Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan proposal KKN PMD
ini yang berjudul “Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kegiatan Budidaya
Jamur Tiram Skala Rumah TanggaDi DesaKuta, Kecamatan Pujut, Lombok
Tengah” telah penulis selesaikan tepat waktu sebagai pemenuhan mata kuliah
KKN dan diajukan kepada LPPM UNRAM.
Besar harapan penulis proposal ini dapat diapresiasi dan diterima sehingga
penulis dapat melaksanakan apa yang menjadi tujuan dari proposal ini dan apa
yang penulis laksanakan sekiranya dapat bermanfaat baik bagi penulis sebagai
penyusun,bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Penyusun
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Kegiatan
1.3 Manfaat
BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi
1. Program Kerja Utama
2. Program Kerja Tambahan
1.2 Target Luaran
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Survey Awal
3.2 Penyuluhan
3.3 Pelatihan
3.4 Pendampingan
3.5 Matriks Proker
BAB IV BIAYA DAN JADWAL
4.1 Rencana Anggaran Biaya
4.2 Jadwal Kegiatan
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
adaptif dikembangkan pada berbagai kondisi wilayah, praktis dan relative mudah
diterapkan. Dalam pelaksanaannya tim KKN memberikan inovasi dalam
modifikasi media tanam jamur tiram menggunakan kardus berkas, melalui
serangkaian kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan diharapkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat dapat meningkat dan diharapkan pula
target kegiatan KKN dapat tercapai.
1.3 Manfaat
1. Memberikan solusi pemanfaatan lahan pekarangan.
2. Memberikan alternatif tambahan ekonomi masyarakat.
2
3
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi
3
4
kekuatan tersebut sayangnya akan semakin menurun jika terus diturunkan pada
bibit – bibit selanjutnya.
Untuk membuat bibit, pembudidaya bisa menggunakan sejumlah media
berbahan jagung, gabah, atau campuran dari gergajian. Saat membuat F2,
perkembangannya akan menjadi lebih kuat saat disimpan pada jagung. Namun,
kumbung biasanya akan sering diganggu oleh hama tikus. Baglog dapat menjadi
rusak karena bibit jagung yang terus digerogoti.
Lubang yang ada pada baglog dapat memicu terjadinya kontaminasi.
Karena dampak tersebut, banyak pembudidaya yang akhirnya memilih gergajian.
Bahan tersebut dirasa lebih aman dan cocok untuk budidaya jamur. Formula
dengan perbandingan 1:2:3 dari perbandingan jagung dan gergajian menghasilkan
nutrisi yang baik. Selanjutnya, tinggal memperhatikan inokulasi yang tepat pada
bibit. Waktu yang dibutuhkan adalah 24.
2. Pembuatan Media
Secara umum, jamur tiram tumbuh pada baglog. Bahannya adalah bekatul,
serbuk gergaji atau derajat, dan kapur. Campuran ketiga bahan inilah yang
nantinya dapat mengeluarkan jamur tiram. Bahan–bahan tersebut harus mengikuti
perbandingan yang sesuai, yakni 100 kg grajen serta 10 kg bekatul, serta 1 – 2 kg
kalsium dan kapur. Setelahnya, aduk semua bahan dan tambahkan air sekitar 60%
dari berat bahan. Tutup adukan bisa menggunakan terpal atau plastik. Gunakan
plastik ukuran 17 x 30 atau 15 x 30, kemudian isi dengan adonan bahan. Pastikan
bahwa komposisi sudah padat. Wadah yang sudah diisi dengan bahan bisa
memiliki berat mencapai 1,8 kg.
3. Fermentasi Media
Hal ini juga perlu diperhatikan sebelum melakukan proses penanaman.
Dengan fermentasi, hasil budidaya akan menjadi lebih memuaskan. Fungsi lain
dari proses ini adalah untuk membunuh jamur liar lain yang mengganggu
pertumbuhan jamur tiram. Tanah juga mengalami proses pelapukan atau
pengomposan pada media.
Caranya cukup mudah, diamkan media tanam tersebut selama 5-10
hari.Hal ini bertujuan untuk pengomposan atau pelapukan material tanah. Dengan
4
5
proses ini, suhu di sekitar media juga akan meningkat, hingga 70°C. Proses
pemerataan media tanah dapat dilakukan dengan cara membolak-balikan material
di semua sisi. Media tumbuh jamur sudah siap untuk digunakan jika warnanya
sudah cukup hitam.
4. Proses Inokulasi Baglog
Baglog dapat langsung dipindahkan ke tempat inokulasi dan didiamkan
selama 1 x 24 jam untuk kembali ke suhu normal. Pastikan sirkulasi udara di
sekitar berjalan dengan baik untuk mencegah spora patogen. Setelahnya, tutup
mulut botol sebentar menggunakan api spiritus sampai sebagian kapas terbakar,
kemudian matikan api, buka kapas penyumbat botol. Aduk dengan benda yang
telah disterilkan di atas api. Pemindahan bibit dalam botol ke dalam baglog,
hingga mencapai batas leher botol. Tutup kembali baglog tersebut dengan kapas.
Ruangan benar – benar harus dipastikan higienis. Untuk mensterilkannya,
pembudidaya bisa memilih alkohol atau spiritus yang dapat disemprotkan
menggunakan alat spray. Selain ruangan yang disterilkan, tangan yang akan
dipakai untuk melakukan penanaman harus menggunakan alkohol. Untuk
mengambil bibit atau menggemburkan media, gunakan sendok kecil yang lebih
ringan dan praktis berkisar 38°C.
5. Masa Inkubasi
Pada masa inkubasi mikroorganisme akan diinokulasikan pada media yang
telah disediakan, sehingga pembudidaya dapat memantau pertumbuhannya. Ruang
inkubasi harus memenuhi aturan–aturan tertentu supaya miselium dapat tumbuh
dengan cepat. Oleh karena itu, jamur tiram harus diletakkan pada suhu ruang
dengan rentang 22°C – 28°C. Kelembaban yang dibutuhkan adalah 60 – 70%.
Untuk memantau suhu dan kelembaban dalam ruangan, petani biasanya akan
menggunakan termometer dan hygrometer.
Proses inkubasi berlangsung selama beberapa minggu hingga miselium
dapat tumbuh menjadi sempurna. Tanda keberhasilan dapat dilihat setelah dua
minggu, dimana miselium akan tumbuh merambat ke arah bawah. Di atas ruangan
inkubasi, baglog dapat diletakkan dengan posisi berdiri dan ditumpuk menjadi
tiga. Jika miselium sudah muncul, buang tutup media. Jamur harus disemprot
5
6
setiap hari supaya kelembapannya tetap terjaga. Setelahnya, jamur akan terus
bertumbuh besar sampai bisa dipanen. Proses tersebut dapat dikatakan gagal jika
baglog ditumbuhi oleh miselium yang tidak sehat atau busuk. Jika sampai hal
tersebut terjadi, langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengganti media.
Baglog dapat dicuci atau disterilkan ulang, kemudian melewati prosesnya selama
20 hari sebelum dipindahkan ke kumbung.
b. Pelatihan Pemanenan Jamur Tiram
Pemanenan adalah kegiatan pemungutan atau pemetikan hasil bumi, yang
penting dalam proses penanaman dan pasca panen. Pemanenan harus dilakukan
pada waktu yang tepat untuk menghasilkan panen sesuai standar nasional yang
berlaku.Tehnik pemanenan juga harus dipertimbangkan, karena tidak semua
tehnik panen dapat diterapkan pada segala jenis tanaman. Adapun langkah
pemanenan jamur tiram adalah sebagai berikut :
1. Panen dilakukan saat jamur telah mencapai tingkat optimal, yaitu
cukup besar tetapi belum mekar penuh, biasanya sekitar 5 hari setelah
pertumbuhan calon jamur dengan diameter rata – rata 5 – 10 cm dan
berat 50 – 100 gram.
2. Sayat jamur dipangkal batangnya sehingga terbawa dengan akarnya,
lalu dibersihkan kotoran yang menempel pada akar jamur.
3. Setelah dipanen, jamur tiram harus segera dibersihkan. Akar dan
pangkal tangkai jamur dipotong. Jamur yang telah telah bersih dapat
langsung dikonsumsi.
4. Sortasi dilakukan untuk memilah hasil panen yang sehat dari yang
sakit, dan dari benda asing.
c. Pelatihan Pengemasan dan Label
Pengemasan merupakan salah satu carauntuk melindungi atau
mengawetkan produk pangan maupun non–pangan. Pengemasan berperan sebagai
wadah atau tempat, sebagai pelindung, sebagai penunjang cara penyimpanan dan
transport, sebagai alat persaingan dalam pemasaran. Sedangkan pelabelan adalah
mencantumkan berbagai informasi penting terkait dengan barang pada setiap
kemasan. Pelabelan menjadi proses wajib yang harus dilakukan setelah proses
6
7
7
8
dihasilkan dari Program KKN yang dilaksanakan di Desa Kuta, Kecamatan Pujut,
Kabupaten Lombok Tengah dengan judul Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Melalui Kegiatan Budidaya Jamur Tiram Skala Rumah Tangga di Desa Kuta,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah menjadi luaran yang bermanfaat
sebagai bahan acuan bagi instansi ataupun masyarakat secara umum sebagai
sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek
kehidupan.
2. Karya Ilmiah (prosiding/jurnal)
Karya ilmiah adalah hasil karya yang diperoleh dari kegiatan menulis dengan
menerapkan konvensi ilmiah. Karya ilmiah menjadi target luaran yang dihasilkan
dari Program KKN yang dilaksanakan di Desa Kuta, Kecamatan Pujut,
Kabupaten Lombok Tengah dengan judul Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Melalui Kegiatan Budidaya Jamur Tiram Skala Rumah Tangga di Desa Kuta,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, menjadi luaran yang bermanfaat
sebagai bahan acuan bagi instansi ataupun masyarakat secara umum sebagai
sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek
kehidupan.
3. Leaftlet (brosur)
Leaflet (brosur) adalah media cetak yang berisi tulisan serta gambar yang
berisi informasi terkait suatu produk atau kegiatan dalam bentuk selebaran dan
tidak dibukukan. Leaftlet menjadi target luaran yang dihasilkan dari Program
KKN yang dilaksanakan di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah dengan judul Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kegiatan Budidaya
Jamur Tiram Skala Rumah Tangga di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten
Lombok Tengah, menjadi luaran yang bermanfaat sebagai bahan acuan bagi
instansi ataupun masyarakat secara umum sebagai sarana untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek kehidupan.
4. Youtube
Youtube merupakan media sosial yang digunakan untuk mengunggah video,
menonton berbagai video, dan juga bisa berbagi video yang dapat dilihat oleh
semua orang, dengan memanfaatkan media sosial Youtube dapat menjadi media
8
9
dokumentasi dan informasi bagi masyarakat. Dari konten Youtube yang hasilkan
menjadi target luaran yang dihasilkan dari Program KKN yang dilaksanakan di
Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dengan judul
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kegiatan Budidaya Jamur Tiram Skala
Rumah Tangga di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah,
yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi instansi ataupun masyarakat
secara umum sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
berbagai aspek kehidupan.
5. Produk
Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi
dan dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Produk yang
dihasilkan nantinya menjadi target luaran yang dihasilkan dari Program KKN
yang dilaksanakan di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah
dengan judul Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kegiatan Budidaya Jamur
Tiram Skala Rumah Tangga di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah, yang bermanfaat bagi masyarakat di Desa Kuta.
9
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.2 Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada individu
ataupun kelompok, dengan caramemberi pengetahuan mengenai infromasi
tertentu. Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahun individu,
kelompok, dan masyarakat.Penyuluhan dalam program kegiatan KKN ini
dilaksanakan dengan metode Focus Group Discussion (FGD).Focus Group
Discussion (FGD) adalah diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah
dari suatu grup untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal
serta dilaksanakan dengan panduan seorang moderator. Metode Focus Group
Discussion FGD ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang program – program KKN, khususnya terkait program utama budidaya
Jamur Tiram.
3.3 Pelatihan
Menurut Gomes (2003), pelatihan merupakan setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang
menjadi tanggung jawab. Sedangkan menurut Rae dalam Sofiyandi (2008),
pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien, Menurut
Sikula (2000) tujuan dari pelatihan secara umum antara lain: (1) meningkatkan
produktivitas; (2) meningkatkan mutu kerja; (3) meningkatkan ketetapan dalam
mengerjakan sesuatu. Pelatihan yang dilaksanakan selama KKN ini antara lain:
10
11
3.4 Pendampingan
Pendampingan adalah upaya untuk mengembangkan masyarakat kedalam
beragam potensi yang dimiliki setiap individu untuk kehidupan yang lebih baik.
Tujuan dari pendampingan adalah mendampingi proses inisiatif dan bentuk
tindakan yang dilakukan masyarakat sendiri, tanpa adanya intervensi dari luar.
Sedangkan tujuan utama dari pendampingan adalah pemberdayaan.Pemberdayaan
berarti mengembangkan kekuatan atau kemampuan (daya), potensi, sumber daya
manusia yang ada pada diri manusia.Pendampingan dalam kegiatan KKN ini
adalah memastikan kelompok – kelompok yang telah dilatih dapat melaksanakan,
menjalankan program sesuai yang diharapkan.
11
12
12
13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
13
14
14
15
LAMPIRAN I
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK KKN
15
16
LAMPIRAN II
Biodata Peserta KKN PMD
NIM : D1A118016
Agama : Islam
No Telp/Hp : 087761521679
2. Nama : Alamsyah
NIM : C1G020019
Agama : Islam
No Telp/Hp : 082340764465
16
17
NIM : K1A020014
Agama : Islam
Alamat : Pengadang
No Telp/Hp : 083129217192
NIM : E1B020054
Agama : Islam
No Telp/Hp : 087852563426
NIM : F1A020124
17
18
Agama : Islam
No Telp/Hp : 081233731404
NIM : E1A020070
Agama : Islam
No Telp/Hp : 085847424209
NIM. : E1D020173
Agama : Islam
18
19
No Telp/Hp : 085903110934
NIM : E1D020196
Agama : Islam
No Telp/Hp : 081236340188
NIM : E1F020098
Agama : Islam
No Telp/Hp : 085937012272
19
20
LAMPIRAN III
Peta lokasi KKN
20
21
LAMPIRAN IV
DOKUMENTASI SURVEI KKN
21
22
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Bappekab Jember. (2010). Jember dalam angka.
Hendrich, (2016).Prospek peluang usaha jamur tiram tahun 2016.
http//www.usahacerdas.com : 1 – 5.
Murwadji, T., & Saraswati, A. (2019). Peningkatan Kapasitas Bisnis Usaha Mikro
Kecil Melalui Sertifikasi Produk Pangan Industri Rumah Tangga. Jurnal
Poros Hukum Padjadjaran, 1(1), 13-31.
Mutsani, A. (2016). Cara Sukses Jamur Tiram 99% Berhasil.
http:www//nggas.com:1 – 8.
Nugraha, T. (2013). Kiat Aukses Budidaya Jamur Merang Yrama Widya.
Zubaedi. (2013). Pengembangan Masyarakat Wacana dan Peraktik. Prenada
media group.
23