Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

“PEMILIHAN PROSES MANUFAKTUR”

Disusun Oleh

Ismarni
MM 222210014

Sebagai syarat untuk mengikuti Mata Kuliah

Manajemen Operasional Strategik


Dosen Pengampu :
Dr. Husein Hj. Moh. Saleh, SE., MS
Dr. Syamsuddin, SE., M.Si

PROGRAM MAJISTER MANAJEMEN


PASCASARJANA STIE- PANCA BHAKTI PALU
TAHUN 2022
SURVEY LITERATUR
Kalpakjian Seroke, "Manufacturing Engineering and Technology", Addison-Wesley Pub.
Company, Last Edition.

Schey, John A., "Introduction to Manufacturing Processes", Mc Graw Hill Book Co. , Last
Edition

Amstead, B.M. P.F. Ostwald, M.l. Bagenan, "Manufacturing Processes", John Wiley &
Sons., Last Edition
MATERI POKOK

DASAR-DASAR PROSES MANUFAKTUR

Perkembangan proses manufaktur modern dimulai sekitar tahun 1980-an. Terjadinya perang
sipil membuat banyak kemajuan proses manufaktur di Amerika. Eksperimen dan analisis
pertama dalam proses manufaktur dibuat oleh Fred W. Taylor ketika menerbitkan tulisan
tentang pemotongan logam yang merupakan dasar-dasar dari proses manufaktur. Kemudian
diikuti oleh Myron L., Begemen sebagai pengembangan lanjutan proses manufaktur

Sejak pertama digunakannya mesin-mesin perkakas, secara perlahan berkecenderungan untuk


menggunakan mesin lebih efisien, yaitu dengan mengkombinasikan proses manufaktur
dan semakin digunakannya mesin sebagai pengganti manusia untuk menurunkan waktu
pemrosesan dan jumlah tenaga kerja.

Sejalan dengan perkembangan mesin-mesin produksi, kualitas proses manufaktur menjadi


tuntutan. Berkembangnya pemahaman tentang inchangeable mengharuskan pengendalian
dimensi produk secara ketat, sehingga proses perakitan dapat berjalan cepat, biaya rendah
khususnya pada produksi massal. Untuk menjaga agar dimensi produk tetap terkendali, maka
mengharuskan penyediaan fasilitas inspeksi yang memadahi.

Untuk menghasilkan produk yang kompetitif, maka menjadi penting untuk merancang
produk yang lebih murah, berkaitan dengan material, proses manufaktur atau pemindahan
dan penyimpanannya. Suatu produk dirancang mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan
korosi, mempunyai umur pakai yang panjang atau yang lain , namun demikian criteria
ekonomis tetap dipertimbangkan. Untuk komponen-komponen yang diproduksi secara masal,
perancangan disesuaikan denga mesin-mesin yang ada, yaitu untuk minimasi berbagai
macam waktu set-.up.

Pemilihan mesin atau proses manufaktur untuk menghasilkan produk merupakan


pengetahuan tentang metode proses manufaktur. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
pemilihan proses manufaktur meliputi jumlah produk, kualitas akhir produk, dan keterbatasan
dari peralatan yang ada. Kenyataanya, suatu produk dapat dibuat melalui berbagai macam
metode, tetapi secara ekonomis biasanya ada satu jalan yang dipilih.

PROSES PROSES MANUFAKTUR


Proses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda kerja dari bahan baku sampai
barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan. Suatu produk dapat dibuat
dengan berbagai cara, di mana pemilihan cara pembuatannya tergantung pada :
- Jumlah produk yang dibuat akan mempengaruhi pemilihan proses pembuatan sebelum
produksi dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan segi ekonomis.
- Kualitas produk yang ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Kualitas produk yang
akan dibuat harus mempertimbangkan kemampuan dari produksi yang tersedia.
- Fasilitas produksi yang dimiliki yang dapat digunakan sebagai pertimbangan segi
kualitas dan kuantitas produksi yang akan dibuat.
- Penyeragaman (standarisasi), terutama pada produk yang merupakan komponen atau
elemen umum dari suatu mesin, yaitu harus mempunyai sifat mampu tukar (interchangeable).
Penyeragaman yang dimaksud meliputi bentuk geometri dan keadaan fisik.

Pada dasarnya proses manufaktur benda kerja terutama yang berasal dari bahan logam dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Proses pengecoran
2. Proses pembentukan
3. Proses pemotongan
4. Proses penyambungan
5. Proses perlakuan fisik
6. Proses pengerjaan akhir.

Proses Pemotongan

Proses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak
digunakan (60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen mesin
yang lengkap. Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai penelitian
mengenai proses pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan.
Proses pemotongan logam adalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk
menghilangkan sebagian dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas
potong dan pahat potong sehingga terbentuk komponen seperti yang dikehendaki. Dalam
istilah teknik, proses pemotongan ini sering disebut dengan nama metal cutting process.

Klasifikasi Proses Pemotongan

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Jenis Pahat


Penggolongan dari proses pemotongan dapat ditinjau dari jenis pahat yang digunakan. Pahat
yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan sementara itu
permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki.
Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas dan dapat merupakan salah satu
dari berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk
akhir dari produk. Untuk itu, kita klasifikasikan dua jenis pahat yaitu :
1. Pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools)
2. Pahat bermata potong jamak (multiple points cutting tools)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap Benda
Kerja
Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam gerakan
yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding movement). Menurut jenis
kombinasi dari gerak potong dan gerak makan, maka proses pemotongan dikelompokkan
menjadi tujuh macam proses yang berlainan, yaitu :
1. Proses membubut (turning)
2. Proses menggurdi (drilling)
3. Proses mengefreis (milling)
4. Proses menggerinda rata (surface grinding)
5. Proses menggerinda silindris (cylindrical grinding)
6. Proses menyekrap (shaping, planing)
7. Proses menggergaji atau memarut (sawing, broaching)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Proses Generasi Permukaan


Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan, proses pemotongan dapat
diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan).
Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar yaitu :
1. Generasi permukaan silindris atau konis
2. Generasi permukaan rata lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.

Elemen Dasar Proses Pemotongan

Berdasarkan gambar teknik, di mana dinyatakan spesifikasi geometris suatu produk


komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemotongan yang telah disinggung di
atas harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya.
Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian
material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan cara menentukan penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah
berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu
pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap
perencanaan proses pemotongan. Dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen dasar
proses pemotongan, yaitu :
1. Kecepatan potong (cutting speed) : v (m / min)
2. Kecepatan makan (feeding speed) : vf (mm / min)
3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm)
4. Waktu pemotongan (cutting time) : tc (min)
5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3 / min)

Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi benda
kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat
diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu rumus yang
dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemotongan dapat berlainan.

Anda mungkin juga menyukai