Disusun Oleh :
PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
B. Pelaksanaan kegiatan
Nama : Angella Dianina S.Brahmana (200210137)
Harun Sukoco
(200210048)
Shepia Dwi Yanti (200210033)
Jefri Windarto (200210014)
Chaerul Usman (2002100010
Tri Julianto (190210008)
C. Dosen pengampu
Nama lengkap & gelar : Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt, M.Pt.,IPP
NIDN : 0512059501
D. Mata kuliah : Praktikum Teknologi Feedlot
E. Kelas : 11C
Menyetujui :
Dosen pengampu :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum teknologi
feedlot yang berjudul PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. ADIL
MAKMUR SEJATERA
Penulis
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
LAMPIRAN .......................................................................................................................21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang terdiri dari biaya
bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya-biaya
pada saat terjadinya dicatat dan dialokasikan sebagai persediaan (inventory),
v
tetapi apabila terjadi penjualan atas persediaan atau produk, maka biaya dari
persediaan akan menjadi harga/beban pokok penjualan (expense) yang akan
dibandingkan dengan pendapatan yang terealisir dari penjualan tersebut
(Abdullah dan Dunia 2012).
CV. Adi Makmur Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang penggemukan sapi potong di daerah Kembangan, Sumber
Rahayu, Moyudan, Sleman. Perusahaan tersebut dipimpin oleh bapak Eko pada
tahun 2018 dan berkembang sampai sekarang ini. Pengamatan yang dilakukan
berupa pengetahuan terhadap data identitas peternak atau pengusaha feedlot,
design feadlot, bakalan hasil feedlot, stock, pakan/ransum, pengelolaan
kesehatan yang dilakukan, penganan limbah, dan pemasaran hasil feedlot. Hasil
akhir dari pelaksanaan praktikum teknologi feedlot ini diharapkan mahasiswa
mengetahui pengembangan usaha feedlot sapi potong yang berada di daerah
sekitar kembangan slemaan.
B. Tujuan
1. Mengetahui profil perusahaan CV. Adil Makmur Sejahtera Kembangan,
Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
2. Mengetahui manjemen pemilihan pedet di CV. Adil Makmur Sejahtera
Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
3. Mengetahui tatalaksana atau perawatan pakan di CV. Adi Makmur
Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
4. Menegtahui cara pengendalian penyakit di CV. Adi Makmur Sejahtera
Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
5. Mengetahui pemasaran di CV. Adi Makmur Sejahtera Kembangan,
Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
vi
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui profil perusahaan CV. Adi Makmur
Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
2. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen pemuliabiakan di CV. Adi
Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan Sleman.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tatalaksana atau perawatan ternak di CV.
Adi Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan,
Sleman.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengendalian penyakit di CV. Adi
Makmur Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemasaran CV. Adi Makmur
Sejahtera Kembangan, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman.
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sapi Potong
viii
suatu perkiraan bahwa usaha akan dapat atau tidak dapat menghasilkan
keuntungan yang layak bila dioperasionalkan menurut Siregar (2012)
B. Perkandangan
ix
dan berkesinambungan sehingga mampu memproduksi bibit sesuai
standar (Permentan, 2014).
D. Pakan
Bahan pakan adalah segala susatu yang diberikan kepada ternak yang
sebagian atau keseluruhannnya dapat dicerna tetapi tidak mengganggu
kesehatan ternak tersebut. Sebagian contoh pakan hijaun (rumput,
daundaunan), limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai,
pucuk tebu), leguminosa (daun Lamtoro, Gliricida, Kaliandra, Turi, dan
Kacang-kacangan) limbah industri pertanian (dedak, bekatul, pollard, onggok,
bungkil-bungkilan) dan lain-lain (Anonimus, 2011).
Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan
dan konsentrat, dan yang terpenting adalah pakan yang memenuhi kebutuhan
protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin serta mineral (Sarwono,2012).
Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan, yang dapat berupa
rumput alam atau lapangan, rumput unggul, leguminosa, limbah pertanian serta
tanaman hijauan lainnya. Dalam pemilihan hijauan pakan ternak harus
diperhatikan disukai ternak atau tidak, mengandung toxin (racun) atau tidak
yang dapat membahayakan perkembangan ternak yang mengkonsumsi. Namun
permasalahan yang ada bahwa hijauan di daerah tropis mempunyai kualitas
yang kurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan nutrien perlu ditambah
dengan pemberian pakan konsentrat (Siregar, 2016)
x
E. Pemeliharaan
Induk yang sedang bunting sama dengan sapi yang sedang berproduksi,
membutuhkan makanan yang cukup mengandung protein, mineral dan vitamin.
Induk bunting harus dipisahkan dengan kelompok sapi yang tidak bunting dan
pejantan. Semua induk bunting hendaknya dikumpulkan menjadi satu. Apabila
sudah dekat masa melahirkan harus dipisahkan di kandang tersendiri yang
bersih, kering, dan terang. Lantai kandang harus diberi alas, misalnya dengan
jerami atau rumput (Anonima, 2012).
F. Pemasaran
xi
Kemudian ditingkat akhir pada pengecer di pasar atau pengusaha restoran dan
usaha sejenisnya (Rasyaf, 2003).
G. Pengolahan Limbah
Limbah ternak merupakan hasil sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, dan
sebagainya. Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan
semakin meningkat. .Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan
limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan
oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. .Limbah padat
merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat
(kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan
ternak).Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam
fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Menurut Rendy
Malik, (2014)
Salah satu hasil proses fermentasi anaerob pada instalasi biogas adalah
terbentuknya limbah cair berbentuk Slurry. Slurry mengalami penurunan COD
xii
sebesar 90% dari kondisi bahan awal dan perbandingan BOD/COD slurry
sebesar
0,37. Nilai ini lebih kecil dari perbandingan BOD/COD limbah cair sebesar 0,5.
Slurry juga mengandung lebih sedikit bakteri pathogen sehingga aman untuk
digunakan sebagai pupuk (Widodo dkk, 2007 dalam Prariesta dan Winata
2009). Slurry dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan diolah menjadi
pupuk organik cair. Menurut Suzuki et al (2001)
xiii
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
B. Variabel Praktikum
1. Identitas peternakan/ perusahaan
2. Perkandangan
3. Bibit/bakalan
4. Pakan
5. Tatalaksana/perawatan
6. Pemasaran
7. Pemuliabiakan
C. Metode Praktikum
1. Metode langsung
a. Observasi / survey lapangan
Observasi secara langsung dilakukan dengan pengamatan langsung
ke lapangan atau ke CV. Adil Makmur Sejahtera Kembangan,
Sumber Rahayu, Moyudan Slemaan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada bapak Eko langsung yang sebagai
pemilik peternakan tersebut.
c. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi dengan cara pencatatan dan pengambilan
gambar yang berhubungan dengan kegiatan praktikum serta.
xiv
2. Metode tidak langsung
a. Metode pengumpulan data dengan mencatat data data yang
telahada,meliputi lokasi feedlot, deain feedlot, bakalan/feeder stock.
b. Studi pustaka dengan penelusuran refrensi sebagai bahan
perlengkapan, pendukung dn pembanding serta konsep dalam
pemecahan masalah yang dimbil dari buku buku maupun browsing
internet
xv
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Pemuliabiakan
Manajemen pemuliabiakan atau program penggemukan merupakan
suatu program yang menonjol khususnya dalam industri daging. Tujuan
penggemukan adalah untuk memperbaiki karkas/daging. Di negara
negara maju sudah banyak menggunakan tehnik penggemukan dry lot
fattening, pasture fattening dan sistem kereman.
Untuk CV. Adil Makmur Sejahtera menggunakan sitem pemberian
pakan hijauan dan pemeberian konsentrat setiap harinya.
3. Bakalan
Bakalan yang terdapat pada CV. Adil Makmur Sejahtera terdiri
dari jenis sapi simental dan limousin. Sapi yang diusahakan sebagai
xvi
ternak potong mempunyai ciri-ciri antara lain ukuran tubuh besar,
berbentuk persegi panjang atau balok, kualitas dagingnya baik, laju
pertumbuhan cepat, dan efisiensi pakannya tinggi. Kriteria pemilihan
sapi di kandang CV. Adil Makmur Sejahtera berdasarkan penilaian
luarnya di antaranya ukuran badan panjang dan dalam, bentuk tubuh
persegi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah, dan belakang
serasi, paha sampai pergelangan kaki penuh berisi daging, dada lebar
dan dalam serta menonjol, kaki besar, pendek, dan kokoh
Jumlah sapi bakalan yaitu 34 ekor jantan, asal sapi yaitu dari
masyarakat sekitar atau para petani peternak di daerah tersebut.
Ketersediaan bakalan secara kontinue tidak pernah terhambat kecuali
pada saat terjadinya wabah seperti virus pmk, maka pengadaan bakalan
terhenti untuk mencegah penularan penyakit.
Lama pemeliharaan atau penggemukan yang di lakukan di CV.
Adil Makmur Sejahtera 3 bulan, 5 bulan hingga 1 tahun. Umur bakalan
yang di gemukkan adalan sapi berusia 1-1,5 tahun. Sapi- sapi umur 1-
1,5 tahun jika digunakan untuk penggemukan dan diberi pakan yang
berkualitas baik dapat mencapai pertumbuhan maksimal. Tidak
digunakan sapi berusia 2 tahun keatas karena memiliki mutu yang
kurang baik serta daya tahan tubuh yang semakin menurun, Umumnya
mutu daging yang berasal dari sapi afkiran ini tidak terlalu baik
meskipun demikian ada beberapa jenis sapi yang memang khusus
dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya,
seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi
inilah umumnya diijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara
intensif selama beberapa bulan sehingga di peoleh pertambahan berat
badan yang ideal untuk dipotong (Abidin, 2002)
xvii
4. Pakan
Jenis pakan yang diberikan pada CV. Adil Makmur Sejahtera yaitu
hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan berupa rumput gajah
dan juga jerami padi yang berasal dari limbah persawahan warga
setempat. Konsentrat yang diberikan yaitu kosentrat yang sudah jadi,
yang dibeli di pasar sesuai dengan kebutuhan. Pakan yang diberikan
harus di cek terlebih dahulu untuk memastikan layak di konsumsi oleh
ternak atau tidak.
Untuk pakan juga harus di lihat nilai gizi tinggi tidak mengandung zat
anti nutrisi karena pemberiaan pakan yang berkualitas sangat
memperngaruhi pertumbuhan sapi untuk menjadi sumber energi
aktivitas, energi reproduksi, dan energi produksi.
Manajemen pakan yang baik yaitu yang memperhatikan jenis pakan
yang diberikan, jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan,
imbangan hijauan,konsentrat, serta frekuensi dan cara pemberian pakan
yang tepat (sandi et.el.,2018).
Menurut Soedomo (2000), kandungan rumput gajah terdiri atas 19,9%
bahan kering (BK), 10,2% protein kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2% serat
kasar, 11,7% abu, dan 42,3% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Kandungan konsentrat yaitu protein kasar 13 - 14 % dan energi 65 – 70
%. Jumlah pemberian ransum yaitu 2,5-5 % dari BB dalam bentuk BK.
Perbandingan yang digunakan antara hijauan dengan konsentrat yaitu 20
: 80 dalam bentuk BK (bahan kering). Hal ini sesuai dengan
pendapat Nuschati (2003), bahwa pemberian konsentrat yang tinggi
merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pertumbuhan,
produksi karkas dan daging dengan kualitas tinggi serta meningkatkan
nilai ekonominya sehingga pemberian pakan hijauan dan konsentrat
untuk penggemukan sapi secara komersial antara 30% : 70% atau
maksimal 20% : 80%.
xviii
Pada CV. Adil Makmur Sejahtera sistem pemberian pakan pada pagi
hari dan sore hari. Untuk pagi hari 6.00 WIB dan pada sore hari 16.00
WIB dengan pemberian kosentrat 1,2 % dari bobot sapi dan hijauan
10% dari bobot badan sapi.
Kosentrat diberirikan dalam bentuk kering dan juga jerami diberikan
setelah difermentasi.
5. Tatalaksana / Perawatan
Cara/sistem pemeliharaan ternak sapi dibagi menjadi tiga,
1. Intensif merupakan sistem pemeliharaan ternak sapi dengan cara
dikandangkan secara terus-menerus dengan sistem pemberian pakan
secara cut and carry.
2. Ekstensif merupaka pemeliharaan ternak di padang penggembalaan.
Sapi perlu dimandikan secara rutin untuk menjaga kebersihan tubuh
dan mencegah munculnya sarang penyakit pada tubuh sapi.
3. semi intensif merupakan pemeliharaan ternak didalam dan diluar
kandang.
Cara atau sistem yang dilakukan CV. Adil Makmur Sejahtera dalam
pemeliharaan sapi potong ini adalah pemeliharaan secara intensif
sehingga dalam pemandian sapi hanya dilakukan sebulan sekali.
6. Perkandangan
Lokasi di peternakan CV. Adil Makmur Sejahteraterletak di
dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 28 0C pada siang hari dan
220C pada malam hari. Sedngkan untuk kelembaban udara di kandang
CV. Adil Makmur Sejahtera ini berkisar 60-80%. Suhu dan kelembaban
tersebut sangat cocok untuk usaha penggemukan sapi potong jenis
peranakan simental dan lomousin, karena sapi tersebut mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan di kandang CV. Adil Makmur
Sejahtera.
xix
Lokasi kandang yang dipilih di CV. Adil Makmur Sejahtera ini
terletak di pedesaan yang cukup jauh dari pemukiman warga, jarak
antara pemukiman dengan kandang CV. Adil Makmur Sejahtera kira-
kira 40 meter dari rumah penduduk, akses jalan menuju ke pasar juga
mudah di jangkau dengan kendaraan. Kandang harus terpisah dengan
rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter dengan sinar
matahari harus dapat menembus ke peralatan kandang serta dekat
dengan lahan pertanian, pembuatannya dilakukan secara berkelompok di
tengah ladang. Dalam pemilihan lokasi usaha penggemukan ternak sapi
potong (feedlot) sebaiknya jauh dari pemukiman masyarakat dan
memiliki akses kepasar dan letak ketinggian terhadap lingkungan,
sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar (Aulia,2009)
Konstruksi kandang dibuat dengan cermat karena keadaan
kandang yang dibuat nantinya akan memudahkan operasional kerja
dengan baik. Operasional kerja yang bisa terlaksana dengan praktis
seperti pemberian pakan, minum, dan sanitasi kandang. Kerangka
kandang di CV. Adil Makmur Sejahtera terbuat dari bahan besi dan
beton yang disesuaikan dengan model kandang yang diinginkan.
Bahan atap kandang di CV. Adil Makmur Sejahtera sebagian
kandang menggunakan atap genting dan sebagian kandang sebelah
selatan menggunakan atap asbes dengan model atap gable. Genting
digunakan karena mempunyai daya tahan baik terhadap cuaca dan
bahan yang digunakan tidak terlalu panas sehingga tidak menimbulkan
ternak menjadi strees dan ternak merasa nyaman. Untuk atap asbes di
kandang selatan peternak memilih bahan tersebut di karenakan posisi
kandang yang dekat dengan lahan milik warga yang rimbun sehingga
berguna untuk menyetabilkan suhu udara.
Dinding kandang di CV. Adil Makmur Sejahtera terbuat dari
tembok dengan model terbuka karena terletak di dataran rendah.
Dinding kandang berfungsi untuk mengurangi terpaan angin secara
xx
langsung kedalam kandang, menghambat keluarnya panas tubuh pada
ternak pada malam hari, dan membatasi ternak agar tidak bisa keluar
atau lepas. Lantai kandang terbuat dari beton yang dilapisi dengan
karpet, lantai kandang sangat penting karena sebagai berdirinya sapi
sehingga peternak memberikan tambahan karpet agar ternak merasa
nyaman dan tidak berbahaya untuk ternak, hal ini sesuai dengan
pendapat Arsanti (2018) yang menyatakan dinding kandang yang baik
itu terbuka sebagian untuk sirkulasi udara, dinding terbuat dari tembok
beton atau papan kayu, atap terbuat dari asbes, rumbia, atau genting
Peralatan kandang yang digunakan di CV. Adil Makmur
Sejahtera berupa cangkul, ember, sekop, sapu lidi, wheel barrow
(angkong), sabit, timbangan ternak, karung, selang air, suntikan (spuilt),
buku recording, dan kelangkapan kandang lainnya yaitu tempat pakan
dan minum yang terbuat dari beton dengan ukuran 70 cm x 60 cm.
Tambatan sapi terbuat dari besi yang berguna untuk menghalangi sapi
agar tidak berjalan kemana-mana, tempat penyimpanan jerami, bak
tandon air, gudang untuk menyimpan perlengkapan kandang, tempat
penimbangan ternak, tempat penampungan kotoran, tempat biogas,
pagar dan kantor. Perlengkapan kadang untuk pemenuhan kebutuhan
sapi di kandang CV. Adil Makmur Sejahtera
7. Penegendalian Penyakit
Untuk pengendalian penyakit CV. Adil Makmur Sejahtera sangat
jarang. Pencegahan yang dilakukan CV. Adil Makmur Sejahtera CV.
Adil Makmur Sejahtera mengadakan vaksinasi dan sanitasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Lestari (2014), yang menyatakan feedlot adalah
pemeliharaan dan penggemukan dilakukan secara intensif dengan waktu
tertentu yang telah ditetapkan, misalkan 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 9
xxi
bulan. Peluang terkena penyakit kemungkinan sangat kecil dikarenakan
pemeliharaan dalam waktu singkat.
Ketika ada sapi yang terkena penyakit maka akan ditanggulangi dengan
cara sapi tersebut akan di tempatkan di kandang karantina untuk
pengobatan khusus.
xxii
BAB V
A. Kesimpulan
Tata letak CV. Adi Makmur Sejahtera sudah memenuhi syarat dilihat
dari letak geografis, topografis, ketersedian air, ketersedian bakalan,
ketersediaan pakan, pemasaran, dan lokasi/transportasi. Letak geografi
terdiri dari arah angin, curah hujan, dan sinar matahari yang dapat
masuk ke dalam kandang. Ketersediaan air di CV. Adil Makmur
Sejahtera mudah karena memiliki sumur bor sendiri. Ketersediaan
pakan juga memenuhi karena memiliki lahan sendiri, ketersediaan
kosentrat sudah ada di pasar sekitar. Transportasi untuk pemasaran
mudah karena di ambil langsung ke kandang oleh pengepul dan juga
dikirim ke jakarta sehingga pemasaran lancar. Adil Makmur Sejahtera
ini dimulai dengan beberapa sapi sehingga sekarang sudah menjadi CV
yang lumayan besar. Ketika ada sapi yang terkena penyakit maka akan
ditanggulangi dengan cara sapi tersebut akan di tempatkan di kandang
karantina untuk pengobatan khusus.
B. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum selanjutnya dilakukan study
banding dengan beberapa jenis ternak potong dan juga beberapa lokasi
peternakan yang ada di sekitar.
xxiii
DAFTAR PUSTAKA
Rusnan H, Kaunang Ch.L, Yohanis, Tulung LR. 2015. Analisis Potensi dan
Strategi Pengembangan Sapi Potong dengan Pola Integrasi Kelapa-Sapi
di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Jurnal Zootek.
35(2):187-200.
xxiv
LAMPIRAN
xxv