Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK MANUFAKTUR I

BUBUT KONVENSIONAL

Disusun Oleh :
Nama Praktikan : Muhammad Hidayahtullah
NPM : 3331200019
Kelompok : 1 (Satu)

LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR I

(BUBUT KONVENSIONAL)

Dipersiapkan dan disusun oleh :


Nama : Muhammad Hidayahtullah
NPM : 3331200019
Telah disahkan oleh
Asisten Laboratorium Teknologi Manufaktur FT Untirta, pada:

Pengumpulan Revisi Laporan Batas Pengumpulan Laporan


Tanggal : Jam : Tanggal : 16 Jam : 17.00 WIB
November 2021

Keterangan :

Diketahui,
Asisten
Laboratorium

(Ilham Nugraha)
(3331170020)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan kita pencipta alam


semesta beserta isinya, Allah SWT yang telah senantiasa memberikan
kita nikmat dan hidayahnya sampai ke penghujung jaman. Salah satu
nikmat yang diberikan olehnya adalah dapat terselesaikannya laporan
praktikum kali ini, dengan modul “Bubut Konvensional”. Diharapkan
laporan ini agar dapat bermanfaat bagi banyak orang, terutama bagi
mahasiswa teknik yang ingin mempelajari lebih mendalam lagi terkait
modul yang dibahas pada laporan praktikum kali ini. Saya ucapkan
terimakasih sepenuhnya kepada Assisen Laboratorium Teknik Manufaktur
I ini yang berperan sebagai mentor sekaligus pengajar untuk membantu
saya memahami materi terkait Bubut Konvensional. Tak lupa, saya
ucapkan terimakasih juga bagi teman-teman kelompok 1 praktikum teknik
manufactur yang menemani dan saling mengingatkan selama prosedur
praktikum sedang berlanjut. Akhir kata, saya berharap sekali lagi dengan
terselesaikannya laporan praktikum kali ini dapat memberikan motivasi
bagi saya terutama, Assistan Laboratorium Teknik Manufaktur II, dan
teman-teman kelompok 1. Besar harapan saya atas saran dan kritik yang
bersifat membangun. sehingga akan saya jadikan pedoman di dalam
pembuatan laporan selanjutnya.Terima kasih

Cilegon, 15 November 2021

Muhammad Hidayahtullah
3331200019

iii
iv
ABSTRAK

Mesin Bubut Konvensional merupakan mesin yang melakukan pekerjaan


dengan menyayat benda kerja yang umumnya berbentuk silindris menjadi bentuk
yang kita inginkan sesuai dengan kaidah penggunaan mesin bubut konvensional.
Prinsip kerjanya sederhana, dimana benda dijepitkan pada spindel sebagai sumbu
utama yang akan berputar nanti. Untuk menjepitnya pada spindel, benda
diletakkan pada chuck atau cekam, dan kemudian setelah benda selesai terpasang
dan berputar, pemakanan akan dilakukan dengan menggunakan pahat yang telat
dipasang pada Tool Post yang ada pada eretan. Karena akan melakukan pekerjaan
yang membutuhkan pekerjaan dengan presisi tinggim tentunya kita harus
mengetahui tentang bagaimana prosedur yang ada pada mesin bubut
konvensional, cara mengoperasikannya yang baik dan benar, serta apa saja yang
mampu dilakukan pada mesin bubut konvensional. Sehingga kita tau hasil akhir
dari produk yang akan dihasilkan.

Kata Kunci : Mesin Bubut, Konvensional, Chuck, Tool Post.

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan perkembangan zaman yang terus menerus berkembang menuju ke
peradaban dimana persaingan teknologi semakin ketat terjadi, banyak sekali
teknologi-teknologi baru yang lahir akibat dari ide-ide kreatif yang muncul diatas
kehausan manusia akan ilmu pengetahuan. Begitu pula dengan sektor manufaktur,
dimana sekarang penggunaan logam sebagai salah satu material yang menunjang
kehidupan kita, tentunya perlu alat yang sekiranya dapat mengolah serta
membentuknya menjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan. Oleh karena itulah
tercipta mesin bubut konvensional. Meskipun zaman sudah canggih dan segala
sesuatunya sekarang dapat bergerak sendiri dengan bantuan AI dan program.
Terlepas dari itu, penggunaan mesin bubut konvensional tak dapat dipungkiri
lagi masih tak bisa dihindarkan lagi. Oleh karenanya, pembelajaran tentang
bagaimana cara mengoperasikan mesin bubut, bagian-bagian mesin bubut, serta
apa saja yang dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut, tentunya hal
tersebut sangatlah bermanfaat untuk kita pelajari, karena perkembangan di bidang
manufaktur yang terus melaju mengharuskan kita untuk mulai mempelajarinya.

1.2 Tujuan Praktikum


Berikut ini adalah tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan tentang
mesin bubut konvensional yaitu:
1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai mesin bubut
konvensional berdasarkan teori yang diperoleh dari materi kuliah proses
manufaktur.
2. Memberikan latihan berupa kegiatan membubut konvensional mulai dari
persiapan hingga penyelesaian benda kerja, sehingga mahasiswa yang
3. telah melaksanakan praktikum mempunyai bekal keterampilan yang dapat
dikembangkan dikemudian hari.
4. Dapat melakukan analisis proses manufaktur dari persiapan hingga
penyelesaian, sehingga ketidaksempurnaan yang telah dilakukan dapat
diperbaiki bahkan mampu memberi solusi yang lebih baik.

1.3 Sistematika Penulisan


Berikut ini adalah sistematika penulian yang ada pada laporan praktikum
bubut konvensional dimulai dari bab I sampai V, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
praktikum serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas mulai dari pengertian, sejarah, dan prinsip dari mesin
bubut konvensional, bagian bagian utama mesin bubut, macam-macam proses
pembubutan, dan macam-macam produk hasil pembubutan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi diagram alir, alat dan bahan yang digunakan serta prosedur
percobaan pada praktikum kali ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang gambar benda kerja, tahapan penyayatan benda kerja,
perhitungan waktu pemesinan dan analisa benda kerja
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Sejarah Singkat Mesin Bubut Konvensional


Mesin bubut merupakan mesin yang banyak digunakan pada industri-industri
yang ada di seluruh dunia. Kegunaannya sebaga Metal Cut Machine sangat
membantu dalam mengolah besi yang umumnya banyak digunakan di berbagai
macam sektor. Oleh karena itu, mengetahui seluk beluk dari mesin bubut sangat
bermanfaat bagi orang banyak, terutama bagi yang ingin bekerja di industri
manufaktur. Berikut adalah pengertian dan sejarah singkat tentang awal mula
mula mesin bubut pertama kali diciptakan. Penjabarannya adalah sebagai
berikut. :
2.1.1 Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin yang memiliki sumbu utama yang dapat
berputar, dimana pada sumbu utama itu diletakkan benda kerja yang akan
dilakukan pembubutan. Mesin bubut juga memiliki prinsip kerja yaitu
benda kerja akan dicekam pada chuck, dan kemudian spindle akan
berputar baik searah atau berlawanan arah jarum jam yang kemudian
pahat akan dipasang pada toolpost dan akan bergerak sesuai sumbu X dan
sumbu Y ketika akan melakukan pemakanan. (Nurdjito, 2015)

2.1.2 Sejarah Singkat Mesin Bubut


Sejarah mesin bubut berawal ketika manusia pertama kali
membangun sebuah rangka kaku bantalan untuk mendukung benda kerja
yang dapat diputar pada sebuah kumparan dan kemudian akan dipotong
dengan bentuk melingkar.
Metode ini digunakan pertama kali untuk pembuatan mangkuk
dangkal pada tahun 1200 SM dan ditemukan di sebuah kuburan di
Mycenae yang diyakini telah berubah. Tak terbantahkan lagi contoh
paling kuno dari seni pembubutan sejauh ini ditemukan adalah fragmen
dari sebuah mangkuk kayu Etruscan, yang dibuat Metode ini digunakan
pertama

3
kaliuntuk pembuatan mangkuk dangkal pada tahun 1200 SM dan
ditemukan di sebuah kuburan di Mycenae yang diyakini telah berubah.
Tak terbantahkan lagi contoh paling kuno dari seni pembubutan sejauh ini
ditemukan adalah fragmen dari sebuah mangkuk kayu Etruscan, yang
dibuat sekitar tahun 700 SM dan ditemukan di Makam Pejuang di
Cornetto. sekitar tahun 700 SM dan ditemukan di Makam Pejuang di
Cornetto.
Singkat cerita Pada tahun 1797, Henry Mauldslay (1771-1831)
mendesain dan membuat mesin bubut yang disebut sebagai screw cutting
lathe, salah satu karyanya yang berkembang di Negara bagian New
England. Waktu itu, Amerika Serikat masih mengalami hambatan yang
sangat ketat dengan undang-undang negeri Inggris yang melarang ekspor
mesin-mesin ke luar negeri.

Gambar 2.1 Screw Cutting Lathe


(Sumber:http://www.lathes.co.uk/chasescrewcutting/)
Dari mesin inilah proses pengembangan mesin bubut terus
berlanjut dengan tambahan motor listrik yang dapat digerakkan secara
otomatis, sehingga mesin bubut dapat berkembang menjadi mesin bubut
yang kita kenal sekarang. (Egi, 2016)

2.2 Prinsip Kerja dan Sistem Persumbuan


Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagianbagian
mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut.
Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar
benda silindris atau bubut rata :

4
 Dengan benda kerja yang berputar
 Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting
tool)
 Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja. (Widarto,
2008)

2.2.1 Sistem Persumbuan Pada Mesin Bubut


Pada mesin bubut, terdapat 2 (dua) sumbu yang dipakai, yaitu sumbu x
untuk gerak arah melintang, serta sumbu z untuk gerak arah memanjang.
Biasanya pada mesin bubut konvensional, sumbu z digunakan untuk arah
pemakanan proses pembubut Rata/Lurus, sedangkan untuk sumbu x
digunakan untuk proses pembubutan Facing/Muka. Untuk lebih jelasnya
lagi terkait dengan persumbuan yang ada pada mesin bubut, silahkan lihat
pada Gambar 1.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Persumbuan Mesin Bubut


(Sumber:https://mas-alahrom.my.id/semua-artikel/mapel/otomotif/dua-
dasar-gerakan-dalam-mesin-bubut-cnc)

2.3 Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Konvensional


Dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu perkakas di bidang
manufaktur, mesin bubut tentunya dilengkapi dengan berbagai macam fitur yang
memungkinkan bagi seorang operatornya untuk melaksanakan berbagai macam
proses pembubutan yang ada pada mesin. Oleh karena itu, dalam mesin bubut

5
terdapat beberapa bagian-bagian utama yang memiliki fungsi yang krusial satu
sama lain. Berikut ini akan dibahas berbagai macam bagian-bagian utama pada
mesin bubut beserta fungsinya, yaitu:
1. Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap atau Head Stock merupakan sumbu utama yang ada pada mesin
bubut yang menjadi sumber gerakan utama terutama perputaran Spindel.
Selain sebagai subu utama, kepala tetap juga berperan sebagai dudukan dari
beberapa perlengkapan yang ada di mesin bubut diantanya; Cekam, Kollet,
Pelat Pembawa, dan Senter Tetap. Alasan kenapa kepala tetap menjadi sumber
utama gerakan pada mesin bubut ialah karena didalam konstruksi kepala tetap,
terdapat roda pully yang dihubungkan dengan Motor penggerak (Gambar 2.3).
Dengan tumpuan utama pada poros dan set mekanik lainnya, roda pully tadi
dihubungkan dengan poros yang ada di spindel dan beberapa susunan mekanik
yang semuanya tersusun rapih di dalam Gear Box. (Tri Widodo, 2013)

Gambar 2.3 Roda Pully

Gambar 2.4 Gear Box


(Tri Widodo, 2013)

6
2. Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary
centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill), dan mata bor bertangkai tirus
yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) pada kepala lepas.
Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas
dengan tujuan yaitu sebagai pendukung dari ujung benda kerja agar
putarannya stabil sehingga ketika melakukan pembubutan, sedangkan untuk
cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk
proses pengeboran. [4] Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter
putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan mealkukan
pengeboran pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas
dilengkapi roda putar yang disertai skala garis ukur (nonius) dengan ketelitian
tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Skala Nonius pada Tail Stock.


(Tri Widodo, 2013)

3. Alas/Meja Mesin (Bed Machine)


Alas/Meja Mesin digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas,
eretan, penyangga diam (steady rest) atau juga bisa disebut sebagai tumpuan
utama dari gaya pemakanan pada waktu melakukan proses pembubutan.
Bentuk alas/meja mesin bubut bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang
salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dari alas atau meja mesin bubut
yaitu tekstur permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta
kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga dipastikan akan

7
membuat gerakan dari kepala lepas, dan eretan memanjang diatasnya pada
saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat
menghasilkan pembubutan yang presisi. Oleh karena itu, hal yang patut
diwaspadai bagi Alas/Meja Mesin ini adalah apabila alas ini sudah aus atau
rusak, karena akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit
mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar. (Tri Widodo, 2013)

Gambar 2.6 Alas Mesin Bubut.


(Tri Widodo, 2013)

4. Eretan (Carriage)
Eretan atau carriage merupakan bagian yang melakukan gerakan terhadap
pemakanan yang bergerak berdasarkan 2 (dua) sumbu utama, yaitu sumbu X
dan Z. Selai itu Eretan sendiri dalam klasifikasinya terdiri dari tiga
bagian/elemen diantaranya:
a. Eretan memanjang, berfungsi untuk melakukan gerakan
pemakanan arah memanjang yakni searah dengan sumbu z atau
bisa dibilang pergerakannya ke arah mendekati atau menjauhi dari
spindel. Secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan
melintang.
b. Eretan melintang, berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan
arah melintang atau seara dengan sumbu x, secara manual/otomatis
dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas.
c. Eretan atas, berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual
kearah sumbu z juga akan tetapi dalam hal pergerakan, eretas atas

8
ini dapat diubah sudutnya sesuai dengan yang dikehendaki dalam
penyetelannya.

9
Gambar 2.7 Eretan
(Tri Widodo, 2013)

5. Poros Transportir dan Poros Pembawa


Poros transportir merupakan poros dengan ulir berbentuk segi empat atau
trapesium dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), yang
berfungsi sebagai pembawa eretan ketika pembubutan secara otomatis,
contohnya adalah pembubutan arah memanjang/melintang, dan pembubutan
ulir. Poros transportir untuk mesin bubut standar pada umumnya memiliki
kisaran ulir sebesar 6 ÷ 8 mm.
Sedangkan untuk Poros pembawa yaitu sebuah poros yang selalu berputar
untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan
secara otomatis.

Gambar 2.8 Poros Transportir dan Poros Pembawa


(Tri Widodo, 2013)

6. Tuas (Handle)
Tuas/ handel adalah bagian utama mesin bubut yang berfungsi sebagai
pengatur dari kecepata spindel, kecepatan pemakananan, pembubutan otomatis,
serta tombol emergency. Umumnya pada setiap mesin bubut dengan merk atau

10
pabrikan yang berbeda, memiliki posisi/letak dan cara penggunaan yang sedikit
berbeda akan tetapi, konsep dan cara menjalankannya kurang lebih sama. Maka
dari itu, didalam mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses
pembubatan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang
terdapat pada mesin bubut tersebut.

Gambar 2.9 Tuas atau Handle Mesin Bubut


(Tri Widodo, 2013)

7. Penjepit Pahat (Tool Post)


Penjepit/pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam
yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool
poss).:
 Pemegang pahat standar
Pemegang pahat standar merupakan pemegang pahat yang
memiliki bentuk persegi dengan baut pada masing-masing sisinya
yang digunakan untuk menjepit pahat. Biasanya ketika kita ingin
menjepit pahat pada pemegang pahat, pahat yang dipasang tidak
selalu senter dengan benda kerja. Oleh karena itu, biasanya
diberikan ganjalan sebagai bantalan tambahan agar pahat dapat
senter dengan benda kerja. (Widarto, 2008)

11
Gambar 2.10 Pemegang Pahat Standar
(Tri Widodo, 2013)

 Pemegang Pahat Dapat disetel (Justable Tooll Post)


Pemegang pahat yang dapat disetel atau bisa juga disebut sebagai
Justable Tool Post, merupakan pemegang pahat yang memiliki
fungsi yang sama seperti yang standar, hanya saja bentuk dan
pemakaiannya biasanya dkhususkan untuk beberapa kondisi atau
sesuai dengan proses yang kita inginkan yang dimana jika kita
menggunakan rumah pahat yang standar kita tidak dapat mencapai
hasil yang maksimal atau bahkan yang lebih buruknya lagi dapat
merusak benda kerja.

Gambar 2.11 Justable Tool Post


(Tri Widodo, 2013)

2.4 Macam-macam Pahat Bubut Konvensional


Dalam proses pembubutan, peran pahat tentunya tidak tergantikan. Karena
pahat sendiri merupakan pisau yang melakukan penyayatan kepada benda kerja
yang dibubut. Oleh sebab itu, dalam penggunaannya pahat seringkali dirawat dan
selalu diasah agar ketajaman dan geometrinya tetap terjaga dan dapat

12
menghasilkan produk yang baik ketika digunakan. Pahat sendiri memiliki banyak
sekali jenis, sesuai dengan fungsinya masing-masing misalkan; pahat ulir
digunakan untuk mengulir, pahat alu untuk membuat alur, pahat chamfer untuk
men-chamfer benda kerja, dan masih banyak lainnya. Karenanya kali ini akan
dibahas secara mendalam tentang macam-macam pahat serta fungsinya. Berikut
adalah penjabarannya :
1. Pahat Ulir
Seperti namanya yaitu pahat ulir, pahat ini digunakan untuk
membentuk ulir pada benda kerja. Baik itu ulir dalam skala besar ataupun
ulir skala kecil yang sudut pahatnya sendiri memiliki pengaturan yang bisa
dibentuk sesuai dengan kebutuhan dari ulir yang diinginkan. Model ulir
yang dapat dibentuk beragam seperti, ulir kiri, ulir tunggal, ulir ganda, ulir
kanan, dan masih banyak lainnya. Perlu diperhatikan bahwa perawatan
pahat ulir ini sendiri perlu perawatan ekstra agar pahat tersebut tetap awet
dan terjaga ke-presisiannya. (Teknik Jaya, 2020)

Gambar 2.12 Pahat Ulir


(Sumber: https://teknikjaya.co.id/fungsi-pahat-bubut-dan-jenisnya/ )

2. Pahat Potong
Pahat Potong merupakan pahat yang memiliki fungsi khusus untuk
memotong dari si benda kerja pada mesin bubut. Ciri-cirinya yaitu
biasanya mirip seperti pahat alur, akan tetapi memiliki lebar yang kecil
dari bubut alur karena pahat potong hanya perlu bergerak lurus untuk
memotong benda kerja yang tak memerlukan banyak pemakanan. (Teknik
Jaya, 2020)

13
Gambar 2.13 Pahat Potong
(Sumber: https://teknikjaya.co.id/fungsi-pahat-bubut-dan-jenisnya/ )

3. Pahat Bubut Muka


Pahat bubut muka merupakan pahat yang berfungsi untuk
melakukan pemakanan pada permukaan benda kerja. Proses pemakanan
permukaan benda kerja oleh bubut muka biasanya disebut dengan facing.
Dalam penggunaannya, pahat bubut muka biasanya memiliki sudut
sebesar 55 derajat dengan gerakan yang hanya ada pada satu sumbu, yaitu
sumbu x. Sehingga pergerakannya sebagian besar adalah maju mundur.

Gambar 2.14 Pahat Bubut Muka


(Sumber: https://teknikece.com/mesin-bubut/pahat-bubut/jenis-pahat-
bubut/ )

4. Pahat Bubut Rata


Pahat bubut rata, merupakan pahat yang paling banyak di gunakan
dalam proses pemesinan mesin bubut, hal ini disebabka oleh kegunaannya
untuk mengurangi diameter benda kerja menjadi sesuai dengan yang kita
inginkan. Dalam hal jenis, sebenarnya ada dua jenis pahat bubut rata yang

14
ada pada mesin bubut dimana perbedaanya adalah arah pemakanannya
yaitu pahat bubut rata kanan yang pemakanannya dari arah kanan atau
sumbu z positif, dan pahat bubut rata kiri yang arahnya dari kiri atau
sumbu z negatif. (Reza Furqani, 2021)

Gambar 2.12 Pahat Bubut Rata


(Sumber: https://teknikece.com/mesin-bubut/pahat-bubut/jenis-pahat-
bubut/ )

5. Pahat Chamfer
Pahat Chamfer memiliki fungsi antara lain untuk menumpulkan
bagian benda kerja yang tajam pada sudut benda kerja akibat pembubutan.
Tujuannya tak lain untuk memudahkan benda kerja ketika proses
perakitannya. Sebenarnya semua bagian yang tajam sebaiknya di chamfer,
walaupun di gambar kerja tidak ada perintahnya. Chamfer yang tidak ada
pada gambar kerja cukup yang kecil saja misal; 0,2 mm x 45°. (Reza
Furqani, 2021)

Gambar 2.12 Pahat Potong


(Sumber: https://teknikece.com/mesin-bubut/pahat-bubut/jenis-pahat-
bubut/ )

15
2.5 Macam-macam Proses Pembubutan
Ada berbagai macam proses pembubutan yang ada, berikut adalah
penjabarannya:
1. Membubut lurus
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membubut lurus yaitu.
pembubutan memanjang (sejajar benda kerja) untuk mendapatkan ukuran
diameter benda kerja yang dikehendaki. Kedua, pembubutan permukaan
rata (facing), yaitu meratakan permukaan pada bidang diameter benda
kerja untuk menghasilkan pembubutan permukaan datar pada benda kerja.

2. Membubut Alur
Untuk membubut alur digunakan pahat bubut alur. Pembubutan
alur memiliki tujuan untuk membuat pembebas pada proses penguliran
atau bisa juga untuk tempat pemasangan snap ring, pembubutan alur dapat
dilakukan pada diameter luar dan dalam. Pahat ini memiliki bentukyang
beragam seperti lurus, bengkok, berjenjang ke kanan atau ke kiri.

3. Membubut Ulir
Ulir adalah suatu garis atau alur/profil yang dibuat melingkar pada
suatu poros dengan ukuran tertentu yang memiliki sudut atau kisar
tertentu. Berdasarkan bentuk profil ulir dikategorikan menjadi 7 macam,
yaitu: ulir segitiga, ulir segi empat, ulir trapesium, ulir buttress dan ulir
bulat.

4. Membubut Tirus
Pembubutan tirus merupakan pembubutan yang menghasilkan
pembubutan poros tirus dengan sudut kemiringan tertentu. Ada tiga cara
yang dapat dilakukan untuk membubut tirus, yaitu :
a. Menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang
Benda kerja dijepit antara senter kepala lepas (tail stock) dan
senter kepala tetap (head stock}. Apabila senter kepala lepas digeser

16
tegak lurus terhadap sumbu utama mesin bubut (spindle), maka akan
terjadi sebuah kerucut/konis pada pembubutan sepanjang benda kerja
b. Menggeser sekian derajat eretan atas
Yaitu dengan cara melepas mur dan kemudian memutar eretan atas
mengelilingi sumbu tegak lurus sebesar sudut yang diinginkan. Benda
kerja dicekam pada kepala tetap seperti pada pembubutan lurus,
kemudian penyayatan terhadap benda kerja dengan menggunakan
eretan atas.
c. Memasang tapper attachment
Pembubutan tirus cara ini dilakukan dengan memasang tapper
attachment atau kadang disebut juga mistar konus. Tapper attachment
dipasang pada sisi belakang bangku mesin bubut berupa sebuah rel
penuntun yang dihubungkan dengan eretan lintang yang dapat diatur
sudut kemiringannya sesuai dengan tirus yang diinginkan.

5. Memotong Benda Kerja


Mesin bubut juga sebenarnya bisa digunakan ntuk memotong
benda kerja, pahat yang dipakai ialah pahat pengalur dengan penyayat
sangat ramping, tetapi hal ini jarang dilakukan, karena pahat yang
digunakan untuk memotong akan mudah patah. (Nurdjito, 2015)

2.6 Macam-macam Produk Hasil Pemesinan


Berikut adalah macam-macam produk yang dihasilkan dari proses
permesinan bubut, diantaranya adalah :
1. Baut dan Mur
Baut dan Mur merupakan salah satu produk yang dapat
dibuat dengan mesin bubut. Baut dan Mur sendiri biasanya
digunakan bersama dengan tujuan sebagai sambung tidak tetap dan
banyak sekali model dan bentuk dari baut dan mur itu sendiri.
2. Poros atau Shaft
Poros atau Shaft adalah produk kedua yang dapat dihasikan
dengan menggunakan mesin bubut, umumnya poros digunakan

17
sebagai batang penghubung, seperti yang terletah pada komponen
mesin di kendaraan.

18
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Diagram Alir Praktikum


Pada praktikum kali ini kita akan mengikuti semua prosedur pengerjaan
sesuai dengan yang telah tertulis di modul. Berikut adalah diagram alir dari
praktikum modul bubut konvensional dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini:

Mulai

Literatur

Menghitung waktu proses pemesinan dan menghitung


pembutan proses pembubutan,
 
 
Menyiapkan benda kerja dan peralatan penunjang proses
pembubutan sesuai dengan form work instruction,
 
 
Melakukan kalibrasi posisi pahat sebelum melakukan
prosespembubutan,

Melakukan proses pembubutan sesuai form work instruction dan


perhitungan yang sudah dibuat
Memberikan coolant pada saat proses pembubutan
 
 
Membersihkan peralatan yang digunakan dan meja praktikum
setelah penggunaan

Meletakan kembali barang yang telah digunakan pada saat


praktikum

Pengamatan
benda kerja

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir

3.2 Alat dan Bahan


Dalam praktikum kali ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan
selama praktikum berlangsung. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum kali ini :

3.2.1 Alat
Berikut adalah alat yang digunakan dalam praktikum bubut
konvensional kali ini, yaitu :

18
1. Mesin bubut EMCO TU

Gambar 3.2 Mesin Bubut


2. Mesin pemotong

Gambar 3.3 Mesn Pemotong


3. Jangka sorong

Gambar 3.4 Jangka Sorong

19
4. Pahat rata, pahat alur

Gambar 3.5 Pahat Rata


5. Peralatan penunjang (kunci pas, palu, dll)

Gambar 3.6 Kunci L dan Kunci T

Gambar 3.7 Kunci Pas

3.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan yang digunakan dalam praktikum bubut
konvensional kali ini, yaitu :

20
1. Coolant

Gambar 3.8 Coolant

2. Benda kerja (Silinder pejal alumunium)

Gambar 3.9 Benda Kerja

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun untuk prosedur praktikum kali ini ada 3 (tiga) tahap yaitu
tahap persiapan, tahap pengerjaan, dan tahap perawatan, untuk lebih
detailnya adalah sebagai berikut:

3.3.1 Tahap Persiapan


1. Baca dan pahami prosedur praktikum mesin bubut konvensional,
2. Hitung waktu proses pemesinan dan menghitung pembutan proses
pembubutan.
3. Siapkan benda kerja dan peralatan penunjang proses pembubutan
sesuai dengan form work instruction,
4. Siapkan mesin pemotong untuk melakukan pemotongan benda kerja
sesuai dengan form work instruction,
5. Diakukan proses pemotongan benda kerja menggunakan mesin
pemotong.

21
3.3.2 Tahap Pengerjaan
1. Letakan benda kerja yang sudah dipotong pada cekam hingga
menjepit benda kerja,
2. Kemudian lakukan kalibrasi posisi pahat sebelum melakukan
prosespembubutan,
3. Nyalakan switch utama mesin bubut konvensional,
4. Atur tuas pengendali sesuai form work instruction,
5. Tarik tuas pengendali untuk memutar spindle,
6. Lakukan proses pembubutan sesuai form work instruction dan
perhitungan yang sudah dibuat.
7. Diberikan coolant pada saat proses pembubutan.

3.3.3 Tahap Perawatan


1. Periksa kelayakan setiap komponen mesin dan peralatan
penunjang
2. Bersihkan peralatan yang digunakan dan meja praktikum setelah
penggunaan
3. Periksa kondisi sambungan kelistrikan selalu dalam kondisi baik
dan tidak terkena air
4. Letakan kembali barang yang telah digunakan pada saat praktikum.

22
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Benda Kerja


Pada praktikum modul kali ini benda kerja yang digunakan adalah sebuah silinder
berbahan dasar Alumunium Alloy, yang dimna memiliki tingkat keuletan yang cukup
tinggi dan tingkat kekerasannya yang rendah. Gambar benda kerjanya sendiri
digambarkan dengan software tambahan yakni Solidwork untuk memudahkan dalam
mempresentasikannya ke dalam laporan ini, dengan bahan yang digunakan adalah
sama yaitu Alumunium Alloy 1060. Untuk lebih jelasnya tentang benda kerja
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Benda Kerja

4.2 Tahapan Penyayatan Benda Kerja


Dalam proses pembubutan, tentu saja kita sebagai pengguna hendaknya
telah membuat peresncanaan yang matang terkait dengan benda kerja yang
akan kita kerjakan. Tentu saja tahapan-tahapan penyayatan sangat penting
untuk dibuat demi menghindari kesalahan yang dapat terjadi seperti terjadi
cacat pada benda kerja akibat salah dalam urutan proses pembubutannya. Oleh
karena itulah dibuat tahapan penyayatan untuk proses pembubutan kali ini,
berikut adalah tahapannya :
1. Pembubutan Muka Atau Facing
Setelah benda kerja dipotong dengan gerinda sesuai dengan
panjang yang sedikit lebih dari panjang karena untuk facing,
karena itulah hasil dari pemotongan tersebut juga pasti tidak lurus
atau halus permukaan bendanya, sehingga tujuan dilakukan
pembubutan facing supaya didapat permukaan benda kerja yang
rata sehingga memudahkan kita untuk melakukan pengukuran dan
mendapatkan ukuran yang sesuai dengan Form Work Instructions.

Gambar 4.2 Pembubutan Muka


2. Pembubutan Rata ke-1
Setelah itu, lakukan pembubutan rata sesuai dengan Form
Work Instructuions yang telah diberikan. Dimana pembubutan rata
dilakukan sepanjang 65 mm, dan pemakanan sebesar 0.5 sebanyak
5 kali sehingga diameter akhirnya menjadi 27 mm.

Gambar 4.3 Pembubutan Rata ke-1


3. Pembubutan Alur
Setelah pembubutan rata, langkah selanjutnya adalah
pembubutan alur. Alasannya adalah agar pahat bubut rata nanti
dapat masuk dan melakukan pembubutan rata ke-2. Untuk alurnya
sendiri memiliki lebar 10 mm denga titik awal yaitu 5 mm dari titik

24
0 benda kerja, serta untuk kedalamannya yaitu 8 mm sehingga
diameter pada alur berkurang hingga tersisa 11 mm.

Gambar 4.4 Pembubutan Alur


4. Pembubutan Rata ke-2
Setelah alur dibuat, maka pahat bubut rata bisa masuk dan
melakukan pemakanan. Lanjutkan pembubutan rata ke-2 dengan
kedalaman potong 6 mm dengan panjang pemakanan 20 mm yang
dimulai pada 15 mm ke kiri dari titik 0 benda kerja.

Gambar 4.5 Pembubutan Rata ke-2


5. Pembubutan Tirus
Kemudian yang terakhir adalah pembubutan tirus, untuk
pembubutan tirus awal mula hitung sudut dengan menggunakan
rumus yang sudah diberikan di modul, kemudian putar eretan atas
sesuai dengan sudut yang didapat, yaitu 7,69 derajat. Kemudian
lakukan pemakanan dengan diameter awalnya yaitu 27 mm, dan
diameter akhir sebesar 19 mm.

25
Gambar 4.5 Pembubutan Rata ke-2

4.3 Perhitungan Waktu Permesinan Benda Kerja


Berikut ini merupakan perhitungan yang ada dalam setiap tahap
penyayatan diatas menggunakan rumus yang telah ada di modul. :
1. Pembubutan Rata ke-1
Berikut ini merupakan perhitungan yang ada pada
pembubutan rata ke-1 :
 Frekuensi Pemakanan (I)
D−d
I=
t
32−27
I=
0.5
I = 10
 Waktu Permesinan
L. I
T=
S.n
65 .10
T=
0.09 . 440
T =16,4141 menit
2. Pembubutan Alur
Berikut ini merupakan perhitungan yang ada pada
pembubutan alur :

26
 Frekuensi Pemakanan (I)
D−d
I=
t
27−11
I=
0.5
I = 32
 Waktu Permesinan
L. I
T=
S.n
10 .32
T=
0.09 .220
T =16,1616 menit
3. Pembubutan Rata ke-2
Berikut ini merupakan perhitungan yang ada pada
pembubutan rata ke-2 :
 Frekuensi Pemakanan (I)
D−d
I=
t
27−15
I=
0.5
I = 24
 Waktu Permesinan
L. I
T=
S.n
20 .24
T=
0.09 . 440
T =12,1212 menit

27
4. Pembubutan Tirus
Berikut ini merupakan perhitungan yang ada pada
pembubutan rata tirus :
 Frekuensi Pemakanan (I)
D−d
I=
t
27−19
I=
0.5
I = 16
 Waktu Permesinan
L. I
T=
S.n
30. 16
T=
0.09 .220
T =24,2424 menit
 Sudut Tirus (α)
D−d
α=
2.l
27−19
α=
2 .30
α =¿ 0.133
ArcTan = 7.594 

28
4.4 Analisa Benda Kerja
Pada praktikum kali ini ada banyak sekali analisa yang dapat diperoleh
dari hasil pengamatan terhadap hasil dari benda kerja yang telah didapat
setelah praktikum selesai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pembubutan di mesin bubut konvensional yaitu; yang pertama adalah
bahwa proses pembubutan setidaknya harus dipersiapkan secara matang baik
itu peralatan, mesin, perhitungan, dan langkah-langkah penyayatan karena
setelah benda kerja telah selesai dibuat ternyata hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan apa yang tertera di Form Work Instructions, yang dimana telah
terjadi kesalahan ketika sedang melakukan proses pembubutan alur yang
sepertinya terlalu cepat dalam menggerakkan pahat sehingga kedalaman yang
diambil tidak sesuai dengan perhitungan yang telah didapat sehingga
menyebabkan kesalahan dan membuat pahat menjadi rusak. Lalu yang kedua
adalah, kurang berpengalamannya dari operator mesin bubut konvensional.
Kecelakaan sebelumnya cukup wajar terjadi karen memang operator dari
mesin bubut masih minim pengalaman, yang menyebabkan mereka cukup
panik ketika terjadi sesuatu yang berada diluar kendali mereka. Dan yang
terakhir adalah suasana yang kurang kondusif bagi operator untuk menjalanka
atau mengoperasikan mesin bubut. Akibat dari lingkungan bengkel yang
cukup tidak kondusif akibat praktikum dan kegiatan lainnya, membuat
operator terganggu fokusnya. Ditambah dengan fakta bahwa itu adalah situasi
yang baru bagi mereka sehingga sepertinya mereka belum terbiasa dengan
lingkungan bengkel yang cukup berisik.
Solusi dari ketika faktor diatas menurut saya pribadi adalah
memperbanyak berlatih dalam mengoperasikan mesin bubut, dan
memperbanyak pengetahuan melalui literasi-literasi yang ada di internet.
Karena memang dalam hal apapun kecil kemungkinan bagi kita untuk berhasil
dalam percobaan pertama. Oleh karena itu, peningkatan pengalaman serta
pengetahuan akan memperbesar peluang kita untuk berhasil dalam percobaan
selanjutnya. Dan juga dengan meningkatnya pengalaman, kebiasaan bising
yang ada di dalam bengkel tidak akan terlalu berpengaruh lagi terhadap
kefokusan operator ketika menjalankan proses pembubutan.

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan
sebelumnya diantaranya adalah :
1. Praktikan dapat memahami dengan lebih dalam mengenai seluk beluk dari
mesin bubut konvensional, karena dapat melihat secara langsung dan dapat
menyaksikan bagaimana mesin tersebut bekerja.
2. Praktikan dapat mengoperasikan mesin bubut konvensional dan
melakukan proses pembubutan mulai dari tahapan persiapan hingga
penyelesaian benda kerja dan melakukan perawatan pada mesin.
3. Praktikan dapat menganalisa proses manufaktur yang telah dilakukan
sebelumnya sehingga dapat memahami prosesnya mulai dari tahap
persiapan hingga tahap penyelesaian, sehingga mampu mengetahui letak
kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya dan mendapat solusi tentang
cara mengatasinya.

5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan terkain dengan praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
5.2.1 Assistan
Kepada assisten lab, saran yang dapat saya berikan tidak banyak. Hanya
saja untuk kedepannya semoga dapat memberikan yang terbaik selalu
kepada kami selaku peserta dari praktikum di Lab Teknik Manufaktur.
5.2.2 Laboratorium
Kepada Laboratorium Teknik Manufaktur, saran yang dapat saya berikan
hanya agar ketika praktikum praktikan online diberikan kenyamanan
dengan menyediakan tripod sebagai tempat berdirinya kamera agar hasil
perekamannya dapat lebih stabil dari sebelumnya.

31
DAFTAR PUSTAKA

[1] Nurdjito, Arifin Achmad, 2015, Handout Pemesinan Bubut, Edisi 1,


Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta
[2] Egi, 2016, http://malahayati.ac.id/?p=18627, Sabtu, 13 Noember 2021.
[3] Widarto, 2008, Teknik Pemesinan, Edisi 1, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Indonesia
[4] Tri Widodo, 2013, TEKNIK PEMESINAN BUBUT 1, Edisi 1,
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN,
Cimahi
[5] Teknik Jaya, https://teknikjaya.co.id/fungsi-pahat-bubut-dan-jenisnya/,
Minggu, 14 November 2021.
[6] Furqani Reza M, https://teknikece.com/mesin-bubut/pahat-bubut/jenis-
pahat-bubut/, Minggu, 14 November 2021.
LAMPIRAN A
GAMBARAN BENDA KERJA
LAMPIRAN B
FORM WORK INSTRUCTION
LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon

FORM WORK INTRUCTION

Asisten : ILHAM N.P Nama : Muhammad Hidayahtullah

NPM : 3331200019

Kelompok : 1 (satu)
Tanggal
: Selasa, 09 November 2021
Praktikum

MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Instruksi : Data yang Dibutuhkan :

1. Pembubutan Muka/Facing 1. Untuk Pembubutan Rata, n = 440 rpm


2. Pembubutan Rata ke-1 2. Untuk Pembubutan Alur/Tirus, n = 220
3. Pembubutan Alur 3. Tebal Pemakanan = 0.5 mm
4. Pembubutan Rata ke-2
5. Pembubutan Tirus
4. Asutan = 0.09
LAMPIRAN C
SCREENSHOT PEMAPARAN MATERI ONLINE
Lampiran D Tugas Khusus
i. Jawaban Tugas Khusus
1. kenapa waktu perhitungan dari permesinan dengan perhitungan
aktual itu berbeda?
Jawaban :
1. Karena ada banyak faktor luar yang mempengaruhi di lapangan yang
tidak diperkirakan pada perhitungan permesinan contohnya operator
mesin yang belum berpengalaman, dan pemakanan benda kerja yang
tidak sesuai dengan perhitungan sehingga proses pembubutan
menjadi lebih lama dari perkiraan

2. Jelaskan akibat penggunaan pahat yg tidak center!


Jawaban :
2. Akibat dari pemnggunaan pahat yang tidak center adalah dapat
menyebabkan bentuk dari benda kerja berbeda dengan yang telah
direncanakan, dan bentuk silindernya menjadi tidak merata.

Anda mungkin juga menyukai