Anda di halaman 1dari 10

SPECIAL ISSUE

JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020


http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

MODERNISASI PRODUKSI GULA AREN DI DESA TONGO KECAMATAN


SEKONGKANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Agus 1, Muhammad Saleh 2*, Harjito3*

1,2Sekolah Pascasarjana Universitas Teknologi Sumbawa


3
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa
*Corresponding Autor Email: muhammad.saleh@uts.ac.id, harjito@uts.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan alternatif strategi yang harus diterapkan
dalam pengembangan produksi gula aren melalui modernisasi untuk meningkatkan
Diterima : kualitas dan kuantitas produk sehingga berdampak langsung terhadap peningkatan
Bulan Juni kesejahteraan masyarakat desa khususnya pengrajin gula aren. Lokasi penelitian
2020 dilaksanakan di Dusun Sejorong Desa Tongo, Kecamatan Sekongkang Kabupaten
Sumbawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2019 dan
Pebruari 2020. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Diterbitkan: survey langsung. Data yang dikumpulkan bersumber dari data primer dan data
Bulan Juli sekunder. Data primer dilakukan dengan cara observasi lapangan, dokumentasi dan
2020 wawancara dengan perajin gula aren dengan menggunakan daftar pertanyaan
(Question). Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi-instansi terkait dan
informasi dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Populasi
Keyword : dalam penelitian ini adalah pengrajin tradisional gula aren yang berjumlah 4 orang
Modernisasi, dan pengrajin kelompok Jalit L estari Desa tongo. Sampel dalam penelitian ini diambil
gula aren, Analisis dengan cara purpose sampling yaitu penentuan sampel dengan tujuan tertentu. Teknik
SWOT dan Strategi analisa data menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tentang modernisasi
Pengembangan produksi gula aren di Desa Tongo dan Analisis alternatif strategi dengan menggunakan
analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi pengembangannya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis internal dan ekternal, industri kecil
gula Aren di Desa Tongo Kecamatan sekongkang ini memiliki kekuatan yang dapat
dipertahankan atau ditingkatkan, serta memiliki peluang yang bisa dimanfaatkan
dengan baik dan semaksimal mungkin. Strategi pengembangan yang sebaiknya
digunakan adalah strategi yang mendukung pertumbuhan agresif.

PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian pada era globalisasi pemerataan pembangunan ekonomi. Keberadaan
diharapkan pada tuntutan peningkatan produktifitas dan industri di perdesaan diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi agar dapat bersaing di pasar domestik maupun permintaan terhadap komoditas pertanian, karena
global. Sasaran pembangunan pertanian diarahkan agroindustri berperan dalam mengubah produk
kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani pertanian menjadi barang yang berguna bagi kebutuhan
melalui pemberdayaan masyarakat tani. Dalam masyarakat (Feryanto, 2010).
pencapaian sasaran pembangunan tersebut, maka Salah satu hasil pertanian yang dapat gunakan
kebijakan dan strategi pembangunan pertanian dilakukan dalam industri pengolahan adalah dari tanaman Aren.
melalui pengembangan dan sistem dan usaha secara utuh Aren merupakan tumbuhan multiguna memberikan
dan terpadu. banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Pohon
Sebagai penggerak pembangunan pertanian, penghasil cairan manis ini memiliki fungsi dan peran
industri diharapkan dapat memainkan peranan penting penting secara ekologis, ekonomi, sosial dan budaya
kegiatan pembangunan daerah dalam sasaran masyarakat Indonesia, khususnya perajin pedesaan
(Apandi, 2008) Tanaman aren dapat menghasilkan nira

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
133
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

