Anda di halaman 1dari 21

Tugas Tersruktur Proses Produksi Dasar

Dosen Pembimbing
Affandi,S.T,M.T/Arya Rudi,S.T

Disusun oleh:
Angga Ferry Armansyah (1807230003)
Andre Suwandana (1807230053)
Muhammad Hakim (1807230054)

Kelas : A1 Pagi
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”MESIN BUBUT”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan,Juni 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3

1.1. Latar Belakang..............................................................................................4

1.2. Tujuan...........................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4

2.1. Pengertian Mesin Bubut................................................................................5

2.2. Sejarah Perkembangan Mesin Bubut............................................................5

2.3. Prinsip Kerja Mesin Bubut............................................................................9

2.4. Jenis-Jenis Mesin Bubut................................................................................9

2.5. Fungsi Dari Mesin


Bubut..............................................................................12

2.6. Bagian-Bagian Dari Mesin Bubut...............................................................12

2.7. Cara Perawatan/Pemeliharaan Mesin Bubut...............................................18

Refrensi..................................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin mempermudah pekerjaan manusia, pernyataan seperti itu tidak dapat


dipungkiri lagi kebenarannya. Dimulai sejak abad ke 18 ketika revolusi Inggris
dimulai dan industri-industri di dunia mulai berkembang dengan sangat pesat,
dimulainya pula terciptanya mesin-mesin konvensional. Manusia menciptakan
mesin berfungsi untuk mempermudah pekerjaan manusia khususnya pekerjaan-
pekerjaan teknik dan berhubungan dengan bahan teknik dan bahan metal sehingga
pekerjaan dapat lebih efisien dan mempercepat waktu kerja.
Salah satu mesin konvensional tersebut adalah mesin bubut. Mesin bubut adalah
suatu alat yang berguna untuk untuk menghasilkan benda-benda putar, membuat
ulir, pengelasan, pengeboran, meratakan permukaan benda putar, dan pembuatan
tirus.
Dengan berbagai fungsi yang telah disebutkan, mesin bubut memiliki fungsi
penting dalam mempermudah pekerjaan manusia dalam berbagai pekerjaan teknik.
Untuk itu mesin bubut juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dan
memiliki jenis-jenis yang beraneka macam.
Semoga dengan mempelajari materi yang ada dalam makalah ini, pembaca akan
mendapatkan gambaran umum mengenai mesin bubut (konvensional) yang banyak
di pakai oleh pekerja-pekerja teknik.

1.2 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk membuat pembaca mengetahui tentang :


- Pengertian mesin bubut dan sejarah terciptanya mesin bubut.
- Cara kerja mesin bubut (konvensional)
- Prinsip kerja dari mesin bubut
- Jenis-jenis dari mesin bubut
- Bagian-bagian dari mesin bubut (konvensional)
- Cara perawatan mesin bubut (konvensional)
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubu t sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasisejajar dengansumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.

2.2 Sejarah Perkembangan Mesin Bubut

Sejarah berawal ketika manusia pertama kali membangun sebuah


rangka kaku bantalan untuk mendukung benda kerja yang dapat diputar
pada sebuah kumparan dan dipotong menjadi bentuk melingkar dengan
alat genggam. Metode ini digunakan pertama kali untuk pembuatan mangkuk
dangkal pada tahun 1200 SM dan ditemukan di sebuah kuburan di Mycenae yang
diyakini telah berubah. Tak terbantahkan lagi contoh paling kuno dari seni
pembubutan sejauh ini ditemukan adalah fragmen dari sebuah mangkuk kayu
Etruscan, yang dibuat sekitar tahun 700 SM dan ditemukan di Makam Pejuang di
Cornetto.

Gambar asal mula mesin bubut

Di China, orang duduk di mesin bubut dan menggunakan kakinya untuk


membuat gerakan bolak-balik (reciprocating) oleh pedal secara bergantian kaki kiri
dan kanan pada papan yang dikaitkan pada tali yang dililitkan pada mesin spindle
bubut, sehingga membuat kedua tangan bebas untuk memegang dan mengarahkan
pahat pemotong.

Gambar orang-orang di China sedang Menggunakan mesin bubut

Orang Barat, lebih memilih untuk berdiri di mesin bubut. Mereka


mengembangkan mesin bubut tiang dimana hanya satu kaki yang dibutuhkan untuk
gerakan bolak-balik. Ilustrasi pertama yang diketahui dari mesin bubut tiang
muncul pada abad ke-13 di jendela kaca patri di Chartres yang diberikan oleh
pembubut gilda setempat untuk menghormati pelindung mereka, Saint Julien.

Perkembangan berikutnya, terlihat di sini dalam sebuah ilustrasi dari


Mendelsches Bruderbuch 1395, menunjukkan bingkai bubut dan eretan yang
terbuat dari kayu-kayu yang berat untuk meningkatkan kekakuan. Kesulitan
memegang alat pemotong dengan kuat ketika memotong material yang keras
melahirkan penemuan eretan utama di mana alat ini berpegang kuat dan maju
dipotong oleh sebuah slide di bawah kendali sebuah sekrup. Ini ilustrasi dari
Mittelalterliche Hausbuch dari 1480 menunjukkan bentuk yang sangat awal.
Gambar awal penampakan Mesin bubut

Pemanfaatan putaran roda memiliki keuntungan luar biasa karena menghasilkan


kecepatan konstan dan dengan demikian meningkatkan kontrol atas alat
potong. Ilustrasi ini juga yang pertama menunjukkan Drive antara dua bantalan dari
headstock dan sebuah tailstock dengan penyesuaian untuk memutar sekrup benda
kerja panjang yang berbeda antara pusat-pusat.

Gambar desain mesin bubut

Leonardo, pengganti Jacques Besson sebagai insinyur di Pengadilan Perancis,


juga tertarik pada pengembangan mesin bubut dan membawa beberapa ide menjadi
realitas praktis dengan membangun sebuah sekrup-pemotongan dan dua mesin
bubut hias berputar.
Ilustrasi di samping ini dari buku Besson "Teater Instrumens Mathématiques et des
Mecanique" (1578).

Pada tahun 1797, Henry Mauldslay (1771-1831) mendesain dan membuat


mesin bubut yang disebut sebagai screw cutting lathe, salah satu karyanya yang
berkembang di Negara bagian New England. Waktu itu, Amerika Serikat masih
mengalami hambatan yang sangat ketat dengan undang-undang negeri Inggris yang
melarang ekspor mesin-mesin ke luar negeri. Sementara undang-undang ini
merupakan penghambat untuk sementara waktu tapi tidak memakan waktu terlalu
lama bagi bangsa Amerika yang bersifat revolusioner untuk memberikan modal
pada perkembangan mesin bubut Maudslay. Dan dibuatlah mesin-mesin bubut yang
serupa dengan bed-bed mesin dari kayu dan alurnya terbuat dari besi.

Mesin bubut modern (1797)


2.3 Prinsip Kerja Mesin Bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa


sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros
ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

2.4 Jenis-Jenis Mesin Bubut

2.4.1 Instrument Lathe Engine (Mesin bubut Instrumen)

Mesin bubut jenis ini biasanya digunakan untuk membuat suatuproduk (benda
kerja) yang kecil ukuran nya, tetapi dengan tingkat kepresisian yang tinggi dan
jumlah banyak (mass product )

2.4.2 Bench Engine Lathe (Mesin Bubut Meja)


Mesin bubut ini biasanya digunakan untuk membuat produk-produk yang lebih
besar dibandingkan dengan produk instrument latheengine. Mesin bubut jenis ini
dapat ditempatkan di atas bangku/meja kerja atau pun mesin yang mempunyai kaki
terbuat dari baja profil dan pelat baja.

2.4.3 Standard Engine Lathe (Mesin Bubut Standar)

Mesin bubut jenis ini, selain dapat memproduksi benda kerja yanglebih besar, juga
lebih panjang.

2.4.4 Gap Lathe Head Engine (Mesin Bubut Celah)

Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yangbesar, juga
dengan diameter yang relatif besa, sebab bagian alas dari mesinini, yakni yang
berdekatan dengan kepala tetap, dapat dilepas-lepas danakan menghasil kan celah,
untuk kemudian akan di tempati oleh bendakerja berdiameter besar tersebut.
2.4.5 Turret Lathe Engine (Mesin Bubut Turret)

Mesin bubut jenis ini mempunyai ekor putar tetap, dimana dapat dipasangkan 6
(enam) alat potong, sesuai dengan yang dibutuh kan. Bendakerja dijepit pada chuck (cekam
ber rahang tiga), alat potongnya dapat disetel sedemikian rupa sesuai dengan yang
di inginkan, misalnya:

- Membubut muka : facing


- Membubut rata : turning
- Memotong : cutting
- Membuat alur : grooving
- Mengebor : drilling
- Menghaluskan lubang : reaming

2.4.6 Computer Numerically Control Lathe Engine-CNC Machine


(Pengendalian Secara Numerik)
Sebelum mesin di operasikan, lazim nya dibuatkan suatu program (software)
komputer yang sesuai bentuk benda kerja yang akan dibuat.Program ini terdiri dari
sederetan instruksi-instruksi yang di kodefikasidalam bentuk algoritma matematis,
sehingga disebut kendali numerik. Dengan menyesuaikan kedudukan pahat
terhadap benda kerja, tebalnya penyayatan, panjang yang akan dibubut, diameter
yang diinginkan, dll,maka mesin jenis ini akan bekerja secara otomatis.

2.5 Fungsi Dari Mesin Bubut

Fungsi utama dari mesin bubut adalah untuk memegang dan memutar benda
kerja untuk melakukan operasi permesinan.Mesin bubut digunakan untuk
menghasilkan diantara lain :
- benda-benda putar
- membuat ulir
- pengelasan
- pengeboran
- meratakan permukaan benda putar
- pembuatan tirus.

2.6 Bagian-Bagian Dari Mesin Bubut

Bagian-bagian dari mesin bubut


Ada bagian-bagian utama dari mesin bubut yang akan saya jelaskan pada bagian
berikut :

2.6.1 Sumbu Utama (Main Spindle)

Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama
mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet,
senter tetap dan lain-lain. Terlihat pada sebelah kiri adalah sebuah sumbu utama
mesin bubut yang terpasang sebuah chuck atau cekam dimana didalamnya terdapat
susunan roda gigi yang dapat digeser melalui handel/tuas untuk mengatur putaran
mesin sesuai kebutuhan pembubutan. Terlihat pada sebelah kanan adalah jenis lain
sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap (G),
yang berfungsi sebagai tempat dudukan benda kerja pada saat pembubutan dintara
dua senter.
Di dalam kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda
pulley bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk
rata. Dengan demikian kita dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda apabila
hubungan diantara roda tersebut diubah-ubah menggunakan handel/tuas pengatur
kecepatan (A), (C) dan (F). Roda (Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3
atau 4 buah keping dengan sumbu yang berbeda dan diputar oleh sebuah motor
listrik. Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran
lambat. Putaran cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut
benda dengan sayatan tipis sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk
membubut dengan tenaga besar dan pemakananya tebal (pengasaran). Arah putaran
mesin dapat dibalik menggunakan tuas pembalik putaran (C), hal ini diperlukan
dengan maksud misalnya untuk membubut ulir atau untuk membubut dengan arah
berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.

2.6.2 Meja Mesin (bed)

Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Permukaannya halus dan
rata sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor
atau rusak akan mengakibatkan jalannya eretan tidak lancar sehingga akan
diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau kurang presisi.
2.6.3 Eretan (carriage)

Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak


sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang
alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi
penyetelan diatas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan
pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat
terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu
diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis ataupun manual.

2.6.4 Kepala lepas (tail stock)

Kepala lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan senter putar sebagai


pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan
cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin,
porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi
kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Kepala lepas ini terdiri dari terdapat
dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang terpasang
pada kedua sisi alas kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur pergeseran
badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter putar sepusat dengan
senter tetap atau sumbu mesin, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus
diantara dua senter. Selain roda pemutar, kepala lepas juga terdapat dua lagi lengaN
pengikat yang satu dihubungkan dengan alas yang dipasang mur, dimana fungsinya
untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin agar tidak terjadi pergerakan
kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi
tabung luncur/rumah senter putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi
pergerakan longitudinal sewaktu membubut.

2.6.5 Tuas Pengatur Kecepatan Transporter

Tuas pengatur kecepatan (A), digunakan untuk mengatur kecepatan poros


transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan
tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan
benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan
kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur,
mengkartel dan pemotongan (cut off).
2.6.6 Penjepit pahat (Tools Post)

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang


bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat
4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4
(empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

2.6.7 Eretan atas

Eretan atas sebagaimana gambar 28, berfungsi sebagai dudukan penjepit


pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses
pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa
mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan
hanya dengan cara manual. Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya
sampai posisi 360°, biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir
dengan pemakanan menggunakan eretan atas.

2.7 Cara Perawatan/Pemeliharaan Mesin Bubut

Seperti tubuh manusia, mesin pun bisa mengalami kerusakan baik ringan,
sedang dan berat. Karena itu dibutuhkan suatu perawatan rutin sehingga performa
dari mesin khususnya mesin bubut akan selalu dalam keadaan baik. Hingga saat ini
praktek pemeliharaan cenderung dimaknai sebagai tindakan yang terkait dengan
perbaikan peralatan setelah rusak. Pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Tujuan
pemeliharaan menjaga mesin dan peralatan terhadap kerusakan dan kegagalan
mesin dalam berproduksi. Secara umum kata pemeliharaan tidak akan terlepas
dengan pekerjaan memperbaiki, membongkar, atau memeriksa mesin secara
saksama dan menyeluruh (Maintenance, Repair, and Overhaul- MRO). Sistem
pemeliharaan sendiri mencakup pengertian memperbaiki perangkat mekanik dan
atau kelistrikan yang menjadi rusak. Tujuan umum dari pemeliharaan adalah :
- Menjamin ketersedian optimum peralatan yang tepat guna memenuhi
rencana kegiatan produksi dan proses produksi dapat memperoleh laba
investasi secara maksimal.
- Memperpanjang umur produktif suatu mesin pada tempat kerja bangunan
dan seluruh isinya.
- Menjamin ketersediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi
darurat.
- Menjamin keselamatan semua orang yang berada dan menggunakkan
sarana tersebut.
Disamping adanya tujuan dan keuntungan dalam perawatan/pemeliharaan
mesin, ada pula kerugian yang ditimbulkan dalam pelaksanaan pemeliharaan mesin
antara lain, Masih dimungkinkan adanya kegagalan dalam pelaksanaan,
membutuhkan tenaga kerja yang intensif dan diperlukan tambahan alat pendukung.
Selanjutnya akan di terangkan bagaimana cara perawatan mesin bubut
(konvensional) yang terkadang diabaikan oleh beberapa orang sehingga mesin
bubut (konvensional) tersebut menjadi cepat rusak, berikut akan di jelaskan cara
perawatan mesin bubut (konvensional) yang baik :
- Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua
indikator berfungsi baik.
- Sebelum mengoperasikan mesin bubut (konvensional) ada baiknya jika
operator melakukan pemanasan (running maintenance) selama ± 5 s/d 10
menit, agar semua komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas
yang ada di bak pelumas sudah beredar melumasi elemen-elemen mesin.
- Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan selalu
memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang bergerak.
- Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran
,kemudian lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi yang
diakibatkan oleh oksidasi.
-
Langkah-Langkah Pengerjaan Pembuatan Benda Dengan Mesin Bubut:
Bahan : - Besi silinder sepanjang 250 mm
- Pahat dan pisau Mesin bubut
Alat : - Mesin bubut (konvensional)
Cara Kerja :

 Benda sepanjang 250 mm dicekam dengan menggunakan pencekam tiga


(otomatis) karena berbentuk silindris.
 Lalu nyalakan mesin bubut (konvensional).
 Ratakan permukaan ujung luar benda dengan menggunakan pahat rata
muka.
 Setelah rata matikan mesin dan ganti pahat dengan pahat potong dan tahan
benda dengan menggunakan senter jalan.
 Benda yang mulanya berdiameter 25 mm akan dijadikan 20 mm dengan
mengurangi diameter benda sebesar 5 mm menggunakan panel pengukur
milimeter, lalu nyalakan mesin.
 Setelah mendapatkan diameter yang diinginkan, tandai 50 mm dan 150
mm dari kanan benda dengan mendekatkan pahat potong sehingga
membentuk tanda berupa garis sayatan.
 Ukur diameter benda dari panjang 50 mm hinggan 150mm setebal 15 mm
dan mulai potong dengan menggunakan pahat potong.
 Setelah didapatkan benda dengan ketentuan yang diinginkan, amtikan
mesin dan lepaskan benda dari cekaman dan cekam sisi yang lainnya.
 Nyalakan mesin lagi lalu potong 50 mm dari kanan dengan menggunakan
pahat rata muka.
 Dan benda pun menjadi seperti yang diinginkan

Refrensi

- http://sejarah-dari-mesin-bubut.html
- http://Prinsip-Kerja-Mesin-Bubut.htm
- http://Mesin bubut -Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedia bebas.htm
- Ngidoyono, Yatin.2010. Pemeliharaan Mekanik Industri. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
- Sentot Wijanarka, Bernardus.2012.Teori Dasar dan Praktik Perawatan.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai