Anda di halaman 1dari 32

BUBUT

KONVENSIONAL
Lab. Teknik Manufaktur
Universitasa Sultan Ageng Tirtayasa
PENGERTIAN & SEJARAH
MESIN BUBUT KONVENSIONAL

MESIN BUBUT JAMAN DULU MESIN BUBUT MODERN


SISTEM PERSUMBUAN
MESIN BUBUT KONVENSIONAL

ARAH SUMBU PADA MESIN BUBUT


PRINSIP KERJA
MESIN BUBUT KONVENSIONAL

PROSES PEMBUBUTAN
PRODUK 01 MUR & BAUT 02 SHAFT/POROS

HASIL
PROSES HASIL
PEMESINAN

03 DRAT SINGKAL TRAKTOR 04 SHOCK PIPA BOR


HASIL BENDA KERJA
MESIN BUBUT KONVENSIONAL
Frais
Konvensional
Pengertian Mesin Frais
Konvensional
Proses pengefraisan adalah suatu proses pengurangan
material untuk membentuk suatu produk dengan cara pahat
(cutter) berputar dan tiap giginya melakukan pemakanan
serta meja mesin bergerak ke kiri atau kanan, sehingga
benda bergerak mengikuti gerakan meja, akibatnya terjadilah
penyayatan atau pemotongan oleh pahat. Dalam proses ini
terdapat pengaruh terhadap hasil nilai kekasaran permukaan
akibat dari penyayatan itu.
Prinsip Kerja Mesin Frais
Konvensional
Prinsip kerja mesin frais adalah proses yang dilakukan dengan mesin di mana pahat
pemotong akan berputar kemudian menyayat dan menghilangkan bahan dari benda kerja
yang terdapat pada arah sudut dengan sumbu pahat. Dengan bantuan mesin frais, dapat
dilakukan berbagai macam operasi dan fungsi mulai dari benda berukuran kecil hingga
besar.
Sistem Persumbuan
Sistem persumbuan pada mesin frais yang sesuai
dengan kaidah tangan yang seperti pada gambar
disamping yaitu menggunakan 3 axis atau sumbu,
yaitu sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z. Dibawah ini
penjelasan mengenai dari ketiga sumbu tersebut :
a) Sumbu X bergerak ke arah horizontal sejajar
dengan benda kerja.
b) Sumbu Y bergerak ke arah melintang dari benda
kerja.
c) Sumbu Z bergerak ke arah vertikal dari benda
kerja.
Benda Hasil Produksi Mesin Frais
Konvensional
Mur & Baut Roda Gigi
Benda Kerja Hasil Praktikum
Tampak
Tampak Depan
Samping
Modul Las
SMAW
Sejarah Pengelasan
Las adalah penyambungan besi dengan cara membakar. Prinsip
Kerja las adalah menyambungkan 2 bagian logam atau lebih dengan
menggunakan energi panas.
Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal
pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal
dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagi las karbit.
Waktu itu sudah kembangkan las listrik namun masih sangat langka.
LAS SMAW
Las SMAW berasal dari kata Shield Metal Arc Welding yang
memiliki arti suatu proses pengelasan yang menggunakan panas
untuk melelehkan logam dasar dan elektroda (kawat las). Panas
yang dihasilkan oleh lompatan ion listrik terjadi antara katoda dan
anoda (ujung elektroda dan permukaan pelat yang akan dilas). Las
SMAW paling banyak digunakan karena bentuknya yang kecil dan
mudah dibawa kemana mana, sehingga lebih praktis pada saat kita
ingin mengelas di tempat lain.
Macam - Macam Pengelasan Busur Listrik

GMAW/MIG
Gas Metal Arc Welding FCAW
Flux Cored Arc Welding
/Metal Inert Gas

01 02 03 04

SAW GTAW/TIG
Submerged Arc Welding Gas Tungsten Arc Welding

/ Tungsten Inert Gas


Gerakan Ayunan Elektroda

Alur Spiral Alur zig – zag Alur segitiga


Tabel Bahan dan Dia Elektroda
MODUL CNC TU-2A

KELOMPOK 1
PENGERTIAN CNC

Mesin CNC (Comptuer Numerical Control) adalah mesin kerja yang dikendalikan dengan
komputer yang pengoperasiannya menggunakan bahasa numerik (angka dan huruf).
Mesin CNC-TU 2A adalah salah satu mesin perkakas dengan Teknik pengerjaan secara
otomatis yang dikontrol dengan computer dan tersimpan dalam memori dengan
menggunakan program yang telah dibuat.

CNC TU-2A
PRINSIP KERJA CNC TU-2A

Prinsip Kerja pada Mesin CNC TU-2A mempunyai prinsip kerja sama d
engan Mesin Bubut konvensional

CNC TU-2A
PERSUMBUAN CNC TU-2A

a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.

CNC TU-2A
KODE PROGRAM CNC TU-2A
No G/M X Z F 13 G84 -100 -2166 50 25 G84 -350 -204 50

0 M03 26 G84 -400 -200 50


14 G84 -150 -2100 50
1 G00 -500 -300 27 G00 -400 -200
15 G84 -200 -2033 50
2 G84 -50 -4300 50 28 G02 400 -400 50
16 G84 -250 -1966 50 29 G01 0 -2100 50
3 G84 -100 -4200 50
4 G84 -150 -4100 50
17 G84 -300 -1900 50 30 G01 300 -400 50
31 G01 0 -300 50
5 G84 -200 -4000 50 18 G00 -300
32 G03 -100 -556 50
6 G00 -200 19 G84 -50 -407 50
33 M99 I = 1500 K = 556
7 G84 -50 -3995 50 20 G84 -100 -336 50 34 G03 100 -556 50
8 G84 -100 -3982 50
21 G84 -150 -228 50 35 M99 I = 1600 K=0
9 G84 -150 -3959 50
22 G84 -200 -254 50 36 G03 300 -300 50
10 G84 -200 -3865 50 37 G01 200 -400 50
23 G84 -250 -230 50
11 G00 -200 38 G00 500 -4400
12 G84 -50 -2233 50 24 G84 -300 -213 50 39 M30

CNC TU-2A
HASIL BENDA KERJA CNC TU-2A
TAHAPAN PENYAYATAN SESUAI FWI
❑ PENYAYATAN TIRUS
❑ PENYAYATAN FILLET CEKUNG
❑ PENYAYATAN TIRUS KEDUA
❑ PENYAYATAN FILLET CEMBUNG
❑ PENYAYATAN PARAMETER

CNC TU-2A

Anda mungkin juga menyukai