Anda di halaman 1dari 15

Volume. 4, Nomor.

1, JUNI 2017

KELAYAKAN FINANSIAL GULA JAGUNG


SEBAGAI BIOINDUSTRI
DI KABUPATEN BENGKAYANG

FINANCIAL FEASIBILITY CORN SUGAR AS


BIOINDUSTRY IN BENGKAYANG
Rudy Setyo Utomo1 dan Tri Wahyudi 2
1
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat, Jl. Dr. Sutomo
No 01 Pontianak, (081256512616)
Email : rudystyo@gmail.com
2
Fakultas Tehnik Industri Universitas Tannjungpura Pontianak
Email : triecell@yahoo.com
Diterima : 17 Juni 2016, Diterima setelah perbaikan : 22 Juni 2017

Intisari. Kesulitan petani jagung meningkatkan pendapatannya dapat ditempuh dengan pendirian pabrik yang
mengolah bahan mentah jagung menjadi produk jadi, yaitu gula jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah
menemukan kelayakan finansial proses produksi pengolahan biji jagung menjadi gula. Untuk mengetahui
kelayakan pabrik gula jagung dilakukan analisis kelayakan finansial. Hasil analisis kelayakan finansial
menunjukkan bahwa produksi gula jagung di Kabupaten Bengkayang layak untuk dilakukan dengan syarat
Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp.84.500,00/Kg. Adapun nilai Break Even Point (BEP) 69,387 unit,
nilai Payback Period (PBP) 2,41, nilai Net Present Value (NPV) Rp.54,592,680,102.46,, nilai Internal Rate of
Return (IRR) 25,10%, dan nilai Benefit/Cost Ratio (B/C Rasio) 1,35. Investasi pada usaha gula jagung masih
dikatakan layak dilakukan walaupun dengan tingkat sensitivitas harga turun 3% sampai dengan tingkat
sensitivitas harga jual turun 3% dan bahan baku naik sebesar 4%.
Kata kunci : analisis finansial, gula jagung

Abstract. Difficulty of corn farmers for increase their income can be reached by establishing raw materials into
finishing product, namely corn sugar. The aim of this study is to find the financial feasibility of processing seed
corn into sugar. To determine the feasibility of corn sugar mills conducted a financial feasibility analysis.
Financial feasibility analysis results indicate that corn sugar production in Bengkayang feasible on condition
Cost of Goods Sold amounted Rp. 84,500.00/Kg. The value of Break Even Point (BEP) 69,387 units, the value
of Payback Period (PBP) 2.41, Net Present Value (NPV) Rp.54,592,680,102.46 ,, value Internal Rate of Return
(IRR) 25.10%, and the value of Benefit / Cost Ratio (B / C ratio) of 1.35. Investment in corn sugar business still
said to be worth doing despite the sensitivity level price down 3% to the sensitivity level of selling prices down
3% and raw materials rose by 4%.
Keywords: financial analysis, corn sugar

produksinya tumbuh sebesar 2,38% selama


PENDAHULUAN lima tahun terakhir. Kabupaten yang
Kondisi bidang ekonomi Kalimantan memproduksi jagung terbesar adalah
Barat (Kalbar) dalam kurun waktu 2008-2012 Kabupaten Bengkayang. Jagung di Kabupaten
didominasi oleh sector pertanian. Dominasi Bengkayang biasa dijual sebagai bahan baku
tersebut ditunjukkan oleh sumbangan sector industri pakan ternak. Jagung merupakan
pertanian terhadap PDRB Kalbar adalah salah satu komoditas lokal yang mendukung
terbesar, yaitu sebesar 24,10% (RPJMD Prov. ketahanan pangan nasional. Penggunaan
Kalbar 2013-2018), dan menurun pada tahun jagung untuk pangan di Indonesia telah
2015 sebesar 21,02% (BPS Kalbar, 2016). mencapai 50% dari total kebutuhan
Kontribusi tanaman pangan sebesar 3,76%, (Widowati dalam Kusuma dan Indah, 2014).
didalamnya termasuk produksi jagung, selain Dalam analisis isu-isu strategis RPJMD
padi, palawija lain dan hortikultura. Produksi Prov. Kalbar 2013-2018 dinyatakan bahwa
jagung dinyatakan merupakan salah satu lemahnya daya saing Kalimantan Barat
produk unggulan tanaman pangan Kalbar disebabkan oleh belum berkembangnya
(RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018) yang
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 1
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

hilirisasi industri. Hingga diformulasikan fruktosa dalam jumlah sama banyak.


kebijakan pembangunan daerah bidang Sementara itu, gula jagung
ekonomi secara mikro lebih diarahkan pada hanya mengandung zat gula sederhana yaitu
peningkatan ekspor dan hilirisasi industri. fruktosa, yaitu gula yang banyak ditemukan
Sementara itu, sektor perindustrian atau pada buah-buahan dan memiliki rasa lebih
industri pengolahan pada tahun 2012 memberi manis dari gula biasa (1,7 kali lebih manis
kontribusi terhadap PDRB Kalbar sebesar dari gula biasa). Gula jagung (fruktosa)
17,02%. Tetapi sayang, kontribusi sektor memiliki jumlah kalori lebih rendah
industri mengalami penurunan, pada tahun dibanding gula biasa (sukrosa).
2015 sumbangan industri pengolahan sebesar
Gula merupakan salah satu komoditas
15,73%, yang disebabkan dalam kurun waktu
strategis dalam perekonomian Indonesia
5 tahun terakhir industri Kalbar masih
karena menyangkut hajat hidup orang banyak,
bertumpu pada industri pengolahan kayu yang
sebagai salah satu kebutuhan pokok, dinamika
semakin kesulitan bahan baku.
harga gula mempunyai pengaruh langsung
Sementara itu, Kalbar sebagai salah satu terhadap laju inflasi, pengaruhnya terhadap
provinsi di Indonesia masih belum mampu perkembangan industri lainnya dan
menyediakan kebutuhan gula bagi penyerapan tenaga kerja yang cukup besar
masyarakatnya. Kebanyakan gula banyak (Prasetyo, 2010). Pengembangan industri gula
didatangkan dari luar daerah yaitu dari Pulau akan berpengaruh pada perkembangan
Jawa sebagai penghasil gula pasir dari tebu. industri-industri lainnya karena selain untuk
Menurut Ketua Aprindo Kalbar, Daniel konsumsi langsung, gula juga digunakan
Edward Tangkau sebagai bahan baku berbagai industri
(http://www.tribunnews.com; 31 Maret 2015), makanan dan minuman. Permintaan gula
pada saat ini pasokan gula di Kalbar kurang, secara nasional diperkirakan akan terus
sedang kebutuhan gula untuk Kalbar sekitar meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
6000 ton/bulan. Bahkan, penduduk, pendapatan masyarakat, dan
http://bisnis.liputan6.com (16 Maret 2015), pertumbuhan industri pengolahan makanan
menyebutkan, sebanyak 328.000 ton gula dan minuman. Dengan demikian, dapat
diimpor dari Thailand oleh Perum Bulog. dikatakan bahwa industri gula berpotensi
Pada bulan Juli 2014 Bulog mendatangkan menjadi salah satu industri unggulan
gula pasir sebanyak 20.000 ton yang (Suprayoga dalam Prasetyo, 2010).
selanjutnya diedarkan di Kalbar untuk
Pada tahun 2014 kebutuhan gula
menjaga stabilitas stok gula. Pada saat ini,
nasional mencapai 5700 juta ton. Untuk
kebutuhan Kalbar akan gula mencapai 5.000
memenuhi kebutuhan gula tersebut
ton/bulan.
diupayakan melalui Program Swasembada
Gula selain diproduksi dari tebu Gula Nasional. Kondisi pemenuhan gula pada
sebenarnya juga dapat diproduksi dari saat ini sebesar 2,129 juta ton dari perluasan
karbohidrat khususnya pati, seperti pati ubi dan pembangunan Pabrik Gula baru (Direktur
kayu, pati jagung, tepung sagu dan sejenisnya. Jenderal Perkebunan, Gamal Nasir, 2014).
Pembuatan gula dari pati dilakukan dengan Salah satu jenis gula yang banyak diproduksi
cara hidrolisis, yaitu pemecahan molekul pati adalah glukosa. Glukosa banyak digunakan
atau amilosa dan amilopektin menjadi dalam industri makanan dan minuman,
monomernya yaitu glukosa dan fruktosa. terutama dalam industri permen, selai, dan
Proses hidrolisis tersebut dapat dilaksanakan buah kaleng.
melalui cara kimia dan atau menggunakan
katalisator enzim, yaitu amilase, glukoamilase Kelayakan Finansial Gula Jagung
dan glukosa isomerase.
Analisis kelayakan finansial biasa
Gula yang dibuat dari jagung memiliki digunakan untuk analisis berbagai bidang
beberapa kelebihan dibanding gula tebu, yaitu industri (Rantala dkk,. dalam Kusuma dan
tidak menimbulkan obesitas karena gula Indah, 2014). Tujuan analisis kelayakan
jagung lebih mudah diuraikan di dalam tubuh, finansial adalah untuk mengetahui suatu
mengandung serat, dan tidak merusak gigi usaha layak dijalankan atau tidak. Kesalahan
(https://www.sahabatnestle.co.id; 31 Maret dalam penentuan asumsi teknologi produksi,
2015). Gula pasir (dari tebu) merupakan ketersediaan bahan baku dan fluktuasi
sukrosa, yaitu disakarida. Pada kondisi asam harganya, sensitivitas biaya operasional,
(dalam saluran pencernaan) akan pecah perkiraaan tenaga kerja dapat menyebabkan
menjadi monosakarida, yaitu glukosa dan ketidak-tepatan analisis sehingga jika rencana

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 2


Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

direalisasikan akan rugi (Idham dalam B/C rasio, BEP dan ROI setelah terjadi
Kusuma dan Indah, 2014). Kadir (2008) perubahan (Emawati, 2007).
menggunakan analisis Benefit-Cost Ratio
(BCR) dan Break Even Point (BEP) untuk Proses produksi gula jagung
mengetahui analisis finansial produk
Pada saat ini produksi gula dari jagung
agroindustri. Kusuma dan Mayasti (2014)
banyak dilakukan dengan menggunakan asam
melakukan analisis finansial dengan analisis
atau enzim untuk mengkonversi pati menjadi
Net Present Value, Internal Rate of Return,
gula. Kemajuan dalam pengembangan enzim
Payback Periode, rasio B/C, dan analisis
sensitivitas. Yesi (2013) melakukan studi dapat menghasilkan glukosa dengan kadar
kelayakan menggunakan alat analisis Net dekstrosa mencapai 95% (Parker et al., 2010).
Bahan baku pembuatan gula biasa dilakukan
Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio
dari pati, karena pati merupakan polimer dari
(B/C ratio) dan analisis sensitivitas. Damayati
glukosa. Proses produksi gula dari pati
(2008) melakukan studi kelayakan bioethanol
melewati tahap-tahap utama yaitu ekstraksi
dari ubi kayu dengan menggunakan analisis
NPV, IRR, Net B/C, Pay Back Period. pati dari jagung, proses liquefaction, proses
saccharification, proses pemurnian (refining).
Beberapa jenis biaya untuk melakukan Produk proses ini adalah gula glukosa jika
proses produksi diantaranya adalah biaya akan dibuat menjadi gula fruktosa yang lebih
tetap dan biaya variable (Praditya, 2010). manis maka proses dilanjutkan dengan proses
Biaya tetap misalnya adalah biaya untuk isomerasi untuk mengubah glukosa menjadi
mesin dan peralatan. Yang termasuk biaya fruktosa (Parker et al., 2010). Silva et al.
variable diantaranya adalah biaya untuk bahan (2009) telah mengkonversi tepung cassava
baku dan utilitas, biaya variable tambahan, menjadi sirup fruktosa dengan menggunakan
yang meliputi biaya perawatan dan Aspergillus niger dan Streptomyces sp.
penganganan lingkungan, pemasaran dan sebagai sumber produksi glucoamylase (GA)
distribusi, dan biaya variable lainnya. dan glucose isomerase (GI).
Penerimaan total didefinisikan sebagai Sedang enzim amilase (alfa amilase dan
total uang yang dibayarkan kepada produsen glukoamilase) digunakan untuk hidrolisis pati
untuk suatu produk (Gaspersz dalam Praditya, menjadi glukosa. Alfa amilase memecah
2010). Biasanya produksi berhubungan karbohidrat rantai panjang secara random
negatif dengan harga, artinya harga akan sepanjang rantai pati menghasilkan
mengalami penurunan ketika produksi maltotriose dan maltose dari amilosa, atau
berlebihan. maltose, glukosa dan sedikit dekstrin dari
amilopektin. Alpha amylase banyak
Net Present Value (NPV) Merupakan
ditemukan pada fungi ascomycetes,
selisih antara present value (nilai sekarang)
basidiomycetes dan bakteri Bacillus (Singh,
dari penerimaan atau manfaat dengan present
dkk, 2011). Hasil hidrolisis α-amilase mula-
value dari pengeluaran atau biaya selama
mula adalah dekstrin, kemudian dekstrin
umur ekonomis usaha (Damayati, 2008). Dua
tersebut dipotong-potong lagi menjadi
instrumen evaluasi investasi yang umum
campuran antara glukosa, maltosa, maltotriosa
digunakan untuk menilai apakah suatu
(Singh,et al., 2011) dan ikatan lain yang lebih
investasi akan dilakukan atau tidak dengan
panjang (Melliawati dalam Devita, 2013).
menggunakan analisis Net Present Value
Salah satu kapang yang mampu menghasilkan
(NPV) dan Internal Rate of Return (IRR)
α-amilase dalam jumlah besar ialah
(Fitriani, 2010). Efisiensi usaha dapat
Aspergillus niger (Sebayang, 2005). Alpha-
diketahui dengan menghitung perbandingan
amylase adalah calcium metalloenzyme, yang
antara besarnya penerimaan dan biaya yang
tidak akan berfungsi baik jika tidak ada
digunakan dalam proses produksi yaitu
calcium (Singh, et al., 2011; Wahyudi, et al.,
dengan menggunakan R/C Ratio (Return Cost
2014).
Ratio). Analisis sensitivitas penting untuk
melihat apa yang terjadi dengan hasil analisa Enzim β-amilase yang digunakan dalam
apabila terjadi suatu kesalahan atau perubahan proses sakarifikasi pati (sejenis karbohidrat)
dengan perhitungan-perhitungan biaya dan yaitu memecah makromolekul karbohidrat
manfaat (Kadariah dkk, 1999). Perubahan menjadi molekul karbohidrat rantai pendek
yang terjadi dalam tingkat penerimaan dan (sederhana) (Wikipedia dalam Devita, 2013).
biaya akan mempengaruhi kondisi usaha β-Amilase dapat disintesa oleh bakteri, fungi
tersebut dilihat dari nilai NPV, IRR, PP Net dan tanaman yang mengkatalis hidrolisis
ikatan α-1,4 glikosidik mereduksi ujung non-

