OPERASIONAL
DI SUSUN OLEH
REZAFI AKBAR
PANGESTU ARI PANDOYO
PUTRI KAMILAH
SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MANAJEMEN
OPERASI
ABSTRAK
Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam organisasi perusahaan ataupun
produksi.Kebutuhan sumber daya manusia disesuaikan dengan bentuk serta tujuan
perusahaan yang dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dalam pelaksanaan
misinya dikelola dan dan diurus oleh manusia.Dengan demikian manusia merupakan Faktor
strategis dalam semua kegiatan institusi dan organisasi .
Manajemen sumber daya manusia berfungsi mengatur, mengurus sumber daya manusia
berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum . Oleh
karena itu manajemen sumber daya manusia menjadi bagian dari ilmu manajemen
(manajemen since) yang mengacu pada funsi manajemen dalam pelaksanaan prose-proses
perencanaan,pengorganisasian,staffting,memimpin,dan,mengendalikan.
Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran sumber daya manusia dari waktu ke waktu akan
semakin strategis dendan ucapan berikut :
For many years it has been said that capital is the bottle neck for a developing industry.I
don’t think this any longer holds true.i think it’ the work force and the company’s inability to
recruit and mantain a good work force that does constitute the bottle neck for production.
Peran strategis sumber daya manusia dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi
dari segi teori sumber daya manusia, yaitu fungsi perusahaan dalam
mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi
kepentingan pasar sebagai faktor external utama.
Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai
tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini
merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber
daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang dapat
mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis: manajer strategis
(strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added
value tersebut merupakan value added perusahaan. Value added adalah SDM strategis yang
menjadi bagian dari human capital perusahaan.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
merupakan proses pendayagunaan,pengembnagan,dan pemeliharaan sumber daya manusia
yang ada.
2 .TEORI SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pekerja tidak mungkin menjual daya atu tenaganya, bahkan dalam pemanfaatan sdm
ini.
B. Pekerja harus tunduk pada beberapa hal yg ada diluar dirinya, seperti disiplin dan
kekuasaaan majikannya .
C. Pegawai lain, penggunaan, dan pengembangan pegawai diarahkan untuk
tercapainya tujuan organisasi.
Adanya anggapan bahwa sering terjadi nya pemborosandalam emanfaatan sumber daya
manusia atau pekerja.Keadaan ini berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dari
organisasi dan penghasilan pekerja.selain pemborosan,juga faktor-faktor yang berkaitan
dengan kelalaian pekerja,misalnya terjadi kecelakaan serta biaya pengembangan
kemampuan atau kompensasi sdm.
Semuanya merupakan biaya yang harus diprhitungkan dalam menghitung biaya produksi.
Biaya tersebut sering disebut sebagai biaya sosial sebagai biaya sosial yang harus di
tanggung bersama oleh pihak-pihak yang bersngkutan, seperti masyarakat, pemilik
usaha, dan pekerja.biaya sosial ini kadang- kadang melebihi biaya produksi.
B PEKERJA DIANGGAP SEBAGAI MESIN
Pada akhir abad 19 dan permulaan abad 20,dengan munculnya konsep manajemen
ilmiah,proses manajemen lebih mengutamakan produktivitas kerja, mengutamakan pada
pengukuran kerja dan kualitas kerja analisis pekerjaan sampai pada hal hal yang sangat
detail dalam pekerjaan,pimpinan menempatkan pekerja sebagai mesin karena pekerjaan
yang bersifat rutin.
Dikarenakan sdm dianggap sebagai mesin,penggunaan pekerja diusahakan sama seperti
mesin dengan mengutamakan produktivitasnya tanpa memandang segi-segi
kemanusiaan seperti pikiran,perasaan,dan tata nilai manusia lainnya.
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang
memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam
kegiatan suatu organisasi.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia
sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya harus
memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan
aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai
salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan
fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi
yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya
manusia yan professional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008).
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat
dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak
tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa
berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di
dalamnya (Tjutju, 2008).
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut tentu manusia tersebut harus mempunyai
nilai kompetensi, karakteristik kompentensi menurut Spencer and spencer (1993:9-11) ada
lima karakteristik kompentensi yaitu:
2. Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten
terhadap situasi atau informasi.
Walaupun demikian agar peran sumber daya manusia tersebut dapat sinkron dengan visi,
misi, tujuan dan harapan organisasi maka manusia sebagai selah satu sumber daya harus
dapat melakukan penyesuaian terhadap perkembangan organisasi yang semakin
komppetitive. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan merespon
perubahan tersebut, menurut (Tjutju,2008) ada empat strategi utama untuk melakukan
perubahan, yaitu dengan melakukan:
Dengan stategi tesebut, sekurang-kurangnya sumber daya manusia dalam organisasi akan
melakukan upaya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan global yang cenderung bersifat
tanpa batas.
Menurut Lengnick-Hall(2003:34-35) ada empat peran baru yang mesti dijalankan oleh
manajemen sumber daya manusia dalam menghadapi sejumlah tantangan global, yaitu:
2. Knowledge Facilitator.
3. Relationship Builder
Menilai kinerja
a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia
dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan
lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu
faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen
yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa
tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan,
buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau
perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat
deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian
banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima
berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar.
Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil
dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses
seleksi lainnya.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan
yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar
tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta
meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi
karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang
tinggi.
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau
perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar
tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan
kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun
dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan
kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan
kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu
Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan aset yang paling berharga.
Optimalisasi hasil pencapaian perusahaan akan sangat didukung oleh peningkatan peran
para manajer fungsional yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya manusia.Perubahan
lingkungan bisnis yang begitu cepat menuntut pengelolaan sumber daya manusia secara
terpadu antara pemahaman sistem dan manusia yang ditunjang oleh saling pengertian antar
manajer fungsional.
Dewasa ini aspek pengembangan sumber daya manusia semakin mendapat perhatian
khusus dari para pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memperhatikan aspek
sumber daya manusia dalam menentukan pola penentuan strategi dan kebijakan secara
terpadu. Pengelolaan faktor sumber daya manusia sangat penting karena memegang peran
utama dalam pelaksanaan kegiatan fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan.
Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20 atau 30 tahun lampau ,ketika
human capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan banyak perusahaan .
Drucker (1998) mengemukakan bahwa tantangan bagi para manager sekarang adalah
Tenaga kerja yang kini cenderung tidak dapat diatur seperti tenaga kerja
generasi yang lalu.
Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan
clerical ke knowledge-worker yang menolak menerima perintah
“komando” ala militer, cara yang diadopsi oleh dunia bisnis 100 tahun
yang lalu.
Angkatan kerja dituntut memiliki pengetehuan baru yang sesuai dengan
dinamika perubahan yang tengah berlangsung
Tenaga kerja di sektor jasa negara maju (kini sekitar 70 %) dari tahun ke
tahun semakin meningkat,dan tenaga kerja paruh waktu juga semakin
meningkat.
Pola yang berubah ini menuntut “pengetahuan” baru dan cara
penanganan (manajemen) yang baru.
Human capital yang menngacu pada pengetahuan,pendidikan, latihan,
keahlian, ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting
dibandingkan dengan waktu-Waktu lampau.
Untuk itu salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber daya
manusia atau human recourses. Pentingnya sumber daya manusia perlu disadari oleh semua
tingkatan manajemen.bagaimanapun majunya teknologi saat ini, namun faktor manusia
tetap memegang peran penting bagi keberhasilan suatu organisasi.
2. MSDM yang Strategik didefinisikan sebagai tautan dari SDM dengan tujuan dan
sasaran strategik untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan
kultur organisasi
1. Pandangan bahwa SDM itu langsung operasional dan kegiatan SDM sama sekali
tidak strategic
2. SDM adalah suatu posisi yang unik untuk memasok inteligensi bersaing yang
mungkin bermanfaat dalam proses perencanaan strategic
4. Kekuatan dan kelemahan sdm memiliki satu efek pada kelangsungan hidup dari
pilihan strategik perusahaan
SDM diarahkan untuk mengembangkan dan melaksanakan program yang dirancang untuk
menciptakan sebuah kultur perusahaan yang mencapai :
1. Doronglah satu semangat kerja tim dan kerjasama dalam dan di tengah unit
bisnis untuk bekerja menuju sasaran bersama, dengan satu tekanan pada
mengidentifikasi, mengakui, dan mengimbali keunggulan individu dan unit
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah fungsi yang berhubungan dengan
mewujudnya hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya
manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen.
1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatkan tenaga kerja yang efektif sesuai
dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification,
job requirement, dan job evaluation.
4. Meramalkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia pada masa yang
akan datang
Peran MSDM diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin
unsur manusia ini sangat sulit dan rumit.Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap, dan
terampil, juga tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja
efektif dan efisien. Kemampuan karyawan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti
moral kerja dan kedisiplinan karyawan dalam mewujudkan tujuan.
7. Menilai prestasi.
Manajemen SDM merupakan bidang strategis dari organisasi. MSDM harus dipandang
sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan
untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang prilaku manusia dan kemampuan untuk
mengelolanya. Oleh sebab itu wajarlah apabila penyusunan strategi SDM harus relevan
terhadap penyusunan strategi bisnis.
Pembahasan dimulai dengan menekankan pada perubahan lingkungan bisnis dramatis yang
memiliki pengaruh terhadap perubahan peran SDM. Untuk mendukung perubahan tersebut
organisasi perlu melakukan Reposiotioning baik dalam hal perilaku dan kompetensi SDM
sebagai bagian dari Reposiotioning peran SDM untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan.
Schuller (1990) melihat berbagai perubahan lingkungan bisnis tersebut meliputi aspek
internal dan eksternal. Perubahan eksternal lebih banyak melihat pada berbagai faktor di
luar organisasi yang mempengaruhi perubahan peran SDM. Sementara perubahan internal
lebih banyak melihat pada berbagai faktor di dalam organisasi yang mempengaruhi
perubahan peran SDM.
· Perubahan Eksternal
Perubahan eksternal dalam lingkungan bisnis meliputi tantangan global,yang berupa
ekspansi global dan persaingan akan penugasan internasional,persaingan domestik dan
internasional (kinerja karyawan dan pemberdayaan),karekterisitik demografi
(gender,pendapatan,glass-ceilling effect,minoritas,mayoritas, dan diversitas angkatan kerja),
karakterisitik angkatan kerja (tingkat pendidikan dan nilai budaya kerja). Serta terakhir trend
ekonomi dan organisasional yang meliputi : perubahan skill dan pekerjaan,perubahan
organisasi,kemajuan teknologi,otomatisasi dan robotis.
· Perubahan Internal
Perubahan internal dalam lingkungan bisnis meliputi permasalahan manajemen puncak
(nilai budaya,hak dan etika,serta program pengembangan),struktur organisasional
(Manajemen SDM strategis), budaya organisasi (filosofi SDM), ukuran organisasional
(pengendalian prilaku). Berbagai perubahan internal tersebut meliputi :
· Tantangan kualitas, Yang berupa penciptaan produk dan jasa berkualitas,tingginya
tuntutan untuk semakin kreatif,berani mengambil resiko,dapat beradaptasi,mampu
bekerja dalam kelompok serta bertambahnya tekanan untuk meningkatkan kualitas
kerja dan partisipasi kerja tim.
· Tantangan teknologi,yang berupa perubahan struktural dan perubahan peran dari
SDM,bertambahnya tekanan untuk membuktikan peran dari SDM dalam meningkatkan
kualitas SDM dan memberikan pelayanan terbaik kepada dept lain,semakin
bervariasinya pengalaman dan latar belakang karyawan yang aktif berkarya dalam suatu
organisasi.
· Tantangan sosial, yang berupaya penanganan kompetensi karyawan dan cara perusahaan
menangani konflik kerja,makin meningkatnya tekanan untuk mengukur produkvitas
kerja karena adanya benchmarking,maka organisasi harus berlomba dalam
meningkatkan kinerja agar mampu bersaing di arena bisnis global dan terakhir
berubahnya tekanan dari penghargaan berdasarkan lama pekerjaan ke penghargaan
berdasarkan prestasi kerja.
Lebih lanjut baik perubahan eksternal maupun internal memiliki implikasi lebih lanjut
terhadap organisasi untuk melihat keunggulan kompetitif yang dimiliki terutama potensi
SDM demi memenangkan persaingan global. Sehingga organisasi perlu mengkaji ulang
strategi bisnis demi meningkatkan kinerja daya saing.
Perubahan Peran SDM
Perubahan lingkungan bisnis akan membawa dampak perubahan pada strategi bisnis.
Sebagaimana telah diketahui perubahan strategi bisnis akan semakin mengarahkan manajer
untuk memperjelas ke arah mana visi dan misi bidang SDM akan dibawa. Dalam pengertian
bahwa SDM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi. Karena perubahan ini
menyangkut banyak aspek dan tuntutan yang harus dicapai maka perlu dilakukan
pengembangan kualitas SDM. Pengembangan kualitas SDM biasanya dilakukan melalui
kegiatan investasi SDM maka perlu diketahui bahwa dengan adanya investasi SDM maka
pola strategi SDM akan berubah dan menuntut perubahan tipe kompetensi pada tipe tugas
berbeda yang akan berdampak pada perubahan peran SDM.
Terkait dengan perubahan peran SDM maka kita perlu melihat peran SDM pada paradigma
tradisional.
Dalam hal ini Cascio (1995) menggarisbawahi beberapa peran SDM pada paradigma lama
seperti :
· Selection yang meliputi : memilih orang yang terbaik bagi pekerjaan yang bersangkutan.
· Retention yang meliputi :memberikan reward bagi orang yang bekerja efektif dan
mempertahankan keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja.
· Assesment yang meliputi : pengamatan dan penilaian perilaku dan sikap yang relevan
dengan pekerjaan dan kinerja SDM.
Pemahaman peran SDM secara tradisional akan berakibat pada dipakainya struktur
organisasi sentralisasi di mana keterlibatan dari manajer lini sangat terbatas dan kemudian
tipe perencanaan dari atas ke bawah (top-down) yang memiliki kelemahan tidak ada
komunikasi dua arah dan keterlibatan karyawan dalam proses perencanaan bisnis sangat
terbatas.
Oleh karena itu organisasi perlu terus melakukan pengembangan SDM karena
bagaimanapun dept SDM merupakan mitra dept lain dalam pengembangan SDM.
Paradigma pengembangan SDM baru ternyata sudah lebih mengoptimalkan pada proses
komunikasi dua arah dan perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up). Lebih khusus
perubahan yang terjadi juga menyangkut perubahan peran SDM. Manajer harus mampu
melihat perubahan peran SDM seperti apa yang harus dimainkan. Untuk kita dapat melihat
model transformasi Dept SDM dibawah ini :
Dimensi Paradigma lama Paradigma baru
Nature of the program and Responsive Proactive
function Operasional Strategic
Individual Sociolical
Creation of the HR HR departement has full HR departement and policy
responsibility Line management
Share responsibility
Organization of HR Employee advocate Business partner
Departement Functional structure Flexible structure
Reporting to Staff Reporting to Line
Profile of the HR Career in HR Rotation
Specialist Generalist
Limited Finance Skill Financial experience
Current focus Focus on future
Monolingual Multilingual
National perspective Global Perspective
Tuntutan ini terjadi karena dalam paradigma baru tentu akan tercermin budaya kerja
baru,strategi dan peran SDM baru dalam suatu tipologi organisasi baru,sebagaimana tabel
dibawah ini yang secara spesifik melukiskan pergeseran peran tersebut.
Jenis Organisasi Peran penting SDM
Organisasi dalam lingkungan lama Berkonsentrasi pada fungsi
produksi,keuangan dan pemasaran serta
bukan merupakan tipe manajemen yang
efektif karena berorientasi jangka pendek
Organisasi dalam lingkungan baru Berkonsentrasi pada fungsi SDM,
merupakan tipe manajemen yang efektif
karena berorientasi jangka panjang
Dari tabel diatas terlihat bahwa dengan adanya perubahan lingkungan organisasi maka
konsentrasi seorang manajer SDM dituntut berubah. Hal ini mengakibatkan tipe peran yang
harus diambil.
Repositioning Peran SDM
Upaya repositioning pada dasarnya merupakan transformasi peran yang menuntut
kemampuan,cara kerja,cara pikir dan peran baru dari SDM. Untuk dapat melakukan proses
repositioning dengan baik maka organisasi perlu mempersiapkan SDM yang mampu
bersaing di masa depan.
Repositioning Perilaku SDM berkaitan dengan peningkatan inisiatif bekerja dalam diri
seseorang dan untuk itu diperlukan etos kerja yang baik.
Sementara Repositioningkompetensi SDM berkaitan dengan peningkatan kualitas dari SDM
lengkap dengan SDM yang dibutuhkan (fasilitas). Upaya Repositioning ditujukan untuk
mengubah pemahaman peran SDM : command to coordination dan manajer dapat memakai
dua pendekatan,yakni :
1. A. climate well being : employees that practices in selection,training and reward meets
their needs,can create satisfied employees where positive fully spoil over to customer.
2. A.climate for sense : employees of superior support like as : Research & Development and
cooporative support that influence service quality is a care wide and faithfully its
debuging.
Berbagai macam peran baru SDM sebagai hasil proses repositioning seperti :
(1) Business Person meliputi : praktisi SDM,partisipasi dalam bidang keuangan dan
operasional,rotasi posisi antar fungsi SDM dan fungsi lain
(2) Shaper of change seperti : partisispasi tim atas perubahan,melakukan penelitian,dan
partisipasi aktif pembentukan misi dan tujuan perusahaan.
(3) Consultant to organizer or partner to line seperti : aktif dalam konsorsium,penyiapan
proposal dan partisipasi dalam sistem komputerisasi.
(4) Strategy formulator and implementator seperti : mengerti strategi bisnis,orientasi bisnis
secara strategis,strategi semua divisi organisasi dan aplikasi praktek manajemen SDM
dari berbagai lini strategis.
(5) Talent manager seperti : komunikasi dengan semua manajer lini secara terus
menerus,konferensi pengembangan jaringan kerja dan computer intillegent.
(6) Asset manager and cost controller seperti : kursus akutansi dan keuangan,baca artikel
jurnal dan prosedur akuntansi.
Beberapa peran baru tersebut dapat dikategorikan sebagai peran strategis SDM karena
terkait langsung secara aktif dengan kegiatan bisnis organisasi. Adapun kategorisasi peran
strategis SDM sebagai berikut :
· Menjadi partner manajer dalam pelaksanaan strategi. Artinya manajer SDM
mampu untuk melakukan audit organisasional,menemukan metode
pengembangan yang tepat dan terakhir melakukan prioritas dalam
penentuan skala dan pelaksanaan tindakan.
· Menjadi eksekutif administratif yang ahli. Artinya manajer SDM tentunya
bukan hanya terampil dalam pekerjaan administrasi belaka tetapi juga
terampil dalam pekerjaan manajerial yang membutuhkan pengambilan
keputusan yang tepat,cepat dan benar.
· Menjadi eksekutif yang juara. Artinya mampu menjadi panutan bagi
karyawan lain dalam bekerja dan fasilitator serta motivator jika karyawan lain
mengalami kesulitan.
· Menjadi agen perubahan. Artinya menjadi inovator dalam arti memberikan
nilai tambah bagi kemajuan organisasi dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis yang terjadi di sekitarnya.
Pendekatan manajemen sumber daya manusia
Metode Pendekatan MSDM Dalam mempelajari MSDM ada tiga pendekatan yang
dapat dilakukan, yaitu:
Elemen-elemen organisasional
Studi gerak dan waktu membeberkan sesuatu disiplin baru, yaitu teknik industri.
Berbagai upaya tersebut menunjukkan bahwa spesialisasi adalah elemen kunci dalam desain
pekerjaan. Bila para karyawan bekerja berulang-ulang sampai batas tertentu, tingkat
keluarannya bisanya lebih tinggi. Penemuan-penemuan para peneliti ini dapat diterapkan
dalam era komputerisasi sekarang.
Berikut ini adalah elemen-elemen organisasi dalam desain pekerjaan menurut
Handoko (2001):
Pendekatan mekanistik
Aliran kerja
Aliran kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa. Produk
atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan sehingga
dibutuhkan aliran kerja dari suatu kegiatan.
Praktek-praktek kerja
Elemen-elemen lingkungan
Elemen-elemen keperilakuan
Otonomi
Variasi
Variasi pekerjaan sangat dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Dengan
variasi pekerjaan yang baik maka tingkat kebosanan dalam melaksanakan tugas akan dapat
ditekan. Apabila seseorang pegawai telah merasa bosan maka timbul rasa lelah. Kelelahan
yang berlanjut akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas.
Dengan adanya kesalahan-kesalahan ini maka seorang pegawai akan ditegur oleh
atasannya. Dengan tguran ini maka soerang pegawai dapat merasa tidak senang dan tidak
puas dalam melaksanakan tugasnya.
Indentitas tugas
Identitas pekerjaan merupakan ciri-ciri, jenjang atau tingkatan dan klasifikasi dari suatu
pekerjaan. Bila pekerjaan tidak mempunyai identitas yang jelas, maka para pegawai akan
kurang merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa kontribusi
(sumbangan-sumbangan atau hasil pekerjaan) para pegawai tidak tampak dengan jelas,
sehingga kepuasan kerja dapat menurun.
Umpan balik