Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FEEDLOT

PENILAIAN PENGEMUKAN CV.ADIL MAKMUR SEJAHTERA

Disusun Oleh :

Angella Dianina S.Brahmana (200210137)

Harun Sukoco (200210048)

Shepia Dwi Yanti (200210033)

Jefri Windarto (200210014)

Chaerul Usman (2002100010)

Tri Julianto (190210008)

PRODI PETERNAKAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENILAIAN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. ADIL


MAKMUR SEJAHTERA

A. Judul kegiatan : LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


TEKNOLOGI FEEDLOT

B. Pelaksanaan kegiatan
Nama : Angella Dianina S.Brahmana (200210137)
Harun Sukoco
(200210048)
Shepia Dwi Yanti (200210033)
Jefri Windarto (200210014)
Chaerul Usman (2002100010
Tri Julianto (190210008)

C. Dosen pengampu
Nama lengkap & gelar : Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt, M.Pt.,IPP
NIDN : 0512059501
D. Mata kuliah : Praktikum Teknologi Feedlot
E. Kelas : 11C

Yogyakarta, 01 November 2022

Menyetujui :
Dosen pengampu :

Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt.,IPP

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum teknologi
feedlot yang berjudul PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. ADIL
MAKMUR SEJATERA

Pembuatan laporan praktikum teknologi feadloot ini tidak lepas dari


dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Niken Astuti M.P selaku Kaprodi Peternakan yang telah


memberikan izin untuk melaksanakan Praktikum Teknologi Feedlot
ini sampai dengan selesai.
2. Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt.,IPP. selaku Dosen Pengampu yang telah
memberikan bimbingan dan saran pada saat pembuatan laporan ini
sampai dengan selesai.
3. Seluruh dosen Program Studi Industri Peternakan, Fakultas
Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis
4. Seluruh teman-teman kelompok yang telah bekerja sama untuk
menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari dalam penyusunan laporan praktikum teknologi feedlot


ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membantu dan membangun dari semua pihak, demi perbaikan
penyusunan laporan di masa yang akan datang.
Yogyakarta, 25 november 2022

Penulis
DAFTAR ISI

iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Tujuan&Manfaat ....................................................................................................2-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM............................................................................10

A. Waktu dan Tempat Praktikum ................................................................................10


B. Variabel Praktikum .................................................................................................10
C. Metode Praktikum ..................................................................................................10-11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................


.............................................................................................................................................12

1. Identitas Peternakan/ Perusahaan feedlot................................................................12


2. Pemuliabiakan.........................................................................................................12
3. Bakalan ...................................................................................................................12
4. Pakan.......................................................................................................................14
5. Tata Laksana /Perawatan.........................................................................................15
6. Perkandangan...........................................................................................................15-16
7. Pengendalian Penyakit ............................................................................................17
8. Pemasaran Sapi dan Pengolahan Limbah ...............................................................18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................20

LAMPIRAN .......................................................................................................................21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sapi potong adalah ternak yang dipelihara secara intensif untuk


mendapatkan pertumbuhan daging secara maksimal, dari pakan, minum dan
kegiatan ternak sapi tersebut diatur sedemikian rupa oleh peternak (Abidin,
2008). Pemenuhan akan permintaan daging sapi dan meningkatkan nilai sadar
masyarakat akan tingkat konsumsi daging sapi, juga harus diimbangi dengan
calon bakalan yang tersedia, manajemen pemeliharaan bagus, dan hasil akhir
yang didapat akan bisa memenuhi kebutuhan daging sapi. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bakalan antara lain jenis kelamin, umur sapi,
penampilan fisik, dan pertambahan bobot badan (Abidin, 2002). Usaha-usaha
tersebut adalah salah satu kunci kesuksesan dalam mendapatkan hasil akhir
daging sapi yang berkualitas.

Kondisi peternakan sapi potong saat ini masih mengalami kekurangan


pasokan sapi bakalan lokal karena pertambahahan populasi tidak seimbang
dengan kebutuhan nasional, sehingga terjadi impor sapi potong bakalan dan
daging. Kebutuhan daging sapi di Indonesia saat ini dipasok dari tiga pemasok
yaitu peternak rakyat (ternak local), industri peternakan rakyat (hasil
penggemukan sapi ex-import) dan impor daging. Selanjutnya dijelaskan bahwa
untuk tetap menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan ternak
potong, usaha peternakan rakyat tetap menjadi tumpuan utama, namun tetap
menjaga kelestarian sumber daya ternak sehingga setiap tahun mendapat
tambahan akhir positif.

Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang terdiri dari biaya
bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya-biaya
pada saat terjadinya dicatat dan dialokasikan sebagai persediaan (inventory),

v
tetapi apabila terjadi penjualan atas persediaan atau produk, maka biaya dari
persediaan akan menjadi harga/beban pokok penjualan (expense) yang akan
dibandingkan dengan pendapatan yang terealisir dari penjualan tersebut
(Abdullah dan Dunia 2012).

CV. Adi Makmur Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang penggemukan sapi potong di daerah Kembangan, Sumber
Rahayu, Moyudan, Sleman. Perusahaan tersebut dipimpin oleh bapak Eko pada
tahun 2018 dan berkembang sampai sekarang ini. Pengamatan yang dilakukan
berupa pengetahuan terhadap data identitas peternak atau pengusaha feedlot,
design feadlot, bakalan hasil feedlot, stock, pakan/ransum, pengelolaan
kesehatan yang dilakukan, penganan limbah, dan pemasaran hasil feedlot. Hasil
akhir dari pelaksanaan praktikum teknologi feedlot ini diharapkan mahasiswa
mengetahui pengembangan usaha feedlot sapi potong yang berada di daerah
sekitar kembangan slemaan.

B. Tujuan
1. Mengetahui profil perusahaan CV. Adil Makmur Sejahtera Kembangan,
Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
2. Mengetahui manjemen pemilihan pedet di CV. Adil Makmur Sejahtera
Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
3. Mengetahui tatalaksana atau perawatan pakan di CV. Adi Makmur
Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
4. Menegtahui cara pengendalian penyakit di CV. Adi Makmur Sejahtera
Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
5. Mengetahui pemasaran di CV. Adi Makmur Sejahtera Kembangan,
Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.

vi
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui profil perusahaan CV. Adi Makmur
Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
2. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen pemuliabiakan di CV. Adi
Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan Sleman.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tatalaksana atau perawatan ternak di CV.
Adi Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan,
Sleman.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengendalian penyakit di CV. Adi
Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemasaran CV. Adi Makmur
Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.

vii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi Potong

Usaha penggemukan sapi potong dapat dijalankan dengan memasukkan


input produksi yang akan menghasilkan output produksi berupa penerimaan dan
pendapatan usaha. Pendapatan yang diterima peternak dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal antara lain skala usaha, pengalaman usaha, pendidikan, biaya
tenaga kerja, biaya pakan hijauan, biaya pakan tambahan, harga bakalan serta
lama periode penggemukan. Hal ini sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh
Indrayani dan Andri (2018).

Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang terdiri dari


biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya-biaya pada saat terjadinya dicatat dan dialokasikan sebagai persediaan
(inventory), tetapi apabila terjadi penjualan atas persediaan atau produk, maka
biaya dari persediaan akan menjadi harga/beban pokok penjualan (expense)
yang akan dibandingkan dengan pendapatan yang terealisir dari penjualan
tersebut menurut Abdullah dan Dunia (2012),

Bahwa Kelayakan bisnis/usaha adalah suatu kegiatan dalam rangka


menentukan layak atau tidak usaha tersebut untuk dijalankan, objek yang
diteliti tidak hanya pada bisnis usaha yang besar saja, tetapi pada bisnis atau
usaha yang sederhana juga bisa diterapkan. Kelayakan artinya penelitian untuk
menentukan apakah usaha-usaha yang akan dijalankan akan memberikan suatu
penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang telah
dikeluarkan. Kemudian kelayakan juga berarti sebagai usaha yang dijalankan
akan memberi keuntungan financial dan non-finansial dimana sesuai dengan
apa tujuan yang mereka inginkan. Maksud layak atau tidaknya disini adalah

viii
suatu perkiraan bahwa usaha akan dapat atau tidak dapat menghasilkan
keuntungan yang layak bila dioperasionalkan menurut Siregar (2012)

B. Perkandangan

Kandang adalah struktur atau bangunan tempat hewan ternak dipelihara.


Kandang sering dikategorikan menurut jumlah hewan yang menempatinya.
Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal
ternak atas sebagian atau sepanjang hidupnya (Rianto dan Purbowati, 2009).

Lokasi kandang yang perlu mendapatkan perhatian yaitu tersedianya


sumber air, terutama untuk minum, dekat dengan sumber pakan, tersedia
sarana transportasi yang memadai, hal ini terutama untuk pengangkutan bahan
pakan dan pemasaran, areal yang tersedia dapat diperluas (Nurochmah E dan
Rachma N, 2017).

Kandang yang baik harus memenuhi pesyaratan-persyaratan, seperti


nyaman dan sehat bagi ternak, kandang yang dibangun harus bisa menunjang
peternak baik dari segi ekonomis maupun segi kemudahan dalam pelayanan,
mudah dibersihkan, pertukaran udara yang sempurna, bahan mudah di dapat
dan murah (Sudarmono dan Sugeng, 2008)

C. Breeding / Pembibitan / Bakalan


Upaya pengembangan pembibitan sapi potong secara berkelanjutan
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha ternak potong, antara lain penentuan bibit ternak potong
yang baik, penyediaan dan pemberian pakan hijauan yang baik, pembuatan
kandang yang memenuhi persyaratan kesehatan, pemeliharaan yang baik,
sistem perkawinan yang baik, dan pengawasan terhadap penyakit ternak
(Direktorat Jenderal Peternakan, 1985).
Umumnya pengembangan pembibitan sapi potong di Indonesia masih
perlu adanya perbaikan dari manajemen pemuliaan ternak yang terarah

ix
dan berkesinambungan sehingga mampu memproduksi bibit sesuai
standar (Permentan, 2014).

Usaha ternak sapi potong di Indonesia sebagian besar masih merupakan


usaha peternakan rakyat yang dipelihara secara tradisional bersama tanaman
pangan. Pemeliharaannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
pemeliharaan sebagai pembibitan dan pemeliharaan sapi bakalan untuk
digemukkan Widiyaningrum (2005).

D. Pakan
Bahan pakan adalah segala susatu yang diberikan kepada ternak yang
sebagian atau keseluruhannnya dapat dicerna tetapi tidak mengganggu
kesehatan ternak tersebut. Sebagian contoh pakan hijaun (rumput,
daundaunan), limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai,
pucuk tebu), leguminosa (daun Lamtoro, Gliricida, Kaliandra, Turi, dan
Kacang-kacangan) limbah industri pertanian (dedak, bekatul, pollard, onggok,
bungkil-bungkilan) dan lain-lain (Anonimus, 2011).
Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan
dan konsentrat, dan yang terpenting adalah pakan yang memenuhi kebutuhan
protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin serta mineral (Sarwono,2012).
Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan, yang dapat berupa
rumput alam atau lapangan, rumput unggul, leguminosa, limbah pertanian serta
tanaman hijauan lainnya. Dalam pemilihan hijauan pakan ternak harus
diperhatikan disukai ternak atau tidak, mengandung toxin (racun) atau tidak
yang dapat membahayakan perkembangan ternak yang mengkonsumsi. Namun
permasalahan yang ada bahwa hijauan di daerah tropis mempunyai kualitas
yang kurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan nutrien perlu ditambah
dengan pemberian pakan konsentrat (Siregar, 2016)

x
E. Pemeliharaan

Pemeliharaan persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai


memelihara ternak sapi potong adalah membersihkan kandang dengan
desinfeksi. Demikian juga dalam penggunaan alat harus memenuhi baik faktor
higienis, keamanan ternak maupun efisiensi (Anonima, 2012

Induk yang sedang bunting sama dengan sapi yang sedang berproduksi,
membutuhkan makanan yang cukup mengandung protein, mineral dan vitamin.
Induk bunting harus dipisahkan dengan kelompok sapi yang tidak bunting dan
pejantan. Semua induk bunting hendaknya dikumpulkan menjadi satu. Apabila
sudah dekat masa melahirkan harus dipisahkan di kandang tersendiri yang
bersih, kering, dan terang. Lantai kandang harus diberi alas, misalnya dengan
jerami atau rumput (Anonima, 2012). 

Usaha penggemukan mendatangkan keuntungan ganda berupa keuntungan


dari pertambahan bobot badan dan kotoran (feses) berupa pupuk kandang
(bokasi). Penggemukan sapi dapat dilakukan secara perseorangan hingga skala
usaha yang besar, namun ada pula yang mengembangkan usahanya dalam
bentuk kelompok dalam kandang yang berkelompok pula (Siregar, 2006).

F. Pemasaran

Jalur pemasaran dimulai sejak hasil peternakan dikeluarkan dari peternak


hingga diterima konsumen akhir. Untuk kegiatan ini tentu pihak lain dilibatkan
seperti perorangan atau lembaga, sedangkan pelakunya dapat peternak sendiri
ataupun orang lain. Semua hasil peternakan ada pengumpul baik tingkat
pertama maupun tingkat akhir. Lembaga pengumpul yang berada ditingkat
pertama inilah yang sering datang dan mengumpulkan produk peternakan.
Lembaga ini sering disebut lembaga pengumpul. Ditingkat berikutnya ada
distributor atau pelaku ditengah jalur tata niaga dalam berbagai bentuk
usahanya, termasuk unit pengolahan atau usaha pengolahan hasil peternakan.

xi
Kemudian ditingkat akhir pada pengecer di pasar atau pengusaha restoran dan
usaha sejenisnya (Rasyaf, 2003).

Fungsi saluran pemasaran meliputi informasi, promosi, negosiasi,


pemesanan, pembiayaan, pengambilan resiko, dan pemilik fisik. Pengambilan
risiko merupakan asumsi resiko yang berhubungan dengan
pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut. Pemikiran fisik merupakan
kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah
sampai ke pelanggan akhir (Kotler dan Susanto, 2001).

Jalur pemasaran singkat merupakan upaya untuk memperpendek jalur


pemasaran yang ada, artinya peternak langsung menjual hasil peternakan
kepada pembeli akhir. Jalur pemasaran panjang merupakan cara untuk ikut serta
pada setiap tahapan jalur pemasaran itu, dalam hal ini peternak sangat berperan
(Rasyaf, 2001).

G. Pengolahan Limbah

Limbah ternak merupakan hasil sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, dan
sebagainya. Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan
semakin meningkat. .Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan
limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan
oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. .Limbah padat
merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat
(kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan
ternak).Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam
fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Menurut Rendy
Malik, (2014)

Salah satu hasil proses fermentasi anaerob pada instalasi biogas adalah
terbentuknya limbah cair berbentuk Slurry. Slurry mengalami penurunan COD

xii
sebesar 90% dari kondisi bahan awal dan perbandingan BOD/COD slurry
sebesar
0,37. Nilai ini lebih kecil dari perbandingan BOD/COD limbah cair sebesar 0,5.
Slurry juga mengandung lebih sedikit bakteri pathogen sehingga aman untuk
digunakan sebagai pupuk (Widodo dkk, 2007 dalam Prariesta dan Winata
2009). Slurry dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan diolah menjadi
pupuk organik cair. Menurut Suzuki et al (2001)

xiii
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum kunjungan ke perusahaan feedlot sapi potong dilaksanaakan pada


hari kamis,06 Oktober 2022. Pukul 09.00 WIB sampi dengan 11.30 WIB.
CV. Adil Makmur Sejahtera berlokasi di Kembangan, Sumber Rahayu,
Moyudan Slemaan.

B. Variabel Praktikum
1. Identitas peternakan/ perusahaan
2. Perkandangan
3. Bibit/bakalan
4. Pakan
5. Tatalaksana/perawatan
6. Pemasaran
7. Pemuliabiakan

C. Metode Praktikum
1. Metode langsung
a. Observasi / survey lapangan
Observasi secara langsung dilakukan dengan pengamatan langsung
ke lapangan atau ke CV. Adil Makmur Sejahtera Kembangan,
Sumber Rahayu, Moyudan Slemaan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada bapak Eko langsung yang sebagai
pemilik peternakan tersebut.
c. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi dengan cara pencatatan dan pengambilan
gambar yang berhubungan dengan kegiatan praktikum serta.

xiv
2. Metode tidak langsung
a. Metode pengumpulan data dengan mencatat data data yang
telahada,meliputi lokasi feedlot, deain feedlot, bakalan/feeder stock.
b. Studi pustaka dengan penelusuran refrensi sebagai bahan
perlengkapan, pendukung dn pembanding serta konsep dalam
pemecahan masalah yang dimbil dari buku buku maupun browsing
internet

xv
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Identitas Peternakan /Perusahaaan Feedlot


Peternakan CV. Adil Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu,
Moyudan Slemaan. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2018, berawal
dari keinginan owner sendiri untuk memiliki ternak potong, dan
memiliki peternakan yang dapat di impor ke luar kota. Owner CV. Adil
Makmur Sejahtera ini dimulai dengan beberapa sapi sehingga sekarang
sudah menjadi CV yang lumayan besar.
Owner CV.Adil Makmur Sejahtera ini bernama Bapak Eko yang
merintis dan mengembangkan peternakan ini dengan bertahap, sehingga
sekarang CV. Adil Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu,
Moyudan Slemaan memiliki beberapa karyawan untuk mengurus ternak
sapi potong milik bapak Eko. Di CV. Adi Makmur Sejahtera
Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan Slemaan milik pak Eko ini
memelihara sapi limosil dan simetal.

2. Pemuliabiakan
Manajemen pemuliabiakan atau program penggemukan merupakan
suatu program yang menonjol khususnya dalam industri daging. Tujuan
penggemukan adalah untuk memperbaiki karkas/daging. Di negara
negara maju sudah banyak menggunakan tehnik penggemukan dry lot
fattening, pasture fattening dan sistem kereman.
Untuk CV. Adil Makmur Sejahtera menggunakan sitem pemberian
pakan hijauan dan pemeberian konsentrat setiap harinya.

3. Bakalan
Bakalan yang terdapat pada CV. Adil Makmur Sejahtera terdiri
dari jenis sapi simental dan limousin. Sapi yang diusahakan sebagai

xvi
ternak potong mempunyai ciri-ciri antara lain ukuran tubuh besar,
berbentuk persegi panjang atau balok, kualitas dagingnya baik, laju
pertumbuhan cepat, dan efisiensi pakannya tinggi. Kriteria pemilihan
sapi di kandang CV. Adil Makmur Sejahtera berdasarkan penilaian
luarnya di antaranya ukuran badan panjang dan dalam, bentuk tubuh
persegi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah, dan belakang
serasi, paha sampai pergelangan kaki penuh berisi daging, dada lebar
dan dalam serta menonjol, kaki besar, pendek, dan kokoh
Jumlah sapi bakalan yaitu 34 ekor jantan, asal sapi yaitu dari
masyarakat sekitar atau para petani peternak di daerah tersebut.
Ketersediaan bakalan secara kontinue tidak pernah terhambat kecuali
pada saat terjadinya wabah seperti virus pmk, maka pengadaan bakalan
terhenti untuk mencegah penularan penyakit.
Lama pemeliharaan atau penggemukan yang di lakukan di CV.
Adil Makmur Sejahtera 3 bulan, 5 bulan hingga 1 tahun. Umur bakalan
yang di gemukkan adalan sapi berusia 1-1,5 tahun. Sapi- sapi umur 1-
1,5 tahun jika digunakan untuk penggemukan dan diberi pakan yang
berkualitas baik dapat mencapai pertumbuhan maksimal. Tidak
digunakan sapi berusia 2 tahun keatas karena memiliki mutu yang
kurang baik serta daya tahan tubuh yang semakin menurun, Umumnya
mutu daging yang berasal dari sapi afkiran ini tidak terlalu baik
meskipun demikian ada beberapa jenis sapi yang memang khusus
dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya,
seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi
inilah umumnya diijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara
intensif selama beberapa bulan sehingga di peoleh pertambahan berat
badan yang ideal untuk dipotong (Abidin, 2002)

xvii
4. Pakan
Jenis pakan yang diberikan pada CV. Adil Makmur Sejahtera yaitu
hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan berupa rumput gajah
dan juga jerami padi yang berasal dari limbah persawahan warga
setempat. Konsentrat yang diberikan yaitu kosentrat yang sudah jadi,
yang dibeli di pasar sesuai dengan kebutuhan. Pakan yang diberikan
harus di cek terlebih dahulu untuk memastikan layak di konsumsi oleh
ternak atau tidak.
Untuk pakan juga harus di lihat nilai gizi tinggi tidak mengandung zat
anti nutrisi karena pemberiaan pakan yang berkualitas sangat
memperngaruhi pertumbuhan sapi untuk menjadi sumber energi
aktivitas, energi reproduksi, dan energi produksi.
Manajemen pakan yang baik yaitu yang memperhatikan jenis pakan
yang diberikan, jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan,
imbangan hijauan,konsentrat, serta frekuensi dan cara pemberian pakan
yang tepat (sandi et.el.,2018).
Menurut Soedomo (2000), kandungan rumput gajah terdiri atas 19,9%
bahan kering (BK), 10,2% protein kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2% serat
kasar, 11,7% abu, dan 42,3% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Kandungan konsentrat yaitu protein kasar 13 - 14 % dan energi 65 – 70
%. Jumlah pemberian ransum yaitu 2,5-5 % dari BB dalam bentuk BK.
Perbandingan yang digunakan antara hijauan dengan konsentrat yaitu 20
: 80 dalam bentuk BK (bahan kering). Hal ini sesuai dengan
pendapat Nuschati (2003), bahwa pemberian konsentrat yang tinggi
merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pertumbuhan,
produksi karkas dan daging dengan kualitas tinggi serta meningkatkan
nilai ekonominya sehingga pemberian pakan hijauan dan konsentrat
untuk penggemukan sapi secara komersial antara 30% : 70% atau
maksimal 20% : 80%.

xviii
Pada CV. Adil Makmur Sejahtera sistem pemberian pakan pada pagi
hari dan sore hari. Untuk pagi hari 6.00 WIB dan pada sore hari 16.00
WIB dengan pemberian kosentrat 1,2 % dari bobot sapi dan hijauan
10% dari bobot badan sapi.
Kosentrat diberirikan dalam bentuk kering dan juga jerami diberikan
setelah difermentasi.

5. Tatalaksana / Perawatan
Cara/sistem pemeliharaan ternak sapi dibagi menjadi tiga,
1. Intensif merupakan sistem pemeliharaan ternak sapi dengan cara
dikandangkan secara terus-menerus dengan sistem pemberian pakan
secara cut and carry.
2. Ekstensif merupaka pemeliharaan ternak di padang penggembalaan.
Sapi perlu dimandikan secara rutin untuk menjaga kebersihan tubuh
dan mencegah munculnya sarang penyakit pada tubuh sapi.
3. semi intensif merupakan pemeliharaan ternak didalam dan diluar
kandang.

Cara atau sistem yang dilakukan CV. Adil Makmur Sejahtera dalam
pemeliharaan sapi potong ini adalah pemeliharaan secara intensif
sehingga dalam pemandian sapi hanya dilakukan sebulan sekali.

6. Perkandangan
Lokasi di peternakan CV. Adil Makmur Sejahteraterletak di
dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 28 0C pada siang hari dan
220C pada malam hari. Sedngkan untuk kelembaban udara di kandang
CV. Adil Makmur Sejahtera ini berkisar 60-80%. Suhu dan kelembaban
tersebut sangat cocok untuk usaha penggemukan sapi potong jenis
peranakan simental dan lomousin, karena sapi tersebut mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan di kandang CV. Adil Makmur
Sejahtera.

xix
Lokasi kandang yang dipilih di CV. Adil Makmur Sejahtera ini
terletak di pedesaan yang cukup jauh dari pemukiman warga, jarak
antara pemukiman dengan kandang CV. Adil Makmur Sejahtera kira-
kira 40 meter dari rumah penduduk, akses jalan menuju ke pasar juga
mudah di jangkau dengan kendaraan. Kandang harus terpisah dengan
rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter dengan sinar
matahari harus dapat menembus ke peralatan kandang serta dekat
dengan lahan pertanian, pembuatannya dilakukan secara berkelompok di
tengah ladang. Dalam pemilihan lokasi usaha penggemukan ternak sapi
potong (feedlot) sebaiknya jauh dari pemukiman masyarakat dan
memiliki akses kepasar dan letak ketinggian terhadap lingkungan,
sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar (Aulia,2009)
Konstruksi kandang dibuat dengan cermat karena keadaan
kandang yang dibuat nantinya akan memudahkan operasional kerja
dengan baik. Operasional kerja yang bisa terlaksana dengan praktis
seperti pemberian pakan, minum, dan sanitasi kandang. Kerangka
kandang di CV. Adil Makmur Sejahtera terbuat dari bahan besi dan
beton yang disesuaikan dengan model kandang yang diinginkan.
Bahan atap kandang di CV. Adil Makmur Sejahtera sebagian
kandang menggunakan atap genting dan sebagian kandang sebelah
selatan menggunakan atap asbes dengan model atap gable. Genting
digunakan karena mempunyai daya tahan baik terhadap cuaca dan
bahan yang digunakan tidak terlalu panas sehingga tidak menimbulkan
ternak menjadi strees dan ternak merasa nyaman. Untuk atap asbes di
kandang selatan peternak memilih bahan tersebut di karenakan posisi
kandang yang dekat dengan lahan milik warga yang rimbun sehingga
berguna untuk menyetabilkan suhu udara.
Dinding kandang di CV. Adil Makmur Sejahtera terbuat dari
tembok dengan model terbuka karena terletak di dataran rendah.
Dinding kandang berfungsi untuk mengurangi terpaan angin secara

xx
langsung kedalam kandang, menghambat keluarnya panas tubuh pada
ternak pada malam hari, dan membatasi ternak agar tidak bisa keluar
atau lepas. Lantai kandang terbuat dari beton yang dilapisi dengan
karpet, lantai kandang sangat penting karena sebagai berdirinya sapi
sehingga peternak memberikan tambahan karpet agar ternak merasa
nyaman dan tidak berbahaya untuk ternak, hal ini sesuai dengan
pendapat Arsanti (2018) yang menyatakan dinding kandang yang baik
itu terbuka sebagian untuk sirkulasi udara, dinding terbuat dari tembok
beton atau papan kayu, atap terbuat dari asbes, rumbia, atau genting
Peralatan kandang yang digunakan di CV. Adil Makmur
Sejahtera berupa cangkul, ember, sekop, sapu lidi, wheel barrow
(angkong), sabit, timbangan ternak, karung, selang air, suntikan (spuilt),
buku recording, dan kelangkapan kandang lainnya yaitu tempat pakan
dan minum yang terbuat dari beton dengan ukuran 70 cm x 60 cm.
Tambatan sapi terbuat dari besi yang berguna untuk menghalangi sapi
agar tidak berjalan kemana-mana, tempat penyimpanan jerami, bak
tandon air, gudang untuk menyimpan perlengkapan kandang, tempat
penimbangan ternak, tempat penampungan kotoran, tempat biogas,
pagar dan kantor. Perlengkapan kadang untuk pemenuhan kebutuhan
sapi di kandang CV. Adil Makmur Sejahtera

7. Penegendalian Penyakit
Untuk pengendalian penyakit CV. Adil Makmur Sejahtera sangat
jarang. Pencegahan yang dilakukan CV. Adil Makmur Sejahtera CV.
Adil Makmur Sejahtera mengadakan vaksinasi dan sanitasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Lestari (2014), yang menyatakan feedlot adalah
pemeliharaan dan penggemukan dilakukan secara intensif dengan waktu
tertentu yang telah ditetapkan, misalkan 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 9

xxi
bulan. Peluang terkena penyakit kemungkinan sangat kecil dikarenakan
pemeliharaan dalam waktu singkat.
Ketika ada sapi yang terkena penyakit maka akan ditanggulangi dengan
cara sapi tersebut akan di tempatkan di kandang karantina untuk
pengobatan khusus.

8. Pemasaran Sapi dan Pengolahan Limbah


a. Pemasaran
Pemasaran sapi CV. Adil Makmur Sejahtera ada yang di jual ke
pengepul dan juga di kirim ke luar kota( jakarta). Umur sapi di jual
sekitar 1 tahun. Untuk bobot badan yang dihasilkan kurang lebih 500
kg/ timbang hidup
b. Pengolahan limbah
Limbah yang sapi di olah menjadi biogas langsung. Limbah ternak
tersebut dapat bermanfaat dari hasil biogas. Hasil biogas dapat
mengahsilkan atau mencukupi 5-6 rumah tangga dalam/ harinya.

xxii
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Tata letak CV. Adi Makmur Sejahtera sudah memenuhi syarat dilihat
dari letak geografis, topografis, ketersedian air, ketersedian bakalan,
ketersediaan pakan, pemasaran, dan lokasi/transportasi. Letak geografi
terdiri dari arah angin, curah hujan, dan sinar matahari yang dapat
masuk ke dalam kandang. Ketersediaan air di CV. Adil Makmur
Sejahtera mudah karena memiliki sumur bor sendiri. Ketersediaan
pakan juga memenuhi karena memiliki lahan sendiri, ketersediaan
kosentrat sudah ada di pasar sekitar. Transportasi untuk pemasaran
mudah karena di ambil langsung ke kandang oleh pengepul dan juga
dikirim ke jakarta sehingga pemasaran lancar. Adil Makmur Sejahtera
ini dimulai dengan beberapa sapi sehingga sekarang sudah menjadi CV
yang lumayan besar. Ketika ada sapi yang terkena penyakit maka akan
ditanggulangi dengan cara sapi tersebut akan di tempatkan di kandang
karantina untuk pengobatan khusus.

B. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum selanjutnya dilakukan study
banding dengan beberapa jenis ternak potong dan juga beberapa lokasi
peternakan yang ada di sekitar.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA

Indrayani, I. dan Andri. 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan


usaha ternak sapi potong di Kecamatan Sitiung, Kabupaten
Dharmasraya. Vol. 20 NO 3 : 151-159.

Rusnan H, Kaunang Ch.L, Yohanis, Tulung LR. 2015. Analisis Potensi dan
Strategi Pengembangan Sapi Potong dengan Pola Integrasi Kelapa-Sapi
di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Jurnal Zootek.
35(2):187-200.

Sayifullah, Emmalian, 2018, “Pengaruh Tenaga Kerja Sektor Pertanian Dan


Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian Terhadap Produ
Domestik Bruto Sektor Pertanian Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol. 8 No. 1: 66.

Siregar Gustina, 2012, “Analisis Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha


Ternak Sapi Potong”, Jurnal Agribisnis, Vol. 17 No 3: 194.

xxiv
LAMPIRAN

PAKAN TERNAK DI CV. ADI MAKMUR SEJATERAH

SAPI POTONG PENGEMUKAN

xxv

Anda mungkin juga menyukai