Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENELITIAN

PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

disusun oleh :
Rahmat Nurul Khatami
200210122

PETERNAKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2021
Jl. Raya Wates-Jogjakarta, Karanglo, Argomulyo, Kec. Sedayu, Bantul,

Daerah Istimewa Yogyakarta 55752


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah “Pengolahan Limbah Peternakan” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
bimbingan ibu Tri Ratna Ikawati, S.Pd., M. Hum. Universitas Mercu BuanaYogyakarta kelas
Peternakan 11 C. Selain itu, makalah ini disusun guna memberi wawasan kepada masyarakat
luas mengenai teknik pengolahan limbah peternakan secara baik dan tidak merusak
lingkungan,

Saya pribadi menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak dijumpai
kekurangan. Maka dari itu, saya mengharap kritik dan saran yang dapat membangun motivasi
agar penyusun dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan
datang.

Ucapan terimakasih saya haturkan sebesar-besarnya kepada ibu Tri Ratna Ikawati,
S.Pd., M. Hum. Yang telah memberikan bimbingan pada proses penyusunan makalah ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa, rasa terimakasih yang begitu besar saya
haturkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini,

ii
Harapan saya, semoga laporan yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi
dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta,7 Juli 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................................i
Kata Pengantar  ........................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN  
1.1.  Latar Belakang Makalah................................................................................ 1
1.2. Rumusan Makalah......................................................................................... 2
1.3. Tujuan Makalah............................................................................................. 1
1.4. Manfaat Makalah........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengolahan Biogas Limbah Ternak …………………………………….......3
2.2. Pemanfaatan zat sisa pengolahan
biogas…………………………………………… . .......................................3
2.3 Manfaat Pengolahan limbah ..........................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................7
3.2. Saran...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah merupakan zat sisa yang keberadaannya pada kondisi tertentu tidak
diharapkan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat dihasilkan
oleh berbagai industri dan kegiatan sehari-hari. Berdasar nilai ekonomisnya, limbah
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis limbah. Antara lain limbah yang mempunyai
niai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki
nilai ekonomis yaitu limbah melalui proses tertentu akan memberikan nilai tambah
dan dapat dimanfaatkan lagi pada kehidupan manusia. Sedangkan limbah yang
bersifat non-ekonomis adalah limbah yang meski telah diproses tetaptidak
memberikan nilai tambah apapun, kecuali sekedar untuk membuat limbah tersebut
tidak merusak lingkungn sekitar.
Kegiatan yang menghasilkan limbah dapat berupa kegiatan industri dan
kegiatan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan tersebut mengolah masukan (input) menjadi
keluaran (output). Baik kegiatan input, proses, maupun output tersebut dapat
menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan jika tidak diolah terlebih
dahulu. Pencemaran yang dihasilkan oleh limbah industri diakibatkan adanya limbah
yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan-bahan pencemar
tersebut timbul bersamaan dengan keluarnya limbah melalui udara, air, dan tanah
yang merupakan komponen ekosistem alam (Kristanto, 2006).
Menurut EMDI (1994) jenis aktivitas utama yang menghsilkan limbah dan
mempunyai kemungkinan menyebabkan pencemaran potensial ditimbulkan dari
empat belas jenis industri yang termasuk dalam kategori kelompok prioritas pertama.
Salah satu jenis industri yang termasuk dalam prioritas pertama tersebut yaitu industri
peternakan. Limbah ternak adalah limbah hasil kegiatan usaha peternakan seperti
pemeliharaan ternak, proses jual beli hasil ternak ,rumah potong hewan, dan lain-lain.
Makin hari usaha peternakan pun makin berkembang, limbah yang dihasilkanpun
semakin meningkat. Jumlah limbah yang dihasilkan usaha ternak pun berbeda-beda.
Tergantung dari pengolahan limbah yang dilakukan serta jenis usaha ternak, besar
usaha ternak, dan tipe usaha ternak. Limbah hasil usaha ternak meliputi semua
kotoran yang dihasilkan dari kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat,
cair, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan limbah yang mempunyai

