TEKNIK MANUFAKTUR I
BUBUT KONVENSIONAL
Disusun Oleh :
Nama Praktikan : Muhammad Hidayahtullah
NPM : 3331200019
Kelompok : 1 (Satu)
(BUBUT KONVENSIONAL)
Keterangan :
Diketahui,
Asisten
Laboratorium
(Ilham Nugraha)
(3331170020)
ii
KATA PENGANTAR
Muhammad Hidayahtullah
3331200019
iii
iv
ABSTRAK
v
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
kaliuntuk pembuatan mangkuk dangkal pada tahun 1200 SM dan
ditemukan di sebuah kuburan di Mycenae yang diyakini telah berubah.
Tak terbantahkan lagi contoh paling kuno dari seni pembubutan sejauh ini
ditemukan adalah fragmen dari sebuah mangkuk kayu Etruscan, yang
dibuat sekitar tahun 700 SM dan ditemukan di Makam Pejuang di
Cornetto. sekitar tahun 700 SM dan ditemukan di Makam Pejuang di
Cornetto.
Singkat cerita Pada tahun 1797, Henry Mauldslay (1771-1831)
mendesain dan membuat mesin bubut yang disebut sebagai screw cutting
lathe, salah satu karyanya yang berkembang di Negara bagian New
England. Waktu itu, Amerika Serikat masih mengalami hambatan yang
sangat ketat dengan undang-undang negeri Inggris yang melarang ekspor
mesin-mesin ke luar negeri.
4
Dengan benda kerja yang berputar
Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting
tool)
Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja. (Widarto,
2008)
5
terdapat beberapa bagian-bagian utama yang memiliki fungsi yang krusial satu
sama lain. Berikut ini akan dibahas berbagai macam bagian-bagian utama pada
mesin bubut beserta fungsinya, yaitu:
1. Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap atau Head Stock merupakan sumbu utama yang ada pada mesin
bubut yang menjadi sumber gerakan utama terutama perputaran Spindel.
Selain sebagai subu utama, kepala tetap juga berperan sebagai dudukan dari
beberapa perlengkapan yang ada di mesin bubut diantanya; Cekam, Kollet,
Pelat Pembawa, dan Senter Tetap. Alasan kenapa kepala tetap menjadi sumber
utama gerakan pada mesin bubut ialah karena didalam konstruksi kepala tetap,
terdapat roda pully yang dihubungkan dengan Motor penggerak (Gambar 2.3).
Dengan tumpuan utama pada poros dan set mekanik lainnya, roda pully tadi
dihubungkan dengan poros yang ada di spindel dan beberapa susunan mekanik
yang semuanya tersusun rapih di dalam Gear Box. (Tri Widodo, 2013)
6
2. Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary
centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill), dan mata bor bertangkai tirus
yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) pada kepala lepas.
Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas
dengan tujuan yaitu sebagai pendukung dari ujung benda kerja agar
putarannya stabil sehingga ketika melakukan pembubutan, sedangkan untuk
cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk
proses pengeboran. [4] Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter
putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan mealkukan
pengeboran pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas
dilengkapi roda putar yang disertai skala garis ukur (nonius) dengan ketelitian
tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm (Gambar 2.5).
7
membuat gerakan dari kepala lepas, dan eretan memanjang diatasnya pada
saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat
menghasilkan pembubutan yang presisi. Oleh karena itu, hal yang patut
diwaspadai bagi Alas/Meja Mesin ini adalah apabila alas ini sudah aus atau
rusak, karena akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit
mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar. (Tri Widodo, 2013)
4. Eretan (Carriage)
Eretan atau carriage merupakan bagian yang melakukan gerakan terhadap
pemakanan yang bergerak berdasarkan 2 (dua) sumbu utama, yaitu sumbu X
dan Z. Selai itu Eretan sendiri dalam klasifikasinya terdiri dari tiga
bagian/elemen diantaranya:
a. Eretan memanjang, berfungsi untuk melakukan gerakan
pemakanan arah memanjang yakni searah dengan sumbu z atau
bisa dibilang pergerakannya ke arah mendekati atau menjauhi dari
spindel. Secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan
melintang.
b. Eretan melintang, berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan
arah melintang atau seara dengan sumbu x, secara manual/otomatis
dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas.
c. Eretan atas, berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual
kearah sumbu z juga akan tetapi dalam hal pergerakan, eretas atas
8
ini dapat diubah sudutnya sesuai dengan yang dikehendaki dalam
penyetelannya.
9
Gambar 2.7 Eretan
(Tri Widodo, 2013)
6. Tuas (Handle)
Tuas/ handel adalah bagian utama mesin bubut yang berfungsi sebagai
pengatur dari kecepata spindel, kecepatan pemakananan, pembubutan otomatis,
serta tombol emergency. Umumnya pada setiap mesin bubut dengan merk atau
10
pabrikan yang berbeda, memiliki posisi/letak dan cara penggunaan yang sedikit
berbeda akan tetapi, konsep dan cara menjalankannya kurang lebih sama. Maka
dari itu, didalam mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses
pembubatan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang
terdapat pada mesin bubut tersebut.
11
Gambar 2.10 Pemegang Pahat Standar
(Tri Widodo, 2013)
12
menghasilkan produk yang baik ketika digunakan. Pahat sendiri memiliki banyak
sekali jenis, sesuai dengan fungsinya masing-masing misalkan; pahat ulir
digunakan untuk mengulir, pahat alu untuk membuat alur, pahat chamfer untuk
men-chamfer benda kerja, dan masih banyak lainnya. Karenanya kali ini akan
dibahas secara mendalam tentang macam-macam pahat serta fungsinya. Berikut
adalah penjabarannya :
1. Pahat Ulir
Seperti namanya yaitu pahat ulir, pahat ini digunakan untuk
membentuk ulir pada benda kerja. Baik itu ulir dalam skala besar ataupun
ulir skala kecil yang sudut pahatnya sendiri memiliki pengaturan yang bisa
dibentuk sesuai dengan kebutuhan dari ulir yang diinginkan. Model ulir
yang dapat dibentuk beragam seperti, ulir kiri, ulir tunggal, ulir ganda, ulir
kanan, dan masih banyak lainnya. Perlu diperhatikan bahwa perawatan
pahat ulir ini sendiri perlu perawatan ekstra agar pahat tersebut tetap awet
dan terjaga ke-presisiannya. (Teknik Jaya, 2020)
2. Pahat Potong
Pahat Potong merupakan pahat yang memiliki fungsi khusus untuk
memotong dari si benda kerja pada mesin bubut. Ciri-cirinya yaitu
biasanya mirip seperti pahat alur, akan tetapi memiliki lebar yang kecil
dari bubut alur karena pahat potong hanya perlu bergerak lurus untuk
memotong benda kerja yang tak memerlukan banyak pemakanan. (Teknik
Jaya, 2020)
13
Gambar 2.13 Pahat Potong
(Sumber: https://teknikjaya.co.id/fungsi-pahat-bubut-dan-jenisnya/ )
14
ada pada mesin bubut dimana perbedaanya adalah arah pemakanannya
yaitu pahat bubut rata kanan yang pemakanannya dari arah kanan atau
sumbu z positif, dan pahat bubut rata kiri yang arahnya dari kiri atau
sumbu z negatif. (Reza Furqani, 2021)
5. Pahat Chamfer
Pahat Chamfer memiliki fungsi antara lain untuk menumpulkan
bagian benda kerja yang tajam pada sudut benda kerja akibat pembubutan.
Tujuannya tak lain untuk memudahkan benda kerja ketika proses
perakitannya. Sebenarnya semua bagian yang tajam sebaiknya di chamfer,
walaupun di gambar kerja tidak ada perintahnya. Chamfer yang tidak ada
pada gambar kerja cukup yang kecil saja misal; 0,2 mm x 45°. (Reza
Furqani, 2021)
15
2.5 Macam-macam Proses Pembubutan
Ada berbagai macam proses pembubutan yang ada, berikut adalah
penjabarannya:
1. Membubut lurus
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membubut lurus yaitu.
pembubutan memanjang (sejajar benda kerja) untuk mendapatkan ukuran
diameter benda kerja yang dikehendaki. Kedua, pembubutan permukaan
rata (facing), yaitu meratakan permukaan pada bidang diameter benda
kerja untuk menghasilkan pembubutan permukaan datar pada benda kerja.
2. Membubut Alur
Untuk membubut alur digunakan pahat bubut alur. Pembubutan
alur memiliki tujuan untuk membuat pembebas pada proses penguliran
atau bisa juga untuk tempat pemasangan snap ring, pembubutan alur dapat
dilakukan pada diameter luar dan dalam. Pahat ini memiliki bentukyang
beragam seperti lurus, bengkok, berjenjang ke kanan atau ke kiri.
3. Membubut Ulir
Ulir adalah suatu garis atau alur/profil yang dibuat melingkar pada
suatu poros dengan ukuran tertentu yang memiliki sudut atau kisar
tertentu. Berdasarkan bentuk profil ulir dikategorikan menjadi 7 macam,
yaitu: ulir segitiga, ulir segi empat, ulir trapesium, ulir buttress dan ulir
bulat.
4. Membubut Tirus
Pembubutan tirus merupakan pembubutan yang menghasilkan
pembubutan poros tirus dengan sudut kemiringan tertentu. Ada tiga cara
yang dapat dilakukan untuk membubut tirus, yaitu :
a. Menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang
Benda kerja dijepit antara senter kepala lepas (tail stock) dan
senter kepala tetap (head stock}. Apabila senter kepala lepas digeser
16
tegak lurus terhadap sumbu utama mesin bubut (spindle), maka akan
terjadi sebuah kerucut/konis pada pembubutan sepanjang benda kerja
b. Menggeser sekian derajat eretan atas
Yaitu dengan cara melepas mur dan kemudian memutar eretan atas
mengelilingi sumbu tegak lurus sebesar sudut yang diinginkan. Benda
kerja dicekam pada kepala tetap seperti pada pembubutan lurus,
kemudian penyayatan terhadap benda kerja dengan menggunakan
eretan atas.
c. Memasang tapper attachment
Pembubutan tirus cara ini dilakukan dengan memasang tapper
attachment atau kadang disebut juga mistar konus. Tapper attachment
dipasang pada sisi belakang bangku mesin bubut berupa sebuah rel
penuntun yang dihubungkan dengan eretan lintang yang dapat diatur
sudut kemiringannya sesuai dengan tirus yang diinginkan.
17
sebagai batang penghubung, seperti yang terletah pada komponen
mesin di kendaraan.
18
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Literatur
Pengamatan
benda kerja
Pembahasan
Kesimpulan
3.2.1 Alat
Berikut adalah alat yang digunakan dalam praktikum bubut
konvensional kali ini, yaitu :
18
1. Mesin bubut EMCO TU
19
4. Pahat rata, pahat alur
3.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan yang digunakan dalam praktikum bubut
konvensional kali ini, yaitu :
20
1. Coolant
21
3.3.2 Tahap Pengerjaan
1. Letakan benda kerja yang sudah dipotong pada cekam hingga
menjepit benda kerja,
2. Kemudian lakukan kalibrasi posisi pahat sebelum melakukan
prosespembubutan,
3. Nyalakan switch utama mesin bubut konvensional,
4. Atur tuas pengendali sesuai form work instruction,
5. Tarik tuas pengendali untuk memutar spindle,
6. Lakukan proses pembubutan sesuai form work instruction dan
perhitungan yang sudah dibuat.
7. Diberikan coolant pada saat proses pembubutan.
22
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
24
0 benda kerja, serta untuk kedalamannya yaitu 8 mm sehingga
diameter pada alur berkurang hingga tersisa 11 mm.
25
Gambar 4.5 Pembubutan Rata ke-2
26
Frekuensi Pemakanan (I)
D−d
I=
t
27−11
I=
0.5
I = 32
Waktu Permesinan
L. I
T=
S.n
10 .32
T=
0.09 .220
T =16,1616 menit
3. Pembubutan Rata ke-2
Berikut ini merupakan perhitungan yang ada pada
pembubutan rata ke-2 :
Frekuensi Pemakanan (I)
D−d
I=
t
27−15
I=
0.5
I = 24
Waktu Permesinan
L. I
T=
S.n
20 .24
T=
0.09 . 440
T =12,1212 menit
27
4. Pembubutan Tirus
Berikut ini merupakan perhitungan yang ada pada
pembubutan rata tirus :
Frekuensi Pemakanan (I)
D−d
I=
t
27−19
I=
0.5
I = 16
Waktu Permesinan
L. I
T=
S.n
30. 16
T=
0.09 .220
T =24,2424 menit
Sudut Tirus (α)
D−d
α=
2.l
27−19
α=
2 .30
α =¿ 0.133
ArcTan = 7.594
28
4.4 Analisa Benda Kerja
Pada praktikum kali ini ada banyak sekali analisa yang dapat diperoleh
dari hasil pengamatan terhadap hasil dari benda kerja yang telah didapat
setelah praktikum selesai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pembubutan di mesin bubut konvensional yaitu; yang pertama adalah
bahwa proses pembubutan setidaknya harus dipersiapkan secara matang baik
itu peralatan, mesin, perhitungan, dan langkah-langkah penyayatan karena
setelah benda kerja telah selesai dibuat ternyata hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan apa yang tertera di Form Work Instructions, yang dimana telah
terjadi kesalahan ketika sedang melakukan proses pembubutan alur yang
sepertinya terlalu cepat dalam menggerakkan pahat sehingga kedalaman yang
diambil tidak sesuai dengan perhitungan yang telah didapat sehingga
menyebabkan kesalahan dan membuat pahat menjadi rusak. Lalu yang kedua
adalah, kurang berpengalamannya dari operator mesin bubut konvensional.
Kecelakaan sebelumnya cukup wajar terjadi karen memang operator dari
mesin bubut masih minim pengalaman, yang menyebabkan mereka cukup
panik ketika terjadi sesuatu yang berada diluar kendali mereka. Dan yang
terakhir adalah suasana yang kurang kondusif bagi operator untuk menjalanka
atau mengoperasikan mesin bubut. Akibat dari lingkungan bengkel yang
cukup tidak kondusif akibat praktikum dan kegiatan lainnya, membuat
operator terganggu fokusnya. Ditambah dengan fakta bahwa itu adalah situasi
yang baru bagi mereka sehingga sepertinya mereka belum terbiasa dengan
lingkungan bengkel yang cukup berisik.
Solusi dari ketika faktor diatas menurut saya pribadi adalah
memperbanyak berlatih dalam mengoperasikan mesin bubut, dan
memperbanyak pengetahuan melalui literasi-literasi yang ada di internet.
Karena memang dalam hal apapun kecil kemungkinan bagi kita untuk berhasil
dalam percobaan pertama. Oleh karena itu, peningkatan pengalaman serta
pengetahuan akan memperbesar peluang kita untuk berhasil dalam percobaan
selanjutnya. Dan juga dengan meningkatnya pengalaman, kebiasaan bising
yang ada di dalam bengkel tidak akan terlalu berpengaruh lagi terhadap
kefokusan operator ketika menjalankan proses pembubutan.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan
sebelumnya diantaranya adalah :
1. Praktikan dapat memahami dengan lebih dalam mengenai seluk beluk dari
mesin bubut konvensional, karena dapat melihat secara langsung dan dapat
menyaksikan bagaimana mesin tersebut bekerja.
2. Praktikan dapat mengoperasikan mesin bubut konvensional dan
melakukan proses pembubutan mulai dari tahapan persiapan hingga
penyelesaian benda kerja dan melakukan perawatan pada mesin.
3. Praktikan dapat menganalisa proses manufaktur yang telah dilakukan
sebelumnya sehingga dapat memahami prosesnya mulai dari tahap
persiapan hingga tahap penyelesaian, sehingga mampu mengetahui letak
kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya dan mendapat solusi tentang
cara mengatasinya.
5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan terkain dengan praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
5.2.1 Assistan
Kepada assisten lab, saran yang dapat saya berikan tidak banyak. Hanya
saja untuk kedepannya semoga dapat memberikan yang terbaik selalu
kepada kami selaku peserta dari praktikum di Lab Teknik Manufaktur.
5.2.2 Laboratorium
Kepada Laboratorium Teknik Manufaktur, saran yang dapat saya berikan
hanya agar ketika praktikum praktikan online diberikan kenyamanan
dengan menyediakan tripod sebagai tempat berdirinya kamera agar hasil
perekamannya dapat lebih stabil dari sebelumnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
NPM : 3331200019
Kelompok : 1 (satu)
Tanggal
: Selasa, 09 November 2021
Praktikum