Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN FIELD TRIP

“STUDI LAPANGAN DI BEBERAPA KAWASAN INDUSTRI (PT SEMEN


INDONESIA, PT YAKULT, DAN PT INDIRATEX SPINDO) DAN KUNJUNGAN
EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU”

Disusun oleh:
Adina Nurimani (J3M218183)
Cindy Alya Cantika (J3M218206)
Moh Wahyudi Hermanto (J3M118151)
Narisa Eka Febriyolla (J3M218169)
Putri Ratih (J3M418213)
Rahma Gusria Zafiraa (J3M118063)
Viena Sukmawati (J3M118078)

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Studi Lapangan di Kawasan Industri (PT Semen Indonesia, PT Yakult, dan
PT Indiratex Spindo) dan Kunjungan Ekowisata di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru

Disetujui,
Dosen Pembimbing

Dimas Ardi Prasetya, ST, Msi


NIP. 20181119 901222 1 001

Diketahui,
Koordiantor Program Studi
Teknik dan Manajemen Lingkungan

Dr Ir Sulistijorini, Msi
NIP. 19630920 198903 2 001
i

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan field
trip ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh dosen yang telah membantu,
sehingga kegiatan field trip dapat terlaksana dengan lancar. Ucapan terima kasih tidak lupa
juga penulis sampaikan kepada seluruh panitia field trip program studi Teknik dan Manajemen
Lingkungan tahun 2020, yang secara sukarela telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran
demi terlaksananya kegiatan field trip ini.

Laporan ini disusun berdasarkan observasi kegiatan di beberapa tempat industri dan
ekowisata selama kunjungan dan tambahan informasi dari media internet. Semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik, karena penulis
sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan.

Bogor, Januari 2020

Penulis
ii

DAFTAR ISI

PRAKATA.................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

1.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 4

1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 6

2.1. PT Semen Indonesia ........................................................................................................ 6

2.2. PT Yakult Indonesia Persada .......................................................................................... 8

2.3. PT Indiratex ..................................................................................................................... 9

2.4. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ..................................................................... 10

BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 12

3.1. Simpulan........................................................................................................................ 12

3.2. Saran .............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13


iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 14

Gambar 1.2 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 14

Gambar 1.3 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 14

Gambar 1.4 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 14

Gambar 1.5 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 14

Gambar 1.6 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 14

Gambar 1.7 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 14

Gambar 1.8 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 15

Gambar 1.9 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 15

Gambar 2.1 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 15

Gambar 2.2 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 15


4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Tinjauan Pustaka

Secara umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan/ mengawetkan


daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan lingkungan secara seimbang (MIPL. 2010;
Anugrah.2008; Wahyudi dan DYP Sugiharto (ed).2010 dalam Rachman M. 2012). Adapun
tujuan konservasi (1) mewujudkan kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu
kehidupan manusia, (2) melestarikan kemampuan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang. Selain itu, konservasi meruapakan salah satu
upaya untuk mempertahankan kelestarian satwa. Tanpa konservasi akan menyebabkan
rusaknya habitat alami satwa. Rusaknya habitat alami ini telah menyebabkan konflik manusia
dan satwa. Konflik antara manusia dan satwa akan merugikan kedua belah pihak; manusia rugi
karena kehilangan satwa bahkan nyawa sedangkan satwa rugi karena akan menjadi sasaran
balas dendan manusia (Siregar. 2009 dalam Rachman M. 2012).
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sebuah pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan
aman dan nyaman serta mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi
(Sri Redjeki 2016)
Menurut Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, Reklamasi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh Orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari
sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau
drainase.
Tanggung jawab perusahaan kepada para pemamangku kepentingan untuk berlaku etis,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencangkup aspek
ekonomi sosial dan lingkungan (triple bottom line). Dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. (Wibisono. 2007).
5

1.2.Tujuan

Tujan dari kegiatan fieldtrip tersebut adalah :


1. Dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa/mahasiswi mengenai materi yang akan
didapatkan dikampus mengenai Keselamatan Kesehatan Kerja (K3), Corporate Social
Responsibility (CSR), dan Konservasi.
2. Menunjang kinerja mahasiswa saat melakukan praktik kerja lapang (PKL).
3. Dapat membandingkan teori dan praktik yang terjadi dilapangan.
4. Meningkatkan kerjasama antara pihak Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor dengan
instasi dan perusahaan.
6

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. PT Semen Indonesia

PT Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang
bahan bangunan. PT Semen Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 1957 di Gresik, Jawa
Timur, dengan nama NV Semen. Pada tahun 1995, PT Semen Gresik melakukan konsolidasi
dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa yang kemudian dikenal sebagai Semen Gresik
Group.
Dalam perkembangannya pada tanggal 7 Januari 2013, PT Semen Gresik (Persero)
berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan berperan sebagai strategic
holding company yang menaungi PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa,
dan Thang Long Cement Company.
Pada tanggal 31 Januari 2019, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya
PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) telah resmi mengakuisisi 80,6% kepemilikan
saham Holderfin B.V. yang ditempatkan dan disetor di PT Holcim Indonesia Tbk. Selanjutnya
pada tanggal 11 Februari 2019, melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa, telah disahkan perubahan nama PT Holcim Indonesia Tbk menjadi PT Solusi Bangun
Indonesia Tbk.
Dengan prinsip “Membangun Kekuatan Memajukan Indonesia“ Semen Indonesia terus
meningkatkan sinergi dan inovasi demi mencapai keunggulan kualitas, menjaga keterpaduan
dan kesinambungan kinerja ekonomi, berkomitmen terhadap lingkungan serta memberikan
manfaat sosial dalam seluruh kegiatan operasional.
Perseroan mempunyai tanggung jawab menyediakan tempat maupun fasilitas yang aman
bagi karyawan dan mitra kerja agar terhindar kejadian berbahaya pada kegiatan operasional
perusahaan dan operasi pertambangan. Perseroan berkomitmen mengelola Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) untuk mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Pengelolaan
K3 sangat penting untuk memastikan aktivitas perusahaan yang sehat, aman, dan nyaman.
Kinerja K3 yang maksimal berdampak signifikan pada jaminan kerja bagi karyawan dan mitra
kerja.
7

Pelaksanaan kegiatan K3 mencakup pelatihan secara berkala dan implementasi program-


program pencegahan insiden kecelakaan kerja. Program K3 pada tahun 2018, antara lain:
1. Program Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin (5R);
2. Program audit internal oleh Internal Audit dan audit eksternal oleh lembaga
sertifikasi setiap setahun sekali;
3. Melakukan kegiatan Safety Talk satu minggu sekali dalam unit kerja;
4. Meningkatkan kegiatan P2K3 unit kerja melalui penunjukkan Duta K3;
5. Meningkatkan pengetahuan/kompetensi karyawan melalui Sertifikasi Ahli K3
Umum, Sertifikasi Operator Boiler;
6. Pemberian rambu-rambu di setiap area sebagai pengingat kepada karyawan akan
SOP yang harus digunakan ketika memasuki area tersebut;
Sasaran K3 PTSI, antara lain menjamin keselamatan pekerja dan orang lain, menjamin
keamanan peralatan yang digunakan, serta menjamin proses produksi yang aman dan lancar.
Target pengelolaan K3 adalah zero accident dengan melakukan berbagai inisiatif, seperti
menciptakan budaya K3 dengan cara mematuhi UU K3 beserta peraturan pendukungnya,
identifikasi bahaya lingkungan sekitar perusahaan, serta sosialisasi kepada pekerja dan tamu
perusahaan melalui safety talk, safety induction, dan pelatihan K3.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen menjadi industri yang berwawasan
lingkungan. Komitmen tersebut salah satunya adalah melaksanakan reklamasi pasca tambang
dengan melakukan penghutanan kembali (reforestation) sesuai dengan rona awal. Hal itu
ditunjukkan dengan membentuk kerjasama dengan Perhutani menggelar prosesi tutup tanam
sebagai tanda berakhirnya reklamasi pasca tambang. Prosesi tutup tanam dilakukan oleh
Direktur Utama Semen Gresik, Sunardi Prionomurti, Kadiv Perhutani Jawa Timur Andi
Purwadi beserta Bupati Tuban Fathul Huda.
Proses penambangan di Semen Indonesia menganut sistem penambangan berjenjang
yaitu diselesaikan satu jenjang atau petak, kemudian pindah ke petak yang lain. Saat ini petak
yang sudah selesai seluas 30,7 hektar dan sudah direklamasi sejak 2010. Pohon yang ditanam
jumlahnya mencapai 57.362 pohon dengan berbagai varian diantaranya jati, johar, mahoni,
trembesi dan lamtoro. Pohon-pohon ini dipilih karena dianggap sesuai dengan keadaan tanah
di areal tambang yakni tanah kapur dan alhasil pada areal reklamasi pohon-pohon tersebut
berhasil tumbuh dengan baik.
Dengan sistem penambangan berjenjang ini perusahaan bisa menjaga kelestarian
lingkungan, dan diharapkan reklamasi lahan bekas tambang menjadi hutan kembali dapat
bermanfaat secara sosial, ekonomi dan ekologi. Semen Indonesia dalam melakukan reklamasi
8

bekerja sama dengan Perhutani. Kerja sama telah dilakukan sebanyak dua kali yakni pada tahun
2010 dan 2014. Pada pelaksanaan pertama tahun 2010 dilakukan penanaman pada area 23
hektar dengan jumlah 42.918 pohon yang terdiri dari pohon jati dan rimba campuran.
Sedangkan pada tahun 2014 dilakukan penanaman pada area 7,7 hektar sebanyak 14.444
pohon yang terdiri dari pohon jati sebanyak 10.111 batang sebagai tanaman pokok, ditambah
lagi tanaman rimba campuran berupa Johar, Mahoni, dan Trembesi sejumlah 4.333 pohon.
Semen Indonesia saat ini juga ikut berpartisipasi dalam percepatan pelaksanaan program
penghutanan kembali pada wilayah kerja Perum Perhutani Divisi Jawa Timur dengan tanpa
mengubah status fungsi dan fungsi hutan. Pelaksanaan ini juga melibatkan warga sekitar
tambang sebagai bentuk kepedulian perseroan terhadap warga sekitar tambang.

2.2. PT Yakult Indonesia Persada

PT Yakult Indonesia Persada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produsen


minuman kesehatan yang berasal dari Jepang. Pada tahun 1930, Dr Minoru Shirota, pendiri
perusahaan Yakult, berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakeri asam laktat dan memilih satu
jenis bakteri yang paling tahan terhadap cairan pencernaan seperti asam lambung dan cairan
empedu sehingga bisa sampai ke usus halus dalam keadaan hidup. Dia kemudian menjadi orang
pertama yang berhasil memperkuat dan budaya strain lactobacillus, yang sekarang dikenal
sebagai Lactobasilus Casei Shirota Strai. Lactobasilus sendiri berarti batang,
sedangkan Casei berati keju dan Shirota Strain adalah penemunya. Dr Shirota, bersama dengan
relawan kemudian mengembangkan sebuah produk minuman yang diberi nama Yakult.

PT Yakult Indonesia telah menerapkan proses produksi berdasarkan manajemen


keamanan pangan sesuai standar ISO 22000:2005. Dalam manajemen kualitas, PT Yakult
Indonesia juga telah mengantongi sertifikat internasional ISO 9001:2008. Yakult sebisa
mungkin menerapkan standar untuk mengolah produknya. Cara-cara yang dilakukan harus
bersifat higinies dan ramah lingkungan.

Tidak hanya bahan baku, standar prosedur operasi untuk karyawan juga sangat
diperhatikan. Sebelum memasuki ruang kerja, sepatu yang dikenakan akan secara otomatis
dibersihkan dengan alat. Karyawan harus memakai masker serta penutup kepala. Apabila
karyawan telah mensucihamakan kedua tangan, barulah pintu ruang produksi bisa
dibuka.Selain itu, karyawan harus melalui air shower yang berfungsi untuk membersihkan
pakaian kerja khusus dari kotoran yang menempel.
9

Selain itu, PT Yakult Indonesia juga menerapkan prinsip K3 yang baik. Hal ini terlihat
dari penggunaan alat pelindung diri seperti sepatu, tutup kepala, masker, kacamata.
Desinfektan dalam bak semen sebagai pembatas ruangan pun terlihat jelas ada. Pentingnya K3
dalam sebuah perusahaan terlihat jelas diterapkan oleh perusahaan Yakult. Selain peduli ke
peningkatan produksi, K3 bagi perusahaan Yakult adalah bentuk perlindungan bagi karyawan.

2.3. PT Indiratex

PT Indiratex Spindo adalah perusahaan Spinning Mills (Pemintalan Benang) yang


beralamat di Jl. Raya Randuagung Km. 75 Singosari, Malang. PT Indiratex Spindo berdiri
sejak tahun 1998. Dalam memproduksi benang, perusahaan ini mengambil kapas dari luar
(impor) dikarenakan Indonesia jarang memproduksi kapas. Terdapat 2 unit bangunan yaitu
unit untuk benang besar dan untuk benang kecil.
PT Indiratex Spindo menerapkan prinsip K3 yang cukup baik. Terdapat beberapa aturan
yang harus dipatuhi oleh karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Salah satu
nya yaitu aturan berpakaian dan aksesoris yang harus dipatuhi. Seperti aturan memakai topi
bagi pegawai yang tidak mengenakan jilbab, topi dikenakan wajib menutupi seluruh rambut,
hal ini untuk menghindari kontaminasi pada benang dan terhindar dari bahaya mesin.
Aksesoris lainnya yaitu celemek. Pada celemek terdapat kantung yang berfungsi untuk
membuang sisa benang yang ukurannya tidak sesuai. Selanjutnya sepatu, terdapat dua jenis
sepatu yang dikenakan. Terdapat perbedaan aturan bagi karyawan yang bekerja diruang
produksi dan diruang elektrik. Sepatu yang dikenakan harus menutupi seluruh bagian kaki
untuk menghindari kecelakaan pada saat bekerja. Kemudian penggunaan earplug untuk
menghindari kebisingan yang berlebihan. Tidak hanya aksesoris diatas, karyawan diruang
produksi wajib mengenakan masker untuk melindungi pernafasan. Bagi karyawan yang tidak
mematuhi aturan perusahaan akan di beri tiga kali peringatan, apabila masih melakukan
kesalahan maka karyawan akan dikeluarkan.
Karyawan lebih memilih untuk tidak menggunakan earplug di tempat kerja karena
menurut mereka lebih nyaman. Namun, hal ini melanggar peraturan untuk K3 di perusahaan
ini. Menurut Anizar (2012), menyatakan bahwa penggunaan mesin-mesin otomatis dan
berkapasitas tinggi dapat menimbulkan suara yang cukup besar hingga menyebabkan
kebisingan, yang dapat memberikan dampak terhadap gangguan komunikasi, konsentrasi,
kepuasan kerja bahkan sampai pada cacat pada pekerja. Tahun 2015 WHO menyatakan bahwa
466 juta orang di dunia (432 juta dewasa dan 34 juta anak-anak) yang memiliki gangguan
10

pendengaran yang diakibatkan oleh beberapa faktor termasuk akibat pajanan kebisingan yang
berlebihan.
Dari pemaparan salah satu pegawai di PT Indiratex Spindo, alat yang digunakan
dilakukan kalibrasi sekali setahun untuk pengecekan ukuran benang. Limbah yang dihasilkan
yaitu oli bekas, kemasan oli bekas, majun bercampur oli dan neon. Jumlah oli yang dihasilkan
tidak lebih dari peruntukannya, oli bekas diangkut setiap enam bulan sekali dan kemudia di
olah oleh PPLI (Perusahaan Pengelolaan Limbah Industri). Bentuk CSR yang diberikan antara
lain turnamen sepak bola, sponsor khitan massal, jamsostek, internal dan eksternal training
untuk karyawan.

2.4. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terletak di Jawa Timur, di wilayah
Kabupaten Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo. Beradasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 278/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997, Dataran tinggi Bromo
Tengger Semeru ditetapkan menjadi taman nasional. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS) dengan luas 50.276,20 Ha merupakan kawasan konservasi. Hal tersebut dikarenakan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah satu kawasan pelestarian
alam yang memiliki kekhasan berupa fenomena alam yang unik yaitu kaldera di dalam kaldera.
Keberadaan TNBTS memberikan fungsi dan manfaat bagi masyarakat di sekitar kawasan
tersebut. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat ini dimanfaatkan untuk keperluan
penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi (Sayektiningsih,
Meilani, Muntasib 2008).

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dikelola oleh Balai Besar Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) yang dibagi ke dalam beberapa zona, yaitu:
zona rehabilitasi, zona pemanfaatan intensif, zona inti, zona enclave, zona pemanfaatan
tradisional, dan zona rimba. Kelima zona tersebut dibagi kedalam beberapa wilayah, seperti
zona rehabilitasi yang berada di sekitar Gunung Penanjakan (wilayah Pasuruan). Zona
pemanfaatan intensif yang berada di sekitar Cemorolawang (Probolinggo) dan Wonokitri
(Pasuruan). Zona inti yang terbentang luas di wilayah Semeru Barat dan Semeru Timur. Zona
enclave merupakan wilayah hunian masyarakat Tengger di Ngadas (wilayah Kabupaten
Malang) dan Ranu Pani (wilayah Kabupaten Lumajang). Zona pemanfaatan tradisional
merupakan wilayah pengembangan di sekitar Ngadas dan Ranu Pani. Zona rimba merupakan
11

zona terluas (23.485,20 ha) dan terbentang di wilayah Sektor Bromo Tengger termasuk
morfologi Lautan Pasir – Kawah aktif Bromo (Hendratno 2005).

TNBTS menyimpan kekayaan plasma nutfah penting dan khas yaitu edelweis.
Edelweis (Anaphalis spp) merupakan tumbuhan yang memiliki nilai manfaat salah satunya
yaitu menjaga keberlangsungan budaya. Tengger terdapat tiga spesies edelweis di Taman
Naional Bromo Tengger Semeru anatara lain Anaphalais javanica, Anaphalis viscida, dan
Anaphalis longifolia. Selain digunakan sebagai salah satu bunga wajib pada sesaji. Edelweis
memiliki sifat bunga yang tahan lama dalam keadaan kering membuat tumbuhan ini disukai
dan dicari orang sebagai suvenir. Pemanfaatan edelweis sedikit banyak di habitat aslinya dapat
menguragi populasi hidup tumbuhan ini (Utomo ABS dan Heddy 2018).

Keberadaan masyarakat Tengger di kawasan pegunungan Tengger diyakini sudah


sangat lama, eksistensinya tetap diakui sebagai sebuah masyarakat tradisional yang teguh
memegang adat tradisi nenek moyang. Dalam perkembangannya sampai saat ini masyarakat
Tengger tersebar di empat Kabupaten di Propinsi Jawa Timur, yaitu: Lumajang, Pasuruan,
Malang dan Probolinggo. Masyarakat Tengger memiliki pencaharian sebagai petani serta
memiliki tata kehidupan masyarakat yang teguh memegang tradisi. Salah satu masyarakat
tengger berada di desa Ngadisari yang sebagian besar beragama Hindu yang berbeda dengan
Hindu Dharma Bali. Perbedaan ini antara lain adalah adanya tradisi Kasada yang merupakan
pengungkapkan rasa syukur mereka dengan “membuang” hasil pertanian dan peternakan ke
dalam kawah Gunung Bromo di bulan Kasada. Seiring dengan berjalannya waktu maka
kehidupan masyarakat Tengger juga mengalami perubahan, sebab tidak ada satupun dari
masyarakat yang tidak berubah. Beberapa upacara yang masih sering dilakukan adalah upacara
Entas-Entas yang khusus dilakukan untuk menyucikan atman atau roh orang-orang yang telah
meninggal dunia. Biasanya dilakukan pada hari keseribu, walaupun pelaksanaannya tidak
harus tepat pada hari tersebut. Roh atau atman yang disucikan itu dengan harapan agar dapat
masuk surga. Selain itu dalam memasuki kehidupan baru masyarakat Tengger juga masih teguh
melakukan tradisi perkawinan yang dilakukan menurut adat budaya Tengger, yaitu upacara
Praswala Gara yang bertujuan untuk menghilangkan sangkala dan memohon restu agar
kehidupan pengantin baru selalu mendapat kebahagiaan. Selain itu juga ada upacara pujian
yang dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bertujuan untuk memohon keselamatan bagi
seluruh desa, seperti acara Pujan Kapat yang dilakukan setiap bulan keempat penanggalan
Tengger (Kusumadinata 2015).
12

BAB 3

SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan

Berdasarkan field trip yang telah dilakukan, masing-masing sektor industri memiliki
kebijakan tersendiri pada berbagai bidang yang memerhatikan sumber daya manusia,
lingkungan dan sistem kerja yang dilingkup melalui kebijakan sepertihalnya CSR (Corporate
Social Responsibility), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dan Konservasi pada beberapa
industri. Kebijakan tersebut menjadi parameter kualitas suatu perusahaan, dimana ketiga
perusahaan telah menjalankan dengan baik. Integritas sumber daya terhadap kebijakan
pemerintah menjadi suatu hal yang wajib bagi seseorang saat memasuki wilayah kerja dengan
melatihnya pada waktu PKL (Praktik Kerja Lapang) dan membuat kerjasama terhadap
perusahaan yang telah di kunjungi pada saat field trip dengan Institusi supaya mempermudah
memasuki perusahaan tersebut.

3.2. Saran

Kurang memahami konteks yang disampaikan oleh perusahaan, sehingga mahasiswa


kurang berpikir kritis terhadap masalah yang diajukan. Oleh karena itu, penulis menyarankan
untuk memahami terlebih dahulu apa yang dapat diambil pada suatu perusahaan yang
dikunjungi sebelum perusahaan tersebut dikunjungi dan memahami perbedaan kebijakan
berbagai perusahaan.
13

DAFTAR PUSTAKA

Anizar. 2012. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta (ID):
Graha Ilmu.
Hendratno A. 2005. Kajian Eko-Geologi Kaldera Bromo Tengger Sebagai Sumberdaya
Geowisata Dan Geological Site Heritage [Proceedings]. Yogyakarta (ID):
Universitas Gajah Mada

Kusumadinata AA. 2015. Proses Enkulturasi Dalam Budaya Entas-Entas, Praswala Gara, Dan
Pujan Kapat (Sistem Sosial Lokal:Antar Etnis Kabupaten Probolinggo). Jurnal
Komunikatio. 1(1):17-29

Rachman M. 2012. Konservasi nilai dan warisan budaya. Indonesian Journal of Conservation.
1(1): 31.

Redjeki S. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta (ID) : Pusdik SDM Kesehatan

Sayektiningsih T, Meilani R, dan Muntasib EKSH. 2008. Strategi Pengembangan Pendidikan


Konservasi Pada Masyarakat Suku Tengger Di Desa Enclave Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Jurnal Media Konservasi. 13(1):32-37

Utomo ABS dan Heddy S. 2018. Etnobotani Edelweiss (Anaphalis Spp.) Di Desa Ngadas,
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jurnal Produksi Tanaman. 6(8):1648-
1654.
Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility).
Jakarta (ID): PT Gramedia.
World Health Organization (WHO). 2015. Deafness and Hearing Loss. Fact sheet Number
300. Revisi Maret 2015. Website:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
14

LAMPIRAN

gambar 1.1 taman reklamasi gambar 1.2 lahan reklamasi

gambar 1.4 proses pemecahan kapur gambar 1.5 kawah bromo

Gambar 1.6 kawah gambar 1.7 bukit teletubies


15

Gambar 1.8 kunjungan ke gunung bromo gambar 1.9 kunjungan ke PT. Indiratex

Gambar 2.1 kunjungan ke PT Semen Gambar 2.2 Kunjungan ke PT Yakult


Indonesia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai