kurang dari
1.000 unit, maka kota A merupakan pilihan yang tepat, dan bila volume produksinya
lebih dari 2.500 unit, maka kota C akan memberikan laba terbesar. Titik
perpotongannya adalah 1.000 dan 2.500.
22
akan rugi. Hal ini disebabkan tdak ada yang mermbeli disupermarket itu,
meskipun ramai pengunjungnya.
2. Kesesuaian layanan dan citra dengan demografinya. Misalkan saja restoran
Jepang Hanamasa yang membawa pengunjungnya seolah-olah ada di jepang
dengan pakaian pelayan pakaian Jepang dan interior restoran, interior Jepang.
3. Persaingan di area lokasi. Apakah persaingan itu sehat atau tidak ?
4. Kualitas persaingan. Persaingan itu ada yang menguntungkan ada juga yang
merugikan. Persaingan yang mebnguntungkan adalah persaingan yang ada di
pasar Bunga Potong atau di pasar burung. Karena sudah merupakan sentra
perdagangan yang memudahkan konsumen untuk menuju lokasi tersebut.
5. Keunikan lokasi perusahan dan lokasi pesaing. Mc Danald selalu memilih
lokasi di Supermarket di lantai satu paling pojok, sehingga waktu pengunjung
tidak tergantung pada waktu tutup supermarket, mudah dicari, dan tidak perlu
membuang energi yang besar untuk mencapainya (bandingkan jika lokasinya
berada di lantai 5)
6. Kualitas dan fasilitas fisik serta tetangga bisnis. Misalnya saja usaha jamu,
lokasi yang paling cocok adalah lokasi keramaian seperti persimpangan jalan
dan terminal (stasiun) serta pasar induk (pasar yang beroperasi 24 jam)
7. Kebijakan operasi perusahan. Apakah hari minggu tuitup atau buka, apakah
hari jum’at tutup atau buka? Bisaanya rumah makan padang tutup setiap hari
jum’at dari pukul 11.00 - 13.00 WIB.
8. Manajemen Mutu
Latihan soal:
Consolidated Refineries, dengan markas besar di Houston, harus menentukan pilihan
diantara tiga pilihan lokasi untuk membangun pusat pemrosesan minyak yang baru.
Perusahaan ini telah menyeleksi enam factor yang terdaftar di bawah ini sebagai dasar
untuk mengevaluasi dan menentukan berat peringkat dari 1 sampai 5 untuk setiap
factor.
FAKTOR NAMA FAKTOR BERAT
PERINGKAT
1 Jarak lokasi dengan fasilitas pelabuhan 5
2 Ketersediaan sumber energi dan biayanya 3
3 Sikap dan biaya angkatan kerja 4
4 Jarak lokasi dengan kota Houston 2
5 Penerimaan masyarakat sekitar 2
6 Pemasok peralatan di area yang bersangkutan 3
Dari buku prinsip-prinsip manajemen operasi: Barry Render dan Jay Heizer
Manajemen memberi nilai setiap lokasi dengan dasar poin 1 sampai dengan 100
23
TOPIK 5
PERMASALAHAN TRANSPORTASI
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami permasalahan transportasi.
- Dapat menjelaskan metode-metode transportasi.
- Dapat menggunakan metode transpotasi untuk menyelesaikan
permasalahan transportasi.
24
Yogyakarta, dan 10 ke Magelang. Biaya transportasi per unit antara
kota-kota tersebut di tunjukkan dalam tabel berikut (dalam ribuan) :
25
Masalah transportasi di atas dapat dinyatakari dalam bentuk linear programming
sebagai berikut :
Xj 1
ij = ai (i = 1, 2, ………., m)
Xii
ij = bj (j = 1, 2, ………., n)
m n
ai
ii
= b
ji
j
dan
Xij > 0 (i = 1, 2, ….., m; j = 1, 2, ….., n)
di mana Cij = biaya transportasi per unit dari tempat asal ke i ke tempat tujuan ke j
ai = jumlah unit yang tersedia pada tempat asal ke i (sumber)
bj = jumlah unit yang diminta oleh tempat tujuan ke j.
26
Metoda Sudut Barat Laut
Salah satu cara untuk menemukan alokasi yang optimal (yaitu satu rangkaian nilai Xj:
yang menghasilkan nilai fungsi Z optimal) adalah dengan menggunakan "algorithma",
yaitu suatu metoda yang secara sistematik membawa kita pada alokasi optimal, dari
manapun kita memulai perhitungan kita. Proses algorithma dimulai dengan penentuan
"alokasi pertama", yaitu pola alokasi yang memenuhi syarat-syarat mengenai
"permintaan" dan "kapasitas penawaran", tetapi belum tentu optimal. Prosedur alokasi
sistematik pertama yang dikenal adalah metoda sudut barat laut (northwest corner
rule) atau sering disebut metoda sudut kiri atas. Penerapan metoda ini untuk tabel
transportasi kita adalah sebagai berikut :
1. Mulai dari kotak "sudut barat laut" ( X11 ), alokasikan sejumlah maksimum
produk dengan mengingat persediaan pabrik dan kebutuhan. Dari contoh, pabrik
Semarang memiliki persediaan 13 unit, sedangkan penyalur Surakarta
membutuhkan 5 unit. Ini berarti kita mengalokasikan 5 unit untuk penyalur
Surakarta dari pabrik Semarang. Kita masih mempunyai sisa persediaan 8 unit di
pabrik Semarang untuk dialokasikan pada kotak lain.
2. Kemudian, bila Xij merupakan kotak alokasi terakhir maka langkah selanjutnya
adalah mengalokasikan pada kotak Xi,j+1 bila i mempunyai persediaan yang tersisa,
atau alokasi ke X1+1,j bila j mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi, dan
seterusnya sampai semua kebutuhan telah terpenuhi. Dari contoh, pabrik
Semarang masih mempunyai per-sediaan 8 unit, sisa ini dapat kita alokasikan
pada kotak X12 atau X13. Metoda sudut barat laut menentukan bahwa kotak yang
terdekat dengan X11 yang dipilih, yakni kotak X1, 1+1 = X12. Kita alokasikan 8
unit ke kotak X12 Penyalur di Yogyakarta mendapat suplai 8 unit dari pabrik
Semarang, tetapi ini belum memenuhi semua kebutuhannya (10 unit). Maka perlu
dialokasikan 2 unit lagi dari pabrik berikutnya (Cilacap). Sisa persediaan pada
pabrik Cilacap sebesar 10 unit tidak mempunyai pilihan lain kecuali dialokasikan
ke penyalur Magelang ( X23 ), sehingga seluruh persediaan kebutuhan penyalur
telah terpenuhi, seperti terlihat pada tabel 5-2. Segi empat (kotak) yang terisi
alokasi bisaanya disebut segi empat batu, dan yang kosong disebut segi empat air.
Biaya transportasi total untuk pola alokasi tahap pertama ini adalah sebesar Rp
334.000,-, dengan perhitungan sebagai berikut :
27
Tabel 5—2. Alokasi Pertama dengan Metoda Sudut Barat Laut.
8 12 14
Cilacap 2 10 12
Kebutuhan 5 10 10 25
Prosedur evaluasi-sel. Sekali lagi "alokasi pertama" di atas belum tentu optimal (atau
dengan biaya total minimum). Oleh sebab itu, langkah selanjutnya adalah menentukan
apakah alokasi sudah optimal atau belum. Untuk menentukan optimalitas ini suatu
prosedur evaluasi-sel diperlukan. Evaluasi sel menyangkut pengujian sel-sel yang
masih kosong (yaitu, sel-sel tanpa nilai yang dilingkari) untuk memastikan apakah
realokasi diperlukan atau tidak.
Prosedur evaluasi-sel dapat diringkas sebagai berikut :
1. Memilih sel (kotak) kosong untuk dievaluasi. Menentukan jalur tertutup (jalur
"minus-plus") melalui pemindahan secara horizontal dan vertikal sampai suatu
nilai yang dilingkari dicapai oleh nilai berlingkaran lainnya dalam kolom atau
baris yang sama.
2. Pemindahan sepanjang jalur tersebut mulai dari sel kosong yang dipilih secara
horizontal atau vertikal sampai mencapai sel kosong yang sama.
3. Memberi tanda plus ( + ) dan minus ( - ) untuk setiap sel dalam jalur, selalu
dimulai dengan tanda plus untuk sel kosong yang dievaluasi.
4. Hitung jumlah biaya transportasi per unit untuk semua sel dalam jalur dengan
memperhatikan nilai-nilai plus dan minus.
28
5. Ulangi prosedur-prosedur ini sampai semua sel kosong dievaluasi dan
masukkan hasil-hasil tanpa lingkaran.
6. Suatu nilai positif setelah evaluasi sel menunjukkan kenaikan biaya dengan
adanya realokasi; suatu nilai negatif mencerminkan penurunan biaya.
Dalam tabel 5-2 dari contoh kita ada dua sel kosong (yaitu, X13 dan X21).
Mari kita pertama kali mengevaluasi sel Semarang-Magelang. Bila kita melakukan
realokasi 1 unit dari sel X12 ke sel X13 , Yogyakarta hanya akan menerima 9 unit. Ada
penurunan biaya transportasi per unit sebesar Rp 4.000,- dengan adanya
pemindahan ini. Karena Yogyakarta memerlukan 10 unit, dibutuhkan 1 unit
tambahan untuk memenuhi kebutuhan. Dan karena Magelang sekarang
mempunyai 11 unit, 1 unit ekstra harus dialokasikan dari sel X 23 ke sel X 22 .
Hasilnya adalah penurunan biaya sebesar Rp 2.000,-. Jadi, penyelesaian baru
menghasilkan penurunan biaya total Rp 6.000,-, seperti ditunjukkan bilangan -6
(yaitu, - 4 - 2 = - 6) dalam tabel 5-3. Ini menandakan adanya perbaikan, dan
realokasi dapat dilakukan.
Tabel 5-3. Evaluasi sel
Ke Surakarta Yogyakarta Magelang Persediaan
Dari
10 - 15 + 11
Semarang 5 8 -6 13
8 + 12 - 14
Cilacap 1 2 10 12
Kebutuhan 5 10 10 25
29
Dengan cara yang sama kita mengevaluasi sel Cilacap Surakarta, di mana
realokasi akan menghasilkan kenaikan biaya sebe-sar Rp 1.000,- (-2 + 3 = 1),
sehingga tidak perlu dilakukan. Jadi, nilai positif menunjukkan kenaikan biaya,
sedangkan nilai negatif mencerminkan penurunan. Alokasi pertama dapat diperbaiki
dengan realokasi.
Realokasi dilakukan melalui suatu jalur tertutup (closed path), seperti terlihat
dalam tabel 5-3. Jalur tertutup selalu mulai dari sel kosong dan diberi tanda plus ( + ),
kemudian bergerak ke bawah pada kolom yang sama, dan sampai pada sel yang berisi
serta ditandai minus (-); dan seterusnya sampai mencapai sel terisi yang terletak pada
baris yang sama. *(bila ada dua atau lebih nilai negatif pada sel-sel kosong secara bersama-sama,
sel dengan nuilai terkecil (nilai negatif terbesar) dipilih untuk merelokasi, karena ini menjamin
penurunan biaya transportasi per unit terbesar)
Pertama, bagaimanapun juga, kita menelusuri setiap sel pada jalur tertutup
yang mempunyai bilangan negatif. Dalam jalur tertutup, dua sel yang terisi ditandai
minus pada evaluasi sel. Sel-sel tersebut adalah X12 dan X23. Di antara dua sel yang
ditandai minus kita memilih sel X12 (atau Semarang — Yogyakarta), yang berisi
jumlah alokasi lebih kecil. Pilihan ini menjamin keseimbangan antara persediaan dari
kebutuhan. Kita mengalokasikan sebanyak unit yang mungkin dari sel ini ke sel yang
kosong. Karena itu, kita mengirimkan 8 unit dari sel X12 ke sel X13. Sekarang,
Yogyakarta mempunyai persediaan 2 unit dan Magelang mempunyai 18 unit. Ini
melebihi persyaratan "kebutuhan". Untuk menjaga keseimbangan antara persediaan
dan kebutuhan, kita mengirimkan 8 unit dari sel X23, sel minus, ke sel X22 sel plus.
Realokasi ini menghasilkan pengurangan biaya transportasi per unit sebesar Rp
6.000,- ( - Rp 4.000,- -Rp 2.000,- = - Rp 6.000,- ). Bila terdapat tiga atau lebih sel
bertanda minus dalam jalur , kita selalu memilih sel yang terisi terkecil untuk
realokasi. Penyelesaian alokasi kedua disajikan dalam tabel 5-4, dengan evaluasi sel
30
berikutnya.
Tabel 5-4. Alokasi Kedua
Ke Surakarta Yogyakarta Magelang Persediaan
Dari
10 15 11
Semarang 5 6 8 13
8 12 14
Cilacap -5 10 2 12
Kebutuhan 5 10 10 25
Alokasi kedua menghasilkan biaya transportasi total Rp 286.000,-, yang lebih murah
Rp 48.000,- ( Rp 6.000,- x 8 ) daripada alokasi pertama. Walaupun telah ada
perbaikan, tetapi hal ini belum merupakan alokasi optimal. Sel kosong Cilacap -
Surakarta masih berisi bilangan negatif bila sel-sel kosong di eva-luasi. Kita
mengulang prosedur realokasi ini untuk memperbaiki penyelesaian. Alokasi baru
dapat dilihat dalam tabel 5-5.
8 12 14
Cilacap 2 10 5 12
Kebutuhan 5 10 10 25
Alokasi baru yang disajikan dalam tabel 5-5 merupakan alokasi optimal, karena
evaluasi sel menghasilkan bilangan-bilangan positif dalam sel-sel kosong. Biaya
transportasi total alokasi optimal ini sebesar Rp 276.000,-, yang Rp 10.000,- ( 5.000 x
2) lebih kecil daripada alokasi kedua. Program pengiriman optimal sebagai berikut :
31
Biaya per unit Biaya total (dalam
Alokasi Jumlah unit
(dalam ribuan) ribuan)
Semarang – Surakarta 3 Rp. 10,- Rp. 30,-
Semarang – Yogyakarta 10 11,- 110,-
Cilacap – Yogyakarta 2 8,- 16,-
Cilacap – Magelang 10 12,- 120,-
Rp. 276,-
Metode MODI
Metode MODI (Modified Distribution) merupakan perkembangan dari metode
stepping – stone, karena penentuan segi empat kosong yang bisa menghemat biaya
dilakukan dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat serta metode ini dapat mencapi
hasil optimal lebih cepat. Cara untuk memilihnya digunakan persamaan Ri + Kj = Cij
Ri adalah nilai baris i, Kj nilai kolom j, dan Cij adalah biaya pengangkutan 1 satuan
barang dari sumber i ke tujuan j. adapun langkah – langkah menghitungnya sebagai
berikut :
32
Nilai – nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti
terlihat pada Tabel 5.9.
HA 15 – 15 – 20 -20
PA 25 – 5 – 20 0
WC 8 – 0 – 14 -6
HC 10 – 15 – 14 -19
33
memenuhi syarat adalah segi empat HA. Oleh karena itu segi empat ini dipilih
sebagai segi empat yang akan diisi.
e. Memperbaiki alokasi
Berilah tanda positif pada segi empat yang terpilih (HA). Pilihlah 1 segi empat
terdekat yang isi dan sebaris (HB), 1 segi empat yang isi terdekat dan sekolom
(WA); berilah tanda negatif pada 2 segi empat ini. Kemudian pilihlah satu segi
empat yang sebaris atau sekolom dengan 2 segi empat yang bertanda negatif tadi
(WB), dan berilah segi empat ini tanda positif. Selanjutnya pindahkanlah alokasi
dari segi empat yang bertanda negatif ke yang bertanda positif sebanyak isi
terkecil dari segi empat yang bertanda (-) (50). Jadi segi empat HA kemudian
berisi 50, segi empat HB berisi 60 – 50 = 10, segi empat WB berisi 40 + 50 = 90,
dan segi empat WA menjadi tidak berisi. Lihat tabel 5.9.
f. Ulangi langkah – langkah tersebut diatas, mulai langkah nomor b sampai
diperoleh biaya terendah. Bila masih ada indeks perbaikan yang bernilai negatif
berarti alokasi tersebut masih dapat diubah untuk mengurangi biaya
pengangkutan. Bila sudah tidak ada indeks yang negatif berarti sudah optimal.
Sebagai contoh perubahan pertama sampai mencapai tabel optimal dapat dilihat
pada tabel 5.11, a,b,c,d, dan e.
Tabel 5.11. Perubahan alokasi untuk memperoleh alkasi optimal dengan Metode
MODI
(a)
34
Biaya tranportasi = 90 (5) + 50(15) + 10(20) + 10(10) + 40(19)
= 2260
(b)
35
(d)
Tebel (d) tidak bisa dioptimalkan lagi, karena indeks perbaikan pada setiap segi empat
air sudah tidak ada yang negative, seperti terlihat pada Tabel 5.12.
36
1. Buatlah matriks yang menunjukkan kebutuhan masing-masing tempat tujuan,
kapasitas masing-masing sumber, dan biaya transportasi per unit, misal
seperti terlihat pada tabel 5-6.
2. Carilah perbedaan atau selisih antara dua biaya terkecil, yaitu biaya terkecil
dan biaya terkecil kedua untuk setiap baris dan kolom. Sebagai contoh, selisih
biaya terkecil dan terkecil kedua untuk baris A adalah 3 (11—8).
37
Tabel 5 - 6. Matriks Masalah Transportasi
Ke
gudang
K L M N Kapasitas
Dari
Pabrik
A 8 13 12 11 20
10 10 14 7
B 35
15 9 14 12
C 45
Kebutuhan 20 35 15 30 100
3. Pilih selisih yang terbesar di antara selisih-selisih yang telah di hitung dalam
langkah (1). Dari contoh kita, kolom N terpilih. Dan kolom ini adalah "calon"
untuk alokasi.
4. Alokasikan sejumlah maksimum tanpa melanggar syarat-syarat kebutuhan dan
kapasitas pada kolom atau baris terpilih yang mempunyai biaya terendah.
Dalam contoh kita, baris B mempunyai biaya terendah ( Rp 7,- ), sehingga kita
aloka-sikan 30 unit pada sel BN (kolom N baris B). Alokasi sebanyak 30 unit
adalah maksimal untuk sel tersebut karena kebutuhan gudang N adalah 30
unit, meskipun kapasitas pabrik B adalah 35 unit. Karena "kebutuhan" gudang
N telah terpenuhi, maka kolom N dapat dihilangkan pada langkah berikutnya
(atau berarti tidak diberikan alokasi). Lihat tabel 5 - 7.
38
Tabel 5 - 7. Alokasi Awal dengan Metoda Vogel.
gudang Perbedaan
Kapasitas
K L M N baris
A 8 13 12 11 20 3
Pabrik B 10 10 14 (7) 35 3
C 15 9 14 12 45 3
30
Kebutuhan 20 35 15 Pilihan XBN = 30
Bila terdapat 2 atau lebih selisih biaya yang besarnya sama (pada perbedaan kolom
maupun baris), maka dicari biaya transportasi per unit terendah di antara sel-sel pada
baris atau kolom itu, dan kemudian isikan alokasi maksimum pada sel tersebut. Bila
biaya terendah tidak ada, maka pilihlah sel yang diisi berdasar sa-lah satu baris atau
kolom terpilih.
39
Tabel 5 - 8. Alokasi Lanjutan dengan Metoda Vogel.
Gudang Perbedaan
Kapasitas
K L M baris
A 8 13 12 20 4
Pabrik B 10 10 14 5 0
C 15 (9) 14 45 5
Gudang Perbedaan
Kapasitas baris
K M
A (8) 12 20 4
Pabrik B 10 14 5 4
C 15 14 45 1
Gudang
Kapasitas
M
B 14 5
Pabrik
C 14 10
Pilihan XBM = 5
Kebutuhan 15
Pilihan XCM = 10
Pengerjaan alokasi dengan metoda Vogel di atas dapat juga dilakukan dalam satu
matriks sebagai berikut, lihat tabel 5 - 9.
40
Tabel 5 - 9. Matriks transportasi dengan Penyelesaian Metode Vogel.
Ke-
gudang Perbedaan
K L M N Kapasitas
baris
Dari pabrik
8 13 12 11
A 20 20 3 4 4 -
10 10 14 7
B 35 3 0 4 -
5 30
15 9 14 12
C 45 3 5 1 -
35 10
Kebutuhan 20 35 15 30 100
Perbedaan 2 1 2 4
kolom 2 1 2 -
2 - 2 -
- - 0 -
Hasil alokasi ini kemudian kita tes optimalitasnya dengan prosedur evaluasi
- sel. Pencarian indeks perbaikan ternyata mengalami "kemacetan" karena
terjadi masalah degeneracy. Pada umumnya, degeneracy timbul dalam
masalah transportasi bila jumlah sel berisi kurang dari ( m + n - 1 ) pada
setiap tahap pe-nyelesaian, di mana, m menunjukkan jumlah baris (tempat
asal) dan n jumlah kolom (tempat tujuan). Dalam contoh kita, ada 5 sel
berisi (segi empat batu) dibanding 6 variabel dasar (3 + 4 - 1 ), sehingga
terjadi degenerate. Untuk evaluasi sel kita memasukkan alokasi sejumlah (e)
ke dalam salah satu sel kosong yang mempunyai biaya terendah. Pengisian
(e) menghasilkan sel-sel terisi yang memenuhi ( 3 + 4 - 1 ). Alokasi(e)
menunjukkan nilai positif sangat kecil mendekati nol. Dalam tabel 5 – 10
nilai - nol (e) dimasukkan pada sel BK, sel dengan biaya terendah.
Walaupun sel BL mempunyai biaya terendah yang sama dengan BK, tetapi
41
tidak dipilih karena jalur tertutup tidak dapat dibentuk untuk setiap sel
kosong.
Penyelesaian yang disajikan dalam tabel 5 – 10 adalah alokasi optimal
karena evaluasi sel menghasilkan nilai-nilai positif dari semua sel kosong.
Skedul alokasi optimal beserta biayanya adalah sebagai berikut :
Alokasi Jumlah unit Biaya per unit Biaya total
A–K 20 Rp. 8,- Rp. 160,-
B–M 5 14,- 70,-
B–N 30 7,- 210,-
C–L 35 9,- 315,-
C–M 10 14,- 140,-
Rp. 895,-
Ke
gudang
K L M N Kapasitas
Dari
Pabrik
8 13 12 11
A 20 6 0 6 20
10 10 14 7
B e 1 5 30 35
15 9 14 12
C 5 35 10 5 45
Kebutuhan 20 35 15 30 100
Masalah Maksimisasi
42
perbedaan baris dan kolom didapatkan dari selisih antara laba tertinggi dan tertinggi
ke dua dalam setiap baris dan kolom. Alokasi awal mulai dari baris atau kolom yang
mempunyai selisih terbesar. Kita mengalokasikan unit sebanyak mungkin pada sel
dengan laba tertinggi dalam baris atau kolom terpilih. Langkah-langkah yang
digunakan untuk alokasi adalah persis sama seperti minimisasi. Evaluasi- sel dan
prosedur pengiriman juga sama. Dalam evaluasi sel, angka-angka negatif dalam sel-
sel kosong menunjukkan penyelesaian optimal, karena angka-angka negatif berarti
adanya penurunan laba per unit dengan adanya realokasi.
43
Contoh 5 - 2. Perusahaan DINO memproduksi bir dengan merk X di empat
pabriknya. Perusahaan mempunyai empat gudang yang tersebar di semua
daerah pemasaran. Kapasitas setiap pabrik, kebutuhan setiap gudang dan biaya
transpor-tasi (dalam rupiah) ditunjukkan dalam tabel berikut :
Gudang Kapasitas
Pabrik
K L M N pabrik
A 15 14 12 10 40
B 9 11 12 6 25
C 7 5 12 10 25
D 10 13 15 14 30
Kebutuhan 20 20 20 30
Gudang
44
Tabel 5 - 11. Masalah Transportasi dengan Kapasitas Lcbih Besar
dari Kebutuhan.
Ke
Gudang
gudang
K L M N semu Kapasitas
Dari
(dummy)
Pabrik
15 14 12 10 0
A 40
9 11 12 6 0
B 25
7 5 12 10 0
C 25
10 13 15 14 0
D 30
Kebutuhan 20 30 20 30 20 120
Langkah-langkah penyelesaian selanjutnya adalah sama dengan penyelesaian
masalah-masalah transportasi di atas, baik dengan metoda sudut barat laut (atau
stepping stone), Vogel atau MODI.
Soal latihan:
Suatu perusahaan yang mempunyai 3 buah pabrik di A,B, dan C. Perusahaan
menghadapi masalah alokasi hasil produksinya dari pabrik-pabrik tersebut ke gudang-
gudang penjualan di K, L, dan M.
Kapasitas pabrik, kebutuhan gudang dan biaya pengangkutan dari tiap pabrik ke tiap gudang
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
45
Biaya Pengangkutan Setiap Ton dari Pabrik A, B, C ke Gudang K, L, M
Dari Biaya Tiap Ton (dalam ribuan Rp)
Ke Gudang K Ke Gudang L Ke Gudang M
Pabrik A 25 10 13
Pabrik B 20 25 15
Pabrik C 30 15 24
46
TOPIK 6
PENGEMBANGAN PRODUK
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pentingnya pengembangan produk.
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan produk baru suatu perusahaan.
- Dapat menjelaskan dan menyebutkan proses pengembangan produk baru.
A. Pendahuluan.
Suatu perusahaan yang ingin tetap eksis dipasaran harus senantiasa melakukan
pengembangan terhadap produk-produknya. Dengan adanya pengembangan produk
diharapkan akan dihasilkan produk baru dari suatu perusahaan. Tentu produk baru
tersebut adalah produk yang disukai / lebih disukai oleh konsumen, sesuai dengan
pengertian dari pengembangan produk sebagai berikut:
Adapun yang dimaksud dengan produk baru didalam sebuah perusahaan ini secara
umum adalah merupakan produk perusahaan yang mempunyai salah satu atau
beberapa kriteria berikut ini.
1. Terdapat perubahan-perubahan kecil dari produk yang telah diproduksikan
oleh perusahaan tersebut.
2. Terdapat perubahaan-perubahaan total dari produk yang telah
diproduksikan oleh perusahaan yang bersangkutan.
3. Produk yang telah diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan yang lain (
para pesaing ), akan tetapi belum pernah diproduksikan oleh perusahaan
yang bersangkutan.
4. Produk yang belum pernah diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan
dalam negeri walaupun produk tersebut sudah ada dan sudah dipasarkan di
negara-negara yang lain.
5. Produk yang sama sekali belum pernah diproduksikan baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Produk semacam ini benar-benar merupakan
produk baru atau penemuan baru dalam arti kata yang sebenar-benarnya.
Produk perusahaan tidak selamanya akan disukai oleh konsumen, produk perusahaan
yang ditawarkan kepada konsumen hampir semuanya akan mengalami suatu siklus
kehidupan yang terdiri atas empat tahap dalam periode waktu terbatas. Tiap tahap
dalam produk life cycle membuka kesempatan-kesempatan baru dan masalah-
masalah baru bagi manajemen produksi. Perusahaan harus dapat memprediksi posisi /
keadaan produknya dipasaran. Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus
47
kehidupannya, maka dapat dirumuskan rencana perbaikan disain dan pengembangan
produk yang lebih baik..
Volume
penjualan
produk
Tahap – tahap siklus kehidupan produk dapat dijelaskan secara singkat sebagai
berikut :
48
Tugas manajemen produksi pada tahap ini adalah memodifikasi produk
.
4.Tahap penurunan ( decline ).
Penjualan produk perusahaan mengalami penurunan sampai akhirnya tidak
dapat dijual sama sekali.
Pasar sudah jenuh.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, perlu dikeluarkan
produk baru atau paling tidak memodifikasi produk lama.
Dari ketujuh tujuan penelitian di atas, mungkin yang paling penting adalah yang
nomer empat, karena kemungkinan-kemungkinan akhir suatu produk sering sangat
besar dan dapat melipat gandakan bisnis organisasi.
Contohnya :
1. Penemuan computer
2. Penemuan foto copy
3. Camera photo digital.
4. Dll.
1. Pencarian gagasan.
49
Gagasan produk baru dapat juga berasal dari
b. Analisa finansial.
Yaitu analisa terhadap karakteristik biaya dan penghasilan
dilakukan dengan perhitungan Return On Invesment atau sering
disebut Project Value Index.
50
Rumus :
Pt . Pc . AV . P . L
RI = ---------------------------------
TDC
Dimana :
RI = Return on Invesment
Pt = Probabilitas keberhasilan teknikal ( 0 ≤ Pt ≤ 1 )
Pc = Probabilitas keberhasilan komersial ( 0 ≤ Pc ≤ 1 )
AV = Volume tahunan penjualan produk total
dalam(unit )
P = Konstribusi laba perunit produk yang dijual (Rp)
L = waktu kehidupan produk dalam tahun.
TDC = Biaya pengembangan produk total ( dalam Rp )
4. Tes pemasaran
Tahap ini diproduksi produk baru tersebut secara terbatas sebagai langkah
percobaan dan dipasarkan kepada sekelompok konsumen untuk dicoba guna
mengetahui pendapat/tanggapan mereka.
Soal latihan:
51
TOPIK 7
PERENCANAAN KAPASITAS
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pentingnya kapasitas pabrik.
- Dapat menjelaskan jenis-jenis kapasitas pabrik.
- Dapat menggunakan metode penentuan kapasitas pabrik.
Kapasitas suatu fasilitas adalah konsep yang mendua dalam artian merupakan konsep
dinamik yang dapat diubah dan dikelola serta dapat disesuaikan dengan tingkat
penjualan yang berfluktuasi.
Jenis-jenis kapasitas :
Ada beberapa definisi kapasitas yang secara umum diterima :
1.Design capacity yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik
dirancang.
2.Rated capacity yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan
bahwa fasilitas secara teoritis mempunyai kemampuan memproduksinya.
52
Faktor- faktor yang perlu dipertimbangkan didalam penentuan kebutuhan kapasitas
adalah :
a. Batasan permintaan
b. Mesin-mesin yang dimiliki
c. Tenaga kerja
d. Bahan baku
e. Faktor-faktor produksi
Analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara
fixed cost, variabel cost, penghasilan dan volume kegiatan (penjualan).
Untuk menghitung BEP terlebih dahulu perlu ditentukan dan diketahui hal-hal berikut
BEP merupakan titik dimana penghasilan total sama dengan biaya total.
Dalam bentuk rumus :
TR = TC
P . Q = FC + VC
P . Q = FC + ( V . Q )
Dimana :
P = Harga per unit
Q = Kuantitas yang dihasilkan
V = Biaya variabel per unit
FC = Biaya tetap Total
Karena Q (kuantitas) adalah tidak diketahui, padahal yang kita cari, kita dapat
menggunakan aljabar untuk merumuskan kembali persamaan di atas sebagai berikut :
53
P . Q = FC + ( V . Q )
FC = P . Q - ( V . Q )
FC = ( P - V ) . Q
FC
QBEP = -----------
P - V
TC
BEP
FC
Contoh :
Harga penjualan produk A adalah Rp 100.000 per unit, biaya bahan mentah dan
tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000 per unit. Biaya tetap per bulan Rp
20.000.000
20.000.000
Q = -------------------------------------
100.000 - 80.000
Istilah ( P – V ) disebut konstribusi, yaitu jumlah kelebihan/selisih harga jual per unit
di atas biaya variable per unit ( atau penghasilan total melebihi biaya variabel total ),
yang mana ini digunakan untuk menutup biaya tetap.
Dalam contoh di atas, harga produk A memberikan konstribusi sebesar Rp 20.000
terhadap penutupan FC sampai titik BEP tercapai. Diatas 1000 unit konstribusi
Rp 20.000 akan berupa laba sebelum pajak.
Misalkan : manajer ingin mengetahui pada volume produksi berapa agar diperoleh
laba sebesar Rp 5.000.000.
Cara termudah adalah dengan :
54
5.000.000
-------------- = 250 unit di atas BEP
20.000
Dalam rumus :
20.000.000 + 5.000.000
Q = ----------------------------------------------
100.000 - 80.000
Q = 1.250 unit
Agar lebih realistik perlu dimasukkan unsur pajak pendapatan, karena semua laba
yang dihasilkan penjualan di atas BEP adalah kena pajak.
Kalau dirumuskan sebagai berikut :
Tingkat pajak 40 %
5.000.000
20.000.000 + ----------------------------
1 - 0,4
Q = -----------------------------------------------------------
100.000 - 80.000
Q = 1.417 Unit.
55
Soal latihan:
56
TOPIK 8
PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK (PENJUALAN)
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pentingnya peramalan permintaan produk.
- Dapat menjelaskan prosedur penyusunan peramalan penjualan.
- Dapat menyebutkan dan menggunakan metode peramalan permintaan
produk.
Data peramalan penjualan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penyusunan hal-hal
sebagai berikut :
1. Schedule produksi
2. Schedule persediaan
3. Kebutuhan bahan
4. Schedule pembelian
5. Kebutuhan tenaga kerja
6. Kebutuhan dana/kas
57
PROSEDUR PENYUSUNAN PERAMALAN PENJUALAN
1. Sasaran laba atau volume produksi sudah ditentukan dan diterima dari
manajemen puncak
2. Departemen pemasaran ; dengan menggunakan berbagai informasi seperti
penjualan yang lalu, pengetahuan trend pasar produk yang bersangkutan
pada saat ini, dan informasi-informasi lainnya dari bagian riset pemasaran,
bagian pemasaran akan menyusun peramalan sementara. Peramalan
sementara ini akan diserahkan kedepartemen produksi dan departemen
keuangan.
3. Departemen produksi.
Setelah menerima peramalan sementara, departemen produksi akan
mempertimbangkan kelayakan hasil peramalan sementara itu dipandang dari
sudut produksi. Dasar-dasar pertimbangannya seperti: fasilitas produksi,
tenaga operator yang menangani. Pertanyaannya adalah apakah fasilitas
produksi cukup tersedia atau tidak ? Bagaimana kemampuan fasilitas
produksi untuk merealisasikan produksi barang yang sudah ditentukan?
4. Departemen keuangan
Bagian keuangan akan memeriksa serta mempertimbangkan peramalan
sementara tersebut dilihat dari kebijakan keuangan perusahaan dibidang
investasi maupun penerimaan penghasilan.
SASARAN LABA
58
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMBUATAN PERAMALAN PENJUALAN
3.Faktor umum
a. Demografi
b. Persaingan
c. Kejadian-kejadian di dunia
d. Perubahan sosial budaya
e. Kebijaksanaan pemerintah
f. Pajak
g. Dan lain-lain
METODE PERAMALAN
1.Metode kualitatif
59
2.Metode kuantitatif
c. Teknik grafik.
Dimana data histories penjualan selama jangka waktu tertentu
digambarkan dalam bentuk grafik. Perkiraan untuk penjualan dimasa
yang akan datang diperkirakan dari trend grafik penjualan produk
tersebut.
Grafik penjualan yang diperoleh dapat berbentuk :
a. Long term trend component
b. Seasonal (musiman)
c. Cyclical
Y = a + bX
Dimana :
Y
a = ---------------
N
60
(X .Y)
b = ----------------
X2
Dengan syarat X = 0
Contoh :
410.000
a = ----------------- = 58.571,5
7
40.000
b = --------------- = 1.429
28
Y = 58.571,5 + 1.429 X
Tahun 2005 :
Y = 58.571,5 + 1.429 . X
Y = 58.571,5 + 1.429 . ( 4 )
Y = 64.287,5
Tahun 2006 :
Y = 58.571,5 + 1.429 . X
Y = 58.571,5 + 1.429 . ( 5 )
Y = 65.716,5
61
Soal latihan :
1. Data penjualan yang terdapat pada perusahaan Widya Wiwaha adalah (dalam ton):
62
TOPIK 9
PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami pentingnya jumlah produksi.
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan pola-pola produksi.
- Dapat menghitung jumlah produksi.
Ada berbagai metode dalam penentuan persediaan produk akhir ini antara
lain adalah :
a. Supply bulanan.
Artinya : penentuan jumlah persediaan produk akhir ditentukan setiap
bulan.
Misalnya: Jumlah persediaan produk A ditentukan sebesar satu kali
penjualan bulan yang bersangkutan.
63
c. Maksimal dan minimal persediaan
Artinya : jumlah persediaan produk akhir ditentukan atas dasar jumlah
maksimal dan minimal persediaan yang telah ditentukan sebelumnya.
64
ke bulan akan berbeda-beda, tergantung daripada besar kecilnya
penjualan perusahaan. Apabila penjualan naik maka jumlah produksi
akan naik pula. Sebaliknya apabila penjualan perusahaan menurun,
maka jumlah produksinya akan turun. Sebagai akibat dari pada
produksi bergelombang ini, maka besarnya persediaan produk akhir
akan relatif stabil.
Contoh :
Perkiraan penjualan selama satu tahun = 84.000 unit, dengan perkiraan per bulan
seperti tabel di atas.
Hal-hal yang sudah ditentukan sebagai berikut:
1. Persediaan awal = 12.000 unit ( awal 2004 )
2. Persediaan akhir = 12.000 unit ( akhir tahun 2004 )
65
produksinya konstan untuk setiap bulan.
Pola produksi konstan ini akan mengakibatkan pola persediaan tiap bulannya
akan berfluktuasi. Hal ini disebabbkan fluktuasi penjualan perusahaan tiap
bulannya, sehingga kelebihan atau kekurangan produksi terhadap penjualan
akan ditambahkan atau diambilkan dari persediaan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah produksi perusahaan akan berubah-ubah
sesuai dengan perubahan penjualan. Apabila penjualan naik, produksi juga akan naik.
Pada bulan Januari penjualan sebesar 4.000 unit, kebutuhan produksi bulan januari
sebesar 4.000 unit. Penjualan ini naik pada bulan Pebruari menjadi sebesar 6.000 unit,
dan kebutuhan produksinya naik menjadi sebesar 6.000 unit.
66
Sebaliknya apabila jumlah penjualan perusahaan turun, maka produksipun akan turun.
Besar kecilnya kenaikan ataupun penurunan jumlah produksi tersebut relatif akan
sama dengan besarnya kenaikan ataupun penurunan penjualan. Dalam contoh tersebut
perubahan jumlah produksi sama persis dengan perubahan jumlah penjualan, karena
persediaan akhir besarnya sama setiap bulan.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi dan persediaan produk akhir tidak
stabil. Fluktuasi penjualan akan mengakibatkan fluktuasi baik jumlah produksi
maupun jumlah persediaan akhir. Fluktuasi produksi maupun persediaan akhir tidak
sama besarnya dengan fluktusi perkiraan penjualan. Dengan kata lain dapat dikatakan,
bahwa pengaruh fluktusi penjualan akan dibagi dua antara produksi dan persediaan
akhir.
Soal latihan :
Sebuah perusahaan sepatu yang menjual poduknya untuk pasar domestic dan luar
negeri, mempunyai rencana penjualan untuk tahun 2012 sbb:
67
2. Buatlah perencanaan jumlah produksi tahun 2012 dengan menggunakan pola
produksi bergelombang
3. Buatlah perencanaan jumlah produksi tahun 2012 dengan menggunakan pola
produksi moderat, dengan memperhatikan: selama lima bulan perusahaan akan
berproduksi secara konstan sebanyak 30000unit setiap bulan, berproduksi setiap bulan
sebanyak 27767 unit untuk selama tiga bulan, sedangkan yang lainnya menyesuaikan
dengan jumlah kebutuhan produksi.
68
TOPIK 10
KOMBINASI PRODUKSI
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami permasalahan kombinasi produksi.
- Dapat menjelaskan dan menggunakan metode grafik dan simplek didalam
penyelesaian optimalisasi.
69
Dimana :
X = Tingkat/jenis aktivitas
A = Banyaknya sumber yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit out
put aktivitas
B = Banyaknya sumber/fasilitas yang tersedia untuk dialokasikan kesetiap
jenis aktivitas
C = Sumbangan setiap satuan out put aktivitas terhadap Z
Z = Nilai yang di maximalkan.
Dengan berdasarkan tabel di atas lalu dapat disusun suatu model matematis yang
dipakai untuk mengemukakan permasalahan LP sebagai berikut :
Fungsi tujuan :
Fungsi pembatas :
X1 0 , X2 0 …… Xn 0
70
Y Y Y
4 4 4
---- 4X + 3Y 12 4X + 3Y 12 4X + 3Y = 12
------ ------
-------- ------
---------- -------
------------ -------
3 X 3 X 3 X
Contoh :
Suatu perusahaan menghasilkan 2 jenis produk yang diolah malaui 4 jenis mesin.
Jumlah jam kerja yang ada pada masing-masing mesin per hari adalah :
Mesin I = 10 jam, Mesin II = 12 jam , Mesin III = 10 jam , Mesin IV = jam 6
jam
Produk pertama diolah melalui mesin 1, 2, 3 dengan lama waktu setiap unitnya 2 jam
pada mesin I, 1 jam pada mesin II, dan 2,5 jam pada mesin III.
Produk kedua diolah melalui mesin I, II, IV dengan lama waktu setiap unitnya 1 jam
pada mesin I, 4 jam pada mesin II, dan 2 jam pada mesin IV..
Dimana laba per iunit pada setiap produk, Rp 10 produk 1 dan Rp 5 produk 2.
Pertanyaanya:
Formulasikan fungsi tujuan dan fungsi pembatas serta bagaimana kombinasi antara
kedua jenis produk tersebut sehingga labanya adalah maximum.
Jawab :
Misal : Produk 1 X1
Produk 2 X2
71
Aktivitas/ X1 X2 Kapasitas
Sumber
1 2 1 10 jam
2 1 4 12 jam
3 2,5 - 10 jam
4 - 2 6 jam
Constribusi laba Rp 10 Rp 5
Fungsi tujuan
Max laba : Z = 10 X1 + 5 X2
Pembatas-pembatas
1. 2X1 + X2 10
2. X1 + 4X2 12
3. 2,5X1 10
4. 2X2 10
1. 2X1 + X2 10 X1 X2
0 10
2X1 + X2 = 10 5 0
2. X1 + 4X2 12 X1 X2
0 3
X1 + 4X2 = 12
12 0
3. 2,5X1 10
2,5X1 = 10
X1 = 4
4. 2X2 6
2X2 = 6
X2 = 3
72
X2
10
2X1 + X2 = 10
2,5X1 = 10
3 A 2X2 = 6
B
X1 + 4X2 = 12
C
X1
4 5
1. 2 X1 + X2 = 10
2. X1 + 4X2 = 12
2 X1 + X2 = 10
2 X1 + 8X2 = 24
-7X2 = -14
X2 = 2
2 X1 + X2 = 10
2X1 + 2 = 10
2X1 = 8
X1 = 4
Sehingga B ( 4 , 2 )
73
Sudut C ( 4 , 0 )
Z titik C = 10 ( 4 ) + 5(0)
= 40
X1 = 4
X2 = 2
74
dimulai dari X3, X4 dan seterusnya sebagai berikut : (Kadang - kadang ―Slack
variable‖ diberi tanda huruf lain, misalnya S1, S2 … dan seterusnya)
(1) 2X1 ≤ 8 menjadi 2X1 + X3 = 8
(2) 3X2 ≤ 15 menjadi 3X2 + X4 = 15
(3) 6X1 + 5X2 ≤ 30 menjadi 6X1 + 5X2 + X5 = 30
Berdasarkan perubahan persamaan – persamaan diatas dapat disusun formulasi
yang diubah itu, sebagai berikut :
Fungsi tujuan : Maksimumkan Z – 30.000X1 – 50.000X2
Batasan – batasan :
(1) 2X1 + X3 =8
(2) D 3X2 + X4 = 15
(3) 6X1 + 5X2 +X5 = 30
Langkah 2 : Menyusun persamaan – persamaan di dalam tabel
Setelah formulasi diubah kemudian disusun ke dalam tabel, dalam bentuk
symbol seperti tampak pada Tabel 3.1, sedang untuk contoh di depan seperti terlihat
pada Tabel 3.2.
Tabel 10.1. Tabel simpleks dalam bentuk symbol
NK adalah nilai kanan persamaan, yaitu nilai di belakang tanda sama dengan (=).
Untuk batasan 1 sebesar 8, batasan 2 sebesar 15, dan batasan 3 sebesar 30.
Variabel dasar adalah variable yang nilainya sama dengan sisi kanan dari persamaan.
Pada persamaan 2X1 + X3 = 8, kalau belum ada kegiatan apa – apa, berarti nilai X1 =
0, dan semua kapasitas masih menganggur, maka pengangguran ada 8 satuan, atau
nilai X3 = 8. Pada tabel tersebut nilai variable dasar (X3,X4,X5) pada fungsi tujuan
pada tabel permulaan ini harus 0, dan nilainya pada batasan – batasan bertanda positif.
75
Tabel 10.2. Data perusahaan sepatu IDEAL dalam tabel simpleks yang pertama
Variabel
Z X1 X2 X3 X4 X5 NK
Dasar
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X3 0 2 0 1 0 0 8
X4 0 0 3 0 1 0 15
X5 0 6 5 0 0 1 30
76
Nilai kolom NK
Indeks =
Nilai kolom kunci
Untuk baris batasan 1 besarnya indeks = 8/0 = ~, baris batasan 2 = 15/3 = 5, dan baris
batasan 3 = 30/5 =6. Pilihan baris yang mempunyai indeks positif dengan angka
terkecil. Dalam hal ini batasan ke -2 yang terpilih sebagai baris kunci. Berilah tanda
segi empat pada baris kunci itu, seperti terlihat pada Tabel 10.4 bagian atas. Nilai
yang masuk dalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci disebut angka
kunci.
77
Nilai – nilai baru diatas dipakai untuk melengkapi isi Tabel 10.4 bagian bawah,
hasilnya terlihat pada Tabel 10.5
Tabel10.5. Tabel pertama nilai lama dan tabel kedua nilai baru
78
Nilai baru baris – baris yang lain kecuali baris kunci sebagai berikut :
Kalau hasil perubahan di atas kita masukkan ke dalam Tabel 10.6 bagian bawah,
hasilnya seperti terlihat pada Tabel 10.7.
Kalau dilihat baris pertama (Z) pada Tabel 10.7 tidak ada lagi yang bernilai
negatif, semuanya positif. Berarti tabel itu tidak dapat dioptimalkan lagi, sehingga
hasil dari tabel tersebut sudah merupakan hasil optimal.
79
Z maksimum = 271/2; artinya laba yang akan diperoleh = Rp. 275.000,00
setiap hari.
Tabel 10.8. Tabel – tabel yang diperoleh, dari tabel pertama sampai perubahan
terakhir
1. Tentukan fungsi tujuan yang akan dicapai pada masalah yang dihadapi,
kemudian fungsi tujuan tersebut dirubah bentuk susunannya sebelum
memasukkan nilai-nilai kedalam tabel simplex, dengan cara : variable-
variabel yang terletak disebelah kanan tanda persamaan dipindah kekiri.
Dari max Z = C1X1 + C2X2 + C3X3 ….CnXn
Menjadi : Z - C1X1 - C2X2 - C3X3 ….CnXn = 0
80
Misal :
6. Perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci disebut angka kunci atau
nomor kunci.
7. Dengan menggunakan nomor kunci di atas, kemudian dilakukan perubahan-
perubahan angka-angka pada baris kunci, caranya adalah dengan membagi
angka – angka pada baris kunci dengan nomor kunci
Pada saat ini variable dasar yang terletak pada baris kunci diganti dengan
variable yang memiliki nomor kunci
8. Setelah baris kunci dirubah selanjutnya adalah dilanjutkan dengan merubah
baris-baris yang lain dengan berdasarkan pedoman, menjadikan angka-angka
lain pada kolom kunci bernilai nol
81
Rumusnya :
Baris baru = baris lama - (nilai baru baris kunci X angka pada kolom
kunci)
9. Memasukan kembali nilai- nialai baru dari masing – masing baris ke dalam
tabel simplex
Syarat optimal diperoleh adalah apabila semua angka pada baris Z sudah tidak
bertanda negatif.
Bila pada baris Z masih ada angka yang negatif berarti penyelesaian belum optimal,
karena itu perlu dilanjutkan kelangkah berikutnya, yang pada prinsipnya mengulang
kembali langkah terdahulu berkali-kali sampai akhirnya memenuhi persyaratan
optimal.
Soal latihan:
82
TOPIK 11
PENGAWASAN KUALITAS / MUTU
Tujuan.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan:
- Mengetahui dan memahami tentang pentingnya mutu.
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor penentu mutu.
- Dapat menjelaskan dan menyebutkan biaya mutu
- Mampu melakukan pengawasan mutu.
83
b. Biaya perencanaan dan pemasangan fasilitas
c. Biaya untuk pelatihan pegawai agar terpenuhi prosedur kerja yang
baik
2. Biaya penaksiran (Appraisal)
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penilaian atas mutu dari
barang-barang yang dihasilkan.
Contoh:
a. Biaya-biaya untuk pemeriksaan dan pengecekan bahan-bahan yang
diterima
b. Biaya untuk pengecekan dan penyortiran produk akhir
c. Biaya untuk peralatan pengecekan
3. Biaya kegagalan (Failure)
Biaya kegagalan internal ; biaya yang timbul karena faktor-faktor dalam
perusahaan seperti:
a. Biaya pembetulan yang diperlukan terhadap barang-barang yang
cacat, sehingga tercapai mutu yang sesuai dengan standar.
b. Biaya-biaya yang timbul karena barang-barang yang dinyatakan
cacat.
c. Biaya-biaya pembelian bahan-bahan baru untuk mengganti bahan-
bahan yang dinyatakan rusak.
d. Biaya-biaya untuk pembetulan-pembetulan kondisi processing
yang ternyata tidak dapat menghasilkan barang-barang yang
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Biaya kegagalan external
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan-perbaikan penggantian
dari produk yang rusak sesudah sampai ditangan pembeli.
84
c. Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin
d. Mengusahakan agar biaya produksi serendah mungkin
Soal latihan:
1. Apakah yang dimaksud dengan mutu
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi mutu suatu barang
3. Jelaskan biaya-biaya mutu yang ada.
4. Kapan saat-saat dilaksanakannya inspeksi
5. Jelaskan jenis pengujian yang ada.
85
DAFTAR PUSTAKA :
Barry Render & Jay Heizer. 2001. Prinsip-prinsip manajemen operasi. Jakarta:
Salemba Empat
Danang Sunyoto, Danang Wahyudi, 2011, Manajemen Operasi Teori, Soal-Jawab, &
Soal Mandiri, Yogyakarta: Caps
Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko, 2000, Dasar-dasar operations
research. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
Rosnani Ginting, 2007, Sistem Produksi, Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu
86