Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN

TUGAS MINGGU KE-1

Oleh :

Kristina Delvina Gultom (175050100111186)


Kelas O

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah praktikum matakuliah Sistem Pertanian Terpadu. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya
hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengolahan Limbah
Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya dan dalam proses penyusunan
makalah ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan
rasa terima kasih kepada Dosen pengampu yang selalu memberikan ilmu serta
bimbingannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Semoga Makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu
peternakan serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kami juga menyadari bahwa Makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka
dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi
penyusunan Makalah dengan tema serupa yang lebih baik lagi.

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ...............................................................................................................ii


Daftar Isi .........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5
2.1 Pengolahan Limbah Ternak.....................................................................................5
2.2 Berbagai Pengolahan Limbah Ternak.....................................................................6
2.1.1 Pupuk Kandang.................................................................................................6
2.1.2 Bokasi................................................................................................................6
2.1.3 Kompos.............................................................................................................6
2.1.4 Pengolahan Energi Biogas................................................................................7
2.1.5 Pembuatan Pupuk Cair......................................................................................7
2.3 Dampak Pengabaian Limbah Ternak.....................................................................8
2.4 Undang undang Limbah Peternakan......................................................................8
BAB III Penutup .............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................9
3.2 Saran ...........................................................................................................................9
Daftar Pustaka ................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
memberi banyak manfaat bukan hanya bagi masyarakat namun juga terhadap
lingkungan. Pada satu sisi, pengolahan limbah dapat mengurangi dampak terhadap
lingkungan. Disisi lain, pengolahan limbah memberikan keuntungan financial karena
pengolahannya menghasilkan produk yang mempunyai daya jual.
Limbah peternakan adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sisa semua kegiatan
yang dilakukan dalam usaha peternakan. Sedangkan limbah ternak adalah bahan
buangan yang dihasilkan dari sisa kegiatan metabolisme ternak, yang terdiri atas feses,
urin, keringat dan sisa metabolisme yang lain.
Limbah adalah sisa proses produksi atau air buangan pabrik. Limbah ternak
menurut Chalik (2009) adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak
dan lain sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti
feses, urine, sisa pakan darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, ternak mati dan
lain-lain.
Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin
meningkat. Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari spesies ternak,
besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Limbah ternak dalam jumlah yang besar
akan menimbulkan polusi jika tidak di kelola dengan baik.0
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana urgensi pengelolaan limbah peternakan?
1.2.2 Bagaimana kasus dampak pengabaian pengelolaan limbah peternakan ?
1.2.3 Apakah aturan dan Undang undang di Indonesia yang berkaitan dengan
pengelolaan limbah Peternakan ?
1.2.4 Bagaimana Pengelolaan limbh peternakan pada rumah potong ?
1.3 Tujuan
1. Sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Pengelolaan Limbah
Peternakan
2. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama mengenai
pengelolaan limbah peternakan
3. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah peternakan
4. Untuk mengetahui Prinsip pengelolaan limbah ternak untuk menjaga
lingkungan. Penanganan Limbah ternak berdasarkan pengelolaannya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengolahan Limbah Ternak
Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memberikan
banyak manfaat. Disisi lain, pengolahan memberikan keuntungan finansial karena
pengolahannya menghasilkan produk yang berdaya jual. Limbah ternak memiliki
berbagai manfaat seperti untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, sumber
enegi dan media bagi tujuan lainnya.
Pengolahan limbah ternak tergantung pada jenis/spesies ternak, jumlah
ternak, tata laksana pemeliharaan, areal yang tersedia dan target penggunaan
limbah.Untuk penggunaan limbah padat dapat diolah menjadi pupuk kandang,
pupuk hijau, bokashi dan kompos. Sedangkan pengolahan limbah cair dapat diolah
secara fisik, kimia dan biologi.
Pengolahan secara fisik disebut juga pengolahan primer (primer treatment).
Proses ini merupaka proses termurah dan termudah, karena tidak memerlukan biaya
operasi yang tinggi. Metode ini hanya digunakan untuk memisahkan partikel-
partikel padat di dalam limbah.
Pengolahan secara kimia disebut juga pengolahan sekunder (secedari
treatment) yang biasanya lebih mahal dibandingkan dengan proses pengolahan
secara fisik. Metode ini umumnya digunakan untuk mengendapkan bahan-bahan
berbahaya yang terlarut dalam limbah cair menjadi padat.
Pengolahan secara biologi merupakan tahap akhir dari pengolahan sekunder
bahan-bahan organik yang terkandung di dalam limbah cair. Limbah yang hanya
mengandung bahan organik saja dan tidak mengandung bahan kimia yang
berbahaya, dapat langsung digunakan untuk mengairi areal pertanian atau didahului
dengan pengolahan secara fisik.
Berdasarkan sumbernya maka pupuk dapat digolongkan kedalam pupuk
organik yang terdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, kompos dan humus.
Sedangkan pupuk anorganik terdiri dari pupuk N (urea), P (TSP), K (KCL), dan
lain-lain. Adapun keunggulan pupuk organik yaitu memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan daya serap terhadap air, meningkatkan kondisi kehidupan di dalam
tanah dan sumber bahan makanan bagi tanaman.

2.2 Berbagai Pengolahan Limbah Ternak

5
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang
kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa
dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.
Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air
kencing (urine) hewan. Pupuk kandang telah lama digunakan oleh petani karena
bahannya mudah didapat, hasil dapat digunakan dalam waktu singkat, mengandung
unsur hara makro dan mikro. Keuntungan pemakaian pupuk kandang antara lain
dapat memperbaiki kesubura fisik dan kimia tanah, meningkatkan kegiatan
mikroorganisme tanah dan mengeluarkan hormone yang merangsang pertumbuhan
tanaman (auxin, gibberelin dan cytokinin)(Jumin, 2005).
b. Bokasi
Menurut Retebana (2005), bokasi adalah hasil fermentasi bahan organik
dengan inokulasi EM4 (effective microorganism 4). EM4 sendiri mengandung
Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur
pengurai selulosa. Mikroorganisme tersebut berfungsi untuk memfermentasikan
bahan organic tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar
tanaman. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di
sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam,
pupuk kandang atau serbuk gergajian. Secara umum bokasi memiliki keunggulan
yaitu meningkatkan keragaman mikroba, meningkatkan persediaan unsure hara
bagi tanaman, mencegah serangan hama dan penyakit serta memperbaiki sifat fisik
maupun sifat kimia tanah.
c. Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-


bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah
proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar
kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan
yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan

6
aktivator pengomposan. Seperti halnya dengan pupuk organik lainnya, kecuali
dipengaruhi oleh proses pembuatannya, kualitas kompos sebagai pupuk organik
akan dipengaruhi oleh bahan asalnya (koanak, 2005).

Limbah dari peternakan dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna dan apabila
peternak tidak memiliki lahan pertanian maka hasil pengolahan limbah dalam
bentuk pupuk kandang, pupuk hijau, bokasi, maupun kompos dapat dijual sehingga
menambah pendapatan dari peternak dan lingkungan usaha peternakan tetap terjaga
sanitasinya.

Manfaat kompos
- Memperbaiki struktur tanah

- Menaikan daya serap tanah terhadap air

- Menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah

- Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman

d. Pengolahan Energi Biogas


Energi biogas mengandung nilai kalori lebih dari bahan bakar lainnya,
artinya akan lebih banyak panas yang dihasilkan untuk memasak dan lebih cepat
proses memasak tersebut. Dalam pemakaian biogas, bau kotoran kotoran ternak
akan berkurang karena proses penguraian bahan organik yang berlangsung. Selain
itu pencemaran karena asap seperti pada proses memasak dengan kayu sedikit saja
terjadi. Nilai kalori biogas 15.000 KJ/Kg.
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara
anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebagian
besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida. Gas
yang terbentuk gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh
sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk
fermentasi adalah 30-550C. Pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja
secara optimal merombak bahan-bahan organik.
e. Pembuatan pupuk cair
Pupuk cair mulai sering diaplikasikan dewasa ini terutama sejak
berkembangnya tanaman hidroponik. Sebenarnya, selain untuk hidroponik, pupuk

7
cair juga dapat dimanfaatkan untuk tanaman cara bertani non hidroponik/biasa.
Pupuk cair lebih mudah diformulasi dan diracik sesuai dengan kebutuhan tanaman.

2.3 Dampak Pengabaian Limbah Peternakan

Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial
untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran.
Suatu studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan melaporkan bahwa
total sapi dengan berat badannya 5.000 kg selama satu hari, produksi manurenya
dapat mencemari 9.084 x 10 7 m3 air. Selain melalui air, limbah peternakan sering
mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang
biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air
manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.
Kehadiran limbah ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan
pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan
penggemukan sapi yang paling hebat ialah sekitar pukul 18.00, kandungan debu
pada saat tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang
dapat ditolelir untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3)
Salah satu akibat dari pencemaran air oleh limbah ternak ruminansia ialah
meningkatnya kadar nitrogen. Senyawa nitrogen sebagai polutan mempunyai efek
polusi yang spesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi
penurunan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan
konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil proses nitrifikasi yang terjadi di dalam air
yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air (Farida, 1978).
Hasil penelitian dari limbah cair Rumah Pemotongan Hewan Cakung,
Jakarta yang dialirkan ke sungai Buaran mengakibatkan kualitas air menurun, yang
disebabkan oleh kandungan sulfida dan amoniak bebas di atas kadar maksimum
kriteria kualitas air. Selain itu adanya Salmonella spp. yang membahayakan
kesehatan manusia.
Tinja dan urine dari hewan yang tertular dapat sebagai sarana penularan
penyakit, misalnya saja penyakit anthrax melalui kulit manusia yang terluka atau
tergores. Spora anthrax dapat tersebar melalui darah atau daging yang belum
dimasak yang mengandung spora. Kasus anthrax sporadik pernah terjadi di Bogor
tahun 2001 dan juga pernah menyerang Sumba Timur tahun 1980 dan burung unta
di Purwakarta tahun 2000 (Soeharsono, 2002).

2.4 Undang undang Penanganan Limbah

Peraturan menteri pertanian nomor 13/permentan/ot.140/1/2010 tentang


persyaratan rumah potong hewan ruminansia dan unit penanganan daging (meat
cutting plant)

8
 Pasal 22
Sarana penanganan limbah harus memenuhi persyaratan:

a) Memiliki kapasitas sesuai dengan volume limbah yang dihasilkan;

b) Didisain agar mudah diawasi, mudah dirawat, tidak menimbulkan bau dan
memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan;

c) Sesuai dengan rekomendasi upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dari


Dinas yang membidangi fungsi kesehatan lingkungan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memberikan banyak
manfaat. Disisi lain, pengolahan memberikan keuntungan finansial karena pengolahannya
menghasilkan produk yang berdaya jual. Limbah ternak memiliki berbagai manfaat seperti
untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, sumber enegi dan media bagi tujuan lainnya.

Pengolahan limbah ternak tergantung pada jenis/spesies ternak, jumlah ternak, tata
laksana pemeliharaan, areal yang tersedia dan target penggunaan limbah.Untuk
penggunaan limbah padat dapat diolah menjadi pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi dan
kompos. Sedangkan pengolahan limbah cair dapat diolah secara fisik, kimia dan biologi.
Pengelolaan Limbah sangat bermanfaat untuk masyarakat bahkan lingkungan.

3.2 Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar memanfaatkan bahan-bahan limbah
organik menjadi hal yang berguna, seperti biogas. Pembaca juga bisa memperdalam
pengetahuan dalam pengelolaan Limbah peternakan melalui makalah kami. Pengelolaan
Limbah yang baik akan memberikan kesejahteraan bukan hanya untuk masyarakat dan
peternak saja namun Lingkungan juga lebih terjaga.

9
DAFTAR PUSTAKA
Chalik E. 2009. Pengaruh Penggunaan Feses Sapi dan Campuran Limbah Organik Lain
Sebagai Pakan atau Media Produksi Kokon dan Biomassa Cacing Tanah Eisenia
foetida savigry. Skripsi Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. IPB, Bogor.

Sofyadi Cahyan, 2003. Konsep Pembangunan Pertanian dan Peternakan Masa Depan.
Badan Litbang Departemen Pertanian. Bogor.

Retebana D T H. 2005. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat


Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor

Soehadji, 1992. Kebijakan Pemerintah dalam Industri Peternakan dan Penanganan


Limbah Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian.
Jakarta.
Tony , Asari, dan Unadi, 2005. Pemanfaatan Energi Biogas Untuk Mendukung Agribisnis
Di Pedesaan. Publikasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong.
Soeharsono, 2002. Anthrax Sporadik, Tak Perlu Panik. Dalam kompas, 12 September
2002, http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/12/iptek/anth29.htm

10

Anda mungkin juga menyukai