Anda di halaman 1dari 13

Budidaya Tanaman Mentimun

Oleh Liya Nabila S.


Program Studi Manajemen Agribisnis, Tanaman Pangan dan Holtikultura
SMKN Pertanian Karawang

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kegiatan Praktik Kerja Usaha (PKU) di wajibkan bagi siswa kelas III yang merupakan program
pengajaran pada semester V juga merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir
semester VI pada SMK Negeri Pertanian Karawang. Adapun maksud dari PKU ini yaitu agar siswa
dapat membandingkan antara teori yang di dapat dari sekolah dengan kenyataan praktik di lapangan,
sehingga dapat menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa, khususnya dalam bidang
agribisnis dari jenis komoditi tanaman pangan dan hortikultura.
PKU ini berdasarkan atas :
1. SK Menteri RI No. 412/kpts/07.210/7/2001, tentang penyelenggaraan pendidikan menengah di
Sekolah Pertanian Pembangunan.
2. Petunjuk pelaksanaan Praktik Kerja Usaha (PKU) Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) yang di
terbitkan oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian Tahun 2002.
3. Petunjuk pelaksanaan kurikulum SPP tahun 2002.
4. Kalender pendidikan SPP tahun pelajaran 2010/2011.

Pengalaman Praktik Kerja Usaha (PKU) di luar sekolah atau di lapangan sangat membantu siswa
dalam pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada bidang agribisnis, serta dapat
belajar menghayati kehidupan nyata di masyarakat. Dengan demikian, siswa di harapkan menjadi
petani yang memiliki jiwa mandiri dalam berwirausaha, serta memiliki wawasan agribisnis masa
depan.
Berkaitan dengan KP, mentimun atau ketimun atau timun ( Cucumis sativus L.) merupakan salah
satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Mentimun berasal dari benua Asia,
beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi
sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Untuk perkembangan mentimun kebanyakan
usahatani mentimun masih dianggap usaha sampingan sehingga rata-rata hasil mentimun secara
nasional masih rendah yakni antara 3,5-4,8 ton/hektar.
Peningkatan produksi dan produktivitas mentimun penting artinya bagi pemenuhan kebutuhan
pasar (konsumen) dalam negeri maupun luar negeri. Bagian tanaman mentimun yang di manfaatkan
yaitu buah muda untuk di jadikan bahan sayuran, misalnya acar dan lalaban, selain itu mentimun
juga sering di manfaatkan untuk kecantikan (sarana kosmetika), menjaga kesehatan tubuh, serta
mengobati beberapa jenis penyakit.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Usaha (PKU)


Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Usaha (PKU) adalah :
1. Agar siswa-siswi dapat mengetahui agribisnis budidaya tanaman mentimun baik secara teknis,
ekonomis maupun sosial.
2. Melatih ilmu pengetahuan pertanian dan teknologi yang di dapat dari sekolah untuk di kembangkan
atau di praktikan di unit petani atau perusahaan pertanian yang bergerak di bidang agribisnis.
3. Melatih siswa untuk menghayati kehidupan masyarakat dan menguasai diri dalam berkomunikasi
dengan masyarakat.

1.3. Manfaat Praktik Kerja Usaha (PKU)


Adapun manfaat yang di dapat dalam program pemantapan pengalaman belajar di unit usaha
agribisnis adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengalaman tentang tatacara membudidaya tanaman, khususnya tanaman mentimun
(Cucumis sativus L.).
2. Memupuk sifat mandiri dalam kehidupan masyarakat.
3. Mengembangkan semangat dan rasa tanggungjawab dalam berwirausaha.
4. Dapat mengembangkan ilmu-ilmu yang di dapat dilapangan dan dapat pula di kembangkan di
masyarakat.
5. Dapat mengabdikan diri terhadap masyarakat luas dan dapat berinteraksi dengan masyarakat yang
berada di lokasi PKU secara langsung.
6. Menambah wawasan dalam bidang agribisnis dan wirauasaha.

1.4. Alasan Pemilihan Judul


Alasan pemilihan judul laporan PKU “Budidaya Tanaman Mentimun ( Cucumis sativus L.)” ini
berdasarkan pengalaman yang sudah dilaksanakan selama Praktik Kerja Usaha (PKU) dan hasil yang
di peroleh sebagai berikut :
1. Secara teknis, budidaya tanaman mentimun relatif lebih mudah untuk di budidayakan baik dalam
perawatannya maupun pemasarannya, sehingga dapat di budidayakan dalam skala kecil ataupun
besar.
2. Secara ekonomis, permintaan pasar terhadap mentimun cukup tinggi karena permintaan selalu ada
terutama pada bulan-bulan tertentu, seperti perayaan hari-hari besar.
3. Secara sosial, mentimun banyak mengandung gizi dan dapat di konsumsi langsung dalam keadaan
segar sebagai lalapan, serta dapat digunakan sebagai bahan untuk perawatan kecantikan.

II. PERENCANAAN KEGIATAN


2.1. Persiapan Kerja Penagalaman (KP)
Sebelum melaksanakan kegiatan kerja pengalaman (KP) maka perlu di buat perencanaan kegiatan
agar memudahkan dalam pelaksanaannya. Penulis terlebih dahulu melakukan survey langsung ke
lapangan disertai pengarahan dan di lanjutkan ke petani yang berada di lapangan.
Adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan penulis selama berada di lokasi PKU antara lain
:

1. Teknik Produksi
1) Penyiapan lahan
2) Pengolahan tanah dan pembuatan guludan.
3) Pembuatan jarak tanam dan lubang tanam.
4) Penyiapan benih.
5) Penanaman.
6) Pemeliharaan tanaman.
a. pengairan
b. penyulaman
c. pembumbunan
d. pemupukan susulan
e. pemasangan turus
f. pengikatan sulur tanaman
g. pengendalian gulma (penyiangan)
h. pengendalian hama dan penyakit

2. Teknik Panen dan Pasca Panen


3. Pemasaran Hasil

2.2. Persiapan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM)


Selain melakukan Kerja Pengalaman (KP), penulis juga melakukan kegiatan Integrasi dan
Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) yang merupakan kegiatan di luar kegiatan KP yang dilaksanakan
oleh siswa bersama masyarakat sekitar.

Adapun rencana kegiatan IPM yang akan dilaksanakan penulis antara lain :
1. Perkenalan dan silaturahmi
2. Kegiatan di masyarakat
3. Olahraga
4. Perpisahan

III. PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Lokasi
Kegiatan Praktik Kerja Usaha (PKU) dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 10
September 2012 sampai dengan 10 November 2012. Komoditi yang diusahakan penulis di lokasi PKU
adalah usaha budidaya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
Adapun tempat dan lokasi pelaksanaan PKU budidaya tanaman mentimun terletak di wilayah :

Desa : Karang Pawitan


Kecamatan : Karawang Barat
Kabupaten : Karawang

Letak lokasi PKU di wilayah ini cukup strategis karena dekat dengan jalan raya yang dapat
menghubungkan ke berbagai tempat pemasaran hasil. Luas lahan yang di gunakan untuk budidaya
tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m 2 atau 2 hektar, dengan keadaan geografi di tempat ini
adalah :

Suhu udara : 290C


Curah hujan rata-rata : 300mm/bulan
Keadaan dan jenis tanah : berlempung dan berdraenase baik
Ph tanah : 6 – 7 pH
Topografi : Datar
Ketinggian tempat : 130 m2

Melihat data di atas, dapat di simpulkan bahwa lokasi PKU ini cocok untuk budidaya tanaman
mentimun karena sesuai atau memenuhi syarat tumbuhnya. Selain itu lahan yang di gunakan di
lokasi ini juga bekas tanaman padi, dengan demikian lahan PKU tersebut cocok untuk di tanami
tanaman mentimun karena bukan bekas tanaman sefamili sehingga tidak terlalu besar volume hama
dan penyakit yang menyerang.

3.2. Kegiatan-kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis di lokasi PKU meliputi kegiatan Kerja
Pengalaman (KP) yang berkaitan langsung dengan komoditi tanaman yang di usahakan dan kegiatan
Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) sebagai wujud partisipasi dengan masyarakat di
sekitar di lokasi PKU.

3.2.1. Kegiatan Kerja Pengalaman (KP)


Kegiatan Kerja Pengalaman (KP) yang dilaksanakan di lokasi praktik kerja usaha (PKU)
meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Teknik Produksi
2. Penanganan Panen dan Pasca Panen
3. Pemasaran Hasil

Mentimun atau ketimun atau timun ( Cucumis sativus L ) merupakan salah satu jenis sayuran
dari keluarga labu-labuan ( Cucurbiitaceae ) yang diduga berasal dari Asia Selatan yaitu India,
tepatnya di lereng gunung Himalaya.

A. TAKSONOMI TANAMAN MENTIMUN


Kedudukan tanaman mentimun dalam tatanama tumbuhan, diklasifikasikan Kedalam :
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis Sativus L.

B. MORFOLOGI TANAMAN MENTIMUN


Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat
dengan perantara pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu serta berbuku-
buku. Tinggi tanaman dapat mencapai 50cm - 250cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh di sisi
tangkai daun.
Daun mentimun berbentuk bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian ujung daun
meruncing, serta tumbuh berselang seling keluar buku-buku (ruas) batang. Perakaran mentimun
memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar. Bunga mentimun berbentuk mirip terompet, mahkota
bunganya berwarna putih atau kuning cerah. Buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak
antara daun dan batang, bentuk buah bulat panjang atau bulat pendek. Kulit buah mentimun ada
yang berbintil-bintil ada pula yang halus. Warna kulitnya antara hijau keputih-putihan, hijau muda,
dan hijau gelap.
Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning-kuningan sampai
coklat. Biji dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman.

C. KEGUNAAN TANAMAN MENTIMUN


Bagian tanaman mentimun yang paling banyak dijadikan bahan sayuran adalah buah muda.
Buah mentimun muda dapat di buat acar, pencampuran lotek (gado-gado), asinan dll. Kegunaan
mengonsumsi buah mentimun muda, selain menambah cita rasa makan juga mengandung gizi cukup
tinggi untuk kesehatan tubuh, dan juga sering digunakan sebagai perawatan kecantikan.

1. Teknik Produksi
A. Syarat Tumbuh
Sebelum melakukan budidaya pada tanaman mentimun, perlu diketahui syarat tumbuh yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Khususnya tanaman mentimun, dimaksudkan agar tanaman
tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi serta berkembang dengan baik sehingga produksi hasilnya
meningkat.

1) Syarat Iklim
 Daerah : Tropis - SubTropis
 Ketinggian tempat : 100 m2 – 900 m2
 Sinar matahari : 90%
 Kelembapan : 80% - 85%
 Curah hujan : 200mm – 400mm/bulan
 Suhu : 210C – 300C

2) Syarat Tanah
Tanah yang digunakan adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama dan
penyakit serta memilki pH antara 6 – 7. Di tanam pada tanah bertekstur lempung yang baik
draenasenya.

B. Teknik Budidaya Tanaman Mentimun


1) Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m 2 (2
Ha). Dengan tempat yang stategis dan akses air yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah untuk
memudahkan dalam pengolahan tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membersihkan
terlebih dahulu lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak
berguna agar tidak menjadi sarang penyakit.

2) Pengolahan tanah dan Pembuaan Guludan


Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dengan cara di cangkul sedalam 30
cm, dengan menggunakan Tenaga Kerja Manusia. Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan
akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat
berlangsung dengan baik.
Bersamaan dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan guludan dengan ukuran lebar
60 cm, panjang 30 m, tinggi 30 cm dan lebar parit adalah 80 cm. Setelah terbentuk guludan taburkan
pupuk dasar Phonska 500 kg/Ha diatas guludan secara merata. Kemudian tutup pupuk tersebut
dengan cara membalikan tanah sambil di gembur-gemburkan lalu guludan dirapihkan kembali.

3) Pembuatan jarak tanam dan Lubang tanam


Setelah pengolahan lahan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam
ukuran 30 cm x 140 cm (jarak dalam barisan x jarak antar guludan) dan lubang tanam dengan cara
ditugal sedalam 3 – 5 cm.

4) Penyiapan benih
Benih mentimun disiapkan sebelum penanaman. Benih mentimun ( Cucumis sativus L) yang
digunakan merupakan benih yang baik.
Ciri – ciri benih yang baik :
 Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
 Besar biji seragam dan bernas
 Daya kecambah tinggi > 85%
 Resisten terhadap suatu hama dan penyakit
Benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m 2 (2 Ha) ± 80 bungkus dengan isi per bungkusnya
800 biji.

5) Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan sistem Tabela (Tanam Benih Langsung)
di lahan pertanaman. Setelah menentukan jarak tanam dan di buat lubang tanam, segera tanamkan
benih mentimun ke dalam lubang tanam dengan jumlah 2 biji/lubang tanam, namun hanya 1 bibit
tanaman yang dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan
tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompos dengan dosis
500 kg/Ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK Mutiara dengan dosis
25 kg/Ha. Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah.

6) Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis pada tanaman mentimun meliputi kegiatan :
a. Penyiraman/Pengairan
b. Penyulaman
c. Pembumbunan
d. Pemupukan susulan
e. Pemasangan turus
f. Pengikatan sulur tanaman
g. Pengendalian gulma (penyiangan)
h. Pengendalian Hama dan Penyakit

a. Penyiraman/Pengairan
Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat dan
di leb. Pengairan dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama pada
fase awal pertumbuhan yaitu mulai saat setelah penanaman sampai berumur ± 10 hst, agar
kebutuhan airnya mencukupi, dan agar tanamannya tumbuh segar dan bersih.
Sedangkan pengairan berikutnya dilakukan dengan cara di leb yaitu dengan menggenangkan air
ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen,
agar kebutuhan air tanah tetap memadai. Karena jika pada fase pembungaan dan pembuahan
kekurangan air akan menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok).

b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 5 – 7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit
yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus. Tujuannya
agar selang waktu pertumbuhan tanamaman sulaman dengan tanaman terdahulu tidak terlalu jauh
sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk mempertahankan populasi tanaman perluas
lahan.

c. Pembumbunan
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur ±9 hst, dengan cara menambahkan tanah
lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman. Tujuan pembumbunan yaitu agar
tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta perakarannya kuat.

d. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan
melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun generatif. Pemupukan susulan mentimun
dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk
phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah
tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter
air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst
yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal
dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang
pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.

e. Pemasangan turus
Pemasangan turus lanjaran dilakukan untuk proses perambatan tanaman yaitu pada saat
tanaman berumur ±15 hst, dengan cara menancapkan turus di sebelah kanan dan kiri lubang tanam,
lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi
tanaman yaitu sebagai media untuk merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai
tempat penopang buah yang letaknya bergelantungan.

f. Pengikatan sulur tanaman


Pengikatan sulur tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman pada turus
menggunakan alang-alang. Kegiatan ini dimaksudkan agar perambatan sulur tanaman mntimun
teratur mengikuti jalur turus sehingga memudahkan pemeliharaan selanjutnya.
g. Pengendalian gulma (penyiangan)
Setelah tanaman berumur ±18 hst dilakukan pengendalian gulma dengan cara rumput-rumput
disabit lalu rumput sisa sabitan ditutup dengan tanah lumpur hingga menutupi tanah guludan.
Tujuannya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi persaingan untuk
mendapatkan unsur hara, serta agar tumbuh akar-akar baru pada tanaman mentimun.

h. Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama
a) Oteng-oteng (Aulocophora similer Oliver)
- Ciri-ciri : Berapa kumbang daun kecil yang panjangnya ±1 cm,bersayap warna kuning
polos dan mengkilap.
- Gejala : Merusak dan memakan daging daun, sehingga
daun bolong-bolong dan pada serangan berat daun akan tinggal tulang daunnya saja.
- Pengendalian : Dengan melakukan pergiliran tanaman. Waktu tanam yang serempak
(bersama) dan disemprot dengan insektisida seperti Confidor 50 WP dosis 2 bungkus/hektar (1 bks =
100gr) dalam satu kali penyemprotan.

b) Ulat grayak (Spodoptera litura)


- Ciri - ciri : Ulat muda hijau kehitam-hitaman dengan garis hitam melintang di bagian
kepala, ulat dewasa berwarna lebih kehitaman dengan garis membujur berwarna kuning di sepanjang
tubuh di bagian samping disertai bintik hitam.
- Gejala : serangan ringan mengakibatkan daun-daun
berlubangbekas gigitan ulat, sedangkan serangan berat
dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul.
- Pengendalian :Sanitasi lahan, melakukan rotasi tanaman serta di semprot
dengan menggunakan Atabron 50 EC dosis 1 botol/hektar (1 btl = 200 ml) dalam satu kali
penyemprotan.

c) Tikus (Rattus-rattus Sp)


- Ciri - ciri : panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270mm - 370mm. Memakan
segala jenis tanaman baik yang
lahan pertanaman maupun yang di gudang, Aktif pada
malam hari, Warna badan kelabu gelap, sedang bagian
dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
- Gejala : terdapat bekas gigitan tikus pada buah yang diserang.
- Pencegahan : dengan memasang plastik hama disekeliling lahan pertanaman.
- Pengendalian : dengan cara sanitasi lahan,dan disemprot dengan Koping plus dengan dosis 3
bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.

Penyakit
a) Penyakit tepung (Powdery mildew)
- Penyebab : Cendawan Erysiphe cichoracearum DC
- Gejala : Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung.
Kemudian berubah menjadi warna kuning akhirnya kering dan mati.

- Pengendalian : Secara kultur teknis menanam benih yang resisten dan mencabut tanaman yang
terserang cukup parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan Winggran dengan dosis 3
bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.

b) Penyakit bercak daun bersudut


- Penyebab : Bakteri Pseudomonas lachrymans carsner
- Gejala : Daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kuning dan bersudut-sudut karena
dibatasi tulang-tulang daun dan pada buah akan menimbulkan busuk buah.
- Pengendalian : Dengan melakukan pergiliran tanaman serta di Semprot dengan mengggunakan
Bactocyn 150 AL dengan dosis 1 botol/hektar dalam satu kali penyemprotan.

c) Penyakit busuk buah


- Penyebab : Cendawan Rhizopus Sp
- Gejala : Terdapat bercak kebasah-basahan, lunak pada kulit buah, kemudian membesar dan
mengendap serta di tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah.
- Pengendalian : Pengendalian secara kultur teknis dengan menghindari luka mekanis pada buah
sewaktu dikebun maupun saat panen. Selepas panen,penanganan hasil berikutnya dilakukan secara
hati-hati agar buah mentimun tidak memar, rusak atau luka-luka dan simpan dalam wadah yang
bersih. Pengendalian secara kimia disemprot dengan Bactocyn 150 AL.

d) Penyakit busuk daun (Downy mildew)


- Penyebab : Cendawan Pseudoperonospora
- Gejala : Pada daun terdapat bercak-bercak kuning bersudut. Bila keadaan cuaca lembab,
pada sisi bawah bercak terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan. Warna daun
yang diserang akan berubah menjadi coklat membusuk.
- Pengendalian : Memperbaiki draenase tanah, mengurangi kelembaban kebun dengan cara
memperbaiki jarak tanam, dan secara kimia disemprot dengan Sinon 70 WP (1 bks = 1kg) dosis 0,5
kg/hektar dalam satu kali penyemprotan.

2. Penanganan Panen dan Pasca Panen


1) Panen
Panen buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan
setiap hari secara berturut-turut sebayak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara manual menggunakan
tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah buah berwarna hijau muda cerah,
bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang.

2) Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan di tempat yang
sejuk, agar buah mentimun tetap segar.
Kegiatan pasca panen buah mentimun meliputi :
a. Buah hasil panen dikumpulkan
b. Penimbangan
c. Buah siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)

3. Pemasaran Hasil
Setelah dilakukan pemanenan, buah mentimun di jual langsung ke pedagang pengumpul
(tengkulak) tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu produksi berkurang dan buah yang di
hasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang dating ke kebun, kegiatan
tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kerugian. Jika digambarkan
dalam rantai tata niaga adalah sebagai berikut :

Produsen – Pengepul – Pengecer Konsumen

3.2.2. Kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM)


Jadwal Kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) yang dilakukan oleh
penulis selama melaksanakan PKU di lapangan dapat di lihat pada lampiran 2 halaman 39.

3.3. Analisa Usahatani dan Tataniaga


3.3.1. Analisa Usahatani
Sebelum menganalisa secara ekonomi tentang usaha dan tataniaga meneliti tanaman
mentimun, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan data teknis budidayanya. Usaha ini berlangsung
selama 1 MT (Musim Tanam) selama 2 bulan. Adapun data teknisnya adalah sebagai berikut :

- Luas Lahan : 20.000 m2

Dari luas lahan tersebut kemudian dibuat guludan ukuran 30 m x 60 cm dngan lebar parit 80
cm. Lebar parit yag 80 cm tersebut bertujuan agar petani lebih mudah melakukan pemeliharaan
tanaman.
- Luas bedengan = panjang x lebar
= 30 m x 0,6 m
= 18 m2

Karena jumlah guludan ada 667 guludan maka luas efektifnya :


- Luas efektif = 18 m2 x 667 guludan
= 12.006 m 2

- Jarak tanam = jarak dalam guludan x jarak antar guludan


= 0,3 m x 1,4 m2
2

= 0,42 m2

- Populasi tanaman = Lahan efektif x bibit yang dipelihara


Jarak tanam
= 12.006 m2 x 1
0,42 m2
= 28.586 tanaman

- Produksi total = 48.322 kg

- Produksi rata-rata = Produksi total


Populasi tanaman
= 48.342 kg
28.586 tanaman
= 1,7 kg/tananaman

1. Input
Input atau biaya adalah nilai-nilai korbanan ekonomis yang tidak dapat dihindari atau diperlukan,
yang dapat diperkirakan dan dapat diperkirakan dan dapat di ukur untuk menghasilkan suatu
produk.

Input total
= Biaya variabel total + Biaya tetap total
= Rp. 34.320.120 + Rp. 9.489.354,12
= Rp. 43.809.474,12

Berikut ini merupakan rincian biaya variabel total dan biaya tetap total yang dikeluarkan untuk
membiayai usaha budidaya mentimun di lokasi PKU, dengan rincian sebagai berikut:

1.) Biaya variabel


Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan besaran produksi.
Adapun biaya variabel total pada usaha budidaya tanaman mentimun, meliputi :

a. Sarana produksi = Rp. 18.123.000,-


b. Tenaga kerja tidak tetap = Rp. 14.030.000,-
c. Biaya bunga modal pertanaman = Rp. 1.286.120,-
d. Biaya lain-lain = Rp. 831.000,-
Jumlah biaya variabel total =Rp. 34.320.120,-

2.) Biaya tetap


Biaya tetap adalah biaya besar kecilnya tidak tergantung oleh besaran produksi. Adapun biaya tetap
pada usaha budidaya mentimun meliputi :

a. Biaya lahan =Rp. 7.200.000,-


b. Biaya alat / bangunan =Rp. 2.289.354,12,-
Jumlah biaya tetap total =Rp. 9.489.354,12,-
2. Output
Output atau penerimaan adalah nilai seluruh hasil yang diperoleh dari suatu usaha (Rp). Output
atau penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah total hasil panen dengan harga jual rata-
rata.
Adapun penerimaan total dari usaha mentimun adalah :

Produksi total = 48.322 kg Output total =Rp. 51.438.500,-

3. Pendapatan pengelola
Pendapatan pengelola atau keuntungan adalah nilai seluruh penerimaan tota dikurangi seluruh
biaya produksi total.

Pendapatan Pengelola = Output total – Input total


= Rp. 51.438.500 - Rp. 43.829.474,12
= Rp. 7.629.025,88,-
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tanaman mentimun menguntungkan,
karena penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Pendapatan Keluarga
- Pendapatan pengelola = Rp. 7.629.025,88,-
- Upah tenaga kerja keluarga tani = Rp. 350.000,-
- Bunga modal milik sendiri = Rp. 1.286.120,-
Jumlah total = Rp. 9.265.145,88,-

4. O/I Ratio
Dengan o/i ratio ini kita dapat mengetahui perbandingan antara besarnya biaya dengan besarnya
penerimaan yang akan diperoleh. Dengan demikian, maka kita dapat mengatur berapa biaya yang
harus dikeluarkan untuk memodali agribisnis tersebut.
Bila o/i ratio
- o/ i > 1, maka usaha tersebut untung
- o/i = 1, maka usaha tersebut tidak untung tidak rugi
- o/i < 1, maka usaha tersebut rugi

O/I Ratio Mentimun


= Output total
Input total
= Rp. 51.438.500,-
Rp. 43.809.474,12,
= 1,17
Karena nilai o/i ratio = > 1, maka usaha tani tersebut adalah menguntungkan, artinya dengan
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,17.

5. Break event point (BEP) / Titik impas


Penggunaan analisa BEP adalah untuk mengetahui dan mengatur beberapa :
- Harga jual
- Biaya tetap dan biaya variabel
- Penerimaan dan keuntungan
- Volume produksi dan volume penjualan, serta
- Luas lahan atau skala usaha
1.) BEP Produk
BEP Produk digunakan untuk mengetahui titik impas produksi (kg) dari produksi total (kg) yang
dihasilkan dari suatu agribisnis.

BEP Produk :
= Biaya tetap total
Harga jual – Biaya variabel satuan
= Rp. 9.489.354,12
Rp. 1.064,49/kg – Rp 710,24
= Rp. 9.489.354,12
Rp. 354,25
= 26.787,16 kg

Dari hasil analisa dan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil sebagai
berikut :
- BEP Produk = 26.787,16 kg
- Produksi total = 48.322 kg
Artinya dari produksi total mentimun sebanyak 48.322 kg, sudah tercapai titik impas pada
produksi 26.787,16 kg.

2.) BEP Nilai


BEP Nilai digunakan untuk mengetahui titik impas nilai hasil (Rp) dari seluruh jumlah nilai (Rp)
yang dihasilkan dari suatu agribisnis.

BEP Nilai :
= Biaya tetap total
1- Biaya variabel satuan
Harga jual
= Rp. 9.489.354,12
1- Rp. 710,24
Rp 1.064,49/kg
= Rp. 9.489.354,12
1 - 0,7
= Rp. 9.489.354,12
0,3
= Rp. 31.631.180,4,-

Dari analisa dan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil sebagai berikut
:
- BEP Nilai = Rp. 31.631.180,4,-
- Nilai total = Rp. 51.438.500,-
Artinya dari penerimaan total mentimun sebanyak Rp. 51.438.500,- sudah tercapai titik impas
penerimaan sebesar Rp. 31.631.180,4,-

3.3.2. Analisa Tataniaga


Analisa tataniaga digunakan unuk mengetahui mata rantai tataniaga mentimun yang dilakukan
petani dan para pelaku ekonomi lainnya, juga untuk mengetahui beberapa biaya pemasaran
mentimun yang dikeluarkan petani. Hasil panen menimun dijual ke pedagang pengumpul tetapi pada
akhir dilakukan pemanenan yaitu pada saat produksi berkurang dan buah yang dihasilkan kurang
baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang datang ke kebun. Atau melalui rantai tataniaga
seperti telah dijelaskan sebelumnya
IV. MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1. Masalah
Masalah yang dihadapi penulis selama melaksanakan PKU Budidaya Tanaman Mentimun
(Cucumis sativus L.) yaitu :
1. Penyakit Bercak Daun yang menyerang daun muda dan tua.
2. Gulma yang tumbuh pada sekitar tanaman.
3. Keadaan cuaca yang tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman mentimun.

4.2. Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk penyakit bercak daun dapat dilakukan dengan cara melakukan pergiliran tanaman serta di
semprot dengan Bakterisida Bactocyn 150 AL.
2. Untuk gulma dapat dilakukan dengan cara memakai MPHP.
3. Untuk keadaan cuaca dilakukan dengan cara tidak menanam mentimun pada saat cuaca extrim
(cuaca tidak mendukung).

V. PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA


Prospek pengembangan usaha tanaman mentimun ( Cucumis sativus L) semakin hari semakin
baik pemasarannya karena buah mentimun banyak digemari oleh masyarakat luas. Budidaya
tanaman mentimun ini cukup mudah untuk dibudidayakan karena tanaman mentimun memiliki daya
adaptasi yang tinggi baik di daratan rendah maupun daratan tinggi serta hasil produksi yang banyak.
Buah mentimun pun mempunyai peranan yang cukup besar terhadap peningkatan
pendapatan maupun tarap hidup petani dan pelengkap kebutuhan pangan masyarakat. Yang
membuat petani mempunyai prospek peluang pasar sangat cerah dan terbuka lebar bagi setiap
petani khususnya petani mentimun.
Bahkan pada saat ini mentimun tidak hanya dipakai sebagai lalaban, tetapi dapat juga
dijadikan bahan baku acar dan salad. Dan dapat dijadikan campuran bahan dasar kosmetik. Dari
uraian di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa tanaman entimun memiliki pengembangan
usaha yang cukup luas karena selain menguntungkan bagi petani dalam pemasarannya juga bagi
para pengusaha acar, salad, kosmetik dan lain-lain.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kegiatan PKU komoditi tanaman mentimun dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara teknis, mentimun merupakan tanaman mudah dibudidayakan, karena tidak memerlukan
perlakuan secara khusus hanya memerlukan keuletan dan ketelitan.
2. Secara ekonomi, dilihat dari analisa usaha budidaya tanaman mentimun cukup menguntungkan apabila
dijadikan usaha.
3. Secara sosial, mampu menyerap tenaga kerja, dan juga mampu meningkatkan nila gizi bagi
masyarakat.

6.2. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, penlis mencoba memberikan saran terhadap pelaksanaan
usaha budidaya tanaman mentimun, antara lain :
1. Walaupun secara teknik usaha budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah dilaksanakan,
namun disarankan agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak terlalu mengandalkan
pengendalian secara kimiawi.
2. Walaupun secara ekonomis para petani mentimun ini memperoleh keuntungan, namun biaya
pengeluaran perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar untung ruginya suatu usaha
3. Walaupun secara sosial usaha budidaya tanaman mentimun bermanfaat bagi masyarakat, namun
terlebih dahulu perlu diberikan pengarahan tentang budidaya tanaman mentimun dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Endah lestari, Cucu.2010.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Haerunisa.2011.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Nakim.2011.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Rukmana, Rahmat.1996.”Budidaya mentimun”. Kanisius : Yogyakarta.

Produk Herbal dari berbagai

Anda mungkin juga menyukai