Anda di halaman 1dari 17

Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

Politik Indonesia
Indonesian Political Science Review
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI

Pilkada Serentak melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada


Demokratis Perspektif Pancasila dan UUD 1945
Mokhamad Abdul Aziz1
1 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel:
Setelah berhasil menyelenggarakan Pilkada Serentak 9 Desember 2015 sebagai salah
Diterima 31 Maret 2016 satu upaya penguatan demokrasi elektoral, Indonesia dihadapkan pada tantangan
Disetujui 15 Juni 2016 membangun subtansi demokrasi. Salah satu yang layak untuk dievaluasi adalah sistem
Dipublikasi 15 Juli 2016
Pilkada langsung oleh rakyat. Meskipun telah dilakukan secara serentak, Pilkada secara
Keywords:
Simultaneous Local
langsung masih terlalu boros, belum menghasilkan pemimpin ideal, bahkan banyak
Elections; Direct yang tersangkut kasus korupsi, dan yang paling penting tidak sejalan dengan demokrasi
Democracy; Democracy of khas Indonesia. Pancasila mengamanatkan bahwa demokrasi Indonesia adalah
Pancasila
demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-
perwakilan. Inilah yang disebut demokrasi modern. Pilkada melalui DPRD secara
serentak adalah solusi untuk mewujudkan Pilkada demokratis khas Indonesia.

Abstract
Unison in the succeeding organized the elections after December 9, 2015 as part of
efforts to strengthen electoral democracy, Indonesia faced with the challenges of
building a democratic substance. One that deserves to be evaluated is a system of direct
election by the people. Although it has been conducted simultaneously, direct election is
still too extravagant, yet produces the ideal leader, even a lot of them were involved in
corruption cases, and most important their actions are not in line with the Indonesian
democracy typical. Pancasila mandates that Indonesia's democracy is a democracy that
is led by the inner wisdom of deliberations-representation. This is called modern
democracy. Through Parliament elections simultaneously is the solution to realize the
Indonesian democratic elections typical.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2477 – 8060
Jl. Walisongo No. 3-5 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Email: azizarf17@gmail.com
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

Pendahuluan mendapatkan kepala daerah yang berkualitas.


Indonesia untuk pertama kalinya Tidak ada yang menjamin bahwa Pilkada
berhasil menyelenggarakan pemilihan kepala yang efisien dengan teknis yang sedemikian
daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) rupa berimplikasi kepada kualitas
secara serentak pada 9 Desember 2015. penyelenggaraan pemerintah daerah selama
Hingga saat ini, isu Pilkada serentak masih kepala daerah menjabag sebagai kepala
menjadi perbincangan menarik di sejumlah daerah.
media massa, termasuk di kalangan aktivis Namun demikian, keberhasilan KPU
politik maupun intelektual pemerhati politik menyelenggarakan Pilkada serentak pada 9
di kampus. Pilkada serentak mengemuka sejak Desember 2015 patut diapresiasi sebagai
ditetapkannya Peraturan Pemerintah bagian dari penguatan demokrasi prosedural.
pengganti Undang-Undang (Perppu Pilkada) Pilkada serentak harus terus ditingkatkan
menjadi Undang-Undang (UU No. 1 Tahun kualitasnya sampai kepada cita-cita ideal
2015). Belum juga dilaksanakan, UU UU No. demokrasi lokal. Sedangkan, kualitas
1 Tahun 2015 kembali diubah dalam UU No. penyelenggaraan pemerintah daerah, yang
8 Tahun 2015, yang sebagian besar sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
perubahannya bersifat teknis, dari mulai kapabilitas seorang kepala daerah, tentu
penyingkatan jangka waktu tahapan pilkada, menjadi persoalan lain yang harus juga
penghapusan mekanisme uji publik, hingga diselesaikan. Sudah banyak tulisan yang
penjadwalan ulang Pilkada Serentak. berisikan evaluasi terhadap kinerja kepala
Setelah Pilkada serentak 2015 di 269 daerah terkait dengan berkaitan dengan
daerah, pada tahapan selanjutnya adalah Pilkada. Ditemukan banyak kepala daerah
Pilkada serentak gelombang kedua pada yang bermasalah dengan hukum. Menteri
Februari 2017 di akan dilaksanakan di 99 Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo
daerah, gelombang ketiga pada Juni 2018 di menyampaikan, berdasarkan data
171 daerah. Kemudian akan dilaksanakan Kemendagri, terdapat 343 kepala daerah yang
masing-masing satu gelombang lagi sampai berperkara dengan hukum, baik di kejaksaan,
menuju Pilkada serentak nasional 2027. kepolisian, maupun Komisi Pemberantasan
Sedemikian rupa dinamika legislasi untuk Korupsi (KPK). Sebagian besar karena
menyukseskan teknis pelaksanaan demokrasi tersangkut masalah pengelolaan keuangan
di tingkat lokal ini menekankan pada efisiensi daerah. Data ini, tentu saja, harus dijadikan
penyelenggaraan Pilkada serentak. Namun, bahan evaluasi terhadap hasil Pilkada yang
patut menjadi catatan bahwa fokus teknis dan dikatakan demokratis itu.
efisiensi Pilkada saat ini tidak boleh Salah satu penyebab utama kenapa
melupakan tujuan utama Pilkada yaitu sebagian besar kepala daerah bermasalah

155
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

dengan hukum, terlebih berkaitan dengan hampir semua negara memperjuangkan


kasus korupsi, adalah karena faktor demokrasi. Namun, pujian dan label itu tidak
“mengembalikan modal” yang dikeluarkan lantas melupakan cita-cita awal bangsa
pada saat Pilkada. Bukan jadi rahasia lagi, jika Indonesia untuk menjadikan negara-bangsa
Pilkada langsung oleh rakyat sejak 2005, sarat yang berdaulat, adil, dan makmur.
akan money politic. Menurut Mohammad Dalam bingkai dan perspektif itulah,
Nasih, seorang politisi sekaligus ilmuwan makalah ini ditulis, untuk menemukan
politik Universitas Indonesia, Pilkada kembali demokrasi yang ideal, yang sesuai
langsung selama ini lebih banyak dengan jadi diri bangsa Indonesia, dalam
menghasilkan pemimpin oportunis dan konteks kedaerahan (baca: lokal). Bagaimana
menyebabkan mayoritas masyarakat sejatinya Pancasila dan UUD 1945
pragmatis. Pilpres langsung juga menghendaki demokrasi di Indonesia,
menghasilkan politisi yang mengandalkan terutama demokrasi lokal yang sampai saat ini
pencitraan. Menurut Nasih, masyarakat masih masih menjadi perdebatan dan memunculkan
belum siap dengan sistem pemilihan langsung, banyak problem.
karena berbagai faktor, di antaranya
pendidikan dan ekonomi. Temuan dan Diskusi
Pilkada langsung memang menjadi Hakikat Demokrasi
dilema sampai saat ini. Di satu sisi, Pilkada Istilah demokrasi yang khas sejarah
langsung menunjukkan “demokrasi yang lebih masyarakat Barat hingga kini masih diyakini
demkratis” dan menjadikan kepala daerah sebagai konsep medern yang cocok bagi
memiliki legitimasi yang kuat karena dipilih masyarakat modern. Hampir-hampir bagi
langsung oleh rakyatnya. Akan tetapi, di sisi negara di dunia yang ingin dianggap atau
lain harus diakui bahwa hasil dari pilkada berusaha mengidentifikasi dirinya sebagai
langsung tidak lebih baik dari sebelumnya. Ini negara modern tidak ada yang menolak
menjadikan bangsa Indonesia harus berpikir konsep demokrasi. Yang terjadi justru bagi
kebelakang, menyelemi apa maksud dan cita- negara-negara yang otoriter maupun
cita founding fathers Indonesia dalam sentralistik berusaha mengidentifikasi dirinya
mengonstruk Pancasila dan UUD 1945 sebagai negara demokrasi (Fatwa, 2003).
sebagai dasar negara dan konstitusi Indonesia. Karena itu, demokrasi seolah menjadi harga
Saat ini, kita “dininabobokkan” oleh mati untuk dijadikan sebagai sistem dan
penyataan bahwa Indonesia merupakan negara bentuk di dalam sebuah negara. Namun, tentu
demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kondisi saja tidak dapat dihilangkan kemungkinan
demikian memang menjadi nilai lebih bagi demokrasi justru berdampak buruk kepada
Indonesia dalam pergaulan internasional yang

156
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

negara yang “menganut” dan persamaan dalam memberikan suara,


menjalankannya. mendapatkan pemahaman yang jernih,
Secara etimologis, demokrasi berasal melaksanakan pengawasan akhir terhadap
dari kata Yunani demos berarti rakyat, dan agenda, dan pencakupan orang dewasa (Dahl,
kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa. 2001).
Demokrasi berarti rakyat berkuasa atau Lyman Tower Sargent (1981)
government by the people (Budiarjo, 2008). mengemukakan bahwa suatu negara
Bagi Jimly Asshiddiqie, demokrasi pertama- demokrasi mesti memenuhi beberapa unsur:
tama merupakan gagasan yang mengandaikan a. Warga negara terlibat dalam pembuatan
bahwa kekuasaaan itu adalah dari, oleh, dan keputusan publik.
untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih b. Adanya persamaan sampai tingkat
partisipatif, demokrasi itu bahkan disebut tertentu di antara warga negara.
sebagai konsep kekuasaan dari, oleh, untuk c. Adanya jaminan kebebasan dan
dan bersama rakyat. Artinya, kekuasaan itu kemerdekaan bagi warga Negara.
pada pokoknya diakui berasal dari rakyat, dan d. Adanya sistem perwakilan.
karena itu rakyatlah yang sebenarnya e. Supremasi hukum.
menentukan dan memberi arah serta yang f. Adanya aturan sistem perwakilan
sesungguhnya menyelenggarakan kehidupan mayoritas.
kenegaraan (Asshiddiqie, 2006). Dalam g. Pendidikan.
bahasa UUD NRI 1945, subtansi demokrasi Sedangkan Robert A. Dahl,
bisa ditemukan pada frase “kedaulatan sebagaimana dikutip oleh Arend Lijphart,
tertinggi berada di tangan rakyat”. mengemukakan bahwa secara umum, ada
Bertalian dengan negara, Moh. delapan jaminan kelembagaan dalam sebuah
Mahfud MD, dengan mengutip pendapat negara demokrasi, yaitu:
Amirmachmud, mengemukakan bahwa negara a. Kebebasan untuk membentuk dan
demokrasi adalah negara yang bergabung dalam organisasi.
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan b. Kebebasan untuk berpendapat
kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut c. Hak untuk memilih.
organisasi ia berarti suatu pengorganisasian d. Hak untuk dipilih dalam jabatan-
negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau jabatan publik.
atas persetujuan rakyat karena kedaulatan e. Hak dari pemimpin politik untuk
berada di tangan rakyat (Mahfud, MD, 2003). bersaing dalam mendapatkan
Bagi Robert A. Dahl, ada beberapa kriteria dukungan dan suara.
berlangsungnya proses demokrasi dalam suatu f. Tersedianya sumber-sumber
negara, yaitu partisipasi yang efektif, informasi alternatif.

157
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

g. Pemilihan yang bebas dan jujur. dan kekurangan, sehingga muncullah


h. Tersedianya lembaga-lembaga untuk pernyataan bahwa demokrasi adalah sistem
menjadikan kebijakan-kebijakan terbaik di antara yang tidak baik. Bagi
pemerintah tergantung pada suara dan penentang demokrasi, tentu tidak perlu
lain-lain pendapat yang disukai dijelaskan bagaimana pernyataan dan sikap
seseorang (Lijphart, 1991). mereka. Memang perdebatan mengenai
Para pakar mendikotomikan demokrasi ini, terletak konflik yang sangat
demokrasi menjadi dua; (1) bentuknya yang tajam dalam sejarah teori demokrasi; apakah
prosedural; dan (2) dalam formula substansi. demokrasi harus berarti suatu jenis kekuasaan
Demokrasi prosedural lebih mengutamakan rakyat (suatu bentuk politik di mana warga
pada bentuk dan prosedur yang disepakati negara terlibat aktif dalam pemerintahan dan
secara hukum dan politis, sedangkan jenis pengaturan sendiri atau suatu bantuan bagi
yang lain lebih berpegang pada substansi, pembuatan keputusan (suatu cara pemberian
pada isi. Demokrasi prosedural mencukupkan kekuasaan kepada pemerintah melalui
diri pada perolehan suara terbanyak, asal pemberian suara secara periodik). Dari konflik
prosedurnya ditaati. Inilah mekanisme voting tersebut, David Held menjelaskan bahwa ada
dalam skala besar, tentang rakyat yang tiga jenis atau model pokok demokrasi (Held,
memilih pemimpinnya. Bahwa dikatakan 2004). Pertama, demokrasi langsung atau
demokratis adalah siapa saja yang dapat demokrasi partisipasi, suatu sistem
memperoleh voting terbanyak dari rakyat. pengambilan keputusan mengenai masalah-
Bahwa demokrasi itu hampir sama derajatnya masalah publik di mana warga negara terlibat
dengan negara itu sendiri. Kalau ada kredo secara langsung. Ini adalah tipe demokrasi
“NKRI harga mati”, maka demokrasi itu— “asli” yang terdapat di Atena Kuno. Oleh
meminjam istilah kitab suci—sebagai “laa karena itu, Mohammad Nasih menyebut
roiba fiih”. Tidak ada keraguan di dalamnya. demokrasi langsung sebagai demokrasi paling
Kebenaran demokrasi dipandang sebagai kuno dalam sejarah dunia.
kebenaran yang mutlak dan tidak Kedua, demokrasi liberal atau
67
terbantahkan. demokrasi perwakilan, suatu sistem
Karena itu, bagi sebagian besar pemerintahan yang mencakup “pejabat-
ilmuwan politik dunia, demokrasi dikatakan pejabat” terpilih yang melaksanakan tugas
sebagai sistem terbaik dan sempurna. Meski mewakili kepentingan atau pandangan dari
demikian, ada yang menyatakan bahwa para warga negara dalam daerah yang
demokrasi tetap memiliki celah kelemahan terbatas, sambil tetap menjunjung tinggi
aturan hukum. Robert A. Dahl dalam buku
67 Fathoni, “Kabut Asap Panitia Pesta Demokrasi”,
makalah diakses dari https://www.academia.edu/ Democracy and Its Critics menjelaskan
7803279/Pemilu_Serentak_dan_Permasalahannya , h. 5

158
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

bahwa demokrasi perwakilan adalah menyatakan bahwa demokrasi adalah cara


demokrasi yang dibuat menjadi praktis untuk mengubah perjuangan kelas dari perkelahian
jangka waktu lama dan mencakup wilayah fisik menjadi perjuangan atas intelejensi
yang amat luas. Pada 1820, James Mill dalam mana suatu kelas tertentu akan menang,
menyatakan, system perwakilan sebagai hanya bila ia secara intelektual dan moral
penemuan besar di masa-masa modern di memang sejajar dengan lawannya. Demokrasi
mana penyelesaian segala kesukaran, yang adalah cara satu-satunya untuk merealisir
bersifat pemikiran maupun praktis, mungkin bentuk yang lebih tinggi dari kehidupan,
akan ditemukan (Dahl, 1992). bentu yang oleh sosialisme diakui sebagai hak
Ketiga, demokrasi yang didasarkan dari orang-orang yang beradab (Noer, 2003).
atas model satu partai (meskipun sementara Demokrasi sebagai harga mati dalam
orang mungkin meragukan apakah hal ini pola perekrutan pemimpin negara memang
merupakan suatu bentuk demokrasi juga). tidak dapat dihindari. Negara yang dipandang
Dalam perjalanan bangsa Indonesia, ketiga tidak demokratis akan dicibir sebagai negara
model demokrasi ini menjadi “dialektika yang tidak beradab. Dalam konteks Indonesia,
negara” di kalangan ilmuwan dan politisi “suksesi kepemimpinan” untuk mendapatkan
untuk diterapkan dalam konteks negara- hak setiap individu relatif berhasil, meskipun
bangsa yang kaya akan sumber daya ini. pada 1998 harus diwarnai dengan
pertumpahan darah antara para demonstran
Demokratisasi di Indonesia dengan TNI-Polri. Peristiwa reformasi 1998
Beranjak dari beberapa uraian tentang tersebut adalah upaya meluruskan demokrasi
hakekat dan kriteria negara demokrasi di atas, yang selama masa Orde Baru hanya berupa
tampak bahwa penyelenggaraan pemilihan nama dan prosedur formalitas. Akhirnya,
umum untuk memilih para wakil rakyat yang demokrasi dikatakan lahir kembali pasca
duduk di parlemen maupun memilih pejabat peristiwa itu. Para “pemuja” demokrasi
tertentu yang duduk di lingkungan menyatakan bahwa Indonesia, sejak awal
pemerintahan merupakan salah satu syarat pendiriannya oleh the founding fathers,
berlangsungnya demokratisasi dalam memang dikehendaki sebagai sebuah negara
kehidupan bernegara. Pemilihan umum demokrasi. Hal itu tercermin dari pemaknaan
sejatinya merupakan salah satu sarana untuk terhadap sila ke 4 Pancasila, rumusan alinea
mewujudkan kedaulatan rakyat dalam keempat Pembukaan UUD 1945, dan Pasal 1
kehidupan kenegaraan. Dengan pemilihan ayat (2) UUD 1945. Karena itu, demokrasi
yang bersifat umum dan berkesamaan, Deliar menjadi sistem yang final bagi Indonesia
Noer, saat menjelaskan pemikiran Karl untuk mewujudkan cita-cita sebagai negara
Kautsky mengenai sosialisme demokrasi, yang berdaulat, adil, dan makmur.

159
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

Diakui atau tidak, perkembangan menjadi sorotan dunia ketika berhasil


demokrasi di Indonesia pasca kemerdekaan menggelar pemilu presiden secara langsung
1945 menunjukkan dinamika yang pasang pada 2004. Susilo Bambang Yudhoyono
surut. Berbagai model demokrasi dalam terpilih sebagai presiden dan Jusuf Kalla
kehidupan bernegara telah diterapkan sebagai sebagai wakil presiden ketika itu. Menurut
bagian dari try and errors dalam Fathoni, mungkin inilah yang dinamakan
membumikan nilai-nilai demokrasi yang sebagai demokrasi prosedural. Demokrasi
sesuai dengan sifat, karakter, ciri, dan dipandang cukup dalam hal prosesinya saja.
perkembangan masyarakat Indonesia. Mulai Apabila legal prosedurnya, maka cukuplah
dari Demokrasi Parlementer (1945-1959, demokrasi itu. Demokrasi semacam itu adalah
Demokrasi Terpimpin (1959-1966), demokrasi yang pragmatis, dalam artian
Demokrasi Pancasila ala Orde Baru (1966- demokrasi adalah perolehan suara terbanyak
1988), sampai Demokrasi Pancasila dalam (demokrasi voting). Kerakyatan yang
fase Transisi (1988-sekarang), yang masing- dimaknai sebagai kepemimpinan yang
masing memiliki kekhasan tersendiri (Fatwa, dijalankan dengan hikmat kebijaksanaan
2003). Kekhasan itu akan senantiasa berubah dalam permusyawaratan-perwakilan tidak
menyesuaikan perkembangan zaman, yang dapat dijalankan dengan demokrasi model
dalam konteks tertentu juga akan mengubah seperti itu.68
masyarakat Indonesia secara umum. Namun Padahal, subtansi demokrasi yang
demikian, subtansi demokrasi haruslah sesuai diamanatkan oleh Pancasila adalah demokrasi
dengan cita-cita founding fathers negara- yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
bangsa Indonesia yang tercermin dalam dalam permusyawaratan-perwakilan. Dapat
Pancasila sila ke-empat dan UUD NRI 1945. dipahami bahwa demokrasi Indonesia
Demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai sejatinya adalah demokrasi perwakilan.
pemilik kedaulatan tertinggi sering mengalami Demokrasi Pancasila dibangun atas
dilema ketika diterapkan dalam negara dengan kerakyatan. Rakyat kemudian mewakilkan
jumlah penduduk besar. Melihat kenyataan kewenangannya kepada para wakil rakyat.
penerapan demokrasi di Indonesia pasca Dalam konteks pergaulan negara modern,
reformasi 1998, ada banyak perkembangan demokrasi perwakilan ini menjadi syarat
dan perubahan, baik secara prosedural demokrasi modern. Jikalau selama ini
maupun subtansial. Presiden yang awalnya Indonesia dipuji sebagai negara yang
dipilih oleh MPR, pada Pemilu 2004 akhirnya demokratis, tentu saja yang dimaksud dalam
dipilih langsung oleh rakyat. Pilkada yang hal ini adalah demokrasi prosedural, bukan
awalnya dilakukan di DPRD, pada 2005
68 Fathoni, “Kabut Asap Panitia Pesta Demokrasi”,
dipilih langsung oleh rakyat. Indonesia makalah diakses dari https://www.academia.edu
/7803279/Pemilu_Serentak_dan_Permasalahannya, h. 5.

160
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

demokrasi substantif yang mementingkan “identik” artinya sama dengan


cita-cita dan tujuan. demokrasi yang dijalankan oleh
bangsa-bangsa lain.
Dalam konteks demokratisasi,
Yudi Latif dalam bukunya, Negara
sebenarnya Robert A. Dahl sudah
Paripurna, menjelaskan bahwa sila keempat
menyadarkan pegiat demokrasi bahwa sistem
Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh
yang dianggap terbaik ini memiliki dilema
hikmat kebijaksanaan dalam
fundamental yang harus diselesaikan dalam
permusyawaratan perwakilan” mengandung
masing-masing negara, sesuai dengan
beberapa ciri dari alam pemikiran demokrasi
kekhasan dan kultur penduduknya. Apalagi
di Indonesia. Sedangkan dalam pembukaan
berkaitan di negara yang kaya akan
UUD 1945, disebutkan bahwa kedaulatan itu
pluralisme. Dari enam dilema yang dijelaskan
berdasar atas “kerakyatan” dan
oleh Robert A. Dahl, satu di antaranya adalah
“permusyawaratan”. Dengan kata lain,
sentralisasi versus desentralisasi (Dahl, 1985).
demokrasi itu hendaknya mengandung ciri:
Isu ini jika ditarik dalam konteks Pilkada di
(1) kerakyatan (daulat rakyat), dan (1)
Indonesia, akan menimbulkan dialektika kritis
permusyawaratan (kekeluargaan). Dalam
yang seharusnya bersumber dari falsafah
kaitannya ini, Soekarno meyakini bahwa
dasar demokrasi Indonesia, yang tidak lain
syarat yang mutlak untuk kuatnya negara
adalah Pancasila dan UUD NRI 1945. Dan
Indonesia ialah permusyawaratan perwakilan.
justru inilah yang membedakan demokrasi
Mohammad Hatta menambahkan bahwa
Indonesia dengan demokrasi yang diterapkan
kerakyatan yang dianut oleh bangsa Indonesia
oleh bangsa-bangsa lain, sebagaimana
bukanlah kerakyatan yang mencari suara
Soekarno mengatakan:69
terbanyak saja, tetapi kerakyatan yang
Oleh karena itu, bagi kita bangsa
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Indonesia, demokrasi atau
kedaulatan rakyat mempunyai corak permusyawarat perwakilan. Karena itu,
nasional, satu corak kepribadian demokrasi Indonesia bukan demokrasi liberal
kita, satu corak dus tidak perlu sama dan juga bukan demokrasi totaliter, karena
dengan corak demokrasi yang
berkaitan secara menyeluruh dengan sila-sila
dipergunakan oleh bangsa-bangsa
lain sebagai alat teknis. Artinya, Pancasila lainnya (Latif, 2011).
demokrasi kita adalah demokrasi Jelas bahwa demokrasi yang digagas
Indonesia, demokrasi yang
oleh para pendiri bangsa Indonesia adalah
disebutkan sebagai sila keempat itu
adalah demokrasi Indonesia yang demokrasi perwakilan. Sebagaimana
membawa corak kepribadian bangsa taksonomi demokrasi oleh David Held di atas,
Indonesia sendiri. Tidak perlu
demokrasi perwakilan yang juga disebut

69
demokrasi modern inilah yang dicita-citakan
Soekarno dalam Yudi Latif, Negara Paripurna:
Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, oleh founding fathers negara-bangsa
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 476

161
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

Indonesia. Namun, apa yang membedakan ada perbaikan kualitas demokrasi di tingkat
demokrasi perwakilan yang digagas Soekarno, nasional. Bisa dikatakan, jika kualitas
Hatta, Yamin, dan tokoh-tokoh lainnya demokrasi lokal kacau, maka bisa dipastikan,
dengan Demokrasi Barat? As’ad Said Ali kualitas demokrasi nasional juga akan
berpendapat bahwa Soekarno tidak setuju mengalami hal sama, begitu pula sebaliknya.
dengan Demokrasi Barat, karena demokrasi Larry Diamond, sebagaimana dikutip
ini, misalnya, didominasi kapitalis pemilik oleh Prof. Dr. Kacung Marijan,
modal, tirani mayoritas, dan sebagainya. mengemukakan beberapa alasan jika
Demokrasi model ini tidak akan mampu pemerintah daerah, termasuk DPRD, memiliki
mewujudkan kekokohan bangsa. Oleh sebab peran penting untuk mempercepat vitalitas
itu, Soekarno mencari alternative bagaimana demokrasi. Pertama, pemerintah daerah dapat
demokrasi yang dijalankan bisa membantu mengembangkan nilai-nilai dan
mencerminkan “kebersamaan” dan “keadilan keterampilan berdemokrasi di kalangan
sosial”, dua istilah yang perlu digarisbawahi warganya. Kedua, pemerintah daerah dapat
karena menjadi kata-kata kunci dari gagasan meningkatkan akuntabilitas dan
demokrasi yang hendak dicari (Ali, 2009). pertanggungjawaban kepada berbagai
kepentingan yang ada di daerah. Ketiga,
Demokrasi di Daerah pemerintah daerah dapat menyediakan saluran
Pilkada merupakan salah satu wujud dan akses tambahan terhadap kelompok-
demokrasi yang ada di daerah. Upaya mencari kelompok yang secara historis
pemimpin daerah terbaik, sehingga bisa termarginalisasi. Ketika hal ini dipenuhi,
mewujudkan cita-cita daerah ini dilakukan terdapat kecenderungan adanya tingkat
dalam rangka membentuk masyarakat yang keterwakilan demokrasi yang lebih baik.
demokratis (free societies). Oleh sebab itu, Keempat, pemerintah daerah bisa memberikan
demokrasi di daerah perlu mendapatkan kesempatan kepada partai-partai atau fraksi-
perhatian yang memadai. Menurut Brian C. fraksi untuk melakukan oposisi di dalam
Smith, harus disadari bahwa munculnya kekuasaan politik (Marijan, 2011). Alasan-
perhatian terhadap transisi demokrasi di alasan tersebut menunjukkan betapa
daerah berangkat dari suatu keyakinan bahwa pentingnya penguatan demokratisasi yang ada
adanya demokrasi di daerah merupakan di daerah, guna mendorong kualitas
prasyarat bagi munculnya demokrasi di demokrasi nasional yang bertabat.
tingkat nasional (Smith, 1998). Pendapat ini Untuk mempercepat proses
berangkat dari asumsi bahwa bahwa ketika transformasi menuju demokrasi di daerah, ada
terdapat perbaikan kualitas demokrasi di beberapa hal yang harus dilakukan, di
daerah, secara otomatis bisa dikatakan akan antaranya adalah memperkuat sistem

162
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

perwakilan, meningkatkan kemampuan DPRD sebagai perwakilan rakyat tidak


pemerintah daerah, dan diperlukan adanya mempercepat proses demokratisasidi daerah.
budaya politik serta civil society yang Sampai pada akhirnya, muncullah kebijakan
mendukung. Sedangkan untuk membangun penyelenggaraan Pilkada secara langsung.
sistem pemerintahan yang demokratis di Upaya kelembagaan baru ini diharapkan
daerah dibutuhkan sistem perwakilan yang mampu mempercepat demokratisasi di daerah,
terbangun oleh sistem pemilu di daerah juga. di samping karena realitas empiris tentang
Pemerintah daerah, misalnya, harus adanya perilaku negatif oleh sebagian anggota
bertanggung jawab terhadap lembaga yang DPRD pada 1999-2004.
dipilih melalui pemilu. Misalnya saja, kepala Persoalan yang kini harus dijawab
daerah yang harus mempertanggungjawabkan adalah bagaimana proses demokratisasi di
pemerintahan yang dipimpinnya kepada daerah pasca Pilkada secara langsung, apakah
DPRD, suatu lembaga perwakilan yang dipilih lebih baik atau sebaliknya. Secara ideal
melalui pemilu. Proses kelembagaan ini Pilkada langsung sebagai proses yang
sebenarnya telah terlihat pada penguatan diciptakan dalam sistem demokrasi langsung
DPRD periode 1999-2004. Sebelumnya, di Indonesia seharusnya dapat memberikan
DPRD lebih berfungsi sebagai penopang implikai positif atas harapan akan
kebijakan-kebijakan eksekutif dan pemerintah terwujudnya kehidupan dan pengelolaan
pusat. Padahal, DPRD yang merupakan pemerintahan yang kompeten dan kapabel,
bagian dari lembaga legislatif tentu memiliki sehingga tidak hanya menjadi ruang
peran dan fungsi yang berbeda dengan formalitas pergantian kepemimpinan secara
pemerintah sebagai badan eksekutif di daerah. simbolik semata sehingga berubah makna
Adanya pertanggungjawaban seperti itu tidak menjadi sebuah proses demokrasi semu
hanya akan menjadikan pemerintahan di (pseudo democracy). Apa jadinya jika sebuah
daerah lebih akuntabel dan transparan, tetapi negara atau daerah hanya menikmati
juga demi membangun system perwakilan demokrasi prosedural yang seoalah-olah baik
yang lebih baik. Ketika DPRD dipilih secara dan maju, tetapi secara subtansi cacat, dan
demokratis, pertanggungjawaban kepala bahkan tidak menunjukkan perbaikan sama
daerah kepada DPRD bisa dimaknai sebagai sekali. Tentu saja hal ini perlu dievaluasi.
bentuk pertanggungjawaban kepada wakil Menurut M. Nur Alamsyah dalam
rakyat yang mewakili kepentingan- penelitiannya, telah terjadi fenomena
kepentingan rakyat. Namun, upaya ini Electocracy dalam Pilkada Langsung di
ternyata tidak berjalan mulus, sebagaimana Indonesia. Hal merujuk pada kenyataan yang
yang dibayangkan. Kepala daerah yang dipilih diperoleh bahwa banyak pemimpin daerah
oleh DPRD dan bertanggungjawab kepada yang terpilih hanya karena hasrat berkuasa

163
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

dan luasnya jaringan popularitas bukan karena dicatat bahwa di negara yang sebesar polis-
kompetensi dampaknya terlihat pada sistem polis di Yunani, yang penduduknya hanya
manajemen pemerintahan yang bobrok sekitar 60.000-an pun, banyak filsuf yang
sehingga paradigma yang hendak dicapai menolak demokrasi. Di antara alasan yang
yang seharusnya menuju kepada praktik good mereka ajukan adalah demokrasi hanya akan
governance bergeser menjadi bad menjadikan para badut sebagai pemimpin
governance. Tidak lahirnya civil society yang politik.70
diharapkan dapat menjadi instrumen kuat Jika dibiarkan, tentu hal ini tampak
terhadap hegemoni atas berbagai kepentingan paradoks dengan tujuan demokrasi itu sendiri,
hidup masyarakat oleh pemerintah melalui apalagi terhadap demokrasi lokal. Sebab, di
berbagai antek-antek yang dibagunnya era otonomi daerah, rakyat di daerah
bersama dengan para kapitalis sebagai menghendaki agar calon gubernur/wakil
mekanisme rent seeking, menjadikan gubernur, bupati/wakil bupati, dan
keterpurukan nilai demokrasi kembali pada walikota/wakil walikota, merupakan sosok
posisi sebatas prosedur semata (Alamsyah, pribadi yang memiliki kemampuan ideal
2012). dalam banyak hal (Ali, 2003). Dengan
Rendahnya kualitas pemimpin daerah perkataan lain, pemimpin daerah menjadi
ataupun nasional di alam demokrasi tentu tumpuan utama pembangunan di daerah agar
menjadi persoalan yang tidak boleh dibiarkan. bisa mencapai masyarakay adil dan makmur.
Karena bagaimanapun, sistem demokrasi yang Oleh sebab itu, demokrasi harus menghasilkan
dianggap sebagai sistem pemerintahan terbaik pemimpin yang diharapkan tersebut.
saat ini harus berbanding lurus dengan
kualitas pemimpin yang terbaik pula. Dalam Pemilihan Kepada Daerah Secara Serentak
konteks ini, Mohammad Nasih memberi yang Demokratis Menurut Pancasila dan
catatan terhadap proses penerapan demokrasi UUD NKRI 1945
di Indonesia yang hubungannya dengan media Indonesia telah memulai tonggak baru
massa. Menurutnya, jika demokrasi pembangunan demokrasi, yaitu pemilihan
diterapkan dalam negara yang besar, yang kepala daerah (Pilkada) dilakukan secara
muncul adalah calon-calon yang memoles diri serentak. Ketua Komisi Pemilihan Umum
untuk membuat kepalsuan menjadi seolah- (KPU) Husni Kamil Manik mengatakan,
olah asli. Masyarakat akan mengalami sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8
kesulitan besar untuk mengidentifikasi apakah Tahun 2015, Pilkada serentak dilakukan
figur yang muncul adalah asli atau palsu. bertahap. Yakni tahap pertama pada 9
Inilah kerumitan yang selama ini diabaikan
oleh para teoritikus juga pelaku politik. Perlu Mohammad Nasih, “Demokrasi dan Defisit Pemimpin
70

Autentik”, (Koran Sindo, 3 Oktober 2015), h. 6

164
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

Desember 2015, tahap kedua Februari 2017, dilaksanakan secara demokratis, jujur, dan
tahap ketiga pada Juni 2018, tahap keempat adil.
tahun 2020, tahap kelima tahun 2022, dan Sejak tahun 2005, pemilihan kepala
tahap kelima tahun 2023. Jika semua tahapan daerah dilakukan secara langsung. Praktik ini
itu berjalan tanpa hambatan dan sesuai didasarkan pada ketentuan UU No. 32 Tahun
rencana, Pilkada serentak secara nasional baru 2004 dengan berlandaskan pada ketentuan
bisa dilaksanakan pada tahun 2027.71 Ini Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang
merupakan terobosan penting yang dilakukan menentukan bahwa Gubernur, Bupati, dan
pemerintah dalam mengupayakan Pilkada Walikota masing-masing sebagai kepala
sebagai momentum untuk memilih kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan
daerah secara terorganisir dan terstruktur kota dipilih secara demokratis. Apabila
dengan mempertimbangkan efisiensi. Ini dicermati, sesunggunnya ketentuan Pasal 18
merupakan langkah politik pemerintah yang ayat (4) UUD 1945 tersebut tidak menegaskan
patut mendapatkan apresiasi. Karena inilah keharusan bahwa Gubernur, Bupati dan
untuk pertama kalinya dalam sejarah Walikota harus dipilih melalui suatu
Indonesia, model pemilihan kepala daerah pemilihan yang dilaksanakan secara langsung.
secara serentak diberlakukan secara masif dan Akan tetapi, menurut Rozali Abdullah, oleh
bersamaan. karena Daerah merupakan bagian tak
Namun demikian, meski secara teknis terpisahkan dari Negara Republik Indonesia,
Pilkada serentak menjadi penanda majunya maka dalam melakukan pemilihan kepala
demokrasi elektoral di Indonesia, dari segi daerah dan wakil kepala daerah seharusnya
substansi, kualitas demokrasi masih perlu sinkron dengan pemilihan presiden dan wakil
dipertanyakan. Sebagai praktik baru dalam presiden, yaitu melalui pemilihan langsung
demokrasi lokal di Indonesia, pelaksanaan (Abdullah, 2005).
Pilkada serentak sejatinya membuka peluang Setelah proses percepatan demokrasi
untuk meningkatkan kualitas demokrasi di secara beruntun tersebut berjalan lebih lima
Indonesia. Pilkada akan menjadi penentu dari 10 tahun terhitung dari 1 Juni 2005,
nasib rakyat selama lima tahun ke depan, ternyata masih juga menyisakan banyak
sehingga yang diharapkan rakyat dalam persoalan, bahkan agenda pemilihan kepala
Pilkada adalah lahirnya pemimpin terbaik daerah secara langsung pun juga berkontribusi
yang akan membawa kemajuan peradaban menambah beban politik, social, bahkan
daerah. Karena itu, Pilkada haruslah beban finansial republik ini. Pemilihan kepala
daerah secara langsung terlalu boros, dan
71 Husni Kamil Manik, “Ketua KPU: Pilkada Serentak, tidak seimbang dengan cost politik yang telah
Sejarah Sekaligus Tantangan”, Lihat: http://news.
liputan6.com/read/2244960/ketua-kpu-pilkada-serentak- dikorbankannya. Kenyataan yang tak
sejarah-sekaligus-tantangan (Diakses 22 Maret 2015).

165
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

terhindarkan dalam pemilihan kepala daerah bursa kepemimpinan daerah bukanlah figur-
secara langsung adalah muncul kapitalisasi figur yang berkompeten yang memiliki
dalam tahapan pemilihan kepala daerah. kapabilitas yang baik, akan tetapi hanya
Dengan munculnya kapitalisasi ini maka mereka yang termasuk dalam kelompok orang
pemilihan kepala daerah secara langsung jauh kaya atau memiliki kemampuan finansial
lebih mahal dibandingkan dengan model yang kuat. Lalu bagiamana dengan cita-cita
pemilihan kepala daerah lewat perwakilan rakyat nantinya? Apakah mereka akan
DPRD (Amirudin dan Bisri, 2006). menyerahkan kekuasaan kepada yang bukan
Dalam pelaksanaan pemilihan kepala ahlinya. Tentu saja ini menjadi persoalan yang
daerah secara langsung selama ini, nuansa serius yang harus diselesaikan.
yang paling menonjol adalah maraknya Tidak hanya soal figur yang masuk
sengketa pemilihan kepala daerah yang lebih banyak yang tidak berkualitas,
diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) juga mencatat,
sengketa pemilihan kepala daerah telah sejak Pilkada dilakukan secara langsung,
mendominasi perkara yang ditangani sangat banyak jumlahnya sengketa Pilkada
Mahkamah Konstitusi. Selain itu juga yang diajukan MK. Untuk Pilkada serentak
maraknya kepala daerah yang terpilih dalam yang dilaksanakan 9 Desember 2015 lalu, dari
pemilihan kepala daerah secara langsung 264 daerah yang menyelenggarakan Pilkada,
banyak yang terjerat kasus korupsi dan sebanyak 144 permohonan sengketa Pilkada
penyelewengan wewenang lainnya. Kabar masuk di MK.72 Ini mengindikasikan terdapat
tentang kepala daerah yang tersandung kasus banyak kecurangan dan ketidakjujuran dalam
korupsi tak pernah berhenti mengalir. Pilkada langsung. Anthony Giddens dalam
Pemilihan kepala daerah secara langsung buku “The Third Way and Its Critiques”
dalam era liberalisasi politik dengan kekuatan menyatakan bahwa sebagian besar dari
partai politik yang dominan, memungkinkan masyarakat demokratik baru hanya
sekali yang bias bertempur di sana adalah mengalami perubahan secara superfisial—
mereka yang memiliki capital ekonomi dan mereka tetap disetir oleh oligarkiyang egois.
politik yang kuat. Ada banyak negara yang secaraformal
Para pengusaha yang dekat dengan menjadi demokratik, tetapi seringkali sangat
partai politik atau para incumbent yang kaya korup dan pemilihan yang berlangsung
adalah yang paling besar mendapatkan dimanipulasi (Giddens, 2003). Indonesia saat
peluang masuk dalam bursa pencalonan dalam ini mungkin masuk dalam kategori itu. Lantas,
pemilihan kepala daerah. Atas dasar
kemampuan financial dan kekuatan kapital
72 Lihat http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index
ekonomi ini, maka yang dapat masuk dalam .php?page=web.Berita&id=12629#.Vvy1YOJ9600
(Diakses 22 Maret 2016).

166
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

demokrasi langsung apakah akan tetap rakyat untuk mewakili masingnya untuk
dipertahankan? menjalankan tugas tersebut. Menurut Jimly
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 sebagai Asshiddiqie perkataan “dipilih secara
dasar konstitusional pelaksanaan pemilihan demokratis” bersifat luwes, sehingga
kepala daerah, sesungguhnya lahir bersamaan mencakup pengertian pemilihan kepala daerah
dengan Pasal 18A dan Pasal 18B, yaitu pada langsung oleh rakyat ataupun oleh DPRD
perubahan kedua UUD 1945 dan dimasukkan seperti yang pada umumnya sekarang
dalam Bab tentang Pemerintahan Daerah. dipraktekkan di daerah-daerah berdasarkan
Selanjutnya Pasal 22E lahir melalui ketentuan perundang-undangan yang berlaku
perubahan ketiga UUD 1945 tetapi tidak (Asshiddiqie, 2002).
memasukkan Pasal 18 ayat (4) melainkan Dalam Undang-undang Nomor 32
hanya ketentuan Pasal 18 ayat (3) yang Tahun 2004, pemilihan kepala daerah tidak
mengatur mengenai DPRD. Hal ini, menurut lagi dipilih melalui sistem perwakilan oleh
Leo Agustina, setidaknya dapat diartikan DPRD, akan tetapi dipilih secara langsung
bahwa Konstitusi tidak hendak memasukkan oleh rakyat. Ini berarti pemilihan kepala
pemilihan kepala daerah dalam pengertian daerah secara langsung memberi peluang bagi
pemilihan umum sebagaimana dimaksud rakyat untuk ikut terlibat secara aktif dalam
dalam Pasal 22E ayat (1) yang menyebutkan proses pengambilan keputusan yang sangat
“pemilihan umum dilaksanakan secara strategis dalam penyelenggaraan
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan pemerintahan daerah melalui pemilihan
adil setiap lima tahun sekali” (Agustino, kepala daerah secara langsung. Undang-
2009). undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mengatur
Meskipun pemilihan secara langsung tentang pemilihan kepala daerah secara
dipandang memiliki makna positif dari aspek langsung itu menggunakan rujukan atau
legitimasi dan kompetensi, frase “dipilih konsideran Pasal 1, Pasal 18, Pasal 18A, dan
secara demokratis” sebagaimana dimaksud Pasal 18B UUD 1945. Frase “kedaulatan di
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 tidak dapat tangan rakyat” dan dipilih secara demokratis”
diterjemahkan secara tunggal sebagai agaknya menjadi sandaran pembuat Undang-
pemilihan secara langsung. Pemilihan secara undang Nomor 32 Tahun 2004 merumuskan
tidak langsung atau perwakilan pun dapat diterapkannya pemilihan kepala daerah secara
diartikan sebagai pemilihan yang demokratis, langsung untuk menggantikan pemilihan
sepanjang proses pemilihan yang dilakukan kepala daerah melalui sistem perwakilan
demokratis. Sebab, DPRD sebagai wakil melalui DPRD sebagaimana diatur dalam
rakyat telah dipilih langsung oleh rakyat, yang Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Akan
artinya sudah mendapatkan mandat dari tetapi, kata “dipilih secara demokratis” ini

167
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

menurut Susilo dapat ditafsirkan pemilihan daerah (Pilkada) secara serentak pada 9
langsung oleh rakyat atau pemilihan melalui Desember 2015 sebagai salah satu upaya
perwakilan oleh DPRD (Susilo, 2005). penguatan demokrasi elektoral, Indonesia
Tentu tidak hilang dalam ingatan dihadapkan pada tantangan membangun
bangsa Indonesia, bahwa salah satu yang subtansi demokrasi yang akan mengantarkan
menyebabkan perubahan peraturan bahwa cita-cita negara-bangsa ini ke depan. Pilkada
pemilihan kepala daerah tidak lagi dipilih oleh serentak menjadi terobosan penting yang
DPRD, tetapi dipilih langsung oleh rakyat dilakukan pemerintah dalam mengupayakan
adalah maraknya politik uang dan Pilkada sebagai momentum untuk memilih
kongkalikong di DPRD saat pemilihan. kepala daerah secara terorganisir dan
Namun demikian, setelah diubah dan berjalan terstruktur dengan mempertimbangkan
lebih dari 10 tahun, politik uang dan efisiensi. Ini merupakan langkah politik
ketidakjujuran justru semakin menjadi-jadi pemerintah yang patut mendapatkan apresiasi.
dengan jumlah yang lebih besar dan luas. Lalu Namun, evaluasi perihal jalannya demokrasi
tidakkah seharusnya bangsa Indonesia di Indonesia wajib dilakukan.
mengembalikan peraturan yang dahulu Salah satu yang layak untuk
dengan memperbaiki sistemnya atau dievaluasi sistem adalah Pilkada langsung.
menunggu dampak yang lebih besar dari Setelah proses percepatan demokrasi secara
proses demokrasi prosedural itu? Pancasila beruntun tersebut berjalan lebih lima dari 10
mengamanatkan bahwa demokrasi Indonesia tahun terhitung dari 1 Juni 2005, ternyata
adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmah masih juga menyisakan banyak persoalan,
kebijaksanaan dalam permusyawaratan- bahkan agenda pemilihan kepala daerah
perwakilan. Dengan kata lain, demokrasi yang secara langsung pun juga berkontribusi
sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia menambah beban politik, social, bahkan
adalah demokrasi perwakilan, demokrasi beban finansial republik ini. Pemilihan kepala
modern yang banyak dianut oleh negara- daerah secara langsung terlalu boros, dan
negara maju di dunia. Dalam konteks Pilkada, tidak seimbang dengan cost politik yang telah
mengembalikan Pilkada ke DPRD dan dikorbankannya. Kenyataan yang tak
dilakuka secara serentak se-Indonesia adalah terhindarkan dalam pemilihan kepala daerah
jalan terbaik yang sesuai dengan amanah secara langsung adalah muncul kapitalisasi
Pancasila dan UUD 1945. dalam tahapan pemilihan kepala daerah.
Dengan munculnya kapitalisasi ini maka
Kesimpulan pemilihan kepala daerah secara langsung jauh
Setelah berhasil menyelenggarakan lebih mahal dibandingkan dengan model
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala pemilihan kepala daerah lewat perwakilan

168
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (2) (2016) 154-170

DPRD. Semakin marak praktik politik uang Pancasila dan UUD 1945. Wallahu a’lam bi
saat Pilkada dan maraknya kepala daerah hasil al-shawaab.
Pilkada langsung terjerat kasus korupsi
menjadi alarm bagi demokrasi Indonesia. Daftar Pustaka
Meskipun pemilihan secara langsung Agustino, L. (2009). Pilkada dan dinamika
dipandang memiliki makna positif dari aspek politik lokal. Pustaka Pelajar.
legitimasi dan kompetensi, prase “dipilih Alamsyah, M. N. (2014). Fenomena
secara demokratis” sebagaimana dimaksud Electocracy dalam Pilkada Langsung
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 tidak dapat di Indonesia. Academica, 4(1).
diterjemahkan secara tunggal sebagai Ali, A. A. S. (2009). Negara Pancasila: jalan
pemilihan secara langsung. Pemilihan secara kemaslahatan berbangsa. Jakarta:
tidak langsung atau perwakilan pun dapat LP3ES.
diartikan sebagai pemilihan yang demokratis, Ali, N. (2003). Pilkada di Era Otonomi:
sepanjang proses pemilihan yang dilakukan Berlayar Sambil Menambal Lubang
demokratis. Sebab, DPRD sebagai wakil di Kapal. CV Aneka Ilmu.
rakyat telah dipilih langsung oleh rakyat, yang Amirudin, A. Zaini Bisri.(2006). Pilkada
artinya sudah mendapatkan mandat dari Langsung Problem dan prospek
rakyat untuk mewakili masingnya untuk Sketsa Singkat Perjalanan Pilkada,
menjalankan tugas tersebut. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pancasila mengamanatkan bahwa Arend Lijphart, D. (1984). Patterns of
demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang Majoritarian and Consensus
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam Government in Twenty-One
permusyawaratan-perwakilan. Dengan kata Countries.
lain, demokrasi yang sesuai dengan jati diri Budiardjo, M. (2003). Dasar-dasar ilmu
bangsa Indonesia adalah demokrasi politik. Gramedia pustaka utama.
perwakilan atau demokrasi liberal yang Dahl, A. Robert, 1992. Demokrasi dan Para
banyak dianut oleh negara-negara maju di Pengkritiknya.
dunia. Membiarkan demkorasi langsung, yang Dahl, R. A. (1985). Dilema demokrasi
merupakan demokrasi paling kuno dalam pluralis: antara otonomi dan kontrol.
sejarah, berjalan di Indonesia saat ini sama CV Rajawali.
halnya membiarkan demokrasi tidak akan Dahl, R. A. (2001). Perihal Demokrasi:
berdampak baik bagi bangsa Indonesia. Menjelajahi Teori dan Praktek
Mengembalikan Pilkada ke DPRD dan Demokrasi Secara Singkat. Jakarta:
dilakuka secara serentak se-Indonesia adalah Yayasan Obor Indonesia.
jalan terbaik yang sesuai dengan amanah

169
Mokhamad Abdul Aziz/ Pilkada Serentak Melalui DPRD: Sebuah Gagasan Mewujudkan Pilkada ...

Fathoni, Kabut Asap Panitia Pesta Demokrasi, Sargent, L. (2008). Contemporary political
makalah diakses dari ideologies: A comparative analysis.
https://www.academia.edu/7803279/ Nelson Education.
Pemilu_Serentak_dan_Permasalahann Mahfud, M. (2000). Demokrasi dan konstitusi
ya di Indonesia. Rineka Cipta.
Fatwa, A. M. (2002). Otonomi daerah dan Abdullah, R. (2005). Pelaksanaan otonomi
demokratisasi bangsa. Yarsif luas dengan pemilihan kepala daerah
Watampone. secara langsung. RajaGrafindo
Giddens, A. (2003). Jalan ketiga dan kritik- Persada.
kritiknya. Edisi terjemahan, dari buku Latif, Y. (2011). Negara paripurna:
The third way and its critiques, historisitas, rasionalitas, dan
Penerjemah: Imam Khoiri. aktualitas Pancasila. Gramedia
Yogyakarta: IRCiSoD. Pustaka Utama.
Smith, B. C., & Smith, B. C. (1985). Mohammad Nasih, “Demokrasi dan Defisit
Decentralization: the territorial Pemimpin Autentik”, (Koran Sindo, 3
dimension of the state (pp. 1-52). Oktober 2015).
London: Allen & Unwin. Susilo, “Menyongsong Pilkada yang
Held, D. (2004). Demokrasi dan Tatanan Demokratis”, (Artikel, Jurnal
Global: Dari Negara Modern hingga Legislasi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni
Pemerintahan Kosmopolitan. 2005)
Terjemah: Damanhuri,(Yogyakarta: www.news.liputan6.com (Diakses 22 Maret
Pustaka Pelajar, 2004). 2015).
Noer, D. (1988). Islam dan Politik: Mayoritas www.mahkamahkonstitusi.go.id (Diakses 22
atau Minoritas. Prisma, 5. Maret 2016)
Jimly, A. (2006). Hukum Tata Negara dan www.nasional.kompas.com (Diakses 22
pilar-pilar demokrasi. Maret 2016).
Jimly, A. (2002). Konsolidasi Naskah UUD www.teropongsenayan.com, (Diakses 22
1945 Setelah Perubahan Keempat. Maret 2016).Anwar, M. Syafii,
Marijan, K. (2010). Sistem politik Indonesia: Pemikiran dan Aksi Islam di
konsolidasi demokrasi pasca-Orde Indonesia, Jakarta: Paramadina, 1995.
Baru. Kencana Prenada Media Group.

170

Anda mungkin juga menyukai