aren yang diolah menjadi Gula aren. Namun dalam yang di hasilkan oleh kelompok Jalit Lestari Desa Tongo
penanganan proses pengolahannya masih sangat terbatas telah banyak dipasarkan pada beberapa supermarket dan
dan umumnya dikerjakan secara tradisional. di toko-toko disekitar Kecamatan Maluk dan Jereweh.
Selain itu, gula semut dapat tahan lama tanpa
Industri gula aren di desa Tongo sebagian besar
penambahan bahan pengawet (Ningtyas dkk., 2014).
dikelola secara individu dengan teknologi yang
diwariskan secara turun temurun (konvensional) dan Sebagai penghasil aren, posisi daya saing dari
sebagian kecil dikelola secara kelompok dengan desa Tongo masih lemah dan perkembangan industri
menggunakan mesin ekstraksi bantuan dari PT AMNT. gula aren masih sulit berkembang terutama pada
Selama ini pengrajin gula aren rumahan hanya pengrajin rumahan. Hal tersebut, masih terhambat oleh
memanfaatkan nira aren untuk diolah menjadi gula aren berbagai tantangan dan permasalahan seperti rendahnya
cetak (berbentuk padat) dan hanya mampu menghasilkan produktivitas, keterbatasan sumber daya manusia,
8- 18 kg gula perhari karena terbatasnya sumber daya modal, teknologi pengolahan yang masih bersifat
manusia dan alat yang sederhana sedangkan pengrajin tradisional lebih banyak dari pada yang yang modern,
kelompok Jalit Lestari yang memanfaatkan nira aren atau ruang lingkup pemasaran belum sampai keluar daerah,
gula aren yang sudah jadi dari pembuat gula aren lokal adanya persaingan dengan produk gula yang berasal dari
desa Tongo menjadi produk lain seperti gula semut, tebu, serta adanya produk gula aren dari daerah lain.
produksi gula yang di hasilkan bisa meningkat menjadi
Produksi gula aren mempunyai nilai penting
lima kali lipat.
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
Masalah yang terjadi pada pembuatan gula aren Tongo.Pengembangan industri gula aren banyak
cetak yang dilakukan oleh pengrajin rumahan di desa menghadapi kendala yang harus disikapi karena adanya
Tongo diantaranya adalah sumber daya manusia, wadah faktor-faktor yang menghambat usaha industri tersebut,
pembuatan yang terlalu kecil sehingga terjadi oleh karena itu diperlukan rumusan strategi dalam
penggosongan yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya pengembangannya.Strategi pengembangan industri gula
suhu pada saat pemasakan karena pemasakan nira masih aren yang ditempuh harus disesuaikan dengan
menggunakan kayu serta pengrajin harus berkotor-kotor permasalahan yang ada.Strategi pengembangan akan
dengan jelaga dan menahan panas dari pembakaran berpengaruh dalam menjaga daya saing dan kemajuan
kayu, nira yang dituangkan kedalam cetakan-cetakan usaha sehingga mampu memberikan kontribusi bagi
berbahan bambu yang sebenarnya kurang higienis perekonomian pengrajin gula aren.
karena bambu mengeluarkan bubuk putih yang bisa
Dengan demikian, tujuan dalam penelitian ini
membuat gula menjadi kotor. Selain itu kandungan air
adalah untuk merumuskan alternatif strategi yang harus
yang terdapat pada gula aren cetak masih tinggi. Faktor
diterapkan dalam pengembangan industri gula aren
yang mempengaruhi kandungan air pada gula aren cetak
melalui modernisasi untuk meningkatkan kualitas dan
yang dihasilkan adalah suhu pemasakan yang terlalu
kuantitas produk sehingga berdampak langsung terhadap
rendah dan proses kristalisasi yang kurang sempurna.
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa khususnya
Gula aren cetak jika disimpan pada suhu kamar dengan
pengrajin gula aren.
kondisi pengemasan yang kurang baik akan
mengakibatkan mudah mencair. Keadaan ini dapat LANDASAN TEORI
mengakibatkan kerugian bagi pedagang–pedagang.
Modernisasi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut
Modernisasi adalah: (1) teori ini didasarkan
diperlukan modernisasi dalam memproduksi gula aren
pada dikotomi modern tradisional. Yang modern
yang berkualitas dan yang lebih efisien dengan
merupakan simbol kemajuan, pemikiran rasional,
mengembangkan pengolahan gula aren menjadi gula
metode kerja efisien, dan seterusnya. Masyarakat
semut yang dikemas modern. Bentuk akhir gula semut
modern dianggap sebagai ciri masyarakat dinegara-
ini adalah serbuk, sehingga menjadikan gula semut ini
negara industri maju.Sebaliknya masyarakat
lebih praktis untuk digunakan dan harga jual gula semut
tradisional merupakan kebalikannya.(2) Teori
lebih tinggi (Ningtyas dkk., 2014).
modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor
Permintaan akan gula semut terus meningkat nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya
dari waktu ke waktu karena target pasar industri yang dunia ide atau alam pikiran. Faktor-faktor ini kemudian
sangat mempertimbangkan efisiensi, dan menjelma kealam psikologi individu atau nilai-nilai
mengutamakan sisi kepraktisan dibandingkan dengan kemasyarakatan yang menjadi orientasi penduduk
menggunakan gula merah biasa. Saat ini gula semut dalam memberikan arah tingkah laku.(3) Teori

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
134
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

modernisasi biasanya ahistoris. Hukum-hukumnya yang berasal dari tandan bunga jantan pohon aren.
sering dianggap berlaku secara universal tanpa Pengolahan nira hingga menjadi gula aren melalui
memperhatikan faktor waktu dan tempat. Contoh dari proses perebusan hinga nira berubah menjadi cairan
kasus ini adalah masalah rasionalitas, atau masalah kental dan berwarna pekat. , kemudian dicetak dan
efisensi, (Budiman, Assyaukanie, & Stanley, 2006) didinginkan hingga mengeras (Balai Penelitian
Tanaman Palma, 2010).
Jika modernisasi didefinisikan seperti diatas
dan berlaku pada seluruh aspek kehidupan manusia, Gula merah cetak memiliki banyak kegunaan
khususnya manusia Indonesia, proses modernisasi selain sebagai pemanis makanan juga digunakan
akan menjadi suatu kekuatan pembangunan yang sebagai penyedap masakan, campuran dalam
besar. Tetapi yang terjadi sesungguhnya adalah diluar pembuatan cuka untuk empek-empek, kecap dan lain-
kemampuan bangsa Indonesia sehingga modernisasi di lain.gula merah cetak dari nira aren memiliki aroma
Indonesia didefinisikan sebagai Industrialisasi. khas aren, warna coklat muda, rasa lebih manis dan
bersih.
Persoalannya adalah apakah seluruh
kelompok masyarakat telah siap menerima konsep Analisis SWOT
modernisasi sesuai dengan teori yang sesungguhnya,
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
ataukah hanya ada sebagian masyarakat saja. Bukti
faktor secara sistematis untuk merumuskan faktor-
empirik dalam kasus ini tentu dapat kita lihat bahwa
faktor pendorong dan penghambat pertumbuhan dan
saat ini terjadi ketimpangan distribusi pendapatan yang
perkembangan sektor industri kecil gula aren.Analisis
cukup dashyat, dalam hal mana sebagian kelompok
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
masyarakat (menengah atas) melambung tinggi akibat
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun
kemajuan dan perubahan sosial, sedangkan sebagian
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
lagi tertinggal dibelakang, tenggelam dan jauh sekali
(weakness) dan ancaman (treats).(Rangkuti, 1998:19).
dari kata ‘makmur’.
Analisis SWOT membandingkan faktor eksternal
Produksi peluang (opportunities) dan ancaman (treats) dengan
faktor internal kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), untuk menghasilkan analisis yang tepat.
Perkembangan suatu industri erat dengan
kebutuhan permintaan pasar. Permintaan pasar yang Strategi Pengembangan
tinggi akan mendorong munculnya kegiatan suatu
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu
industri. Kegiatan industri pada dasarnya adalah kegiatan
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua
yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi yang
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan
memiliki nilai guna yang lebih tinggi. Tujuan suatu
tersebut (Chandler, 1962:13 dalam Rangkuti, 2002:4).
industri dalam menghasilkan barang atau jasa,
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan
meningkatkan kemakmuran masyarakat, meningkatkan
konsep-konsep lain yang bersangkutan sangat
keuntungan, memperluas lapangan pekerjaan, dan
menentukan suksesnya strategi apa yang akan disusun.
menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
Pengembangan adalah meningkatkan
Untuk menghasilkan barang atau jasa dalam
kualitasnya maupun kuantitasnya dalam suatu kegiatan
kegiatan industri tentunya ada faktor yang menunjang
(Irawan dan M. Suparmoko, 1992:6). Pengembangan
proses produksi yang disebut faktor produksi seperti
juga berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan.
SDA, SDM, modal, teknologi dan masalah pemasaran.
Faktor-faktor tersebut merupakan suatu bagian yang strategi pengembangan usaha yaitu suatu
sangat penting, karena faktor-faktor tersebut yang akan rencana yang terpadu mengenai upaya-upaya suatu
menentukan keberlangsungan kegiatan industri tersebut. industri yang diperlukan guna mengembangkan
Alokasi faktor produksi dalam jumlah yang tepat akan usahanya dalam rangka mencapai tujuan secara efektif
memberikan pendapatan yang maksimal dan sebaliknya, dan efisien. Untuk mencapai tujuan, industri harus
penggunaan faktor produksi yang tidak tepat dapat memperhatikan sumber daya-sumber daya yang ada
menyebabkan ketidakefisienan yang dapat mengurangi maupun keadaan lingkungan yang dihadapi. Sumber
keuntungan atau pendapatan. daya yang ada pada suatu industri yang berupa kekuatan
maupun kelemahan, serta keadaan lingkungan dapat
Gula Aren
berupa peluang dan ancaman bagi industri itu sendiri.
Gula aren merupakan salah satu olahan
makanan yang bersumber dari hasil pengolahan air nira

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
135
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

METODOLOGI PENELITIAN lahan milik pemerintah (tumbuh liar di sepanjang


sungai), sehingga pemanfaatan bahan baku bisa
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun sejorong
maksimal.
Desa Tongo, Kecamatan Sekongkang Kabupaten
5) Jumlah gula Aren yang dihasilkan setiap harinya
Sumbawa Barat.Penelitian dilaksanakan pada bulan
adalah sebanyak 3 sampai 17 kilogram. Namun
November 2019 dan Pebruari 2020. Pengambilan
pada kenyataannya, hasil yang diperoleh tersebut
sampel dilakukan dengan cara purpose sampling yaitu
bersifat fluktuatif (naik-turun), kadang bisa lebih
penentuan sampel dengan tujuan
banyak dan bahkan bisa kurang, hal tersebut
tertentu.terhadappengrajin industri gula aren sebagai
disesuaikan dengan banyak/sedikitnya nira aren
populasi. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
yang diperoleh dari proses penyadapan.
ini adalah sebanyak 7 responden dari jumlah populasi.
6) Produk gula aren mempunyai karakteristik yang
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
unik dan khas dari pada produk gula lainnya.
berupa data sekunder dan data primer. Teknik
Produk gula aren umumnya berwarna merah
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
kecoklatan, mempunyai rasa manis yang murni
observasi langsung ke lokasi yaitu di desa Tongo
dan mempunyai manfaat di bidang kesehatan dan
Kecamatan Sekongkang dengan cara wawancara,
kuliner.
dokumentasi, dan pemberian angket atau
7) Mayoritas pemasaran produk gula aren ini hanya
kuisioner.Untuk analisis data dilakukan analisis statistik
dilakukan oleh pengepul atau tengkulak saja.
deskriptif dan analisis SWOT.
Pengrajin gula aren sendiri tidak pernah
melakukan promosi dan jarang terjun langsung ke
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pasar.
8) Pada saat memulai atau mendirikan industri gula
Dalam wawancara dengan beberapa Aren ini pengrajin tidak menggunakan modal
narasumber baik pengrajin gula aren maupun fasilitator yang cukup besar, karena bahan baku yang
pengembangan produksi gula aren, ternyata ada digunakan adalah pohon aren milik sendiri,
beberapa faktor produksi yang mempengaruhi jumlah perlatan yang digunakan seperti wajan masih
produksi gula aren. Faktor-faktor yang mempengaruhi memakai warisan yang diberikan oleh orang tua.
pengembangan produksi gula aren diidentifikasi 9) Pengembangan industri gula aren menjadi gula
dengan menyusun matriks internal dan eksternal. semut sendiri sampai saat ini sudah berjalan
dengan pembentukan kelompok Jalit Lestari
1. Deskripsi faktor Internal walaupun masih banyak pengrajin yang bertahan
dengan cara tradisional.
Evaluasi terhadap faktor internal dilakukan
dengan mengidentifikasi faktor kekuatan dan
2. Deskripsi faktor Eksternal
kelemahan sebagai berikut:
1) Pengrajin gula aren di wilayah Desa Tongo ini Faktor eksternal pada industri pembuatan gula
memiliki keahlian dalam mengolah dan membuat aren di Desa Tongo :
produk gula aren yang di dapatkan secara turun-
1) Jumlah nira aren dan kualitas produk gula aren
temurun.
sangat dipengaruhi oleh cuaca atau musim yang
2) Dari segi sumber daya manusia (SDM), para
sedang terjadi.
pengrajin gula aren ini tidak memiliki karyawan
2) Peran pemerintah dalam kegiatan industri
yang dikerjakan, melainkan di kerjakan sendiri
pembuatan gula aren ini sangat dibutuhkan,
oleh anggota keluarga. Tingkat pendidikan para
dukungan dan bantuan dari pemerintah akan
pengrajin juga mayoritas tergolong rendah, yaitu
membuat para pengrajin bisa lebih mantap
lulusan SMA kebawah. Hal ini menyebabkan
mengembangkan kegiatan industrinya hingga bisa
beberapa pengrajin kurang paham dan cenderung
menjadikan produk gula aren menjadi yang
acuh mengenai kegiatan pemasaran yang
unggul.
menguntungkan.
3) Pemanfaatan teknologi informasi seperti internet
3) Bahan baku pembuatan gula aren mudah di
dan media sosial yang saat ini semakin
dapatkan dan proses pembuatan gula aren
berkembang diharapkan para pengrajin gula aren
seluruhnya dikerjakan secara manual dan masih
mampu meningkatkan peluang pengembangan
menggunakan peralatan yang sederhana.
usaha gula aren.
4) Pohon aren di Desa Tongo ada yang milik sendiri
pengrajin gula aren dan ada yang menggunakan

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
136
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

4) Rendahnya minat, ketertarikan generasi penerus, 6.Bahan baku 7. Kurangnya


serta sedikitnya kecenderungan tenaga kerja muda mudah keahlian
untuk terjun dalam industri pembuatan gula aren. didapatkan dalam
5) Belum ada budidaya atau penanaman pohon aren 7. Produk manajemen
dan adanya produk gula campuran, yaitu produk yang unik usaha
gula aren yang proses pembuatannya dicampur dan khas 8. Pengrajin
dengan menggunakan gula pasir dan gula kelapa. 8. Produk kurang
6) dukungan dan peran pemerintah sangat banyak memikirka
dibutuhkan untuk merealisasikan pengembangan manfaat n tujuan
pemasaran produk gula Aren ini melalui tempat 9. Penjualan jangka
wisata, hal tersebut dapat diwujudkan dengan produk panjang
diadakannya kerjasama antara Dinas Kebudayaan mudah 9. Rendahnya
dan Pariwisata dengan Dinas Perindustrian 10.Adanya pendidikan
Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumbawa inovasi dan para
Barat. pengemban pengrajin
gan produk
Alternatif Strategi Pengembangan dengan Matriks 11.Hubungan
SWOT. dan
kekeluargaa
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas
n sesama
bagaimana faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang
pengrajin
dihadapi industri kecil gula Aaen di Desa Tongo dapat
dan
disesuaikan dengan faktor internal (kekuatan dan
tengkulak
kelemahan) yang dimilikinya.Perumusan alternatif
strategi melalui matriks SWOT ini disajikan dalam tabel
4.1. TREATHS STRATEGI STRATEGI
(T) (ST) (WT)
Tabel 4. 1. Formulasi Matriks Analsis SWOT 1. Keadaan 1. Terus 1. Mempertah
iklim atau mengoptima ankan
STRENGTH WEAKNESE cuaca lkan keaslian
IFAS S (S) S (w) yang penelitian dan
buruk dan kegiatan kemurnian
1. Produk yang 1. Tidak ada 2. Kelangka cara produk
unggul modal an pohon budidaya gula Aren.
2. Keahlian 2. Peralatan Aren penanaman 2. Peningkatk
dan masih 3. Pohon pohon Aren. an
keterampila sederhana Aren sulit 2. Memberikan kerjasama
n yang dan dibudiday edukasi antar
sangat tradisional a kepada sesama
matang 3. Proses 4. Rendahny generasi pengrajin
3.Keahlian produksi a minat muda untuk dan para
yang secara generasi mempertaha stakeholder
diperoleh manual penerus nkan (konsumen,
secara 4. Kapasitas 5. Keterbata kearifan tengkulak
turun- produksi san lokal produk dan penjual
temurun rendah dan pengetah gula Aren. gula Aren.
4.SDM hasil uan 3. Standarisasi 3. Bantuan
EFAS anggota produksi teknologi pengembang pemerintah
keluarga tidak tentu 6. Adanya an produk untuk
sendiri 5. Tidak ada produk gula Aren, memberika
5. Bahan baku promosi campuran baik dari n modal
milik 6. Lingkup gula Aren segi berupa
sendiri pemasaran operasional, peralatan
sempit

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
137
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

kemasan dan terkait


produk, dan teknologi pentingnya
harga tepat guna. manajemen
produk. usaha dan
OPPORTU STRATEGI STRATEGI pemikiran
NIES (O) (SO) (WO) jangka
panjang.
1. Perhatian 1. Mengopti 1. Meningkat
dan malkan kan
dukungan keahlian kesadaran
Penilaian Analisis SWOT
dari dan para
Pemerinta keterampil pengrajin Proses perumusan strategi pengembangan
h an para untuk industri kecil gula aren di Desa tongo ini dilakukan
Adanya pengrajin melakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif Analisis
event dan untuk perizinan SWOT. Semua faktor-faktor strategis baik internal
pameran berkomitm dan (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (peluang
lokal en legalitas dan ancaman) dibuat menjadi kuesioner yang
2. Jaringan menjalank industri variabelnya diperoleh dari daftar faktor-faktor strategis
internet an inovasi UKM. tersebut.didapatkan hasil perhitungan yang ditampikan
dan produk 2. Membuat pada tabel berikut:
telekomu gula Aren koperasi
nikasi menjadi tani di Matriks Faktor Strategi Internal (Kekuatan dan
yang gula semut setiap Kelemahan)
semakin 2. Menjadika wilayah
luas n gula untuk Tabel 4. 2. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)
3. Nilai Aren mempermu Faktor–faktor Strategi Bobot Rating Skor
tambah sebagai dah Internal
dan OVOP pengelolaa
potensi (One n usaha dan Kekuatan (Strenght)
pengemb Village koordinasi S1 Produk yang 0,060 3,428 0,205
agan One kepada unggul
produk Product). pemerintah S2 Keahlian dan 0,062 3,428 0,212
gula Aren 3. Mengopti . keterampilan
4. Dukunga malkan 3. Mengoptim yang sangat
n sektor dukungan alkan nilai matang
pariwisat pemerintah keunggulan S3 Keahlian yang 0,062 3,285 0,203
a dalam produk diperoleh secara
melakukan gula Aren turun-temurun
pengenalan melalui S4 SDM anggota 0,058 3,000 0,174
produk perluasan keluarga sendiri
gula Aren pasar, baik S5 Bahan baku 0,056 3,857 0,215
dan secara milik sendiri
pengemba online S6 Bahan baku 0,056 3,714 0,207
ngan maupun mudah
produknya melalui didapatkan
(gula pameran S7 Produk yang 0,071 3,714 0,263
semut) lokal unik dan khas
melalui /nasional. S8 Penjualan 0,054 3,571 0,192
even dan 4. produk mudah
pameran Melakukan
S9 Produk banyak 0,060 4,000 0,24
lokal atau pelatihan
manfaat
nasional kepada
pengrajin

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
138
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

S10 Adanya inovasi 0,043 2,857 0,122


dan Pada tabel tersebut diatas jumlah total nilai
pengembangan yang diperoleh dari perhitungan matriks IFE adalah
produk senilai (2,858), posisi nilai tersebut berada diatas atau
S11 Hubungan dan 0,056 3,714 0,207 melebihi nilai rata-rata tertimbang yaitu sebesar (2,5).
kekeluargaan Posisi tersebut menunjukkan bahwa, secara internal
sesama industri kecil gula Aren di Desa Tongo saat ini cukup
pengrajin dan baik dalam memanfaatkan faktor kekuatan-kekuatan dan
tengkulak berupaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
Total 0,638 2,24 ada.Adapun faktor kekuatan utama yang harus
dipertahankan adalah produk gula Aren yang
mempunyai keunikan dan kekhasan daripada produk
lainnya adalah senilai (0,263).
Faktor–faktor Bobot Rating Skor Faktor kelemahan yang dianggap memberikan
Strategi Internal pengaruh kepada pengembangan industri kecil gula Aren
di DesaTongo dimulai dari rendahnya pendidikan
Kelemahan pelaku usaha (0,099), dan faktor kelemahan yang
(Weaknesses) terakhir adalah pelaku usaha kurang memikirkan tujuan
jangka panjang (0,056).
W1 Tidak ada 0,041 1,714 0,070
modal
W2 Peralatan masih 0,049 1,571 0,076 Matriks Faktor Strategi Eksternal (Peluang dan
sederhana dan Ancaman)
tradisional
W3 Proses produksi 0,045 1,428 0,064 Berdasarkan penilaian yang sudah dilakukan
secara manual oleh para informan terhadap variabel atau faktor-faktor
W4 Kapasitas 0,041 1,571 0,064 strategis lingkungan eksternal industri gula Aren ini,
produksi didapatkan tabel hasil perhitungan yang ditampikan dan
rendah dan dijelaskan sebagai berikut:
hasil produksi Tabel 4. 3. Matrik Faktor Strategi
tidak tentu Eksternal (EFAS)
W5 Tidak ada 0,023 2,571 0,059
promosi Faktor –faktor bobot Rating Skor
W6 Lingkup 0,045 1,571 0,070 Strategi Eksternal
Pemasaran Peluang
Sempit (Opportunities)
W7 Kurangnya 0,030 2,000 0,06
keahlian dalam O1 Perhatian dan 0,096 3,714 0,356
manajemen dukungan dari
usaha Pemerintah
W8 Pelaku usaha 0,036 1,571 0,056 O2 Adanya event dan 0,074 3,571 0,264
kurang pameran lokal
memikirkan O3 Jaringan internet 0,101 3,571 0,360
tujuan jangka dan
panjang telekomunikasi
W9 Rendahnya 0,041 2,428 0,099 yang semakin luas
pendidikan O4 Nilai tambah dan 0,122 3,428 0,418
pelaku usaha potensi
Total 0,351 16,425 0,618 pengembagan
Skor total kekuatan dan kelemahan : produk gula Aren
2,858 O5 Dukungan sektor 0,096 3,857 0,370
Skor total kekuatan dikurangi kelemahan : pariwisata
1,622 Total 0,585 1,768

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
139
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

Berdasarkan hasil perhitungan pada analsis


pada tabel diatasdapat dilihat bahwa saat ini posisi relatif
Ancaman (Threats) Bobot Rating Skor industri kecil gula aren menunjukkan situasi yang sangat
T1 Keadaan iklim 0,085 3,000 0,255 menguntungkan. Dimana industri kecil gula Aren di
atau cuaca yang Desa tongo ini memiliki kekuatan yang dapat
buruk dipertahankan atau ditingkatkan, serta memiliki peluang
T2 Pohon sulit 0,112 1,428 0,159 yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan semaksimal
dibudidayakan mungkin. Dengan demikian, strategi pengembangan
T3 Bantuan dari 0,080 1,285 0,102 yang sebaiknya digunakan oleh industri kecil gula Aren
pemerintah tidak di Desa Tongo adalah strategi yang mendukung
merata pertumbuhan agresif atau (Growth Oriented Strategy)
T4 Rendahnya minat 0,085 2,000 0,170 dalam hal ini alternatif strategi yang sesuai adalah
generasi penerus strategi S-O (Strength–Oppourtunities) yaitu dengan
T5 Keterbatasan 0,069 1,714 0,118 memanfaatkan kekuatan yang dimiliki industri untuk
pengetahuan meraih peluang yang ada, diantaranya: (1)
teknologi Mengoptimalkan keahlian dan keterampilan para
T6 Adanya produk 0,096 2,428 0,233 pengrajin untuk berkomitmen menjalankan inovasi
campuran gula produk gula Aren menjadi gula semut . (2) Menjadikan
Aren gula Aren sebagai OVOP (One Village One Product),
Total 0,527 1,037 dan (3) Mengoptimalkan dukungan pemerintah dalam
Skor Total Kekuatan dan Kelemahan : melakukan pengenalan produk gula Aren dan
1,112 2,805 pengembangan produknya (gula semut) melalui even dan
pameran lokal atau nasional.
Skor Total Kekuatan dikurangi Kelemahan
: 0,731 Selain memamfaatkan kekuatan di atas untuk
mengembangkan produksi gula aren di perlukan inovasi
Pada tabel 4.3 jumlah total nilai yang diperoleh atau modernisasi diantaranya :
dari matriks EFAS adalah senilai (2,805), posisi nilai
tersebut berada diatas nilai rata-rata tertimbang yaitu 1) Rekayasa proses produksi
sebesar (2,5). Posisi tersebut menunjukkan bahwa secara Proses produksi gula aren mengalami beberapa
eskternal, industri kecil gula Aren di Desa Tongo saat ini kendala yaitu apabila nira tidak langsung di masak
cukup baik dalam memanfaatkan faktor kekuatan- akan mengakibatkan penurunan PH dan nilai brix
kekuatan dan berupaya untuk mengatasi ancaman- sehingga gula aren tidak bisa memadat
ancaman yang ada. (gait).Rekayasa dalam proses produksi dengan
Dari penilaian tersebut, didapatkan bahwa menambahkan ekstrak tanaman yang memiliki fungsi
faktor-faktor peluang pada kegiatan industri kecil gula sebagai pencegah “gait”sangat memungkinkan untuk
Aren di Desa Tongo yang seharusnya dapat meningkatkan nilai faktor konversi produk menjadi
dimanfaatkan oleh para pengrajin antara lain, adanya lebih tinggi, sehingga berdampak pada peningkatan
nilai tambah dan potensi pengembagan produk gula Aren nilai output serta lebih meningkatkan nilai efisiensi
menjadi gula semut yaitu (0,418). Faktor yang terakhir dari suatu produk.
adanya event dan pameran lokal yang diadakan oleh 2) Perancangan desain kemasan gula aren
instansi pemerintah maupun swasta untuk penjualan gula Dalam sebuah perancangan akan di buat
Aren, gula semut (0,264). kemasan yang sesuai dengan jenis produknya
sehingga produk yang sebelumnya kurang di kenali
Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi dapat hadir dengan tampilan yang menarik pembeli.
industri kecil gula Aren di Desa Tongo yang seharusnya Kemasan akan di rancang dengan mengutamakan sisi
mampu diantisipasi dan dihindari agar industri ini dapat kepraktisan, ekonomis, higienis, serta tidak
terus berlangsung dan tidak terjadi kendala dalam memberatkan produsen dari segi produksi serta
realisasi strategi pengembangannya yang paling tinggi konsumen dari segi harga.
yaitu Keadaan iklim atau cuaca yang buruk (0,255) dan
ancaman yang terakhir adalah bantuan dari pemerintah
tidak merata atau belum dirasakan semua oleh pengrajin
industri gula Aren ini (0,102).

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
140
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

PENUTUP keterampilan para pengrajin untuk berkomitmen


Kesimpulan menjalankan inovasi produk gula Aren menjadi gula
Berdasarkan hasil analisis data pada Industri semut. (2) Menjadikan gula Aren sebagai OVOP (One
pembuatan gula aren di Desa Tongo Kecamatan Village One Product). Dan (3) Mengoptimalkan
Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, maka dukungan pemerintah dalam melakukan pengenalan
diperoleh faktor-faktor lingkungan internal dan produk gula Aren dan pengembangan produknya (gula
eskternal, antara lain: semut) melalui even dan pameran lokal atau nasional.

1.Lingkungan internal yang memberikan kekuatan dalam


perkembangan industri kreatif sektor kerajinan terdiri REFERENSI
dari: Produk yang unggul, keahlian dan keterampilan
yang sangat matang, SDM anggota keluarga sendiri, Anonim, 2010. Pengembangan Cara Pengolahan Nira
bahan baku mudah didapatkan, produk yang unik dan Aren Menjadi Gula. Balai Penelitian dan
khas, produk banyak manfaat, adanya inovasi dan Pengembangan Industri.Badan Penelitian dan
pengembangan produk Pengembangan Industri.Departemen Perindustrian
Manado.
2. Lingkungan internal yang memberikan kelemahan
dalam perkembangan industri kreatif sektor kerajinan Apandi Y, 2008. Aren Tanaman Pemanis Alami.
terdiri dari: Tidak ada modal, peralatan masih PT.Intimedia ciptanusantara. Jakarta.
sederhana dan tradisional dan Proses produksi secara Arikunto, S. 2000. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
manual, kapasitas produksi rendah dan hasil produksi Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
tidak tentu, tidak ada promosi, lingkup pemasaran
sempit, kurangnya keahlian dalam manajemen usaha, Arsyad, Soeratno, 1999. Metodologi Penelitian. UPP
pelaku usaha kurang memikirkan tujuan jangka AMP YKPN.Jogjakarta .
panjang, rendahnya pendidikan pelaku usaha Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
3. Lingkungan ekternal yang memberikan peluang bagi 2002. Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif
perkembangan industri kreatif sektor kerajinan terdiri Menunjang Kegiatan Usaha Tani Terpadu
dari: Perhatian dan dukungan Pemerintah, adanya (Panduan Teknis). Badan Penelitian dan
event dan pameran lokal, jaringan internet dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
telekomunikasi yang semakin luas, nilai tambah dan Jakarta.
potensi pengembagan produk gula aren, dan Baharudin. 2007. Pemanfaatan nira aren (arengapinnata
dukungan sektor pariwisata mers) sebagai bahan pembuatan gula putih kristal.
4. Lingkungan ekternal yang memberikan ancaman bagi Junal Perennial. 3(2) : 40 – 43. Fakultas Kehutanan
perkembangan industri kreatif sektor kerajinan terdiri Universitas Hasanuddin.
dari: Keadaan iklim atau cuaca yang buruk, pohon Balai Penelitian Tanaman Palma. 2010. Deskripsi
sulit dibudidayakan, bantuan dari pemerintah tidak produk dan Teknologi Pengolahan Kelapa Parut
merata, rendahnya minat generasi penerus, Kering.Balai Litbang Pertanian. Indonesia.
keterbatasan pengetahuan teknologi
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua,
dan eksternal terkait strategi pengembangan pada Yogyakara; Penerbit BFEE UGM
Industri pembuatan gula Aren di Desa Tongo berada
pada posisi yang sangat menguntungkan. Dimana Budiman, A., Assyaukanie, L. & Stanley, 1959-. (2006).
industri kecil gula Aren di Desa Tongo Kecamatan Kebebasan, negara, pembangunan : kumpulan
Sekongkang ini memiliki kekuatan yang dapat tulisan, 1965-2005. Kerja sama Freedom Institute
dipertahankan atau ditingkatkan, serta memiliki peluang dan Pustaka Alvabet.
yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan semaksimal Evalia NA. Syahyana R, Nofialdi. 2014. Strategi
mungkin. Dengan demikian, strategi pengembangan Penguatan Agroindustri dan Nilai Tambah Aren di
yang sebaiknya digunakan adalah strategi yang Kecamatan Lareh Sago Halaban.di Dalam: Seminar
mendukung pertumbuhan agresif yaitu strategi S-O Nasional Pertanian. Fakultas Pertanian.Universitas
(Strength–Oppourtunities) yaitu dengan memanfaatkan Andalas di Padang
kekuatan yang dimiliki industri untuk meraih peluang
yang ada, diantaranya: (1) Mengoptimalkan keahlian dan Feryanto, 2010. Peranan Agribisnis Dalam
Pembangunan Pertanian dan Ekonomi.

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
141
SPECIAL ISSUE
JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 2A JULI 2020
http://jurnal.uts.ac.id
Social Humaniora

Irawan dan Suparmoko, M. 1992.Ekonomi


Pembangunan Edisi Pertama. BPFE
Yogyakarta: Yogyakarta

Kristianingrum, S. 2009. Analisis Nutrisi Dalam Gula


Semut. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta.Yogyakarta.
Mustaufik dan Karseno. 2004. Penerapan Dan
Pengembangan Teknologi Produksi Gula kelapa
kristal Berstandar Mutu SNI untuk Meningkatkan
Pendapatan Pengrajin Gula Kelapa di Kabupaten
Banyumas. Laporan Pengabdian Masyarakat.
Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Jurusan Teknologi Pertanian Unsoed,
Purwokerto.
Ningtyas. 2012. Analisis komparatif usaha pembuatan
gula merah dan gula semut di kabupaten Kulon
Progo. Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Punaji Setyosari. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
dan Pengembangan. Prenada Media. Jakarta.
Rangkuti, F, 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis, Reorientasi, Konsep, Perencanaan
strategis untuk Menghadapi abad 21. Cetakan
16.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
R. David, Fred. 2011. Strategic Management
(Manajemen Strategis – Konsep, Buku 1 edisi 12).
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
& RND. Bandung: Alfabeta.

ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x


Copyright Jurnal TAMBORA
142

Anda mungkin juga menyukai