1, JUNI 2017
Intisari. Kesulitan petani jagung meningkatkan pendapatannya dapat ditempuh dengan pendirian pabrik yang
mengolah bahan mentah jagung menjadi produk jadi, yaitu gula jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah
menemukan kelayakan finansial proses produksi pengolahan biji jagung menjadi gula. Untuk mengetahui
kelayakan pabrik gula jagung dilakukan analisis kelayakan finansial. Hasil analisis kelayakan finansial
menunjukkan bahwa produksi gula jagung di Kabupaten Bengkayang layak untuk dilakukan dengan syarat
Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp.84.500,00/Kg. Adapun nilai Break Even Point (BEP) 69,387 unit,
nilai Payback Period (PBP) 2,41, nilai Net Present Value (NPV) Rp.54,592,680,102.46,, nilai Internal Rate of
Return (IRR) 25,10%, dan nilai Benefit/Cost Ratio (B/C Rasio) 1,35. Investasi pada usaha gula jagung masih
dikatakan layak dilakukan walaupun dengan tingkat sensitivitas harga turun 3% sampai dengan tingkat
sensitivitas harga jual turun 3% dan bahan baku naik sebesar 4%.
Kata kunci : analisis finansial, gula jagung
Abstract. Difficulty of corn farmers for increase their income can be reached by establishing raw materials into
finishing product, namely corn sugar. The aim of this study is to find the financial feasibility of processing seed
corn into sugar. To determine the feasibility of corn sugar mills conducted a financial feasibility analysis.
Financial feasibility analysis results indicate that corn sugar production in Bengkayang feasible on condition
Cost of Goods Sold amounted Rp. 84,500.00/Kg. The value of Break Even Point (BEP) 69,387 units, the value
of Payback Period (PBP) 2.41, Net Present Value (NPV) Rp.54,592,680,102.46 ,, value Internal Rate of Return
(IRR) 25.10%, and the value of Benefit / Cost Ratio (B / C ratio) of 1.35. Investment in corn sugar business still
said to be worth doing despite the sensitivity level price down 3% to the sensitivity level of selling prices down
3% and raw materials rose by 4%.
Keywords: financial analysis, corn sugar
direalisasikan akan rugi (Idham dalam B/C rasio, BEP dan ROI setelah terjadi
Kusuma dan Indah, 2014). Kadir (2008) perubahan (Emawati, 2007).
menggunakan analisis Benefit-Cost Ratio
(BCR) dan Break Even Point (BEP) untuk Proses produksi gula jagung
mengetahui analisis finansial produk
Pada saat ini produksi gula dari jagung
agroindustri. Kusuma dan Mayasti (2014)
banyak dilakukan dengan menggunakan asam
melakukan analisis finansial dengan analisis
atau enzim untuk mengkonversi pati menjadi
Net Present Value, Internal Rate of Return,
gula. Kemajuan dalam pengembangan enzim
Payback Periode, rasio B/C, dan analisis
sensitivitas. Yesi (2013) melakukan studi dapat menghasilkan glukosa dengan kadar
kelayakan menggunakan alat analisis Net dekstrosa mencapai 95% (Parker et al., 2010).
Bahan baku pembuatan gula biasa dilakukan
Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio
dari pati, karena pati merupakan polimer dari
(B/C ratio) dan analisis sensitivitas. Damayati
glukosa. Proses produksi gula dari pati
(2008) melakukan studi kelayakan bioethanol
melewati tahap-tahap utama yaitu ekstraksi
dari ubi kayu dengan menggunakan analisis
NPV, IRR, Net B/C, Pay Back Period. pati dari jagung, proses liquefaction, proses
saccharification, proses pemurnian (refining).
Beberapa jenis biaya untuk melakukan Produk proses ini adalah gula glukosa jika
proses produksi diantaranya adalah biaya akan dibuat menjadi gula fruktosa yang lebih
tetap dan biaya variable (Praditya, 2010). manis maka proses dilanjutkan dengan proses
Biaya tetap misalnya adalah biaya untuk isomerasi untuk mengubah glukosa menjadi
mesin dan peralatan. Yang termasuk biaya fruktosa (Parker et al., 2010). Silva et al.
variable diantaranya adalah biaya untuk bahan (2009) telah mengkonversi tepung cassava
baku dan utilitas, biaya variable tambahan, menjadi sirup fruktosa dengan menggunakan
yang meliputi biaya perawatan dan Aspergillus niger dan Streptomyces sp.
penganganan lingkungan, pemasaran dan sebagai sumber produksi glucoamylase (GA)
distribusi, dan biaya variable lainnya. dan glucose isomerase (GI).
Penerimaan total didefinisikan sebagai Sedang enzim amilase (alfa amilase dan
total uang yang dibayarkan kepada produsen glukoamilase) digunakan untuk hidrolisis pati
untuk suatu produk (Gaspersz dalam Praditya, menjadi glukosa. Alfa amilase memecah
2010). Biasanya produksi berhubungan karbohidrat rantai panjang secara random
negatif dengan harga, artinya harga akan sepanjang rantai pati menghasilkan
mengalami penurunan ketika produksi maltotriose dan maltose dari amilosa, atau
berlebihan. maltose, glukosa dan sedikit dekstrin dari
amilopektin. Alpha amylase banyak
Net Present Value (NPV) Merupakan
ditemukan pada fungi ascomycetes,
selisih antara present value (nilai sekarang)
basidiomycetes dan bakteri Bacillus (Singh,
dari penerimaan atau manfaat dengan present
dkk, 2011). Hasil hidrolisis α-amilase mula-
value dari pengeluaran atau biaya selama
mula adalah dekstrin, kemudian dekstrin
umur ekonomis usaha (Damayati, 2008). Dua
tersebut dipotong-potong lagi menjadi
instrumen evaluasi investasi yang umum
campuran antara glukosa, maltosa, maltotriosa
digunakan untuk menilai apakah suatu
(Singh,et al., 2011) dan ikatan lain yang lebih
investasi akan dilakukan atau tidak dengan
panjang (Melliawati dalam Devita, 2013).
menggunakan analisis Net Present Value
Salah satu kapang yang mampu menghasilkan
(NPV) dan Internal Rate of Return (IRR)
α-amilase dalam jumlah besar ialah
(Fitriani, 2010). Efisiensi usaha dapat
Aspergillus niger (Sebayang, 2005). Alpha-
diketahui dengan menghitung perbandingan
amylase adalah calcium metalloenzyme, yang
antara besarnya penerimaan dan biaya yang
tidak akan berfungsi baik jika tidak ada
digunakan dalam proses produksi yaitu
calcium (Singh, et al., 2011; Wahyudi, et al.,
dengan menggunakan R/C Ratio (Return Cost
2014).
Ratio). Analisis sensitivitas penting untuk
melihat apa yang terjadi dengan hasil analisa Enzim β-amilase yang digunakan dalam
apabila terjadi suatu kesalahan atau perubahan proses sakarifikasi pati (sejenis karbohidrat)
dengan perhitungan-perhitungan biaya dan yaitu memecah makromolekul karbohidrat
manfaat (Kadariah dkk, 1999). Perubahan menjadi molekul karbohidrat rantai pendek
yang terjadi dalam tingkat penerimaan dan (sederhana) (Wikipedia dalam Devita, 2013).
biaya akan mempengaruhi kondisi usaha β-Amilase dapat disintesa oleh bakteri, fungi
tersebut dilihat dari nilai NPV, IRR, PP Net dan tanaman yang mengkatalis hidrolisis
ikatan α-1,4 glikosidik mereduksi ujung non-
reduksi pati menjadi maltosa (rantai pendek) produk, peningkatan kapasitas produksi yang
(Singh, et al., 2011). Selanjutnya enzim diharapkan, peningkatan harga bahan baku,
glukoamilase atau amiloglukosidase memecah dan umur proyek (Idham, 2010).
ikatan polimer rantai pendek menjadi gula
Perhitungan biaya yang dilakukan
glukosa tunggal (Melliawati dalam Devita,
meliputi biaya investasi, biaya variabel-semi
2013). Kapang adalah penghasil enzim
variabel, biaya tetap, dan biaya lainnya. Biaya
amiloglukosidase potensial (Rani dalam
investasi adalah sejumlah modal atau biaya
Muchtar, 2013).
yang digunakan untuk memulai usaha atau
Sementara ini, jagung di Kalbar belum mengembangkan usaha (Pujawan, 2004).
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gula. Biaya variabel merupakan biaya yang rutin
Umumnya jagung dimanfaatkan sebagai dikeluarkan setiap dilakukan usaha produksi
pakan ternak atau dikonsumsi langsung. Yang dimana besarnya tergantung pada jumlah
gmenjadi masalah adalah: apakah produksi produk yang ingin diproduksi (Ardana, 2008).
gula jagung telah memenuhi kelayakan Biaya tetap adalah jenis biaya yang lain yang
finansial? Sehingga penelitian ini dilakukan. rutin dikeluarkan oleh perusahaan selama
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perusahaan melakukan kegiatan produksi,
kelayakan finansial proses produksi akan tetapi besarnya biaya tetap tidak
pengolahan biji jagung menjadi gula. tergantung pada kapasitas produksi.
Perhitungan HPP kapasitas terpasang atau
aktual, dilakukan melalui penetapan harga
METODE PENELITIAN jual dikalangan produsen dan perhitungan
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun penerimaan (revenue) melalui persamaan
2015 selama 5 bulan di Kabupaten berikut ini (Idham, 2010) :
Bengkayang, khususnya (1) Kecamatan Tujuh Harga Pokok Produksi = TC/Kapasitas Aktual
Belas, (2) Kecamatan Seluas dan (3) Revenue = Harga Jual x Total produksi
Kecamatan Sanggauledo, yang merupakan
wilayah kecamatan penghasil jagung di Perhitungan cashflow, untuk melihat
Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan perkembangan aliran finansial yang bisa
dengan survey untuk observasi keberadaan diperoleh. Kriteria investasi yang digunakan
produksi jagung di 3 kecamatan. Selain itu, dalam analisis kelayakan finansial antara
untuk memperoleh data pendukung dilakukan lain(Idham, 2010; Pujawan, 2004):
observasi di Kota Singkawang yang telah BEP adalah suatu titik jumlah produksi
mengolah produk jagung dari Kabupaten atau penjualan yang harus dilakukan agar
Bengkayang. biaya yang dikeluarkan dapat tertutupi
Selain observasi lapangan, juga kembali atau nilai dimana profit yang diterima
dilakukan penelusuran data-data primer UKM adalah nol.
maupun sekunder pengolahan jagung yang
ada di 3 kecamatan dan Kota Singkawang,
serta data biaya dan peralatan yang digunakan
Dimana :
dalam proses pengolahan biji jagung menjadi FC = Biaya Tetap
gula. P = Harga jual per unit
Analisis kelayakan finansial pabrik VC = Biaya Variabel per unit
pengolahan jagung dilakukan mengikuti Analisis Net Present Value dilakukan
Kusuma dan Mayasti (2014) dengan untuk melihat bagaimana nilai investasi
menentukan : (1) Biaya investasi, (2) Biaya dengan mempertimbangkan perubahan nilai
produksi, (3) Struktur finansial, (4) Estimasi mata uang. NPV merupakan perbedaan antara
Penjualan, (5) Estimasi Biaya Produksi, (6) nilai sekarang dari keuntungan dan biaya
Cash Flow, (7) Analisa Break Even Point (Sudong, 2002). Metode ini dikenal sebagai
(BEP), (8) Net Present Value (NPV), (9) metode Present Worth dan digunakan untuk
IncrementalRate of Return (IRR), (10) Net menentukan apakah suatu rencana
Benefit Cost Ratio (Rasio B/C), (11) Pay Back mempunyai keuntungan dalam periode
Period (PBP), dan analisis sensitivitas. analisa, yaitu dengan menentukan base year
Penetapan asumsi dilakukan untuk market value dari proyek. Net Present Value
membantu pengolahan data, penetapan Harga dari suatu proyek merupakan nilai sekarang
Pokok Produksi (HPP) dan pembuatan (present value) antara Benefit (manfaat)
cashflow. Asumsi yang ditetapkan meliputi dibandingkan dengan Cost (biaya) (Fitriani,
jumlah hari kerja karyawan, harga jual H. 2010).
Dimana:
Dengan: Bt = Keuntungan kotor tahun ke-t
i = Discount rate yang digunakan N = Umur ekonomi
Bt = Jumlah benefit dalam periode tahun t Ct = Biaya kotor tahun ke-t
T = Jumlah tahun analisa Perhitungan cashflow, digunakan untuk
Ct = Jumlah cost dalam periode tahun t melihat perkembangan aliran finansial yang
N = Periode yang terakhir dari arus kas bisa diperoleh. BEP digunakan untuk
yang diharapkan mengetahui suatu titik jumlah produksi atau
Kriteria penilaian IRR adalah : penjualan yang harus dilakukan agar biaya
yang dikeluarkan dapat tertutupi kembali atau
Jika IRR > dari suku bunga yang telah
nilai dimana profit yang diterima UKM
ditetapkan, maka investasi diterima.
adalah nol.
Jika IRR < dari suku bunga yang telah
ditetapkan, maka investasi ditolak. Analisis Net Present Value dilakukan
untuk melihat bagaimana nilai investasi
IRR tingkat investasi adalah tingkat
dengan mempertimbangkan perubahan nilai
suku bunga yang berlaku (discountrate) yang
mata uang. NPV digunakan untuk
menunjukkan nilai sekarang (NPV) sama
menentukan apakah suatu rencana
dengan jumlah keseluruhan investasi proyek.
mempunyai keuntungan dalam periode
Suatu rancangan usaha dikatakan layak ketika
analisa, yaitu dengan menentukan base year
nilai IRR lebih besar daripada Marginal
market value dari proyek. Net Present Value
Avarage Revenue Return (MARR). Penentuan
dari suatu proyek merupakan nilai sekarang
MARR dapat dihitungan seperti pada
(present value) antara Benefit (manfaat)
persamaan berikut (Kusumanto, 2008) :
dibandingkan dengan Cost (biaya).
MARR = (1 + i) (1 + f) - 1 (6)
IRR digunakan untuk menunjukkan nilai
sekarang (NPV) sama dengan jumlah
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 5
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017
keseluruhan investasi proyek. Suatu digunakan tangki stainless steel. Dalam satu
rancangan usaha dikatakan layak ketika nilai tangki dapat diolah kurang lebih 3000 gantang
IRR lebih besar daripada Marginal Avarage jagung diaduk-aduk selama 30 sd 40 jam
Revenue Return (MARR). dalam air hangat 50oC. Selama steeping,
kernel mengabsorp air, sehingga
Suatu usaha dikatakan layak jika nilai
kelembabannya meningkat dari 15% menjadi
payback period lebih kecil atau sama
45% dan ukuran (volumenya) meningkat
dibandingkan umur investasi usaha. Nilai
menjadi dua kali. Penambahan 0,1% sulfur
rasio B/C dilakukan untuk menunjukkan nilai
dioksida ke air dilakukan untuk menghambat
penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah
tumbuhnya bakteri dalam lingkungan hangat.
yang dikeluarkan. Proyek dinyatakan layak
Karena jagung mengembang dan melunak
apabila rasio B/C > 1.
maka sedikit asam air steep akan melepaskan
ikatan gluten dalam jagung dan melepaskan
HASIL DAN pati.
PEMBAHASAN Setelah steeping, selanjutnya dari tangki
perebusan, biji jagung dibawa ke Hammer
Buah jagung terdiri dari tongkol, Mill untuk membuat jagung menjadi bubur
tangkai, kelobot, biji dan rambut. Panjang (Indah, 2009). Jagung digiling kasar untuk
tongkol jagung bervariasi antara 8 – 42 cm memecahkan germ agar melepas komponen-
dengan garis tengah umumnya 3 – 5 cm, komponennya. Air steep didinginkan untuk
tetapi tongkol yang besar dapat mencapai menangkap nutrisi-nutrisi dalam air untuk
garis tengah 7,5 cm. Biji jagung melekat pada digunakan sebagai pakan ternak dan untuk
tongkol dan berbentuk bulat (Koswara, 2009). nutrisi bagi proses fermentasi berikutnya.
Setiap gantang biji jagung yang telah dipipil Jagung giling, dalam slurry air, mengalir ke
dari tongkolnya, rata-rata beratnya 56 pounds. pemisah germ. Proses keseluruhan
Mendekati 70% dari kernel adalah pati pengolahan jagung menjadi glukosa
(berasal dari endosperm), kurang lebih 10% diperlihatkan dalam Gambar 1.
adalah protein (yang didominasi sebagai
gluten), 4% adalah minyak (diekstraksi dari Proses Pemisahan Germ
germ), dan 2% adalah serat (dari kulit).
Secara umum biji jagung terdiri dari kulit Proses pemisahan germ dilakukan dalam
pericarp 5%, endosperm 62%, lembaga 12% cyclone berputar. Pemisah cyclone memutar
dan tip cap 1% (Koswara, 2009). slurry germ jagung yang memiliki berat jenis
ringan. Germ yang mengandung kurang lebih
Komposisi kimia biji jagung antara lain: 85% minyak jagung, dipompa melalui
air 13,5%, protein 10%, lemak atau minyak saringan dan dicuci berulang-ulang untuk
4%, karbohidrat antara lain pati 61%, gula menghilangkan pati yang tertinggal dalam
1,4%, pentosan 6% dan serat kasar 2,3%, dan campuran. Dengan kombinasi proses mekanis
abu 1,4% (Koswara, 2009). Kulit pericarp dan pelarut mengekstraksi minyak dari germ.
merupakan pelindung biji yang tersusun oleh Minyak lalu direfine dan disaring untuk
berlapis-lapis sel (Koswara, 2009). Lapisan menghasilkan produk minyak jagung akhir.
pertama endosperm adalah lapisan aleuron Tujuan dari proses refining adalah
merupakan pembatas antara endosperm memisahkan setiap komponen dan lalu
dengan kulit (pericarp). Endosperm terdiri memurnikan menjadi produk-produk yang
dari granula-granula pati. Pada lapisan tengah spesifik. Residu germ disimpan sebagai
atau pusat terdapat granula-granula pati lunak komponen yang digunakan untuk pakan
dengan ukuran 10-30 µm, sedang bagian luar ternak.
atau pinggir mengandung granula-granula pati
keras dengan ukuran lebih kecil yaitu 1-10 Proses Penggilingan Halus dan Skrining
µm (Koswara, 2009). Lembaga terletak pada Jagung dan slurry air meninggalkan
bagian tengah biji, tersusun oleh skutelum dan pemisah germ dalam beberapa detik,
poros embrio. penggiling melepaskan pati dan gluten dari
serat dalam kernel. Suspensi pati, gluten dan
Proses Pengolahan Jagung serat mengalir melalui saringan cekung, yang
Permulaan proses dilakukan dengan menangkap serat tetapi membiarkan pati dan
mengangkut biji jagung ke tangki perebusan gluten melewatinya. Serat dikumpulkan,
untuk melunakkannya. Perbandingan air slurry disaring kembali untuk memperoleh
dengan biji jagung sebesar 1 : 2 (Indah, 2009). kembali residu pati atau protein, selanjutnya
Proses ini disebtu steeping. Dalam steeping dilewatkan melalui pipa ke rumah pakan
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 6
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017
sebagai menu utama pakan ternak. Suspensi hanya 1 atau 2% protein tersisa, dilarutkan,
pati-gluten, disebut pati giling, disalurkan ke dicuci Sembilan hingga 14 kali, dilarutkan
pemisah pati. kembali, dan dicuci kembali dalam
hydroclone untuk menghilangkan sedikit
Proses Pemisahan Pati. protein dan menghasilkan pati kualitas tinggi,
secara tipikal kemurniannya dapat mencapai
Gluten memiliki densitas rendah
lebih dari 99,5%. Beberapa pati
dibanding pati. Dengan melalui penggilingan
pati dan sentrifus, gluten diputar keluar untuk
digunakan sebagai pakan ternak. Pati dengan
senyawa intermediate yang mudah mengalami membuat sirup jagung fruktosa tinggi (high
hidrolisis (Endahwati, 2010). Hidrolisis fructose corn syrup).
karbohidrat dilakukan dengan pemanasan
larutan asam pada suhu 80oC, maka pati akan Pemisahan Glukosa
terurai menjadi molekul-molekul yang lebih
Selanjutnya, larutan glukosa yang
kecil secara berurutan dan hasil akhirnya
terbentuk didinginkan di dalam cooler lalu
adalah glukosa, dengan reaksi:
dialirkan ke dalam filter press (Indah, 2009).
HCl Dalam filter press larutan glukosa dipisahkan
H2O + (6C6H10O5)n nC6H12O6 dari serat dan protein yang tersuspensi dalam
Pati glukosa larutan sirup. Berikutnya adalah pemisahan
Maltodekstrin merupakan salah satu pati dan lemak dengan menggunakan Germ
produk modifikasi pati secara kimia atau Separator. Sedang kandungan abu dipisahkan
biokimia hasil dari hidrolisis pati. Lubis dengan menggunakan Rotary Filter (Indah,
(2012) memperoleh dekstrin dari pati sukun 2009). Larutan sirup glukosa kemudian
dengan melakukan hidrolisis menggunakan dipanaskan dalam heater hingga titik didihnya
konsentrasi H2SO4 0,5 N. Kadar dekstrin yang dan dialirkan ke dalam evaporator (Indah,
diperoleh 77,12% pada temperature hidrolisis 2009).
100ºC dan waktu 10 menit. Pati yang telah Dalam Evaporator, HCl terlarut di flash
dimodifikasi dapat digunakan untuk berbagai dalam vapor space dan air diuapkan ke dalam
macam keperluan (Jati, 2006), antara lain kolom heater (Indah, 2009). Larutan sirup
bahan pengisi pada produk-produk tepung, glukosa kemudian dimasukkan ke dalam
pengganti lemak dan gula, dapat ditambahkan Kolom Adsorpsi untuk proses penjernihan
pada minuman olahraga sebagai sumber (Indah, 2009). Sirup gula mentah perlu
energi (Hidayat, 2002). Pada hidrolisis pati direfining untuk menghilangkan pengotor
dengan enzim biasa digunakan beberapa jenis seperti residu protein dan lemak. Ini
enzim, yaitu α-amilase, β-amilase, dilakukan dengan melewatkan larutan melalui
amiloglukosidase, glukosa isomerase, filter vacuum berputar yang diselaputi dengan
pululanase, dan isoamilase (Virlandia, dalam tanah diatome lalu menghilangkan warna
Giovanni dkk., 2013) dengan hasil sirup dengan karbon aktif. Larutan sirup glukosa
glukosa. yang telah mengalami adosrpsi selanjutnya
Proses konversi tersebut biasa dilakukan dipekatkan dalam evaporator 2 hingga
dengan pati dimasukkan ke dalam reactor konsentrasi 78% (Indah, 2009). Sumber lain
hidrolisis dan dioperasikan pada suhu 80oC menyebutkan tingkat solid yang diinginkan
dan tekanan 1 atm lalu ditambahkan HCl (75-85% padatan).
sebagai katalis untuk mempercepat proses
reaksi kimia. Pada tangki reactor hidrolisis ini Kristalisasi Glukosa
terjadi konversi pati menjadi glukosa sebesar Larutan sirup glukosa yang telah
98%. Pati tersuspensi di dalam air akan dipekatkan kemudian dimasukkan ke dalam
mencair dengan keberadaan asam dan atau Crystalizer yang diopreasikan pada suhu
enzim yang mengkonversi pati menjadi 15oC. Dalam crystalizer terbentuk molase
larutan glukosa rendah. Perlakuan dengan sebesar 20% (Indah, 2009). Kristal glukosa
enzim lain berikutnya dilakukan untuk yang telah terbentuk dari proses kristalisasi
melanjutkan proses konversi. Untuk kemudian dilanjutkan dengan tahap
menghentikan proses konversi dari aksi asam pengeringan dengan menggunakan Rotary
atau enzim, pada titik kunci dilakukan proses Dryer untuk menghilangkan kandungan
refining menggunakan refiners untuk airnya (Indah, 2009). Selanjutnya kristal
menghasilkan campuran gula yaitu glukosa glukosa yang telah kering dikemas ke dalam
dan maltose yang tepat sesuai dengan sak atau kemasan lain dengan bantuan
keperluannya. Dalam beberapa sirup, konversi conveyor belt.
pati menjadi gula dihambat pada tahap awal
produksi sirup dengan kemanisan rendah Gambaran Umum Pengolahan Jagung di
hingga medium. Yang lain, konversi Loka Penelitian
dibiarkan hingga semua sirup mendekati
menjadi glukosa. Sirup direfine dalam filter, Penentuan produk yang memiliki
sentrifus, dan kolom pertukaran ion, dan peluang komersial dilakukan dengan melihat
kelebihan air dievaporasi. Sirup dijual perdagangan jagung di tiap-tiap kecamatan
langsung atau dikristalisasi menjadi glukosa yang merupakan penghasil jagung dan di
murni, atau diproses selanjutnya untuk Kabupaten Bengkayang sebagai kota pusat
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 8
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017
perdagangan di kabupaten, di Kota pasar dan peluang pasar terhadap produk yang
Singkawang, di Kalbar dan pada tingkat akan dibuat atau dihasilkan. Telah dilakukan
nasional dan regional. Atas dasar penentuan survey untuk mengetahui keinginan
produk unggulan ini maka dilihat status masyarakat untuk merasakan gula jagung.
teknologi yang ada untuk produk barang yang Hasil survey menunjukkan 53% responden
bersangkutan. menyatakan keinginannya untuk menrasakan
gula jagung, seperti diperlihatkan dalam
Produk gula dari jagung merupakan
grafik di Gambar 2. Hal ini menunjukkan
produk yang menjadi rangkaian dari produk
kemungkinan ada pasar lokal terhadap gula
jagung pipil dan beras jagung, tepung jagung,
jagung.
dan pati jagung. Dengan menguasai teknologi
produksi gula jagung maka akan dikuasai pula
teknologi pembuatan produk pati jagung, dan
tepung jagung. Sementara itu, produk tepung
dan pati jagung merupakan produk primer
jagung yang banyak diserap oleh kegiatan
industry turunannya. Analisis finansial
mengenai produk yang ditemukan menjadi
pertimbangan bagi pengembangan produk
jagung di masyarakat Kalimantan Barat.
Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknis Gambar 2. Proporsi keinginan dan tidaknya
Kajian aspek teknik menitik beratkan masyarakat setempat di Kecamatan Sanggau
pada penilaian atas kelayakan dari sisi teknik Ledo, Seluas dan Kecamatan Tujuh Belas
produksi dan teknologi. Pemilihan lokasi yang Kabupaten Bengkayang merasakan gula
berada di Kabupaten Bengkayang yang jagung.
merupakan setra tanaman jagung di Aspek Finansial
Kalimantan Barat. Pabrik gula yang akan
dibuat adalah pabrik gula skala kecil dengan Kajian pada aspek ini meliputi aspek
kapasitas produksi dari pabrik gula sebesar permodalan seperti besar dana, sumber
480.000 kg/thn (2 tcd). pembiayaan, biaya produksi, penerimaan,
suku bunga, pajak dan perbandingan antara
Pabrik gula skala kecil (pabrik gula benefit dengan biaya proyek, sehingga dapat
mini) dengan kapasitas 20-50-200 tcd (ton menentukan apakah proyek layak untuk
cain per day) dan pabrik gula besar dengan dilakukan atau tidak dari aspek finansial.
kapasitas > 1000 tcd (Pabrik Gula Skala
Kecil, Kilang gula rakyat+ Closedpan
Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya
Teknologi, Darussalam). Adapun scenario
penggunaan kapasitas yang akan dilakukan Aspek ini berhubungan dengan tingkat
adalah sebagai berikut: pada tahun pertama penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan
kapasitas yang digunakan sebesar 80%, tahun ekonomi, peningkatan pendapatan,
kedua 90% dan tahun ketiga sebesar 100%. penyediaan sarana dan prasarana umum,
perubahan perilaku yang akan terjadi di
Umur ekonomis rata-rata bangunan 20
masyarakat. Hasil survey menunjukkan
tahun, mesin dan alat 10 tahun, fasilitas 5
terdapat keinginan untuk bekerja pada pabrik
tahun, perlengkapan 5 tahun, dan kendaraan 5
gula jagung jika pabrik tersebut ada di
tahun. Nilai penyusutan untuk bangunan,
lingkungan masyarakat, yaitu Sanggau Ledo,
mesin dan peralatan, fasilitas, perlengkapan
Seluas atau Tujuh Belas, seperti ditunjukkan
dan kedaraan masing-masing 10% per tahun.
dalam grafik di Gambar 3. Terdapat
Debit total limbah yang berasal dari keinginan masyarakat untuk bekerja lain
seluruh kegiatan pada pabrik glukosa adalah selain berusaha tani.
31,506 mg/L, dengan konsentrasi total limbah
adalah 630,9060 mg/L (Indah, 2009).
Aspek Pemasaran
Aspek pasar merupakan aspek yang
sangat penting sebelum sebuah proyek
dilaksanakan. Kajian aspek pemasaran
berkaitan dengan akan ada tidaknya potensi
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Borneo Akcaya 9
Volume. 4, Nomor. 1, JUNI 2017
Personnel No.
No Salary / Total
required Total (Rp)/ tahun
Labour Requirements For The month (Rp)/bln
Factory
Tenaga Kerja Tidak Langsung :
1 Director 1 25,000,000 25,000,000 300,000,000
2 Manager 1 12,000,000 12,000,000 144,000,000
3 1 6,000,000 6,000,000 72,000,000
Production
4 Quality control 1 6,000,000 6,000,000 72,000,000
5 PPIC 1 6,000,000 6,000,000 72,000,000
Total 55,000,000 660,000,000
Tenaga Kerja Langsung :
6 Technician 2 4,000,000 8,000,000 96,000,000
7 Semi skilled 3 2,500,000 7,500,000 90,000,000
8 Unskilled men 4 1,800,000 7,200,000 86,400,000
9 Unskilled women 4 1,800,000 7,200,000 86,400,000
Total 29,900,000 358,800,000
Administrative staff
Tenaga Kerja Tidak Langsung :
10 Manager 1 5,000,000 5,000,000 60,000,000
11 Marketing and finance , 3 3,000,000 9,000,000
purchase 108,000,000
12 HRD 1 3,000,000 3,000,000 36,000,000
13 Administrative and marketing 2 2,500,000 5,000,000
assistance 60,000,000
14 Driver 2 1,800,000 3,600,000 43,200,000
15 Attender 1 1,800,000 1,800,000 21,600,000
Total 28 27,400,000 328,800,000