SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM
MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
DIAJUKAN OLEH :
FARID TAUFIQI
NIM : 041611233292
PENDAHULUAN
Persaingan pada dunia bisnis saat ini semakin ketat, terlebih dengan
perkembangan zaman yang semakin maju. Semakin ketatnya persaingan bisnis
terutama pada industri menjadikan setiap perusahaan dituntut memiliki kinerja
yang lebih baik dari perusahaan lain guna tercapainya keunggulan yang kompetitif
bagi perusahaan (Kusnindah, 2014). Ruang lingkup atas persaingan itu sendiri pun
menjadi semakin luas, tidak hanya bagaimana produk memiliki kualitas yang baik
dan harga yang murah, melainkan seluruh bagian atas proses bisnis menjadi suatu
hal penting guna menunjang nilai kompetitif dari suatu perusahaan. Strategi
kualitas, biaya yang rendah, dan respon cepat untuk pemenuhan permintaan pasar
menjadi tantangan yang fundamental dalam persaingan aktivitas industri barang
maupun jasa pada periode ini. Selain dituntut untuk penyesuaian produk, kualitas
yang tinggi, kecepatan respon dalam menanggapi permintaan pasar, perusahaan
saat ini perlu mempertimbangkan rantai pasok sebagai standar dasar pengelolaan
aktivitas bisnis. Oleh sebab itu, manajemen rantai pasok sangat diperlukan untuk
mengatur berjalannya aktivitas bisnis suatu perusahaan.
6
5
4
3
Juta Ton
2
1
0
2017 2018 2019 2020
Konsumsi 5.1 5.1 5.1 5.2
Produksi 2.5 2.4 2.5 2.5
Produk utama PTPN XI pada lini bisnis utama gula dihasilkan oleh 15
pabrik gula yang tersebar di Jawa Timur, dengan rincian :
Tabel 1.2 Kontribusi Produksi Perseroan terhadap Produksi JawaTimur dan Nasional
Kontribusi
Kontribusi Kontribusi
Produksi Produksi Produksi Jawa
Perseroan Perseroan
Tahun Gula Gula Jawa Gula Timur
terhadap terhadap
Perseroan Timur Nasional terhadap
Jawa Timur Nasional
Nasional
2015 406.517 ton 1.536.065 ton 26.46 % 2.497.997 ton 16.27 % 61.49 %
2016 319.913 ton 1.323.928 ton 24.16 % 2.204.619 ton 14.51 % 60.05 %
2017 306.554 ton 1.292.238 ton 23.72 % 2.121.671 ton 14.44 % 60.90 %
2018 317.030 ton 1.309.936 ton* 24.20 % 2.174.400 ton* 14.58 % 60.24 %
* angka sementara/preliminary
Sumber : RSKP 2015-2019
PT Perkebunan Nusantara XI memiliki peran sentral dalam memenuhi
kebutuhan gula nasional dengan kontribusi produksi sekitar 14-16% terhadap
produksi total gula nasional (Tabel 1.3). PT Perkebunan Nusantara XI dihadapkan
pada permasalahan untuk menjaga stabilitas efisiensi dan ketidakpastian iklim
pasokan atas aktivitas bisnisnya. Terlebih lagi, daya pasok akan bahan baku
Perseroan bersumber pada aktivitas petani tebu. Sebagai perusahaan manufaktur,
pertimbangan stagnansi operasi dalam menjaga stabilitas proses dan hasil produk
sangatlah penting. Menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat, Perseroan
mengaktualisasikan optimalisasi pada tiga bidang, yaitu 1) penguatan bisnis inti
yang terkonsentrasi pada produksi gula berbahan tebu; 2) pengembangan
diversifikasi usaha guna menjadi penopang bisnis inti dengan optimalisasi utilisasi
aset; 3) optimalisasi teknologi informasi yang didasarkan pada prinsip integritas
dan profesionalitas (Annual Report PTPN XI, 2018).
Salah satu pabrik gula yang dimiliki PTPN XI adalah Pabrik Gula (PG)
Gending yang bertempat di Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten
Probolinggo Jawa Timur. PG. Gending dibawah naungan PTPN XI yang
memproduksi gula untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. PG. Gending
dinilai masih cenderung menghasilkan gula kristal putih yang kurang baik, yang
mana dalam hal itu berarti bahwa produknya kurang bersaing dengan produk gula
lainnya. Nilai kualitas produk dihitung dari hasil proses produksi yang
mempunyai tolak ukur pada hasil nilai rendemen. Pada Tabel 1.4 dijelaskan
bahwa nilai rendemen PG. Gending berfluktuatif setiap tahunnya dan cenderung
mengalami penurunan setiap periodenya, hal tersebut menandakan bahwa
manajemen perusahaan kurang konsistensi dalam mengontrol kualitas dan risiko-
risiko yang ada pada setiap proses produksi.
1. Bagaimana dampak dari kejadian risiko dan penyebab risiko pada rantai
pasok PG. Gending Probolinggo?
1. Menganalisis dampak dari kejadian risiko dan penyebab risiko pada rantai
pasok PG. Gending Probolinggo.
2. Membuat rancangan mitigasi risiko pada rantai pasok PG. Gending
Probolinggo.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah yang ada
pada perusahaan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan tugas sarjana.
Pada bab ini akan dijelaskan terkait landasan teori atau konsep-konsep
yang digunakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang diteliti,
dijelaskan penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran yang dipakai
sebagai acuan penelitian ini dilakukan.
Pada bab ini akan dipaparkan tentang metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu meliputi jenis penelitian, variable penelitian, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, desain penelitian, dan penjelasan
secara garis besar bagaimana langkah penelitian dan pemecahan masalah
dengan menggunakan metode yang digunakan.
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai deskripsi hasil
penelitian, analisis model dan pembahasan hasil terkait hasil analisa data
yang telah diperoleh selama penelitian dilakukan.
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis
dari hasil penelitian yang dilakukan serta rekomendasi atau saran-saran
yang perlu bagi perusahaan berdasarkan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Risiko
Risiko didefinisikan sebagai ketidakpastian dan menghasilkan dinamika
masalah dengan berbagai kemungkinan. Selain itu, risiko merupakan bagian yang
melekat pada setup objek, baik objek tersebut dalam keadaan melakukan aktivitas
maupun tidak melakukan aktivitas sama sekali. The International Standard
Organization (dalam ISO Guide 73:2009 Risk Management – Vocabulary)
menjelaskan risiko sebagai dampak yang ditimbulkan dari ketidakpastian dalam
upaya mencapai objektifitas. Menurut The Internal Auditors (The Role of Internal
Auditing in Erterprise-Wide Risk Management, 2004) risiko adalah “probability
that an event or action, or inaction, may adversely effect the organization or
activity under review”. Risiko adalah kemungkinan atas suatu peristiwa atau
kejadian, atau akibat yang mungkin memberikan dampak terhadap organisasi atau
aktivitas yang dijalankan.
Risiko adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses perusahaan
dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Risiko akan berakibat buruk pada
perusahaan apabila perusahaan tidak menetapkan rancangan perencanaan
pengelolaan terhadap risiko yang mungkin terjadi pada aktivitas proses bisnis.
Salah satu solusi untuk mengelola risiko adalah dengan membuat dan
mengimplementasikan suatu manajemen risiko. Oleh karena itu, manajemen
risiko dalam skala perusahaan sangatlah penting untuk dikalkulasikan pada
keseluruhan proses perusahaan.
Menurut Zsidisin (2003) risiko dalam hal rantai pasokan adalah terjadinya
potensi kejadian yang memiliki keterhubungan dengan pasokan, yang mana hal
tersebut meliputi ketidakmampuan suatu organisasi dalam dan untuk memenuhi
permintaan pelanggan. Risiko supply chain dapat meningkat dengan adanya
faktor-faktor seperti efisiensi dari pasokan logistik, perkembangan akan struktur
atas supply chain, siklus produk diperpendek dan kapasitas komponen produksi
utama yang memiliki keterbatasan (Norman & Jansson, 2004). Menurut Goh dkk
(2007) ada dua jenis risiko pada rantai pasokan dilihat dari aspek sumbernya,
yaitu risiko yang timbul dari internal jaringan supply chain dan jaringan dari
lingkup eksternal. Lebih lanjut, Blackhurst dkk (2008) memberikan gambaran
terkait kategorisasi risiko dan membaginya dalam 2 sub kategori (internal dan
eksternal), ini memberikan pengertian secara aktual terkait apa dan bagaimana
risiko dapat dideskripsikan menurut kategorinya (Tabel 2.4).
Sub Kategori
Kategori Risiko
Risiko Internal Risiko Eksternal
a. Internal risk. Risiko ini melekat pada proses operasi pada perusahaan
dan risiko yang timbul dari dan akibat keputusan pihak manajemen.
b. Supply chain risk yang timbul dari luar perusahaan namun masih
dalam tataran supply chain. Risiko ini meliputi risiko yang berasal
dari supplier dan konsumen.
c. External risk yang timbul karena adanya interaksi dengan lingkungan
dan risiko yang berasal dari eksternal supply chain.
3 Sangat kecil
Probabilitas antara 5% -
Rendah terjadi
2 25%
kegagalan
Hampir tidak
1 Tidak ada efek Probabilitas < 5%
ada kegagalan
Sumber : MsDermott dkk, 2009
d. Hitung dan tentukan nilai korelasi antara kejadian risiko (risk event)
dan penyebab risiko (risk agent) dengan standar ketentuan dapat
dilihat pada tabel 2.2.
e. Hitung kumpulan potensi risiko (Aggregate Risk Potential of agent j =
ARPj) yang ditentukan sebagai hasil dari kemungkinan kejadian dari
kejadian risiko j dan kumpulan dampak penyebab dari setiap kejadian
risiko yang disebabkan oleh penyebab risiko j.
INPUT
OUTPUT
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
kualitatif dikumpulkan dari teknik wawancara dan kuesioner yang meliputi
pemetaan aktivitas rantai pasok, potensi kejadian risiko, agen risiko dan tindakan
pencegahan. Adapun sumber data meliputi data primer dan data sekunder.
1. Studi Pendahuluan
2. Studi Kepustakaan
3. Wawancara
4. Kuesioner
Cara ini dilakukan dengan membuat rancangan pertanyaan, yang mana
rancangan ini berbentuk deskriptif guna memperoleh data yang valid. Kuesioner
diperuntukkan guna menentukan nilai severity dan occurance dari agen risiko dan
kejadian risiko. Kuesioner diberikan kepada responden terkait, yaitu supplier
bahan baku (petani tebu), karyawan PG. Gending Probolinggo, dan distributor.
Contoh kuesioner ditunjukkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2
Tabel 3.1 Penilaian Risiko pada Tingkat Severity pada Kejadian Risiko
1. Studi Pendahuluan
Tahapan awal dalam penelitian ini adalah proses studi lapangan
dengan cara melakukan kunjungan secara langsung pada obyek penelitian
yaitu PG. Gending Probolinggo. Selanjutnya hasil studi lapangan ini
dijadikan acuan yang melatarbelakangi penulis dalam melakukan
penelitian dengan disiplin ilmu yang sesuai dengan kondisi yang ada pada
obyek penelitian.
2. Studi Kepustakaan
Tahapan selanjutnya yang dapat dilakukan secara paralel dengan
studi lapangan adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan
tahap pencarian referensi yang mendukung diadakannya penelitian.
Referensi yang digunakan bisa dengan membaca text book, e-book,
penelitian tugas akhir dan jurnal yang relevan dengan topik penelitian.
Dari membaca beberapa literatur, kemudian diperoleh suatu permasalahan
yang akan diangkat dalam penelitian ini. Studi kepustakaan yang ada
berhubungan dengan manajemen risiko, manajemen risiko rantai pasok,
Supply Chain Operation Reference, dan House of Risk.
3. Identifikasi Permasalahan
Tahapan selanjutnya ialah melakukan identifikasi permasalahan
yang ada di perusahaan dengan melakukan observasi langsung dan
wawancara dengan Manufacturing Manager untuk mendapatkan informasi
mengenai permasalahan yang ada di perusahaan.
5. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data penelitian data
dengan data kuantitatif pada aktivitas rantai pasok perusahaan dalam
perspektif Supply Chain Operation References (SCOR). Data kualitatif
dikumpulkan dari teknik wawancara dan kuesioner yang meliputi data
potensi kejadian risiko dan agen risiko. Adapun dalam penetapan nilai
severity (tingkat kerugian) pada potensi kejadian risiko ditentukan
responden yang mengacu dari penelitian-penelitian terdahulu dengan
acuan skala pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Penggolongan nilai severity
6. Pengolahan Data
Tingkat Keterangan
0 Tidak ada korelasi
1 Korelasi rendah
3 Korelasi sedang
9 Korelasi tinggi
Sumber : Pujawan (2010)
Kemungkinan Kejadian
No Agen Risiko (Risk Agent) Kode (Occurance)
1 2 3 4 5
Permintaan produk furniture
1 A1 √
yang mendadak dari customer
Sumber : Pujawan (2010)
(severity)
Tingkat
No. Agen Risiko Tindakan Pencegahan Kode
Korelasi
Permintaan produk
Melakukan update
furniture yang
1 permintaan customer P1 2
mendadak dari
setiap minggu
customer
Sumber : Pujawan (2010)
(j)
Tahap Persiapan
Supply Chain
Pemetaan Aktivitas Rantai Operation
Pasok Reference
Identifikasi Risiko :
a. Penyebab dan dampak identifikasi Tahap
b. Menetapkan nilai tingkat risiko (severity) Pengumpulan
c. Menentukan kejadian risiko (occurance) dan Pengelolaan
Data (HOR 1)
d. Menentukan korelasi kejadian risiko dan
penyebab risiko
Evaluasi Risiko :
a. Menentukan the aggregate risk potential (ARP)
b. Menentukan ranking nilai ARP dari tinggi ke rendah
c. Menentukan tindakan pencegahan (prevention action)
Tahap Analisa
Data (HOR 2)
Perencanaan Aksi Mitigasi :
a. Menghitung nilai efektif dan nilai optimal
dari tindakan pencegahan
b. Menentukan prioritas sebagai rancangan
mitigasi risiko
c. Analisis tindakan pencegahan
DAFTAR
Kesimpulan PUSTAKA
dan Saran
Anggraini, Yuanita F., Patdono Soewignjo., & Stefanus Eko Wiratno. (2006).
Identifikasi Dan Analisis Risiko Berdasarkan Konsep Risk Management Di
Pt Perkebunan Nusantara X (Persero). Prosiding Seminar Nasional
Manajemen Teknologi IV. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Magister
Manajemen Teknologi (MMT).
AS/NZS. (2004). Risk Management Guidelines Companion to AS/NZS
4360:2004. Standards Australia International, Sydney.
Blackhurst, Jennifer V., Scheibe, K. P., Johnson D. J. (2008). Supplier risk
assessment and monitoring for the automotive industry. International
Journal of Physical Distribution & Logistics Management, Vol. 38 No. 2,
pp. 143-165.
Christopher, M., Peck, H., Abley,J., Haywood, Major M., Saw, R.,
Rutherford, C., & Strathern, M. (2003). Creating resilient supply chains:
A practical guide. Centre for Logistics and Supply chain management,
Cranfield School of Management. Cranfield University, Cranfield, UK.
Christopher, M., & Lee, H. (2004). Mitigating supply chain risk through improved
confidence. International Journal of Physical Distribution & Logistics
Management, Vol. 34, No. 5, pp.388–396.
Claxton, K. N. M. C. (2017). Failure modes effects analysis (FMEA) for review
of a diagnostic genetic laboratory process. International Journal of Quality
& Reliability Management, Vol. 34.
Evizal, Rusdi. (2018). Pengelolaan Perkebunan Tebu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fone, M. and Young, P.C. (2000). Public Sector Risk Management (1 st ed.).
Oxford: Butterworth-Heinemann.
Goh, M., Lim, J.Y.S. and Meng, F. (2007). A Stohastic Model for Risk
Management in Global Supply Chain Networks. European Journal of
Operational Research, Vol. 182. 164-173.
Griffin, Ricky W., Ronald J. Elbert. (2002). Bussiness (6 th ed.). New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Heizer, Jay & Barry Render. (2008). Manajemen Operasi (Buku 1 Edisi 9).
Jakarta: Salemba Empat.
Kusnindah, Cahya, Yeni Sumantri, Rahmi Yuniarti. (2014). Pengelolaan Resiko
pada Supply Chain dengan Menggunakan Metode House of Risk (HOR)
(Studi Kasus di PT XYZ). Jurnal Teknik Industri. 4, 661-671.
Ma, H. L., & Wong, W. H. C. (2018). A fuzzy-based House of Risk assessment
method for manufacturers in global supply chains. Industrial Management
& Data Systems, 118(7), 1463-1476.
Norman, A., and Jansson, U. (2004). Ericsson’s proactive supply chain risk
management approach after a serious sub-supplier accident. International
Journal of Physical Distribution & Logistics Management, Vol. 34, pp 434-
456.
Project Management Institute. (2004). A guide to the project management body of
knowledge (PMBOK®Guide) (3rd ed.). Newtown Square, PA: Project
Management Institute, Inc.
