Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KESUBURAN

TANAMAN

Disusun Oleh:
Widia Nazari (190310043)
Kesuburan Tanaman

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Kesuburan Tanaman tepat pada
waktunya. Selanjutnya, selawat dan salam penulis sanjungkan kepada Rasulullah
saw. beserta keluarga dan para sahabat Beliau. Karena Beliaulah kita menjadi
manusia yang berakal, berilmu, dan berakhlak mulia.
Tujuan penulisan laporan praktikum Kesuburan Tanaman ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas praktikum Kesuburan Tanaman. Pada kesempatan ini,
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.ir.YUSRA M.P yang
telah membimbing sehingga dapat mengumpulkan tugas tepat waktu. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi jika ada kesalahan
penulis mengharapkan masukan. Terakhir, semoga Allah swt. memberkahi
penulis dan pembaca sehingga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kita.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1.............................................................................................................Latar
Belakang Percobaan........................................................................... 1
1.2.............................................................................................................
Tujuan Percobaan............................................................................... 2
II METODE PERCOBAAN.......................................................................... 3
2.1............................................................................................................. Bahan
dan Alat............................................................................................... 3
2.2.............................................................................................................
Pelaksanaan Percobaan....................................................................... 4
2.3.............................................................................................................
Pengamatan......................................................................................... 4
III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 5
IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 11
4.1.............................................................................................................
Kesimpulan......................................................................................... 11
4.2............................................................................................................. Saran
............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12
LAMPIRAN – LAMPIRAN.......................................................................... 13

iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan
Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah dengan tujuan
untuk memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik kimia, fisik
maupun biologis. Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama di identikkan
dengan keberhasilan pemupukan dan pertanian berkelanjutan. Hal ini tidak hanya
karena mampu memasok bahan organik, tetapi karena berasosiasi dengan tanaman
pakan yang pada umumnya meningkatkan perlindungan dan konversasi tanah.
Kondisi ekonomi yang cukup berat bagi petani yaitu harga pupuk kimia yang
cukup mahal disatu pihak dan usaha mempertahankan dan meningkatkan
kesuburan tanah di pihak lain mengharuskan petani mempertimbangkan kembali
semua bentuk 2 pembenah organik yang tersedia setempat seperti pupuk kandang.
Pupuk kandang ini bisa berasal dari kotoran ayam, kotoran sapi, dan kotoran
kambing. Salah satu tanaman yang sering ditanam oleh petani adalah kangkung.
Kangkung (Ipomoea reptans Poir) termasuk sayuran yang sangat populer.
Kangkung merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis.
Kangkung juga sangat berkhasiat sebagai anti racun dan bisa mengobati berbagai
gangguan kesehatan. Kangkung terdiri dari dua jenis, yaitu kangkung akar yang
disebut kangkung cina yang tumbuh di lahan-lahan yang tidak tergenang air dan
kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit.
Perbedaan antara kangkung akar dan kangkung air yang terletak pada
warna bunga.Bunga kangkung air berwarna putih kemerah-merahan, sedangkan
kangkung akar berwarna putih bersih. Perbedaan lainnya pada bentuk daun dan
batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar daripada kangkung akar,
batang berwarna lebih hijau, sedangkan kangkung akar batang dan daunnya kecil,
warna batang putih kehijau-hijauan serta berbiji. Kangkung akar lebih banyak
bijinya daripada kangkung air itu sebabnya kangkung akar diperbanyak lewat biji,
sedangkan kangkung air dengan cara stek pucuk batang. Selain rasanya yang enak
kangkung juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi.
Kangkung banyak mengandung vitamin A, B, C, protein, kalsium, fosfor,
karoten dan sitosterol serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna
bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Dari segi ekonomi, tanaman sayuran
dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan masyarakat. Adanya arus globalisasi
di bidang perdagangan, maka orientasi pasar kangkung tidak hanya di dalam
negeri tetapi juga di pasar luar negeri yang justru lebih menjanjikan dimasa depan,
karena permintaan terus meningkat dan harga jualnya tinggi, akan lebih baik jika
mutu sayuran sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kualitas sayuran yang diinginkan oleh produsen adalah sayuran dengan
kualitas yang baik, kesegaran bentuk, warna dan tidak sama sekali mengandung
residu pestisida dan kandungan logam berat. Pengembangan sayuran di Indonesia
menghadapi beberapa kendala yang berkaitan dengan beberapa hal antara lain luas
lahan yang terbatas, teknik budidaya, pemasaran, kualitas sumber daya manusia
dan kebijakan pemerintah serta infrastruktur.

1
2

Secara umum tanaman sayuran termasuk kangkung merupakan tanaman


yang tumbuh subur pada tanah-tanah yang memiliki kandungan bahan organik
tinggi, karena bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah antara lain yaitu
seperti kemampuan tanah untuk menahan air, memperbaiki kesuburan tanah dan
meningkatkan aktivitas dan jumlah organisme tanah yang dapat menguntungkan.
Ketersediaan hara dalam tanah sangat dipengaruhi oleh adanya bahan organik.
Bahan organik yang umum digunakan adalah pupuk kandang. Penggunaan pupuk
kandang sudah sangat cukup lama diidentifikasikan dengan keberhasilan program
pemupukan dari pertanian berkelanjutan.
Hal ini disebabkan karena pupuk kandang memang dapat menambah
tersedianya unsur hara bagi tanaman. Selain itu, pupuk kandang juga mempunyai
pengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, dan dapat mendorong
perkembangan jasad renik. Diperlukan upaya untuk menjaga kesuburan tanah
serta kesehatan tanah yang berperan pada peningkatan produktivitas tanaman agar
dapat menghasilkan produk pangan aman berkualitas baik dan mampu bersaing di
pasar global yaitu dengan menggunakan pupuk kandang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
pupuk kandang untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung tersebut.
Pupuk kandang yang akan digunakan adalah pupuk kandang ayam, pupuk
kandang sapi, dan pupuk kandang kambing.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk dapat mengetahui pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kangkung. Dan dapat mengetahui jenis pupuk yang paling
baik dan kurang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung.
II. METODE PERCOBAAN
2.1 Bahan dan Alat
Alat yang diperlukan yaitu:
- Cangkul
- Mistar/penggaris
- Polybag
- Timbangan
- Ayakan
- Alat tulis
Bahan yang diperlukan yaitu:
- Benih kangkung
- Pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing
- Tanah
- Air
Cara kerja
1. Ambil tanah pada kedalaman olah 0-20 cm secara acak di beberapa tempat,
lalu dicampur sampai homogen.
2. Ayak tanah tersebut dengan ayakan tanah.
3. Timbang 3 kg tanah + 7,5 kg pupuk kandang sapi dan aduk sampai
homogen, kemudian isi kedalam polibag.
4. Setiap perlakuan dibuat dua ulangan.
5. Ulangi metode nomor 3 untuk pupuk kandang kambing dan pupuk kandang
ayam.
6. Siram media tanam dengan air sampai kapasitas lapang.
7. Biarkan selama 1 minggu (inkubasi) dan selama inkubasi setiap hari
disiram.
8. Setelah 1 minggu tanam bibit kangkung/sawi sebanyak-banyaknya.
9. Lakukan perawatan (penyiraman setiap hari, pengendalian gulma sesuai
keadaan).

3
4

10. Lakukan pengamatan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah
cabang setiap 7 hari sekali selama 3 kali.

2.2 Pelaksanaan Percobaan


Waktu pelaksanaan praktikum dimulai dari tanggal 15 November
2020 terhitung berakhir hingga pada tanggal 06 Desember 2020.
Kemudian tempat pelaksanaan praktikum dikarenakan pandemi covid-19
yang memaksa untuk harus melakukan praktikum di pekarangan rumah
secara mandiri. Praktikum pupuk dan pemupukan dilaksanakan setiap hari
sabtu pukul 08.00 - 09.00.
2.3 Pengamatan
Variable yang diamati pada praktikum ini yaitu tinggi tanaman, jumlah
daun, dan jumlah cabang.
1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan yaitu dari permukaan media
tanam atau pangkal tanaman sampai titik tumbuh yang tertinggi.Tinggi
tanaman diukur denga menggunakan mistar/penggaris. Hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa semua perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi tanaman. Pengukuran ini mulai dilakukan dari 1 minggu setelah
penanaman, seminggu sekali sampai tanaman siap panen.
2. Jumlah daun
Pengamatan jumlah daun yang dihitung yaitu seluruh daun
tanaman yang membuka penuh sempurna dan masih berwarna hijau,
menghitung jumlah daun dimulai dari daun paling bawah sampai daun
teratas. Pengamatan ini mulai dilakukan dari minggu pertama setelah
penanaman, hingga minggu ke tiga atau sampai tanaman siap panen.
3. Jumlah Cabang
Cabang yang diamati yaitu cabang primer atau yang tumbuh dari
batang tanaman, yang berukuran minimal 1 cm, pengamatan ini mulai
dilakukan 1 minggu setelah penanaman, seminggu sekali sampai tanaman
siap panen.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
A0 = TANPA PUPUK
A1 = KOTORAN SAPI
A2 = KOTORAN DOMBA
A3 = KOTORAN AYAM

Tabel 1 Minggu ke-1 (22 November 2020)


Jenis Pupuk Tinggi Jumlah daun Jumlah cabang
Tanaman
A0 4 cm 3 3
A0 3 cm 2 2
A1 5,5 cm 2 2
A1 4 cm 2 2
A2 5 cm 3 3
A2 4 cm 3 3
A3 7 cm 3 3
A3 6 cm 3 3

Tabel 3 Minggu ke-2 (29 November 2020)


Jenis Pupuk Tinggi Jumlah daun Jumlah cabang
Tanaman
A0 5 cm 5 5
A0 5,5 cm 4 4
A1 6 cm 5 5
A1 7 cm 4 4
A2 6.5 cm 6 6

5
6

A2 6 cm 5 5
A3 8 cm 6 6
A3 9.5 cm 7 7

Tabel 3 Minggu ke-3 (6 Desember 2020)


Jenis Pupuk Tinggi Jumlah daun Jumlah cabang
Tanaman
A0 6 cm 6 6
A0 7 cm 7 7
A1 7.5 cm 8 8
A1 8 cm 7 7
A2 9 cm 7 7
A2 8 cm 8 8
A3 10.5 cm 9 9
A3 9 cm 10 10

3.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa dari
empat percobaan tersebut dapat kita lihat dengan nyata bahwa yang
dominan mengalami pertumbuhan lebih cepat yaitu percobaan dari pupuk
kandang ayam. Kandungan N, P, dan K yang terkandung dalam kotoran
ayam memiliki kadar hara yang tinggi, sehingga kotoran ayam dapat
memperbaiki tingkat kesuburan pada tanah yang bermasalah seperti jenis
tanah Oxic Dystrudepts, serta dapat meningkatkan hasil produksi tanaman.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mayadewi (2007) bahwa pupuk
kandang memang dapat menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman
yang dapat diserap dari dalam tanah. Pengaruh pupuk kandang terhadap
perbaikan kesuburan tanah dan peningkatan hasil tanaman. Menurut
Raihan (2000) menyatakan bahwa penggunaan bahan organik pupuk
kandang ayam sebagai pemasok hara tanah dan meningkatkan retensi air,
apabila kandungan air tanah meningkat, proses perombakan bahan organik
akan banyak menghasilkan asam-asam organik, anion dari asam organik
7

dapat mendesak fosfat yang terikat oleh Fe da Al sehingga fosfat dapat


terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan
8

kotoran ayam berpengaruh positif pada tanah masam berkadar bahan


organik rendah karena pupuk organik mampu meningkatkan kadar P, K,
Ca dan Mg tersedia.
Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada A3 (7 cm). Hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan
memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Semakin tinggi
level dengan pemberian pupuk maka semakin tinggi pertumbuhan
tanaman. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang ayam memiliki unsur
hara yang diperlukan tanaman seperti N, P, K serta unsur hara mikro
berupa Zn, Fe, Mo dimana menurut Lingga dan Marsono (2008) pupuk
kandang ayam mengandung unsur N : 1,3%, P2O5 : 1,3% dan K2O :
0,8%.
Pupuk kandang ayam merupakan sumber yang baik bagi unsur-
unsur hara makro dan mikro dan mampu meningkatkan kesuburan tanah
serta menjadi substrat bagi mikroorganisme tanah dan meningkatkan
aktivitas mikroba sehingga lebih cepat terdekomposisi. Unsur hara yang
terkandung dalam pupuk kandang ayam terutama unsur hara makro yaitu
N, P, dan K berguna bagi pertumbuhan tanaman, dimana unsur N
dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, unsur K pertumbuhan
batang yang lebih kokoh dan kuat, dan unsur P digunakan untuk
merangsang pembungaan dan pembuahan, pertumbuhan akar.
Pemupukan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kekurangan hara, terutama nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang
merupakan unsur-unsur hara makro yang berperan penting dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan N, P, dan K di dalam
tanah adalah faktor yang paling membatasi untuk mendapatkan
pertumbuhan dan hasil maksimum dari tanaman yang dibudidayakan.
Pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun tanaman dapat dilihat pada
Tabel 2. Rataan jumlah daun terbanyak pada A3 (7 lbr). Maka, semakin
banyak daun semakin tinggi fotosintesis yang terjadi. Daun berfungsi
sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan, efektif dalam penyerapan
9

cahaya dan cepat dalam pengambilan CO2. Pupuk kandang ayam lebih
baik dalam meningkatkan kesuburan tanah karena cepat terdekomposisi
dan mengandung unsur hara yang lebih lengkap (makro dan mikro) serta
mikroorganisme yang ada di dalamnya mampu menguraikan tanah
menjadi lebih
10

baik, sehingga beberapa unsur hara dalam tanah seperti P mudah


tersedia dan diserap tanaman. Unsur hara P dan K banyak dibutuhkan
untuk pertumbuhan batang dan cabang dan berfungsi juga untuk
pembentukan karbohidrat sehingga menghasilkan jumlah daun yang
banyak. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya pemberian pupuk
kandang ayam, yang diketahui memiliki keunggulan kandungan nitrogen
lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing,
atau tanpa pupuk. Penelitian menggunakan pupuk kandang ayam dengan
dosis 7,5 ton/ha pada tanaman kangkung memperoleh lebih tinggi
pencapaian hasil.
Hal ini menunjukan keunggulan kangkung dalam hal penyerapan
unsur hara terutama unsur hara N dan P dan K lebih efektif, sehingga
terlihat pada pertumbuhan panjang daun yang lebih baik. Kangkung
mempunyai sifat adaptifnya yang cukup tinggi dan dalam hal penyerapan
hara sehingga dapat dikembangkan di berbagai kondisi lahan di Indonesia.
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoransapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia
dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro,
meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar kation.
Perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran sapi menghasilkan
pertumbuhan terhadap tanaman kangkung. Namun dengan uji percobaan
kotoran ayam lebih cepat mengalami pertumbuhan dibanding dengan
kotoran sapi. Namun demikian juga, dapat kita lihat pada tabel diatas
perlakuan terhadap pemupukan dengan kotoran kambing juga dapat
mengalami pertumbuhan.
Kotoran kambing memiliki unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman tetapi perlu untuk dilakukan pengomposan sebelum digunakan
sebagai pupuk pada tanaman karena kotoran kambing memiliki rasio C/N
yang tinggi.
Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-
butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh
terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio
11

C/N pukan kambing umumnya masih di atas 30.


Dari hasil pengamatan dapat kita simpulkan bahwasanya pupuk
kandang kotoran ayam sangat cocok dalam penanaman kangkung
dikarenakan dengan
12

lebih cepat mengalami pertumbuhan dan sangat bagus terhadap


perkembangan tanaman tersebut. Pada tabel 3 kita bisa mengamati kotoran
ayam lebih efektif digunakan. Kemudian, pemupukan dengan
menggunakan pupuk kandang sapi juga bagus dan tingkat
pertumbuhannya cepat. Jika terhadap pupuk kandang kambing bisa
digunakan terhadap tanaman, namun tingkat pertumbuhan tanaman
kangkung lambat tidak seefektif perlakuan dengan pupuk kandang ayam.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. TAHAP INKUBASI


13
14

Gambar 2. PERTUMBUHAN MINGGU PERTAMA

Gambar 3. PERTUMBUHAN MINGGU KEDUA

Gambar 3. PERTUMBUHAN MINGGU KETIGA


IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah dengan tujuan untuk
memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik kimia, fisik
maupun biologis. Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama di identikkan
dengan keberhasilan pemupukan dan pertanian berkelanjutan. Pupuk kandang ini
bisa berasal dari kotoran ayam, kotoran sapi, dan kotoran kambing. Salah satu
tanaman yang sering ditanam oleh petani adalah kangkung.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
pemberian pupuk kandang ayam sampai dengan dosis 7,5 ton/ha memberikan
pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang daun tanaman
kangkung sebagai pakan.
4.2 Saran
Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan hasilnya memuaskan sebaiknya
memperhatikan dosis dan aturan pemupukan dengan benar. Karena tanaman
membutuhkan perawatan yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung
melalui perlakuan pupuk kandang yang ditanam dalam polybag menunjukan hasil
yang cukup baik. Maka perlu memulai teknologi budidaya tanaman kangkung
melalui pemberian pupuk kandang. Perlakuan pupuk kandang bisa dijadikan
pengetahuan dan dasar dalam membudidayakan tanaman kangkung oleh petani
Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ACER/Downloads/EFEKTIFITAS%20PEMBERIAN%20PUPUK
%20ORGANIK%20KOTORAN%20SAPI%20-%20Copy%20(2).pdf
https://www.researchgate.net/publication/
326135380_EFEKTIFITAS_PEMBERIAN_PUPUK_ORGANIK_KOTORAN_S
API_TERHADAP_PERTUMBUHAN_DAN_HASIL_TANAMAN_KANGKUN
G_DARAT_Ipomoea_reptans_Poir
https://dianilupitasari.blogspot.com/2014/04/makalah-pupuk-organik.html
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/04pupuk
%20kandang.pdf

16
17
LAMPIRAN-LAMPIRAN

lampiran 1 PERHITUNGAN KEBUTUHAN PUPUK

Menurut Hardjoewigeno (2003), perhitungan kebutuhan pupuk untuk tiap tiap


hektar tanah yang di dasarkan pada berat tanah per hektr.berat tanah 1 hektar,tebal
tanah 20cm dan bulk density(bobot isi)tanah 1g/cc adalah
1ha=100m x 100 m
=10.000.000 m2
=100.000.000 cm2
Volume tanah sedalam 20 cm
=1 x 2.000.000g
=2.000.000.000 g
=2.000.000 .000 cm3
Bulk density=1g/cc
=1 x 2.000.000.000g
=2.000.000 kg
Untuk memudahkan perhitungan,berat tanah 1 hektar (tanah mineral) sering
dianggap sama dengan 2.000.000 kg
Lampiran 2 PERHITUNGAN BAHAN ORGANIK

Dari literatur (Pujiyanto, 1997) sudah pernah membahas tentang rumus untuk
menghitung kebutuhan bahan organik untuk tanah-tanah tertentu. Rumus ini
‘benar’, namun menurut saya tidak praktis dan kurang ekonomis. Meskipun
demikian, rumus ini bisa dijadikan acuan untuk memperkirakan kebutuhan bahan
organik pada tanah-tanah tertentu.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

P = (Q – R)/100 x B

18
19

di mana:
P : kebutuhan bahan organik (ton/ha)
Q : kadar bahan organik tanah yang dikehendaki (%)
R : kadar bahan organik yang ada di tanah saat ini (%)
B : bobot tanah tiap hektar lahan

Bobot tanah/ha = luas x kedalaman x bobot jenis tanah


= 10 000 m2 x 0.2 m x 1.2 ton/m3
= 2 400 ton

Jadi untuk meningkatkan satu 1% bahan organik tanah dibutuhkan kurang lebih24
TON bahan organik/ha. Jumlah ini sangat besar, kurang lebih 5 truk.

Lampiran 3 PERHITUNGAN KETERSEDIAN UNSUR HARA PADA


PUPUK

Misal :  pupuk urea sebanyak 50 kg, KCl 50 kg, dan SP-36 50 kg. tentukan berapa
N, P2O5, dan K2O yang tersedia!. Maka :

N pada Urea = 45/100 x 50 kg = 22,5 kg

P2O5 pada SP-36 = 36/100 x 50 kg = 18 kg

K2O pada KCl = 60/100 x 50 kg = 30 kg

Anda mungkin juga menyukai