Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

USAHATANI KENTANG VARIETAS CIPANAS DI KECAMATAN


GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI

MAKALAH

IRFAN KAMAL
NIM: C4B023026

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMERINTAHAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 25 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Penggaruh Faktor-faktor Produksi Usahatani Kentang Cipanas di Kabupaten Kerinci…
5,6
2.2 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Luas Lahan terhadap Produksi
Kentang Cipanas ……………………………………………………………………………. 6
2.3 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Bibit terhadap Produksi Kentang Cipanas …… 7
2.4 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pupuk Phonska terhadap Produksi Kentang
Cipanas
……………………………………………………………………………………………… 7
2.5 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pupuk SP 36 terhadap Produksi Kentang Cipanas
……………………………………………………………………………………………… 8
2.6 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pupuk NPK terhadap Produksi Kentang Cipanas
…………………………………………………………………………………….. 8
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan ................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 11

3
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya hasil pertaniannya.
Kekayaan sumber daya alam ini berpotensi untuk dikembangkan, mengingat bahwa
mayoritas dari penduduk Indonesia banyak yang mata pencahariannya ada pada sektor
pertanian. Ada 5 macam subsektor dalam pertanian, meliputi subsektor pangan, peternakan,
kehutanan, perkebunan, dan hortikultura. Hortikultura didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari budidaya sayur-sayuran, tanaman hias dan buah. Sayuran merupakan tanaman
hortikultura yang punya peranan penting dalam memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan
serat bagi masyarakat (Zulkarnain, 2013) .
Salah satu komoditas sayuran yang banyak manfaatnya dan berdampak baik dalam
pemasaran dan ekspor adalah komoditas kentang, hal tersebut dikarenakan sifatnya yang
tidak mudah rusak seperti sayuran yang lainnya. Tanaman kentang adalah tanaman semusim,
berumur pendek, dan berbentuk semak yang berproduksi sekali dan mati setelahnya. Kentang
juga merupakan sayuran umbi yang tinggi kandungan mineral, vitamin C dan karbohidrat.
Dengan mengonsumsi sekitar 100gr umbi kentang, maka hampir sebagian dari kebutuhan
vitamin C harian telah terpenuhi sehingga sangat penting bagi tubuh kita untuk
mengkonsumsi sayuran kentang (Zulkarnain, 2013).
Kebutuhan akan kentang cenderung mengalami peningkatan seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi
bagi kesehatan. Di Indonesia umumnya kentang dikonsumsi sebagai pengganti nasi, disayur,
dibuat perkedel, sambal goreng kering dan juga keripik. Hal inilah yang menjadikan
komoditi kentang sebagai komoditi sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana gambaran umum usahatani kentang varietas cipanas di Kecamatan
Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk phonska,
pupuk SP 36, pupuk NPK, fungisida, herbisida, insektisida dan tenaga kerja
terhadap produksi usahatani kentang varietas cipanas di Kecamatan Gunung Tujuh
Kabupaten Kerinci?
3. Bagaimana tingkat efisiensi teknis penggunaan faktor produksi pada usahatani
kentang varietas cipanas di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci?

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggaruh Faktor-faktor Produksi Usahatani Kentang Cipanas di Kabupaten
Kerinci
 Daerah Penelitian
Usahatani adalah kegiatan pengelolaan sumberdaya yang dilakukan oleh petani baik
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan permodalan, untuk menghasilkan produk
pertanian yang efektif dan efisien, seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisien guna memperoleh produksi yang maksimal. Dikatakan efektif bila petani
dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien
bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi
masukan (input).
 Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Produksi
menurut fungsi teknis adalah pemaduan berbagai sumberdaya yang digunakan, seperti lahan,
tenaga kerja dan modal menjadi output. Produksi atau hasil dari usahatani kentang cipanas
adalah kentang cipanas dalam bentuk umbi kentang.
 Luas Lahan
Lahan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
tingkat produksi. Setiap petani responden usahatani kentang varietas cipanas memiliki luas
lahan dan status kepemilikan lahan yang berbeda. Sebagian besar petani responden status
kepemilikan lahan adalah milik sendiri atau kepemilikan pribadi. Luas lahan yang digunakan
petani responden bervariasi, mulai dari 0,2 ha sampai 1,5 ha
 Bibit
Bibit kentang yang digunakan oleh petani responden bervariasi jumlahnya. Perbedaan
jumlah penggunaan bibit antara petani satu dengan yang lainnya dikarenakan petani
menyesuaikan penggunaannya dengan jarak tanam, luas lahan, pola tanam dan jenis kelas
bibitnya. Penggunaan jumlah bibit yang berlebihan bertujuan untuk mencegah terjadinya
gagal pertumbuhan yang diakibatkan oleh serangan hama penyakit.
 Pupuk
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi usahatani
kentang. Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman serta
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang cipanas. Pada umumnya
petani responden melakukan kegiatan pemupukan berdasarkan pengalaman dan waktu dalam
melakukan kegiatan usahatani kentang cipanas. Penggunaan pupuk yang dilakukan oleh

5
petani kentang cipanas di Kecamatan Gunung Tujuh yaitu menggunakan pupuk phonska, SP
36, dan NPK. Petani kentang cipanas di daerah penelitian tidak menggunakan pupuk urea
karena kandungan asam alami dalam tanah sudah tinggi. Menurut Dinas Pertanian dan
Pangan (2022), karakteristik dari tanah asam adalah tanah yang memiliki kandungannitrogen,
phosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur yang rendah. Kemudian disarankan juga
untuk tanah asam menggunakan jenis fosfat yang cukup tinggi.

 Pestisida
Salah satu penggunaan faktor produksi dalam suatu usahatani kentang cipanas adalah
dengan menggunakan pestisida. Pestisida digunakan untuk menghindari terjadinya penurunan
kualitas pertumbuhan dan produksi tanaman yang disebabkan oleh hama, penyakit dan
gulma. Penggunaan pestisida pada umumnya digunakan untuk mencegah sebelum terjadinya
serangan hama, penyakit dan gulma namun pada keadaan tertentu pestisida digunakan untuk
mengatasi serangan hama, penyakit dan gulma yang sudah menyerang tanaman kentang
cipanas. Pada daerah penelitian ada 3 jenis pestisida yang digunakan petani yaitu herbisida,
fungisida dan insektisida
 Tenaga Kerja
Kegiatan usahatani selain membutuhkan sumberdaya alam, juga membutuhkan
sumberdaya manusia. Sumber daya manusia disebut juga dengan tenaga kerja. Tenaga kerja
merupakan faktor produksi yang penting dalam usahatani kentang cipanas. Penggunaan
tenaga kerja untuk setiap petani responden berbeda-beda hal ini disesuaikan dengan luas
lahan, jumlah bibit yang akan ditanam, pemeliharaan dan hasil produksinya. Semakin luas
lahan yang digarap petani maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan.
Penggunaan tenaga kerja dalam penelitian menggunakan satuan HOK (hari orang kerja)
dengan asumsi 1 HOK sama dengan 8 jam.

2.2 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Luas Lahan terhadap Produksi


Kentang Cipanas
Variabel luas lahan memiliki nilai koefisien regresi 0,94 yang berpengaruh positif,
nilai ini mengindikasikan besarnya elastisitas pengaruh penggunaan luas lahan terhadap
produksi. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila terjadi perubahan penggunaan luas lahan
meningkat sebesar 10% maka produksi akan meningkat sebesar 9,4% dalam kondisi
penggunaan input lainnya tetap. Hasil pengujian secara parsial variabel luas lahan diperoleh
nilai Thitung>T-tabel (11,62>1,69) yang artinya bahwa penggunaan luas lahan berpengaruh
nyata terhadap produksi usahatani kentang varietas cipanas. Lahan memiliki pengaruh
terhadap usahatani, karena banyak sedikitnya hasil produksi dari usahatani sangat
dipengaruhi oleh luas atau sempitnya lahan yang digunakan. Apabila semakin luas lahan
yang diusahakan maka produksi yang dihasilkan pun akan semakin tinggi (Suratiyah, 2015).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muarip et al. (2019),

6
menunjukkan bahwa t-hitung variabel luas lahan lebih besar dari pada t-tabel yaitu sebesar
(21,83<2,74) yang artinya variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap peningkatan
produksi.

2.3 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Bibit terhadap Produksi Kentang Cipanas
Variabel bibit memiliki nilai koefisien regresi 0,31 yang berpengaruh positif. Nilai ini
mengindikasikan besarnya elastisitas pengaruh penggunaan jumlah bibit terhadap produksi.
Hal Ini dapat diartikan bahwa apabila terjadi perubahan penggunaan jumlah bibit meningkat
sebesar 10% maka terjadi kenaikan produksi usahatani sebesar 3,1% dalam kondisi
penggunaan input lainnya tetap. Menurut Sastrahidayat (2011), bibit yang digunakan untuk 1
hektar lahan adalah sebesar 1.800 kg/ha. Namun, rata-rata penggunaan bibit didaerah
penelitian hanya sebesar 1.637 kg/ha. Hasil pengujian secara parsial variabel bibit diperoleh
nilai T-hitung>Ttabel (4,38>1,69) yang artinya bahwa penggunaan jumlah bibit berpengaruh
nyata terhadap produksi usahatani kentang cipanas. Bibit akan mempengaruhi hasilproduksi
kentang karena semakin banyak bibit yang digunakan maka akan semakin meningkatkan
produksi kentang cipanas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rizkiyah et al. (2014), menunjukkan bahwa thitung variabel bibit lebih besar dari pada t-tabel
yaitu sebesar (8,15>2,38) yang artinya variabel bibit berpengaruh nyata terhadap produksi.

2.4 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pupuk Phonska terhadap Produksi


Kentang Cipanas
Variabel pupuk phonska memiliki nilai koefisien regresi -0,50 yang berpengaruh
negatif, nilai ini mengindikasikan besarnya elastisitas pengaruh penggunaan pupuk phonska
terhadap produksi. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila terjadi peningkatan penggunaan
pupuk phonska sebesar 10% maka akan terjadi penurunan produksi usahatani sebesar 5%
dalam kondisi penggunaan input lainnya tetap. Rata-rata penggunaan pupuk phonska
didaerah penelitian adalah 191 kg/ha. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk
phonska oleh petani tidak sesuai anjuran. Yang mana dosis menurut anjuran adalah 100 kg/ha
(BALITBANG, 2021). Menurut Pusat Penyuluhan Pertanian (2019), Penggunaan pupuk
phonska yang berlebihan dapat menyebabkan sifat asam pada tanah menjadi berkurang.
Apabila penggunaannya berlebihan secara terus menerus akan membuat kemampuan tanah
dalam proses menyerap air semakin menurun dan dapat membuat kerusakan pada tanah.
Penggunaan pupuk phonska pada daerah penelitian dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
pemupukan pertama dan pemupukan susulan. Hasil pengujian secara parsial variabel phonska
diperoleh nilai T hitung>T-tabel (3,59>1,69) yang artinya bahwa penggunaan pupuk
phonskaberpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kentang cipanas. Pupuk phonskamerupakan
variabel penting dalam proses produksi pertanian. Pupuk phonskadapat membantu dalam proses
memperbesar ukuran umbi, membuat batangtanaman menjadi kuat dan meningkatkan petumbuhan
akar tanaman sehinggamempermudah menyerap air dan unsur hara. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryanto et al. (2018), menunjukkan bahwa nilai T-

7
hitung>T-tabel (4,82>2,02) yang artinya pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap
peningkatan produksi.

2.5 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pupuk SP 36 terhadap Produksi Kentang


Cipanas
Variabel pupuk SP 36 memiliki nilai koefisien regresi 0,26 yang berpengaruh positif,
nilai ini mengindikasikan besarnya elastisitas pengaruh penggunaan pupuk SP 36 terhadap
produksi. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila terjadi peningkatan penggunaan pupuk SP 36
sebesar 10% maka akan terjadi kenaikan produksi usahatani sebesar 2,6% dalam kondisi
penggunaan input lainnya tetap. Menurut BALITBANG (2021), anjuran penggunaan pupuk
SP 36 adalah 450 kg/ha. Sedangkan rata-rata petani di daerah penelitian hanya menggunakan
pupuk SP 36 sebesar 176 kg/ha. Hasil pengujian secara parsial variabel SP 36 diperoleh nilai
T-hitung>T tabel (3,23>1,69) yang artinya bahwa penggunaan SP 36 berpengaruh nyata
terhadap produksi usahatani kentang cipanas. Pupuk SP 36 dapat memacu pembentukan
bunga, mempercepat panen, memacu pertumbuhan akar dan meningkatkan daya tahan
terhadap hama dan penyakit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali
et al. (2020), menunjukkan bahwa nilai t-hitung>t-tabel (8,51>1,70) yang artinya pupuk SP
36 berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi.

2.6 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pupuk NPK terhadap Produksi Kentang
Cipanas
Variabel pupuk NPK memiliki nilai koefisien regresi 0,58 yang berpengaruh positif,
nilai ini mengindikasikan besarnya elastisitas pengaruh penggunaan pupuk NPK terhadap
produksi. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila terjadi peningkatan penggunaan pupuk NPK
sebesar 10% maka akan terjadi kenaikan produksi usahatani sebesar 5,8% dalam kondisi
penggunaan input lainnya tetap. Menurut BALITBANG (2021), pupuk NPK yang dianjurkan
adalah 150 kg/ha. Sedangkan petani di daerah penelitian menggunakan pupuk NPK sebesar
123 kg/ha. Hasil pengujian secara parsial variabel NPK diperoleh nilai T-hitung>Ttabel
(6,15>1,69) yang artinya bahwa penggunaan NPK berpengaruh nyata terhadap produksi
usahatani kentang cipanas. Pupuk NPK dapat meningkatkan produksi umbi dan
meningkatkan fotosintesis tanaman serta memperkuat akar tanaman. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Monica et al. (2021), menunjukkan bahwa t-hitung
variabel pupuk NPK lebih besar dari pada t-tabel yaitu sebesar (2,13>1,68) yang artinya
variabel pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi.
2.7 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Herbisida terhadap produksi kentang
cipanas
Variabel herbisida memiliki nilai koefisien regresi 0,13 yang berpengaruh positif,
nilai ini mengindikasikan besarnya elastisitas pengaruh penggunaan herbisida terhadap

8
produksi. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila terjadi perubahan penggunaan herbisida
meningkat sebesar 10% maka produksi akan meningkat sebesar 1,3% dalam kondisi
penggunaan input lainnya tetap. Hasil pengujian secara parsial variabel herbisida diperoleh
nilai Thitung>T-tabel (2,21>1,69) yang artinya bahwa penggunaan herbisida berpengaruh
nyata terhadap produksi usahatani kentang cipanas. Menurut Pusat Penyuluhan Pertanian
(2019), herbisida digunakan untuk mengendalikan tumbuhan pengganggu (gulma), seperti
rumput, alang-alang dan semak liar yang mengganggu tanaman kentang cipanas. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandei (2015), menunjukkan bahwa t-
hitung variabel herbisida lebih besar dari pada t-tabel yaitu sebesar (8,61>1,68) yang artinya
variabel herbisida berpengaruh nyata terhadap produksi. Berbeda dengan hasil estimasi
metode OLS, herbisida pada metode MLE merupakan variabel yang berpengaruh nyata
terhadap produksi kentang cipanas. Hal ini terjadi karena fungsi produksi yang diduga
dengan metode MLE dilakukanberdasarkan fungsi produksi maksimum, sementara pada
fungsi produksi dengan metode OLS berdasarkan fungsi produksi rata-rata petani. Hasil
pendugaan dengan metode MLE menggambarkan kinerja terbaik dari petani responden pada
tingkat teknologi yang ada. Sementara hasil estimasi dengan metode OLS menggambarkan
kinerja rata-rata petani, dengan demikian memungkinkan terjadi perbedaan variabel-variabel
yang berpengaruh pada metode OLS dan MLE.

9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kegiatan usahatani di daerah penelitian meliputi: kegiatan pemilihan bibit, persiapan
lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan dan pemanenan.
2. Penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk phonska, pupuk SP 36, pupuk
NPK, insektisida, herbisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi
usahatani kentang varietas cipanas, sedangkan fungisida tidak berpengaruh nyata
terhadap produksi usahatani kentang varietas cipanas.
3. Usahatani kentang varietas cipanas sudah efisien secara teknis dengan rata-rata
tingkat efisiensi teknis 0,81 atau 81%.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat diajukan beberapa saran agar pengelolaan
usahatani kentang cipanas di daerah penelitian ini lebih efektif dan efisien sehingga dapat
menghasilkan produksi yang maksimal sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan produksi usahatani kentang cipanas maka petani perlu
memperhatikan dalam budidaya kentang varietas cipanas yang dimulai dari pemilihan
bibit hingga panen.
2. Disarankan agar petani memperluas lahan yang digunakan, menambah jumlah bibit,
pupuk SP 36, pupuk NPK, dan fungisida, sedangkan untuk variabel pupuk phonska,
insektisida, dan tenaga kerja disarankan agar dapat dikurangi penggunaannya.
3. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti mengenai efisiensi ekonomi
usahatani kentang varietas cipanas.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Olivia%2520Sri%2520Wahyuni
%2520%2528D1B018153%2529%2520%2528Skripsi%2529.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai