I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan Praktik Kerja Usaha (PKU) di wajibkan bagi siswa kelas III yang merupakan program
pengajaran pada semester V juga merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir
semester VI pada SMK Negeri Pertanian Karawang. Adapun maksud dari PKU ini yaitu agar siswa
dapat membandingkan antara teori yang di dapat dari sekolah dengan kenyataan praktik di lapangan,
sehingga dapat menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa, khususnya dalam bidang
agribisnis dari jenis komoditi tanaman pangan dan hortikultura.
PKU ini berdasarkan atas :
1. SK Menteri RI No. 412/kpts/07.210/7/2001, tentang penyelenggaraan pendidikan menengah di
Sekolah Pertanian Pembangunan.
2. Petunjuk pelaksanaan Praktik Kerja Usaha (PKU) Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) yang di
terbitkan oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian Tahun 2002.
3. Petunjuk pelaksanaan kurikulum SPP tahun 2002.
4. Kalender pendidikan SPP tahun pelajaran 2010/2011.
Pengalaman Praktik Kerja Usaha (PKU) di luar sekolah atau di lapangan sangat membantu siswa
dalam pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada bidang agribisnis, serta dapat
belajar menghayati kehidupan nyata di masyarakat. Dengan demikian, siswa di harapkan menjadi
petani yang memiliki jiwa mandiri dalam berwirausaha, serta memiliki wawasan agribisnis masa
depan.
Berkaitan dengan KP, mentimun atau ketimun atau timun ( Cucumis sativus L.) merupakan salah
satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Mentimun berasal dari benua Asia,
beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi
sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Untuk perkembangan mentimun kebanyakan
usahatani mentimun masih dianggap usaha sampingan sehingga rata-rata hasil mentimun secara
nasional masih rendah yakni antara 3,5-4,8 ton/hektar.
Peningkatan produksi dan produktivitas mentimun penting artinya bagi pemenuhan kebutuhan
pasar (konsumen) dalam negeri maupun luar negeri. Bagian tanaman mentimun yang di manfaatkan
yaitu buah muda untuk di jadikan bahan sayuran, misalnya acar dan lalaban, selain itu mentimun
juga sering di manfaatkan untuk kecantikan (sarana kosmetika), menjaga kesehatan tubuh, serta
mengobati beberapa jenis penyakit.
1. Teknik Produksi
1) Penyiapan lahan
2) Pengolahan tanah dan pembuatan guludan.
3) Pembuatan jarak tanam dan lubang tanam.
4) Penyiapan benih.
5) Penanaman.
6) Pemeliharaan tanaman.
a. pengairan
b. penyulaman
c. pembumbunan
d. pemupukan susulan
e. pemasangan turus
f. pengikatan sulur tanaman
g. pengendalian gulma (penyiangan)
h. pengendalian hama dan penyakit
Adapun rencana kegiatan IPM yang akan dilaksanakan penulis antara lain :
1. Perkenalan dan silaturahmi
2. Kegiatan di masyarakat
3. Olahraga
4. Perpisahan
III. PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Lokasi
Kegiatan Praktik Kerja Usaha (PKU) dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 10
September 2012 sampai dengan 10 November 2012. Komoditi yang diusahakan penulis di lokasi PKU
adalah usaha budidaya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
Adapun tempat dan lokasi pelaksanaan PKU budidaya tanaman mentimun terletak di wilayah :
Letak lokasi PKU di wilayah ini cukup strategis karena dekat dengan jalan raya yang dapat
menghubungkan ke berbagai tempat pemasaran hasil. Luas lahan yang di gunakan untuk budidaya
tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m 2 atau 2 hektar, dengan keadaan geografi di tempat ini
adalah :
Melihat data di atas, dapat di simpulkan bahwa lokasi PKU ini cocok untuk budidaya tanaman
mentimun karena sesuai atau memenuhi syarat tumbuhnya. Selain itu lahan yang di gunakan di
lokasi ini juga bekas tanaman padi, dengan demikian lahan PKU tersebut cocok untuk di tanami
tanaman mentimun karena bukan bekas tanaman sefamili sehingga tidak terlalu besar volume hama
dan penyakit yang menyerang.
3.2. Kegiatan-kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis di lokasi PKU meliputi kegiatan Kerja
Pengalaman (KP) yang berkaitan langsung dengan komoditi tanaman yang di usahakan dan kegiatan
Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) sebagai wujud partisipasi dengan masyarakat di
sekitar di lokasi PKU.
Mentimun atau ketimun atau timun ( Cucumis sativus L ) merupakan salah satu jenis sayuran
dari keluarga labu-labuan ( Cucurbiitaceae ) yang diduga berasal dari Asia Selatan yaitu India,
tepatnya di lereng gunung Himalaya.
1. Teknik Produksi
A. Syarat Tumbuh
Sebelum melakukan budidaya pada tanaman mentimun, perlu diketahui syarat tumbuh yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Khususnya tanaman mentimun, dimaksudkan agar tanaman
tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi serta berkembang dengan baik sehingga produksi hasilnya
meningkat.
1) Syarat Iklim
Daerah : Tropis - SubTropis
Ketinggian tempat : 100 m2 – 900 m2
Sinar matahari : 90%
Kelembapan : 80% - 85%
Curah hujan : 200mm – 400mm/bulan
Suhu : 210C – 300C
2) Syarat Tanah
Tanah yang digunakan adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama dan
penyakit serta memilki pH antara 6 – 7. Di tanam pada tanah bertekstur lempung yang baik
draenasenya.
4) Penyiapan benih
Benih mentimun disiapkan sebelum penanaman. Benih mentimun ( Cucumis sativus L) yang
digunakan merupakan benih yang baik.
Ciri – ciri benih yang baik :
Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
Besar biji seragam dan bernas
Daya kecambah tinggi > 85%
Resisten terhadap suatu hama dan penyakit
Benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m 2 (2 Ha) ± 80 bungkus dengan isi per bungkusnya
800 biji.
5) Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan sistem Tabela (Tanam Benih Langsung)
di lahan pertanaman. Setelah menentukan jarak tanam dan di buat lubang tanam, segera tanamkan
benih mentimun ke dalam lubang tanam dengan jumlah 2 biji/lubang tanam, namun hanya 1 bibit
tanaman yang dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan
tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompos dengan dosis
500 kg/Ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK Mutiara dengan dosis
25 kg/Ha. Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah.
6) Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis pada tanaman mentimun meliputi kegiatan :
a. Penyiraman/Pengairan
b. Penyulaman
c. Pembumbunan
d. Pemupukan susulan
e. Pemasangan turus
f. Pengikatan sulur tanaman
g. Pengendalian gulma (penyiangan)
h. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Penyiraman/Pengairan
Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat dan
di leb. Pengairan dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama pada
fase awal pertumbuhan yaitu mulai saat setelah penanaman sampai berumur ± 10 hst, agar
kebutuhan airnya mencukupi, dan agar tanamannya tumbuh segar dan bersih.
Sedangkan pengairan berikutnya dilakukan dengan cara di leb yaitu dengan menggenangkan air
ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen,
agar kebutuhan air tanah tetap memadai. Karena jika pada fase pembungaan dan pembuahan
kekurangan air akan menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok).
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 5 – 7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit
yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus. Tujuannya
agar selang waktu pertumbuhan tanamaman sulaman dengan tanaman terdahulu tidak terlalu jauh
sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk mempertahankan populasi tanaman perluas
lahan.
c. Pembumbunan
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur ±9 hst, dengan cara menambahkan tanah
lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman. Tujuan pembumbunan yaitu agar
tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta perakarannya kuat.
d. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan
melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun generatif. Pemupukan susulan mentimun
dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk
phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah
tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter
air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst
yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal
dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang
pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.
e. Pemasangan turus
Pemasangan turus lanjaran dilakukan untuk proses perambatan tanaman yaitu pada saat
tanaman berumur ±15 hst, dengan cara menancapkan turus di sebelah kanan dan kiri lubang tanam,
lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi
tanaman yaitu sebagai media untuk merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai
tempat penopang buah yang letaknya bergelantungan.
Penyakit
a) Penyakit tepung (Powdery mildew)
- Penyebab : Cendawan Erysiphe cichoracearum DC
- Gejala : Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung.
Kemudian berubah menjadi warna kuning akhirnya kering dan mati.
- Pengendalian : Secara kultur teknis menanam benih yang resisten dan mencabut tanaman yang
terserang cukup parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan Winggran dengan dosis 3
bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
2) Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan di tempat yang
sejuk, agar buah mentimun tetap segar.
Kegiatan pasca panen buah mentimun meliputi :
a. Buah hasil panen dikumpulkan
b. Penimbangan
c. Buah siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)
3. Pemasaran Hasil
Setelah dilakukan pemanenan, buah mentimun di jual langsung ke pedagang pengumpul
(tengkulak) tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu produksi berkurang dan buah yang di
hasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang dating ke kebun, kegiatan
tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kerugian. Jika digambarkan
dalam rantai tata niaga adalah sebagai berikut :
Dari luas lahan tersebut kemudian dibuat guludan ukuran 30 m x 60 cm dngan lebar parit 80
cm. Lebar parit yag 80 cm tersebut bertujuan agar petani lebih mudah melakukan pemeliharaan
tanaman.
- Luas bedengan = panjang x lebar
= 30 m x 0,6 m
= 18 m2
= 0,42 m2
1. Input
Input atau biaya adalah nilai-nilai korbanan ekonomis yang tidak dapat dihindari atau diperlukan,
yang dapat diperkirakan dan dapat diperkirakan dan dapat di ukur untuk menghasilkan suatu
produk.
Input total
= Biaya variabel total + Biaya tetap total
= Rp. 34.320.120 + Rp. 9.489.354,12
= Rp. 43.809.474,12
Berikut ini merupakan rincian biaya variabel total dan biaya tetap total yang dikeluarkan untuk
membiayai usaha budidaya mentimun di lokasi PKU, dengan rincian sebagai berikut:
3. Pendapatan pengelola
Pendapatan pengelola atau keuntungan adalah nilai seluruh penerimaan tota dikurangi seluruh
biaya produksi total.
4. O/I Ratio
Dengan o/i ratio ini kita dapat mengetahui perbandingan antara besarnya biaya dengan besarnya
penerimaan yang akan diperoleh. Dengan demikian, maka kita dapat mengatur berapa biaya yang
harus dikeluarkan untuk memodali agribisnis tersebut.
Bila o/i ratio
- o/ i > 1, maka usaha tersebut untung
- o/i = 1, maka usaha tersebut tidak untung tidak rugi
- o/i < 1, maka usaha tersebut rugi
BEP Produk :
= Biaya tetap total
Harga jual – Biaya variabel satuan
= Rp. 9.489.354,12
Rp. 1.064,49/kg – Rp 710,24
= Rp. 9.489.354,12
Rp. 354,25
= 26.787,16 kg
Dari hasil analisa dan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil sebagai
berikut :
- BEP Produk = 26.787,16 kg
- Produksi total = 48.322 kg
Artinya dari produksi total mentimun sebanyak 48.322 kg, sudah tercapai titik impas pada
produksi 26.787,16 kg.
BEP Nilai :
= Biaya tetap total
1- Biaya variabel satuan
Harga jual
= Rp. 9.489.354,12
1- Rp. 710,24
Rp 1.064,49/kg
= Rp. 9.489.354,12
1 - 0,7
= Rp. 9.489.354,12
0,3
= Rp. 31.631.180,4,-
Dari analisa dan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil sebagai berikut
:
- BEP Nilai = Rp. 31.631.180,4,-
- Nilai total = Rp. 51.438.500,-
Artinya dari penerimaan total mentimun sebanyak Rp. 51.438.500,- sudah tercapai titik impas
penerimaan sebesar Rp. 31.631.180,4,-
6.2. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, penlis mencoba memberikan saran terhadap pelaksanaan
usaha budidaya tanaman mentimun, antara lain :
1. Walaupun secara teknik usaha budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah dilaksanakan,
namun disarankan agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak terlalu mengandalkan
pengendalian secara kimiawi.
2. Walaupun secara ekonomis para petani mentimun ini memperoleh keuntungan, namun biaya
pengeluaran perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar untung ruginya suatu usaha
3. Walaupun secara sosial usaha budidaya tanaman mentimun bermanfaat bagi masyarakat, namun
terlebih dahulu perlu diberikan pengarahan tentang budidaya tanaman mentimun dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Endah lestari, Cucu.2010.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Haerunisa.2011.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Nakim.2011.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Rukmana, Rahmat.1996.”Budidaya mentimun”. Kanisius : Yogyakarta.