Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15
sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Sejarah mesin bubut berawal ketika manusia pertama kali membangun sebuah rangka kaku
bantalan untuk mendukung benda kerja yang dapat diputar pada sebuah kumparan dan
dipotong menjadi bentuk melingkar dengan alat genggam.
Metode ini digunakan pertama kali untuk pembuatan
mangkuk dangkal pada tahun 1200 SM dan ditemukan di sebuah kuburan di Mycenae yang
diyakini telah berubah. Tak terbantahkan lagi contoh paling kuno dari seni pembubutan
sejauh ini ditemukan adalah fragmen dari sebuah mangkuk kayu Etruscan, yang dibuat
sekitar tahun 700 SM dan ditemukan di Makam Pejuang di Cornetto.
Kesulitan memegang alat pemotong dengan kuat ketika memotong material yang keras
melahirkan penemuan eretan utama di mana alat ini berpegang kuat dan maju dipotong oleh
sebuah slide di bawah kendali sebuah sekrup. Ini ilustrasi dari Mittelalterliche Hausbuch dari
1480 menunjukkan bentuk yang sangat awal.
Pemanfaatan putaran roda memiliki keuntungan luar biasa karena
menghasilkan kecepatan konstan dan dengan demikian meningkatkan kontrol atas alat
potong. Ilustrasi ini juga yang pertama menunjukkan Drive antara dua bantalan dari
headstock dan sebuah tailstock dengan penyesuaian untuk memutar sekrup benda kerja
panjang yang berbeda antara pusat-pusat.
Sementara undang-undang ini merupakan penghambat untuk sementara waktu tapi tidak
memakan waktu terlalu lama bagi bangsa Amerika yang bersifat revolusioner untuk
memberikan modal pada perkembangan mesin bubut Maudslay. Dan dibuatlah mesin-mesin
bubut yang serupa dengan bed-bed mesin dari kayu dan alurnya terbuat dari besi.
PENGERTIAN DAN PROSES MANUFAKTUR
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu
hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau
jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dana menambah kegunaan
(Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan
faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan
kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar
lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses
produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk,
proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari,
2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk
akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan
proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah
produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang
tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-
faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi
produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut
(Yamit, 2002):
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari
satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada
umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output
direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan
produk bersifat standar.
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses
produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih
komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak
memerlukan persediaan barang dalam proses.
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan
berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
Pengendalian persedian merupakan fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan
fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar. Menurut Handoko (2000), bila perusahaan
menamankan terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan
yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan
dalam investasi yang lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai
persediaan yang cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan bahan.
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu
atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan
permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan
bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu
atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk
perusahaan.