Anda di halaman 1dari 5

Vol. 1, No. 1, Februari 2022, pp.

1-5
DOI: 10.2345/jpimi.v1i1.436
Available online at: journal.unram.ac.id
PENDAMINGAN PEMANFAATAN AMPAS TAHU MENJADI PRODUK
PANGAN BERNILAI EKONOMI TINGGI BAGI MASYARAKAT
PENGUSAHA TAHU DI GERISAK MATARAM
Muti’ah1, Jeckson Siahaan1, Eka Junaidi1, dan Sukib1
12
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Mataram. Jalan Majapahit No. 62
Mataram, NTB 83112, Indonesia.
* Coressponding Author. E-mail: mutiah_fkip@unram.ac.id

Received: 28 Oktober 2021 Accepted: 4 Februari 2022 Published: 6 Februari 2022

Abstrak
Telah dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa pendampingan pemanfaatan ampas
tahu menjadi produk pangan bernilai ekonomi tinggi pada masyarakat pengusaha tahu di Kampung
Gerisak, Mataram. Masyarakat yang terlibat terutama adalah ibu – ibu yang tergabung dalam kelompok
pengusaha tahu rumahan dengan jumlah 12 – 15 orang. Kegiatan yang dilakukan adalah: penyuluhan,
pembuatan kerupuk, dan diskusi-tanya jawab. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat adalah: (1)
Berhasil melakukan penyuluhan tentang cara pembuatan kerupuk dengan bahan baku ampas tahu
dengan hasil masyarakat sangat tertarik dan termotivasi. (2) Berhasil dibuat kerupuk berbahan dasar
ampas tahu, melalui tahapan: penyiapan bahan, pencampuran, perebusan, pemotongan, penjemuran, dan
penggorengan. Hasil evaluasi oleh masyarakat menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kualitas rasa,
maka perlu ditambahkan bumbu masak seperti bawang. (3) Berhasil melaksanakan diskusi dan tanya
jawab dengan hasil masyarakat termotivasi untuk membuat kerupuk tersebut dan menginginkan inovasi
yang terkait dengan rasa (gurih atau pedas). Kesimpulan dari kegiatan ini menunjukkan bahwa ampas
tahu dapat digunakan sebagai bahan dasar kerupuk dan masyarakat cukup tertarik dan termotivasi
dengan kegiatan tersebut.
Kata Kunci: Pendampingan, ampas tahu, kerupuk
__________________________________________________________________________________
tahu. Hal tersebut mengakibatkan banyak tahu
PENDAHULUAN
tidak terjual habis di pasaran. Kondisi semacam
Lingkungan Gerisak merupakan bagian ini yang mengakibatkan semakin sulit untuk
dari wilayah kelurahan Kekalik Jaya, di menjalani usaha industri rumahan tersebut dan
Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Luas beberapa industri memilih untuk menghentikan
wilayah lingkungan Gerisak kurang lebih 17,5 kegiatan, sehingga beberapa pengrajin beralih
Ha dengan jumlah penduduk sekitar 808 kepala menjadi buruh. (Putra, Y.M.P., 2012)
keluarga (BPS, 2019). Sebagian besar Beberapa permasalahan di atas adalah
penduduk di Lingkungan tersebut menjalankan terkait dengan aspek ekonomi, sementara itu
usaha industri rumahan yaitu pembuatan tahu dari aspek lingkungan kesehatan, kegiatan
dan tempe. Berdasarkan hasil observasi industri tahu juga memberikan dampak negatif
didapatkan bahwa usaha tersebut sudah yaitu timbulnya limbah padat dan limbah cair,
dijalankan secara turun temurun. Berdasarkan (Mariatun, & Harry I.J.,2018). Limbah padat
data di kelurahan didapatkan bahwa jumlah seperti ampas tahu hingga saat ini belum secara
pengusaha tahu dan tempe ada 50 pengusaha optimum dimanfaatkan menjadi bahan yang
yang terbagi dalam 20 pengusaha tahu dan atau lebih ekonomis karena hanya sebagai pakan
30 pengusaha tempe. (Dewi, M. U., 2017) ternak dengan harga jual murah. Menurut Dewi,
Permasalahan yang dihadapi oleh R.A, (2017) ampas tahu bisa dibuat menjadi
masyarakat pengrajin tahu di lingkungan kerupuk tradisional tetapi belum bisa dijual
Gerisak, adalah: (1) mahalnya harga kedelai di dalam produk mentah secara nasional.
pasaran, (2) kurangnya modal, dan (3) Dengan meninjau kondisi industri tahu di
penghasilan yang pas-pasan dari usahanya. Kekalik Gersak, dari hasil observasi diketahui
Oleh sebab itu untuk mengatasi permasalahan bahwa kebutuhan kacang kedelai setiap hari
tersebut dilakukan dengan menaikkan harga rata dari 50 kg hingga 300 kg tiap industri. Oleh

p-ISSN:…..; e-ISSN: …..


Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia, 1 (1), 2022 - 2
Muti’ah, Siahaan, Junaidi, dan Sukib

karena konversi kacang kedelai menjadi ampas sangat murah padahal ampas tahu memiliki
tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas kandungan gizi yang masih cukup bila
tahu dihasilkan berkisar 60- 350 kg setiap hari dibandingkan dengan tahu. Disamping itu juga
setiap industri. Selama ini ampas tahu hanya saat ini telah dikembangkan berbagai produk
dijual sebagai pakan ternak yang setiap makanan yang bersumber dari ampas tahu.
kwintalnya hanya seharaga Rp 25.000. Melihat SOLUSI yang ditawarkan dalam mengatasi
potensi limbah ampas tahu tersebut sebenarnya permasalahan 1 dan 2 adalah memproses ampas
bisa dikembangkan menjadi usaha sampingan tahu menjadi bahan pangan yang bernilai
bagi pengrajin tahu di Gerisak, yaitu dengan ekonimi tinggi yang dalam hal ini adalah
memanfaatkan menjadi sumber pangan baru kerupuk ampas tahu rasa ayam(kerupuk
yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi pastar). (Secara rinci diuraikan dalam metode).
sehingga dapat untuk meningkatkan (3) Pengetahuan dan ketampilan pembuatan
penghasilan mereka. kerupuk ampas tahu yang telah biasa dibuat
Ditinjau dari aspek gizi, upaya selama ini perlu diinovasi menjadi kerupuk
mengembangkan ampas tahu menjadi bahan yang berkualitas baik dari warna, rasa, tekstur
baru yang berkualitas merupakan pilihan yang dan bentuk. Kerupuk pastar yang diusulkan
tepat, karena masih mengandung serat, dalam kegiatan ini diharapkan dapat memenuhi
karbohidrat, protein, lemak, asam organik, dan kriteria kerupuk yang diharapkan. Namun
mineral. Melihat sifat ampas tahu yang demikian sampai saat ini pengetahuan maupun
memiliki banyak kelebihan seperti mengandung ketrampilan pembuatannya bagi masyarakat
protein yang tinggi, banyak mengandung serat, pengrajin tahu Gerisak Mataram belum
serta murah dan berlimpah, maka dapat dimiliki. SOLUSI yang dilakukan untuk
dikembangkan suatu bentuk usaha sampingan mengatasi hal tersebut adalah melakukan
baru dengan memanfaatkan ampas tahu sebagai kegiatan penyuluhan dan ketrampilan cara
bahan dasarnya. Hal ini juga sebagai salah satu pembuatan kerupuk ampas tahu rasa ayam
upaya memberikan alternatif gizi sebagai (kerupuk pastar)
sumber protein yang bermanfaat bagi
masyarakat (Pusbangtepa, 1989).
METODE PELAKSANAAN
Beberapa produk pangan yang dapat
dikembangkan dengan bahan baku ampas tahu Obyek atau sasaran dari kegiatan
antara lain kerupuk, kecap, tempe gembus, pengabdian ini adalah masyarakat pengrajin
taoco, dan tepung yang dapat digunakan dalam tahu-tempe di kampung Gerisak wilayah
pembuatan berbagai makanan seperti kue Kekalik Jaya, Mataram. Jumlah pengusaha tahu
kering. Pada pembuatan kue dan aneka 20 kk dan atau tempe 30 kk. Oleh sebab itu
makanan, pemakaian tepung ampas tahu target/peserta kegiatan riil antara 12 – 15 orang
tersebut dapat disubstitusikan ke dalam gandum Metode yang digunakan dalam
(Sayow, et al, 2020). Dengan keterbatasan kegiatan ini adalah pelatihan yang meliputi 2
waktu dan biaya maka sebagai tahap awal kegiatan, yaitu : praktek pembuatan,
kegiatan pendampingan ini, maka kegiatan penyuluhan dan diskusi – tanya jawab cara
pemanfaatan ampas tahu hanya sebatas pada pembuatan kerupuk.. Secara singkat, langkah –
pembuatan kerupuk pastar yang diharapkan langkah penyuluan adalah: (1) menyampaikan
bisa mempunyai nilai jual lebih tinggi. maksud dan tujuan kegiatan, (2) membagikan
Berdasarkan latar belakang tersebut di contoh kerupuk pastar kepada para peserta
atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai motivasi, (3) menjelaskan dan praktek
dan solusinya sebagai berikut: (1) Kesulitan pembuatan kerupuk pastar. Setelah melakukan
pengrajin tahu Gerisak Mataram dalam penyuluhan maka di hari berikutnya tim
menjalani usaha pembuatan tahu yang pada pengabdian melakukan diskusi dan tanya jawab
prinsipnya adalah rendahnya penghasilan cara pembuatan kerupuk pastar berkualitas.
mereka, sehingga beberapa perajin memilih Dengan menggunkan prosedur yang telah
untuk menghentikan kegiatan, dan beralih dibahas dan dipelajari maka dengan dibimbing
menjadi buruh. (2) Adanya limbah padat berupa oleh tim pengabdian para peserta mampu
ampas tahu dalam pembuatan tahu yang belum melaksanakan kegiatan pembuatan kerupuk
dimanfaatkan dengan baik, yaitu terbuang tersebut secara bersama-sama.
mencemari lingkungan dan bila dijual harganya

p-ISSN:…..; e-ISSN: …..


Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia, 1 (1), 2022 - 3
Muti’ah, Siahaan, Junaidi, dan Sukib

HASIL KEGIATAN
Dalam upaya menyampaikan sebuah
kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan
tujuan memberikan penyuluhan dan diskusi
tentang cara pembuatan kerupuk berbahan
dasar ampas tahu, maka ada 3 kegiatan utama
yang dilakukan, yaitu (1) Penyuluhan, (2)
pembuatan kerupuk serta (3) Diskusi dan tanya
jawab.
.
Penyuluan
Kegiatan penyuluhan merupakan
kegiatan yang disampaikan Tim Pelaksana
Gambar 2. Proses lanjutan
kepada masyarakat terutama ibu – ibu yang
memiliki industri tahu. Kegiatan ini diawali
Diskusi dan Tanya Jawab
dengan membagikan produk kerupuk pastar
Diskusi dan tanya-jawab merupakan
yang sudah jadi untuk memotivasi peserta
kegiatan yang paling utama dalam kegiatan
kegiatan. Penyuluhan dilakukan di rumah
pengabdian ini, sebab dengan diskusi ini, tim
Ketua Kelompok Pengrajin Tahu Gerimak Ibu
pengabdian dapat melakukan evaluasi hasil
Siti Faizah dengan dihadiri oleh kurang lebih 15
praktek dan juga pendapat–pendapat
orang. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
masyarakat yang diinginkan. Sebelum diskusi
berikut: (1) Menyampaikan manfaat ampas tahu
dimulai, maka terlebih dahulu dibagikan
sebagai bahan makanan yang bernilai
kerupuk yang telah dibuat untuk selanjutnya
ekonomis, (2) Menyampaikan cara pembuatan
dibahas apa kekurangan dan kelebihannya.
kerupuk meliputi, penyiapan bahan baku,
Dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab ini
pencampuran bahan – bahan, pencetakan
dapat dihasilkan beberapa pendapat, saran,
adonan, perebusan, pemotongan, penjemuran,
pertanyaan atau masukan sebagaimana
pengemasan, penggorengan,
tercatum dalam tabel 2. Secara fisik kegiatan –
kegiatan diskusi dapat dilihat dalam gambar 3
Proses Pembuatan Kerupuk
berikut:
Tim pengabdian bersama masyarakat
melakukan kegiatan praktek pembuatan
kerupuk dari peyiapan bahan, proses
pembuatan, dan penjemuran. Dari kegiatan ini
dapat diperoleh hasil sebagai berikut
sebagaimana tercantum pada gambar 1 dan 2

Gambar 3. Suasana kegiatan diskusi dan


Tanya masyarakat dengan Tim Kegiatan

Kegiatran ini bertujuan menggali


pendapat masyarakat terhadap hasil kerupuk
yang telah dibagikan atau pendapat lain yang
terkait dengan kerupuk dengan bahan dasar
ampas tahu. Dari kegiatan diskusi dan tanya
jawab dapat diidentifikasi beberapa hal yang
terkait dengan kegiatan pembuatan kerupuk
berbahan dasar ampas tahu sebagai berikut.
Gambar 1. Proses pembuatan kerupuk
1. Tanggapan peserta: sangat senang dan
tertarik karena sudah sejak lama menjadi
harapan masyarakat lama untuk
memanfaatkan ampas tahu.

p-ISSN:…..; e-ISSN: …..


Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia, 1 (1), 2022 - 4
Muti’ah, Siahaan, Junaidi, dan Sukib

2. Tanggapan peserta: Kerupuk yang di buat KESIMPULAN DAN SARAN


didinilai lebih berkualitas dari kerupuk
Dari hasil kegiatan pengabdian
yang selama ini mereka buat dan ada
masyarakat ini dapat diambil beberapa
harapan untuk dikembangkan sendiri dan
kesimpulan, yaitu:
dijual
1. Telah dilakukan pendampingan dan
3. Pertanyaan peserta: Apakah bisa kita
penyuluhan tentang cara pembuatan
tambahkan bumbu penyedap atau lainnya
kerupuk dengan bahan baku ampas tahu
dalam pembuatan kerupuk, sehingga
dengan hasil masyarakat sangat tertarik dan
memiliki rasa yang lebih sesuai dengan
termotivasi
keinginan masyarakat umum ?
2. Telah berhasil dibuat kerupuk berbahan
4. Pertanyaan peserta: Apakah disamping
dasar ampas tahu, Hasil evaluasi produk
kerupuk kita juga dapat membuat jenis
kerupuk oleh masyarakat menunjukkan
makanan lain dengan bahan dasar ampas
bahwa untuk meningkatkan kualitas rasa,
tahu ? dan apakah rasanya bias
maka perlu ditambahkan bumbu masak
ditambahkan penyedap rasa seperti vitsin
seperti bawang.
dll.
3. Telah dilakukan diskusi dan tanya jawab
5. Tanggapan dan jawaban Tim (1): Sesuai
dengan hasil masyarakat termotivasi untuk
harapkan dari kegiatan ini yaitu ibu – ibu
membuat kerupuk tersebut dan
mendapatkan wawasan baru atau apalah
menginginkan inovasi yang terkait dengan
yang penting dapat meningkatkan
rasa (gurih atau pedas). Disamping itu hasil
kreativitas dalam menggunakan ampas
diskusi juga menunjukkan keinginan
tahu sebagai bahan makanan yang
masyarakat untuk senantiasa dibina dalam
berkualitas (kerupuk).
mengembangkan bahan makanan berbahan
6. Tanggapan dan jawaban Tim (2 dan 3):
dasar ampas tahu
Harapan kami tidak menggunakan bumbu
penyeda dan, bahan pengembang ini
UCAPAN TERIMAKASIH
bertujuan agar ibu – ibu dapat
Ucapan terimakasih kepada BP3F FKIP
mengembangkan/kreativitas sendiri sesuai
dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
dengan selera masyarakat konsumen.
kepada Masyarakat Universitas Mataram yang
Untuk menambah kualitas rasa dapat
telah member segala fasilitas untuk kegiatan ini.
dilakukan dengan: (1) bumbu bawang,
garam, roiko bisa ditingkatkan jumlahnya,
DAFTAR PUSTAKA
(2) penggunaan bumbu masak vitsin
Badan Pusat Statistik Indonesia. Diakses
diperbolehkan asalkan tidak berlebihan,
tanggal 05 Mei 2019.
(3) bahan pengembang diperbolehkan agar
terasa lebih renyah, (4) bisa ditambahkan Dewi, M.U; 2017, https:// beritagar .id › artikel
cabe agar terasa pedas. › sains-tekno › pemuda-ntb
Dwi, R.A., 2017, Analisis Keuntungan Dan
7. Tanggapan dan jawaban Tim (4): Ada Kelayakan Usaha Pada Agroindustri
beberapa bahan makanan yang dapat Tahu Tempe ((Studi Kasus di Kelurahan
dikembangkan dengan bahan dasar ampas Kekalik Jaya Kota Mataram).
tahu, yaitu tempe gembus dan kecap. http://www.menlh.go.id. Informasi Praktis
Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
8. Tanggapan- saran peserta: Berharap Tahu Tempe.
kegiatan ini dilanjutkan dengan produk Mariatun Mariatun dan Harry Irawan Jauhari,
yang berbeda dari bahan ampas tahu. 2020, Studi Sanitasi Industri Rumah
Tangga Dalam Pengelolaan Tahu Tempe
Berdasarkan data tersebut, masyarakat di Kelurahan Kekalik Jaya Kecamatan
sangat antusias dan memiliki semangat yang sekarbela, GEOGRAPHY : Jurnal Kajian
tinggi untuk mengembangkan usaha ini. Akan Penelitian & Pengembangan Pendidikan
tetapi juga secara tidak tertulis dalam Vol 6, No 1 (2018): APRIL 34-44
pelaksanaannya masyarakat tetap
mengharapkan bimbingan Tim pengabdian. Nur Azis Rohmansyah, Pemberdayaan
Masyarakat Melalui IbM Pelatihan

p-ISSN:…..; e-ISSN: …..


Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia, 1 (1), 2022 - 5
Muti’ah, Siahaan, Junaidi, dan Sukib

Olahan Limbah Tahu di Desa Drono Pusbangtepa. 1989. Tahu, tempe, pembuatan,
Ngawen Klaten, JKB Vol. 21. No.XI. pengawetan, dan pemanfaatan limbah.
Desember 2017, 42-48 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Pangan, IPB
Sayow, F dkk · 2020. Pengelolaan Industri
Tahu. http:// environmentalpublic.
blogspot. com/ 2012/03/ pengelolaan-
Putra,Y.M,2012.https://republika.co.id/berita/
limbah-industri-tahu.html. Jurnal Ilmiah
m7o4vw/besok-lima-ribu-pengusaha-
AgrisosioekonomiUnsrat Vol 16,
tahutempe-mogok-produksi Selasa 24 Jul
No 2 (2020) 245 – 252
2012

p-ISSN:…..; e-ISSN: …..


Jurnal Pengabdian Inovasi Masyarakat Indonesia is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Anda mungkin juga menyukai