1
bentuk padat maupun limbah yang sedang dalam fase padat . Sedangka limbah cair
adalah limbah yang memiliki bentuk cair atau sedang dalam fase cairan.
Rendy Malik (2014) menuturkan bahwa limbah gas adalah semua limbah gas
atau salam fase gas . Limbah gas dapat diolah menjadi energi terbarukan yaitu biogas.
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses anaerobik bahan – bahan organik.
Bahan- bahan tersebut dapat berupa kotoran makhluk hidup, limbah domestik,
sampah biodegredable, dan lain-lain. Kandungan utama biogas yang diperlukan agar
dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar dan sumber listrik. Tentu saja,
penggunaan biogas sebagai sumber bahan bakar lebih ramah lingkungan saripada
penggunaan bahan bakar jenis lain. Sedangkan penggunaan biogas sebagai sumber
energi listrik, biogas dengan volume 1 meter kubik dapat menciptakan arus listrik
6000 watt jam dan setara dengan penggunaan setengah liter minyak yang digunakan
pada mesin generator listrik.
Pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas ini merupakan salah satu solusi
mengurangi dampak bau tidak sedap yang dihasilkan oleh usaha peternakan. Karena
penggunaan kotoran ternak sebagai pupuk kandang belum sepenuhnya dapat
menghilangkan bau dari kotoran yang dihasilkan. Maka dari itu, kini para peternak
sudah mulai sadar untuk mengembangkan teknologi peternakan untuk mengolah
limbah ternak tersebut. Salah satu pemanfaatan teknologi pengolahan limbah yang
diterapkan adalah pembuatan biogas.Selain itu, biogas memiliki nilai ekonomis
tersendiri yang dapat menyejahterakan kehidupan masyarakat indonesia apabila
dikelola dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah diatas, dapat diperoleh 2 rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembuatan biogas sebagai energi terbarukan


dengan memanfaatkan limbah ternak.
2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan zat sisa proses pembuatan biogas agar
limbah ternak dapat dimanfaatkan sepenuhnya .

2
1.3 Tujuan Makalah

1.3.1 Tujuan Umum


a. Meneliti bagaimana biogas dapat dihasilkan dari berbagai macam limbah
ternak
b. Memberikan informasi dan oengetahuan kepada masyarakat terutama
kepada kalangan peternak agar dapat memanfaatkan semua potensi bisnis
yang tersedia.
1.3.2 Tujuan Khusus
Melengkapi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia kelas Peternakan 11 C
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

1.4 Manfaat Makalah

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa


Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengolahan limbah
peternakan menjadi hal yang sangat bermanfaat.
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat
Memberi informasi mengenai adanya potensi energi pengganti yang lebih
ramah terhadap lingkungan.
1.4.3 Manfaat Bagi Peternak
Memberi informasi dan pengetahuan mengenai potensi bisnis yang dapat
dihasilkan dari limbah ternak yang tentunya jika tidak diolah akan dapat
mengganggu usaha peternakan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Biogas adalah Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses anaerobik yang
mendegredasi bahan – bahan organik. Salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan
oleh peternak adalah kotoran makhluk hidup, sampah organik, serta semua material yang
dapat diurai oleh organisme dalam kondisi anaerobik. Organisme ini akan mencerna bahan
organik tersebut dengan berbagai sistem. Seperti sistem kontinu, sistem semi-kontinu,
maupun sistem tertutup sehingga terbentuk gas yang mudah terbakar yang kemudian disebut
dengan biogas.

Kandungan utama biogas adalah Metana (hidrokarbon paling sederhana yang


memiliki bentuk gas dengan rumus kimia CH₄) dan Karbon dioksida (senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon dan
berbentuk gas dengan rumus kimia CO 2). Selain ramah lingkungan, biiogas juga merupakan
sumber energi yang terbarukan dalam artian sumber energi dari biogas dapat dibuat lagi.
Tidak seperti minyak dan batu bara yang proses pembentukannya memakan waktu yang
sangat panjang sehingga tidak dapat diklasifikasiikan sebagai sumber energi terbarukan.
Biogas tersusun dari beberapa kandungan kimia yaitu Metana dan karbon dioksida. Selain itu,
juga terdapat kandungan gas lain sehingga biogas dapat dibakar atau dioksidasi dengan
oksigen sehingga melepaskan energi yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan bakar.
Biogas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar kompor,
dan juga sebagai pembangkit listrik yang tentunya sangat ramah lingkungan.

Pada industri peternakan sendiri terdapat peluang bisnis biogas yang cukup tinggi
karena tiap harinya dihasilkan limbah organik yang dapat diolah menjadi biogas. Selain itu,
pengolahan limbah ini juga merupakan solusi pengolahan limbah ternak agar tidak
mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. Selain itu, sisa pengolahan limbah menjadi
biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman atau yang biasa disebut dengan bio-
slurry

4
2.1 Pengolahan Biogas Limbah Ternak

Seiring dengan meningkatnya permintaan bahan sumber energi, peningkatan inovasi


bahan bakar pun semakin meningkat. Apalagi dengan terbatasnya jumlah bahan bakar
minyak di alam. Salah satu inovasi tersebut adalah pembuatan biogas dari kotoran dan
limbah ternak. Limbah ternak yang sebagian besar berupa bahan organik dapat diolah
menjadi biogas melalui beberapa tahap pengolahan berlanjut. Biogas dari limbah ternak
dapat dimanfaatkan pada kegiatan sehari-hari dan juga pada kegiatan produksi
peternakan.

Prinsip utama pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan limbah organik
secara anaerobik atau tertutup (hampa udara) untuk mendapatkan gas yang senagiam
besar berupa karbon dioksida dan gas metan yang mudah terbakar. Proses dekomposisi
ini dibantu sejumlah mikroorganisme yang sebagian besar berupa bakteri metan. Suhu
optimal pada fermentasi bahan organik untuk membuat biogas berkisar antara 30° - 55°
C karena pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak limbah organik secara
optimal.

Biogas dapat dibuat dari campuran bahan organik kotoran ternak dengan sisa pakan
ternak yang sudah dihaluskan agar proses dekomposisi berjalan lebih cepat. Gas yang
dihasilkan antara lain Metan (CH4), Karbon dioksida (CO2), Nitrogen (N2), Karbon
monoksida (CO), Oksigen (O2), Propena (C3H8), Hidrogen sulfida(H2S), dan sedikit
Nilai kalor (kkal/m2).

Proses pembuatan biogas diawali dengan mengumpulkan dan mencampur limbah


organik menjadi satu pada instalasi biogas berupa digester yang berfungsi menampung
gas metan hasil perombakan bahan organik oleh bakteri metan. Jenis digester yang
mudah dan kerap digunakan adalah model model continuous feeding dimana pengisian
bahan organik dilakukan setiap hari secara berkelanjutan. Digester ini dilengkapi dengan
semacam ruang yang berfungsi menampung lumpur (sludge/slurry) dimana lumpur
sludge tersebut dapat dipisahkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik.

5
Proses pembuatan biogas adalah sebagai berikut:
1. Mencampur campuran limbah organik dengan air sampai terbentuk lumpur dengan
perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan
mempermudah pemasukan bahan kedalam digester.
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang masukan. Pada pengisian
pertama, kran gas yang terdapat diatas digester dibuka agar proses pemasukan lebih
mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama
ini dibutuhkan lumpur limbah organik dalam jumlah yang banyak sampai digester
penuh.
3. Melakukan penambahan bakteri starter biogas sebanyak 1 liter dan isi rumen segar
dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0
m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang
terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru
terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada tahapan ini komposisi
biogas terdiri atas CH4 54% dan CO2 27%.
5. Pada hari ke-14, gas yang terbentuk sudah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Setelah proses ini, biogas sudah dapat menghasilkan sumber energi terbarukan.
Biogas tidak memiliki bau menyengat meski berasal dari kotoran ternak. Pada proses
selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga
dihasilkan biogas yang optimal dan terbarukan.

Setelah diperoleh biogas dengan kandungan metana melebihi 95 % maka,biogas


sudah dapat didistribusikan serta dimanfaatkan menjadi sumber energi
terbarukan.Sebelum didistribusikan, biogas perlu diodorisasi atau diberi bau agar jika
terjadi kebocoran pada jaringan pipa gas akan mudah terdeteksi dengan mudah sehingga
kebakaran dapat dihindari. Namun jika biogas akan dimanfaatkan sebagai sumber energi
penggerak generator pembangkit listrik maupun kendaraan bermotor, biogas dapat
langsung digunakan tanpa harus melalui proses odorisasi atau penambahan bau pada gas.

6
Penggunaan biogas menjadi penggerak motor pembangkit listrik dan kendaraan
bermotor melalui beberapa tahapan proses. Proses-proses tersebut akan mengubah gas
menjadi tenaga listrik dan tenaga gerak. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mengubah biogas menjadi tenaga listrik dan penggerak kendaraan bermotor.
Antara lain:

1. Biogas digunakan secara langsung untuk memanaskan air yang kemudaian akan
menghasilkan uap bertekanan tinggi. Uap air bertekanan tinggi tersebut kemudian
digunakan untuk menggerakkan generator turbin yang kemudian dapat menghasilkan
arus listrik, seperti sistem pembangkit listrik tenaga uap konvensional yang biasa
digunakan.
2. Biogas digunakan secara langsung untuk menggerakkan motor stirling. Kelebihan dari
metode ini adalah biogas yang digunakan tidak harus dimurnikan terlebih dahulu
karena motor stirling menggunakan sistem pembakaran eksternal (yaitu proses
pembakaran dilakukan di luar sistem mesin) namun metode ini memiliki kelemahan
pada efisiensinya yang rendah.
3. Biogas digunakan sebagai bahan bakar pada generator yang menggunakan BBM
sebagai bahan bakarnya, baik diesel maupun bensin. Untuk metode ini, generator
dapat menggunakan biogas murni maupun menggunakan sistem hibrid bersama
dengan solar ataupun bensin.

Diantara ketiga metode di atas, metode ketiga adalah yang paling banyak digunakan.
Hal ini karena metode ini memungkinkan hibridisasi dengan bahan bakar lain dan
memiliki efisiensi yang paling tinggi. Sebagai contoh salah satu pengguna Biogas
menggunakan metode ketiga yang digunakan untuk menggerakkan genset miliknya
baik untuk menghasilkan listrik jika terjadi pemadaman listrik maupun untuk
menggerakkan mesin pencacah rumput miliknya. Meski demikian,pengguna tersebut
tidak melakukan pembersihan gas pengotor terlebih dahulu dan langsung mengalirkan
biogas ke genset miliknya. Hal ini menyebabkankan pelanggan tersebut harus
membersihkan katup saluran bahan bakar pada genset miliknya secara berkala karena
adanya kerak akibat kandungan belerang pada biogas.

7
Untuk pemanfaatan biogas agar dapat digunakan untuk menghasilkan listrik yang
terus menerus, maka ukuran biodigesternya pun harus berukuran besar, bergantung
pada masukan daya yang dibutuhkan oleh generator yang digunakan. Hal ini diperlukan
agar pasokan biogas selalu mencukupi agar generator terus berputar dengan stabil.
Dikutip dari majalah Trendsetter Report, agar listrik yang dihasilkan oleh biogas ini
memiliki nilai ekonomis, maka biogas yang dihasilkan setidaknya harus lebih dari 700
Nm3/jam, yaitu lebih dari 700 m3/jam jika diukur pada suhu kamar dan tekanan 1
atmosfer.

Seiring dengan berkangnya gas alam dan minyak bumi yang menjadi sumber
tenaga alam yang memiliki peran penting, keberadaan biogas pun menjadi solusi
pengganti komoditas-komoditas vital tersebut. Hal ini menyebabkan peluang bismis
biogas meningkat. Selain itu biogas juga merupakan sumber tenaga yang terbarukan
sehingga tidak akan ada habisnya selama biogas masih diproduksi. Usaha peternakan
memiliki potensi besar untuk mengembangkan bisbis biogas ini karena tiap harinya
menghasilkan limbah organik bahan biogas.

2.2 Pengolahan Zat Sisa Produksi Biogas Menjadi Pupuk Tanaman

Bio-slurry adalah produk akhir pengolahan limbah ternak yang memiliki bentuk padat
dan cair. Bop-slurry didapatkan dari sisa fermentasi limbah ternak yang kandungan
gasnya telah dialirkan untuk dimanfaatkan, dalam kata lain bio-slurry merupakan ampas
biogas yang dapat diambil pada dasar desikator.
Bio-slurry ini sangat bermanfaat bagi tanaman sebagai sumber nutrisi tanaman.
Berdasar analisa karakteristik awal, dalam bioslurry ini terdapat kandungan nutrisi
mikro tanaman. Antara lain Nitrogen sebesar 0,11 %, Phospor sebesar 0,17 %, Kalium
sebesar 0,04 % , magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Sulfur (S).
Sisa produk akhir biogas (bio-slurry) ini telah mengalami proses fermentasi anaerob
atau kedap udara sehingga dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pupuk
bio-slurry ini merupakan limbah produk biogas yang kaya humus sehingga jika dibuang
begitu saja kandungan unsur hara akan hanyut terbawa arus air hingga ke sungai dan

8
menyebabkan meledaknya populasi tanaman air yang dapat menjadi hama bagi
ekosistem seperti enceng gondok dan sebagainya yang juga dapat menyebabkan banjir
jika populasinya meningkat pesat.
Kandungan nutrien bio-slurry juga dapat dioptimalkan dengan menambah komponen-
komponen tambahan. Sebelum itu, bio-slurry diendapkan dan diambil kandungan gasnya
pada desikator. Proses pengendapan ini menghasilkan sludge atau lumpur yang
kemudian dapat diolah menjadi dua macam pupuk Yaitu pupuk cair dan pupuk padat.
Untuk pembuatan pupuk cair, sludge perlu melalui proses press yang akan
memisahkan antara padatan dan cairan bio-slurry. Cairan hasil pemisahan ini yang
kemudian dapat digunakan sebagai pupuk cair. Pada pupuk bio-slurry cair, kandungan
nutrien pupuk dapat dioptimalkan dengan menambah bahan campuran dan difermentasi
lagi. Bahan campuran yang dipakai dalam proses fermentasi ini antara lain air, urine
ternak, molase, dan batang pisang. Sebelum difermentasi, bahan-bahan campuran
tersebut perlu terlebih dahulu dicacah menjadi bentuk yang kecil sehingga proses
fermentasi dapat berjalan lebih cepat.
Penambahan bahan campuran ini dilakukan guna meningkatkan unsur hara Kalium dan
Phospor pada pupuk organik cair dan penambahan urine ternak ditujukan untuk
meningkatkan unsur hara Nitrogen. Sedangkan penambahan molase digunakan sebagai
sumber nutrisi mikroorganisme pendukung proses fermentasi.
Sedangkan untuk padatan hasil proses press sludge biogas dapat digunakan sebagai
media tanam yang dapat dicampurkan dengan tanah. Padatan bio-slurry ini juga masih
memiliki kandungan unsur hara yang baik bagi tanaman. Selain itu, padatan ini memilki
tekstur yang halus karena telah melewati banyak proses fermentasi sehingga dapat
dengan mudah untuk digunakan sebagai media tanam, baik dalam pot maupun polybag.
Dengan tekstur halus tentu saja akan mengoptimalkan pertumbuhan akar tanaman
sehingga tanaman dapat dengan leluasa mencari nutrien dalam tanah.
Industri pertanian, merupakan salah satu industri vital dunia selama masih tterdapat
kehidupan manusia. Tidak dapat disangkal bahwa asupan gizi manusia 90 % berasal dari
industri pertanian. Maka dari itu, peluang bisnis pupuk bio-sluryy cukup menjanjikan.
Karena dengan pemberian pupuk bio-slurry, tanaman dapat berkembang dengan baik dan
memiliki kandungan nutrisi yang lebih. Penggunaan bio-slury juga dapat meminimalisir
pencemaran air dan tanah seperti yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia. Selain
itu, dengan pengolahan pupik bio-slurry limbah organik peternakan dapat dengan
maksimal digunakan oleh masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Studi makalah ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Biogas merupakan sumber energi yang terarukan sehingga dapat dikelola seara terus
menerus sehingga tidak akan ada habisnya.
2. Penggunaan biogas meminimalisir pencemaran akibat emisi penggunaan bahan bakar fosil
3. Bisnis biogas memiliki potensi bisnis yang cukup menjanjikan seiring dengan menipisnya
pasokan gas alam dan minyak bumi.
4. Bio-slurry cair memiliki kandungan unsur C-organik sebesar 4,76 %, N sebesar 0,11 %, P
sebesar 0,17 % dan K sebesar 0,04 %.
5. Pupuk organik cair Bioslurry dengan tambahan urin sapi lebih baik daripada komposisi
Bioslurry murni dengan nilai unsur hara Bioslurry dengan campuran urin sapi sebesar C-
organik sebesar 9,23 %, N sebesar 0,44 %, P sebesar 18,47 % dan K sebesar 0,41 %.
6. Pupuk organik cari dari Bioslurry nilai C-organik dan Phospor (P) telah memenuhi standar
mutu pupuk organik cair menurut PERMENTAN No. 70/ permentan/SR.140/10/ 2011.
Sedangkan nilai Nitrogen (N) dan Kalium (K) masih belum memenuhi standar mutu kualitas
pupuk organik cair.

3.2 Saran
Alangkah baiknya jika penggunaan biogas dimaksimalkan dalam kehidupan
manusia karena penggunaan biogas lebih ramah lingkungan daripada penggunaan
minyak bumi dan gas alam. Ketersediaan biogas juga dapat dipertahankan sehingga
masyarakat tidak perlu khawatir kehabisan stok bahan energi. Pengolahan biogas juga
meminimalisir pencemaran lingkungan yang berupa bau tidak sedap di lingkungan
sekitar peternakan. Limbah pengolahan biogas pun juga memiliki manfaat bagi
lingkungan yaitu sebagai asupan nutrien bagi tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dengan memberikan pupuk bio-slurry pada tanaman.

10
3.3 Daftar Pustaka

http://eprints.ums.ac.id/18697/2/03._BAB_I.pdf

http://eprints.umm.ac.id/36356/2/jiptummpp-gdl-alfiandwip-48433-2-babi.pdf

https://123dok.com/document/y62j477z-makalah-pengelolaan-limbah-pternakan-doc.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Biogas

https://sumbarprov.go.id/home/news/6643-cara-membuat-biogas-dari-kotoran-ternak.html

https://core.ac.uk/download/pdf/287193641.pdf

https://www.biru.or.id/2017/03/19/3180/mengubah-biogas-menjadi-listrik.html

11

Anda mungkin juga menyukai