PTPN XI. (2016). Annual Report Publication. Surabaya.
PTPN XI. (2017). Annual Report Publication. Surabaya.
PTPN XI. (2018). Annual Report Publication. Surabaya.
Pujawan, I. N., & Geraldin, L. H. (2009). House of risk: a model for proactive
supply chain risk management. Business Process Management Journal. 15
(6), 953-967.
Pujawan, I. N., & Mahendrawati. (2010). Supply Chain Management. Surabaya:
Penerbit Guna Widya.
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri. (2015). Analisis Lelang Gula
PTPN/Petani Dalam Rangka Stabilisasi Harga. Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia: Jakarta.
Puspita, Hanna, D. (2018). Analisis dan mitigasi risiko pada proses pengadaan
barang dan jada dengan pendekatan metode house of risk (HOR) di PT
Industri Kereta Api (PERSERO). Universitas Airlangga: Magister
Manajemen.
Raj Sinha, P., Whitman, L. E., & Malzahn, D. (2004). Methodology to mitigate
supplier risk in an aerospace supply chain. Supply Chain Management: an
international journal, 9 (2), 154-168.
Sianturi, Purnama T. (2013). Perlindunan Hukum Terhadap Pembeli Barang
Jaminan Tidak Bergerak Melalui Lelang. CV Mandar Maju.
Suni, Abdul Naim. (2016). Analisis Pengukuran Kinerja Supply Chain
Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) Dan
Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus Pada Pamella Satu). Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga: Jurusan Teknik Industri.
Simchi-Levi, D., Kaminsky, P. & Simchi-Levi, E. (2000). Designing and
Managing the Supply Chain: Concepts, Strategies, and Case Studies.
Singapore: McGraw-Hill International Edition.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administratif. Bandung: CV Alafbeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV
Alafbeta.
Sukmadinata, Nana S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Supply Chain Council. (2012). Supply Chain Operation Reference Model
Revision 11.0. United States of America: Supply Chain Council, Inc.
https://ibfgi.com/risk-management-31000/
Supply Chain Council. (2017). Quick Reference Guide SCOR® Version 12.0.
United States and Europe: APICS.
Susanti, Aries. (2016). Analisis Strategi Mitigasi Resiko pada Supply Chain CV
Surya Cip dengan House of Risk Model. Universitas Diponegoro: Jurusan
Teknik Industri.
Sutawijaya, A.H., dan E. Marlapa. (2016). Supply Chain Management: Analisis
dan Penerapan Menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR) di
PT. Indoturbine. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, Volume VI, No. 1. 121-
138.
Hidaya, S., dan Imam Baihaqi. (2014). Analisis dan Mitigasi Risiko Rantai Pasok
Pada PT. Crayfish Softshell Indonesia. Institut Teknologi Sepuluh
November: Jurusan Teknik Industri.
Ulfah, Maria., Mohamad Syamsul M., Sukardi., Sapta R. (2015). Analisis dan
Perbaikan Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi Dengan
Pendekatan House of Risk. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Jurusan
Teknik Industri.
Umar, Husein. (2001). Manajemen Risiko Bisnis: Pendekatan Finansial dan Non
finansial. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Cetakan Kedua.
Tang, C. S. (2006). Perspectives in supply chain risk management. International
Journal of Production Economics, 103(2), 451–488.
Taufik, Ahmad. (2012). Sejarah Perkembangan Pabrik Gula Gending, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur (1830-2010). Universitas Negeri Malang: Jurusan
Sejarah.
Trenggonowati, D. L, & Nur Atmi Pertiwi. (2017). Analisis Penyebab Risiko Dan
Mitigasi Risiko Dengan Menggunakan Metode House Of Risk Pada Divisi
Pengadaan PT. XYZ. Journal Industrial Service, Volume 3, No. 1a.
Wardhana, Praditya. (2017). Analisis Penawaran dan Prospek Industri Gula di
Jawa Timur. Universitas Jember: Jurusan Agribisnis.
Waters, D. (2007). Supply Chain Risk Management (SCRM): Vulnerability and
resiliance in logistics. Kogan Page Publisher.
White, D. (1995). Application of system thinking to risk management: a review of
the literature. Management Decision, Vol. 33 no. 10, pp 35-45.
Zsidisin, G.A. (2003). Managerial perceptions of supply risk. Journal of Supply
Chain Management, Vol. 39, pp 14-25.