Anda di halaman 1dari 18

cara pemebelajaran siswa

berprestasi (penelitian kualitatif)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja dari
proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara
guru dengan peserta didik dalam suatau situasi pendidikan atau pengajaran untuk
mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Salah satu prasyarat yang harus diwujudkan selama
proses pembelajaran adalah bagaimana guru mampu meningkatkan atau membangun
partisipasi aktif siswa. Selain peran guru dalam mengajar, aspek lain yang tidak kalah
pentingnya ialah bagaimana cara belajar siswa itu sendiri apakah memang benar-benar sudah
optimal atau tidak dalam pelaksanaan untuk meningkatkan prestasinya.

Keberhasilan belajar seorang siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah tidak lepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa dari dalam dirisiswa maupun
dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa diantaranya cara belajardan
kebiasaan belajar. Cara belajar sangat berperan dalam rangka mencapai tujuanbelajar. Tanpa
adanya cara dari dalam diri siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh maka ia tidak akan
dapat mencapai tujuan belajar. Seperti halnya cara belajar, dengan memiliki
kebiasaan belajar yang baik maka tercapai prestasi belajar yang diharapkan.
Prestasi belajar siswa akan optimal apabila siswa memahami berbagai macam
kebiasaanbelajar yang dilakukan
1

Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi, yakni horizontal dan vertical.
Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat
kesadaran, bakat, minat, ingatan, emosi, dan sebagainya. Perbedaan vertikal adalah perbedaan
individu dalam aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan
sebagainya. Masing-masing aspek individu tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan
keberhasilan belajar.
Kecerdasan, siswa yang kurang cerdas menunjukkan ciri-ciri belajar lebih lamban,
memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk maju, tidak mampu
melakukan abstraksi. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi pada umumnya
memilki perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu
menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik kesimpulan dan
melakukan abstraksi;
Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti ingin mengadakan
penelitian terhadap siswa yang berprestasi dan siswa yang kurang berprestasi untuk
mengetahui cara belajar yang digunakan dan perbedaan cara belajara antara keduanya.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasi berbagai masalah sebagai
berikut;
1. Bagaimana cara belajar siswa agar hasil belajarnya optimal?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar?
3. Bagimana cara belajar siswa berprestasi?
4. Bagaimana cara belajar siswa yang kurang berprestasi?
5. Bagaimana perbedaan cara belajar siswa berprestasi dan yang kurang berprestasi?

C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dari latar belakang, peneliti membuat
batasan masalah untuk lebih memfokuskan masalah yang akan peneliti teliti di lapangan.
Pembatasan masalahnya adalah:
1. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun
Ajaran 2010/2011.
2. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun
Ajaran 2010/2011.
3. Perbedaan cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5 besar terbawh kelas
IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri 1
Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Bagaimana cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD Negeri 1
Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
3. Bagaimana perbedaan cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5 besar
terbawh kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun
Ajaran 2010/2011.
2. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun
Ajaran 2010/2011?
3. Perbedaan cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5 besar terbawh kelas
IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah referensi, literature tentang berbagai macam cara belajar pada
umumnya, khususnya cara belajar siswa berprestasi.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Untuk menambah pengetahuan bagaimana cara belajar untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dalam belajar. Selain itu siswa juga bisa menghindari cara-cara belajar yang kurang
efektif untuk memaksimalkan belajarnya.
b. Bagi Guru
Sebagai acuan untuk menjadikan guru termotivasi menyajikan pembelajaran yang
aktif, kreatif efektif an menyenangkan guna menambah semangat para siswanya untuk belajar
lebih giat.
c. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan/ gambaran bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian
sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Cara Belajar
Belajar merupakan hal yang sudah biasa kita dengar. Belajar sering diidentikan
dengan adanya perubahan perilaku seseorang menjadi yang lebih baik tentunya.
Gagne dalam Udin S. Winataputra (2007: 1.8) menyatakan bahwa “Belajar adalah
suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan.”
Morgan dkk dalam Mulyani Sumantri (2001: 13) mengatakan “belajar sebagai setiap
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman.”
Moh. Surya dalam cafestudi061(2008) mengatakan bahwa “ Belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Bell-Gredler dalam techonly13 (2009) mengungkapkan bahwa:
“Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka
ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills),
dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa
bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.”
Winkel dalam Arya (2010) menyatakan bahwa “Belajar adalah semua aktivitas mental

atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah seesuatu
yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh perubahan perilaku secara bertahap dan
berkelanjutan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
5

Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan
siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie (1987:48) yang mengemukakan bahwa
”cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Oemar
Hamalik (1983: 38) secara lebih jelas mengemukakan bahwa “cara belajar adalah kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan
dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian dan sebagainya”.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara belajar siswa
adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-
kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Belajar
sebagai proses atau aktivitas yang diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Sumardi Suryabrata (2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap cara belajar adalah:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
a) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan , minat
dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
b) Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu:
1). Keadaan tonus jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar,
keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang
segar,
2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
a) Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah,
fasilitas belajar, pengelompokan siswa
b) Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru
dengan siswa.
c) Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, dan lingkungan.

3. Berprestasi
Prestasi merupakan hal yang dicapai oleh seseorang. Prestasi tidak lepas dari
proses belajar. Secra lengkap Muray dalam Sunartombs (2009) mendefinisikan prestasi
adalah “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha
melakukan sesuatu yang sulit dengan baik secepat mungkin.”
Lebih lanjut Nasrun Harahap dalam Achmad Abu Bakar (2011) menyatakan bahwa
“Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang oerkembangan dan kemajuan siswa yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.” Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam Achmad Abu Bakar (2011)
“Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan
hati yang diperoleh dengan cara keuletan kerja.”
Menurut Sardiman M.S dalam Green Heroes (2010) menyatakan bahwa “Prestasi
adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah kemampuan
yang bisa dicapai oleh seorang individu yang diperoleh dari keuletan kerja.
4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama
siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam
banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam
kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental
mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial
maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan
kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku
mendekati tingkah laku anak remaja permulaan. Mereka mengembangkan rasa percaya
dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak
membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat
mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka
berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar.
Pada masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut :
a. adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit,
b. amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar,
c. menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh
ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor,
d. pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan
sendiri,
e. pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi sekolah,
f. anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-
sama.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Peneliti menemukan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang peneliti
lakukan. Penelitian tersebut dikarang oleh Rahmah Wati Mubarokah dengan judul “Pengaruh
Cara Belajar Siswa, Motivasi Belajar Siswa dan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi
Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang Tahun
Ajaran 2009/2010”.
Persamaan dengna penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama- sama
mengamati cara belajar siswa pada umumnya. Perbedaannya terletak pada setting, waktu
pelaksanaan dan bentuk penelitiannya sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
sedangkan penelitian yang ada merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini tidak
memfokuskan pada salah satu mata pelajaran, tetepi mencakup semua pelajaran yang
diajarkan oleh guru di Sekolah dasar.
Hasil dari penelitian yang diadakan oleh Rakhmah Wati Mubarokah adalah cara
belajar siswa dalam kategori cukup baik, motivasi belajar siswa dalam kategori cukup tinggi,
sedangkan untuk media pembelajaran dalam kategori baik. Secara simultan cara belajar
siswa, motivasi belajar siswa dan media pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar IPS
Ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus tahun ajaran 2009/2010 sebesar 54,3 %
dan sisanya 45,7 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara
parsial cara belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar IPS Ekonomi sebesar 6,91% untuk
motivasi belajar siswa sebesar 29,59% dan untuk media pembelajaran sebesar 7,73%.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh positif antara cara belajar siswa, motivasi belajar siswa dan media
pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Pringapus tahun ajaran 2009/ 2010 secara simultan maupun parsial dan variabel yang paling
berpengaruh adalah motivasi belajar siswa kemudian media pembelajaran diikuti oleh cara
belajar siswa

C. Kerangka Berpikir
Belajar adalah seesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh perubahan
perilaku secara bertahap dan berkelanjutan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
Cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi
belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang
dilakukannya.
prestasi adalah kemampuan yang bisa dicapai oleh seorang individu yang diperoleh
dari keuletan kerja.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dibuat kerangka berpikir bahwa cara belajar
seorang siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang berpengaruh pula pada prestasi siswa
tersebut. Jika cara belajar siswa efektif dan baik, maka prestasi belajarnya juga baik atau
tinggi. Tetapi jika cara belajar siswa tidak efektif, maka mengakibatkan prestasi belajarnya
rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kaleng, Kecamatan Puring Kabupaten
Kebumen. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di Sekolah tersebut karena, SD
Negeri 1 Kaleng merupakan tempat dimana peneliti bekerja sebagai pengajar.
2. Waktu Penelitian

Jadwal Lengkap Penelitian

No Kegiatan April Mei Juni Juli


Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan
Proposal

2 Konsultasi

3 Seminar

4 Revisi

5 Penyusunan
Instrumen

6 Pengumpulan Data

7 Analisis Data
11
8 Seminar hasil

9 Revisi

10 Ujian

11 Revisi

12 Pelaporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian


1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
2. Strategi Penelitian
Straregi menggunakan studi kasus yaitu menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiewa, aktvitas, prose atau sekelompok individu. Kasus- kasus dibatasi oleh waktu dan
aktivitas, dan peniliti mengumpulkan informasi secara lengkap.
Adapun studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui cara belajar siswa
berprestasi kelas IV SD Negeri 1 Kaleng tahun ajaran 2010/2011.

C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah:
1. Siswa: yaitu data bagaimana cara mereka belajar.
2. Guru Kelas: yaitu mengenai kondisi dan latar belakang siswa.
3. Dokumen: yaitu data tentang identitas anak (buku induk, raport, absensi).

D. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah:
1. Time Sampling.
Teknik sampling yang mempertimbangkan waktu dan tempat dalam pengumpulan data.

2. Snowball Sampling.
Teknik ini dapat dilakukan tanpa melakukan seleksi. Peneliti tidak
membatasi/menyeleksi jumlah informan
3. Purposive Sampling.
Teknik ini dilakukan secara selektif karena penelitui tidak melakukan generalisasi
temuannya.
Berdasarkan beberapa kategori teknik sampling di atas, maka peneliti menggunakan
Teknik Theoretical Sampling yaitu penggunaan Snowball Sampling dan Purposive Sampling
dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee). Wawancara
dilakukan dengan dua bentuk, yaitu:
a. Wawancara terstruktur, dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti;
b. Wawancara tak terstruktur, dilakukan apabila ada jawaban berkembang diluar pertanyaan-
pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk mnengadakan komunikasi
dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian, antara lain kepala sekolah dan guru dalam
rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam
observasi dan dokumentasi.

2. Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama
aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus
untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan
yang sebenarnya. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak
langsung tentang cara belajar siswa berprestasi kelas IV SD Negeri 1 Kaleng.

3. Dokomentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip
dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar sekolah, yang ada
hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274) “Teknik
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.”

F. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif, kesahihan data dapat diperoleh melalui:
1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar-
benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses
pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu
tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4 macam
triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a. Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki
sudut pandang yang berbeda.
b. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam
penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement)
yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk
dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
d. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan
metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang
ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.

2. Keabsahan Internal (Internal validity)


Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil
penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui
proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif
akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut.
Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya
kesimpulan lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)


Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada kesimpulan
yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap
kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

4. Keajegan (Reabilitas)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan
mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya
memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang
sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan
pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.

G. Analisis Data
Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 248) menyatakan analisis data kualitatif
adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah- milahnya menjadi satua yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.”
Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan, diantaranya:
1. Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam
(indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis
lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk
rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-
ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang
penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali.
Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka
awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini,
peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukancoding, melakukan
pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan
penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat.
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti
menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh
responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami
secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat
menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut
terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah
didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan
dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan
hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari
landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan
faktor-faktor yang ada.
4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk
ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya
tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternative penjelasan lain tetnag kesimpulan
yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative
penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang
dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative
lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian
pembahasan, kesimpulan dan saran.

5. Menulis Hasil Penelitian


Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang
membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah
selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat
yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi
dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek
dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya,
kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari
subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya
mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap penjajagan, eksplorasi
dan tahap member check. Tahap Penjajagan, dilakukan untuk mengenal permasalahan dan
menentukan fokus penelitian; Tahap Eksplorasi, merupakan tahap penelitian sebenarnya, dan
sudah melibatkan alat-alat pengumpul data melalui proses observasi; Tahap Member Check,
setiap perolehan data baik melalui hasil wawancara maupun hasil pengamatan, ditriangulasi
kepada sumber datanya.
1. Tahap Penjajagan
Tahap penjajagan ialah tahap orientasi, menyajikan berbagai persiapan sebagai langkah
awal menuju tahapan berikutnya. Dalam tahap ini dilakukan pula pengurusan surat ijin
penelitian kepada instansi berwenang. Selain itu, dilakukan pula studi penjajagan ke lokasi
penelitian untuk memperoleh data awal dan menentukan subjek penelitian yang sesuai
dengan permasalahan penelitian serta menentukan jumlah responden yang diperlukan.
2. Tahap Eksplorasi
Tahap ini menyajikan pelaksanaan pengumpulan data secara terarah dan spesifik yang
pada tahap ini digali data sebanyak mungkin secara lebih berstruktur dengan harapan
memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai permasalahan penelitian, sehingga
menjamin keabsahan data yang diperoleh.
3. Tahap “Member Check”
Tahap ini merupakan tahap akhir yang dilakukan untuk menguji keabsahan dan
keakuratan data yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Selain itu, tahap ini juga bertujuan
untuk melengkapi data yang masih kurang serta memberikan penjelasan baru kepada
responden agar hasil penelitian dapat lebih dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Tahap ini
dilakukan dengan mengadakan konfirmasi kepada responden tentang data yang telah
diperoleh sebelumnya dalam bentuk laporan hasil wawancara dan eksplorasi untuk
memastikan kebenaran hasil laporan tersebut.

Daftar pustaka
http://www.yuwonoputra.com/2014/06/contoh-judul-skripsi-
penelitian-kualitatif-kuantitatif-ptk.html

Anda mungkin juga menyukai