Anda di halaman 1dari 18

MEMANFAATKAN LIMBAH PENGOLAHAN UDANG

OLEH
NAMA : LANDA FARIGIA

NIM : 201967015

PRODI : TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

UAS : BAHASA INDONESIA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas cinta dan kasihNya penulis
dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “MEMANFAATKAN LIMBAH
PENGOLAHAN UDANG” ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan
dari berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam pembuatan karya ilmiah
ini.

Penulis menyadari bahwa ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, tata bahasa
dan cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis dan oleh karena itu, penulis dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran, dan usul dari para pembaca agar dapat
mengembangkan karya ilmiah ini .

Demikian, selaku penulis karya ilmiah ini, apabila ada kesalahan dalam penulisan
mohon dimaafkan dan semoga karya ilmiah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Ambon, 24 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………………………….

A. LATAR BELAKANG
……………………………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH
………………………………………………………………….
C. TUNJUAN
………………………………………………………………………………..
D. MANFAAT…………………..……………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI

……………………………………………………………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

……………………………………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP DAN


SARAN………………………………………………………………………………..

A. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………….
B. SARAN
……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi atau domestik (limbah rumah tangga, yang lebih dikenal
dengan sampah). Saat masyarakat melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang
produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan yang
dilakukan oleh masyarakat. Tentunya limbah tidak dikehendaki lingkungan dan masyarakat
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bukan itu saja, limbah juga dapat mencemari
lingkungan tempat tinggal masyarakat.

Salah satunya adalah limbah udang yang dihasilkan oleh suatu industri perikanan.
Walaupun kelihatannya sepele, limbah udang yang dibiarkan begitu saja tampah diolah,
akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Sebagian besar limbah udang berasal
dari kulit, kepala, ekor, dan air dari udang itu sendiri. Fungsi kulit udang tersebut pada
hewan udang (hewan golongan invertebrate) yaitu sebagai pelindung (Neely dan wiliam,
1996). Kulit udang mengandung protein (25%-40%), kalsium karbonat (45%-50%), dan
chitin (15%-20%) tetapi besarnya komponen tersebut tergantung pada jenis udangnya
sendiri (Focher et al.,1992).

Desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik merupakan salah satu


desa yang sebagian besar penduduknya menggeluti berprofesi sebagai petani tambak udang.
Setiap musim panen, para petani tambak tersebut memperoleh hasil udang yang melimpah.
Namun disamping semua itu profesi sebagai petani tambak mengahasilkan limbah. Limbah
yang dihasilkannya itu berupa kulit udang, kepala udang, dan air kupasan udang
(biasanya masyarakat Desa Sungonlegowo menyebutnya “lemi”).
Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat Desa sungonlegowo dalam mengatasi limbah yang
dihasilkan dari profesi mereka sebagai petani tambak udang yaitu dengan memanfaatkan limbah
udang tersebut untuk diolah sebagai krupuk udang, petis, dan pakan ternak ikan. Selain untuk
mengurangi limbah yang dihasilkan dari profesi tersebut, pemanfaatan limbah udang tersebut juga
bisa meningkatkan nilai ekonomis dari suatu limbah yang masih dapat dimanfaatkan.
Dari urian tersebut mendorong penulis untuk mengungkapkan dalam karya ilmiah
dengan judul “PEMANFAAT LIMBAH UDANG UNTUK MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN MASYARAKAT SUNGONLEGOWO BUNGAH GRESIK”. 
Tujuan dalam penelitian ini yaitu penulis ingin meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Sungonglegowo dengan memanfaatkan limbah udang agar tidak terbuang dengan
percuma.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana masyarakat Desa  Sungonlegowo memanfaatkan limbah pengolahan


udang?
2.  Apakah pengolahan limbah udang dapat memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat
Desa Sungonlegowo?

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah pengolahan udang menjadi produk yang
bermanfaat atau memiliki nilai tambah.
2. Untuk mengetahui peningkatan nilai ekonomi dari limbah pengolahan udang pada
masyarakat Desa Sungonlegowo

1.4. MANFAAT
1. Menambah informasi dan pengetahuan untuk masyarakat sekitar.
2. Memanfaatkan limbah udang agar dapat diolah sebagai produk olahan yang
lebih bermanfaat.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2..1 LIMBAH
Limbah merupakan bahan buangan atau sisa dari semua aktivitas yang dilakukan oleh
manusia seperti limbah dari pabrik industri, limbah dari hasil kegiatan rumah tangga
dan lain sebagainya (Supriyadi, 2002).

Limbah dapat berupa limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik
merupakan limbah yang cepat terdegradasi dan pengolahannya pun lebih mudah bila
dibandingkan dengan limbah anorganik. Namun, jika kedua limbah tersebut ada
dalam jumlah yang besar, maka akan menjadi masalah.

Alam memiliki kemampuan untuk mengatasi limbah.  Berbagai siklus yang terdapat
di alam mampu mengatasi limbah.  Meningkatnya konsentrasi limbah yang terlalu
cepat akan menyebabkan siklus yang ada tidak mampu bekerja secara baik.  Pada
konsentrasi tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.

ada banyak jenis limbah yang dapat dimanfaatkan kembali melalui daur ulang dan
dikonservasikan ke produk lain yang lebih bermanfaat, misalnya limbah dari industri
pangan. Limbah tersebut biasanya masih banyak mengandung serat, karbohidrat,
lemak, protein, asam organik, dan mineral (Suhartini dan Nur Hayati, 2004).

Dalam konsep pemanfaatan limbah sebagai upaya untuk membangun usaha kecil dan
menengah (UKM), maka hal yang pertama kali harus kita ketahui adalah sifat kimia
dan sifat fisiknya, hal itu penting karena dapat digunakan untuk memperkirakan
produk akhir yang mungkin dihasilkan dan tingkat teknoekonominya (Suhartini dan
Nur Hayati, 2004). Menurut Kistinnah (376, 2009) cara menangani limbah diharapkan
tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R
yaitu sebagai berikut :
1. Recycle artinya mengolah kembali limbah agar bisa memiliki nilai tambah.
2.   Reuse artinya memanfaatkan kembali limbah yang sudah tidak dipakai tampa diolah.
3. Reduce artinya melakukan pengurangan bahan / penghematan.
4. Repair artinya melakukan pemeliharan

2..2 UDANG
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau.
Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air
tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan
hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut
(seafood).

Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang". Misalnya mantis


shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang
sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops
longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan
sering disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak
berhubungan.

Selain lezat udang juga dikenal kaya gizi. Nilai protein udang  dikategorikan complete
protein karena kadar asam amino yang tinggi, berprofil lengkap dan sekitar 85-95
persennya mudah dicerna tubuh. 100 gr udang mentah mengandung 20,3 gr protein atau
cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian sebanyak 41 %.
Kalori energi udang yang sangat rendah (hanya 106 kalori per 100 gr udang)
menjadikannya salah satu makanan diet yang sangat baik. Udang juga hanya
mengandung sedikit asam lemak jenuh. Memang kandungan kolsterol udang cukup
tinggi yaitu 152 mg per 100 gr udang segar. Namun hampir sama halnya seperti tuna dan
makanan laut lain, segala manfaat nutrisi udang akan mengalahkan efek-efek negatifnya.
Asam lemak esensial yang dikandung udang mampu meningkatkan kadar HDL
(kolesterol baik) serta menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah
sehingga baik bagi kesehatan kardiovaskular.
Berbagai vitamin baik jenis larut air dan lemak juga sangat tinggi pada udang sehingga
sangat baik dikonsumsi. Udang juga mengandung berbagai mineral yang penting bagi
tubuh. Seperti yang sudah diketahui, mineral dari bahan makanan laut lebih mudah
diserap tubuh dibandingkan yang berasal dari kacang-kacangan dan serealia.

2..3 LIMBAH UDANG


Limbah udang berarti bagian tubuh udang yang tidak digunakan lagi. Sebagian besar
limbah udang berasal dari kulit, kepala, ekor dan air dari udang itu sendiri. Fungsi
kulit udang tersebut pada hewan udang (hewan golongan invertebrate) yaitu sebagai
pelindung (Neely dan wiliam, 1996). Kulit udang mengandung protein (25%-40%),
kalsium karbonat (45%-50%), dan chitin (15%-20%) tetapi besarnya komponen
tersebut tergantung pada jenis udangnya sendiri (Focher et al.,1992).

2..4 NILAI EKONOMI

Definisi NIlai ekonomis adalah Nilai yang dimiliki oleh seseorang yang bisa
diperhitungkan dengan Nilai Uang sejak dia memasuki Masa Produktif sampai dengan
Habisnya Masa Produktif Tersebut.

Masa Produktif adalah suatu masa dimana seseorang memiliki penghasilan untuk dirinya
sendiri dan untuk keluarganya. Jadi Seseorang yang sudah memasuki masa produktif,
dan dia mampu menghasilkan penghasilan yang bisa digunakan untuk seluruh keluarga
dan dirinya sendiri , maka seseorang tersebut dinyatakan mempunyai NILAI
EKONOMIS yang tinggi. Memiliki penghaslan berarti bahwa orang tersebut mampu
memberikan kehidupan yang layak kepada keluarganya ( meskipun pengertian LAYAK
disini sangatlah relatif dan sangat disesuaikan dengan pola dan kebutuhan masing masing
keluarga.

Edward D. Heller, 1971 membagi nilai ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai:
a. Nilai guna (use value), merupakan suatu nilai yang diperoleh dari terpenuhinya suatu
fungsi, hal ini tergantung dari sifat-sifat khusus dan kualitas suatu benda.
b. Nilai kebanggaan (esteem value), merupakan sifat khusus dari suatu benda yang dapat
mendorong orang untuk memilikinya, emosi, daya tarik, gengsi atau keindahan dari suatu
benda yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya.
c. Niali baiya (cost value), merupakan suatu nilai total biaya yang harus diperlukan untuk
menghasilkan sesuatu termasuk biaya langsung maupun biaya tidak langsung.d. Niali
tukar (exchange value), Merupakan suatu nilai tukar dari suatu obyek dari yang
mempunyai sifat dari mutu tertentu dipertukarkan dengan obyek lainnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif  kualitatif.Penelitian deskriptif


kualitatif adalah pencermatan tentang suatu benda yang dirinci menurut
mutunya. Dalam mengangkat masalah ini, penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian merupakan strategi yang akan digunakan
oleh penulis dalam upaya mengumpulkan dan menganalisis data, sehingga mampu
menyajikan informasi yang valid dan variabel (Bungin, 2001:87). Menurut Bungin,
pendekatan kualitatif ialah pendekatan penelitian yang bersifat intensional, melibatkan
makna dan interpretasi yang tersimpan di dalam diri peneliti.
Selanjutnya, Moleong (2003:3) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Dengan demikian pendekatan kualitatif ialah
pendekatan yang melibatkan interpretasi peneliti dan berusaha mendeskripsikan
makna suatu objek atau keadaan yang menjadi bahasan dalam sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena pada dasarnya
penelitian menyajikan data-data berupa kata dan kalimat yang dianalisis berdasarkan
pada bentuk yang sebenarnya tanpa melepaskan konteks data yang melingkupinya
dengan memberikan pemaknaan berdasarkan interpretasi peneliti.

B. OBJEK PENELITIAN
Produsen home industri pengolahan limbah udang di Desa Sungonlegowo.

C. TEMPAT DAN WAKTU


Pengambilan data (wawancara) ke rumah – rumah warga yang mengolah limbah
udang dilaksanakan pada tanggal 12-15 mei 2011. Adapun secara terinci dapat dilihat pada
tabel 3.1 berikut :

No NAMA ALAMAT UMUR WAKTU


.
1. Senira Jln. Kanoman 45 tahun 12-05-2012
Utara RT 12 RW 5, pukul 10.55 WIB
Sungonlegowo
2. Hj. Zainah Jln. Qomaruddin 55 tahun 12-05-2012
RT 1 RW 2, pukul 16.25 WIB
Sunonlegowo
3 Toha Jln. Raden Rahmat, 81 tahun 13-05-2012
Sungonlegowo pukul 16.40 WIB
D. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara

E. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Berikut adalah intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Nama responden     :

2. Umur                       :

3. Alamat                    :

Pertanyaan                  :

1.      Berapa jumlah limbah pengolahan udang yang diperoleh setiap harinya?


2.      Apakah limbah udang masih bisa dimanfaatkan? Alasannya?
3.      Dari mana anda mendapatkan limbah udang?
4.      Apa saja produk olahan yang dihasilkan dari mengolah limbah udang?
a.       produk 1:
b.      produk 2:
c.       produk 3:
5.      Bagaimana cara pengolahan limbah udang?
a.       produk 1:
b.      produk 2:
c.       produk 3:
6.      Kemana saja hasil produksi limbah udang yang di pasarkan?
7.      Berapa pendapatan setiap bulan yang didapat dari hasil pengolahan limbah udang?
                                          

F. TEKNIS ANALISIS DATA

Pertama penulis membuat angket pertanyaan, kemudian penulis mewawancarai


narasumber untuk mendapatkan jawaban dari angket yang dibuat. Selain angket pertanyaan,
penulis juga mencari bahan lainnya di internet dan buku. Setelah itu, penulis mengumpulkan
data yang telah didapatkan dan disusun menjadi karya tulis ilmiah.
Setelah proses penyusunan selesai, penulis memperlihatkan hasil penulisannya untuk
dikoreksi oleh guru pembimbing.

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

PENYAJIAN DATA
Berikut ini akan dipaparkan hasil instrument pengumpulan data kepada warga Desa
Sungonlegowo yang mengolah limbah udang menjadi berbagai produk yang lebih
bermanfaat, terhitung mulai tanggal 12-15 Mei 2012. Peneliti mewawancarai lima orang
pemilik home industri, akan tetapi di bawah ini akan dijabarkan hanya tiga sebagai
perwakilan data. Uraian jawaban hasil instrument pengumpulan data ini akan diuraikan satu
persatu berdasarkan ketiga narasumber tersebut, yaitu Ibu Senira, Ibu Hj. Zainah, dan bapak
Toha.
Tabel 4.1. Hasil Wawancara

No Aspek yang Home industri 1 Home industri 2 Home industri 3


ditanyakan
1. Volume ± 2 tong ± 176 kg (sudah dalam ± 1 tong
limbah bentuk halus)
2. Sumber limbah 1. Mengupas udang 1. Dari Masyarakat 1. Dari
udang sendiri. Desa Sungonlegowo. masyarakat
2. Dari masyarakat 2. Mendapat sekitar Desa
Desa pemasukan dari desa Sungonlegowo.
Sungonlegowo. lain (Desa Manyar,
3.Mendapat Desa Tajung)
pemasukan dari
daerah lain (Desa
Abar-abir).
3. Produk yang 1. Petis 1. Petis 1. Pakan ternak
dihasilkan 2. kerupuk udang ikan.
4. Proses ·         Petis  Petis ·         Pakan ternak
pengolahan 1. limbah kepala 1.Gilingan kepala ikan
udang dicuci bersih udang yang sudah 1. limbah udang
setelah itu digiling halus  disaring/diperas. dijemur dibawah
sampai halus 2. Dimasak hingga sinar matahari
dan  diperas. setengah mtang, dalam waktu
2. Sari udang yang masukkan bumbu, dan tertentu hingga
diperoleh dari hasil diaduk terus hingga sampai benar-
penyaringan, kental. benar kering.
kemudian dimasak,
masukkan bumbu
dan aduk sampai
kental.
·         Kerupuk udang
1.  campurkan
bawang putih
halus, garam, dan
penyedap rasa
dengan tepung
tapioka, kemudian
campurkan kaldu
udang, aduk
sampai rata.
2. Buatlah adonan
bulat panjang dan
bungkus dengan
daun pisang
kemudian kukus,
setelah itu diamkan
di ruang terbuka,
stelah mengeras
iris tipis-tipis dan
jemur hingga
kering.

5. Sasaran 1.    Sekitar Desa 1.    Sekitar Desa 1. Diluar daerah


pemasaran Sungonlegowo. Sungonlegowo. (Tuban,
produk 2.    Di luar daerah 2.    Diluar daerah pangkah, dll)
(jombang, (Surabaya,
surabaya, lampung, Kalimantan, bandung,
dll) dll)
6. Pendapatan 1.  petis : ± Rp. ± Rp.60.000.000,00 ± Rp.
perbulan 450.000,00 180.000,00
2. kerupuk udang :
± Rp. 1.800.000,00
PEMBAHASAN
1.      Pemanfaatan limbah udang di Desa Sungonlegowo
Sektor  tambak udang belum menjadi ekonomis penting bagi sumber ekonomi Desa
Sungonlegowo dikarenakan penanganan potensi yang kurang tepat baik oleh  masyarakat
Desa Sungonlegowo maupun perhatian dari pemerintah. Penanganan limbah udang yang
kurang tepat akan menjadikan udang menjadi barang sampah yang sudah tidak dapat
digunakan lagi. Ini terjadi karena limbah udang merupakan salah satu jenis produk
perikanan yang mudah mengalami kerusakan.
Untuk  memaksimalkan potensi udang dan banyaknya limbah udang yang terbuang
sia-sia tanpa ada nilai ekonimisnya maka perlu dilakukan suatu terobosan baru dalam 
memanfaatkan limbah pengolahan udang salah satunya adalah dengan
memanfaatkan limbah kepala udang yang terbuang sia-sia. Pemanfaatan ini, salah satunya
adalah menjadikan sebagai bahan pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa sesungguhnya petis adalah byproduct, atau parahnya
bisa dikatakan bahwa petis adalah limbah industri.
Walaupun petis adalah limbah udang yang terkesan kotor, tetapi limbah ini bermanfaat,
limbah yang memang masih memiliki nilai manfaat dan ekonomis tinggi. Petis Udang
dibuat dari kepala udang, bukan udang utuh. Udang memiliki kandungan kaldu tertinggi di
bagian kepala. Dan pembuatannya sebenarnya sangatlah sederhana karena memang tidak
membutuhkan alat dan keahlian khusus. Alat-alat yang digunakan sangat tradisional. Hanya
saja perlu ketelatenan dalam pembuatannya, karena jika memproduksi dalam kapasitas
banyak membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, beberapa orang di Desa Sungonlegowo yang memproduksi petis dalam jumlah
besar, mereka menggunakan alat-alat untuk membantu mempermudah peng
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1.      Limbah udang DI Desa Sungonlegowo dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi


beberapa produk olahan, seperti : petis, krupuk udang, dan pakan ternak ikan. Proses
pengolahan limbah tersebut pub sangat sederhana :
A.    Proses pembuatan petis
ü  Limbah udang dicuci bersih, kemudian dihaluskan, dan diperas.
ü  Kemudian sari udang tersebut dimasak dan masukkan bumbu sambil diaduk hingga
mengental.
ü  Masukkan kedalam kemasan.
B.     Proses pembuatan kerupuk udang
ü  Limbah udang dicuci hingga bersih, kemudian rebus.
ü  Campurkan rebusan udang, bwang putih halus, garam, gula, dan penyedap rasa ke dalam
tepung tapioka. Aduk sampai rata.
ü  Setelah rata, bentuk adonan bulat memanjang, kemudian kukus. Setelah matang, angkat
dan dinginkan.
ü  Setelah mengeras, iris tipis-tipis dan jemur hingga kering.
C.     Proses pembuatan pakan ternak ikan
ü  Jemur limbah udang dibawah sinar matahari hingga benar-benar mengering.

4.2 SARAN
Untuk  memaksimalkan potensi udang dan banyaknya limbah udang yang terbuang
sia-sia tanpa ada nilai ekonimisnya maka perlu dilakukan suatu terobosan baru dalam 
memanfaatkan limbah pengolahan udang salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah
kepala udang yang sekarang telah digeluti oleh beberapa masyarakat di Desa Sungonlegowo.
Penulis menyarakan agar pemilik home industri menambah wawasan untuk membuat
produk-produk lain dari limbah udang dengan lebih kreatif lagi dalam mengolah limbah
udang untuk menimbulkan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2007.
http://bisnisukm.com/teknologi-pengawetan-ikan.html. Diakses pada Mei 2011.
Anonim2. 2011.
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/ikanasap.pdf.
Diakses pada 26 Mei 2011.
Anonim3. 2011.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1914/3/09E00765.pdf. txt.
Diakses pada 08 Juni 2011.

Heruwati, Endang S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisonal: Prospek dan Peluang
Pengembangan. Jurnal Litbang Pertanian, 21(3) Tahun 2002. Jakarta.

Murniyati, A.S. 2000. Pendinginan, Pembekuan, dan Pengawetan Ikan. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

Susanto, Heru. 2006. Budi Daya Ikan di Pekarangan (Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai