1. 2 Rumusan Masalah
1) Apakah pendidikan seksual berpengaruh pada perilaku remaja yang berpacaran
1. 3 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan seksual terhadap perilaku remaja yang
berpacaran
1. 4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Mengetahui sejauh mana pendidikan seksual berpengaruh pada perilaku remaja
Memenuhi tugas mata kuliah psikologi eksperimen
b. Bagi Remaja
Mengendalikan diri dari emosi sesaat yang mungkin saja terjadi dalam hubungan berpacaran
Menjaga sikap dan perilaku meskipun menjalin hubungan dengan lawan jenis
Lebih berhati-hati dalam bergaul
Dapat memilih jalan yang benar dalam hal pergaulan
c. Bagi Orangtua
Memahami putra-putri nya dalam hal pergaulan dan perkembangannya
Dapat lebih mengontrol pergaulan putra-putri nya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pendidikan Seks (di sekolah)
Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual.
Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan
moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi terssebut. Itu
sebabnya , pendidikan seks dapat dikatakan sebagai cikal bakal pendidikan kehidupan berkeluarga yang
memiliki makna sangat penting. Para ahli psikologi menganjurkan agar anak-anak sejak dini hendaknya
mulai dikenalkan dengan pendidikan seks yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.
Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai anatomi organ tubuh yang dapat
dilanjutkan pada reproduksi seksualnya dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan
hukum, agama, dan adat istiadat serta kesiapan mental dan material seseorang.
2. 2. 2 Pacaran
Menurut Wikipedia pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya
berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal
dengan pernikahan. Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh
tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan
pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat
dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah
hubungan dikatakan pacaran jika telah melakukan aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan yang
akhirnya fornikasi dilakukan oleh pasangan yang berpacaran. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pacaran)
2. 3 Hipotesis
Ada pengaruh pendidikan seks untuk remaja terhadap perilaku remaja berpacaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Tipe dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian controlled field experiment, dimana pengontrolan pada
variabel sekunder tidak secara ketat.
Desain untuk penelitian ini menggunakan pre-test post-test control group design, dimana akan ada
tes untuk kelompok eksperimental sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Kelompok kontrol juga akan
menerima tes sebelum dan sesudah kelompok eksperimental menerima perlakuan.
3. 2 Subjek Penelitian
3. 2. 1 Populasi
Penelitian ini diberlakukan untuk kalangan yayasan Al Amien saja karena terkait dengan budaya
yang ada di lingkungan tersebut. Dimana MA ini dibawah naungan pondok pesantren Al Amien itu sendiri.
3. 2. 2 Sampel
Sampel dari penelitian ini, diambil dari siswa tingkat SLTA kelas X yang menyandang status
berpacaran dengan metode Simple Randomize (S-R).
3. 6 Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan urutan berikut ini:
Pembagian sample menjadi dua kelompok, dimana kedua kelompok tersebut adalah kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol
Pengumpulan data awal, dengan pengisian questionnaire dan wawancara (baik wawancara secara personal
kepada responden ataupun kepada guru kelas dan teman responden)
Pre-test
Randomisasi : memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan tanpa perlakuan pada kelompok
kontrol
Post-test
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-test.