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 3


Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

reduksi pati menjadi maltosa (rantai pendek) produk, peningkatan kapasitas produksi yang
(Singh, et al., 2011). Selanjutnya enzim diharapkan, peningkatan harga bahan baku,
glukoamilase atau amiloglukosidase memecah dan umur proyek (Idham, 2010).
ikatan polimer rantai pendek menjadi gula
Perhitungan biaya yang dilakukan
glukosa tunggal (Melliawati dalam Devita,
meliputi biaya investasi, biaya variabel-semi
2013). Kapang adalah penghasil enzim
variabel, biaya tetap, dan biaya lainnya. Biaya
amiloglukosidase potensial (Rani dalam
investasi adalah sejumlah modal atau biaya
Muchtar, 2013).
yang digunakan untuk memulai usaha atau
Sementara ini, jagung di Kalbar belum mengembangkan usaha (Pujawan, 2004).
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gula. Biaya variabel merupakan biaya yang rutin
Umumnya jagung dimanfaatkan sebagai dikeluarkan setiap dilakukan usaha produksi
pakan ternak atau dikonsumsi langsung. Yang dimana besarnya tergantung pada jumlah
gmenjadi masalah adalah: apakah produksi produk yang ingin diproduksi (Ardana, 2008).
gula jagung telah memenuhi kelayakan Biaya tetap adalah jenis biaya yang lain yang
finansial? Sehingga penelitian ini dilakukan. rutin dikeluarkan oleh perusahaan selama
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perusahaan melakukan kegiatan produksi,
kelayakan finansial proses produksi akan tetapi besarnya biaya tetap tidak
pengolahan biji jagung menjadi gula. tergantung pada kapasitas produksi.
Perhitungan HPP kapasitas terpasang atau
aktual, dilakukan melalui penetapan harga
METODE PENELITIAN jual dikalangan produsen dan perhitungan
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun penerimaan (revenue) melalui persamaan
2015 selama 5 bulan di Kabupaten berikut ini (Idham, 2010) :
Bengkayang, khususnya (1) Kecamatan Tujuh Harga Pokok Produksi = TC/Kapasitas Aktual
Belas, (2) Kecamatan Seluas dan (3) Revenue = Harga Jual x Total produksi
Kecamatan Sanggauledo, yang merupakan
wilayah kecamatan penghasil jagung di Perhitungan cashflow, untuk melihat
Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan perkembangan aliran finansial yang bisa
dengan survey untuk observasi keberadaan diperoleh. Kriteria investasi yang digunakan
produksi jagung di 3 kecamatan. Selain itu, dalam analisis kelayakan finansial antara
untuk memperoleh data pendukung dilakukan lain(Idham, 2010; Pujawan, 2004):
observasi di Kota Singkawang yang telah BEP adalah suatu titik jumlah produksi
mengolah produk jagung dari Kabupaten atau penjualan yang harus dilakukan agar
Bengkayang. biaya yang dikeluarkan dapat tertutupi
Selain observasi lapangan, juga kembali atau nilai dimana profit yang diterima
dilakukan penelusuran data-data primer UKM adalah nol.
maupun sekunder pengolahan jagung yang
ada di 3 kecamatan dan Kota Singkawang,
serta data biaya dan peralatan yang digunakan
Dimana :
dalam proses pengolahan biji jagung menjadi FC = Biaya Tetap
gula. P = Harga jual per unit
Analisis kelayakan finansial pabrik VC = Biaya Variabel per unit
pengolahan jagung dilakukan mengikuti Analisis Net Present Value dilakukan
Kusuma dan Mayasti (2014) dengan untuk melihat bagaimana nilai investasi
menentukan : (1) Biaya investasi, (2) Biaya dengan mempertimbangkan perubahan nilai
produksi, (3) Struktur finansial, (4) Estimasi mata uang. NPV merupakan perbedaan antara
Penjualan, (5) Estimasi Biaya Produksi, (6) nilai sekarang dari keuntungan dan biaya
Cash Flow, (7) Analisa Break Even Point (Sudong, 2002). Metode ini dikenal sebagai
(BEP), (8) Net Present Value (NPV), (9) metode Present Worth dan digunakan untuk
IncrementalRate of Return (IRR), (10) Net menentukan apakah suatu rencana
Benefit Cost Ratio (Rasio B/C), (11) Pay Back mempunyai keuntungan dalam periode
Period (PBP), dan analisis sensitivitas. analisa, yaitu dengan menentukan base year
Penetapan asumsi dilakukan untuk market value dari proyek. Net Present Value
membantu pengolahan data, penetapan Harga dari suatu proyek merupakan nilai sekarang
Pokok Produksi (HPP) dan pembuatan (present value) antara Benefit (manfaat)
cashflow. Asumsi yang ditetapkan meliputi dibandingkan dengan Cost (biaya) (Fitriani,
jumlah hari kerja karyawan, harga jual H. 2010).

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 4


Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

Bentuk persamaan secara matematis Dimana :


adalah sebagai berikut : i = suku bunga investasi
f = inflasi tertinggi
NPV = PVB – PVC
Atau Fitriani, H (2010) mendefinisikan
Payback Period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk dapat mengembalikan
Dimana : investasi yang telah dikeluarkan melalui
NPV = Net Present Value keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek.
PVB = Present Value of Benefit Estimasi jangka waktu pengembalian
PVC = Present Value of the Cost investasi suatu industri dapat ditunjukkan
Bt = Penerimaan kotor tahun ke-t dengan perhitungan Payback Period (Fazwa
N = Umur ekonomi dkk., 2001). Payback periode adalah waktu
Ct = Biaya kotor tahun ke-t minimum untuk mengembalikan investasi
I = tingkat suku bunga awal dalam bentuk aliran kas yang didasarkan
atas total penerimaan dikurangi semua biaya
(Erlina, 2006).
Kriteria yang digunakan (Diatin, 2007) :
NPV > 0 : usaha layak untuk dijalankan
NPV = 0 : usaha tersebut mengembalikan
sama besarnya nilai uang yang
ditanamkan Suatu usaha dikatakan layak jika nilai
NPV < 0 : usaha tidak layak untuk payback period lebih kecil atau sama
dijalankan dibandingkan umur investasi usaha.
Riyanto (1995) mendefinisikan Internal Perhitungan rasio B/C merupakan
Rate of Return (IRR) sebagai tingkat suku perbandingan antara penerimaan total dan
bunga yang akan dijadikan jumlah nilai biaya total, yang menunjukkan nilai
sekarang dari pengeluaran modal proyek. penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah
Secara Matematis dirumuskan sebagai yang dikeluarkan. Proyek dinyatakan layak
berikut: apabila rasio B/C = 1 (Surahman dkk., 2007).

Dimana:
Dengan: Bt = Keuntungan kotor tahun ke-t
i = Discount rate yang digunakan N = Umur ekonomi
Bt = Jumlah benefit dalam periode tahun t Ct = Biaya kotor tahun ke-t
T = Jumlah tahun analisa Perhitungan cashflow, digunakan untuk
Ct = Jumlah cost dalam periode tahun t melihat perkembangan aliran finansial yang
N = Periode yang terakhir dari arus kas bisa diperoleh. BEP digunakan untuk
yang diharapkan mengetahui suatu titik jumlah produksi atau
Kriteria penilaian IRR adalah : penjualan yang harus dilakukan agar biaya
yang dikeluarkan dapat tertutupi kembali atau
 Jika IRR > dari suku bunga yang telah
nilai dimana profit yang diterima UKM
ditetapkan, maka investasi diterima.
adalah nol.
 Jika IRR < dari suku bunga yang telah
ditetapkan, maka investasi ditolak. Analisis Net Present Value dilakukan
untuk melihat bagaimana nilai investasi
IRR tingkat investasi adalah tingkat
dengan mempertimbangkan perubahan nilai
suku bunga yang berlaku (discountrate) yang
mata uang. NPV digunakan untuk
menunjukkan nilai sekarang (NPV) sama
menentukan apakah suatu rencana
dengan jumlah keseluruhan investasi proyek.
mempunyai keuntungan dalam periode
Suatu rancangan usaha dikatakan layak ketika
analisa, yaitu dengan menentukan base year
nilai IRR lebih besar daripada Marginal
market value dari proyek. Net Present Value
Avarage Revenue Return (MARR). Penentuan
dari suatu proyek merupakan nilai sekarang
MARR dapat dihitungan seperti pada
(present value) antara Benefit (manfaat)
persamaan berikut (Kusumanto, 2008) :
dibandingkan dengan Cost (biaya).
MARR = (1 + i) (1 + f) - 1 (6)
IRR digunakan untuk menunjukkan nilai
sekarang (NPV) sama dengan jumlah
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 5
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

keseluruhan investasi proyek. Suatu digunakan tangki stainless steel. Dalam satu
rancangan usaha dikatakan layak ketika nilai tangki dapat diolah kurang lebih 3000 gantang
IRR lebih besar daripada Marginal Avarage jagung diaduk-aduk selama 30 sd 40 jam
Revenue Return (MARR). dalam air hangat 50oC. Selama steeping,
kernel mengabsorp air, sehingga
Suatu usaha dikatakan layak jika nilai
kelembabannya meningkat dari 15% menjadi
payback period lebih kecil atau sama
45% dan ukuran (volumenya) meningkat
dibandingkan umur investasi usaha. Nilai
menjadi dua kali. Penambahan 0,1% sulfur
rasio B/C dilakukan untuk menunjukkan nilai
dioksida ke air dilakukan untuk menghambat
penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah
tumbuhnya bakteri dalam lingkungan hangat.
yang dikeluarkan. Proyek dinyatakan layak
Karena jagung mengembang dan melunak
apabila rasio B/C > 1.
maka sedikit asam air steep akan melepaskan
ikatan gluten dalam jagung dan melepaskan
HASIL DAN pati.
PEMBAHASAN Setelah steeping, selanjutnya dari tangki
perebusan, biji jagung dibawa ke Hammer
Buah jagung terdiri dari tongkol, Mill untuk membuat jagung menjadi bubur
tangkai, kelobot, biji dan rambut. Panjang (Indah, 2009). Jagung digiling kasar untuk
tongkol jagung bervariasi antara 8 – 42 cm memecahkan germ agar melepas komponen-
dengan garis tengah umumnya 3 – 5 cm, komponennya. Air steep didinginkan untuk
tetapi tongkol yang besar dapat mencapai menangkap nutrisi-nutrisi dalam air untuk
garis tengah 7,5 cm. Biji jagung melekat pada digunakan sebagai pakan ternak dan untuk
tongkol dan berbentuk bulat (Koswara, 2009). nutrisi bagi proses fermentasi berikutnya.
Setiap gantang biji jagung yang telah dipipil Jagung giling, dalam slurry air, mengalir ke
dari tongkolnya, rata-rata beratnya 56 pounds. pemisah germ. Proses keseluruhan
Mendekati 70% dari kernel adalah pati pengolahan jagung menjadi glukosa
(berasal dari endosperm), kurang lebih 10% diperlihatkan dalam Gambar 1.
adalah protein (yang didominasi sebagai
gluten), 4% adalah minyak (diekstraksi dari Proses Pemisahan Germ
germ), dan 2% adalah serat (dari kulit).
Secara umum biji jagung terdiri dari kulit Proses pemisahan germ dilakukan dalam
pericarp 5%, endosperm 62%, lembaga 12% cyclone berputar. Pemisah cyclone memutar
dan tip cap 1% (Koswara, 2009). slurry germ jagung yang memiliki berat jenis
ringan. Germ yang mengandung kurang lebih
Komposisi kimia biji jagung antara lain: 85% minyak jagung, dipompa melalui
air 13,5%, protein 10%, lemak atau minyak saringan dan dicuci berulang-ulang untuk
4%, karbohidrat antara lain pati 61%, gula menghilangkan pati yang tertinggal dalam
1,4%, pentosan 6% dan serat kasar 2,3%, dan campuran. Dengan kombinasi proses mekanis
abu 1,4% (Koswara, 2009). Kulit pericarp dan pelarut mengekstraksi minyak dari germ.
merupakan pelindung biji yang tersusun oleh Minyak lalu direfine dan disaring untuk
berlapis-lapis sel (Koswara, 2009). Lapisan menghasilkan produk minyak jagung akhir.
pertama endosperm adalah lapisan aleuron Tujuan dari proses refining adalah
merupakan pembatas antara endosperm memisahkan setiap komponen dan lalu
dengan kulit (pericarp). Endosperm terdiri memurnikan menjadi produk-produk yang
dari granula-granula pati. Pada lapisan tengah spesifik. Residu germ disimpan sebagai
atau pusat terdapat granula-granula pati lunak komponen yang digunakan untuk pakan
dengan ukuran 10-30 µm, sedang bagian luar ternak.
atau pinggir mengandung granula-granula pati
keras dengan ukuran lebih kecil yaitu 1-10 Proses Penggilingan Halus dan Skrining
µm (Koswara, 2009). Lembaga terletak pada Jagung dan slurry air meninggalkan
bagian tengah biji, tersusun oleh skutelum dan pemisah germ dalam beberapa detik,
poros embrio. penggiling melepaskan pati dan gluten dari
serat dalam kernel. Suspensi pati, gluten dan
Proses Pengolahan Jagung serat mengalir melalui saringan cekung, yang
Permulaan proses dilakukan dengan menangkap serat tetapi membiarkan pati dan
mengangkut biji jagung ke tangki perebusan gluten melewatinya. Serat dikumpulkan,
untuk melunakkannya. Perbandingan air slurry disaring kembali untuk memperoleh
dengan biji jagung sebesar 1 : 2 (Indah, 2009). kembali residu pati atau protein, selanjutnya
Proses ini disebtu steeping. Dalam steeping dilewatkan melalui pipa ke rumah pakan
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 6
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

sebagai menu utama pakan ternak. Suspensi hanya 1 atau 2% protein tersisa, dilarutkan,
pati-gluten, disebut pati giling, disalurkan ke dicuci Sembilan hingga 14 kali, dilarutkan
pemisah pati. kembali, dan dicuci kembali dalam
hydroclone untuk menghilangkan sedikit
Proses Pemisahan Pati. protein dan menghasilkan pati kualitas tinggi,
secara tipikal kemurniannya dapat mencapai
Gluten memiliki densitas rendah
lebih dari 99,5%. Beberapa pati
dibanding pati. Dengan melalui penggilingan
pati dan sentrifus, gluten diputar keluar untuk
digunakan sebagai pakan ternak. Pati dengan

Gambar 1. Proses pengolahan jagung menjadi gula glukosa dan fruktosa


dikeringkan dan dipasarkan sebagai pati atau enzim sebagai katalisator. Suspensi pati
jagung unmodified, beberapa dimodifikasi dimasukkan ke dalam air dengan asam atau
menjadi pati special, tetapi kebanyakan enzim kemudian pati digelatinisasi untuk
dikonversi menjadi sirup jagung dan glukosa. mendapatkan kekentalan yang diinginkan
(Anonim dalam Jati, 2006).
Konversi Pati Menjadi Gula Larutan asam yang biasa digunakan
untuk melakukan proses hidrolisis adalah
Proses hidrolisis merupakan proses
H2SO4 atau HCl sebagai katalisator. Lebih
pemecahan polisakarida menjadi monomer
banyak digunakan asam sulfat karena asam
gula penyusunnya. Untuk menghidrolisis sulfat lebih banyak bereaksi dengan hampir
ikatan glikosidik pati biasa digunakan asam semua jenis senyawa organik, terutama

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 7


Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

senyawa intermediate yang mudah mengalami membuat sirup jagung fruktosa tinggi (high
hidrolisis (Endahwati, 2010). Hidrolisis fructose corn syrup).
karbohidrat dilakukan dengan pemanasan
larutan asam pada suhu 80oC, maka pati akan Pemisahan Glukosa
terurai menjadi molekul-molekul yang lebih
Selanjutnya, larutan glukosa yang
kecil secara berurutan dan hasil akhirnya
terbentuk didinginkan di dalam cooler lalu
adalah glukosa, dengan reaksi:
dialirkan ke dalam filter press (Indah, 2009).
HCl Dalam filter press larutan glukosa dipisahkan
H2O + (6C6H10O5)n  nC6H12O6 dari serat dan protein yang tersuspensi dalam
Pati glukosa larutan sirup. Berikutnya adalah pemisahan
Maltodekstrin merupakan salah satu pati dan lemak dengan menggunakan Germ
produk modifikasi pati secara kimia atau Separator. Sedang kandungan abu dipisahkan
biokimia hasil dari hidrolisis pati. Lubis dengan menggunakan Rotary Filter (Indah,
(2012) memperoleh dekstrin dari pati sukun 2009). Larutan sirup glukosa kemudian
dengan melakukan hidrolisis menggunakan dipanaskan dalam heater hingga titik didihnya
konsentrasi H2SO4 0,5 N. Kadar dekstrin yang dan dialirkan ke dalam evaporator (Indah,
diperoleh 77,12% pada temperature hidrolisis 2009).
100ºC dan waktu 10 menit. Pati yang telah Dalam Evaporator, HCl terlarut di flash
dimodifikasi dapat digunakan untuk berbagai dalam vapor space dan air diuapkan ke dalam
macam keperluan (Jati, 2006), antara lain kolom heater (Indah, 2009). Larutan sirup
bahan pengisi pada produk-produk tepung, glukosa kemudian dimasukkan ke dalam
pengganti lemak dan gula, dapat ditambahkan Kolom Adsorpsi untuk proses penjernihan
pada minuman olahraga sebagai sumber (Indah, 2009). Sirup gula mentah perlu
energi (Hidayat, 2002). Pada hidrolisis pati direfining untuk menghilangkan pengotor
dengan enzim biasa digunakan beberapa jenis seperti residu protein dan lemak. Ini
enzim, yaitu α-amilase, β-amilase, dilakukan dengan melewatkan larutan melalui
amiloglukosidase, glukosa isomerase, filter vacuum berputar yang diselaputi dengan
pululanase, dan isoamilase (Virlandia, dalam tanah diatome lalu menghilangkan warna
Giovanni dkk., 2013) dengan hasil sirup dengan karbon aktif. Larutan sirup glukosa
glukosa. yang telah mengalami adosrpsi selanjutnya
Proses konversi tersebut biasa dilakukan dipekatkan dalam evaporator 2 hingga
dengan pati dimasukkan ke dalam reactor konsentrasi 78% (Indah, 2009). Sumber lain
hidrolisis dan dioperasikan pada suhu 80oC menyebutkan tingkat solid yang diinginkan
dan tekanan 1 atm lalu ditambahkan HCl (75-85% padatan).
sebagai katalis untuk mempercepat proses
reaksi kimia. Pada tangki reactor hidrolisis ini Kristalisasi Glukosa
terjadi konversi pati menjadi glukosa sebesar Larutan sirup glukosa yang telah
98%. Pati tersuspensi di dalam air akan dipekatkan kemudian dimasukkan ke dalam
mencair dengan keberadaan asam dan atau Crystalizer yang diopreasikan pada suhu
enzim yang mengkonversi pati menjadi 15oC. Dalam crystalizer terbentuk molase
larutan glukosa rendah. Perlakuan dengan sebesar 20% (Indah, 2009). Kristal glukosa
enzim lain berikutnya dilakukan untuk yang telah terbentuk dari proses kristalisasi
melanjutkan proses konversi. Untuk kemudian dilanjutkan dengan tahap
menghentikan proses konversi dari aksi asam pengeringan dengan menggunakan Rotary
atau enzim, pada titik kunci dilakukan proses Dryer untuk menghilangkan kandungan
refining menggunakan refiners untuk airnya (Indah, 2009). Selanjutnya kristal
menghasilkan campuran gula yaitu glukosa glukosa yang telah kering dikemas ke dalam
dan maltose yang tepat sesuai dengan sak atau kemasan lain dengan bantuan
keperluannya. Dalam beberapa sirup, konversi conveyor belt.
pati menjadi gula dihambat pada tahap awal
produksi sirup dengan kemanisan rendah Gambaran Umum Pengolahan Jagung di
hingga medium. Yang lain, konversi Loka Penelitian
dibiarkan hingga semua sirup mendekati
menjadi glukosa. Sirup direfine dalam filter, Penentuan produk yang memiliki
sentrifus, dan kolom pertukaran ion, dan peluang komersial dilakukan dengan melihat
kelebihan air dievaporasi. Sirup dijual perdagangan jagung di tiap-tiap kecamatan
langsung atau dikristalisasi menjadi glukosa yang merupakan penghasil jagung dan di
murni, atau diproses selanjutnya untuk Kabupaten Bengkayang sebagai kota pusat
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 8
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

perdagangan di kabupaten, di Kota pasar dan peluang pasar terhadap produk yang
Singkawang, di Kalbar dan pada tingkat akan dibuat atau dihasilkan. Telah dilakukan
nasional dan regional. Atas dasar penentuan survey untuk mengetahui keinginan
produk unggulan ini maka dilihat status masyarakat untuk merasakan gula jagung.
teknologi yang ada untuk produk barang yang Hasil survey menunjukkan 53% responden
bersangkutan. menyatakan keinginannya untuk menrasakan
gula jagung, seperti diperlihatkan dalam
Produk gula dari jagung merupakan
grafik di Gambar 2. Hal ini menunjukkan
produk yang menjadi rangkaian dari produk
kemungkinan ada pasar lokal terhadap gula
jagung pipil dan beras jagung, tepung jagung,
jagung.
dan pati jagung. Dengan menguasai teknologi
produksi gula jagung maka akan dikuasai pula
teknologi pembuatan produk pati jagung, dan
tepung jagung. Sementara itu, produk tepung
dan pati jagung merupakan produk primer
jagung yang banyak diserap oleh kegiatan
industry turunannya. Analisis finansial
mengenai produk yang ditemukan menjadi
pertimbangan bagi pengembangan produk
jagung di masyarakat Kalimantan Barat.

Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknis Gambar 2. Proporsi keinginan dan tidaknya
Kajian aspek teknik menitik beratkan masyarakat setempat di Kecamatan Sanggau
pada penilaian atas kelayakan dari sisi teknik Ledo, Seluas dan Kecamatan Tujuh Belas
produksi dan teknologi. Pemilihan lokasi yang Kabupaten Bengkayang merasakan gula
berada di Kabupaten Bengkayang yang jagung.
merupakan setra tanaman jagung di Aspek Finansial
Kalimantan Barat. Pabrik gula yang akan
dibuat adalah pabrik gula skala kecil dengan Kajian pada aspek ini meliputi aspek
kapasitas produksi dari pabrik gula sebesar permodalan seperti besar dana, sumber
480.000 kg/thn (2 tcd). pembiayaan, biaya produksi, penerimaan,
suku bunga, pajak dan perbandingan antara
Pabrik gula skala kecil (pabrik gula benefit dengan biaya proyek, sehingga dapat
mini) dengan kapasitas 20-50-200 tcd (ton menentukan apakah proyek layak untuk
cain per day) dan pabrik gula besar dengan dilakukan atau tidak dari aspek finansial.
kapasitas > 1000 tcd (Pabrik Gula Skala
Kecil, Kilang gula rakyat+ Closedpan
Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya
Teknologi, Darussalam). Adapun scenario
penggunaan kapasitas yang akan dilakukan Aspek ini berhubungan dengan tingkat
adalah sebagai berikut: pada tahun pertama penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan
kapasitas yang digunakan sebesar 80%, tahun ekonomi, peningkatan pendapatan,
kedua 90% dan tahun ketiga sebesar 100%. penyediaan sarana dan prasarana umum,
perubahan perilaku yang akan terjadi di
Umur ekonomis rata-rata bangunan 20
masyarakat. Hasil survey menunjukkan
tahun, mesin dan alat 10 tahun, fasilitas 5
terdapat keinginan untuk bekerja pada pabrik
tahun, perlengkapan 5 tahun, dan kendaraan 5
gula jagung jika pabrik tersebut ada di
tahun. Nilai penyusutan untuk bangunan,
lingkungan masyarakat, yaitu Sanggau Ledo,
mesin dan peralatan, fasilitas, perlengkapan
Seluas atau Tujuh Belas, seperti ditunjukkan
dan kedaraan masing-masing 10% per tahun.
dalam grafik di Gambar 3. Terdapat
Debit total limbah yang berasal dari keinginan masyarakat untuk bekerja lain
seluruh kegiatan pada pabrik glukosa adalah selain berusaha tani.
31,506 mg/L, dengan konsentrasi total limbah
adalah 630,9060 mg/L (Indah, 2009).

Aspek Pemasaran
Aspek pasar merupakan aspek yang
sangat penting sebelum sebuah proyek
dilaksanakan. Kajian aspek pemasaran
berkaitan dengan akan ada tidaknya potensi
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 9
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

Penggunaan : tahun 1 (80%(, tahun 2


kapasitas (90%), dan tahun 3 dan
seterusnya (100%)
Sumber dana : Kredit(60%) dan Dana
Sendiri/Swadaya (40%)

Umur Ekonomis : 20 tahun, Penyusutan


Bangunan 10%, Perawatan 5%, PBB
2,5%, dan asuransi
sebesar 0,05%.
Umur Ekonomis : 10 tahun, Penyusutan
Gambar 3. Kemauan masyarakat di loka Mesin dan Alat 10%, Perawatan 5%, dan
asuransi sebesar 0,05%.
penelitian untuk bekerja di pabrik gula
Umur Ekonomis : 5 tahun, Penyusutan 10%,
jagung. Fasilitas Perawatan 5%, dan
Keinginan masyarakat yang utama asuransi sebesar 0,05%.
adalah (1) mendapatkan pekerjaan lain selain Umur Ekonomis : 5 tahun, Penyusutan 10%,
Perlengkapan Perawatan 5%, dan
usaha tani, karena usaha tani miliknya atau asuransi sebesar 0,05%.
yang dikoleola masih belum mampu Umur Ekonomis : 5 tahun, Penyusutan 10%,
mencukupi kebutuhan hidup sehari-sehari Kendaraan Perawatan 5%, dan
dengan memberikan kesejahteraan. asuransi sebesar 0,05%.
Disamping itu, masyarakat juga berkeinginan Limbah : Debit total limbah yang
untuk dapat (2) menjual hasil panen berasal dari seluruh
jagungnya dengan mudah dan dengan (3) kegiatan pada pabrik
harga tinggi untuk meningkatkan glukosa adalah 31,506
pendapatannya. Maka harapan utamanya mg/L, dengan konsentrasi
total limbah adalah
adalah adanya industri pengolahan jagung 630,9060 mg/L (Indah,
yang ada di lingkungannya. (4) disamping Sri. 2009)
itu, jika industri pengolahan jagung ada di
lingkungannya maka petani tidak perlu Beberapa jenis bahan dan biaya bahan
mengeluarkan biaya transport yang lebih baku diperlihatkan pada Tabel 1.
mahal.
Tabel 1. Kebutuhan Bahan Baku
Analisis Finansial Pabrik Gula Jagung
N Particulars Quantity Rate Total/
Untuk mengetahui kelayakan finansial o (kg) (Rp,/kg) Batch
pabrik gula jagung dilakukan analisis Bahan Baku
mengenai biaya Investasi, biaya kebutuhan 1 Jagung 3500 4,500 15,750,000
tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya Pipilan
perawatan, PBB dan asuransi, biaya Bahan
pembantu
operasional perusahaan, biaya kebutuhan 10 1,170,000 11,700,000
2 Bahan
bahan baku, dan Cash Flow. Beberapa penunjang
asumsi yang digunakan dalam analisis 3 e-amylase 10 1,500,000 15,000,000
kelayakan finansial gula jagung diantaranya dan e-
adalah: glukoamilase
4 Fuel , water 1 paket 1,470,000 1,470,000
Harga jagung : Rp. 4.500,00/kg
Pipilan and
Harga e-Amylase : Rp. 750.000/kg/Batch electricity
Harga e- : Rp. 750.000/kg/Batch Beberapa jenis fasilitas dan biaya
glukoamilase investasi diperlihatkan pada Tabel 2.
Bahan : Rp. 1.170.00,00/kg/Batch Kebutuhan jumlah tenaga kerja dan
Lain/Pendukung perkiraan biaya untuk upah dan gaji tenaga
Rate of Interest : 13% ahli dari berbagai disiplin ilmu dan karyawan
per period yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi gula
Kurs dollar : Rp. 13.000,00
jagung diperlihatkan pada Table 3.
Jumlah hari kerja : 20 hari , 12 bulan dalam Proyeksi Laba Rugi perusahaan
perbulan satu tahun. diperlihatkan pada Lampiran 3b.
Jumlah shift : 2 shift/hari (8 jam/shift)
Tabel Cash-Flow Sensitivitas untuk
harga jual turun 3% diperlihatkan pada
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 10
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

Lampiran 4a. Proyeksi Laba Rugi Lampiran 1. Biaya operasional perusahaan


Sensitivitas untuk harga jual turun 3% diperlihatakan pada Lampiran 2. Tabel Cash-
diperlihatkan pada Lampiran 4b. Tabel Flow Perusahaan diperlihatkan pada
Cash-Flow Sensitivitas untuk harga jual turun Lampiran 3a.
3% dan bahan baku naik 4% diperlihatkan
pada Lampiran 5a. Proyeksi Laba Rugi
Sensitivitas untuk harga jual turun 3% dan
bahan baku naik 4% diperlihatkan pada
Lampiran 5b.
Biaya penyusutan, perawatan, Pajak
Bumi dan Bangunan diperlihatkan pada
Tabel 2. Jenis Fasilitas dan Biaya Investasi
No. Deskripsi Volume Satuan Unit Price Value
1 Lahan 2,052 m2 150,000.00 307,725,000.00
2 Bangunan 7,135,000,000.00
Bangunan utama 6,590,400,000.00
a. Ruang pimpinan 24 m2 3,800,000.00 91,200,000.00
b. Kantor 64 m2 2,800,000.00 179,200,000.00
c. Laboratorium 64 m2 3,800,000.00
d. Gudang bahan baku 200 m2 3,800,000.00 760,000,000.00
e. Gudang produk 200 m2 3,800,000.00 760,000,000.00
f. Ruang proses produksi 1,000 m2 4,800,000.00 4,800,000,000.00
Bangunan penunjang 544,600,000.00
a. Musholla 50 m2 2,800,000.00 140,000,000.00
b. Toilet 63 m2 4,200,000.00 264,600,000.00
c. Areal parkir 200 m2 700,000.00 140,000,000.00
3 Mesin dan alat 22,876,080,000.00
a. Corn Screening and Threshing
Machine 2 unit 42,000,000.00 84,000,000.00
b. Tanki Perendaman 2 unit 52,000,000.00 104,000,000.00
c. Hammer Mill for Corn 1 unit 420,000,000.00 420,000,000.00
d. Alat pencuci stainless steel 1 unit 910,000,000.00 910,000,000.00
e. Corn Mixing Machine 1 unit 156,000,000.00 156,000,000.00
f. Hydrocyclone Machine 1 unit 1,170,000,000.00 1,170,000,000.00
g. Hydrolysis Reaktor (chemical
reactor kettle) 1 unit 1,300,000,000.00 1,300,000,000.00
h. Tangki Kimia Besar 1 unit 65,000,000.00 65,000,000.00
i. Tangki Enzim 4 unit 52,000,000.00 208,000,000.00
j. dozing pump 4 unit 32,500,000.00 130,000,000.00
k. Pompa Kimia 2 unit 26,000,000.00 52,000,000.00
l. Pompa air 1 unit 2,080,000.00 2,080,000.00
m. instalasi plumbing 1 unit 79,000,000.00 79,000,000.00
n. Sistem drainase dan
pengolahan limbah (630,9060
mg/L) 1 unit 1,600,000,000.00 1,600,000,000.00
o. Pengering/dryer machine 1 unit 312,000,000.00 312,000,000.00
p. Lantai pengeringan 1,000 m2 120,000.00 120,000,000.00
q. Purification (Filter, Carbon
Refine, Ion Exchange,
Evaporate) 2 unit 6,955,000,000.00 13,910,000,000.00
r. Evaporative Crystallizer 1 unit 1,690,000,000.00 1,690,000,000.00
s. Pipe 1 set 200,000,000.00 200,000,000.00
t. Packaging Machine 1 unit 364,000,000.00 364,000,000.00
5 Fasilitas 1,300,350,000.00

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 11


Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

No. Deskripsi Volume Satuan Unit Price Value


a. Generator set 1 unit 1,105,000,000.00 1,105,000,000.00
b. Alat-alat analitik, timbangan
dll 1 paket 175,750,000.00 175,750,000.00
c. Perlengkapan K3 28 set 700,000.00 19,600,000.00
6 Perlengkapan 98,000,000.00
a. Alat-alat kantor dan Lab. 1 paket 90,000,000.00 90,000,000.00
b. Alat-alat musholla 1 paket 8,000,000.00 8,000,000.00
7 Kendaraan 745,000,000.00
a. Truk 1 unit 245,000,000.00 245,000,000.00
a. Box 2 unit 250,000,000.00 500,000,000.00
8 Biaya pra investasi 90,000,000.00
a. Biaya riset 1 paket 30,000,000.00 30,000,000.00
b. Biaya perizinan 1 paket 40,000,000.00 40,000,000.00
c. AMDAL 1 paket 20,000,000.00 20,000,000.00
TOTAL 32,552,155,000.00
KONTINGENSI (10%) 3,255,215,500.00
TOTAL INVESTASI 35,807,370,500.00

Tabel 3. Biaya Kebutuhan Tenaga Kerja

Personnel No.
No Salary / Total
required Total (Rp)/ tahun
Labour Requirements For The month (Rp)/bln
Factory
Tenaga Kerja Tidak Langsung :
1 Director 1 25,000,000 25,000,000 300,000,000
2 Manager 1 12,000,000 12,000,000 144,000,000
3 1 6,000,000 6,000,000 72,000,000
Production
4 Quality control 1 6,000,000 6,000,000 72,000,000
5 PPIC 1 6,000,000 6,000,000 72,000,000
Total 55,000,000 660,000,000
Tenaga Kerja Langsung :
6 Technician 2 4,000,000 8,000,000 96,000,000
7 Semi skilled 3 2,500,000 7,500,000 90,000,000
8 Unskilled men 4 1,800,000 7,200,000 86,400,000
9 Unskilled women 4 1,800,000 7,200,000 86,400,000
Total 29,900,000 358,800,000
Administrative staff
Tenaga Kerja Tidak Langsung :
10 Manager 1 5,000,000 5,000,000 60,000,000
11 Marketing and finance , 3 3,000,000 9,000,000
purchase 108,000,000
12 HRD 1 3,000,000 3,000,000 36,000,000
13 Administrative and marketing 2 2,500,000 5,000,000
assistance 60,000,000
14 Driver 2 1,800,000 3,600,000 43,200,000
15 Attender 1 1,800,000 1,800,000 21,600,000
Total 28 27,400,000 328,800,000

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 12


Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

Hasil analisis kelayakan finansial semua pengeluaran dan pemasukan besarnya


pabrik gula, yaitu BEP, PBP, NPV, IRR, dan sama. Apabila IRR ternyata lebih besar dari
B/C Rasio pabrik gula jagung dapat dilihat bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan
pada Tabel 4. menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil
dari bunga riil yang berlaku maka pabrik
Tabel 4. Analisis Kelayakan Pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan diperoleh
IRR sebesar 104,47% lebih besar dari bunga
No. Parameter Value bank pada saat ini yaitu sebesar 10,5%.
1 BEP 27,065.20 Dengan demikian maka parbik gula jagung
2 PBP 0.99 dianggap akan mengungkan diproduksi.
3 NPV 259,963,867,832.75
4 IRR 105.47% Dari perhitungan diperoleh nilai IRR
5 B/C ratio 2.01 sebesar 25,10% untuk nilai saat ini, 15,27%
untuk sensitivitas harga jual turun 3% , dan
Break Even Point (BEP) adalah IRR sebesar 14,09% untuk sensitivitas bahan
kapasitas produksi pabrik pada saat hasil baku naik 4%, lebih besar dari bunga bank
penjualan hanya dapat menutupi biaya pada saat ini yaitu sebesar 13%. Dengan
produksi. Dalam kondisi ini pabrik tidak demikian maka parbik gula jagung dianggap
menguntungkan dan tidak rugi. Nilai BEP layak untuk dilakukan.
harga dari perhitungan di atas diperoleh
sebesar Rp. 27.065,20/kg. Pada harga ini Dari data diatas dapat disimpulkan
maka perusahaan tidak memperoleh bahwa melalui perhitungan BEP, PBP, NPV,
keuntungan atau kerugian. Oleh karena itu, IRR, dan B/C Ratio proyek kegiatan
penjualan harga gula jagung lebih dari Rp. pembangunan pabrik gula jagung di
27.065,20/Kg. Kabupaten Bengkayang layak untuk
dijalankan dengan harga jual produk gula >
Estimasi jangka waktu pengembalian Rp. 80.275,00 (Sensitivitas turun 3%) dengan
investasi suatu industri dapat ditunjukkan BEP sebesar > 74,320.73 unit. Dengan
dengan perhitungan Payback Period (PBP). kondisi harga jual turun sebesar 3% dan bahan
Payback periode adalah waktu minimum baku naik sebesar 4%, harga jual produk
untuk mengembalikan investasi awal dalam sebesar > Rp. 81.965,00 dengan BEP sebesar
bentuk aliran kas yang didasarkan atas total > 211,179.07 unit, sementara harga gula
penerimaan dikurangi semua biaya. Suatu jagung sejenis dipasaran pada saat ini dijual
usaha dikatakan layak jika nilai payback dengan kisaran harga Rp.225.000,00/kg dan
period lebih kecil atau sama dibandingkan harga jual gula sukrosa sebesar Rp.
umur investasi usaha. Nilai PBP dalam 15.000,00/kg.
analisis ini sebesar 0,99. Dengan demikian
waktu pengembalian nilai investasi tidak
sampai dalam jangka waktu 1 tahun, dengan PENUTUP
ketentuan harga penjualan gula di atar Rp. Data, fakta dan analisis yang dilakukan
27.065,20/Kg. sebelumnya telah menunjukkan bahwa
Analisis Net Present Value dilakukan produksi gula jagung di Kabupaten
untuk melihat bagaimana nilai investasi Bengkayang layak untuk dilakukan dengan
dengan mempertimbangkan perubahan nilai nilai Break Even Point (BEP) 69,387 unit,
mata uang. NPV merupakan perbedaan antara nilai Payback Period (PBP) 2,41, nilai Net
nilai sekarang dari keuntungan dan biaya Present Value (NPV) Rp.54,592,680,102.46,,
(Sudong, 2002). Ddimana jika nilai NPV > 0, nilai Internal Rate of Return (IRR) 25,10%,
maka usaha layak untuk dijalankan, Jika NPV nilai Benefit/Cost Ratio (B/C Rasio) 1,35 dan
= 0, maka usaha tersebut mengembalikan Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar
sama besarnya nilai uang yang ditanamkan, Rp.84.500,00/Kg. Investasi pada usaha gula
dan jika NPV < 0, maka usaha tidak layak jagung masih dikatakan layak dilakukan
untuk dijalankan. Nilai NPV dari analisis walaupun dengan tingkat sensitivitas harga
pabrik gula jagung di Kabupaten Bengkayang turun 3% sampai dengan tingkat sensitivitas
menunjukkan nilai NPV = harga jual turun 3% dan bahan baku naik
259,963,867,832.75 maka usaha layak untuk sebesar 4%.
dijalankan.
Internal Rate of Return (IRR) REKOMENDASI
merupakan persentase yang menggambarkan Kelayakan harga produksi gula jagung
keuntungan rata-rata bunga per tahun dari dalam penelitian ini diperkirakan senilai Rp.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 13
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

Rp.84.500,00/kg, merupakan harga yang kersen dengan proses hidrolisis, Jurnal


terlalu mahal pada saat ini, sedang harga gula Penelitian Ilmu Teknik, 10(1) : 1-5.
jagung pada saat ini di pasar pada kisaran Rp.
Erlina (2006). Analisis perancangan
90.000/kg. Karena harga ini masih terlalu
agroindustri berbasis karet. Jurnal Bisnis
mahal dibanding dengan gula pasir dari tebu
dan Manajemen, 3(1):73-92.
yang senilai Rp. 12.500/kg sd Rp. 15.000/kg
maka penjualan dan konsumsi akan sangat Fazwa, M.A.F., Fauzi, P.A., Ab, A.G., Rasip
terbatas, artinya pembeli terbatas sekali. dan Noor, M.M. (2001). A preliminary
Sehingga pendirian pabrik gula dari jagung analysis on financial assessment of
pada saat ini belum dapat direkomendasikan, Citrushystrix (limau purut) grown on
karena biaya produksi yang masih terlalu plantation basis, Forest Research Institute
mahal sehingga harga dan tingkat konsumsi Malaysia (FRIM), 52109 Kepong, Selangor
tidak kompetitif. Darul Ehsan, Project No. 0104-01-0094-
EA001.
Oleh karena itu, untuk mengangkat
pendapatan petani jagung dapat dilakukan Fitriani, H. (2010). Analisa kelayakan
penelitian lain yang dapat meningkatkan nilai finansial Pasar Tradisional Modern Plaju
tambah yang tinggi terhadap komoditas Palembang, Jurnal Rekayasa Sriwijaya,
jagung, misalnya jagung diolah menjadi 19(1) : 1-6.
pakan ternak.
Giovanni, J., F. Sinung Pranata, L.M. Ekawati
Purwijantiningsih (2013). Variasei waktu
DAFTAR PUSTAKA dan enzim α–amylase pada hidrolisis pati
sukun (Artocarpus altilis Park.), Fakultas
Ardana, K.B., Pramudya, M.H. dan Teknobiologi Universitas Atma Jaya,
Tambunan, A.H. (2008). Pengembangan Yogyakarta.
tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas, L)
mendukung kawasan mandiri energi di http://bisnis.liputan6.com/read/2074316/gula-
Nusa Penida, Bali. Jurnal Littri. impor-thailand-beredar-di-kalbar-bulog-itu-
ditugaskan
BPS Prov. Kalbar. (2016), Kalimantan Barat
Dalam Angka 2016, Badan Pusat Statistic Idham, A., Lestari, T. dan Adriani, D. (2010).
Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak. Analisis financial sistem usaha tani terpadu
(integrated farming system) berbasis ternak
Damayati, F.E. (2008). Kelayakan usaha sapi di kabupaten oganilir. Jurnal
bioethanol ubi kayu dan molasses di Pembangunan Manusia.
Kecamatan Cicurug Sukabumi (Kasus : PT.
Panca Jaya Raharja), F Pertanian, Institut Indah, S. (2009). Pra Rancangan Pabrik
Pertanian Bogor, Bogor. Pembuatan Glukosa dari Pati Jagung
Dengan Proses Hidrolisa Dengan Kapasitas
Devita, C. (2013). Perbandingan Metode 12000 Ton/Tahun, Departemen Teknik
Hidrolisis Menggunakan Enzim Amilase Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
dan Asam Dalam Pembuatan Sirup Glukosa Sumatera Utara, Medan.
dari Pati Ubi Jalar Ungu (Ipomeabatatas,
L), Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Irfan, M., M. Nadeem, Q. Syed (2012). Media
dan Ilmu Pengethuan Alam, Universitas optimization for amylase production in
Negeri Semarang, Semarang. solid statefermentation of wheat bran by
fungal strains, Journal of Cell and
Diatin, I., Sobari, M.P. dan Irianni, R. (2007). Molecular Biology, 10(1): 55-64.
Analisis kelayakan finansial budidaya ikan
nila wanayasa pada kelompok pembudidaya Jati, P.W. (2006). Pengaruh waktu hidrolisis
mekarsari. Jurnal Akuakultur Indonesia. dan konsentrasi HCl terhadap Dextrose
Equivalent (DE) dan karakterisasi mutu pati
Emawati (2007). Analisis kelayakan finansial termodifikasi dari pati tapioca dengan
industry tahu (Studi Kasus : Usaha Dagang metode hidrolisis asam, Departemen
Tahu Bintaro, Kabupaten Tangerang Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Provinsi Banten), Jurusan Sosial Ekonomi Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Pertanian/Agribisnis, Fakultas Sains dan Bogor, Bogor.
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta. Kadir, A. (2008). Analisis Kelayakan
Finansial Usaha Industri Rumah Tangga
Edahwati, L. (2010). Perpindahan massa Dalam Pembuatan Produk Nata Lontar,
karbohidrat menjadi glukosa dari buah

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 14


Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Sragen, Skripsi, Fakultas Pertanian,


Kehutanan, 5(2) : 83-94. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Koswara, S. (2009). Teknologi Pengolahan Pujawan, I.N. (2004). Ekonomi Teknik.
Jagung (Teori dan Praktek), Penerbit Guna Widya, Surabaya.
eBookPangan.com.
Riyanto, B. (1995). Dasar-dasar Pembelajaran
Kusuma, P.T.W.W., dan N.K. Indah (2014). Perusahaan, Edisi 4, Yogyakarta.
Analisa Kelayakan Finansial
Sebayang, F. (2005). Isolasi dan pengujian
Pengembangan Usaha Produksi Komoditas
aktivitas enzim α-amilase dari Aspergillus
Lokal : Mie Berbasis Jagung, Agritech,
niger dengan menggunakan media
34(2) : 194-202.
campuran onggok dan dedak, Jurnal
Kusumanto, I. (2008). Net present value Komunikasi Penelitian, 17(5) : 81-88.
(NPV) internal dan rate of return (IRR).
Silva, R. do Nascimendo, F. P. Quintino, V.
http://kuliahft.umm.ac.id/
N. Monteiro, and E. R. Asquieri (2009).
pluginfile.php/171/ mod_folder/ content/1/
Production of glucose and fructose syrups
Ekonomi%20Teknik/5.%20NPV%20IRR.p
from cassava (Manihot esculenta Crantz)
pt?forcedownload=1.
starch using enzymes produced by
Lubis, M. R. (2012). Hidrolisis Pati Sukun microorganisms isolated from Brazilian
dengan Katalisator H2SO4 untuk Cerrado soil, Ciênc. Tecnol. Aliment.,
Pembuatan Perekat, Jurnal Rekayasa Kimia Campinas, xx(x): x-x.
dan Lingkungan, 9(2) : 62 – 67.
Singh, S., V. Sharma and M. L. Soni (2011).
Maflahah, I. (2010). Analisis Proses Biotechnical applications of industrially
Pembuatan Pati Jagung (Maizena) Berbasis important amylase enzyme, International
Neraca Massa, Embryo, 7(1): 40-45. Journal of Pharma and Bio Sciences, 2(1) :
486-496.
Mahreni dan Endang Sulistyowati, 2004,
Pembuatan High Fructose Syrup dari Sudong, Y. dan Tiong, R.L.K. (2002). NPV-at
tepung maizena secara enzimatis, Prosiding risk method in infrastructure project
SNTPK VI 2004. investment evaluation. Journal of
Construction Engineering and
Monga, M., M. Goyal, KL. Kalra and G. Soni
Management.
(2011). Production and stabilization of
amylases fromAspergillusniger, Surahman, D.N., Astro, H.M. dan Priyatna, H.
Mycosphere, 2(2): 129–134. (2007). Nanas dan Produk Olahannya.
LIPI Press, Jakarta.
Muchtar, M. (2013). Pemanfaatan kulit buah
kakao sebagai media padat untuk Thor, P. K and H. F. Carman (1979). High
memproduksi enzim amylase oleh fructose corn syrup:An important new
Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae, sugar substitute, California Agriculture,
FakultasPertanian, Universitas Hasanudin, July-August : 13-15.
Makasar.
Wahyudi, P., R. A. Rachmania, M. Ramdhan,
Parker, K., M. Salas and V. C. Nwosu (2010). N. Sari, M. Z. Nuriam, D. Hardi dan T.
High fructose corn syrup: Production, uses Purwati (2014). Isolasi bakteri amilolitik
and publichealth concerns, Biotechnology dan optimasi kondisi fermentasi untuk
and Molecular Biology Review, 5(5) : 71 – produksi enzim α-amilase, Badan
78. Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Jakarta.
Peters, M.S dan K.D. Timmerhaus (2004).
Plant Design and Economics for Chemical Yesi, D. (2013). Studi kelayakan usaha
Engineer, 5th edition, John Wiley and Sons pemanfaatan limbah kopi untuk pakan
Inc., New York. kambing di Kota Pagar Alam, Jurnal
Pembangunan Manusia, 7(1) : 75-90.
Praditya, M. (2010). Analisis usaha industri
gula Jawa skala rumah tangga di Kabupaten
Wonogiri, Skripsi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas maret, Surakarta.
Prasetyo, W. (2010). Analisis Break Even
Point (BEP) pada Industri Pengolahan Tebu
di Pabrik Gula (PG) Mojo Kabupaten
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 15

Anda mungkin juga menyukai