PENYUSUN :
KELOMPOK 2 :
1. ADELINA PRAMUDYA WARDHANI
2. DESNAWATI R.S MAUTAKAI
3. DOMINGGUS YOHANNES SERRAN
4. REVANZA BAGAS RADHITYA
5. ZULAISYAH
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
V. PENUTUP ......................................................................................................... 12
LAMPIRAN ............................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk organik adalah pupuk yang mengandung sebagian atau seluruh bahan
termasuk bahan organik dari tumbuhan atau hewan setelah lewat proses
rekayasa, baik padat maupun cair. Penggunaan pupuk organik atau dalam
bentuk padat atau cair, memberikan efek yang lebih baik daripada dengan
penggunaan pupuk anorganik.
Baru-baru ini, pupuk organik menjadi popular karena meningkatnya
kesadaran masyarakat tentang efek berbahaya dari penggunaan pupuk kimia.
Pupuk organik bermanfaat untuk meningkatkan hasil panen, mengurangi
pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas tanah secara berkelanjutan.
Tidak hanya bermanfaat bagi tanaman, pupuk organik merupakan sumber
utama nitrogen bagi tanah, dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
dan lingkungan.
Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik
adalah limbah ternak. Limbah ternak merupakan limbah sisa dari kegiatan
komersial. Pembiakan merupakan salah satu jenis kegiatan ternak. Limbah ini
termasuk limbah padat serta limbah cair seperti feses, urine dan residu lainnya.
Isi limbah ternak yang mengandung nutrisi atau padatan berupa
mikroorganisme yang dihasilkan dari Kotoran hewan yang menyebabkan
pencemaran lingkungan.
Polusi Bentuk dengan bau tidak sedap yang disebabkan oleh gas, khususnya
gas amoniak (NH3) dan gas hidrogen sulfida (H2S). Kedua gas ini pada
konsentrasi tertentu membuat ternak dan penggembala cemas akan
kenyamanan.
Burung puyuh merupakan salah komoditas unggas yang sedang
berkembang populer di Indonesia. Ini telah terbukti dengan banyak orang
berminat memelihara burung puyuh dan meningkatnya jumlah orang
mengkonsumsi produk-produk tersebut. Selain mengkonsumsi produknya,
sebagian masyarakat memanfaatkan kotorannya sebagai bahan untuk dibuat
pupuk organic cair yang mudah dan terjangkau.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara memanfaatkan kotoran puyuh menjadi POC
2. Untuk mengetahui manfaat POC bagi tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kotoran Burung Puyuh
Pupuk organik sangat penting dalam pertanian pertanian. Pupuk
organik tidak hanya mengandung unsur hara esensial yang juga dibutuhkan
tanaman dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang meliputi struktur, tekstur,
berat isi dan lain-lain. Selain bisa berproduksi secara mandiri, harga pupuk
organik lebih terjangkau dibandingkan dengan pupuk kimia seperti NPK
dan urea. Praktik pembuatan pupuk organik relatif mudah karena hanya
bergantung pada limbah ternak penambahan bahan lain seperti dolomit dan
EM4. Proses pembuatan pupuk organik fermentasi dari kotoran burung
puyuh dimulai dari mengambil kotoran burung puyuh di kandang.
Kegiatan produksi pupuk organik fermentasi dari kotoran ternak
burung puyuh memiliki kemampuan untuk mengurangi pencemaran limbah
ternak lingkungan dan pupuk organik yang dihasilkan dapat menyuburkan
lahan pertanian. Penggunaan pupuk anorganik juga dapat dikurangi untuk
menjaga kesuburan dan kelestarian lahan pertanian. Selain itu, Anda juga
bisa membuat pupuk organik sendiri menghilangkan kotoran burung puyuh
atau limbah ternak lainnya, serta dapat menghemat biaya dalam pembelian
pupuk.
Pemberian pupuk kandang untuk tanaman sawi putih berkisar antara
10 – 20 ton perhektar (Rahmat dan Gerard, 1995). Salah satu alternatif
pupuk kandang yang dapat digunakan adalah pupuk kandang kotoran
burung puyuh. Kotoran yang di buang begitu saja pada tempat-tempat
terbuka akan menyebabkan pencemaran lingkungan karena baunya lebih
menyengat dari pada kotoran ayam atau unggas lainnya, namun demikian
kotoran burung puyuh masih bisa dimanfaatkan untuk dibuat pupuk yang
sangat baik untuk tanaman sayuran dan tanaman hias dan juga bisa untuk
bahan makanan (konsentrat) bagi ternak (Listiyowati dan Roospitasari,
1992).
Kotoran burung puyuh mengandung zat organik esensial untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bahan organik merupakan
bagian dari terutama pupuk kandang. Bahan organic termasuk bangkai
tumbuhan dan hewan beberapa menderita cuaca buruk dan TPA.
Penimbunan bahan-bahan organik tanah mempengaruhi sifat-sifat tanah dan
akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
melalui bahan organik bertindak sebagai sumber unsur sumber nutrisi dan
energi bagi sebagian besar tubuh kehidupan duniawi. Sifat tanah
dipengaruhi oleh bahan organik masukan meliputi sifat fisik tanah, biologi
tanah dan kimia tanah
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan kami dapatkan pembahasan sebagai
berikut :
Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pada umumnya pupuk cair organik
tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering mungkin. Selain
itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos
(Lingga dan Marsono, 2003).
Kotoran burung puyuh merupakan salah satu jenis pupuk kandang. Pupuk
kandang kotoran burung puyuh ini termasuk pupuk panas, cepat terurai sehingga
langsung diserap oleh tanaman. Kotoran burung puyuh selain mudah diperoleh juga
merupakan salah satu jenis pupuk kandang yang cukup baik untuk dijadikan pupuk
bagi tanaman.
Kotoran burung puyuh merupakan salah satu contoh permasalahan yang ada
di bidang peternakan. Banyak kasus yang telah menunjukkan bahwa peternak
puyuh membuang kotoran burung puyuh tanpa dimanfaatkan terlebih dahulu,
kotoran puyuh sangat sayang apabila dibuang tanpa dimanfaatkan. Kotoran burung
puyuh dapat diolah menjadi pupuk organik untuk menjadi pupuk melon, bawang
merah dan sebagai dijadikan POC.
Pupuk organik kotoran burung puyuh memiliki kandungan unsur hara yang
tinggi, mudah terurai, dan mudah diserap sehingga berfungsi merangsang
pertumbuhan tanaman. Kotoran burung puyuh merupakan salah satu jenis pupuk
kandang. Pupuk kandang kotoran burung puyuh ini termasuk pupuk panas, cepat
terurai sehingga langsung diserap oleh tanaman. Kotoran burung puyuh selain
mudah diperoleh juga merupakan salah satu jenis pupuk kandang yang cukup baik
untuk dijadikan pupuk, karena mengandung unsur-unsur hara makro (Ca, P, N, K,
dan CI) dan unsur hara mikro (Fe, Cu, Zn, Mn, dan Mo) yang diperlukan oleh 3
tanaman.
Pupuk organik ramah terhadap lingkungan, mengandung bahan penting
yang dibutuh-kan untuk menciptakan kesuburan tanah baik fisik, kimia dan
biologi. Pupuk organik pun dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah di
samping sebagai sumber hara penting bagi tanah dan tanaman. Penggunaan pupuk
organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan
dan dapat mencegah degradasi lahan sehingga penggunaannya dapat membantu
upaya konservasi tanah yang lebih baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan POC dari kotoran puyuh diperlukan kotoran puyuh
dengan campuran magot juga beberapa cairan seperti Em4, Molases dan air sebanyak
10 liter. Pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan di lahan belakang Sekretariat
Asrama Polbangtan Malang ini diharapkan hasil pupuknya dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk utama pada tanaman sayuran milik kelompok praktikum kami.
Pengolahan pupuk dari bahan dasar kotoran puyuh dilakukan untuk mengurangi
banyaknya pencemaran udara akibat limbah kotoran puyuh yang berjumlah banyak
dan tidak dimanfaatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, M. Y., Hidayat, R., Sofiyanti, M., & Pratama, R. W. (2022). Pembuatan
Pupuk Organik Fermentasi Berbahan Dasar Kotoran Burung Puyuh. Jurnal
Pusat Inovasi Masyarakat (PIM), 4(2), 69-74.
Cahyono, E. W., Hutabarat, J., & Herawati, V. E. (2015). Pengaruh pemberian
fermentasi kotoran burung puyuh yang berbeda dalam media kultur
terhadap kandungan nutrisi dan produksi biomassa cacing sutra (Tubifex
sp.). Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(4), 127-135.
Maknun, L., Kismiati, S., & Mangisah, I. (2015). Performans produksi burung
puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan perlakuan tepung limbah
penetasan telur puyuh. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of
Animal Science), 25(3), 53-58.
Ralahalu, T. N., Labetubun, J., & Rajab, R. (2022). APLIKASI PEMBERIAN
PAKAN KOMERSIL AYAM PETELUR PAR L TERHADAP
KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI dan BERAT TELUR PUYUH
(Coturnix-coturnix japonica). Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman,
10(1), 17-22.
Hasani, I., Syakirin, M. B., & Mardiana, T. Y. (2017). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
KOTORAN AYAM DAN BURUNG PUYUH PADA MEDIA KULTUR DENGAN
DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia sp. Pena
Akuatika: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 15(1).
Syafitri, F., Afriani, D. T., & Manulang, H. M. (2022). KOMBINASI PUPUK KOTORAN
AYAM, BURUNG PUYUH DAN KULIT SINGKONG TERFERMENTASI PADA
MEDIA KULTUR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP
PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia sp. Jurnal Aquaculture Indonesia, 2(1), 39-
46.
LALU MUHAMAD ZULKIPLI, E. F. E. N. D. I. (2022). PERTAMBAHAN BOBOT DAN
PANJANG BADAN MAGGOT BSF YANG DIBUDIDAYA PADA MEDIA KOTORAN
AYAM PETELUR DAN KOTORAN BURUNG PUYUH (Doctoral dissertation,
Universitas Mataram).
LAMPIRAN