Kelompok III
Disusun oleh : Albeansyah Pangestu
Wikan Anshori
Yuda Saputra
Zendi Zakaria
STTNAS
Tahun Ajaran 2014/2015
(210014092)
(210014108)
(210014118)
(210014105)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul MANUFAKTUR PERKAKAS
. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
BAHASA INDONESIA di STTNAS Yogyakarta.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa banyak kekurangan dan jauh dari sempurna baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STTNAS Yogyakarta.
Penyusun
MANUFAKTUR PERKAKAS
1. SEJARAH MANUFAKTUR
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan
tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul
tahun 1683.Perkembangan proses manufaktur modern dimulai sekitar tahun 1980-an.
Terjadinya perang sipil membuat banyak kemajuan proses manufaktur di Amerika.
Eksperimen dan analisis pertama dalam proses manufaktur dibuat oleh Fred W. Taylor ketika
menerbitkan tulisan tentang pemotongan logam yang merupakan dasar-dasar dari proses
manufaktur. Kemudian diikuti oleh Myron L., Begemen sebagai pengembangan lanjutan
proses manufaktur. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan
baku menjadi produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material, dan tahaptahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang
diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang
kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagai berikut:
- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service
Karena sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki teknik
manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur biasanya menjadi bagian
dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan demikian banyak bidang ilmu di kedua
jurusan tersebut yang juga dipelajari di jurusan teknik manufaktur. Seperti yang telah
dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur,
yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk-produk yang pembuatannya melalui
berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa
obyek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang
lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang
berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana
seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah
ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi
benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Proses Pemotongan
Proses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak
digunakan (60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen mesin
yang lengkap. Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai penelitian
mengenai proses pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan. Proses pemotongan
logam adalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan sebagian
dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas potong dan pahat potong
sehingga terbentuk komponen seperti yang dikehendaki. Dalam istilah teknik, proses
pemotongan ini sering disebut dengan nama metal cutting process.
Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap
Benda Kerja
Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam
gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding movement).
Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan, maka proses pemotongan
dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang berlainan, yaitu :
1. Proses membubut (turning)
2. Proses menggurdi (drilling)
3. Proses mengefreis (milling)
4. Proses menggerinda rata (surface grinding)
5. Proses menggerinda silindris (cylindrical grinding)
6. Proses menyekrap (shaping, planing)
7. Proses menggergaji atau memarut (sawing, broaching)
Elemen Dasar Proses Pemotongan
Berdasarkan gambar teknik, di mana dinyatakan spesifikasi geometris suatu produk
komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemotongan yang telah disinggung di
atas harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya.
Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian
material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan cara menentukan penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah
berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu
pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap
perencanaan proses pemotongan. Dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen dasar
proses pemotongan, yaitu :
1. Kecepatan potong (cutting speed)
: v (m / min)
2. Kecepatan makan (feeding speed)
: vf (mm / min)
3. Kedalaman potong (depth of cut)
: a (mm)
4. Waktu pemotongan (cutting time)
: tc (min)
5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3 / min)
Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi
benda kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang
dapat diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu rumus
yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemotongan dapat berlainan.
Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat
Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap,
sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat
proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk
ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer
digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang.
Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.
C. Kesimpulan
Dalam proses manufaktur terdapat proses pemotongan. Proses pemotongan
ini dibedakan beberapa jenis, tergantung alat yang digunakan antara lain mesin bubut
yang digunakan untuk memotong dengan cara benda berputar, mesin frais yang proses
kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat
potong bermata banyak yang berputar.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur
http://slametbudiarto.weebly.com/proses-manufaktur.html
http://tm.ubaya.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=19&Itemid=27