Disusun oleh :
Kelas 6 C2
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Sistem Pertanian
Terpadu ini tepat pada waktu yang direncanakan. Penulis berharap makalah ini nantinya dapat
menambah penguasaan ilmu peternakan bagi mahasiswa bersangkutan.
Pada makalah ini penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini. Oleh karena
itu, jika ada kesalahan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sebagai perbaikan di masa mendatang. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Pengertian Limbah Peternakan..............................................................................................3
2.2 Limbah Organik dan Limbah An-organik........................................................................4
2.3 Penanganan Limbah Ternak..............................................................................................5
2.4 Limbah Ternak Sebagai Bahan Pakan dan Media Tumbuh..............................................5
2.5 Limbah Ternak Sebagai Penghasil Gasbio.......................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hewan ternak mengeluarkan kotoran dalam jumlah banyak sebagai hasil limbah.
Pada ternak sapi, jumlah kotoran yang dikeluarkan setiap hari berkisar 12% dari berat tubuh
dan apabila tidak diolah dengan baik akan menjadikan limbah serta pencemaran lingkungan,
karena kotoran ternak mengandung NH3, NH dan senyawa lainnya. Kandungan yang masih
terdapat dalam kotoran ternak dapat mencemari lingkungan dan masyarakat sekitar jika tidak
dapat diolah dengan baik. Kotoran yang masih mengandung beberapa nutrien dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Tidak sedikit anggota kelompok ternak belum memahami betul tentang bagaimana
dampak yang ditimbulkan akibat limbah yang dihasilkan dibuang kelingkungan sekitar tanpa
pengolahan terlebih dahulu, sehingga mencemari lingkungan di sekitar kandang sapi
komunal. Bila tidak dikelola dengan baik, limbah yang dihasilkan akan menimbulkan
masalah pada aspek produksi dan lingkungan seperti menurunkan kualitas susu yang
dihasilkan, menimbulkan bau, dan menjadi sumber penyebaran penyakit bagi ternak dan
manusia. Selain itu bila berdekatan dengan lokasi perumahan akan menimbulkan protes dari
masyarakat, dan pencemaran air. Limbah yang dihasilkan dari aktivitas ternak sapi
mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi berbagai macam produk yang bermanfaat,
contoh yang sederhana adalah memanfaatkan limbah peternakan menjadi pupuk organik
(padat dan cair) atau mengolahnya menjadi biogas.
Keberhasilan pengelolaan limbah peternakan sangat dipengaruhi oleh teknik
penanganan yang dilakukan, yang meliputi teknik pengumpulan (collections), pengangkutan
(transport), pemisahan (separation) dan penyimpanan (storage) atau pembuangan (disposal)
(Merkel, 1981). Demikian pula pemanfaatannya baik sebagai pupuk organik, bahan bakar
biogas maupun pakan ternak. Penanganan dan pemanfaatan limbah ternak merupakan inovasi
dalam pengelolaan limbah ternak. Suatu inovasi tidak akan berguna tanpa adanya adopsi.
Adopsi menyangkut proses pengambilan keputusan. Keputusan peternak untuk melakukan
atau tidak melakukan pengelolaan limbah ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
saling berkaitan.
1
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik sangat mendukung usaha
pertanian tanaman sayuran. Dari sekian banyak kotoran ternak yang terdapat di daerah sentra
produksi ternak banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian dintaranya
terbuang begitu saja, sehingga sering merusak lingkungan yang akibatnya akan menghasilkan
bau yang tidak sedap.
1.3 Tujuan
1. Untuk solusi agar peternak bisa memanfaatkan limbah peternakan menjadi suatu produk
yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.
2. Memberikan pandangan bebrapa produk yang dapat dihasilkan dari limbah peternakan.
3. Untuk mengetahui beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam pengolahan limbah
peternakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Limbah peternakan dan pertanian dapat digolongkan ke dalam tiga golongan khusus
yaitu: limbah padat, limbah cair dan limbah gas (dalam jumlah kecil). Berdasarkan
pemahaman tersebut maka dapat dijelaskan bahwa:
1. Limbah cair adalah bahan/material limbah yang dapat mengalir bebas (free-flowing)
melalui saluran drainase.
2. Limbah padat adalah bahan/material limbah yang tidak dikeluarkan atau dibuang melalui
cerobong atau saluran drainase atau tidak dapat mengalir dengan sempurna.
3. Limbah gas adalah gas yang dihasilkan akibat proses pembusukan ataupun fermentasi
dari limbah ternak padat maupun cair.
4. Limbah hasil sampingan peternakan merupakan limbah yang dihasilkan dari proses
pemotongan RPH dan RPA maupun hasil proses pengolahan produk peternakan.
3
Dari penjelasan di atas maka secara sfesifik, limbah ternak (animal waste) diartikan
sebagai seluruh hasil limbah ternak/hewan yang mengandung zat kimia berupa sampah bahan
padat, cair dan gas yang dapat menimbulkan polusi serta menganggu kesehatan. Sebagian
besar juga mengatakan bahwa limbah adalah limbah yang sama sekali tidak berguna dan
harus dibuang, namun jika pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka akan
menimbulkan penumpukan dan ganguan lingkungan. Limbah ternak juga diartikan sisa
buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah
potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah
padat dan limbah cair seperti feses, urin, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah,
bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain (Sihombing, 2000). Semakin
berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat.
4
dan sebagainya yang dibuang melalui saluran pembuangan. Limbah an-organik juga
mencakup limbah cair dari industri dan perdagangan. Pemisahan dan pengeringan limbah
rumah tangga menjadi grey water dan black water menjadi lebih umum di negara maju.
5
didalamnya terdapat senyawa toksik untuk ternak. Untuk itu pemanfaatan limbah ternak
sebagai makanan ternak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Tinja ruminansia juga telah
banyak diteliti sebagai bahan pakan termasuk penelitian limbah ternak yang difermentasi
secara anaerob (Prior et al., 1986).
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Adityawarman, A. C., Salundik, S., & Cyrilla, L. (2015). Pengolahan Limbah Ternak Sapi
Secara Sederhana di Desa Pattalassang Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 3(3), 171-177.
Saputro, D. D., Wijaya, B. R., & Wijayanti, Y. (2014). Pengelolaan limbah peternakan sapi
untuk meningkatkan kapasitas produksi pada kelompok ternak patra sutera. Rekayasa:
Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran, 12(2), 91-98.
Setiawan, A. (2013). Pengelolaan Limbah Ternak pada Kawasan Budidaya Ternak Sapi Potong
di Kabupaten Majalengka (Waste Management at Beef Cattle Raising Area in
Majalengka). Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 13(1).
Sukamta, S., Shomad, M. A., & Wisnujati, A. (2017). Pengelolaan limbah ternak sapi menjadi
pupuk organik komersial di Dusun Kalipucang, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta.
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks, 5(1), 1-10.