Anda di halaman 1dari 17

i

PENCEMARAN AIR LAUT AKIBAT LIMBAH PADAT

Hasan Aldiansyah Harun Lubis J3M118001

Farrel Suryadarma Sigit J3M118079

Cindy Alya Cantika J3M218206

Okta Viani J3M218212

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan pada waktunya.

Dalam menyusun makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu,
kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Triyanto selaku dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Bogor, 03 Desember 2018

Penyusun

Kelompok 5
iii

DAFTAR ISI
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penumpukan sampah plastik dan sampah lain di laut

Gambar 2. Ribuan ikan mati terkena limbah di Pantai Ancol


v

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Grafik kondisi perubahan terumbu karang di Indonesia

Tabel 2. Potensi sampah kota di Indonesia


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan adalah keadaan sekitar yang dapat memengaruhi
perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup. Lingkungan juga sebagai
sarana kelangsungan kehidupan, kesejahteraan makhluk hidup, dan tempat
terjadinya hubungan interaksi antar organisme. Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen biotik adalah suatu komponen hidup
yang menyusun sebuah ekosistem, sedangkan komponen abiotik adalah suatu
benda mati di permukaan bumi yang berpengaruh di dalam kehidupan
manusia.

Berdasarkan tempat hidup organisme, lingkungan dibagi menjadi dua


tempat, yaitu darat dan laut. Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang
tidak digenangi air. Laut adalah air yang menutupi permukaan tanah yang
sangat luas dan mengandung garam. Selain itu, laut membagi daratan atau
pulau.

Segala sesuatu yang dibawa oleh aliran sungai akan bermuara di laut
seperti limbah sisa hasil industri. Limbah dapat berupa padat dan cair. Limbah
padat yang ditemukan di laut berupa organik dan anorganik. Limbah organik
adalah limbah yang dapat terurai dalam jangka waktu yang relative singkat.
Sedangkan limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat terurai dalam
jangka waktu yang singkat. Limbah padat yang sering ditemukan di laut yaitu
tali rafia, botol plastik, dan kantong plastik.

Kami memilih topik limbah karena banyaknya kasus pencemaran yang


terjadi terhadap laut sehingga membahayakan keberlangsungan kehidupan
organisme yang hidup di laut.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana keadaan laut Indonesia ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran laut ?
3. Bagaimana cara mengatasi terjadinya pencemaran laut ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dalam tulisan ini akan dideskripsikan keadaan laut Indonesia.
2. Dalam tulisan ini akan dideskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pencemaran laut.
3. Dalam tulisan ini akan dideskripsikan cara mengatasi terjadinya
pencemaran laut.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif adalah metode yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati (Moleong 2002:3). Sedangkan metode
kuantitatif adalah metode yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme
terhadap sample dan populasi tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian (Sugiyono 2015:14)
Adapun jenis penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. penelitian
deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara dan
situasi-situasi yang berlaku dalam masyarakat, termasuk tentang hubungan-
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, proses-
proses yang sedang berlangsung, dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena
(Nazir 2003:16)
3

1.5 Kerangka Teori


Pencemaran Laut

Pencemaran adalah masuknya materi atau energi ke suatu sistem yang


mengakibatkan fungsi-fungsi tersebut terganggu dari sistem (Bachtiar
2011:57)

Sedangkan pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya


partikel kimia, limbah industri, pertanian, perumahan, dan kebisingan oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu sehingga
memberi efek bahaya terhadap ekosistem laut.

Laut adalah suatu kumpulan dari komponen hayati (organisme hidup)


dan non-hayati secara fungsional berhubungan satu sama lain dan saling
berinteraksi membentuk suatu sistem untuk mutu kehidupan (Bengen 2002:1).
Selain itu, laut juga dianggap sebagai tempat pembuangan akhir bagi
kehidupan manusia. Pencemaran laut oleh sampah diakibatkan oleh aktivitas
manusia. Sampah diakibatkan manusia secara langsung maupun tidak
langsung akan mencemari lingkungan. Sampah yang dapat mencemari laut
dapat berbagai macam, seperti sampah plastik, botol, dan puntung rokok yang
merupakan sampah non-organik.

Limbah Padat

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun


1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Laut pasal 1 ayat (11)
menyebutkan : Limbah adalah segala sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Limbah memiliki dua bentuk yang berbeda yaitu limbah cair dan limbah
padat. Limbah cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud cair. Sedangkan limbah padat adalah sisa atau hasil samping dari
suatu usaha atau kegiatan yang berwujud padat termasuk sampah.
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Laut Indonesia


Laut adalah sumber kehidupan makhluk hidup. Namun pada kenyataannya
saat ini laut sudah tercemar oleh berbagai sampah dan limbah yang merusak
ekosistem di dalamnya. Laut dihadapkan pada risiko yang besar di kemudian hari.
Kita telah mengambil banyak sekali ikan di laut dan banyak membuang sampah ke
laut yang dapat menyebabkan ekositem tidak dapat berfungsi dengan baik. Salah satu
sampah terbanyak di laut adalah plastik.

Gambar 1. Penumpukan sampah plastik dan sampah lain di laut


Sumber:
https://bulelengkab.go.id

Pengolahan sampah plastik yang belum begitu baik menimbulkan bahaya


bagi lingkungan, mulai dari darat, masuk ke sungai dan bermuara di hilir laut.
Setidaknya ada 10 jenis sampah plastik yang dominan di perairan, mulai dari
bungkus makanan, botol plastik, kantong plastik, tutup botol, alat rumah tangga yang
umumnya sudah rusak seperti cangkir, piring, sendok, garpu, pisau, sedotan
minuman, pengaduk, botol kaca, kaleng minuman, dan karton kertas.
Zat-zat yang dibawa oleh sampah plastik ini juga tak kalah berbahaya. Zat-
zat berbahaya yang sudah masuk dan bercampur dengan air laut ini secara tidak
langsung terkonsumsi oleh ikan-ikan atau hewan lain yang ada di laut. Hal ini secara
5

langsung menyebabkan kematian kepada ikan-ikan yang mengonsumsinya.


Kalaupun ada ikan yang masih hidup, zat-zat yang termakan akan masuk ke tubuh
manusia apabila terkonsumsi.

Gambar 2. Ribuan ikan mati terkena limbah di Pantai Ancol


Sumber:
http://www.pemudamaritim.com

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar


17.508 pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km memiliki potensi sumber daya
wilayah pesisir dan laut yang sangat besar. Sehingga negara ini terkenal dengan
wisata baharinya. Namun, pariwisata itu tak diseimbangi dengan perilaku manusia
yang menjaga ekosistem terumbu karang (Bengen 2002:1)
Terumbu karang adalah struktur fisik di dalam laut yang berasal dari proses
sedimentasi biogenik. Proses biogenik adalah suatu proses yang melibatkan peran
serta dari makhluk hidup. Makhluk hidup yang berperan dalam proses sedimentasi
terumbu karang yaitu alga penghasil kapur. Terumbu karang memiliki banyak fungsi
yang sangat penting bagi manusia. Salah satunya yaitu sebagai pemecah energi
gelombang air laut. Gelombang air laut dapat mengubah garis pantai karena
memiliki energy yang sangat besar. Pada umumnya, sebelum gelombang air
laut menerjang pantai, energinya secara alami akan diredam oleh terumbu
karang yang dangkal di depan pantai. Selain itu, terumbu karang merupakan
habitat bagi beragam biota laut seperti avertebrata (hewan tak bertulang
belakang), beraneka ragam ikan, reptil, ganggang, dan rumput laut.
6

Rusaknya terumbu karang bukan hanya secara fisik dilakukan oleh


manusia seperti menginjak dan mematahkan terumbu karang, tetapi secara
tidak langsung diakibatkan oleh pembuangan sampah sembarangan. Akibat
dari rusaknya terumbu karang yaitu semakin punahnya spesies ikan-ikan yang
ada di laut. Selain itu, hilangnya pelindung alami garis pantai.

Sepanjang kurun 2011 hingga 2014, peneliti Cornell University, James


Cook University dan LSM Environmental Defense Fund mensurvey 124.000
karang. Mereka memeriksa keberadaan plastik dan enam penyangkit terumbu
karang yang disebabkan oleh patogen yang bisa mengambang bersama
sampah plastik seperti skeletal eroding band, sekelompok penyakit yang
dikategorikan sebagai white syndromes, dan black band disease. Terumbu
karang di Indonesia memiliki kondisi paling parah. Dalam setiap 100 meter
persegi, terdapat 25,6 sampah plastik.

Tabel 1. Grafik kondisi perubahan terumbu karang di Indonesia

Data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dirilis


pada 2017 menunjukkan hanya 6,39% terumbu karang dalam kondisi sangat
baik.Sementara itu,terumbu karang yang dalam kondisi baik sebesar
23,40%,kondisi cukup sebesar 35,06% dan kondisi buruk sebesar
35,15%.Hasil ini diambil dari 108 lokasi dan 1064 stasiun di seluruh perairan
Indonesia.
7

2.2 Faktor-faktor Pencemaran di Laut


Permasalahan sampah merupakan hal yang sangat penting. Bahkan,
sampah dianggap sebagai akar permasalahan dari berbagai aspek karena
dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan, terutama pada kota-kota
besar. Selain itu, sampai detik ini sampah masih menjadi hal yang sulit
ditangani di Indonesia.

No Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Potensi Sampah Kota (ton/hari)


1 Jakarta 9.783.308 4.892
2 Surabaya 2.913.973 1.457
3 Bandung 2.603.855 1.301
4 Bekasi 5.777.958 789
5 Tangerang 1.466.596 733
6 Semarang 1.454.932 727
7 Malang 828.710 414
8 Surakarta 534.079 267
9 Denpasar 485.538 243
10 Jogjakarta 442.824 221
11 Bogor 308.246 154
12 Cirebon 267.986 133
13 Sukabumi 135.338 67
14 Magelang 126.500 63
15 Cianjur 105.931 53
Tabel 2. Potensi sampah kota di Indonesia
Sumber:
NUDS (National Urban Development Strategy), 2003

Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduk.


Banyak sampah yang tidak terolah dengan benar akhirnya bermuara laut. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti besarnya volume sampah
sehingga melebihi kapasitas tempat pembuangan sampah akhir, teknologi
8

pengelolaan sampah yang tidak optimal hingga lambat membusuknya, sampah


yang sudah matang dan telah berubah tidak dikeluarkan dari TPA, manajemen
pengelolaan sampah tidak efektif sehingga sering kali menjadi penyebab
masyarakat membuang sampah ke sungai, pengelolaan sampah dirasakan
tidak memberikan dampak positif ke lingkungan, dan faktor kurangnya
dukungan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan
dari sampah sehingga menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di TPA.
Sampah tidak hanya menciptakan pencemaran di TPA, namun dapat
tertumpuk di area sungai. Sampah yang terbawa arus sungai bisa bermuara di
laut (Sudradjat 2006:6)
Pencemaran laut juga dapat disebabkan banyak hal selain oleh sampah
dari kota padat penduduk, seperti aktivitas pertambangan lepas pantai. Ketika
pertambangan lepas pantai dilakukan, akan ada limbah yang dihasilkan.
Karena berada di tengah laut, satu-satunya tempat pembuangan dari limbah
tersebut adalah di laut. Karena mendapat tumpahan minyak, kondisi air laut
akan berubah. Selain itu, penggunaan bahan peledak atau pukat harimau untuk
menangkap ikan tidak hanya akan membuat ekosostem terumbu karang atau
ekosistem laut menjadi rusak porak poranda, namun juga akan
menyumbangkan pencemaran bagi air laut. Tidak hanya ikan besar saja yang
mati, namun ikan- ikan kecil juga akan ikut mati. Akibatnya tidak banyak ikan
yang meneruskan perjalanan rantai makanan di laut karena sudah mati.
Limbah pabrik yang langsung dialirkan ke laut akan menyebabkan terjadinya
pencemaran pada air laut. Limbah suatu industri mengandung berbagai logam
berbahaya seperti merkuri, arsenik, timbal, dan sebagainya.

Zat tersebut tidak bisa diurai dengan baik oleh mikroorganisme alami
laut. Hal menyebabkan pencemaran di laut. Sebagai dampaknya, akan banyak
anggota ekosistem laut yang mati. Kalaupun ada yang bisa bertahan, mereka
akan membawa bibit penyakit karena tubuhnya telah terkontaminasi dengan
9

zat berbahaya. Jika manusia mengkonsumsi ikan yang mengandung merkuri,


hal ini tentu akan menyebabkan gangguan kesehatan pada si pengkonsumsi.

2.3 Penanggulangan Pencemaran Laut


Ekosistem dan sumberdaya laut berperan penting sebagai penyedia
makanan, tempat perlindungan, dan tempat berkembangbiak berbagai jenis
ikan, udang, kerang, dan biota laut lainnya. Terumbu karang yang berada di
pesisir pantai pun juga memiliki fungsi yang sangat penting sebagai pelindung
pantai dan pemukiman pesisir dari hantaman gelombang, badai, dan erosi
pantai. Agar ekosistem ini dapat berperan dengan baik, maka diperlukan
upaya-upaya perlindungan dari berbagai ancaman, salah satunya dari ancaman
limbah padat. Salah satu upaya perlindungan yang dapat dilakukan adalah
dengan menetapkan wilayah konservasi yang bertujuan melindungi habitat-
habitat dan meminimalisir potensi adanya limbah yang dapat mencemari laut.
10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran laut adalah peristiwa masuknya partikel kimia, limbah
industri, pertanian, perumahan, dan kebisingan oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu sehingga memberi efek
bahaya terhadap ekosistem laut. Pencemaran laut disebabkan oleh limbah
padat. Limbah padat yang sering ditemukan di laut yaitu tali rafia, botol
plastik, dan kantong plastik

3.2 Saran
Penelitian tentang pencemaran laut akibat limbah padat di Indonesia
khususnya di ekosistem terumbu karang masih sedikit. Untuk itu, perlu
dilakukan penelitian tentang distribusi dan jenis sampah serta hubungannya
dengan ekosistem terumbu karang.
11

DAFTAR PUSTAKA
Bengen G. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip
Pengelolaannya. Bogor (ID): Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Cozar A et al. 2014. Plastic Debris in the Open Ocean. PNAS. 1-6 pp.
Evans et al. 1995. Domestic Waste and TBT Pollution in Coastal Areas of Ambon
Island (Eastern Indonesia). Marine pollution bulletin.
Jambeck et al. 2015. Plastic waste inputs from lad into the ocean. Scienc. Lexy JM.
2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung (ID): Remaja Rosda Karya.
Sudrajat. 2006. Mengelola Sampah Kota. Depok (ID): Penebar Swadaya
12

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung (ID): AFABETA.


Sukartaatmadja S. 2018. Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai