Disusun oleh:
Adina Nurimani (J3M218183)
Cindy Alya Cantika (J3M218206)
Moh Wahyudi Hermanto (J3M118151)
Narisa Eka Febriyolla (J3M218169)
Putri Ratih (J3M418213)
Rahma Gusria Zafiraa (J3M118063)
Viena Sukmawati (J3M118078)
Disetujui,
Dosen Pembimbing
Diketahui,
Koordiantor Program Studi
Teknik dan Manajemen Lingkungan
Dr Ir Sulistijorini, Msi
NIP. 19630920 198903 2 001
i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan field
trip ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh dosen yang telah membantu,
sehingga kegiatan field trip dapat terlaksana dengan lancar. Ucapan terima kasih tidak lupa
juga penulis sampaikan kepada seluruh panitia field trip program studi Teknik dan Manajemen
Lingkungan tahun 2020, yang secara sukarela telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran
demi terlaksananya kegiatan field trip ini.
Laporan ini disusun berdasarkan observasi kegiatan di beberapa tempat industri dan
ekowisata selama kunjungan dan tambahan informasi dari media internet. Semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik, karena penulis
sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA.................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 5
3.1. Simpulan........................................................................................................................ 12
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Tinjauan Pustaka
1.2.Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
PT Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang
bahan bangunan. PT Semen Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 1957 di Gresik, Jawa
Timur, dengan nama NV Semen. Pada tahun 1995, PT Semen Gresik melakukan konsolidasi
dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa yang kemudian dikenal sebagai Semen Gresik
Group.
Dalam perkembangannya pada tanggal 7 Januari 2013, PT Semen Gresik (Persero)
berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan berperan sebagai strategic
holding company yang menaungi PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa,
dan Thang Long Cement Company.
Pada tanggal 31 Januari 2019, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya
PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) telah resmi mengakuisisi 80,6% kepemilikan
saham Holderfin B.V. yang ditempatkan dan disetor di PT Holcim Indonesia Tbk. Selanjutnya
pada tanggal 11 Februari 2019, melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa, telah disahkan perubahan nama PT Holcim Indonesia Tbk menjadi PT Solusi Bangun
Indonesia Tbk.
Dengan prinsip “Membangun Kekuatan Memajukan Indonesia“ Semen Indonesia terus
meningkatkan sinergi dan inovasi demi mencapai keunggulan kualitas, menjaga keterpaduan
dan kesinambungan kinerja ekonomi, berkomitmen terhadap lingkungan serta memberikan
manfaat sosial dalam seluruh kegiatan operasional.
Perseroan mempunyai tanggung jawab menyediakan tempat maupun fasilitas yang aman
bagi karyawan dan mitra kerja agar terhindar kejadian berbahaya pada kegiatan operasional
perusahaan dan operasi pertambangan. Perseroan berkomitmen mengelola Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) untuk mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Pengelolaan
K3 sangat penting untuk memastikan aktivitas perusahaan yang sehat, aman, dan nyaman.
Kinerja K3 yang maksimal berdampak signifikan pada jaminan kerja bagi karyawan dan mitra
kerja.
7
bekerja sama dengan Perhutani. Kerja sama telah dilakukan sebanyak dua kali yakni pada tahun
2010 dan 2014. Pada pelaksanaan pertama tahun 2010 dilakukan penanaman pada area 23
hektar dengan jumlah 42.918 pohon yang terdiri dari pohon jati dan rimba campuran.
Sedangkan pada tahun 2014 dilakukan penanaman pada area 7,7 hektar sebanyak 14.444
pohon yang terdiri dari pohon jati sebanyak 10.111 batang sebagai tanaman pokok, ditambah
lagi tanaman rimba campuran berupa Johar, Mahoni, dan Trembesi sejumlah 4.333 pohon.
Semen Indonesia saat ini juga ikut berpartisipasi dalam percepatan pelaksanaan program
penghutanan kembali pada wilayah kerja Perum Perhutani Divisi Jawa Timur dengan tanpa
mengubah status fungsi dan fungsi hutan. Pelaksanaan ini juga melibatkan warga sekitar
tambang sebagai bentuk kepedulian perseroan terhadap warga sekitar tambang.
Tidak hanya bahan baku, standar prosedur operasi untuk karyawan juga sangat
diperhatikan. Sebelum memasuki ruang kerja, sepatu yang dikenakan akan secara otomatis
dibersihkan dengan alat. Karyawan harus memakai masker serta penutup kepala. Apabila
karyawan telah mensucihamakan kedua tangan, barulah pintu ruang produksi bisa
dibuka.Selain itu, karyawan harus melalui air shower yang berfungsi untuk membersihkan
pakaian kerja khusus dari kotoran yang menempel.
9
Selain itu, PT Yakult Indonesia juga menerapkan prinsip K3 yang baik. Hal ini terlihat
dari penggunaan alat pelindung diri seperti sepatu, tutup kepala, masker, kacamata.
Desinfektan dalam bak semen sebagai pembatas ruangan pun terlihat jelas ada. Pentingnya K3
dalam sebuah perusahaan terlihat jelas diterapkan oleh perusahaan Yakult. Selain peduli ke
peningkatan produksi, K3 bagi perusahaan Yakult adalah bentuk perlindungan bagi karyawan.
2.3. PT Indiratex
pendengaran yang diakibatkan oleh beberapa faktor termasuk akibat pajanan kebisingan yang
berlebihan.
Dari pemaparan salah satu pegawai di PT Indiratex Spindo, alat yang digunakan
dilakukan kalibrasi sekali setahun untuk pengecekan ukuran benang. Limbah yang dihasilkan
yaitu oli bekas, kemasan oli bekas, majun bercampur oli dan neon. Jumlah oli yang dihasilkan
tidak lebih dari peruntukannya, oli bekas diangkut setiap enam bulan sekali dan kemudia di
olah oleh PPLI (Perusahaan Pengelolaan Limbah Industri). Bentuk CSR yang diberikan antara
lain turnamen sepak bola, sponsor khitan massal, jamsostek, internal dan eksternal training
untuk karyawan.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terletak di Jawa Timur, di wilayah
Kabupaten Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo. Beradasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 278/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997, Dataran tinggi Bromo
Tengger Semeru ditetapkan menjadi taman nasional. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS) dengan luas 50.276,20 Ha merupakan kawasan konservasi. Hal tersebut dikarenakan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah satu kawasan pelestarian
alam yang memiliki kekhasan berupa fenomena alam yang unik yaitu kaldera di dalam kaldera.
Keberadaan TNBTS memberikan fungsi dan manfaat bagi masyarakat di sekitar kawasan
tersebut. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat ini dimanfaatkan untuk keperluan
penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi (Sayektiningsih,
Meilani, Muntasib 2008).
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dikelola oleh Balai Besar Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) yang dibagi ke dalam beberapa zona, yaitu:
zona rehabilitasi, zona pemanfaatan intensif, zona inti, zona enclave, zona pemanfaatan
tradisional, dan zona rimba. Kelima zona tersebut dibagi kedalam beberapa wilayah, seperti
zona rehabilitasi yang berada di sekitar Gunung Penanjakan (wilayah Pasuruan). Zona
pemanfaatan intensif yang berada di sekitar Cemorolawang (Probolinggo) dan Wonokitri
(Pasuruan). Zona inti yang terbentang luas di wilayah Semeru Barat dan Semeru Timur. Zona
enclave merupakan wilayah hunian masyarakat Tengger di Ngadas (wilayah Kabupaten
Malang) dan Ranu Pani (wilayah Kabupaten Lumajang). Zona pemanfaatan tradisional
merupakan wilayah pengembangan di sekitar Ngadas dan Ranu Pani. Zona rimba merupakan
11
zona terluas (23.485,20 ha) dan terbentang di wilayah Sektor Bromo Tengger termasuk
morfologi Lautan Pasir – Kawah aktif Bromo (Hendratno 2005).
TNBTS menyimpan kekayaan plasma nutfah penting dan khas yaitu edelweis.
Edelweis (Anaphalis spp) merupakan tumbuhan yang memiliki nilai manfaat salah satunya
yaitu menjaga keberlangsungan budaya. Tengger terdapat tiga spesies edelweis di Taman
Naional Bromo Tengger Semeru anatara lain Anaphalais javanica, Anaphalis viscida, dan
Anaphalis longifolia. Selain digunakan sebagai salah satu bunga wajib pada sesaji. Edelweis
memiliki sifat bunga yang tahan lama dalam keadaan kering membuat tumbuhan ini disukai
dan dicari orang sebagai suvenir. Pemanfaatan edelweis sedikit banyak di habitat aslinya dapat
menguragi populasi hidup tumbuhan ini (Utomo ABS dan Heddy 2018).
BAB 3
3.1. Simpulan
Berdasarkan field trip yang telah dilakukan, masing-masing sektor industri memiliki
kebijakan tersendiri pada berbagai bidang yang memerhatikan sumber daya manusia,
lingkungan dan sistem kerja yang dilingkup melalui kebijakan sepertihalnya CSR (Corporate
Social Responsibility), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dan Konservasi pada beberapa
industri. Kebijakan tersebut menjadi parameter kualitas suatu perusahaan, dimana ketiga
perusahaan telah menjalankan dengan baik. Integritas sumber daya terhadap kebijakan
pemerintah menjadi suatu hal yang wajib bagi seseorang saat memasuki wilayah kerja dengan
melatihnya pada waktu PKL (Praktik Kerja Lapang) dan membuat kerjasama terhadap
perusahaan yang telah di kunjungi pada saat field trip dengan Institusi supaya mempermudah
memasuki perusahaan tersebut.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anizar. 2012. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta (ID):
Graha Ilmu.
Hendratno A. 2005. Kajian Eko-Geologi Kaldera Bromo Tengger Sebagai Sumberdaya
Geowisata Dan Geological Site Heritage [Proceedings]. Yogyakarta (ID):
Universitas Gajah Mada
Kusumadinata AA. 2015. Proses Enkulturasi Dalam Budaya Entas-Entas, Praswala Gara, Dan
Pujan Kapat (Sistem Sosial Lokal:Antar Etnis Kabupaten Probolinggo). Jurnal
Komunikatio. 1(1):17-29
Rachman M. 2012. Konservasi nilai dan warisan budaya. Indonesian Journal of Conservation.
1(1): 31.
Redjeki S. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta (ID) : Pusdik SDM Kesehatan
Utomo ABS dan Heddy S. 2018. Etnobotani Edelweiss (Anaphalis Spp.) Di Desa Ngadas,
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jurnal Produksi Tanaman. 6(8):1648-
1654.
Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility).
Jakarta (ID): PT Gramedia.
World Health Organization (WHO). 2015. Deafness and Hearing Loss. Fact sheet Number
300. Revisi Maret 2015. Website:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
14
LAMPIRAN
Gambar 1.8 kunjungan ke gunung bromo gambar 1.9 kunjungan ke PT. Indiratex